Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
Kampus Tembalang, Semarang 50275 Telp/Fax. 024-7474698
email : Journalmarineresearch@gmail.com
Abstrak
Munculnya sifat resistensi dan infeksi patogenitas bakteri membuat para ilmuwan berupaya untuk
menemukan obat baru. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pemanfaatan organisme laut sebagai
agen antibakteri alami. Beberapa penelitian melaporkan aktivitas biologis Sargassum sp. dalam bidang
farmakologi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak Sargassum cinereum
terhadap bakteri E.coli dan S. epidermidis serta mengetahui golongan senyawa dan toksisitas ekstrak
S.cinereum. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling methods. Pengeringan sampel
dilakukan secara kering angin (air drying). Ekstraksi dilakukan secara bertingkat dengan menggunakan
tiga pelarut yang berbeda kepolarannya. Uji aktivitas antibakteri dilakukan menggunakan metode difusi
agar (Kirby-bauer) konsentrasi 100, 50, 25, 15, 5, 1, 0,5, dan 0,1 µg/disc dengan 3 kali pengulangan.
Analisis fitokimia dilakukan secara deskriptif kualitatif berdasarkan perubahan warna serta karakteristik
fisika kimia suatu golongan. Uji toksisitas dilakukan menggunakan larva A. salina umur 48 jam (instar
III/IV). Nilai toksisitas akut (LC50) dilakukan dengan menggunakan persamaan regresi linier. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak S. cinereum pelarut etil asetat memiliki aktivitas antibakteri
terbaik dengan zona hambat 5,08 ± 0,56 (bakteri E. coli) dan 6,69 mm ± 0,14 (bakteri S. epidermidis)
serta memiliki aktivitas bakteriosidal. Hasil analisis fitokimia menunjukkan ekstrak Sargassum cinereum
mengandung senyawa alkaloid (pelarut etil asetat), steroid (ketiga pelarut), saponin dan tanin (pelarut
metanol). Hasil uji toksisitas menunjukkan ekstrak S.cinereum pelarut etil asetat memiliki toksisitas yang
sangat toksik dengan nilai LC50-24 jam sebesar 24,25 ppm (sangat toksik kategori kronik).
Abstract
The emergence of resistance properties and pathogenic bacterial infections make the scientists
working to discover new drugs. One of the efforts is the use of marine organisms as a natural
antibacterial agent. Several studies have reported biological activity of Sargassum sp. in the field of
pharmacology. This study was to determine the antibacterial activity of S. cinereum extracts against E.
coli and S. epidermidis and to know the toxicity of this class of chemical compounds. Sampling was done
by purposive sampling methods. Drying is done used air drying. Extraction is done in stages using three
different solvent polarity. Antibacterial activity test was performed using agar diffusionmethod (Kirby-
bauer) concentrations 100, 50, 25, 15, 5, 1, 0,5, dan 0,1 µg/disc in 3 repetitions. Phytochemical analysis
conducted qualitative description based on color changes and characteristics of a group chemical physics.
Toxicity assay using A.salina larvae age of 48 hours (instar III/IV). Acute toxicity values (LC50) was
performed using a linear regression equation. The results showed that the extract of S.cinereum solvent
ethyl acetate has the best antibacterial activity with inhibition zone of 5.08 ± 0.56 (E. coli) and 6.69 ±
0.14 mm (bacteria S. epidermidis) and have bacteriocidal activity . Phytochemical analysis of the results
showed that the extract of S. cinereum generally contains alkaloid compounds ( solvent ethyl acetate),
steroids ( three solvents ), saponins and tannins (methanol solvent). The results of toxicity tests showed
Sargassum cinereum extracts the solvent ethyl acetate has a very toxic toxicity with 24h-LC50 values of
24.25 ppm (very toxic chronic category ).
*) Penulis Penanggungjawab
69
Journal Of Marine Research.
Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 69-78
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
72
Journal Of Marine Research.
Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 69--78
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
http://ejournal s1.undip.ac.id/index.php/jmr
serta berbeda secara nyata p<0,05. Sedangkan terbaik, hal ini diduga etil asetat memiliki sifat
untuk variabel konsentrasi dengan tujuh derajat hidrofilik dan lipofilik sehingga polaritas menjadi
bebas didapatkan nilai zona hambat terbesar optimum dan zat antimikroba yang diperoleh
terdapat pada konsentrasi 100 µg/disc serta menjadi maksimal (Harborne, 1987).
berbeda secara nyata p<0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Analisis Fitokimia Ekstrak S.cinerum
rumput laut Sargassum cinereum yang Hasil analisis fitokimia ditunjukkan pada
diekstraksi menggunakan pelarut n-heksana tabel 6 berikut.
memiliki aktivitas bakteriostatis, sedangkan
yang diekstraksi menggunakan pelarut etil Tabel 6. Analisis Fitokimia Ekstrak S.cinereum
asetat dan metanol memiliki aktivitas
bakteriostatis maupun bakteriosidal. Menurut
Madigan et al. (2011), agen bakteriostatik
bekerja menghambat sistesis protein dengan
cara mengikat sementara ribosom suatu
organisme. Ikatan tersebut tidak begitu kuat
sehingga ketika konsentrasi dan stabilitas
menurun, agen antimikroba akan melepaskan
ribosom sehingga bakteri dapat tumbuh
kembali. Hal ini berbeda dengan mekanisme
agen bakteriosidal yang bekerja dengan
mengikat kuat sel-sel target, tidak dilepaskan
kembali serta sel-sel mikroorganisme akan
dibunuh.
Pelczar dan Chan (2005) dalam Yudha Hasil fitokimia ekstrak Sargassum
(2008) menyatakan bahwa setiap bakteri cinereum menunjukkan bahwa senyawa
memiliki kerentanan yang berbeda terhadap fitokimia yang berhasil dideteksi antara lain
sifat fisik dan kimia yang dimiliki oleh senyawa alkaloid pada pelarut etil asetat, saponin dan
antibakteri. Selain itu, sifat resistensi terhadap tanin pada pelarut metanol dan steroid pada
senyawa antimikroba dapat disebabkan oleh ketiga pelarut.
sifat yang dimiliki mikroorganisme itu sendiri. Keberadaan senyawa antibakteri pada
Talaro et al. (2009) menambahkan bahwa S.cinereum merupakan hasil metabolisme
bakteri S.epidermidis termasuk bakteri gram sekunder yang berfungsi sebagai bentuk
positif yang terdiri atas satu lapisan sedangkan pertahanan diri terhadap lingkungan yang tidak
bakteri E.coli yang merupakan bakteri gram menyenangkan (sengatan sinar UV), orgamisme
negatif yang memiliki susunan dinding sel lebih herbivora, organisme fouling, maupun bakteri
kompleks serta dinding selnya tersusun atas patogen (Anadhan dan Kumari, 2011)
membran luar yang terdiri dari lipopolisakarida Robinson (1991) dalam Juliantina et al.
dan lipoprotein yang berfungsi sebagai (2010) menyatakan bahwa kemampuan
penghalang masuknya desinfektan maupun senyawa alkaloid sebagai antibakteri dilakukan
senyawa antibakteri. dengan mengganggu komponen penyusun
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan
zona hambat yang terbentuk antara pelarut sel bakteri tidak terbentuk secara utuh dan
yang satu dengan lainnya berbeda. Perbedaan menyebabkan kematian sel pada bakteri
zona hambat merefleksikan senyawa bioaktif tersebut.
yang terkandung dalam ekstrak S.cinereum Menurut Cowan (1999) dalam
pada pelarut yang berbeda. Talaro et al. (2009) Hardiningtyas (2009), steroid memiliki
menambahkan bahwa aktivitas antibakteri mekanisme penghambatan bakteri dengan
dipengaruhi oleh konsentrasi ekstrak, merusak membran sel bakteri dengan
kandungan senyawa antibakteri, daya difusi meningkatkan permeabilitas sel, sehingga
ekstrak dan jenis bakteri yang dihambat. Hasil terjadi kebocoran sel yang diikuti keluarnya
penelitian ini juga menunjukkan bahwa ekstrak material interaseluler.
dengan pelarut etil asetat menunjukkan hasil
75
Journal Of Marine Research.
Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 69-78
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
Kesimpulan
Ekstrak S.cinereum yang diekstraksi
dengan pelarut n-heksana, etil asetat dan
Hasil pengujian aktivitas antibakteri metanol memiliki aktivitas antibakteri terhadap
pelarut terbaik (etil asetat) kemudian bakteri E.coli dan S.epidermidis. Hasil uji
dilanjutkan analisis toksisitas menggunakan aktivitas antibakteri terbaik ditunjukkan oleh
metode BSLT. S.cinereum yang diekstraksi dengan pelarut etil
Hasil uji toksistas Ekstrak S.cinereum asetat dimana zona hambat yang terbentuk
terhadap larva A.salina pengamatan 24 jam 5,08 mm (E.coli) dan 6, 69 mm (S.epidermidis)
menunjukkan kematian 50% hewan uji (LC 50) serta bersifat bakteriosidal. Secara umum
didapatkan pada konsentrasi 24,25 ppm dengan S.cinereum mengandung senyawa kimia
persamaan regresi y= 0.106 + 47,43 serta golongan alkaloid, steroid, saponin dan tanin
bersifat sangat toksik (kronik). dengan nilai toksisitas LC 50 (24 jam) sebesar
24,25 ppm (sangat toksik kategori kronik).
76
Journal Of Marine Research.
Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 69-78
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
Harborne. J. B. 1987. Metode Fitokimia edisi ke- Sari, L.O.R.K. 2006. Pemanfaatan Obat
2. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Tradisional dengan Pertimbangan
243 hal. Manfaat dan Keamanannya. [Review].
Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol III. No.1.
1-7 hal.
77
Journal Of Marine Research.
Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 69-78
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
Sonia, G.A.S., Lipton, A.P., Raj R. Paul., 2009. Vijayabaskar, P. Vaseela. N. Thirumaran G.
Lethal concentration of methanol extract 2012. Potential antibacterial and
of sponges to the brine shrimp, Artemia antioxidant properties of a sulfated
salina. 1-4 hal. polysaccharide from the brown marine
algae Sargassum swartzii. 0421−0428
Suparno. 2012. Kajian Pertumbuhan dan hal.
Bioakvitas Antibakteri Spons Laut Widowati I, Susanto A.B, Stiger-Pouvreau V,
Petrosia nigricans yang Bourgougnon N. 2013. Potentiality of
ditransplantasikan pada Lingkungan using spreading Sargassum species from
Perairan yang Berbeda. [Disertasi]. Jepara,Indonesia as an interesting source
Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian of antibacterial and antioxidant
Bogor. Bogor. 393 hal. compounds: a preliminary study. 21 st
International Seaweed Symposium.
Suryono, dan Yudhiati E. 2011. Toksisitas Seaweed Science for Sustainable
Ekstrak Metanol Spirullina sp. terhadap Prosperity.[Accepted].Bali-Indonesia.
nauplii Artemia sp. Buletin Oseanografi
Marina. Volume: 1.hal : 1-6. Xu, N. Fan X, Yan X, Tseng C. K. 2004
Screening marine algae from China for
Susanti, C.M.E. 2000. Autokondensat tanin their antitumor activities. Journal of
sebagi perekat kayu lamina. Jurusan IPK. Applied Phycology 16: DOI:
Program pasca sarjana IPB. Bogor. 10.1007/s10811-005-5508-5. 451–456p.
[Disertasi]. 69 hal.
Yudha, A.P. 2008. Senyawa Antibakteri dari
Talaro, K.P., Marjorie K.C., Barry Chees. 2009. mikroalga Dunaliella sp pada umur panen
Foundations in Microbiology. 7th edition. yang berbeda. Program studi teknologi
Publishe by Mc. Graw-Hill. Inc.,1221. hasil perikanan. Fakultas Perikanan dan
Avenue of Americas, New York. ISBN: Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
978-0-07-128445-5. 60 hal.
78