Abdul Aziz
SMP Negeri 2 Kota Tegal, Jawa Tengah
Abstrak
Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah layanan konseling kelompok dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Subyek penelitian yaitu 8 siswa kelas IX D dengan metode
pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Teknik
analisis data dalam penelitian ini menggunakan tindakan deskriptif kuantitatif dan analisis
observasi. Hasil pelaksanaan layanan konseling kelompok untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa mendapatkan skor rata-rata 84,54.
PENDAHULUAN
Sekolah sebagai salah satu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan formal mempunyai
peranan yang amat penting dalam usaha mendewasakan siswa dan menjadikannya sebagai anggota
masyarakat yang berguna. Hal ini berarti sekolah turut bertanggung jawab tercapainya suatu tujuan
yang telah ditetapkan.
Perlu dipahami bahwa masing masing individu memiliki karakter yang berbeda-beda, ada
yang memiliki daya serap yang cepat, ada yang sedang dan ada yang lambat. Karena perbedaan
inilah yang dapat menimbulkan masalah kesulitan belajar, sedang siswa yang pandai akan jenuh
apabila proses pembelajaran disamakan dengan yang lambat belajar.
Penulis sebagai guru BK di UPTD SMP 2 Tegal, telah memperoleh informasi dari beberapa
guru mapel, bahwa siswa di kelas IX D, masih ada siswa yang memperoleh nilai di bawah kriteria
ketuntasan minimal dan pada saat belajar masih ada siswa yang tidak memperhatikan guru,
berbicara dengan temannya, dan pada saat ulangan masih ada yang menengok ke kiri dan ke kanan
dengan harapan akan memperoleh jawaban dari temannya sehingga hal tersebut dapat mengganggu
konsentrasi belajar teman yang lainnya, serta masih ada yang lupa mengerjakan tugas yang
diberikan oleh bapak/ibu guru.
Permasalahan tersebut disebabkan oleh kurang minat terhadap pelajaran, kekurangan sarana
belajar, kekurangan kesempatan atau waktu untuk belajar, suasana sosio-emosional di rumah
kurang memungkinkan untuk belajar dengan baik, dan suasana sosial-emosional sekolah yang
kurang memungkinkan siswa belajar dengan baik.
Menurut Slameto (2003) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar merupakan suatu bentuk
pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah
1
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 1, Januari 2015
laku baru yang diperoleh dari pengalaman atau latihan. Tingkah laku yang baru ini misalnya dari
tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian-pengertian baru, perubahan sikap, kebiasaan-
kebiasaan, keterampilan, kesanggupan menghargai, perkembangan sifat-sifat sosial, emosional dan
pertumbuhan jasmaniah.
Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa
setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah
laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian
diwujudkan dalam angka atau pernyataan.
Belajar adalah inti dari kegiatan sekolah, maka guru berkewajiban untuk membantu
mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi siswa yang bersangkutan. Ketercapaian perkembangan
siswa diperlukan tiga komponen yakni : 1. Program kurikulum 2. Administrasi, 3. Bimbingan dan
Konseling yang terarah. Ketiga komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang integral.
Menurut Hendarno (2003) bahwa peranan Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah
memberikan bantuan untuk mengatasi masalah siswa sehingga anak didik dapat belajar dengan baik
atau dapat memperoleh keberhasilan secara optimal. Bimbingan dan Konseling berfungsi untuk
mengembangkan potensi yang satu dengan yang lainnya. Potensi tersebut berkembang menjadi
suatu kemampuan tertentu dalam sifat sifat yang nampak pada diri seseorang tidak ada yang persis
sama, itulah keunikan seseorang. Layanan Bimbingan dan Konseling ini diberikan secara khusus
oleh guru pembimbing / konselor kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam bidang
pembelajaran, agar mereka dapat mandiri, memiliki kepercayaan diri, sehingga mereka akan dapat
memecahkan masalah sendiri.
Menurut Prayitno (2004) Layanan konseling kelompok adalah layanan konseling perorangan
yang dilaksanakan dalam suasana kelompok. Disana terjadi hubungan konseling dalam suasana
yang diusahakan sama seperti konseling perorangan yaitu hangat, permisif, terbuka, penuh
keakraban, mengungkapkan masalah klien penelusuran sebab-sebab timbulnya masalah, upaya
memecahkan masalah dan kegiatan evaluasi dan tindak lanjut.
Keunggulan yang diberikan oleh layanan konseling kelompok ternyata lebih ekonomis dan
efisiensi. Dinamika perubahan yang terjadi ketika layanan itu berlangsung juga amat menarik
perhatian. Dalam layanan kelompok interaksi antar individu anggota kelompok merupakan sesuatu
yang khas, yang tidak mungkin terjadi pada konseling perorangan. Dengan interaksi sosial yang
intensif dan dinamis selama berlangsungnya layanan, diharapkan tujuan layanan dapat tercapai
lebih mantap.
Rumusan penelitian ini yaitu Apakah dengan layanan konseling kelompok dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa? Sedangkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui
apakah layanan konseling kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Prosedur penelitian
tindakan kelas menurut Arikunto (2009) model bagan penelitian tindakan secara garis besar terdapat
4 tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4)
Refleksi.
Penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai
dengan Mei 2013 bertempat di SMP Negeri 2 Tegal dengan subjek penelitian yaitu 8 siswa kelas IX
D. Metode pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Agar data
yang di kumpulkan untuk penelitian valid maka dalam proses pengumpulan data dilakukan untuk
waktu siklus yang meliputi (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Evaluasi dari tindakan.
2
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 1, Januari 2015
Pelaksanaan layanan konseling kelompok sebelum adanya tindakan atau pada kondisi awal,
dari hasil observasi 30 siswa terdapat 8 siswa yang tergolong kriteria rendah prestasi belajarnya.
Hasilnya dapat dilihat lebih jelas pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Rata-rata Hasil Belajar sebelum Tindakan
Hasil Belajar Rata-rata
Sebelum Tindakan 78,48
Dari bagan di atas bisa dideskripsikan bahwa rata-rata hasil belajar siswa masih dibawah
KKM dengan rata-rata 78,48. Dari data ini maka sangat mendukung perlunya diberikan layanan
konseling kelompok untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Siklus I
Perencanaan
Pada tahap perencanaan penelitian siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu mendata
siswa yang memiliki masalah prestasi belajar rendah, menyiapkan satuan layanan konseling
kelompok, menyiapkan blangko observasi yang akan digunakan untuk mengamati siswa pada saat
berlangsungnya kegiatan konseling kelompok.
Tindakan
Tahap Pembentukan
Pemimpin kelompok menerima secara terbuka dan mengucapkan terima kasih kepada
anggota kelompok.
Pemimpin kelompok mempersilahkan kepada salah satu anggota untuk memimpin berdoa.
Pemimpin kelompok menjelaskan pengertian konseling kelimpok.
Pemimpin kelompok menjelaskan tujuan konseling kelompok.
Pemimpin kelompok menjelaskan cara pelaksanaan konseling kelompok.
Pemimpin kelompok menjelaskan azas azas konseling kelompok.
Pemimpin kelompok mempersilahkan untuk saling mengenal tentang nama dan alamat.
Tahap Peralihan
Pimpinan kelompok menjelaskan kembali konseling kelompok
Pemimpin kelompok menanyakan tentang kesiapan anggota kelompok untuk kegiatan
lanjutan
Pemimpin kelompok sebaiknya mengenali suasana anggota kelompok secara keseluruhan /
sebagian belum siap untuk memasuki tahapan berikutnya dan menguasai suasana tersebut.
Pemimpin kelompok memberi contoh masalah pribadi yang dapat dikemukakan dan dibahas
dalam kelompok, berkaitan dengan pemanfaatan waktu dalam belajar.
Tahap Kegiatan
Pemimpin kelompok menjelaskan masalah pribadi yang hendaknya dikemukakan oleh
anggota kelompok adalah masalah yang berkaitan dengan pemanfatan waktu dalam belajar
Pemimpin kelompok mempersilahkan anggota untuk mengemukakan masalah pribadi
masing masing secara bergantian
3
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 1, Januari 2015
Siklus II
Perencanaan
Perencanaan tindakan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I, namun ada sedikit
perbedaan pada data hasil belajar siswa yang mencerminkan rendah prestasi belajarnya setelah
siklus I. Dan langkah-langkah untuk perencanaan tindakan adalah sebagai berikut : mendata siswa
yang memiliki masalah prestasi belajar rendah, menyiapkan satuan layanan konseling kelompok,
menyiapkan blangko observasi yang akan digunakan untuk mengamati siswa pada saat
berlangsungnya kegiatan konseling kelompok.
Tindakan
Tahap Pembentukan
Pemimpin kelompok menerima secara terbuka dan mengucapkan terima kasih kepada
anggota kelompok.
Pemimpin kelompok mempersilahkan kepada salah satu anggota untuk memimpin berdoa.
Pemimpin kelompok menjelaskan pengertian konseling kelimpok.
Pemimpin kelompok menjelaskan tujuan konseling kelompok.
Pemimpin kelompok menjelaskan cara pelaksanaan konseling kelompok.
Pemimpin kelompok menjelaskan azas azas konseling kelompok.
Pemimpin kelompok mempersilahkan untuk saling mengenal tentang nama dan alamat.
Tahap Peralihan
Pimpinan kelompok menjelaskan kembali konseling kelompok
4
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 1, Januari 2015
Adapun perbandingan hasil belajar siswa sebelum tindakan dan sesudah tindakan dapat
dilihat tabel 4.2 sebagai berikut:
5
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 1, Januari 2015
86 84.54
83
84
82
80 78.48
78
76
74
Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II
SIMPULAN
UCAPAN TERIMAKASIH
DAFTAR PUSTAKA