Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PENGORGANISASIAN INFORMASI/PENGETAHUAN
DALAM INGATAN MANUSIA

Oleh :
Nur Kholis Hidayati S.Pd.I
19051802710179
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak.
Proses berpikir merupakan proses yang kompleks dan tidak dapat dilihat secara
langsung bagaimana otak bekerja dan informasi diolah. Informasi yang diterima
melalui alat indera akan dipersepsikan oleh bagian-bagian yang berfungsi secara
khusus. Berpikir juga dapat dikatakan sebagai proses pengorganisasian informasi
dalam ingatan. Berpikir mencakup banyak aktivitas mental. Berpikir dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) diartikan sebagai menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan
dan memutuskan sesuatu; menimbang-nimbang dalam ingatan. Semua informasi yang kita
peroleh terekam di dalam ingatan. Akan tetapi, tidak semua informasi tersebut dapat
bertahan lama dalam ingatan atau hilang karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Ketika individu memperoleh suatu informasi, secara tidak langsung otak akan memproses
informasi tersebut. Apabila dalam pemrosesan tersebut terdapat perhatian (attention)
pada informasi yang diperoleh, maka akan menghasilkan suatu pemahaman. Teori
pemrosesan informasi didasari oleh asumsi bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat
penting. Dalam proses pembelajaran terjadi adanya proses informasi kemudian diolah
sehingga menciptakan suasanya yang terencana, dan suasana pembelajaran yang
mendukung (Ellen, 2016:225). Teori pemrosesan informasi ini merupakan teori
kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan
pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin, 2000: 175). Teori ini menjelaskan
bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup
lama. Oleh karena itu perlu menerapkan model pembelajara tertentu yang dapat
memudahkan semua informasi diproses dalam otak melalui beberapa indera.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.Bagaimana pengorganisasian informasi/pengetahuan dalam ingatan manusia?
2.Bagaimana model pembelajaran pemrosesan informasi?
C.Tujuan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui dan
memahami:
1.Pengorganisasian informasi dalam ingatan manusia
2.Model pembelajaran pemrosesan informasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengorganisasian Informasi dalam Ingatan Manusia
Ingatan manusia dibagi menjadi dua, yaitu; memori Jangka Pendek (Short
Term Memory atau STM) : Memori yang memiliki kapasitas terbatas dan hanya berlangsung selama
20-30 detik dalam keberadaannya; dan Memori Jangka Panjang (Long Term Memory
atau LTM) : Memori yang tidak memiliki batasan kapasitas dan berlangsung mulai dari hitungan menit
hingga selamanya (Rehalat, 2014). Ingatan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai alat
(daya batin) untuk mengingat atau menyimpan sesuatu yang pernah diketahui (dipahami,
dipelajari, dan sebagainya). Informasi yang kita peroleh terekam di dalam ingatan melalui
proses berpikir. Informasi yang masuk kemudian diproses dan tersimpan berkaitan erat dengan
kemampuan kognisi seseorang (Frishammar, 2002). Dengan kata lain, pemrosesan informasi
dipengaruhi oleh faktor memori dan kognisi termasuk kecerdasan seseorang (Frishammar,
2002). Resnick (1981) berpendapat bahwa dalam psikologi pemrosesan informasi memfokuskan pada
struktur pengetahuan dan pada mekanisme dimana pengetahuan dimanipulasi, ditransformasi
dan dihasilkan dari proses beberapa pemecahan masalah. Pemrosesan informasi
didalam pikiran berlangsung terus-menerus selama adanya informasi baru yang masuk dalam
pikiran.
Komponen pemrosesan informasi dipilah berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas, bentuk
informasi, serta proses terjadinya. Komponen tersebut adalah:
1. Sensory Memory (SM)
Sensory Memory (SM) merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar. Di
dalam SM informasi ditangkap dalam bentuk aslinya, bertahan dalam waktu sangat
singkat, dan informasi tadi mudah terganggu atau berganti. 2.
2. Working Memory (WM)
Working Memory (WM) diasumsikan mampu menangkap informasi yang
diberi perhatian oleh individu. Karakteristik WM adalah memiliki kapasitas terbatas
(informasi hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik tanpa pengulangan) dan
informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya.
3. Short Term Memory (STM)
Short Term Memory (STM) atau memori jangka pendek memiliki kapasitas yang kecil
sekali, namun sangat besar peranannya dalam proses memori, yang merupakan tempat dimana
kita memproses stimulus yang berasal dari lingkungan kita.
B. Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi

Teori pemrosesan informasi merupakan teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan
pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin, 2000: 175).
Teori pemrosesan informasi ini didasari oleh asumsi bahwa pembelajaran merupakan faktor
yang sangat penting. Dalam proses pembelajaran terjadi adanya proses informasi kemudian
diolah sehingga menciptakan suasanya yang terencana, dan suasana pembelajaran yang
mendukung. Teori kognitif lebih menekankan pada proses belajar daripada hasil belajarnya. Proses
belajar tidak hanya sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon melainkan
tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi
yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Menurut Rehalat (2014) model pembelajaran
pemrosesan informasi adalah model pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas yang terkait
dengan kegiatan proses atau pengolahan informasi untuk meningkatkan kapabilitas siswa
melalui proses pembelajaran. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta
didik. Model ini berdasarkan teori belajar kognitif sehingga model tersebut berorientasi pada
kemampaun siswa memproses informasi dan sistem-sistem yang dapat memperbaiki kemampuan
tersebut. Model pemrosesan informasi ini didasari oleh teori belajar kognitif (Piaget) dan
berorientasi pada kemampuan peserta didik memproses informasi yang dapat memperbaiki
kemampuannya. Pemrosesan Informasi merujuk pada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari
lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep, dan menggunakan
simbol verbal dan visual. Ilmu kognisi (cognitive science) merupakan kajian mengenai
inteligensi manusia, program computer, dan teori abstrak dengan penekanan pada perilaku
cerdas, seperti perhitungan (Simon & Kaplan, 1989). Teori pemrosesan informasi kognitif
dipelopori oleh Robert Gagne (1985). Asumsinya adalah
BAB III
SIMPULAN

Kesimpulan
Pemrosesan informasi di dalam pikiran berlangsung terus-menerus selama adanya
informasi baru yang masuk dalam pikiran. Psikologi pemrosesan informasi memfokuskan pada
struktur pengetahuan dan pada mekanisme dimana pengetahuan dimanipulasi, ditransformasi dan
dihasilkan dari proses beberapa pemecahan masalah. Stimulus yang masuk melalui pancaindra
diterima oleh sensory memory. Sensory memory menyimpan semua informasi sensorik (visual,
pendengaran, penciuman, dan haptic) untuk periode yang sangat singkat dalam bentuk
sensoriknya yang mentah. Melalui perhatian yang selektif (selective attention) informasi
dipindahkan ke dalam kesadaran dan memori jangka pendek (short term memory), sedangkan informasi
yang tidak lolos attention dilupakan. Hubungan antara memori jangka pendek dan memori
kerja (working memory) masih belum jelas namun diibaratkan jika memori jangka pendek adalah memori
sadar maka maka memori kerja adalah setara dengan catatan post-it. Selanjutnya dengan rehearsal
dan encoding informasi yang telah dipelajari disimpan di memori jangka panjag (long term
memory). Model pembelajaran pemrosesan informasi adalah model pembelajaran yang menitikberatkan
pada aktivitas yang terkait dengan kegiatan proses atau pengolahan informasi untuk meningkatkan
kapabilitas siswa melalui proses pembelajaran. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif
peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai