P E N E R B I T :
I
A K | i I S
i .......
Jusuf W ibisono’s.
Penerbit 8. Pustaka-:
jflü u la n - i J'iii:-;
Dj. TeuKH YO
í, : ^ V ’ « '
•' • 1 '
Call Number
T J E T A K A N K E II
’S 6 2012
r?
5^%.Uoi}i9C^tas Indonesia ¿•V
Perpustakaan
Sambutan pers tentang b u k u :
D ASAR-DASAR E K O N O M I D A L A M IS LA M
Oleh: Z. A. A H M A D .
Bintang, Medan.
Ruku Dasar- ekonomi dalam Islam oleh Z. A. Ahmad mem
bawa pengupasan baru dalam soal jang hangat dewasa ini. Buku
ini sebagai mutiara dalam perpustakaan Islam di Indonesia.
Sctmku f 12,50.
Penerbit, Pendjual :
^USTAKA ISLAM Djakarta
IS I B U K U :
2. Bab I.
Asal dan arti kata sosialisme .................................... „ 6— 9
3 Iiab II.
Pelbagai aliran sosialisme .......................................... „ 10 — 22
4. Bab III.
Sosialisme ’ilmijah ....................................................... „ 23 — 32
5. Bab IV. -
Komunisme ...................... ......................................... „ 33— '45
6.( Bab V.
Gerakan Kristen sosial ............................................. „ 46 — 51
7. Bab VI.
Kesamaan dan perbedaan Islam dan sosialisme Marx „ 52 — 63
, j
8. Bab V II.
Kesamaan dan perbedaan Islam dan Komunisme...... „ 64 — 77
FAiv. HUXU.-1
Tanggal f 5 ~ JJ —'S i
....J L M jj ,,
P E N D A H U L U A N .
E P E R A M P A T abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa
S kan perlunja ada karangan tentang sosialisme dibandingkan
dengan Islam. Kemudian ditulislah olehnja sebuah kitab tentang
...Islam dan sosialisme”.
Dia didorong ‘menulis itu, berhubung dengan adanja aliran
politik kuat jang berpendapat bahwa sosialismelah jang akan da
pat melepaskan bagian ummat manusia jang sengsara didunia ini
dari penderitaannja. Lagi pula untuk membantah tuduhan2 ter
hadap Islam, bahwa agama Islam hanja menghendaki keselamatan
orang-orang jang memeluknja sadja, dan bukan keselamatan
lain-lain orang djuga dalam masjarakat, dan bahwa agama Islam
itu „tidak tjakap menuntut atau memadjukan keperluan politik,
sosial dan ekonomi”.
Buku serupa itu memang perlu sangat, oleh karena sosialisme
adalah aliran politik jang tidak dapat diabaikan, sehingga partai2
Islam, dengan sendrinja harus menentukan sikap mereka terhadap
gerakan itu, seperti di negeri2 barat kaum Kristen djuga telah
menentukannja.
Tjaranja Tjokroaminoto mengupas masalah ini, tepat seperti
M. H. Kidwai dari India dalam kitabnja „Islam and Socialism”
(1912), jang memang ditjontoh olehnja. Tidak diperbintjangkan
disitu, bagaimanakah pandangan Islam terhadap sosialisme iang
diadjarkan oleh Karl Marx, melainkan diuraikan disitu bahwa
islam tjotjok dengan sosialisme, sosialisme dalam arti jang luas.
Aliran sosialisme, seperti kelak akan diuraikan lebih pandjang,
dapat dibagi atas dua bagian besar, jaitu : sosialisme jg berdasar
atas peladjaran2 Marx dan sosialisme jg berdasar atas peladjaran2
sardjana2 jang lain, jang disebut „niet-Marxistisch socialisme”.
Tang terpenting ialah sosialisme Marx, karena aliran inilah jang
membuka halaman baru dalam sedjarah manusia.
Sesudah perang dunia kedua, aliran sosialisme tambah penting
artinja, karena tidak sadja timbulnja Riisia mendjadi negara besar
jang kedua di dunia, melainkan karena djuga di Eropa tambah
meluas aliran itu sehingga dapat dikatakan bahwa dinegara2 tadi
tidak mungkin pemerintah dibentuk djika tidak dapat bantuan
dari partai-partai jang berhaluan sosialisme.
Pun di Asia, sosialisme Marx mendjadi aliran politik jang pen
ting pula. Dalam Republik kita, aliran ini mempunjai banjak
pengikut2 diantara kaum terpeladjar, dan partai-partai jang ber
ideologi aliran itu, mendapat kedudukan jang demikan kuatnja
sehingga mereka selama 2]/2 tahun pada permulaan revolusi kita,
menguasai haluan perdjoangan kita.
Seperti dikatakan diatas, jang terpenting ialah sosialisme Marx.
Menurut W . Banning, k.l. 1/6 dari seluruh ummat manusia me
meluk paham komunisme, jang asalnja dari teori-teori Marx.
(„Hedendaagse Sociale Bewegingen”, 1948). Dengan kemenangan
Mao Tse Tung di Tiongkok, arti gerakan komunisme di Asia
tambah besar bagi negara2 lain sekitarnja. Orang2 jang dikuasai
ideologi Marxisme, bukan lagi 1/6, melainkan mendjadi k.l. ÿ î
dari seluruh dunia.
Maka bagi kita, ummat Islam Indonesia, adalah suatu kewa-
djiban untuk mengenal lebih dekat Marxisme ini, untuk menje-
lidiki lebih saksama seberapa djauhkah agama Islam berbedaan,
sedjalan atau bertentangan dengan paham ini. Dengan mengenal
lebih dekat aliran ini, kita dapat mengurangi kesalahan paham
jang tidak perlu, jang hanja merugikan perdjoangan kita sadja;
dapat menghargai anasir2 jang memang berguna bagi kita dan
dapat memperkaja pengetahuan para kader politik kita.
Diantara mereka jang menggabungkan diri dalam gerakan2
jang berdasar atas Marxisme, ada djuga jang berkajakinan
agama Islam. Rupa-rupanja mereka itu belum insjaf betul, apakah
dalam isme tersebut jang bertentangan hebat dengan peladjaran2
Islam, dan betapakah ketjakapan Islam untuk menjusun masja-
rakat baru jang adil dan makmur.
Mungkin diantara mereka ada jang bermakud mendjadi „reli-
o-ieus socialist”, akan tetapi antara „religieus socialisme” dan
Marxisme ada perbedaan fundamenteel, sehingga seorang reli
gieus socialist seharusnja tidak bisa mendjadi nnggauta sesuatu
partai jang berdasar Marxisme tulen.
Menjedihkan sangat ialah, bahwa diantara pengikut2 P.K.I. —
M uso jang" melawan kedjam lain-lain golongan jang mereka ang
gap sebagai golongan bordjuis, ada pula orang2 jang berkejakinan
Islam betul2. Teranglah bahwa paham mereka tentang Marxisme
dan komunisme itu masih samar2 sekali.
Rupa-rupanja mereka itu berpendapat, bahwa asal sadja orang'
mengedjar tjita-tjita keadilan sosial dan melawan kolonialisme,
maka orang sudah mendjadi Marxis atau komunis.
Sosialisme M arx memang menarik sangat kaum proletar di
negara2 jung berindustri, jang industri2 itu dikuasai oleh kaum
kapitalis; menarik sangat sebagian dari bangsa- djadjahan, karena
dia mcngadjarkan dengan setjara ilmu pengetahuan bahwa kapi-
lisme pada suatu waktu pasti akan rurituh, dan bahwa waktu itu
sudah dekat. Apabila kapitalisme itu sudah runtuh, lalu akan da
tanglah masjarakat sosialis jang akan membawa kebahagiaan jang
sebesar-besarnja bagi kaum proletar, kaum jang sekarang dihisap
dan ditekan oleh kaum kapitalis. Maka mudah dimengerti, bahwa
teori-teori bapak gerakan kaum buruh itu, dapat memikat hati
sebagian dari bangsa-bangsa djadjahan.
Sebelum perang dunia kedua, hampir semua bangsa2 Islam
didjadjah oleh bangsa- barat. Meskipun demikian, sepandjang
saja tahu, tidak ada seorang sardjana Islam pun jang menaruh
tjukup perhatian kepada pembela besar kaum tertindas ini, se
hingga dia sudi mengupas teori-teori Marx dari sudut Islam jang
luas dalam seperti sardjana2 barat jang anti-Marx, atau menjusun
sendiri teori2, berdasar atas peladjaran2 Islam tentang bagaima
nakah tjaranja mcrobah susunan dunia sekarang ini dimana kaum
kapitalis meradjalela, dan jang dapat mejakinkan kaum proletar
dan bangsa2 djadjahan, bahwa tjara ini mungkin dilaksanakan.
Uraian M. Barazi dalam bukunja „islamisme et Sosialisme” (1929),
meskipun agak lebih dalam dari pada Kidwai, masih kurang dalam
mengupas peladjaran2 Marx jang pokok, seperti historisch-material-
isme, perdjoangan kelas, diktatur proletar, dan teori negara.
Dalam negara seperti Indonesia, dimana kebanjakan kaum
terpeladjar masih asing dari pada, agama Islam, tidak meng
herankan kalau para politikus2 diantara mereka itu, lebih dulu
mentjari pedoman pada teori2 Marx dari pada peladjaran2 agama
Islam, apalagi kalau mereka itu berpendapat bahwa politik tidak
ada sangkut" pautnja dengan agama atau moral, bahwa Islam i fu
penghalang kemadjuan. Mereka tidak mengerti bahwa sebenarnja
•>ntara Islam dan lain2 agama ada perbedaan2 dasar.
' Maksud karangan ini ialah, menjelidiki. apakah jang tjotjok dan
nakah jang bertentangan antara Islam dan sosialisme Marx
terta* komunisme. Mula2 akan ditjeritakan dengan pendek teori-'
latiani2 aliran itu, kemudian akan ditindjau Marxisme dan Le
n i n i s m e - Stalinisme dari sudut Islam.
Baei kalangan diluar Islam, karangan mi mudah-mudahan da-
- 1 memberi pengetahuan bahwa agama Islam tidak begitu steriel
dan kolot seperti mereka mengira.
BAB I.
P E L B A G A I A L IR A N S O S IA L IS M E .
T
ENTANG pembagian sosialisme dalam golongan-golongan ini,
d juga tidak ada kesatuan paham diantara penuhs-penu is. r.
M . van der Goes van Naters umpamanja m em baginja aa am g
longan, ja ’ni:
1. Utopisch socialisme,
2. Reformatorisch socialisme,
3. Anarchistisch socialisme,
4. Wetenschappelijk socialisme,
5. Religieus socialisme,
6. Conservatief socialisme,
7. Corporatief socialisme,
8. Nationaal socialisme,
9. Democratisch socialisme.
Lebih dulu akan saja terangkan dalam bab ini dengan pendek
apakah isinja masing-masing isme itu, kemudian dalam bab-bab jang
akan datang akan dibit j arakan lebih pandjang beberapa matjam sosia
lisme jang terpenting.
1. Sosialisme Chajali ialah sosialisme jang ditjita-tjitakan oleh
para sosialis terkemuka pada tengah abad jang ke 19, seperti Saint
Sintion (1760-1825), Fourier (1772-1837) di Prantjis, dan © w en
(1771-1857) di Inggris. Mereka diedjek oleh M arx sebagai sosialisme-
utopis atau chajali, karena mereka pertjaja, bahwa dunia dapat diper
baiki dengan undang-undang, dengan keputusan radja atau dengan
bantuan hartawan seperti jang diharap-harapkan oleh Fourier. Mereka
minta bantuan dari masjarakat, dari golongan jang menguasainja
dengan mengingatkan orang-orang itu kepada keadilan dan kesusi
laan, padahal dipandang dari sudut ilmijah, usaha demikian itu,
sedikitpun tidak akan membawa hasil, kata M arx. Mereka hendak
menjusun masjarakat baru dengan tidak mengetahui filsafat sedjarah,
hanja menurut gambaran jang keluar dari kepala mereka sadja.
Seperti R. Owen mentjoba mentjiptakan masjarakat baru setjara
ketjil-ketjilan menurut tjita-tjitanja, dengan tidak memperhatikan
sifat-sifat manusia. Sudah barang tentu, usaha itu gagal sama sekali.
*>
Maka dari itu, M arx menamakan pelopor-pelopor sosialisme ini,
sosialis chajali, sosialis ngelamun.
2. Anarchisme. Anarchie berarti sebenarnja „tidak berpeme-
rintah” atau „tidak berhukum dan berketertiban”. Dalam pemakaian
sehari-hari, anarchie diartikan kekatjau-balauan. -
Pentjipta teori anarchisme ialah Proudhon (1809-1865). Sem-
bojan jang terkenal dari dia ialah” La propriété c’est le vol” (milik
itu tjurian). Maksudnja bukan mengandjurkan penjerobotan milik
orang-orang kaja untuk dibagi antara kaum buruh, akan tetapi jang
dianggapnja sebagai barang tjurian, ialah milik jang didapatnja dengan
tidak kerdja apa-apa. Umpamanja makan bunga modal dan warisan.
Lain sembojan jang kurang terkenal ialah „L ’anarchie c’est l’ordre”
(anarchie itu ketertiban). Djadi dia ingin ketertiban masjarakat jang
tidak berpemerintah, sebab kata dia, pemerintah pada hakekatnja perlu
untuk membela golongan jang punja melawan golongan jang ta’punja.
Jang mengembangkan peladjaran anarchisme ini, jang kenamaan
ialah Bakunin (1814-1876), seorang Rusia. Sembojannja ialah
„Kemerdekaan dengan tidak ada sosialisme, adalah memberi lebih hak
kepada jang satu dari pada kepada jang lain, adalah ketidak adilan;
sosialisme dengan tidak ada kemerdekaan, adalah perhambaan dan
perlakuan kasar” (La liberté sans le socialisme c’est le privilège,
l’injustice; et le socialisme sans liberté c’est l’esclavage et la brutalité).
Dengan tegas dia mengatakan, bahwa anarchisme tidak mau kenal
pembuatan undang-undang atau kekuasaan (wetgeving en gezag),
walaupun itu diadakan oleh pemilihan umum, karena semua itu hanja
menimbulkan segolongan ketjil jang dapat menguasai dan memeras
golongan jang besar sekali ; anarchisme tidak mau kena), agama, sebab
„pertjaja kepada Tuhan berarti melemparkan ’akal dan keadilan ke
manusiaan, berarti memungkiri kemerdekaan manusia” .
Anarchisme memang menghendaki perkembangan perseorangan
(individu) dengan ta’ terbatas oleh hukum negara atau agama.
Meskipun tidak ada hukum itu, dia berpendapat, bahwa orang-orang
akan dapat hidup bersama dalam persekutuan karena terikat oleh
perasaan tolong-menolong jang didorong oleh „hormat kepada kebe
saran kemanusiaan” (eerbied voor de menschelijke waardigheid).
Jang mendjadi pedoman bagi persekutuan itu ialah „akal” , menurut
Proudhon, atau ilmu pengetahuan”, menurut B akunin.
Proudhon hendaly mentjapai maksudnja dengan djalan damai,
tetapi Bakunin dengan djalan revolusi (M r. F. Vorstm an, „Hoofd-
lijnen der Ekonomie”, 1947).
— 12 —
susila atau tidak susila jang dianggapnja sebagai paham kaum bor-
djuis, dan tergantung dari pada keadaan ekonomi pada sesuatu masa.
D juga hilangnja sikap anti-national dan sikap tidak-bertuhan
(atheistisch), m enundjukkan bahwa mereka sudah m eninggalkan teori
M arxism e jang mengadjarkan, bahwa kaum proletar tidak punja
tanah-air (ja n g m em bikin mereka anti-nasional), dan bahwa agama
itu hanja tjiptaan kaum bordjuis sadja guna m enipu kaum proletar.
Kata V a n der Goes van N aters : „democratisch-socialisme menge-
djar pengakuan Roch, kekuasaan kemanusiaan, kemerdekaan pribadi
dan keadilan inasjarakat” (streeft naar erkenning van den Gcest.
I heerschappij der hum anileit, naar persoonlijke vrijheid en sociale
gerechtigheid).
Terangnja socialisme ini hendak melaksanakan keadilan masjarakat
dalam negara jang democratis, djadi anti-dictatuur, dictatuur seperti
komunisme di R usia ; jang mengakui bahwa dalam hidup ini Rochlah
ja n g terutama dan bukan Benda, seperti jang diadjarkan oleh histo-
risch-mnterialisme M a rx ; jang mengutamakan kepentingan kemanu-
, siaan um um dari pada kepentingan kaum buruh sadja ; jan g memberi
[ kemerdekaan seluas-luasnja tetapi teratur untuk mengeluarkan pikiran
i dan kata, untuk memeluk agama, djadi tidak seperti keadaan di R usia
1 atau D jerm an ketika H itle r; jang memberi kesempatan ja n g sama
I kepada semua orang untuk mentjapai kemakmuran.
M eskipun mengakui nilai-nilai susila dan roehani sebagai gaja pen
dorong bagi kem adjuan perkembangan umm at m anusia, tetapi sosia- ,
lisme ini tidak memakai peladjaran-peladjaran salah satu agama se
bagai dasarnja seperti sosialisme agama.
13. Sosialisme Rentjana. Plan-socialisme ini jang tim bul pada
tahun 1930 adalah buah pikiran H . de M a n . isin ja bukan sadja
hanja m au m endjadikan suatu rentjana saksama (plan) tentang
perobahan-perobahan masjarakat jang dapat dilaksanakan dalam waktu
singkat sebagai langkah permulaan m enudju ke m asjarakat sosialis,
melainkan lebih dari pada itu. B a n n in g mengatakan bahwa sosialisme
ini meskipun banjak persamaannja dengan sosialisme2 ja n g lain,
m engandung pikiran dan bentuk demokrasi dan sosialisme ja n g baru.
Boleh dikatakan bahwa sosialisme rentjana ini lebih lengkap-dari pada
sosialisme demokrat, karena tidak sadja m em punjai teori-teori pem an
dangan hidup seperti aliran jang achir itu, tetapi m em adjukan pula
rentjana n ja la (concreet).
Plan-socialisme sebagai diuraikan oleh de M a n adalah anti-Mar-
xisme pula, oleh karena berpendapat bahwa gaja pendorong ke-
— 18 —
i
— 19 —
Tentang perhubungan antara dua kata ini dalam dunia ilmijah, ada
tiga matjam pendapat. Perbedaan paham ini tidak menambah terang,
melainkan sebaliknja menan^bah kusut tentang paham sosialisme. Jang
pertama mengatakan bahwa antara dua kata itu tidak ada bedanja;
komunisme dan sosialisme sama sadja (George Adler).
Pendapat jang kedua mengatakan bahwa sosialisme lebih luas dari
pada komunisme; sosialisme sebagai nama kumpulan (verzamelnaam)
meliputi komunisme sebagai nama djenis (soortnaan-0.
Pendapat jang ketiga adalah jang sebaliknja dari pada jang kedua.
Komunismelah jang nama kumpulan d.an sosialisme nama djenis. Prof.
Diepenhorst menjetudjui pendapat ini.
— 21. —
D itin d ja u dari sudut ilm u bahasa dan sedjarah, m em ang kom unism e
paham iang lebih luas. Ivata bahasa D atin „com m unis” berarti cljug'a
..algemeen” . T jita-tjita m ilik bersama sed jak du lu kala selalu diga
bungkan dengan kata komunisme. ^
Ja n g dinam akan kom unism e ialah suatu peraturan ekonomi jang
hendak m enghapuskan m ilik perseorangan (particulière eigendom t
dan hendak m enggantinja dengan peraturan m ilik bersama. M atjam -
n ja barang-barang iang hendak dim iliki bersama itu berbeda-beda.
ja n g satu m inta lebih banjak dari pada iang lain.
Sosialisme adalah bagian dari pada kom unism e, karena ja n g hendak
dim ilik i bersama itu hanja beberapa m atjam barang sadja, m eskipun
.iang penting sekali ialah alat:alat produksi.. Dan m ilik bersama ini
supaja dilakukan oleh negara jan g diserahi pula m engatur produksi * ).
Boleh dikatakan bahwa komunisme itxi langkah jang lebih djauh atau
tingkat lebih tinggi dari pada sosialisme. D em ikianlah perbedaan2
ja n g dibuat dalam teori-teori ilm ijah.
Di negara iang m e m fi’ilkan peladjaran-peladjaran K a r l M a rx ,
ja ’ni R usia, perbedaan paham ini djuga digunakan. M enurut kata
S ta lin ketika dia memberi pendjelasan pada undang-undang-dasar
S o vjel baru pada tahun 1936, m asjarakat Sovjet sekarang sudah
m elaksanakan sebagian besar sosialisme, jan g oleh kaum M arx is d i
nam akan fase ja n g pertama atau ja n g paling bawah dari pada k o m u
nisme. D alam fase ini iang m endjadi asas (grondbeginsel) ialah.
..tiap-tiap warga negara harus bekerdja m enurut kepandaiannja, dan
tiap-tiap warga negara harus diberi pembagian m enurut k e r d ja n ja ” .
M asjarakat Sovjet belum m e n ljap ai penglaksanaan fase komunisme
ja n g lebih tinggi dim ana jan g m endjadi asas ,,tiap-tiap warga negara
harus bekerdja m enurut kepandaiannja dan tiap-tiap warga negara
harus diberi pembagian m enurut k e p e rlu a n n ja ” .
D ja d i djelasnja ialah bahwa m enurut paham S ta lin , sosialisme itu
kom unism e dalam tingkat pertama dan tingkat ini akan naik ketingkat
kom unism e apabila produksi negara sudah dem ikian besarnja sehingga
dapat, m em enuhi keinginan semua warga negara m enurut keperluannja.
R usia dinam akan negara kom unis bukan karena tjita-tjita komu-
nisme sudah terlaksana disana, akan tetapi oleh sebab negara itu
dikuasai oleh Partai Komunis jang dewasa ini lagi dapat mewudjud-
kan sosialisme. Kalau kita melihat peta dunia sekarang dan nampak
kepada kita bahwa Rusia dan Eropa timur dikuasai oleh ideologi
Marx, sedang Rusia adalah kekuasaan dunia jang kedua, dan sekarang
Tiongkok pula dikuasai oleh ideologi tersebut, maka teranglah bahwa
diantara 14 matjam sosialisme itu jang terpenting ialah Marxistis
atau wetenschappelijk sosialisme jang kemudian mendjadi djiwanja
komunisme Rusia.
BAB m .
S O S IA L IS M E IL M IJ A H .
P E R D JO A N G A N K E L A S.
K O M U N I S M E .
nja sebagai gerakan kaum bordjuis, sedang gèrakan dia adalah gerakan ,
kaum buruh, maka sekarang Lenin menamakan partainja, Partai
Komunis, untuk membedakan dari pada Partai Buruh Sosial Demokrat '
jang Marxistis pula, tetapi jang dianggapnja sudah berchianat kepada !
peladjaran2 Marx tulen.
Oleh para penulis tentang sosialisme, Marxisme dimasukkan golo- j
ngan sosialisme, sedang mereka menamakan komunisme, ialah gerakan
jang ditjiptakan oleh Lenin- Memang benar dia berdiri atas dasar '
Marxisme tulen, tetapi ditambah, diperdalam dengan teori-teorinja
sendiri, teori-teori jang dipraktekkan pula. Dalam beberapa hal dia |
menjimpang dari teori Marx.
* '
Lenin jakin bahwa peladjaran-peladjaran Marx jkng tulen dapat
dilaksanakan. Maka dari itu dia bersembojan, „balik kepada djiwa
revolusioner Marx”. Anasir-anasir jang pokok dalam Marxisme di
pertahankan, seperti historisch materialisme dan dialectisch materia
lisme, perdjoangan kelas, teori negara, diktatur proletar, masjarakat
sosialis jang tidak berkelas, paham agama dan kesusilaan.
Menjimpang dari peladjaran Marx ialah, bahwa dia berpendapat
bahwa sosialisme dapat djuga dilaksanakan di Rusia, meskipun masih
negara pertanian, sedang menurut Marx, saat pergantian mendjadi
masjarakat sosialis itu baru sampai, kalau sesuatu negara sudah men-
tjapai tingkat perindustrian tinggi, dimana pertentangan antara kaum
bordjuis dan proletar sudah tegang sekali. Tetapi Lenin kata, bahwa
sjarat itu tidak mutlak ; asal keadaan politik revolusioner, (politiek-
revolutionaire situatie), dalam negara itu dipergunakan dengan tepat,
maka dalam negara itu dapat djuga dilaksanakan sosialisme, walaupun
keadaan industri masih terbelakang. Dan lagi revolusi untuk meroboh
kan masjarakat bordjuis itu harus dipimpin oleh „kohorte besi’ .
Tjzeren cohorte ini ialah barisan „beroepsrevolutionairen”, jaitu
orang-orang jang sengadja bekerdja, berdjoang untuk kepentingan •
revolusi. Mereka itu orang-orang berani, tangkas, tjerdik dan ahli
d;dam menjelundupi peraturan-peraturan negara. Djumlahnja tidak ]
usah banjak2, tetapi mereka bertugas untuk membawa sebanjak2nja
pelbag'ai golongan masjarakat dalam revolusi, dengan djalan bekerdja
diantara organisasi2 kaum buruh, sarekat2 sekerdja, tentara darat dan
tentara laut, dll. Stalin adalah salah satu anggauta dari pada kohorte
besi ini ketika masih mudanja. Dalam sebuah buku ketjil jang ditulis-
nja dalam tahun 1902 bertitel „Apakah jang sekarang harus di per
buat”, Lenin berkata, „Kasihlah kami suatu organisasi orang2 revo
lusioner, nanti kami akan robohkan Rusia”.
— 35 —
ngan berlakunja undang2 dasar baru dari tahun 1936, dan sekarang
mulai tingkat jang kedua, tingkat komunis.
Rupa-rupanja kesamarataan sempurna sosial dan ekonomi, tidak
mungkin di wudjudkan di dunia ini. Penulis Amerika E m ery Reves,
dalam bukunja jang sangat menarik perhatian dunia, „Anatomie van
de vrede” (1948), berkata: „Beberapa tahun sesudah revolusi, men
djadi djelaslah bagi para pemimpin Sovjet, bahwa kesamaan sempurna
ekonomi dan sosial tidak dapat, dipersatukan dengan tabiat manusia,
bahwa initiatiei orang seorang adalah sangat penting bagi kemadjuan,
dan bahwa beberapa milik adalah akibat jang tidak dapat dielakkan
dari pada kemerdekaan manusia. Satu rentetan perobahan2 jang di
adakan untuk membeda-bedakan penghasilan dan kedudukan masja
rakat dan dalam beberapa tahun ini, menimbulkan tingkat2 kekajaan.
kikuasaan dan pc.igaruh, jang sama terang nampaknja seperti dalam
negara kapitalis” .
„Tidak mengurangi sedikitpun hasil2 besar bangsa Rusia” , kata dia
■
, - selandjutnja, „kalau orang menentukan bahwa dari tjita2 sosial Marx
dan Lenin, hampir tidak ada jang terlaksana oleh diktatur proletar”.
Barangkali kritik Reves ini, kurang memperhatikan -teori Lenin,
bahwa dalam tingkat jang pertama sekarang, memang belum dapat
diwudjudkan kesamaan sempurna sosial dan ekonomi. Meskipun de
mikian, menurut kejakinan saja, tingkat komunisme seperti jang di
angan-angankan oleh Lenin itu, tidak akan dapat diwudjudkan oleh
sebab dasar pemandangan hidupnja, jaitu dialectisch materialisme,
kurang menaruh perhatian kepada tabiat manusia, kepribadian manu
sia, jang sangat besar pengaruhnja dalam sedjarah, sedang M arx dan
Lenin mau memulangkan segala2nja kepada urusan ekonomi sadja.
Bagaimana djuga tjela2 dan kekurangari-kekurangannja susunan
negara Sovjet dan dasar pemandangan hihupnja menurut pendirian
kita, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa Partai Komunis disana ber
hasil membuat Rusia mendjadi negara jang dapat menjaingi Amerika-
Pun tidak dapat dimungkiri djuga, djasanja dalam sedjarah, bahjva
kekuatan negara Sovjet' memaksa negara2 imperialis untuk merobah
sikapnja terhadap bangsa2 jang berpuluh-puluh tahun mereka djadjah.
kan solidarisme. Asas solidarisme ini sudah barang tentu harus dipakai
pula dalam lapangan sosial dan ekonomi.
Dalam Rerum Novarum diadjarkan pula oleh Leo X I I I , bahwa
„kekajaan bangsa2 adalah hasil dari pada kerdja kaum buruh se
mata-mata”. Dari peladjaran ini, H ohoff menark kesimpulan bahwa
kerdja adalah satu2nja sumber milik, hingga milik jang berasal tidak
dari kerdja adalah milik tidak sah. Dipikir terus, kapitalisme harus
dihukum, karena asalnja dari nilai lebih, dari milik jang bukan berasal
dari kerdja; selandjutnja karena kapitalisme berdasar atas kekuasaan
modal atas kerdja. Dengan kesimpulan jang demikian itu, H o h o ff
mendekati sekali teori Marx.
Pertentangan antara dua aliran ini, disudahi oleh Paus Pius X I ,
dalam encyclieknja jang masjhur djuga, Quadragesimo Anno, dalam
tahun 1931. Pendapat aliran radikal disalahkan terus terang dan me
ngemukakan bahwa bukan maksudnja Leo X I I I mengutamakan kapi"
tal sadja, atau kerdja sadja dalam masalah ekonomi, melainkan dua-
duanja itu harus bekerdja sama. Diambilnja adjaran lain dari Rerum
Novarum jang mengatakan bahwa „kapital tidak dapat wudjud dengan
tidak ada kerdja, dan kerdja tidak dapat wudjud dengan tidak ada
kapital . .
Kerdja-sama antara kapital dan kerdja, tidak ada salahnja, tjum a
mereka harus diatur jang tepat. Pemakaian kapital itu baru menjalahi
ketertiban, djika dia menggunakan kaum buruh atau kaum proletar
dengan maksud, menguasai seluruh kehidupan ekonomi, dengan tidak
memikirkan peri kemanusiaan kaum buruh, keadilan sosial dan kese-
djahteraan umum.
Djelasnja ialah, bahwa solidarisme ini tidak mentjela kapitalisme,
melainkan pelanggaran2 batas jang harus ditjegah. Kerdja-sama
antara kapital dan kerdja harus diandjurkan, dan keadilan sosial harus
dipakai sebagai pedoman. Boleh dikatakan bahwa solidarisme katholik
ini', ada diantara liberalisme dan sosialisme. Dia menolak liberalisme
karena aliran ini tidak mau kenal ukuran2 susila dalam kehidupan
ekonomi, dan menolak sosialisme karena aliran ini hendak mengurangi
atau menghapuskan hak milik perseorangan (privaat eigendom) jang
menurut peladjaran Katholjk adalah hukum alam (natuurrecht) jang
tidak boleh diganggu. Hanja negara berhak tjampur tangan dalam
hak milik itu, kalau terpaksa oleh kepentingan umum. Tetapi dalam
soal hak waris, negara pun tidak boleh tjampur tangan
Kemudian dalam Quadragesimo Anno itu dibitjarakan pula masa
lah perdjoangan kelas dan mengadjarkan bahwa masalah ini dapat
dipetjahkan dengan membentuk golongan2 sepekerdjaan (beroeps-
— 49 —
I
— 51 —
Maka Hari itu, menurut pendapat saja, tjita2 iang mendorong M arx
untukr6erdjoang se[am5~liidupnja. adalah sedjalan d e n g a n p e la d ja r a n
I slam. ,
AkanTtetapi tjita2 jang mnedorong untuk berdjoang, adalah hal
jang lain sekali daripada dasar .pemandangan hidup M arx, lain dari
pada tjorak m asjarakat baru jang hendak dilaksanakan olehnja.
Disinilah mulai bersimpangan, malahan bertentangan antara Islam
dan Marxisme. Marilah kita selidiki mana jang sedjalan, mana jang
tidak.
Sebagai telah diuraikan dalam bab II, peladjaran M arx dapat di
bagi dalam dua bagian, jaitu: filsafat sosial da_n_teori-1eori ekonomi,
meskipun bukan maksudnja bahwa teorinja dapatTibagi-bagi. Bagi
Marx hubungan antara dua bagian itu erat sekali, merupakan satu
kesatuan. Jang satu (teori-teori ekonomi) mendjadi dasarnja, malahan
menentukan nilainja jang lain (teori-teroi filsafat sosial).
Bagi mereka Jang .berpendapat bahwa keadaan ekonomi hanja dapat
mempengaruhi, tetapi tidak menentukan sikap djiwa manusia, bagi
mereka itu, dapatlah garis ditarik antara teori-teori ekonomi dan
filsafat Karl Marx.
Teori-teori ekonomi (jang ditindjau dari sudut ilmu ekonomi ada
jang tidak dapat tahan udji)., tidak ada hubungannja, apapun djuga
dengan peladjaran Islam ketjuali teori tentang nilai-lebih, sehingga
walaupun kita menolak filsafatnja, kita bisa menerima teori-teorinja
ekonomi, misalnja teori tentang krisis dan nilai-lebih.
Marx menjusun teori nilai-lebih, dengan maksud dapat membukti
kan, betapakah djahatnja kapitalisme. Karena dari nilai-lebih inilah,
kapital terdjadi dan menurut pendapatnja, dalam nilai-lebih inilah
letaknja segala kesengsaraan dan kedjahatan didunia.
Seperti dikatakan tadi, teori nilai-lebih ini dapat dikupas dari sudut
peladjaran Islam. Bagaimanakah sikap Islam terhadap masalah ini.
Membenarkan atau menjalahkankah kaum modal jang hendak mentjari
untung sebanjak7banjaknja dari kerdjaan kaum buruh.
Kaum buruh menuntut supaja dapat upah setinggi-tingginja, se
hingga dengan demikian akan memperketjil nilai-lebih, djadi mem-
perketjil keuntungan jang masuk kantong kaum modal. Kaum mod^il
sebaliknja berusaha menekan upah buruh sedjauh-djauhnja kebawah,
berusaha mempekerdjakan kaum buruh selama mungkin, sehingga
dengan demikian, nilai-lebih makin besar, dan keuntungan makin
banjak.
Dalam pertentangan ini, Islam memihak kaum buruh. Pertama,
sabda Nabi jang saja petik diatas tadi, menundjukkan bahwa si ma-
— 55 —
tangan kelas ini, tidak terdjadi baru sekarang sadja, melainkan sedjak
dahulu kala. Kalau dulu jang mendjadi kelas tertindas kaum sahaja,
maka sekarang dizaman kapitalisme-industri, kelas tertindas terdiri
dari kaum buruh paoerik2 jang diperas habis-habisan oleh kaum ma
tij ikan. ----- - -,---- —
Dalam pertentangan «titara buruh dan madjikan, Islam terang ber
diri dipihak buruh. Bahwa kaum buruh, harus berdjoang giat .supaja
mendapat perbaikan nasiBT itupun -sesuai benar dengan peladjaran
Q u r ’an jang mengatakan bahwa :
„A lla h tid ak ak an m erobah keadaan um m at m anusia, kalau
m ereka sendiri tid ak m erobahnja”.
(Al-Ra’du 11).
Inilah salah satu peladjaran dari Q u r’an jang membuktikan bahwa
semangat Islam adalah dynam isch. Kemuliaan bagi perseorangan atau
bagi bangsa hanja mungkin tertjapai apabila pada dia sendiri ada
kemauan timbul untuk mentjapainja, dengan lain perkataan, manusia
harus berdjoang untuk mendapat kemadjuan. Tidak dengan , duduk
m endo’a sadja, perbaikan" nasib atau kebahagiaan akan didapatnja.
Bahwasanja kaum buruh harus—bangun bersatu untuk melawan
kaum m adjikan jang^memperlakukan mereka tidak adil, itu dapat
sokongan penuh da r i^ekidj.a fan^Jjigam a J . siam jang~mengadjarkan
bahwa orang2 Muslimin harus menegakkan keadilan dan peri ke
manusiaan. * ”
TetapTmenurut teori M arx kaum buruh itj.i-harua.berdioang..tidak
u n tule' m '^e>akkan~I<eadilan. melainkan untuk merebut kekuasaan poli-
tijv7>l<êlcïïâsian~negara.
Paham keadilan, sebagai paham susila, tidak masuk kamus Marxis
me kaïena paham itu buatan kaum bordjuis. Dan M arx memang tidak
bekerdja dengan ukuran2 susila atau agama, melainkan semata-mata
dengan ukuran2 ilmijah, meskipun dia kadang2 terpaksa memakai pula
kata „keadilan” dalam teorinja. Keadilan, adalah bukan paham eko
nom i, melainkan paham kesusilaan.
Berdjoâng—antuk .menegakkan keadilan,, atau berdjoang untuk me
rebut kekuasaan sema ta2,, .dengan mem ungkiri. adan j a ukuran2 susila
dan agama, tentu membawa akibat jang berlainan sekali.
Klassenstrijd jang bersifat rechstrÿd, itulah jang dipertahankan
oleh H e n d rik de M an, pendiri plan socialisme dari Belgia. D e M an
berpedoman kepada peladjaran2 agama, maka sudah tentu tidak dapat
menerima klassenstrijdleer dari M arx jang bersifat m achtstrÿd dan
tidak mengindahkan adanja morele dan religieuze normen.
— 60 —
A
— 61 —
bahwa „Agam a adalah seperti pak u ; makin keras kita pukul, makin
dalam dia masuk kedalam kaju”.
K adan g 2 ada jang menanjakan demikian. Kalau betul Sovjet Uni
itu anti agama, mengapakah d i sana masih ada republik2 dimana ada
banjak warga Islam ?
D i Rusia memang masih ada k.l. 25 djuta orang Muslim. Diantara
11 republik jang merupakan negara federal Sovjet Rusia, ada 5 jang
penduduknja sebagian besar beragama Islam, seperti Turkestan dan
Uzbekistan, (D r. H e n rie tte Boas, ,,Het Midden Oosten in Over-
gang” , 1947).
Bahwasanja republik2 itu masih berdiri terus, itu bukan bukti
bahwa kaum Bolsjewik tidak anti agama, melainkan semata2 karena
tidak m am pu untuk membinasakan kaum beragama, apalagi jang ber
agama Islam , dan semata2 guna kepentingan propaganda kearali dunia
Islam belaka.
Selandjutnja, asal sadja negara2 bagian itu tunduk kepada politik
Partai K om unis jang menguasai selu ru h So\ j e t -I ~n>, i »»/}»}.• kojM fla
segala peraturan2 Sovjet-Uni, walaupun ada jang bertentangan dengan
peladjaran2 agama Islam, negara2 itu tidak akan diganggu oleh Pe
m erintah Sovjet.
M enurut D r. H . Boas tersebut dialas, sedjak tahun 1937, Peme
rintah Sovjet menundjukkan minat jang besar terhadap agama Islam
di R usia, dengan memberi sokongan kepada mesdjid-. Dewasa ini
ada beberapa orang2 Islam Rusia jang beladjar di Al Azhar di Mesir,
dan pada achir tahun 1945 ada beberapa orang2 Muslim Rusia ter
kem uka, m endjalankan hadji di Mekah. Sedjumlah besar orang2
M u slim dilatih oleh Pemerintah Sovjet, guna mendjalankan tugas di
T im u r .Tengah.
W a la u p u n Rusia membuat banjak propaganda supaja mendapat
sim pati dari negara2 Islam di Tim ur Tengah, tetapi hingga saat ini
belum mendapat hasil seperti jang diharapkan, sebab dibeberapa
negara2 seperti T urki dan Mesir, Partai2 Komunis tidak boleh didiri
kan, m alahan pemipipin2 komunis terkemuka ditangkapi semua.
*
D alam bab V I telah diuraikan kesamaan dan perbedaan antara Islam
dan sosialisme M arx. Sekarang akan ditindjau kesamaan dan perbe
daan antara Islam dan Komunisme.
T eori2 pokok dari sosialisme M arx, jang mendjadi dasarnja K om u
nisme, sudah dikupas dan tem jata bahwa mereka itu tidak dapat di
terim a oleh Islam . Komunism e dapat dikatakan, bahwa ia itu adalah
— 66 —
Komunisme, sebaeai T i ■*
banp^ 2Warna kukt' Semua1k a u ^ 3’ 1'^ ak mengadakan perbedaan
i t u S L aS pun di uga, adakh P? letar disel™ h buana, dar>
proletar pada Per>utup M a n ^ t/* kaum ka.pitalis. Maka dar»
proletar dlSelUruh ^ Komunisnja, berseru: „ K a u *
- 69 -
n,,I I fJ [an ka“m Komunis mi, sudah barang tentu menarik sangat
pula hati bangsa- jang didjadjah. BangsaS Islam jang didjadjah oleh
Kaum kapitalis Barat, mempunjai alasan lagi untuk bertjenderung
dengan, atau malahan menggabungkan diri dalam gerakan komunis.
Islam dapat melaksanakan persaudaraan erat diantara para peme-
luknja, meskipun berbeda2 warna kulitnja, berdasar atas peladjaran2
M uham m ad.
„Semua orang Muslim adalah saudara dalam agama; jang satu
tidak boleh menindas jang lain, atau jang satu tidak boleh me
ninggalkan jang lain, pun jang satu tidak boleh menghina jang
lain”.
„Bantulah saudaramu orang Muslim, baik dia seorang penindas
maupun dia seorang jang ditindas”. Ketika ditanjakan, „Bagai
manakah kami harus membantu, djika orang Muslim itu seorang
jang menindas”, maka mendjawab Muhammad, „Membantu
penindas artinja, melarang atau menahan dia djangan menindas”.
„Seorang Muslim belum sempurna imannja, djika dia tidak
mendo’akan bagi saudaranja, apa jang dia do’akan bagi dirinja
sendiri”.
„Semua orang Muslim adalah sebagai satu orang. Djika se
orang menderita sakit dikepalanja, sehmih badannja men
derita sakit, dan djika matanja menderita sakit, maka seluruh
badannja menderita sakit .
Semua orang Muslim adalah sebagai satu dasar (fundament);
bagian jang satu memperkuat bagian- jang lain, dan dengan
demikian mereka saling membantu .
Peladjaran2 inilah jang menimbulkan semangat persaudaraan di
antara umat Islam jang dapat merobohkan dinding2 perbedaan warna
kulit. Kalau Islam menghapuskan perbedaan itu dengan berpegangan
c'uh pada kepertjajaan akan Tuhan jang Maha Esa, jang tidak
membeda-bedakan bangsa jang satu dengan bangsa jang la,n maka
Komunisme menghapuskan perbedaan itu, dengan berpegangan pada
kenTataan bahwa kaum kapitalis dalam memeras sesama manusia itu,
tidak memandang kulit putih atau hitan^ Kesatuan nas.b dalam per-
dio anian ekonomi, itulah jang mendjadi pedoman bag. Komunisme.
Kalau saia menguraikan diatas tadi bahwa Islam itu anti impena-
KaIai saja S bertanja: kalau Islam betul anti imperialisme,
lisme mungkin ada jang D J , muntjulnja di dunia, me-
h lS n ia ," mengiiasainja sehm a beberapa abad
lamanja?
-7 0 —
Kristen, maka bagi M arx tidak ada alasan sama sekali untuk mem-
peladjari lebih dalam agama Islam. Dan lagi dunia Islam zaman Marx
sudah tjukup memberi bukti, bahwa agama jang disampaikan oleh
M uhammad kepada ummat manusia ini, tidak mampu untuk mem
perbaiki nasib kaum tertindas. Seumpama Marx dapat melihat agama
Islam seperti Goethe, Carlyle atau Hegel, djadi seperti orang2 jang
dapat melihat keistimewaan dalam agama Islam, maka saja kira, bah
wa dia pun tidak akan dapat menerimanjia, karena dia tidak dapat
pertjaja akan adanja Tuhan, dan agama Islam tidak mengadjarkan
kemungkinan adanja masjarakat tidak berkelas seperti, jang di ingini
o!eh Marx.
Semua peladjaran2 pokok dari Marx dipegang teguh oleh Lenin
dan dia berdjoang sungguh2 untuk mewudjudkan itu. Jang pertama2
hendak dilaksanakan ialah pembasmian agama, jang bagi pentjipta
gerakan Komunisme ini, adaiah „djenewer buruk bagi rakjat”. Apa
bila Partai Komunis Rusia sekarang tidak lagi menguber-uber kaum
agama di Sovjet Uni, bukan karena mereka lapang-dada dan meng
hormati agama, melainkan karena, mereka berpendapat bahwa untuk
sementara mustahil membunuh bredjuta2 orang2 beragama.
Maka teranglah, bahwa Sosialisme Mars dan Komunisme Lenin-
Stalin tidak mungkin diterima oleh ummat Islam sebagai dasar su
sunan' masj arakat dan negara, djuga tidak oleh ummat Islem di Indo
nesia sebagai negara jang masih sebagian dikuasai oleh kaum kapitalis
Barat. Apakah Islam mampu menjusun ketertiban di dunia umumnja
dan di Indonesia chususnja jang makmur, adil dan sedjahtera, akan
diselidiki dalam bab2 jang berikut.
„PUSTAKA ISLAM“
DJAKARTA
Perpust^Kaan ui