Anda di halaman 1dari 41

skripsi rokok, Ns, Amiruddin, S.kep,M.

kes

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

rokok adalah penyebab kematian tiga juta penduduk dunia setiap tahunnya. Disadari atau tidak
rokok telah menggiring manusia kepada kematian yang tidak hanya disebabkan oleh kanker, radang
paru-paru, penyakit kardiovaskuler, penyakit pembuluh darah otak serta penyakit lainnya. Itulah
sebabnya WHO menetapkan tanggal 31 Mei sebagai “Hari Tanpa Tembakau Sedunia. (pelita
or.id/rubrik, 2003)

persentase merokok di pedesaan Indonesia (37%) lebih tinggi dari pada di perkotaan (32%).
Sementara itu, baik di kota maupun di desa di negara kita, terjadi peningkatan perokok sebesar 3 %
antara 2001 ke 2003. (pelita or.id/rubrik, 2004).

Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia beracun dan bahan-bahan yang dapat menimbulkan
kanker (karsinogen). Bahkan bahan berbahaya dan racun dalam rokok tidak hanya mengakibatkan
gangguan kesehatan pada orang yang merokok, namun juga kepada orang-orang di sekitarnya yang
tidak merokok yang sebagian besar adalah bayi, anak-anak dan ibu-ibu yang terpaksa menjadi
perokok pasif oleh karena ayah atau suami mereka merokok di rumah. Padahal perokok pasif
mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita kanker paru-paru dan penyakit jantung ishkemia.
Sedangkan pada janin, bayi dan anak-anak mempunyai risiko yang lebih besar untuk menderita
kejadian berat badan lahir rendah, bronchitis dan pneumonia, infeksi ronggatelinga dan asma.
(depkes Go. Id/index, 2004).

Berdasarkan perilaku merokok dikabupaten mamuju Sulawesi barat menunjukkan frekuensi


merokok meningkat pada waktu-waktu tertentu seperti pada saat stress dan beban kerja meningkat,
dimana meningkat frekuensi merokoknya pada kondisi (stress dan beban kerja meningkat). Dan
merokok setelah makan mencapai 89.9 %. (blogger @arali2008, 2010).

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap keinginan untuk
berhenti merokok, maka dalam penelitian ini dipilih SMAN 1 Budong-Budong Kecamatan Budong-
Budong Kabupaten Mamuju sebagai lokasi penelitian. Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian
yaitu karena SMAN 1 Budong-Budong Kabupaten Mamuju menurut data yang diperoleh dari
laporan keadaan kelas dan siswa bulan februari 2012, ini dibenarkan oleh instansi terkait yaitu
kepala sekolah SMA Negeri 1 Budong-Budong Kabupaten Mamuju dengan melakukan wawancara
langsung yakni dari semua siswa terdapat hampir semua siswa yang merokok, dan sekolah ini
terletak didaerah pedesaan, maka perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui lebih lanjut
sejauh mana generasi muda khususnya siswa yang mempunyai kebiasaan merokok. Sehingga
diharapkan oleh mereka yang berkompeten dapat melakukan suatu tindakan baik berupa
pencegahan maupun penanggulangan terhadap kebiasaan merokok khususnya bagi siswa pelajar di
SMA Negeri 1 Budong-Budong kabupaten Mamuju.
Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut maka rumusan penelitian ini adalah
Apakah ada hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap keinginan untuk berhenti
merokok siswa di SMA Negeri 1 budong-budong kabupaten mamuju ?

Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap keinginan untuk


berhenti merokok siswa di SMA Negeri 1 Budong-Budong Kabupaten Mamuju.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan terhadap keinginan untuk berhenti merokok siswa
di SMA Negeri 1 Budong-Budong Kabupaten Mamuju.

b. Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap keinginan untuk berhenti merokok
siswa di SMA Negeri 1 Budong-Budong Kabupaten Mamuju.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat ilmiah

Merupakan pengalaman berharga bagi peneliti yang merupakan pemula dalam melakukan
penelitian dan menambah wawasan bagi peneliti berikutnya tentang akibat dari kebiasaan merokok.

2. Manfaat praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan masyarakat, khususnya


upaya penanggulangan kebiasaan merokok.

b. Sebagai masukan bagi remaja khususnya siswa SMA Negeri 1 Budong-Budong Kabupaten
Mamuju , agar dapat berhenti dari kebiasaan merokok.

c. Sebagai bahan masukan dalam rangka upaya pemberhentian merokok pada anak.

3. Manfaat institusi

a. Sebagai bahan masukan dalam rangka upaya menurunkan angka kematian akibat penyakit
yang berkaitan dengan merokok.

b. Sebagai bahan masukan dalam rangka upaya pencegahan atau penanggulangan kebiasaan
merokok pada siswa.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Tentang Prilaku Merokok

Pada remaja saat ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan
merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi perokok, namun di lain pihak dapat
menimbulkan dampak buruk bagi perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Berbagai
kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif pada tubuh
penghisapnya. Beberapa motivasi yang melatar belakangi merokok adalah untuk mendapat
pengakuan (anticipatory beliefs) untuk menghilangkan kekecewaan (reliefing beliefs) dan
menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma (permission beliefs/positive). Hal ini
sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan di depan
orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertatik kepada
kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.

Masa remaja bisa jadi masa di mana individu mengkonsumsi rokok. bahwa usia pertama kali
merokok umumnya berkisar antara usia 11-13 tahun dan mereka pada umumnya merokok sebelum
usia 18 tahun. Usia tersebut dapat dikategorikan termasuk dalam rentangan masa remaja.

Faktor dalam diri remaja dapat dilihat dari kajian perkemangan remaja. Remaja mulai merokok pada
krisis aspek psikososial yang dialami pada masa perkembangannya yaitu masa ketika mencari jati
diri. Dalam masa remaja ini sering terjadi ketidak sesuaian antara perkembangan psikis dan
perkembangan sosial. Upaya-upaya untuk menemukan jati diri tersebut tidak selalu dapat berjalan
sesuai dengan harapan masyarakat. Beberapa remaja melakukan perilaku merokok sebagai cara
kompensatoris. Yang merupakan perilaku simbolisasi. Symbol dari kematangan, kekuatan,
kepemimpinan, dan daya tarik terhadap lawan jenis.

Merokok bagi sebagian remaja merupakan perilaku proyeksi dari rasa sakit baik psikis maupun fisik.
Walaupun di sisi lain, saat pertama kali mengkonsumsi rokok dirasakan ketidakenakkan. Hal ini
sejalan dengan kebanyakan remaja yang mengalami gejala-gejala batuk, lidah terasa getir, dan perut
mual. Namun demikian, sebagian dari para pemula tersebut mengabaikan pengalaman perasaan
tersebut, biasanya berlanjut menjadi kebiasaan dan akhirnya menjadi ketergantungan.
Ketergantungan ini dipersepsikan sebagai kenikmatan yang memberikan kepuasan psikologis.
Sehingga tidak jarang perokok mendapatkan kenikmatan yang dapat menghilangkan
ketidaknyamanan yang sedang dialaminya. (fajarjuliansyah.wordpress.com 2010)

Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui sesudah melihat atau menyaksikan, mengalami
atau diajar. (kamus bahasa Indonesia, 2003).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yaitu indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga.

Menurut Notoatmodjo komponen perilaku yang termasuk dalam kognitif domain yang terdiri dari
enam tingkatan yakni :

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk kedalam
pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur orang tahu tentang apa yang dipelajari
antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebangainya.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebangai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang
telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari, seseorang telah
mengetahui secara mendasar pokok-pokok pengertian tentang suatu yang dipelajari.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebangai kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada situasi
atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebangai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebangainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materia atau obyek kedalam komponen-
komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sam alin.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan
(membuat bagan), membedakan, memisahkan , mengumpulkan dan sebagainya.

5. Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan


bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis adalah
kemampuan seseorang untuk menyusun kembali pengetahuan yang telah diperoleh kepada bentuk
semula maupun bentuk lainnya.

6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap
materi-materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. (Notoatmodjo, 2003).

Tinjauan Umum Tentang Dukungan Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. (Depertemen Kesehatan RI, 2004).

Keluarga itu adalah satu-satunya lembaga sosial yang diberi tanggung jawab untuk mengubah
suatu organisme biologi menjadi manusia, keluarga berperan dalam persoalan perubahan, seperti
mengajarkan kemampuan berbicara.

Keluarga itu terdiri dari pribadi-pribadi tetapi merupakan bagian dari jaringan sosial yang lebih
besar. Sebab itu selalu berada dibawah pengawasan saudara-saudara yang merasa bebas untuk
mengkritik, menyarankan, memerintah, membujuk, memuji, atau mengancam, agar kita melakukan
kewajiban yang telah dibebankan kepada kita. Hanya melalui keluargalah kita dapat memperoleh
dukungan yang diperlukan dari pribadi-pribadi.

Keluarga mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan remaja, karena keluarga
merupakan lingkungan sosial pertama yang meletakkan dasar-dasar kepribadian remaja. Selain
orang tua, saudara kandung dan posisi anak dalam keluarga juga berpengaruh bagi remaja.

Keluarga merupakan lingkungan yang terdekat untuk membesarkannya, mendewasakan dan


didalamnya anak mendapat pendidikan pertama kali. Keluarga merupakan kelompok masyarakat
kecil, akan tetapi merupakan lingkungan yang paling kuat untuk membesarkan anak dan terutama
anak yang belum sekolah. Oleh karena itu keluarga memiliki peranan yang penting dalam
perkembangan anak, kelurga yang baik akan berpengaruh positif bagi perkembangan anak,
sedangkan pengaruh yang jelek akan berpengaruh negatif, oleh karena sejak kecil anak dibesarkan
oleh keluarga dan untuk setereusnya, sebagian waktunya ada didalam keluarga, maka sepantasnya
kalau kemungkinan timbulnya deliquency itu sebagaian besar juga berasal dari keluarga.

Perlu juga disadari, tidak sepenuhnya faktor-faktor yang mendorong anak untuk merokok datang
dari lingkungan di luar rumah. Kita mungkin sering lupa, di rumahnya sendiri anak mendapat contoh
kebisaan merokok dari anggota keluarga yang lain. Orang tua tidak menyadari setiap batang rokok
dan setiap kepulan asap yang diembuskannya tidak luput dari perhatian anak.

Kebiasaan merokok pada orang tua berpengaruh besar pada anak-anaknya yang berusia remaja.
Keluarga yang terbiasa dengan perilaku merokok atau tidak melarang perbuatan tersebut, sangat
berperan untuk menjadikan seorang anak menjadi perokok dibandingkan dengan keluarga yang
bukan perokok. Beberapa penelitian melaporkan, anak yang kedua orang tuanya merokok
kemungkinan besar akan menjadi perokok juga, terlebih jika saudara kandung yang lebih tua
seorang perokok, anak-anak tersebut memiliki risiko empat kali lipat untuk menjadi perokok. Sebuah
riset menunjukkan merokok tidak hanya buruk buat perokok tetapi juga buat lingkungan. Terutama
pada anak-anak perokok yang secara tidak langsung juga menghirup asap rokok orang tuanya.

Tinjauan Tentang Keinginan Berhenti Merokok


Keinginan adalah satu harapan, kemauan, atau dorongan untuk mencapai sesuatu atau untuk
membebaskan diri dari suatu perangsang yang buruk.

Harapan berarti mempercayai orang untuk tumbuh dalam keindahan, kreatifitas, kepekaan dan
semangat hidup. Dasar kehidupan seseorang adalah harapan. Bila ada harapan maka ada hidup dan
tidak ada jalan lain,bila tidak ada harapan maka tidak ada kekuatan untuk saat ini.

Kemauan atau dorongan kehendak yang terarah pada tujuan hidup tertentu, dan dikendalikan oleh
pertimbangan akal budi. Kemauan juga merupakan keinginan pada setiap manusia untuk
merealisasikan diri ( mengembangkan segenap bakat dan kemampuan ) dan untuk meningkatkan
taraf kehidupan.

kemauan dibagi dalam tiga tingkatan :

1. Kemauan yang identik dengan dorongan, sifatnya masih primer, belum terarah dan tidak berisi
intensi apa-apa. Misalnya berupa kegelisahan dan usaha menyibukkan diri, namun tidak tahu persis
apa yang mau dilakukan.

2. Kemauan yang identik dengan nafsu alamiah, hampir-hampir tidak sadar mengarah pada satu
tujuan, misalnya memuaskan nafsu seks. Dorongan kemauan pada taraf ini sifatnya juga masih
primer, namun sudah mendapatkan bentuknya oleh penentuan dan penguasaan diri.

3. Kemauan sebagai “Wilsakten”, sifatnya aktif, karena ada patokan dan tujuan yang disadari dan
akan dicapainya. Ada pilihan dan penentuan sendiri yang didukung oleh pertimbangan akal. Sifatnya
kreatif, sebab ada unsur seleksi dan inisiatif didalamnya.

bahwa menghentikan kebiasaan merokok bukan sesuatu yang mustahil, bukti nyata
keberhasilannya dengan tidak lagi merokok. Menurutnya lagi yang terpenting adalah adanya
keinginan untuk berhenti merokok agar bisa hidup sehat. (Niveau, harian Kompas, 2005)

Memberikan pengetahuan dan pengertian yang tepat dan proporsional tentang bahaya yang timbul
akibat kebiasaan merokok. Jangan menakut-nakutinya secara membabi buta. Bagi seorang remaja
terkadang hal yang membahayakan dapat dianggap sebagai sebuah tantangan. Itu artinya upaya
pencegahan yang kita lakukan malah menjadi pencetus kebiasaan merokok. Kita mengharapkan
anak tidak merokok bukan karena takut pada orang tua, tetapi karena memang tumbuh kesadaran
bahwa kebiasaan merokok adalah kebiasaan yang buruk. Jika kita mampu menumbuhkan kesadaran
tersebut pada diri anak, kita tidak perlu khawatir ia akan merokok di belakang kita. Untuk
menumbuhkan kesadaran tersebut memang tidak mudah, perlu proses, waktu, dan kesabaran.
Tetapi yakinlah bahwa hal itu memang layak untuk diperjuangkan. Manfaatnya akan dirasakan oleh
seluruh anggota keluarga, penerapan aturan dan larangan merokok akan mengerem kebiasaan
merokok anggota keluarga lain. Keluarga jadi lebih sehat dan beban ekonomi berkurang, karena
uang yang digunakan untuk membeli rokok bisa dialihkan untuk keperluan lain yang lebih
bermanfaat.

Ada 5 langkah sederhana dalam sistem berhenti merokok :

1. Temukan alasan mengapa ingin berhenti merokok


Jika alasan lemah, tidak meyakinkan dan dibuat-buat, maka tidak akan dapat mengatasi
kesulitan yang mungkin muncul di tahap-tahap berikutnya, betapapun bersemangat berhenti
merokok.

2. Urutkan nilai penting rokok dalam gaya hidup

Setiap batang rokok yang dihisap selama beberapa hari akan dimasukkan dalam skala satu
sampai tiga bagi kebutuhan gaya hidup. Merokok adalah pengalaman yang sangat pribadi, dengan
menempatkan rokok pada peringkat tertentu, serta-merta menentukan apa “ peran” rokok
terhadap diri dan sejauh mana ia memuaskan atau mengikis hasrat terhadap rokok dengan cara
baru yang tidak terlalu mengundang bahaya.

3. Secara bertahap, kurangilah merokok

Mengurangi rokok adalah kunci utama bagi kebanyakan orang untuk berhenti merokok. Tubuh
terbiasa menerima semakin banyak rokok dari waktu kewaktu, berarti kita juga bisa melatih tubuh
untuk secara perlahan melepaskan ketergantungan terhadap rokok, proses berhenti persis sama
dengan proses memulai.

4. Putuskan untuk berhenti merokok

Hari berhenti, yakni hari ketika mulai memutuskan untuk berhenti. Semuanya bergantung pada
seberapa berat diri merokok dan seberapa kuat ingin berhenti merokok.

5. Bentengi diri dari godaan untuk merokok kembali.

(Wetherall, C.F. Stop Smoking, 2002).

Tanamkan dalam diri, bahwa selama beberapa hari berhenti merokok, diri merasa memiliki
hidup sehat dan penuh kobaran semangat bahwa hidup tanpa rokok adalah hidup bahagia dan
usaha untuk berhenti telah terbayar tunai.

Perubahan pada tubuh setelah berhenti merokok sebagai berikut :

1. Dalam 20 menit

Tekanan darah dan denyut nadi kembali kenormal

2. Dalam 8 jam

Kadar oksigen di darah kembali ke angka normal

3. Dalam 24 jam

a. Karbon monoksida dieleminasi dari tubuh

b. Paru mulai mengeluarkan mukus dan debris


4. Dalam 48 jam

a. Nikotin tidak dapat lagi dideteksi dari dalam tubuh

b. Kemampuan untuk mencium dan merasa menjadi lebih baik

5. Dalam 72 jam

a. Bernafas terasa mulai lebih lega karena bronkhus lebih elastis

b. Level energi lebih meningkat

6. Dalam 2 – 12 jam

Sirkulasi di berbagai bagian tubuh mulai membaik

7. Dalam 3 – 9 bulan

a. Gangguan pernafasan seperti batuk, sesak napas dan bising mengi mulai membaik

b. Secara keseluruhan fungsi paru akan meningkat sekitar 5 – 10 %

8. Dalam 5 tahun

Resiko terjadinya serangan jantung menjadi setengah daripada mereka yang terus merokok.

9. Dalam 10 tahun

a. Resiko mendapat kanker paru menjadi separuh dari resiko para perokok

b. Resiko mendapat serangan jantung menjadi kurang lebih sama dengan mereka yang tidak
pernah merokok sama sekali sebelumnya.

Tinjauan Tentang Rokok

Rokok adalah dibungkusnya rajangan dari tembakau dalam gulungan kertas yang kemudian
diberi nama cigarette, juga disuguhkan teknik lain berupa gulungan daun tembakau baik yang besar
atau cingar mapupun yang kecil atau cigarillo.

Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia beracun dan bahan-bahan yang dapat menimbulkan
kanker (karsinogen). Bahkan bahan berbahaya dan racun dalam rokok tidak hanya mengakibatkan
gangguan kesehatan pada orang yang merokok, namun juga kepada orang-orang di sekitarnya yang
tidak merokok yang sebagian besar adalah bayi, anak-anak dan ibu-ibu yang terpaksa menjadi
perokok pasif oleh karena ayah atau suami mereka merokok di rumah. Padahal perokok pasif
mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita kanker paru-paru dan penyakit jantung ishkemia.
Sedangkan pada janin, bayi dan anak-anak mempunyai risiko yang lebih besar untuk menderita
kejadian berat badan lahir rendah, bronchitis dan pneumonia, infeksi rongga telinga dan asma.

Rokok merupakan salah satu faktor industri dan komoditi internasional yang mengandung sekitar 3
bahan kimiawi. Unsur-unsur penting antara lain : tar, nikotin, benzopyrin, metilklorida, aseton,
ammonia dan karbon dioksida. Diantara sekian banyak zat yang berbahaya ini, ada tiga yang paling
penting yakni :
1. Nikotin

Pada prinsipnya nikotin akan mengakibatkan pembuluh darah menyempit dengan cepat,
sehingga organ-organ tubuh akan kekurangan oksigen antara lain otak dan otot jantung.

Pada pemakaian jangka lama, nikotin juga akan mengakibatkan dinding pembuluh darah menjadi
menyempit demikian suplai oksigen ke organ-organ tubuh akan menurun sedikit demi sedikit. Proses
(artherosclerosis) tersebut juga akan timbul dengan makin meningkatnya usia, dengan demikian
makin lanjut umur seorang dan makin lama dia merokok semakin parah kondisinya, terutama otak
dan otot jantung.

2. Karbon Monoksida.

Pada prinsipnya akan menghambat pengangkutan oksigen oleh sel darah merah dari paru-paru ke
organ-organ tubuh lainnya. Sekarang dapatlah dimengerti bahwa kombinasi nikotin dengan gas
karbon monoksida (CO) akan sangat merugikan suplai oksigen ke organ-organ tubuh dan
tersumbatnya pembuluh-pembuluh darah akan semakin meningkat. Apalagi bila perokok tersebut
umurnya sudah agak lanjut dan banyak merokok.

3. Tar

Adalah gabungan semua zat-zat yang terdapat dalam asap rokok. Tar bersifat merangsang secara
kimia sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada selaput lendir saluran pernapasan (Bronchitis
dan Emfisema) serta meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker mulai dari hidung sampai ke
paru-paru.

berbagai efek merokok muncul dalam hampir setiap sistem utama dalam rongga tubuh yakni :

1. Meningkatkan resiko terkena kanker paru-paru, lidah, leher rahim, perut, bibir, mulut,
kandung kemih, ginjal, pangkal tenggorokan, dan pangkreas.

2. Meningkatkan resiko terkena serangan jantung, tekanan darah tinggi, dan penyakit
kardiovaskuler, osteoporosis, stroke, sakit pada punggung, degenerasi tulang belakang, serta
penyakit paru-paru.

3. Meningkatkan resiko kemandulan, keguguran, bayi meninggal saat dilahirkan, rendahnya berat
badan bayi yang dilahirkan dan kematian dini pada bayi.

4. Mempengaruhi sistem kekebalan sehingga cenderung lebih sering terserang masuk angin dan
infeksi rongga dada.

5. Membuat orang-orang yang dekat dengan kita, menjadi perokok pasif.

Hasil penelitian menemukan bahwa rokok tidak hanya merusak pada diri perokok sendiri, tetapi
juga orang-orang disekitarnya, istri yang ditemaninya tidur, anak yang dikandung istrinya, anak ibu,
bapak, saudara yang ada dalam rumah, teman sekerja kantor, masyarakat di tempat-tempat umum
seperti bis, kantor pos, bank, restoran. Mereka menjadi korban-korban tak berdosa akibat ulah
perokok.

Tinjauan Tentang Merokok


Banyak orang mengaku bahwa mereka merokok untuk meredakan rasa marah dan rasa gundah.
Mereka tidak menyadari bahwa rokok itu adalah penyakit dan bukan obat. Bahkan rokoklah yang
menyebabkan mereka mudah tersinggung dan mudah emosi, khususnya ketika kehabisan rokok.

Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun
di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi si perokok itu sendiri maupun orang-orang
disekitarnya.

Pada awalnya kebanyakan oarng menghisap tembakau dengan menggunakan pipa. Masyarakat
timur (Eastern societies) menggunakan air untuk mengurangi asap tembakau sebelum diinhalasi.
Tembakau yang dikunyah (chewing tobacco) merupakan salah satu cara konsumsi yang jarang
dilakukan.

Memang tidak mudah meninggalkan kebiasaan yang sudah jadi gaya hidup seperti merokok. Padahal
sebenarnya kebiasaan yang jelas merugikan ini dapat dengan mudah juga dibuang, terutama kalau
dipertimbangkan konsekuensinya.

Merokok sering dihubungkan dengan remaja dengan nilai jelek, aspirasi yang rendah, penggunaan
alkohol, kemungkinan putus sekolah, rendah diri, suka melawan, dan pengetahuan tentang bahaya
merokok yang rendah.

Mereka yang merokok 20 batang per hari selama 40 tahun mempunyai risiko terkena kanker paru
delapan kali lebih besar dibandingkan mereka yang merokok 40 batang per hari selama 20 tahun.
Selain itu, perokok pasif pun memiliki risiko untuk terkena kanker paru yang lebih besar
dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok. Risiko kanker paru pada mereka yang
berpasangan dengan perokok adalah 25% lebih besar dibandingkan mereka yang tidak terpapar oleh
asap rokok, sedangkan mereka yang terpapar oleh asap rokok di lingkungan sekitarnya memiliki
risiko kanker yang meningkat 17 %.

Tinjauan Tentang Kebiasaan Merokok

Sangat mudah bagi anak untuk meniru kebiasaan merokok. Mengingat di negara kita kebiasaan
merokok adalah suatu kebiasaan yang sudah sangat mengakar di berbagai golongan masyarakat, di
mana pun tempatnya, kapan pun waktunya kita akan sangat mudah menjumpai orang yang sedang
merokok.

Kebiasaan merokok di kalangan remaja, begitu besarnya dampak negatifnya kebiasaan merokok dari
segi kesehatan maupun ekonomi. Untuk itu, langkah antisipasi harus disiapkan, dimulai dari keluarga
sendiri. Bisa dimulai dengan tidak memberi contoh kebiasaan merokok dalam keluarga. Berlakukan
aturan dan larangan merokok bagi setiap anggota keluarga tanpa kecuali. Dengan demikian, anak
tidak lagi melihat orang tua maupun anggota keluarga lain merokok, sehingga diharapkan tertanam
dalam benak anak bahwa kebiasaan merokok merupakan kebiasaan buruk untuk semua orang,
tanpa memandang usia dan jenis kelamin. Keyakinan itu mungkin akan menjadi sedikit bekal bagi
anak untuk tidak merokok sepanjang hidupnya.
dalam hal kesehatan, kebiasaan merokok dapat memicu munculnya berbagai jenis penyakit, sebagai
berikut :

1. Kanker paru.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa bagi bukan pe-rokok, hanya 7 dari 100.000 orang yang
mungkin terkena kanker paru. Namun bagi pe-rokok berat, peluangnya untuk tak terkena kanker
paru hanya 3 per 1000. Maka tepatlah bila diperkirakan bahwa 70 – 90 % penderita kanker paru di
Amerika Serikat dikarenakan kebiasaannya merokok . (depkes Go. Id/indeks, 2004).

2. Diabetes Mellitus

Penelitian menunjukkan bahwa rokok meningkatkan resistensi insulin, sehingga tubuh menjadi
kurang efektif memecah glukosa. Kondisi inilah yang menjadi pencetus penyakit diabetes mellitus

3. Gangguan gigi

Hasil penelitian Ratih Widyastuti dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo
terhadap 300 sampel (perokok dan bukan perokok) memperlihatkan adanya hubungan antara
buruknya kebersihan mulut dengan prevalensi plak dan derajat keparahan penyakit periodontal.
Periodontal adalah penyakit kronis yang utamanya disebabkan oleh infeksi bakterial dalam jangka
waktu lama. Tingkat keparahan penyakit periodontal (periodontitis) pada perokok berat (sekitar 20
batang) jauh lebih tinggi bila dibanding perokok ringan dan bukan perokok. Sekitar 86 – 90 %
penderita periodentitis yang sukar disembuhkan adalah mereka yang memiliki kebiasaan merokok.
Selain itu diketahui pula bahwa perokok memiliki karies gigi yang lebih banyak.

4. Impotensi

Pada pria usia 30/40 tahun, kebiasaan merokok akan meningkatkan risiko terkena impotensi sebesar
50 %. Persentase tersebut akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Ini menunjukkan
bahwa perokok mempunyai kemungkinan 50 – 80 % untuk mengalami impotensi.

5. Gangguan jantung dan stroke

Bagi wanita yang minum pil kontrasepsi, kebiasaan merokok akan meningkatkan peluangnya terkena
serangan jantung dan stroke.. Bahkan hasil penelitian para ahli syaraf dari tim Jurusan Neurologi
Universitas of Cincinnati di Amerika Serikat yang telah meneliti selama 20 tahun membuktikan
bahwa merokok menyebabkan stroke jenis subarachnoid hemorrage (SAH) yang ditandai dengan
pendarahan otak.

6. Brongkhitis dan empfisiema

Sebuah penelitian mengatakan bahwa 82 % kematian akibat bronkhitis dan emfisema (bengek)
disebabkan kebiasaan merokok.

7. Kangker rahim

Wanita perokok berisiko empat kali lebih besar kena kanker rahim dibanding bukan perokok, Selain
itu merokok mengurangi kesuburan .
8. Kanker kandung kemih, tukak lambung, kanker saluran nafas dan pencernakan bagian atas.

9. Mengganggu mekanisme pembentukan kekebalan.

10. Merokok selama hamil akan merugikan kesehatan ibu dan janin.

Bayi yang lahir dari ibu perokok umumnya memiliki berat badan di bawah rata-rata saat lahir dan
menghadapi resiko mengidap gangguan pernafasan dan hampir dipastikan akan mengalami sindrom
kematian mendadak bayi. (pelita or.id/rubrik, 2003).

Survei menurut jurnal medika kedokteran Indonesia maret 2006, diketahui bahwa laki-laki
remaja lebih banyak menjadi perokok dan hampir dua pertiga dan kelompok umur produktif adalah
perokok. Selama 5 tahun, telah terjadi peningkatan kebiasaan merokok pada semua kelompok umur
pria, sedangkan pada wanita terjadi penurunan.

BAB III
KERANGKA KONSEP

Dasar Pemikiran Variabel Penelitian

Dari beberapa survei, kebiasaan merokok dimulai dari usia anak-anak dan remaja. Seorang
perokok merasa sulit untuk menghentikan kebiasaan merokok, karena sudah bertahun-tahun
melakukan kebiasaan buruk itu. Rokok sudah menjadi bagian dari hidupnya, dan dia merasakan
kenikmatan dari merokok.

Meningkatnya jumlah perokok dikalangan masyarakat Indonesia cukup memprihatinkan, tidak hanya
dikalangan orang dewasa tetapi juga pada remaja. Dari berbagai hasil penelitian yamg dilakukan di
beberapa kota besar di Indonesia oleh beberapa peneliti menunjukkan adanya peningkatan jumlah
perokok, tidak hanya pada kaum pria tapi juga kaum wanita. Dalam penelitian ini peneliti hanya
membatasi subyek peneliti pada siswa pria dengan asumsi bahwa kebiasaan merokok belum
membudaya di kalangan siswa wanita, khususnya pada lokasi penelitian ini. (Ikatan Dokter Anak
Indonesia, 2002).

Variabel Penelitian

berdasarkan teori yang diuraikan pada tinjauan pustaka maka kerangka konsep dalam penelitian ini
dapat di gambarkan dalam bentuk skema seperti berikut:

variabel independen variabel dependen

Oval: Keinginan Untuk Berhenti Merokok siswa

Pengetahuan
Dukungan keluarga

Keterangan :

: Variabel independen

: Variabel dependen

C. Definisi Operasional dan kriteria objektif

1. Keinginan untuk berhenti merokok

Yaitu kemauan atau dorongan yang timbul dari dalam diri maupun yang timbul dari luar diri untuk
berhenti merokok, keinginan untuk berhenti merokok diukur berdasarkan skala gutman yaitu
pertanyaan yang diberi skor 2 (ya) dan skor 1 (tidak).

kriteria objektif

ya : bila nilai hasil variable ≥ 7

Tidak : bila nilai hasil variable < 7

2. pengetahuan

Segala yang diketahui oleh siswa sma negeri 1 budong-budong kabupaten mamuju tentang rokok
antara lain bahan kimia yang terkandung dalam rokok, penyakit yang timbul akibat dari merokok,
dapat dari asap rokok bagi diri sendiri dan orang lain.

Kriteria objektif

Baik : bila nilai hasil variable ≥ 15

Kurang : bila nilai hasil variabel < 15

3. Dukungan keluarga

Adalah ayah dan ibu, saudara, kakek atau nenek yang memdukung/mensuport responden untuk
berhenti merokok.

kriteria objektif
Baik : bila nilai hasil variable ≥ 13

Kurang : bila nilai hasil variable < 13

Hipotesis kerja

Hipotesis Alternatif (Ha) :

1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan keinginan untuk berhenti merokok siswa.

2. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan keinginan untuk berhenti merokok siswa.

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian Kuantitatif dengan desain cross sectional stady. Yaitu suatu
rancangan yang mengkaji hubungan variabel independen (pengetahuan, dukungan keluarga),
dengan variabel dependen (keinginan untuk berhenti merokok siswa) pada saat yang bersamaan.

B. Tempat dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Budong-Budong Kecamatan Budong-Budong Kabupaten


Mamuju, Dan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2012.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X dan XI pada SMA Negeri 1 Budong-
Budong Kabupaten Mamuju. Dengan jumlah populasi siswa di kelas X sebanyak 88 siswa dan kelas XI
sebanyak 102 siswa, sehingga total populasi sebanyak 190 siswa.
2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah semua siswa X dan XI yang masih bersekolah sampai tahun 2012
dimana sampel yang diambil dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu :

n=

n=

n=128

Keterangan

n : jumlah sampel

N : jumlah populasi

d2 : tingkat signifikasi 5%

(Nursalam, 2003)

Adapun kriteria inklusi dan ekslusi dalam penelitian ini adalah :

a. Kriteria Inklusi

1. Siswa di SMA Negeri 1 Budong-Budong Kabupaten Mamuju yang duduk dikelas X dan XI

2. Bersedia menjadi responden

b. Kriteria Ekslusi

1. Tidak bersedia menjadi responden

D. Cara Pengumpulan Data

1. Data primer
Data diperoleh langsung dari siswa kelas X dan XI dengan cara pengumpulan data dirancang
oleh peneliti sesuai dengan kerangka konsep yang telah dibuat. Instrumen yang digunakan adalah
lembar kusioner. Untuk variabel pengetahuan dan dukungan keluarga menggunakan skala Likert,
sedangkan untuk variabel keinginan untuk berhenti merokok siswa menggunakan skala guttman.

2. Data sekunder

Diperoleh dari instansi terkait yaitu kepala sekolah dengan menyerahkan surat izin pengambilan
data jumlah siswa kelas X dan XI.

1. Keinginan Untuk Berhenti Merokok

NO

PERYATAAN

Ya

(2)

Tidak

(1)

2
3

Saya ingin berhenti merokok

Berhenti merokok membuat badan menjadi lebih sehat

Bila kehabisan rokok, saya meminta rokok pada teman

Jika ditawarkan rokok oleh teman, saya tidak terima.

Jika ingin merokok, saya mengalihkan perhatian seperti mencari kesibukan, makan permen, dll.
2. Pengetahuan

Keterangan

ST : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

NO

PERNYATAAN

ST

TS

STS

Merokok dapat merugikan kesehatan

Merokok dapat menyebabkan kanker paru-paru, gangguan jantung dan impotensi

Nikotin, karbon monoksida, dan tar merupakan bahan kimia utama yang terkandung dalam sebatang
rokok
4

Nikotin merupakan Zat Adiktif

Merokok membuat nafas jadi tidak sedap, gigi dan kuku menguning

Asap rokok berbahaya bagi orang lain

Perokok pasif lebih berbahya daripada perokok aktif


8

Rokok dapat menghilangkan stress

Merokok dilaksanakan di tempat umum seperti di bus, terminal dan rumah sakit

10

Merokok dalam Islam hukumnya haram

3. Dukungan Keluarga

Keterangan

SR : Sering

KK : Kadang-Kadang
JR : Jarang

TP : Tidak Pernah

NO

PERNYATAAN

SR

KK

JR

TP

Keluarga mengingatkan untuk berhenti merokok

Keluarga menganjurkan untuk berhenti merokok

Ayah, ibu, saudara, kakek, atau nenek memberikan uang jajan yang lebih

4
Keluarga membolehkan merokok

Di lingkungan keluarga ada yang merokok

Merokok karena meniru orang tua yang merokok

Keluarga marah-marah kalau saya merokok

Keluarga melarang saya merokok


9

Keluarga memberikan uang untuk membeli rokok

E. Pengolahan Dan penyajian Data

1. Pengolahan data

a. Editing

Setelah lembar kusioner diisi oleh responden, kemudian dikumpulkan dalam bentuk data, data
tersebut dilakukan pengecekan dan memeriksa kelengkapan data, kesinambungan, dan memeriksa
keseragaman data.

b. Koding

Untuk memudahkan pengolahan data, semua jawaban atau data disederhanakan dengan
memberikan simbol-simbol tertentu untuk setiap jawaban.

c. Tabulasi

Data dikelompokkan kedalam suatu tabel menurut sifat-sifat yang dimiliki, kemudian data dianalisa
secara statistik.

2. Analisa data

Pengolahan data secara komputerisasi dengan menggunakan program SPSS Versi 11,5. Analisa
data dilakukan secara sistematik antara lain:
1. Analisa Univariat

Dilakukan terhadap tiap-tiap variabel penelitian terutama untuk melihat tampilan distribusi
frekuensi variabel independen dan dependen

2. Analisa Bivariat

Untuk melihat hubungan dari tiap-tiap variabel independen dan variabel dependen, menggunakan
ujistatistik Chi-square dengan tingkat kemaknaan α = 0.05

F. Etika Penelitian

Peneliti menemui kapala sekolah SMA Negeri 1 Budong-Budong Kabupaten Mamuju, untuk
memperoleh izin melakukan penelitian. Sebelum penelitian dilakukan, semua responden yang
menjadi subyek penelitian diberi informasi tentang rencana dan tujuan penelitian. Kepada
responden dijelaskan tentang manfaat dan resiko penelitian yang mungkin timbul. Setiap responden
diberi hak penuh menyetujuii apakah ia bersedia menjadi subyek penelitian. Bagi mereka yang
setuju diminta menanda tangani informed consent atau surat pernyatan yang telah disiapkan oleh
peneliti. Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden tetapi
lembar tersebut diberikan kode (anonimity). Kerahasiaan informasi dari responden dijamin, peneliti
hanya melaporkan data tertentu sebagai hasil penelitian (Confidentiality).

G. Personalia Penelitian

1. pembimbing

a. pembimbing I : Sahabuddin SKM. M. Kes

b. pembimbing II : Ns Junaeda S. Kep

2. pelaksana

Nama : Amiruddin

Nim : 2008 02 104

3. Jadwal Penelitian

No

Uraian Kegiatan
2012

April

Mei

Juni

Juli

Agust

Sept

Penyusunan proposal

Ujian proposal

3
Penelitian

Penyusunan laporan

Ujian hasil
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian dengan metode deskriptif analitik dengan
pendekatan cross sectional study, suatu rancangan yang mengkaji hubungan variabel independen
(pengetahuan, dukungan keluarga), dengan variabel dependen (keinginan untuk berhenti merokok
siswa) pada saat yang bersamaan. Dengan tujuan melihat ada tidaknya hubungan antara
pengetahuan dan dukungan keluarga dengan keinginan untuk berhenti merokok siswa di SMU
Negeri 1 Budong-Budong Kabupaten Mamuju. Hasil penelitian ini di peroleh melalui penyebaran
kuesioner yang memuat pernyataan-pernyataan tentang pengetahuan, dukungan keluarga, dan
keinginan untuk berhenti merokok. Pengambilan data dilakukan mulai tanggal 8 – 23 April 2007.

Setelah data terkumpul dilakukan pemeriksaan kelengkapan dan kemudian data diolah, maka
berikut ini peneliti akan menyajikan analisa data univariat terhadap setiap variabel dengan
menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentasi serta analisa bivariat untuk mengetahui hubungan
dari variabel bebas dan variabel tergantung dengan menggunakan uji statistik chi square.

1. Analisis Univariat

a. Siswa SMA Negeri 1 Budong-Budong

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Siswa Yang Merokok

Di SMA Negeri 1 Budong-Budong Kabupaten Mamuju

No

Siswa SMA

Jumlah Yang Merokok


%

1.

2.

3.

Kelas I

Kelas II

Kelas III

59 orang

43 orang

56 orang

37,3

27,2

35,5

Total

158 orang

100

Sumber: Data Primer, 2012

Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa dari 158 siswa yang merokok terdapat kelas I sebanyak
59 (37,3%) orang, kelas II sebanyak 43 (27,2%) orang dan kelas III sebanyak 56 (35,5%) orang.

b. Pengetahuan siswa

Distribusi responden berdasarkan pengetahuan siswa tentang rokok di SMA Negeri 1 Budong-
Budong Kabupaten Mamuju, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Siswa

Tentang Rokok di SMU Negeri 1 Budong-Budong

Kabupaten Mamuju Tahun 2012

Pengetahuan Siswa

Tentang Rokok

(%)

Baik

Kurang

151

95,6

4,4

Total

158

100,0

Sumber: Data primer, 2012

Data dari tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai pengetahuan baik tentang rokok
sebanyak 151 (95,6%) orang. Sedangkan siswa yang mempunyai pengetahuan kurang tentang rokok
sebanyak 7 (4,4%) orang.

c. Dukungan keluarga

Distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga dengan keinginan untuk berhenti merokok
siswa di SMA Negeri 1 Budong-Budong Kabupaten Mamuju dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga

Dengan Keinginan Untuk Berhenti Merokok Siswa

Di SMU Negeri 1 Budong-Budong Kabupaten Mamuju

Tahun 2012

Dukungan Keluarga

Dengan Keinginan Siswa Untuk Berhenti Merokok

(%)

Baik

Kurang

114

44

72,2

27,8

Total

158

100,0

Sumber: Data primer, 2012

Data dari tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai dukungan keluarga baik
sebanyak 114 (72,2%) orang, sedangkan siswa yang mempunyai dukungan keluarga kurang sebanyak
44 (27,8%) orang.

d. Keinginan siswa untuk berhenti merokok

Distribusi responden berdasarkan keinginan untuk berhenti merokok siswa di SMA Negeri 1 Budong-
Budong Kabupaten Mamuju dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Keinginan Untuk

Berhenti Merokok Siswa Di SMA Negeri 1

Budong-Budong Kabupten Mamuju

Tahun 2012

Keinginan Siswa Untuk Berhenti Merokok

(%)

Mau

Tidak Mau

120

38

75,9

24,1

Total

158

100,0

Sumber: Data primer, 2012

Data dari tabel di atas menunjukkan bahwa keinginan siswa untuk berhenti merokok sebanyak 120
(75,9%) orang yang mau berhenti merokok, dan 38 (24,1%) orang yang tidak mau berhenti merokok.

2. Analisis Bivariat

a. Hubungan Pengetahuan Siswa Tentang Rokok Dengan Keinginan Untuk Berhenti Merokok
Siswa.

Distribusi responden berdasarkan hubungan pengetahuan siswa tentang rokok dengan


keinginan untuk berhenti merokok siswa di SMA Negeri 1 Budong- Budong Kabupaten Mamuju
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Pengetahuan Siswa Tentang Rokok dengan Keinginan
Untuk Berhenti Merokok Siswa

Di SMA Negeri 1 Budong-Budong Kabupaten Mamuju Tahun 2012

Pengetahuan Siswa Tentang Rokok

Keinginan Berhenti Merokok

Total

Value

OR

95%

mau

Tidak mau

Baik

117

74,1
34

21,5

151

95,6

0,036

4,588

Kurang

1,9

2,5

4,4

Total

120

76,0

38

24,0

158

100

Sumber : Data Primer, 2012 α=0,05

Berdasarkan tabel di atas, yang memiliki pengetahuan baik dan mau berhenti merokok sebanyak 117
(74,1%) orang, dan yang tidak mau berhenti merokok 34 (21,5%) orang. Sedangkan yang memiliki
pengetahuan kurang dan mau berhenti merokok sebanyak 3 (1,9%) orang, dan yang tidak mau
berhenti merokok sebanyak 4 (2,5%) orang.
Dengan menggunakan olah data SPSS 12,0 berdasarkan rumus Chi-Square df =1 dan α (0,05)
diperoleh nilai P= 0,036, hal ini berarti nilai p < α (0,05). Karena nilai p lebih kecil dari 0,05 maka Ha
diterima. Hal ini berarti ada hubungan pengetahuan siswa tentang rokok dengan keinginan untuk
berhenti merokok siswa di SMA Negeri 1 Budong-Budong Kabupaten Mamuju.

Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR= 4,588 artinya responden yang memiliki pengetahuan baik
mempunyai peluang sebanyak 4,588 kali menunjukkan keinginan mau berhenti merokok.

b. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Keinginan Untuk Berhenti Merokok Siswa

Distribusi responden berdasarkan hubungan dukungan keluarga dengan keinginan untuk berhenti
merokok siswa di SMA Negeri 1 Budong-Budong Kabupaten Mamuju dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:

Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Keinginan Untuk Berhenti
Merokok Siswa

Di SMA Negeri 1 Budong-Budong Kabupaten Mamuju

Tahun 2012

Dukungan Keluarga
Keinginan Untuk Berhenti Merokok

Total

Value

OR

95%

Mau

Tidak mau

Baik

92

58,2

22

13,9

114

72,2

0,024

2,39

Kurang
28

17,7

16

10,1

44

27,8

Total

120

75,9

38

24,0

158

100

Sumber : Data Primer, 2012 α=0,05

Berdasarkan tabel di atas, siswa yang mempunyai dukungan keluarga baik dan mau berhenti
merokok sebanyak 92 (58,2%) orang dan yang tidak mau berhenti merokok sebanyak 22 (13,9%)
orang. Sedangkan yang mempunyai dukungan keluarga kurang dan mau berhenti merokok sebanyak
28 (17,7%) orang, dan yang tidak mau berhenti merokok sebanyak 16 (10,1%) orang.

Dengan menggunakan olah data SPSS 11,5 berdasarkan rumus Chi-Square df=1 dan α (0,05)
diperoleh nilai p = 0,024, hal ini berarti nilai p < α (0,05). Karena nilai p lebih kecil dari 0,05 maka Ha
diterima. Hal ini berarti ada hubungan dukungan keluarga dengan keinginan untuk berhenti merokok
siswa di SMA Negeri 1 Budong-Budong Kabupaten Mamuju.

Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR= 2,39 artinya responden yang memiliki dukungan keluarga
baik mempunyai peluang sebanyak 2,39 kali menunjukkan keinginan mau berhenti merokok.

B. Pembahasan

1. Hubungan Pengetahuan Siswa Tentang Rokok Dengan Keinginan Untuk Berhenti Merokok
Siswa

Distribusi responden berdasarkan pengetahuan siswa tentang rokok menunjukkan bahwa


sebagian besar siswa mempunyai pengetahuan yang baik tentang rokok 151 (95,6%) orang.

Hal ini desebabkan karena responden banyak memperoleh informasi tentang rokok antara lain
bahan kimia utama yang terkandung dalam rokok, penyakit yang timbul akibat dari merokok,
dampak dari asap rokok bagi diri sendiri dan orang lain. Dan berbagai informasi lainnya yang
diperoleh, baik itu melalui media cetak maupun media elektronik, serta adanya kesadaran dan
kemauan dari siswa untuk berhenti merokok.

Berdasarkan hasil penelitian dengan Chi-Square Test diperoleh gambaran bahwa ada hubungan
pengetahuan siswa tentang rokok dengan keinginan untuk berhenti merokok siswa di SMA Negeri 1
Budong-Budong Kabupaten Mamuju.

Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Notoatdmojo (2003), Pengetahuan merupakan hasil dari
tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga.

dapat dikatakan bahwa seorang melakukan sesuatu hal yang baik jika ia mengetahui dan memahami
secara mendasar tentang hal tersebut. Dengan demikian responden yang mempunyai pengetahuan
baik kemungkinan besar mau berhenti merokok .

Menurut Soetjihningsih (2004) Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan
kenikmatan bagi siperokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi
siperokok itu sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Selanjutnya Merokok sering dihubungkan
dengan remaja dengan nilai jelek, aspirasi yang rendah, penggunaan alkohol, kemungkinan putus
sekolah, rendah diri, suka melawan, dan pengetahuan tentang bahaya merokok yang rendah.

Selanjutnya dikatakan bahwa Memang tidak mudah meninggalkan kebiasaan yang sudah jadi gaya
hidup seperti merokok. Padahal sebenarnya kebiasaan yang jelas merugikan ini dapat dengan
mudah juga dibuang, terutama kalau dipertimbangkan konsekuensinya.

Dalam media Pikiran Rakyat (2006) dikatakan Sangat mudah bagi anak untuk meniru kebiasaan
merokok. Mengingat di negara kita kebiasaan merokok adalah suatu kebiasaan yang sudah sangat
mengakar di berbagai golongan masyarakat, di mana pun tempatnya, kapan pun waktunya kita akan
sangat mudah menjumpai orang yang sedang merokok.

Dapat kita lihat bahwa selain memberikan dampak langsung yang berupa memburuknya kondisi
kesehatan ( meskipun banyak yang tidak sadar karena tidak langsung terjadi, seperti kanker yang
tampak setelah 20-30 tahun merokok), kebiasaan merokok juga memberikan dampak tidak langsung
antara lain membuka peluang untuk menjadi pecandu narkoba.

2. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Keinginan Untuk Berhenti Merokok Siswa

Distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga dengan keinginan untuk berhenti merokok
siswa menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai dukungan keluarga yang baik sebanyak
114 (72,2%) orang.

Hal ini desebabkan karena besarnya rasa tanggung jawab keluarga terhadap masalah kesehatan
anggota keluarganya, dapat dilihat dengan menganjurkan anaknya berhenti merokok kemudian
tidak memberikan uang yang lebih, yang dapat digunakan untuk membeli rokok. Selain itu adanya
kesadaran, kemauan, dan kemampuan keluarga untuk memberikan yang terbaik bagi keluarganya.
Berdasarkan hasil penelitian dengan Chi-Square Test diperoleh gambaran bahwa ada hubungan
dukungan keluarga dengan keinginan siswa untuk berhenti merokok di SMU Negeri 1 Budong-
Budong Kabupaten Mamuju.

Menurut Friedman (1998), keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga.

Menurut Effendy (1998) bahwa keluarga merupakan tempat pengambilan keputusan, pemecahan
masalah artinya setiap masalah yang dihadapi oleh keluarga bersama anggotanya dipecahkan
bersama dalam keluarga tersebut.

Dalam buku Sosiologi Keluarga (2004) mengatakan bahwa Keluarga itu adalah satu-satunya lembaga
sosial yang diberi tanggung jawab untuk mengubah suatu organisme biologi menjadi manusia,
keluarga berperan dalam persoalan perubahan, seperti mengajarkan kemampuan berbicara.

Sejalan dengan Soetjiningsih (2004) yang mengatakan bahwa Keluarga mempunyai pengaruh yang
cukup besar bagi perkembangan remaja, karena keluarga merupakan lingkungan sosial pertama
yang meletakkan dasar-dasar kepribadian remaja. Selain orang tua, saudara kandung dan posisi anak
dalam keluarga juga berpengaruh bagi remaja.

Sesuai dengan fungsi keluarga yakni fungsi pemenuhan kesehatan yaitu keluarga diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan kesehatan primer dalam rangka melindungi dan pencegahan terhadap
penyakit yang mungkin dialami keluarga.

Sedangkan menurut Sudarsono (2004) Keluarga merupakan lingkungan yang terdekat untuk
membesarkannya, mendewasakan dan didalamnya anak mendapat pendidikan pertama kali.
Keluarga merupakan kelompok masyarakat kecil, akan tetapi merupakan lingkungan yang paling
kuat untuk mebesarkan anak dan terutama anak yang belum sekolah. Oleh karena itu keluarga
memiliki peranan yang penting dalam perkembangan anak, kelurga yang baik akan berpengaruh
positif bagi perkembangan anak, sedangkan pengaruh yang jelek akan berpengaruh negatif, oleh
karena sejak kecil anak dibesarkan oleh keluarga dan untuk seterusnya, sebagian waktunya ada
didalam keluarga, maka sepantasnya kalau kemungkinan timbulnya deliquency itu sebagaian besar
juga berasal dari keluarga.

Dalam media Pikiran Rakyat (2006) dikatakan bahwa Kebiasaan merokok pada orang tua
berpengaruh besar pada anak-anaknya yang berusia remaja. Keluarga yang terbiasa dengan perilaku
merokok atau tidak melarang perbuatan tersebut, sangat berperan untuk menjadikan seorang anak
menjadi perokok dibandingkan dengan keluarga yang bukan perokok.

Beberapa penelitian melaporkan, anak yang kedua orang tuanya merokok kemungkinan besar akan
menjadi perokok juga, terlebih jika saudara kandung yang lebih tua seorang perokok, anak-anak
tersebut memiliki risiko empat kali lipat untuk menjadi perokok. Sebuah riset menunjukkan merokok
tidak hanya buruk buat perokok tetapi juga buat lingkungan. Terutama pada anak-anak perokok
yang secara tidak langsung juga menghirup asap rokok orang tuanya.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan data penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Siswa yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang rokok sebanyak 151 (95,6%) orang.
Sedangkan siswa yang mempunyai pengetahuan yang kurang tentang rokok sebanyak 7 (4,4%)
orang.

2. Siswa yang mempunyai dukungan keluarga yang baik sebanyak 114 (72,2%)orang. Sedangkan
siswa yang mempunyai dukungan keluarga yang kurang sebanyak 44 (27,8%) orang.

3. Siswa yang mempunyai keinginan untuk berhenti merokok sebanyak 120 (75,9%) orang.
Sedangkan siswa yang tidak mempunyai keinginan untuk berhenti merokok sebanyak 38 (24,1%)
orang.

4. Responden yang memiliki pengetahuan baik mempunyai peluang sebanyak 4,588 kali
menunjukkan keinginan mau berhenti merokok (OR= 4,588).

5. Responden yang memiliki dukungan keluarga baik mempunyai peluang sebanyak 2,39 kali
menunjukkan keinginan mau berhenti merokok (OR= 2,39).

6. Ada hubungan pengetahuan siswa tentang rokok dengan keinginan untuk berhenti merokok
siswa di SMA Negeri 1 Budong-Budong Kabupaten Mamuju.

7. Ada hubungan pengetahuan siswa tentang rokok dengan keinginan untuk berhenti merokok
siswa di SMA Negeri 1 Budong-Budong Kabupaten Mamuju.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diberikan beberapa saran kepada pihak yang
terkait :

1. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan memberikan bimbingan dan konseling tentang bahaya merokok pada siswa untuk
meningkatkan pengetahuan siswa tentang rokok dan akibat dari merokok seperti penyuluhan-
penyuluhan, pemajangan poster rokok dan larangan merokok terutama bagi siswa serta pemberian
terapi pengganti nikotin sistemik seperti permen, semprot,dan bupropion.

2. Bagi Institusi Pendidikan


Dianjurkan pada pihak sekolah hendaknya terus memperhatikan siswanya agar tidak merokok
terutama di lingkungan sekolah, larangan menjual rokok di lingkungan sekolah dan pemberian sangsi
pada siswa yang merokok di lingkungan sekolah serta keteladanan dari guru yang tidak merokok.

3. Bagi Masyarakat/Remaja/Siswa

a. Dianjurkan kepada masyarakat agar menambah pengetahuan tentang rokok dengan banyak
membaca buku-buku tentang rokok dan akibatnya.

b. Dianjurkan kepada remaja khususnya siswa yang merokok agar berhenti merokok.

4. Bagi orang tua

Dianjurkan memperhatikan perilaku anaknya dan memberikan dukungan pada anaknya yang
merokok supaya berhenti merokok.

5. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi penelitian selanjutnya yang akan mengambil judul yang sama, dianjurkan mengambil variabel
yang berbeda untuk menambah wawasan dan memperkaya pendidikan

Anda mungkin juga menyukai