Anda di halaman 1dari 25

PENGEMBANGAN MODUL

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DALAM PARAGRAF EKSPOSISI


SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MAMUJU SULAWESI BARAT

Eka Alwiah Haseng


Email: ekaalwiah@gmail.com
Program Pendidikan Bahasa, kekhususan Pendidikan Bahasa Indonesia
Program Pascasarjana UNM Makassar
2016

ABSTRAK

EKA ALWIAH HASENG, 2016. Pengembangan Modul Pembelajaran Bahasa


Indonesia dalam Paragraf Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Mamuju Sulawesi
Barat. (Dibimbing oleh Sulastriningsih dan Azis).

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (R&D) dengan memodifikasi


model Borg & Gall. Modul disusun berdasarkan modifikasi struktur penyusunan
modul oleh Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasional. Data pada penelitian ini adalah need
assessment (analisis kebutuhan), hasil validasi modul, hasil validasi Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), hasil validasi LKS, hasil validasi observasi aktivitas
siswa, hasil validasi respon, hasil tes belajar siswa pada latihan 1, latihan 2, tes
kompetensi, serta pretest dan posttest. Instrumen pengumpulan data adalah lembar
need assesment, validasi modul, validasi RPP, validasi LKS, observasi aktivitas siswa,
respon siswa, tes belajar siswa. Analisis data yang digunakan adalah pengujian
kevalidan modul, analisis proses, uji normalitas, dan paired samples test, dan
kepraktisan modul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul dinyatakan valid.
Efektif berdasarkan hasil tes belajar pada latihan 1 sangat baik, hasil tes belajar pada
latihan 2 diperoleh cukup baik, baik, dan sangat baik, hasil tes kompetensi diperoleh
baik dan sangat baik, dan praktis. Jadi, modul Ragam Paragraf Eksposisi dalam
Bingkai Budaya Mala’bi’ dinyatakan valid, efektif, dan praktis digunakan pada
pembelajaran bahasa Indonesia dalam paragraf eksposisi pada kelas X SMA Negeri 1
Mamuju Sulawesi Barat.

Kata Kunci: penelitian dan pengembangan (R&D), ragam paragraf eksposisi, modul,
kearifan lokal, budaya mala’bi’.
ABSTRACT

EKA ALWIAH HASENG, 2016. Development of Module Indonesian Language


Learning in Paragraph Exposition to Grade X Students at SMA Negeri 1 Mamuju in
Sulawesi Barat. (Supervised by Sulastriningsih dan Azis).

The study is research and development (R & D) modified with Borg & Gall model.
The module is arranged based on module arrangement structure modification by
Directorate General of Quality Improvement of Teachers and Education Personnel.
Data of the study were need assessment, the result of module validation, the result of
students, lesson plan, the result of student’s worksheet validation, the result of students
activity observation validation, the result of response validation, the result of learning
test for practice 1, practise 2, competency test, and prestest and posttest. The
instruments used to collect the data were need assessment, module validation, lesson
plan validation, students worksheet validation, students activity observation, students
response, and learning test. Data were analyzed by employing module validity test,
process analysis, normality test, paired samples test, module practicality. The results
of study reveal that the module is stated as valid. Effectiveness is based on the result
of learning test in practice 1 which indicates excellent, the result of learning test is
practice 2 are fairly good, good, and excellent,the result of competency test are good
and excellent, and practical. Thus, the variety of paragraph exposition module in
mala’bi’ culture is stated as valid, effective, and parctical to be used in Indonesian
language learning in paragraph exposition of grade X at SMA Negeri 1 Mamuju in
West Sulawesi.

Keywords: research and development (R & D), variety of paragraph exposition,


module, local wisdom, mala’bi’ culture.

I. PENDAHULUAN

Kearifan lokal merupakan nilai- mengusung kearifan lokal yang

nilai budaya yang pada dasarnya telah dimiliki oleh masyarakat Sulawesi

biasa dilakukan hanya saja untuk Barat khususnya Mamuju dipandang

merangkainya ke dalam proses penting karena dikembangkan bersama

pembelajaran belum dapat tersalurkan tumbuhnya budaya yang dimiliki

secara maksimal. Pembelajaran dengan masyarakat.


Kearifan lokal Sulawesi Barat menjaga (sijagai), dan seiya sekata

khususnya Mamuju tidak terlepas dari (sipokana). Selain sikongsi-kongsi,

kontaminasi masyarakat Mandar dikenal nilai lain yakni bono’. Bono’

sehingga dari zaman dahulu telah adalah istilah bahasa Mandar yang

melekat erat dalam diri dan menjadi yang telah dikenal di kalangan

indentitas masyarakat Mamuju. masyarakat Mamuju sebagai suatu

Kearifan lokal yang akrab pada wujud kemandirian yang menonjolkan

masyarakat Sulawesi Barat khususnya sikap ketekunan seseorang. Bono’

Mamuju adalah budaya mala’bi’. (tekun) meliputi yakni sikap

Budaya mala’bi’ dapat diartikan bersungguh-sungguh (mattonga-

sebagai wujud rasa yang tongan), mandiri (kalena-kalena),

mencerminkan kesantunan bersikap tanggung jawab (tanggung jawa’), dan

dan bertutur. Mala’bi’ dalam rajin (randasa).

kehidupan bersosial dapat dicerminkan Pada proses pembelajaran, masih

pada budaya kerjasama dan hal yang terdapat kesulitan-kesulitan siswa

mencerminkan ketekunan yang dikenal dalam belajar menulis berbagai jenis

dengan sikongsi-kongsi dan bono’. paragraf, khususnya pada paragraf

Sikongsi-kongsi (kerja sama) adalah eksposisi, seperti eksposisi definisi,

suatu bentuk kerja sama yang terdiri eksposisi proses, eksposisi klasifikasi,

lebih dari satu orang dengan eksposisi ilustrasi, eksposisi

mementingkan prinsip dasar kerja sama perbandingan, eksposisi laporan. Hal

saling menolong (sitolo-tolong), saling ini disebabkan karena belum ada


tersedia bahan ajar yang dapat materi pembelajaran belum menyajikan

menunjukkan langkah-langkah secara materi khususnya ragam paragraf

spesifik mengenai langkah-langkah eksposisi dengan rinci, langkah-

menulis setiap ragam paragraf langkah penyusunan ragam paragraf

eksposisi. eksposisi hanya sebatas mempoinkan,

Maka dari itu, penulis melakukan belum menjelaskan menjelaskan

suatu penelitian berupa penelitian dengan rinci, dan penulis belum pernah

pengembangan yang berorientasi pada menemukan modul dengan mengusung

suatu inovasi terhadap pembelajaran kearifan lokal Sulawesi Barat

bahasa indonesia dengan mengusung khususnya Mamuju sebagai salah satu

kearifan lokal Sulawesi Barat bahan pembelajaran bahasa Indonesia

khususnya Mamuju. Untuk khususnya mengenai ragam paragraf

menyalurkan inspirasi dan ide, penulis eksposisi.

menggunakan salah satu bahan ajar Dengan adanya modul yang

cetak berupa modul karena dianggap diusung dengan nuansa kearifan lokal

lebih memiliki fungsi yang lebih tepat yang diberi judul Ragam Paragraf

untuk digunakan oleh siswa, yakni Eksposisi dalam Bingkai Budaya

sebagai salah satu bahan ajar cetak Mala’bi’ diharapkan dapat membuat

yang dapat membelajarkan siswa siswa dapat menarik minat siswa untuk

secara mandiri. meningkatkan kepercayaan dirinya

Selain itu, siswa belajar sebab materi pembelajaran mengusung

menggunakan buku siswa namun budaya mala’bi’, sehingga siswa


dengan mudah menuangkan ide-ide SMA Negeri 1 Mamuju Sulawesi

mereka ke dalam keterampilan menulis Barat.

ragam paragraf eksposisi pada kelas X

II. METODE PENELITIAN

Penelitian yang akan dilakukan desain modul dalam bentuk bagan

merupakan penelitian dan (gambar 3.1) berikut.

pengembangan atau research and

development (R & D) yakni,

mengembangkan satu di antara

perangkat pembelajaran berupa bahan

ajar cetak, yakni modul dengan

memodifikasi struktur penulisan modul

dari Direktorat Pendidikan Tenaga

Kependidikan, Direktorat Jenderal

Peningkatan Mutu Pendidik dan

Tenaga Kependidikan, Departemen

Pendidikan. Model pengembangan

yang dilakukan merupakan modifikasi

model Borg & Gall. Berikut kerangka

desain penelitian dan pengembangan

yang telah dimodifikasi digambarkan

dalam bentuk bagan (gambar 3.2) dan


Penelitian & Pengumpulan data

Prapenelitian Perencanaan

Pengembangan
draf modul

Ragam paragraf Kearifan lokal


eksposisi budaya malaqbi’

Draf I

Revisi draf I Draf II

Valid Revisi draf II Validasi


Produk

Efektif
Penelitian Uji coba draf
Praktis

Revisi draf II

Produk akhir

Seminar
Pascapenelitian Desiminasi
Jurnal

Gambar 3.2 Bagan Desain Modifikasi Model Penelitian


Modul Ragam Paragraf Eksposisi dalam Bingkai Budaya Mala’bi’

Modul untuk Siswa Modul untuk Guru

Sampul Sampul

Halaman Pengantar Halaman Pengantar

Peta Informasi Peta Informasi


Bagian awal
Prakata Prakata
Daftar Isi Daftar Isi
Halaman Pembatas Halaman Pembatas
Pendahuluan
Materi Kompetensi
Kegiatan Belajar 1
Latihan 1 Subtema ‘sikongsi-kongsi’ Petunjuk Penggunaan

Lembar Kerja Siswa Bagian inti


Kegiatan Belajar 1
Kegiatan Belajar 2 1. Petunjuk kerja
Materi Subtema ‘sikongsi-kongsi’
Subtema ‘bono’ 2. Kunci jawaban
Latihan 2 3. Rubrik penilaian
Kegiatan Belajar 2 4. Petunjuk
Tes Kompetensi
Lembar Kerja Siswa Subtema ‘bono’ penilaian
Glosarium
Bagian akhir
Kunci Jawaban Tes kompetensi,
Indeks Rubrik, & petunjuk penilaian

Daftar Pustaka
Gambar 3.1 Desain Modul Pengembangan
Adapun yang termasuk data pada Pada penelitian ini yang

penelitian dan pengembangan ini divalidasi dengan menggunakan

antara lain: validitas konstruk antara lain;

1. Need Assessment (analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

kebutuhan). (RPP), modul yang dikembangkan,

2. Validitas dan Realibilitas Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar

a) Validitas respon siswa, dan lembar obervasi

1) Validitas isi (content validity) aktivitas siswa yang diajukan

Validitas isi dilakukan pada kepada tim uji ahli atau tim

instrumen yang berbentuk tes validator.

berupa tes multiple choice dengan b) Reliabilitas Instrumen

lima pilihan atrernatif dan skor Reliabilitas instrumen dilakukan

diskontinum yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar hasil

adalah 1 dan 0, skor 1 untuk pengukuran dapat dipercaya. Pengujian

jawaban ‘benar’ dan skor 0 untuk reliabilitas menggunakan rumus

jawaban ‘salah’. Perhitungan koefisien Alpha cronbach pada aplikasi

validitas butir dilakukan dengan IBM SPSS statistik versi 20.

menggunakan correlate bivariate Adapun sumber data pada

pada aplikasi IBM SPSS statistik penilaian ini antara lain; pada need

versi 20. assessment (analisis kebutuhan),

2) Validitas konstruk (construct sumber data adalah guru. Untuk

validity) menilai kevalidan modul, sumber data


adalah hasil validasi intrumen modul Analisis data dilakukan untuk

oleh dua orang validator. Untuk menilai kevalidan, keefektifan, dan

menilai keefektifan modul, sumber kepraktisan modul yang

data adalah hasil belajar siswa kelas X dikembangkan. Berikut uraian analisis

berjumlah 36 pada tahun pelajaran data yang digunakan.

2015/2016 SMA Negeri 1 Mamuju 1. Analisis Kevalidan Modul

yang dipilih dengan menggunakan Untuk mengukur kevalidan

teknik purposive sampling dengan modul Ragam Paragraf Eksposisi

mempertimbangkan sampel dianggap dalam Bingkai Budaya Mala’bi’

dapat mewakili jumlah keseluruhan dilakukan langkah-langkah berikut

sampel. Untuk menilai kepraktisan yang dikutip pada Nurdin (2007: 143).

modul, sumber data adalah siswa a. Menghitung rata-rata hasil validasi

sebagai pengguna modul. dari semua validator untuk setiap

Instrumen yang digunakan pada kriteria dengan rumus:

penelitian ini antara lain Rencana ∑𝑛


𝑗=1 𝑉𝑖𝑗
𝐾𝑖 =
𝑛
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
Keterangan:
lembar observasi aktivitas siswa,
𝐾𝑖 = rata-rata kriteria ke i
modul, Lembar Kerja Siswa (LKS),
𝑉𝑖𝑗 = skor hasil penilaian terhadap
dan instrumen penilaian yang telah
kriteria ke i oleh validator ke j
dimodifikasi oleh peneliti.
𝑛 = banyaknya validator
b. Menghitung rata-rata tiap aspek atau rata-rata total ( 𝑥 ) dengan

dengan rumus: kategori sebagai berikut:


∑𝑛
𝑗=1 𝐾𝑖𝑗
𝐴𝑖 = 3,5 ≤ M ≤ 4 sangat valid
𝑛
2,5 ≤ M ≤ 3,5 valid
Keterangan:
1,5 ≤ M ≤ 2,5 cukup valid
𝐴𝑖 = rata-rata kriteria ke i
M < 1,5 tidak valid
𝐾𝑖𝑗 = skor hasil penilaian terhadap
Penentuan validitas modul yang
kriteria ke i kriteria ke j
dikembangkan menggunakan kriteria
𝑛 = banyaknya kriteria dalam aspek
yang memadai jika:
ke i
a. Nilai 𝑥 untuk keseluruhan aspek
c. Menghitung rata-rata total ( 𝑥 )
minimal berada pada kategori
dengan rumus:
“cukup valid”.
∑𝑛
𝑗=1 𝐴𝑖𝑗
𝑥=
𝑛 b. Nilai 𝐴𝑖 untuk setiap aspek

Keterangan: minimal berada pada kategori

𝑥 = total rata-rata “valid”. Jika terdapat aspek yang

𝐴𝑖𝑗 = rata-rata aspek ke i tidak memenuhi kriteria valid maka

𝑛 = banyaknya aspek akan direvisi dan diuji kembali

d. Menetapkan kategori validitas hingga mencapai taraf “valid”.

setiap kriteria atau aspek Untuk menilai tingkat

keseluruhan aspek dengan kesepakatan antarvalidator terhadap

membandingkan rata-rata kriteria instrumen yang dinilai, maka

( 𝐾𝑖 ) atau rata-rata aspek ( 𝐴𝑖 ) digunakan pengujian menggunakan


koefisien Kappa yang terdapat pada a. Analisis Aktivitas Siswa

aplikasi IBM SPSS Statistik versi 20. Analisis aktivitas siswa pada

Adapun pedoman pengujian pada setiap indikator dalam satu pertemuan

koefisien Kappa, sebagai berikut: ditentukan rata-ratanya berdasarkan

a. Jika nilai Kappa > 0,75, berarti hasil dari kedua pengamat (observer).

terdapat kesesuaian yang baik Selanjutnya, menghitung rata-rata hasil

(excellent) antara validator 1 dan pengamatan dari beberapa kali

validator 2. pertemuan.

b. Jika nilai Kappa ≥ 0,45 - ≥ 0,75, Setelah rata-rata aspek

berarti terdapat kesesuaian yang diperoleh, maka dilanjutkan dengan

cukup (fair of good) validator 1 dan menghitung total rata-rata dari aspek

validator 2. observasi aktivitas siswa. Hasil yang

c. Jika nilai Kappa < 0,45, berarti didapatkan kemudian dikonversi ke

terdapat kesesuaian yang buruk dalam skala indikator aktivitas siswa

(poor) antara validator 1 dan seperti berikut.

validator 2. 3,5 ≤ x ≤ 4 respons sangat positif

2. Analisis Keefektifan Modul 2,5 ≤ x ≤ 3,5 respons positif

Analisis keefektifan modul 1,5 ≤ x ≤ 2,5 respons cukup positif

Ragam Paragraf Eksposisi dalam x < 1,5 respons tidak positif

Bingkai Budaya Mala’bi’ ditentukan b. Analisis Tes Hasil Belajar Siswa

melalui analisis tes hasil belajar siswa Penetuan nilai masing-masing

dan aktivitas siswa. kegiatan pembelajaran yang dilakukan


berdasarkan jumlah perolehan skor mutlak) dengan perhitungan

aspek penilaian ragam paragragraf persentase untuk perhitungan skala

eksposisi. lima seperti pada tabel 3.1 berikut.

1) Menentukan Skor Kriteria Tabel 3.1 Standar Mutlak dengan

Penentuan skor kriteria Perhitungan Skala Lima

yang dikutip pada Sulastriningsih, Interval Persentase Nilai Ubah


Keterangan
Tingkat Penguasaan 0-4 E-A
Baik
dkk (2014) dapat dilakukan dengan 85 - 100 % 4 A
Sekali
75 - 84 % 3 B
Baik
cara berikut. 60 - 74 % 2 C
Cukup
40 - 59 % 1 D
Kurang
jumlah skor perolehan 0 - 39% 0 E
skor kriteria = x 100 Gagal
jumlah kriteria penilaian

Sumber: Sulatriningsih Djumingin, Vivi Rosida,


2) Menghitung jumlah frekuensi dan
Bakhtiar (2014: 289)
jumlah persentase setiap kriteria c. Analisis Perbandingan Pretest dan

dengan menggunakan bantuan Posttest

aplikasi IBM SPSS Statistik versi Analisis perbandingan nilai

20. pada pretest dan posttest dilakukan

3) Menentukan nilai yang diperoleh untuk mengetahui adanya

siswa dengan menggunakan cara perkembangan kerampilan menulis

berikut: siswa dari sebelum menggunakan

jumlah skor perolehan modul dan setelah menggunakan


Nilai = x 100
skor kriteria
modul yang dikembangkan. Untuk
4) Selanjutnya, menentukan kategori
pengujian pada analisis
tes hasil belajar digunakan
perbandingan pretest dan posttest,
penentuan standar patokan (standar
penulis menggunakan cara sebagai maka H0 ditolak dan H1

berikut: diterima.

1) Menguji nilai pretest dan 4) Taraf signifikansi alpha (α)

posttest dengan menggunakan yang digunakan adalah 95 %

Paired Samples T-Test pada atau 0,05.

aplikasi IBM SPSS statistik 5) Berdasarkan hasil pengujian

versi 20. disimpulkan bahwa modul

2) H0 diinterpretasikan bahwa Ragam Paragraf Eksposisi

tidak terdapat perbedaan hasil dalam Bingkai Budaya

belajar siswa antara sebelum Mala’bi’ efektif digunakan

dan setelah penggunaan modul. pada mata pelajaran bahasa

H1 diinterpretasikan bahwa Indonesia, khususnya pada

terdapat perbedaan hasil belajar keterampilan menulis paragraf

siswa antara sebelum dan eksposisi untuk siswa kelas X.

setelah penggunaan modul. 3. Analisis Kepraktisan Modul

3) Adapun kriteria pengujiannya Analisis data kepraktisan

adalah jika nilai t-hitung lebih bertujuan untuk mengukur respon

kecil (<) dari t-tabel, maka H0 siswa terhadap modul Ragam Paragraf

diterima dan H1 ditolak. Eksposisi dalam Bingkai Budaya

Sebaliknya, jika nilai t-hitung Mala’bi’. analisis respon siswa

lebih besar (>) dari t-tabel, dilakukan dengan cara berikut.


a. Menghitung frekuensi dan d. Menentukan kriteria kepraktisan

persentase setiap indikator. modul dengan menggunakan skala

b. Menentukan persentase kepraktisan empat berikut:

maka peneliti menentukan skor Tabel 3.2 Kriteria Kepraktisan

kriteria. Modul Berdasarkan Skala Empat

c. Menentukan persentase kepraktisan Skala Kriteria

modul berdasarkan skor kriteria 0 – 64 % Tidak praktis


65 – 79 % Kurang praktis
dengan cara menghitung rata-rata
80 – 89 % Praktis
kepraktisan modul. 90 – 100 % Sangat praktis

III. HASIL PENELITIAN

Modul yang dikembangkan coba awal. Pada tahap penelitian,

merupakan hasil dari modifikasi model penulis memasukkan uji pelaksanaan

model pengembangan Borg & Gall, lapangan, dan pada tahap

sehingga hasil modifikasi model pascapenelitian, penulis memasukkan

pengembangan terbagi atas tiga penyempurnaan produk akhir, serta

tahapan, yaitu tahap prapenelitian, desiminasi dan implementasi.

tahap penelitian, dan pascapenelitian. 1. Kevalidan Modul

Pada tahap pranelitian, penulis Langkah awal pengembangan

memasukkan tahap penelitian dan modul Ragam Paragraf Eksposisi

pengumpulan data, pengumpulan dalam Bingkai Budaya Malaqbi’

informasi, perencanaan, pengembangan adalah melakukan kegiatan need

draf, uji coba awal, dan revisi hasil uji assessment (analisis kebutuhan),
pengumpulan informasi terkait kesesuaian materi dengan Standar

karakteristik siswa, dan studi literatur. Kompetensi (SK) dan Kompetensi

Setelah melalui tahap tersebut, penulis Dasar (KD), keakuratan materi,

melakukan perancangan modul, RPP, kemutakhiran materi, dan mendorong

dan lembar kerja (LK). Hasil keingintahuan. Sedangkan pada aspek

perancangan tersebut kemudian kelayakan bahasa terdapat enam

dvalidasi oleh tim ahli. Hasil validasi indikator antara lain; lugas,

membuktikan bahwa hasil rancangan komunikatif, dialogis dan interaktif,

modul, RPP, dan lembar kerja (LK) kesesuaian dengan peserta didik,

dinyatakan valid hanya dengan satu kesesuaian dengan kaidah bahasa, dan

kali penilaian, meskipun terdapat penggunaan istilah, simbol, dan ikon.

materi modul yang mesti ditambahkan Syarat validitas modul yang

namun tidak mengurangi hasil ditetapkan yaitu jika rata-rata setiap

penilaian dari tim ahli. kriteria pada aspek (Ki) dan setiap

Secara keseluruhan terdapat dua aspek (Ai) dinilai valid atau sangat

dua puluh delapan butir penilaian yang valid dengan kategori 2,5 ≤ M ≤ 3,5

terbagi ke dalam dua aspek yakni, atau 3,5 ≤ M ≤ 4 dan jika rata-rata

enam belas butir penilaian aspek keseluruhan aspek (𝑥̅ ) dengan kategori

kelayakan isi dan dua belas butir cukup valid yaitu 1,5 ≤ M ≤ 2,5.

penilaian aspek kelayakan bahasa. Berdasarkan hasil penilaian dari kedua

Pada aspek kelayakan isi terdapat tim ahli atau validator, kevalidan aspek

empat indikator penilaian antara lain; kelayakan isi modul rata-rata setiap
kriteria dan aspek adalah 3,4 berada belajar siswa sebelum menggunakan

pada kategori ‘valid’. Pada aspek modul dan setelah menggunakan

kelayakan bahasa, secara tidak sengaja modul Ragam Paragraf Eksposisi

memperoleh rata-rata keseluruhan 3,4 dalam Bingkai Budaya Mala’bi’.

berada pada kategori valid. Nilai Pada hasil belajar pada kegiatan

koefisien Kappa pada aspek kelayakan belajar 1 dengan subtema sikongsi-

penyajian isi dan aspek kelayakan kongsi (kerja sama) yang meliputi

bahasa, masing-masing memiliki nilai saling menolong (sitolo-tolong), saling

0,238 dan 0,381 lebih besar (>) dari menjaga (sijagai), dan seiya sekata

0,75 yang menunjukkan tingkat (sipokana) dengan tujuan pembelaran

kesepakatan yang baik (excellent) pada yakni memahami pengertian paragraf

penentuan penilaian modul, sehingga eksposisi dan mampu mengidentifikasi

dapat disimpulkan bahwa modul karakteristik budaya mala’bi’ dalam

Ragam Paragraf Eksposisi dalam ragam paragraf eksposisi. Penilaian

Bingkai Budaya Mala’bi’ dinyatakan latihan 1 menggunakan rubrik khusus

‘valid’. untuk kerja kelompok dengan penilaian

2. Keefektifan Modul ditinjau dari dua aspek yakni aspek

Keefektifan modul dapat dilihat fisik dan aspek isi. Aspek fisik terdapat

dari beberapa aspek berdasarkan hasil empat kriteria, antara lain; kesiapan,

belajar siswa dan hasil observasi siswa, kerja sama, penyampaian ide, dan

antara lain pada latihan 1, latihan 2, tes ketepatan waktu kerja yang dibatasi

kompetensi, dan perbandingan hasil hanya 35 menit (25 menit pengerjaan


materi dan 10 menit presentasi hasil menulis ragam paragraf eksposisi,

kerja). yaitu kesesusaian isi dengan ciri ragam

Rata-rata perolehan nilai pada eksposisi, oraganisasi isi, kalimat,

enam kelompok belajar adalah 88,33. mekanik, dan kriteria tulisan tangan.

Setelah nilai rata-rata yang telah Nilai hasil keterampilan menulis

didapatkan kemudian dikategorikan siswa, yaitu terdapat 18 siswa dengan

berdasarkan standar mutlak tingkat persentase sebesar 50 %

perhitungan skala lima, yakni nilai memeroleh nilai antara 60,5 – 72,5

rata-rata 88,33 berada pada kelas berada pada interval persentase nilai 60

pertama dengan interval 85 – 100 – 74 dengan kategori ‘cukup baik’,

dengan kategori ‘sangat baik’. terdapat 10 siswa dengan tingkat

Pada latihan 2 sesuai dengan persentase 27,78 % memeroleh nilai

subtema bono’ (tekun), maka dalam antara 75 – 82,5 berada pada interval

kegiatan pembelajaran juga dilakukan persentase nilai 75 – 84 dengan

secara individu dengan materi yang kategori ‘baik’, dan terdapat 8 siswa

diujikan adalah keterampilan menulis dengan tingkat persentase sebesar

ragam paragraf eksposisi (eksposisi 22,22 % memeroleh nilai antara 85 –

definisi, eksposisi proses, eksposisi 92,5 berada pada inteval 85 – 100

klasifikasi, eksposisi ilustrasi, eksposisi dengan kategori ‘sangat baik’. Berikut

perbandingan, dan eksposisi laporan). hasil tes belajar pada kegiatan belajar 2

Terdapat lima aspek penilaian yang subtema bono’ (tekun) dengan masing-

harus diperhatikan oleh siswa untuk masing kategori yang didapatkan.


Pada tes kompetensi yang pengujian dengan menggunakan

dilaksanakan terdapat dua jenis tes Paired Sampel T-Test, yaitu nilai rata-

yang diteskan kepada siswa, yaitu tes rata pada pretest dan posttest sama

berupa multiple choice dan essai (H0) dan nilai rata-rata pada pretest

dengan jumlah tes secara keseluruhan dan posttest berbeda (H1). Nilai t-

sebanyak 20 butir soal (14 butir soal hitung didapatkan sebesar 26,147 dan

multiple choice dan 6 butir soal essai). nilai t-tabel 2,030 dengan derajat

Berdasarkan hasil tes kompetensi kebebasan (df) sebesar 35. Hal tersebut

didapatkan perolehan nilai 75,7 – 84,9 ditafsirkan bahwa hasil belajar siswa

diperoleh 21 siswa dengan tingkat sebelum dan setelah menggunakan

persentase sebesar 58,3 %, berada pada modul terdapat perbedaan, sehingga

interval persentase tingkat penguasaan terdapat efek atau pengaruh modul

75 – 84 % dengan kategori ‘baik’ dan yang dikembangkan terhadap

nilai 85 – 93,4 diperolah 15 siswa keterampilan menulis ragam paragraf

dengan tingkat persentase sebesar 41,7 eksposisi siswa dinilai efektif.

% berada pada interval persentase 3. Kepraktisan Modul

tingkat penguasaan 85 – 100 % dengan Berdasarkan angket yang

kategori ‘sangat baik’. diberikan kepada siswa untuk

Pada perbandingan hasil sebelum mengetahui tingkat kepraktisan setelah

dan setelah menggunakan modul menggunakan modul yang

Ragam Paragraf Eksposisi dalam dikembangkan, maka dari 36

Bingkai Budaya Mala’bi’ dilakukan responden diperoleh rata-rata respon


siswa adalah sebesar 57,7 dan skor kategori ‘praktis’, dan 90 – 100 %

kriteria pada respon siswa adalah 72, dengan kategori ‘sangat praktis’.

sehingga didapatkan persentase Persentase kepraktisan yang diperoleh

kepraktisan modul sebesar 80,1 %. 80,1 % setelah konversi berada pada

Setelah persentase kepraktisan interval 80 – 89 % dengan kategori

didapatkan, selanjutnya dilakukan ‘praktis’. Jadi, dapat disimpulkan

konversi persentase dengan bahwa modul Ragam Paragraf

menggunakan perhitungan skala empat, Eksposisi dalam Bingkai Budaya

0 – 64 % dengan kategori ‘tidak Mala’bi’ praktis digunakan pada

praktis’, 65 – 79 % dengan kategori pembelajaran bahasa Indonesia

‘kurang praktis’, 80 – 89 % dengan khususnya dalam paragraf eksposisi.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Mala’bi’ yang pada dasarnya

Berdasarkan hasil penelitian dan mengusung kearifan lokal Mamuju

pembahasan pada bab sebelumnya, yakni budaya mala’bi’, selain dari

maka dapat disimpulkan bahwa kedelapan belas nilai karakter yang

pengembangan modul dengan judul terdapat pada , ditemukan sembilan

modul Ragam Paragraf Eksposisi nilai karakter lokal Mamuju yang

dalam Bingkai Budaya Mala’bi’ terimplementasikan dalam modul

disimpulkan sebagai berikut. pembelajaran, antara lain sikongsi-

Pada modul Ragam Paragraf kongsi (kerja sama) yang meliputi

Eksposisi dalam Bingkai Budaya saling menolong (sitolo-tolong), saling


menjaga (sijagai), dan seiya sekata berada pada kategori valid dan nilai

(sipokana). Bono’ (tekun) yang koefisien Kappa pada aspek kelayakan

meliputi sikap bersungguh-sungguh penyajian isi dan aspek kelayakan

(mattongan-tongan), mandiri (kale- bahasa, masing-masing memiliki nilai

kalena), tanggung jawab (tanggung 0,238 dan 0,351 lebih besar (>) dari

jawa’), dan rajin (randasa). 0,75 yang menunjukkan tingkat

1. Kevalidan Modul kesepakatan yang baik (excellent),

Syarat validitas modul yang sehingga dapat disimpulkan bahwa

ditetapkan yaitu jika rata-rata setiap modul Ragam Paragraf Eksposisi

kriteria pada aspek (Ki) dan setiap dalam Bingkai Budaya Mala’bi’

aspek (Ai) dinilai valid atau sangat dinyatakan ‘valid’.

valid dengan kategori 2,5 ≤ M ≤ 3,5 2. Keefektifan Modul

atau 3,5 ≤ M ≤ 4 dan jika rata-rata Berdasarkan hasil belajar siswa,

keseluruhan aspek (𝑥̅ ) dengan kategori terdapat siswa yang memeroleh hasil

cukup valid yaitu 1,5 ≤ M ≤ 2,5. belajar pada latihan 1 dengan kategori

Berdasarkan hasil penilaian dari kedua ‘sangat baik’, pada latihan 2

tim ahli atau validator, kevalidan aspek memeroleh kategori ‘cukup baik’,

kelayakan isi modul rata-rata setiap ‘baik’, dan ‘sangat baik’, serta pada tes

kriteria dan aspek adalah 3,4 berada kompetensi memeroleh kategori ‘baik’

pada kategori ‘valid’. Pada aspek dan ‘sangat baik’. Pengujian pada

kelayakan bahasa, secara tidak sengaja pretest dan posttest digunakan Paired

memperoleh rata-rata keseluruhan 3,4 Sample Test dan hasil pengujian


didapatkan nilai t-hitung sebesar hasil ini didapatkan berdasarkan respon

26,147 dan nilai t-tabel 2,030 dengan siswa terhadap modul Ragam Paragraf

derajat kebebasan (df) sebesar 35. Hal Eksposisi dalam Bingkai Budaya

tersebut ditafsirkan bahwa hasil belajar Mala’bi’.

siswa sebelum dan setelah B. Saran

menggunakan modul terdapat 1. Untuk Siswa:

perbedaan, sehingga terdapat efek atau a. Untuk siswa agar tetap

pengaruh modul yang dikembangkan menjadikan budaya mala’bi’

terhadap keterampilan menulis ragam sebagai dasar pengembangan

paragraf eksposisi siswa dinilai efektif diri, tidak hanya secara

digunakan sebagai bahan ajar pada personal tetapi dalam

pembelajaran bahasa Indonesia, kehidupan bersosial.

khususnya pada paragraf eksposisi. b. Meskipun pada keterampilan

3. Kepraktisan Modul menulis sebaiknya tetap

Dari perolehan persentase mempertahankan nilai-nilai

kepraktisan sebesar 80,1. Untuk atau karakteristik budaya

pengkategorian, hasil persentase mala’bi’ sebab diri seseorang

dikonversi dengan menggunakan skala tidak hanya ternilai melalui

empat, didapatkan persentase 80,1 atau tuturan, sifat, dan sikapnya,

80,1 % berada pada kategori ‘praktis’. tetapi juga melalui apa yang ia

Sesuai pada sasaran kepraktisan adalah hasilkan.

pengguna modul yakni siswa maka


2. Untuk Guru: 3. Untuk Pemerintah:

a. Tidak berpijak hanya pada a. Senantiasa memberi wadah dan

sumber pembelajaran yang ada, fasilitas kepada pendidik untuk

namun dapat dilakukan inovasi- melakukan pengembangan

inovasi yang mengusung khususnya mengusung kearifan

kearifan lokal sebagai karakter lokal, sehingga pendidik

pada inovasi pembelajaran yang dengan senang hati

dilakukan. memperhatikan peningkatan

b. Tidak perlu merasa tidak kualitas yang tidak hanya untuk

modern jika membuat gebrakan dirinya, namun juga untuk

melalui kearifan lokal dalam meningkatkan taraf pendidikan

memberi pengalaman belajar di daerah, khususnya Mamuju.

kepada siswa, sebab lingkungan b. Agar dapat menjadi fasilitator

sekitar sangat berkontribusi atau pendamping dalam

terhadap ide ataupun hasil mengembangkan dan

kreativitas siswa. menemukan strategi baru yang

c. Mengenalkan nilai-nilai atau lebih bervariasi dalam bahan

karakteristik kearifan lokal ajar cetak, khususnya modul

dapat membantu siswa sehingga nuansa kearifan lokal

mengenali kemampuannya. dalam mata pelajaran bahasa

Indonesia semakin menguatkan

sisi kearifan lokal sebagai


karakter bangsa. Kearifan lokal Sulawesi Barat khususnya

mala’bi’ hanya sebagian kecil Mamuju yang dimiliki oleh

dari nilai kearifan lokal bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan & Ahmadi, Khoiru Iif. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran.
Jakarta: Prestasi Pustaka.

Ayoetohaedi. 1986. Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta: Pustaka


Pelajar

Bridge dan Lunsford. 1984. Teaching Writing Skills. Hongkong: Longman Group (FE)
Ltd.

Daely, Bimerdin. Atmazaki, & Agustina. 2015. Pengembangan Model Modul


Berbasis Inkuiri untuk Pembelajaran Menyunting Karangan di Kelas IX SMP
Sirombu Kabupaten Nias Barat. Jurnal Bahasa, Sastra Pembelajaran (2015).
Volume 2 Nomor 1. Diakses pada Tanggal 1 Nopember 2015.

Dalman. 2014. Keterampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Pers.

Darmawati, 2014. “Peningkatan Keterampilan Menulis Wacana Eksposisi


Menggunakan Media Berita Dalam Koran Siswa Kelas X Nautika B Pelayaran
Samudera Nusantara Utama Palopo”. Tidak Diterbitkan. Makassar:
Perpustakaan Program Pascasarjana UNM Makassar.

Daryanto & Dwicahyono, Aris. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran


(Silabus, RPP, PHB, Bahan Ajar). Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Dian, Andi Sartika. 2014. “Efektivitas Penggunaan Metode Inquiri Dalam


Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Pada Peserta Didik Kelas X SMK
Kartika XX-1 Makassar”. Tidak Diterbitkan. Makassar: Perpustakaan
Program Pascasarjana UNM Makassar.

Direktorat Tenaga Kependidikan, Diretorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan


Tenaga Kependidikan. 2008. Penulisan Modul. Jakarta: Depdiknas.
Djumingin, Sulastriningsih. R. Vivi & Bakhtiar. 2014. Penilaian Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia, Teori dan Penerapannya. Makassar: Badan
Penerbit UNM.

Emzir. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Kuntitatif dan Kualitatif. Jakarta:


Rajawali.

Gani, A Ramlan. 2014. Suka Berbahasa Indonesia. Jakarta: Referensi.

Hanum, Farida. 2014. Panduan Lengkap Karya Tulis Penelitian dan Nonpenelitian
Untuk Guru Guna Menaikkan Pangkat dan Golongan Profesi Guru.
Yogyakarta: Araska.

Hermer, Jermey. 1991. The Practice of English Language Teaching. New York:
Longman Publishing.

Kuswarandi, Meta & Sunarno, Widha S. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Fisika
SMA dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi Pengukuran Besaran
Fisika. Jurnal Pendidikan Fisika (2013). Vol. 1 No. 2 Hal. 41. Diakses pada
Tanggal 31 Desember 2015.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). (Online).


http://ktpogool.files.wordprees.com/2010/07/pertemuan3ktsp.doc. Diakses
Pada Tanggal 8 Agustus 2014.

Nurdin. 2007. Model Pembelajaran Matematika yang Menumbuhkan Kemampuan


Metakognitif untuk Menguasai Bahan Ajar. Surabaya: UNESA.

Oshima, Alice, and Hogue, Ann. 1997. Introduction to Academic Writing. New York:
Andison Wesley.

Putra, Nusa. 2015. Research and Development, Penelitian dan Pengembangan: Suatu
Pengantar. Jakarta: Rajawali.

Rahmat. 2014. “Peningkatan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based


Learning) Siswa Kelas X IPA 3 SMA Negeri 1 Takalar”. Tidak Diterbitkan.
Makassar: Perpustakaan Program Pascasarjana UNM Makassar.

Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme guru.


Jakarta: Rajawali Pers

Samsu, Khairunnisa. 2015. “Pengembangan Modul Bimbingan Kesehatan Reproduksi


untuk Mengurangi Sikap Siswa Terhadap Seks Bebas di SMP Negeri 12
Kendari”. Tidak Diterbitkan. Makassar: Perpustakaan Program Pascasarjana
UNM Makassar.

Saprillah, Idham. 2011. Malaqbiq Identitas Orang Mandar. Surakarta:


Zadahanivapublishing.

Setyosari, Punaji. 2013. Metode Penelitian dan Pengembangan. Jakarta: Kencana


Prenadamedia Group.

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis: Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa.

Tenri, Ulfi, Batari . 2015. “Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Berbasis
Cerita Rakyat Peserta Didik Kelas III Sekolah Dasar di Kabupaten Gowa”.
Tidak Diterbitkan. Makassar: Perpusatakaan Program Pascasarjana UNM
Makassar.

Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo.

Wena, Made. 2014. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi


Aksara.

Zainurrahman. 2013. Menulis: Dari Teori Hingga Praktik (Penawar Racun


Plagiarisme). Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai