Anda di halaman 1dari 11

BAB III

GAMBARAN WILAYAH STUDI

3.1 Batas Administrasi


Secara astronomis, Kota Banjarbaru terletak antara 3°25’40” sampai dengan
3°28’37” Lintang Selatan dan 114°41’22” sampai dengan 114°54’25” Bujur Timur.
Kota Banjarbaru berada pada ketinggian 66 feet dpl, dengan wilayah relatif datar.
Berdasarkan posisi geografisnya, Kota Banjarbaru memiliki batas-batas: sebelah
utara dengan Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar, sebelah selatan dengan
Kabupaten Tanah Laut, sebelah timur Kecamatan Karang Intan Kabupaten
Banjar, dan sebelah barat Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar. Kota
Banjarbaru dahulunya adalah bagian dari Kabupaten Banjar. Awal berdirinya
Kota Banjarbaru terdiri dari 3 Kecamatan, yaitu: Kecamatan Landasan Ulin,
Kecamatan Cempaka dan Kecamatan Banjarbaru. Selanjutnya seiring
berjalannya waktu pada tahun 2008 dilakukan pemekaran Kecamatan sehingga
wilayah Kota Banjarbaru menjadi 5 Kecamatan, yaitu: Kecamatan Landasan Ulin,
Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Cempaka, Kecamatan Banjarbaru Utara
dan Kecamatan Banjarbaru Selatan. Dari kelima Kecamatan tersebut masing-
masing terdiri dari 4 Kelurahan sehingga ada 20 Kelurahan di wilayah Kota
Banjarbaru.

1
2
3.3.1 Peta Wilayah Kota Banjarbaru

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kota Banjarbaru


Sumber : Kota Banjarbaru dalam angka 2018, Badan Pusat Statistik Kota Banjarbaru

3
3.2 Kondisi Geologi dan Morfologi
Kondisi fisik tanah yang dapat dipergunakan untuk menggambarkan kondisi
efektif pertumbuhan tanaman adalah kelerengan, kedalaman efektif tanah, drainase
dan keadaan erosi tanah dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Klarifikasi kelerengan Kota Banjarbaru adalah:
a. 0-2% yang mencakup 59,35 persen luas wilayah.
b. 2-8% yang mencakup 25,78 persen wilayah.
c. 8-15% mencakup 12,08 persen wilayah.
2. Klarifikasi kedalaman efektif tanah terbagi dalam empat kelas, yaitu: <30 cm, 30-
60 cm, 60-90 cm dan >90 cm. Kota Banjarbaru secara umum mempunyai
kedalaman efektif lebih 90 cm dimana jenis-jenis tanaman tahunan dan
berkembang dengan baik.
3. Drainase di Kota Banjarbaru tergolong baik, secara umum tidak terjadi
penggenangan. Namun ada daerah yang tergenang kurang dari 6 (enam) bulan,
terdapat di Kecamatan Landasan Ulin yang merupakan peralihan daerah rawa
(persawahan) di Kecamatan Gambut dan Aluh-Aluh.
4. Berdasarkan Peta Kemampuan Tanah Skala 1:25.000, erosi tidak terjadi di
wilayah Kota Banjarbaru.
5. Berdasarkan Peta Geologi tahun 1970, batuan di Kota Banjarbaru terdiri dari:
a. Alluvium (Qha) 48,44 persen.
b. Martapura (Qpm) 37,71 persen.
c. Binuang (Tob) 3,64 persen.
d. Formasi Kerawaian (Kak) 2,26 persen.
e. Formasi Pitap 3,47 persen.
6. Jenis tanah terbentuk dari faktor-faktor pembentuk tanah antara lain: batuan
induk, iklim, topografi, vegetasi dan waktu. Tiap jenis tanah mempunyai
karakteristik tertentu yang membedakan antara satu dengan yang lainnya.
Karakteristik tanah tersebut misalnya berkaitan tingkat kepekaannya terhadap
erosi, kesuburan tanah, tekstur tanah dan konsistensi tanah.

4
7. Berdasarkan peta skala 1:50.000 yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian
Tanah Bogor tahun 1974, diwilayah Kota Banjarbaru terdapat 3 (tiga) kelompok
jenis tanah, yaitu:
a. Podsolik 63,82 persen.
b. Latosol 6,36 persen .
c. Organosol 29,82 persen.

3.3 Hidrologi
Secara hidrologi, Kota Banjarbaru terdiri dar air permukaan dan air tanah.
Kondisi air permukaan di Bnjarbaru ditunjang oleh danya 2 (dua) buah DAS (Daerah
Aliran Sungai) sebagai catchment area, yaitu DAS Barito/ Riam Kanan dan DAS
Taboneo. Daerah Aliran Sungai tersebut merupakan asset kawasan yang berpotensi
besar bagi aspek-aspek kehidupan masyarakat, yakni sebagai bahan baku untuk
minum, perikanan dan pariwisata. Namun, di sepanjang hamparan aliran DAS/sub-
Das telah mengalami degradasi lahan (kategori lahan kritis) disebabkan kegiatan
penduduk yang tidak sesuai peruntukan. Sedangkan air tanah di Kota Banjarbaru
dapat ditemukan dengan kualitas yang cukup baik.

Tabel 3.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) di wilayah Kota Banjarbaru


Nama DAS Luas (Ha) Debit (9M3/DTK)
DAS Riam Kanan 113.445 -
DAS Tabaneo 338.083 -

3.4 Rencana Tata Ruang dan Wilayah


Kota Banjarbaru berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKWp)
dalam RTRW Provinsi Kalimantan Selatan dan dalam Rencana Tata Ruang (RTR)
Metropolitan Banjarbakula ( meliputi Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten
Banjar, Kabupaten Tanah Laut, dan Kabupaten Barito Kuala).
Rencana struktur ruang wilayah Kota Banjarbaru meliputi:
1. Sistem pusat-pusat pelayanan kegiatan kot; dan
2. Sistem jaringan prasarana wilayah.

5
3.4.1 Rencana Pusat-Pusat Pelayanan Kota Banjarbaru
Pusat pelayanan di wilayah kota merupakan pusat pelayanan sosial, budaya,
ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat yang melayani wilayah kota dan
regional, yang meliputi:
a. Pusat pelayanan kota, melayani seluruh wilayah kota dan/atau regional;
b. Subpusat pelayanan kota, melayani sub-wilayah kota; dan
c. Pusat lingkungan, melayani skala lingkungan wilayah kota.
3.4.2 Rencana Pola Ruang Kota Banjarbaru
Rencana pola ruang wilayah kota merupakan rencana distribusi peruntukan
ruang dalam wilayah kota yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi
lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungs budidaya. Rencana pola ruang
yang disusun tersebut berfungsi:
a. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan
kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kota.
b. Untuk mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang.
c. Sebagai dasar penyusun indikasi program utama jangka panjang menengah lima
tahunan untuk 20 (dua puluh) tahun.
d. Sebagai dasar pemberian izin pemanfaatan ruang wilayah kota.
Rencana pola ruang wilayah Kota Banjarbaru meliputi rencana pola ruang
kawasan lindung dan rencana pola ruang kawasan budidaya. Rencana pola ruang
kawasan lindung meliputi:
a. Kawasan hutang lindung.
b. Kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan bawahannya, yang
meliputi kawasan resapan air.
c. Kawasan perlindungan setempat, yang meliputi sempadan sungai;
d. Ruang terbuka hijau (RTH) kota.
e. Kawasan rawan bencana alam, yang meliputi kawasan rawan banjir.
Rencana pola ruang kawasan budidaya terdiri atas:
a. Kawasan permukiman.
b. Kawasan perdagangan dan jasa.

6
c. Kawasan perkantoran.
d. Kawasan industri.
e. Kawasan pariwisata.
f. Kawasan ruang terbuka non hijau.
g. Kawasan ruang evakusi bencana.
h. Kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal.
i. Kawasan peruntukan lainnya.

3.5 Kependudukan dan Prasarana Kota Banjarbaru


Penduduk Kota Banjarbaru didominasi etnis Banjar yang berasal dari berbagai
daerah di Kalimantan Selatan serta etnis Jawa yang berasal dari Jawa Timur dan
Jawa Tengah. Etnis lainnya yang mendiami Kota Banjarbaru yaitu etnis Sunda,
Madura, Arab, Tionghoa, Dayak, Bugis dan lain-lain. Penduduk Kota Banjarbaru
terdiri dari beberapa suku bangsa antara lain Suku Banjar, Suku Jawa, Suku Sunda,
Suku Bukit, Suku Madura, Suku Bugis, Suku Bakumpai, Suku Mandar dan lainnya.
Berdasarkan hasil perhitungan angka estimasi, tahun 2016 jumlah rumah
tangga di Kota Banjarbaru mencapai 69.956 dengan jumlah penduduk 241.369
orang yang terdiri dari 123.889 laki-laki dan 117.480 perempuan atau dengan sex
ratio 105 yang berarti jumlah laki-laki lebih banyak dari pada jumlah perempuan.
Jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Landasan Ulin (62.247 orang) dan paling
sedikit adalah Kecamatan Cempaka (33.921 orang). Kecamatan yang paling padat
adalah Kecamatan Banjarbaru Selatan (2.336 penduduk per km2) sedangkan yang
paling jarang penduduknya adalah Kecamatan Cempaka (231 penduduk per km2).
Sex ratio terbesar ada di Kecamatan Cempaka yaitu sebesar 108 sedangkan sex
ratio terendah di Kecamatan Banjarbaru Utara dan Banjarbaru Selatan yaitu sebesar
104.
Tabel 3.2 Data jumlah penduduk tahun 2008-2017 Kota Banjarbaru
Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)
2008 164.216
2009 171.496
2010 201.222

7
2011 207.510

Lanjutan Tabel 3.2


Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)
2012 214.011
2013 220.695
2014 227.500
2015 234.371
2016 241.369
2017 248.423

3.5.1 Pendidikan
Jumlah sekolah negeri di Kota Banjarbaru sebanyak 95 buah yaitu 6 Tk, 66
Sd/MI, 14 SMP/MTs, 4 SMA/MA dan 5 SMK. Sementara sekolah swasta ada 175
buah termasuk Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah. Secara keseluruhan
jumlah murid 56.897 orang dengan jumlah guru sebanyak 3.416 orang. Perguruan
tinggi negeri yang ada di Kota Banjarbaru adalah Universitas Lambung Mangkurat
dengan beberapa Fakultas seperti Fakultas Pertanian, Kehutanan, Perikanan,
Kedokteran, Teknik, MIPA, Program Pasca Sarjana. Selain itu juga untuk pendidikan
kesehatan seperti politeknik kesehaatan jurusan keperawatan, kebidanan,
kesehatan lingkungan, analis kesehatam dan kesehatan gigi. Sedangkan perguruan
tinggi swasta yang ada di Kota Banajarbaru antara lain Uvaya, ATPN, dan lain-lain.
3.5.2 Kesehatan dan KB
Fasilitas kesehatan di Kota Banjarbaru berupa 6 buah rumah sakit, 8
puskesmas dan 14 buah puskesmas pembantu yang di dukung oleh 140 dokter yaitu
74 dokter umum, 19 dokter gigi, 47 dokter spesialis. Tercatat sebanyak 6.623
akseptor KB aktif di tahun 2016, sedangkan akseptor KB baru sebanyak 27.786. Alat
kontrasepsi terbanyak yang dipilih adalah suntikan yaitu sebanyak 3.822 akseptor
kemudian pil sebanyak 1.786 akseptor. Klinik KB yang tersedia ada 15 buah dengan
jumlh tenaga PLKB 25 orang.
3.5.3 Agama

8
Kementrian Agama Kota Banjarbaru mencatat untuk peribadatan telah tersedia
80 mesjid, 236 musholla, 2 gereja Khatolik dan 9 gereja Protestan serta 1 Pura/
lainnya. Kementrian Agama Kota Banjarbaru juga mencatat 1.350 pernikahan
selama tahun 2016. Di Kota Banjarbaru, jemaah haji yang berangkat pada tahun
2016 tercatat berjumlah 865 orang dimana terbanyak berasal dari Banjarbaru Utara
(283 orang). Banyaknya perkara yang diterima dan diselesaikanoleh Pengadilan
Agama Banjarbaru adalah masing-masing 800 dan 631 perkara dan yang terbanyak
adalah perkara cerai gugat (397 kasus).

3.6 Kondisi Eksisting Jalan Makmur, Kecamatan Landasan Ulin Kota


Banjarbaru.
Secara astronomis, Kecamatan Landasan Ulin terletak pada posisi 3° 27' 5" LS
dan 114° 45' BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Kecamatan Sungai Tabuk (Kabupaten Banjar)
b. Sebelah Timur : Kec. Banjarbaru Utara, Banjarbaru Selatan dan Kec.
Cempaka
c. Sebelah Selatan : Kecamatan Bati-Bati (Kabupaten Tanah Laut)
d. Sebelah Barat : Kecamatan Liang Anggang.
Kecamatan Landasan Ulin sebagai sub pusat kota memiliki fungsi sebagai
kawasan perdagangan dan jasa, kawasan bandara, pertanian dan permukiman.
Kecamatan Landasan Ulin memiliki wilayah seluas ± 9.242 Ha (24,89% dari luas
wilayah Kota Banjarbaru), yang terbagi menjadi 4 kelurahan dan 141 Rukun
Tetangga (RT).
Tabel 3.3 Wilayah Administrasi dan Jumlah RT/RW di Kecamatan Landasan Ulin
No Kecamatan Luas Jumlah
Landasan Ha % RT RW
Ulin
1 Kelurahan
Landasan Ulin 1.876,00 20,30 48 10
Timur
2 Kelurahan

9
Guntung 1.525,00 16,50 13 3
Payung
3 Kelurahan
Syamsuddin 1.867,00 20,20 37 9
Noor
4 Kelurahan
Guntung 3.974,00 43,00 51 7
Manggis

Total 9.242,00 100,00 150 27


Sumber : Kecamatan Landasan Ulin dalam Angka 2018

Komplek Graha Permata Indah 8 Tahap 2 adalah salah perumahan yang


terletak di jalan Makmur Kecamatan Landasan Ulin dengan titik koordinat -3.41326,
114.73657. Komplek ini terdapat 3 Blok yaitu Blok A, Blok B, dan Blok C, masing-
masing Blok terdapat 40, 70, dan 37 rumah. Khusus Blok B terdapat 1 fasilitas
umum berupa langgar. Total keseluruhan rumah yang terdapat pada komplek
tersebut yaitu 147 rumah dan 1 fasilitas umum. Jenis tanah pada komplek
perumahan ini adalah tanah podsolik merah kuning atau sering disingkat PMK
adalah tanah yang terbentuk karena curah hujan yang tinggi dan suhu yang sangat
rendah dan juga merupakan jenis tanah mineral tua yang memiliki warna kekuningan
atau kemerahan. Warna dari tanah podsolik ini menandakan tingkat kesuburan
tanah yang relatif rendah karena pencucian.Warna kuning dan merah ini disebabkan
oleh longgokan besi dan aluminum yang teroksidasi. Mineral lempung yang terdapat
pada tanah ini penyusunnya didominasi oleh silikat (dudal & Soepraptohardjo, 1957).
Tanah podsolik merah kuning ini adalah bagian dari tanah ultisol. Menurut USDA
(United States Departement of Agriculture)

Dudal, R. and M. Soepraptohardjo. 1957. Soil Classification in Indonesia. Cont. Gen.


Agr. Res. Sta. No.148, Bogor

10
Blok Sambungan Asumsi Standar Air Kebutuhan
Rumah (orang) Air
A 40 160
B 70 2800
C 37 148

11

Anda mungkin juga menyukai