BAB III Gambaran Umum
BAB III Gambaran Umum
1
2
3.3.1 Peta Wilayah Kota Banjarbaru
3
3.2 Kondisi Geologi dan Morfologi
Kondisi fisik tanah yang dapat dipergunakan untuk menggambarkan kondisi
efektif pertumbuhan tanaman adalah kelerengan, kedalaman efektif tanah, drainase
dan keadaan erosi tanah dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Klarifikasi kelerengan Kota Banjarbaru adalah:
a. 0-2% yang mencakup 59,35 persen luas wilayah.
b. 2-8% yang mencakup 25,78 persen wilayah.
c. 8-15% mencakup 12,08 persen wilayah.
2. Klarifikasi kedalaman efektif tanah terbagi dalam empat kelas, yaitu: <30 cm, 30-
60 cm, 60-90 cm dan >90 cm. Kota Banjarbaru secara umum mempunyai
kedalaman efektif lebih 90 cm dimana jenis-jenis tanaman tahunan dan
berkembang dengan baik.
3. Drainase di Kota Banjarbaru tergolong baik, secara umum tidak terjadi
penggenangan. Namun ada daerah yang tergenang kurang dari 6 (enam) bulan,
terdapat di Kecamatan Landasan Ulin yang merupakan peralihan daerah rawa
(persawahan) di Kecamatan Gambut dan Aluh-Aluh.
4. Berdasarkan Peta Kemampuan Tanah Skala 1:25.000, erosi tidak terjadi di
wilayah Kota Banjarbaru.
5. Berdasarkan Peta Geologi tahun 1970, batuan di Kota Banjarbaru terdiri dari:
a. Alluvium (Qha) 48,44 persen.
b. Martapura (Qpm) 37,71 persen.
c. Binuang (Tob) 3,64 persen.
d. Formasi Kerawaian (Kak) 2,26 persen.
e. Formasi Pitap 3,47 persen.
6. Jenis tanah terbentuk dari faktor-faktor pembentuk tanah antara lain: batuan
induk, iklim, topografi, vegetasi dan waktu. Tiap jenis tanah mempunyai
karakteristik tertentu yang membedakan antara satu dengan yang lainnya.
Karakteristik tanah tersebut misalnya berkaitan tingkat kepekaannya terhadap
erosi, kesuburan tanah, tekstur tanah dan konsistensi tanah.
4
7. Berdasarkan peta skala 1:50.000 yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian
Tanah Bogor tahun 1974, diwilayah Kota Banjarbaru terdapat 3 (tiga) kelompok
jenis tanah, yaitu:
a. Podsolik 63,82 persen.
b. Latosol 6,36 persen .
c. Organosol 29,82 persen.
3.3 Hidrologi
Secara hidrologi, Kota Banjarbaru terdiri dar air permukaan dan air tanah.
Kondisi air permukaan di Bnjarbaru ditunjang oleh danya 2 (dua) buah DAS (Daerah
Aliran Sungai) sebagai catchment area, yaitu DAS Barito/ Riam Kanan dan DAS
Taboneo. Daerah Aliran Sungai tersebut merupakan asset kawasan yang berpotensi
besar bagi aspek-aspek kehidupan masyarakat, yakni sebagai bahan baku untuk
minum, perikanan dan pariwisata. Namun, di sepanjang hamparan aliran DAS/sub-
Das telah mengalami degradasi lahan (kategori lahan kritis) disebabkan kegiatan
penduduk yang tidak sesuai peruntukan. Sedangkan air tanah di Kota Banjarbaru
dapat ditemukan dengan kualitas yang cukup baik.
5
3.4.1 Rencana Pusat-Pusat Pelayanan Kota Banjarbaru
Pusat pelayanan di wilayah kota merupakan pusat pelayanan sosial, budaya,
ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat yang melayani wilayah kota dan
regional, yang meliputi:
a. Pusat pelayanan kota, melayani seluruh wilayah kota dan/atau regional;
b. Subpusat pelayanan kota, melayani sub-wilayah kota; dan
c. Pusat lingkungan, melayani skala lingkungan wilayah kota.
3.4.2 Rencana Pola Ruang Kota Banjarbaru
Rencana pola ruang wilayah kota merupakan rencana distribusi peruntukan
ruang dalam wilayah kota yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi
lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungs budidaya. Rencana pola ruang
yang disusun tersebut berfungsi:
a. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan
kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kota.
b. Untuk mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang.
c. Sebagai dasar penyusun indikasi program utama jangka panjang menengah lima
tahunan untuk 20 (dua puluh) tahun.
d. Sebagai dasar pemberian izin pemanfaatan ruang wilayah kota.
Rencana pola ruang wilayah Kota Banjarbaru meliputi rencana pola ruang
kawasan lindung dan rencana pola ruang kawasan budidaya. Rencana pola ruang
kawasan lindung meliputi:
a. Kawasan hutang lindung.
b. Kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan bawahannya, yang
meliputi kawasan resapan air.
c. Kawasan perlindungan setempat, yang meliputi sempadan sungai;
d. Ruang terbuka hijau (RTH) kota.
e. Kawasan rawan bencana alam, yang meliputi kawasan rawan banjir.
Rencana pola ruang kawasan budidaya terdiri atas:
a. Kawasan permukiman.
b. Kawasan perdagangan dan jasa.
6
c. Kawasan perkantoran.
d. Kawasan industri.
e. Kawasan pariwisata.
f. Kawasan ruang terbuka non hijau.
g. Kawasan ruang evakusi bencana.
h. Kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal.
i. Kawasan peruntukan lainnya.
7
2011 207.510
3.5.1 Pendidikan
Jumlah sekolah negeri di Kota Banjarbaru sebanyak 95 buah yaitu 6 Tk, 66
Sd/MI, 14 SMP/MTs, 4 SMA/MA dan 5 SMK. Sementara sekolah swasta ada 175
buah termasuk Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah. Secara keseluruhan
jumlah murid 56.897 orang dengan jumlah guru sebanyak 3.416 orang. Perguruan
tinggi negeri yang ada di Kota Banjarbaru adalah Universitas Lambung Mangkurat
dengan beberapa Fakultas seperti Fakultas Pertanian, Kehutanan, Perikanan,
Kedokteran, Teknik, MIPA, Program Pasca Sarjana. Selain itu juga untuk pendidikan
kesehatan seperti politeknik kesehaatan jurusan keperawatan, kebidanan,
kesehatan lingkungan, analis kesehatam dan kesehatan gigi. Sedangkan perguruan
tinggi swasta yang ada di Kota Banajarbaru antara lain Uvaya, ATPN, dan lain-lain.
3.5.2 Kesehatan dan KB
Fasilitas kesehatan di Kota Banjarbaru berupa 6 buah rumah sakit, 8
puskesmas dan 14 buah puskesmas pembantu yang di dukung oleh 140 dokter yaitu
74 dokter umum, 19 dokter gigi, 47 dokter spesialis. Tercatat sebanyak 6.623
akseptor KB aktif di tahun 2016, sedangkan akseptor KB baru sebanyak 27.786. Alat
kontrasepsi terbanyak yang dipilih adalah suntikan yaitu sebanyak 3.822 akseptor
kemudian pil sebanyak 1.786 akseptor. Klinik KB yang tersedia ada 15 buah dengan
jumlh tenaga PLKB 25 orang.
3.5.3 Agama
8
Kementrian Agama Kota Banjarbaru mencatat untuk peribadatan telah tersedia
80 mesjid, 236 musholla, 2 gereja Khatolik dan 9 gereja Protestan serta 1 Pura/
lainnya. Kementrian Agama Kota Banjarbaru juga mencatat 1.350 pernikahan
selama tahun 2016. Di Kota Banjarbaru, jemaah haji yang berangkat pada tahun
2016 tercatat berjumlah 865 orang dimana terbanyak berasal dari Banjarbaru Utara
(283 orang). Banyaknya perkara yang diterima dan diselesaikanoleh Pengadilan
Agama Banjarbaru adalah masing-masing 800 dan 631 perkara dan yang terbanyak
adalah perkara cerai gugat (397 kasus).
9
Guntung 1.525,00 16,50 13 3
Payung
3 Kelurahan
Syamsuddin 1.867,00 20,20 37 9
Noor
4 Kelurahan
Guntung 3.974,00 43,00 51 7
Manggis
10
Blok Sambungan Asumsi Standar Air Kebutuhan
Rumah (orang) Air
A 40 160
B 70 2800
C 37 148
11