Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.17, No.2 Mei 2013, hlm.

230–242
Terakreditasi SK. No. 64a/DIKTI/Kep/2010
http://jurkubank.wordpress.com

KEMAMPUAN RASIO KEUANGAN DAN CORPORATE


GOVERNANCE MEMPREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI
PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS

N. Agus Sunarjanto
Daniel Tulasi

Fakultas Bisnis Unika Widya Mandala Surabaya


Jl. Dinoyo 42-44 Surabaya, 60265.

Abstract
This study aimed to examine empirically financial ratios (leverage, liquidity, solvability, and profitability)
and corporate governance for distinguishing bond rating company in investment grade and non-investment
grade companies. The population of this research was consumer goods companies listed at Indonesia Stock
Exchange. The research used purposive sampling, polls financial data and analysis with logistic regression.
Research finding indicated that corporate governance and financial ratios were the current ratio (CR), long-
term debt ratio (LTDR), total assets and turnover (TAT), return on assets (ROA), independent commissioners
(kind), managerial ownership (KM), institutional ownership and audit quality (KA) that were simultaneously
able to predict bond rating company as investment grade companies and non investment grade companies.
Key words: bond rating, corporate governance, financial ratios.

Kegiatan investasi pada aset keuangan semakin mena- dapat dibedakan atas dua kelompok yakni aset
rik minat masyarakat pada akhir-akhir ini. Hal ini finansial yang marketable dan yang non marketable.
terjadi karena dengan semakin meningkatnya kegi at- Investasi pada aset finansial yang marketable ini
an investasi dibutuhkan dana yang besar sementara umumnya dilakukan melalui pasar modal.
banyak anggota masyarakat yang memiliki surplus Aset finansial yang diperjualbelikan dalam
dana menginginkan peningkatan nilai dari dana yang pasar modal terbagi atas dua kelompok yaitu debt
dimilikinya. Oleh karena itu ketika penggunaan mo - capital (modal utang) dan equity capital (modal ekui-
dal internal perusahaan seperti laba yang ditahan, tas). Selain itu aset finansial juga dapat dibagi ke-
agio saham, sudah tidak bisa menutupi kebutuhan dalam kategori Instrumen Pasar Uang, Surat Ber-
dana perusahaan banyak perusahaan mencari dana harga Pasar Modal dengan Pendapatan Tetap,
dari masyarakat luas (go public) melalui pasar modal. Efek yang bersifat Ekuitas, Derivatif, dan Reksa-
Dalam kaitan dengan investasi pada aset finansial dana (mutual fund).

Korespondensi dengan Penulis:


N. Agus Sunarjanto: Telp. +62 31 567 8478; Fax.+62 31 561 0818
E-mail: n_agus_sunarjanto@yahoo.co.id

| 230 |
Kemampuan Rasio Keuangan dan Corporate Governance Memprediksi Peringkat Obligasi...
N. Agus Sunarjanto & Daniel Tulasi

Obligasi merupakan salah satu jenis aset fi- tasi obligasi yang diminati. Peringkat obligasi me-
nansial dan instrumen modal (utang) yang tergo- rupakan sebuah pernyataan tentang keadaan pe-
long Surat Berharga Pasar Modal dengan Penda- ngutang dan kemungkinan apa yang dapat dan
patan Tetap (fixed-income securities) yang diperjual akan dilakukan sehubungan utang yang dimiliki,
belikan dalam pasar modal. Bursa Efek Indonesia sehingga dapat dikatakan bahwa peringkat men-
(2010) mengartikan obligasi sebagai surat utang coba mengukur risiko default, emiten akan menga-
jangka menengah-panjang yang dapat dipindah ta- lami kondisi tidak mampu memenuhi kewajiban
ngankan yang berisi janji dari pihak yang mener- keuangannya (gagal bayar).
bitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pa- Meskipun demikian, seorang yang ingin be-
da periode tertentu dan melunasi pokok utang pa- rinvestasi pada obligasi hendaknya tetap mem-
da waktu yang telah ditentukan kepada pihak pem- perhatikan risiko terpenting yakni default risk. Me-
beli obligasi tersebut. nurut Manurung dkk. (2008), obligasi yang diter-
Investasi pada instrumen fixed income atau bitkan oleh pemerintah, biasanya mendapatkan
obligasi, menarik bagi investor dikarenakan kele- peringkat obligasi investment grade (level A), dika-
bihan dalam hal keamanannya bila dibandingkan renakan pemerintah dianggap akan mampu untuk
dengan saham, yaitu: (1) volatilitas saham lebih melunasi kupon dan pokok utang saat obligasi jatuh
tinggi dibandingkan dengan obligasi sehingga da- tempo. Namun obligasi yang diterbitkan oleh pe-
ya tarik saham berkurang, dan (2) obligasi mena- rusahaan (corporate bonds), bisa mengalami default
warkan tingkat return yang positif dan memberikan risk, sehingga perlu diperhatikan kesehatan keua-
pendapatan yang tetap (Purwaningsih, 2008). Re- ngan perusahaan emiten. Untuk menghindari risiko
turn yang dapat diperoleh pemegang obligasi ada- tersebut, investor harus memperhatikan beberapa
lah kupon (bunga) yang diterima secara regular hal, antara lain peringkat obligasi perusahaan emiten.
selama masa investasi sampai jatuh tempo, dan po- Peringkat obligasi penting untuk diperhati-
tensi keuntungan yang didapat dari penjualan obli- kan karena menunjukkan skala risiko atau tingkat
gasi pada harga yang lebih tinggi dari harga beli- keamanan dari suatu obligasi yang diterbitkan. Le-
nya. Pada umumnya harga obligasi akan mening- bih lanjut, dinyatakan bahwa peringkat obligasi
kat jika suku bunga tabungan menurun. ini penting karena peringkat tersebut memberikan
Seorang investor yang hendak membeli obli- pernyataan yang informatif dan memberikan sinyal
gasi tentunya harus memperhatikan peringkat obli- tentang probabilitas kegagalan utang suatu peru-
gasi (credit ratings). Peringkat obligasi merupakan sahaan (Raharja & Sari, 2008). Jadi peringkat obli-
skala risiko dari semua obligasi yang diperdagang- gasi juga menjadi sarana pengawasan aktivitas ma-
kan.Skala ini menunjukkan seberapa aman suatu najemen (Foster, 1986). Proses pemeringkatan ber-
obligasi bagi investor.Keamanan ini ditunjukkan guna untuk menilai kinerja perusahaan dari ber-
dari kemampuan perusahaan dalam membayar bu- bagai faktor yang secara langsung maupun tidak
nga dan pelunasan pokok pinjaman. langsung berhubungan dengan keuangan perusa-
Penentuan tingkat skala tersebut memper- haan. Berdasar informasi peringkat obligasi, inves-
hitungkan beberapa variabel yang mempengaruhi tor dapat mengetahui return yang diharapkan dan
peringkat obligasi.Investor dapat menggunakan ja- risiko yang dimiliki obligasi tersebut. Peringkat
sa agen pemeringkat yang memberikan jasa peni- obligasi yang diberikan oleh agen pemeringkat da-
laian terhadap obligasi yang beredar untuk men- pat dikategorikan menjadi dua, yaitu investment
dapatkan informasi mengenai peringkat obligasi, grade (AAA, AA, A, dan BBB) dan non-investment
yang merupakan petunjuk tentang kualitas inves- grade (BB, B, CCC, dan D).

| 231 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 17, No.2, Mei 2013: 230–242

Pada umumnya peringkat obligasi diberikan pergunakan untuk mendeteksi under or overvalued
oleh agen pemeringkat yang independen, obyektif, suatu sekuritas (Kaplan & Urwitz, 1979).
dan dapat dipercaya. Investor dapat menilai ting- Pada umumnya penelitian atas rasio keuangan
kat keamanan suatu obligasi dan kredibilitas obli- di Indonesia banyak dihubungkan dengan harga
gasi berdasarkan informasi yang diperoleh dari saham ataupun kinerja perusahaan. Sejumlah pe-
agen peringkat. Agen pemeringkat yang terbesar nelitian yang meneliti prediksi peringkat obligasi
dan terkenal di dunia adalah Moody’s dan Stan- di Indonesia masih jarang dilakukan. Hal ini dise-
dard & Poor’s. Sedangkan di Indonesia terdapat babkan karena keterbatasan data obligasi serta
agen pemeringkat sekuritas utang yaitu PT. PE- pengetahuan para investor terhadap obligasi. Selain
FINDO (Pemeringkat Efek Indonesia). itu, Wansley et al. (1992) menyatakan bahwa seba-
Pertanyaan yang kerap muncul sehubungan gian besar perdagangan obligasi dilakukan melalui
dengan kredibilitas atas sebuah obligasi apakah pasar negosiasi (over the counter market) dan secara
peringkat obligasi yang dinilai oleh agen peme- historis tidak terdapat informasi harga yang tersedia
ringkat di Indonesia cukup akurat dan dihandal- pada saat penerbitan atau saat penjualan. Dengan
kan dalam keputusan berinvestasi. Ini terkait de- tidak tersedianya informasi tersebut membuat pasar
ngan seringnya terjadi bias antara peringkat dan obligasi menjadi tidak semeriah pasar saham.
default risk sebuah obligasi, salah satunya pada pe- Corporate governance adalah seperangkat atur-
ringkat obligasi Bank Global pada tahun 2004, di- an yang mendefinisikan hubungan antara peme-
mana peringkat obligasi dinilai oleh agen peme- gang saham, manajer, kreditur, pemerintah, kar-
ringkat Kasnic dengan kategori A-, namun kemu- yawan dan stakeholderinternal dan eksternal lain-
dian ada pengumuman BI bahwa izin Bank Global nya sehubungan dengan hak dan tanggung jawab
dibekukan sehingga peringkat obligasinya diturun- atau sistem dengan mana perusahaan diarahkan
kan menjadi D (default). Menurut Chan et al. (1999), dan dikendalikan.
salah satu alasan mengapa pemeringkat obligasi Menurut Gitman (2009), corporate governance
yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat tersebut adalah sistem yang digunakan untuk memimpin
bias karena agen Moody’s dan S & P’s tidak mela- dan mengontrol perusahaan. Hal ini menegaskan
kukan monitor terhadap kinerja perusahaan setiap hak dan tanggung jawab dari anggota utama pe-
hari. Dengan demikian agen pemeringkat hanya rusahaan seperti pemegang saham, direksi, pega-
dapat menilai setelah terjadinya suatu peristiwa wai dan manajer, semua pemangku kepentingan,
yang menyebabkan perubahan peringkat. serta peraturan dan prosedur untuk membuat ke-
Foster (1986) mengungkapkan faktor dapat putusan perusahaan. Definisi lain menyatakan cor-
yang dipertimbangkan agen pemeringkat dalam porate governance adalah sistem kontrol, peraturan,
menentukan pemeringkat suatu obligasi diantara- dan insentif yang dirancang untuk meminimalkan
nya berbagai rasio keuangan, provisi indentiture biaya keagenan antara manajer dan investor serta
agreements, perlindungan terhadap aset yang ada mencegah kecurangan perusahaan, merupakan se-
dan kualitas manajemen. Pada penelitian ini, pe- buah konflik kepentingan dan upaya untuk= me-
neliti mengkaji mengenai pemeringkatan obligasi minimalkannya (Berk & DeMarzo, 2007). Konflik
dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang kepentingan yang terjadi antara manajer dan inves-
didasarkan pada laporan keuangan perusahaan, tor berasal dari pemisahan kepemilikan dan kon-
dengan asumsi bahwa laporan keuangan perusa- trol dalam perusahaan.
haan lebih menggambarkan kondisi riil perusaha- Forum for Corporate Governance in Indonesia/FC-
an. Analisis laporan keuangan yang berupa analisis GI (2001) mendefinisikan corporate governance se-
rasio keuangan dan perhitungan statistik dapat di- bagai seperangkat peraturan yang mengatur hu-

| 232 |
Kemampuan Rasio Keuangan dan Corporate Governance Memprediksi Peringkat Obligasi...
N. Agus Sunarjanto & Daniel Tulasi

bungan antara pemegang saham, pengurus (penge- vestor institusi merupakan investor yang sophistica-
lola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, kar- ted, dan mempunyai daya pengendali yang lebih
yawan serta para pemegang kepentingan internal baik dibanding investor individu. Praktik corpora-
dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak- te governance itu sendiri dapat diproksi dengan ko-
hak dan kewajiban mereka, sehingga menciptakan misaris independen, kepemilikan manajerial, ke-
nilai tambah bagi semua pihak yang berkepen- pemilikan institusional, dan kualitas audit.
tingan (stakeholder). Nilai tambah yang dimaksud Oleh karena itu berdasarkan latar belakang
adalah corporate governance memberikan yang telah dipaparkan, maka penelitian ini bertu-
perlindungan efektif terhadap investor dalam juan untuk mengkaji secara empiris kemampuan
memperoleh kembali investasinya dengan wajar rasio keuangan (leverage, likuiditas, solvabilitas,
dan bernilai tinggi. dan profitabilitas) dan corporate governance dalam
Corporate governance timbul karena kepenting- membedakan peringkat obligasi perusahaan yang
an perusahaan untuk memastikan kepada pihak pe- tergolong investment grade dengan perusahaan
nyandang dana (principal/investor) bahwa dana yang obligasinya non-investment grade.
yang ditanamkan digunakan secara tepat dan efi- Kemampuan rasio-rasio keuangan untuk
sien. Selain itu dengan corporate governance, peru- memprediksi kinerja keuangan perusahaan telah
sahaan memberikan kepastian bahwa manajemen lama dilakukan antara lain tentang kebangkrutan
(agent) bertindak yang terbaik demi kepentingan (Altman, 1968), kegagalan (Beaver, 1966), penen-
perusahaan. Penerapan corporate governance mem- tuan kredit jangka panjang (Horrigan, 1966), dan
berikan empat manfaat (FCGI, 2001) yaitu: (1) me- return saham (Ou & Penman, 1989). Lalu penelitian
ningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya tentang rasio keuangan sebagai prediktor pering-
proses pengambilan keputusan yang lebih baik, me- kat obligasi juga telah banyak dilakukan. Namun
ningkatkan efisiensi perusahaan, serta lebih me- penelitian serupa dengan memasukkan unsusr-un-
ningkatkan pelayanan kepada stakeholders, (2) mem- sur non keuangan seperti corporate governance masih
permudah diperolehnya dana pembiayaan yang le- jarang dilakukan.
bih murah dan tidak rigit (karena faktor keperca-
yaan) yang pada akhirnya akan meningkatkan HIPOTESIS
corporate value, (3) mengembalikan kepercayaan in- Berdasarkan teori dan penelitian empiris,
vestor untuk menanamkan modalnya di Indone- maka hipotesis dalam penelitian adalah:
sia, dan (4) pemegang saham akan merasa puas H1: variabel-variabel rasio keuangan ( leverage, li-
dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan kuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas) dan
meningkatkan shareholders’s values dan dividen. corporate governance mampu memprediksi pe-
Masalah keagenan secara langsung berhu- ringkat obligasi perusahaan yang tercatat di
bungan dengan struktur kepemilikan. Strukur ke- Bursa Efek Indonesia.
pemilikan yang tersebar tidak akan memberikan
insentif kepada pemilik untuk memonitor penge-
lolaan manajemen. Hal ini disebabkan para pemilik
METODE
akan menanggung sendiri biaya pengawasan Penelitian ini merupakan suatu penelitian ek-
(monitoring cost), sehingga semua pemilik akan me- sperimental (causal research), analisis data menggu-
nikmati manfaat. Investor institusi mempunyai pe- nakan multiple logistic regression atau logit model ka-
ranan dalam menyediakan mekanisme yang dapat rena variabel dependen berbentuk kategorial ( non
dipercaya terhadap penyajian informasi kepada in- metric) dan variabel independennya merupakan
vestor. Peranan itu terjadi disebabkan karena in- kombinasi antara variabel kontinyu atau metric

| 233 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 17, No.2, Mei 2013: 230–242

(rasio keuangan) dan kategorial atau non metric riode penelitian, diterbitkan oleh perusahaan yang
(corporate covernance) sehingga tidak harus dipenuhi terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 1
asumsi multivariate normal distribution data. Sampel Januari 2007 dan belum jatuh tempo sampai dengan
penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode 31 Desember 2009 dan menerbitkan laporan ke-
purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut: uangannya secara rutin dan lengkap dan terdaftar
obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan barang dalam peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh
konsumsi, belum jatuh tempo (beredar) selama pe- PT.PEFINDO selama kurun waktu penelitian. Po-

Tabel 1. Sampel Perusahaan Consumer Goods Tahun 2007-2009


Kode Nama Perusahaan Jenis Industri
ADES Ades Alfindo Putra Setia Makanan & Minuman
AQUA Aqua Golden Mississipi, Tbk Makanan & Minuman
CEKA Cahaya Kalbar, Tbk Makanan & Minuman
DAVO Davomas Abadi, Tbk Makanan & Minuman
DLTA Delta Djakarta, Tbk Makanan & Minuman
FAST Fast Food Indonesia, Tbk Makanan & Minuman
INDF Indofood Sukses Makmur, Tbk Makanan & Minuman
MYOR Mayora Indah, Tbk Makanan & Minuman
MLB Multi Bintang Indonesia, Tbk Makanan & Minuman
STTP Siantar Top, Tbk Makanan & Minuman
SMAR SMART Tbk Makanan & Minuman
AISA Tiga Pilar Sejahtra Food, Tbk Asia Intiselera, Tbk. Makanan & Minuman
ULTJ Ultra Jaya Milk, Tbk Makanan & Minuman
DVLA Darya Varia, Tbk Farmasi
KLBF Kalbe Farma, Tbk Farmasi
KAEF Kimia Farma, Tbk Farmasi
MERK Merck, Tbk Farmasi
SCPI Schering-Plough Indonesia, Tbk Farmasi
TSCP Tempo Scan Pacific Tbk Farmasi
UNVR Unilever Indonesia Tbk Kosmetik & Keperluan Rumah Tangga
KICI Kedaung Indah Can Peralatan Rumah Tangga
RMBA Kedaung Indah Can Rokok
GGRM Gudang Garam Tbk Rokok
HMSP H.M. Sampoerna Tbk Rokok

| 234 |
Kemampuan Rasio Keuangan dan Corporate Governance Memprediksi Peringkat Obligasi...
N. Agus Sunarjanto & Daniel Tulasi

pulasi dalam penelitian ini adalah perusahaan p = 0, jika peringkat obligasi termasuk non
consumer goods, berdasarkan Indonesian Capital Mar- Ln investment grade, skala nominal
1- p
ket Directory tahun 2009 sebanyak 35 terdiri dari
15 perusahaan makanan dan minuman, 3 perusa- α : konstanta
haan rokok, 10 perusahaan farmasi, 4 perusahaan β1-8 : koefisien regresi
kosmetik dan barang keperluan rumah tangga, dan X1 : rasio likuiditas aspek likuiditas dari rasio ke-
3 perusahaan peralatan rumah tangga. Dari jumlah uangan dapat diukur dengan formula cur-
tersebut diambil 24 perusahaan sebagai sampel pe- rent asset/ current liabilities atau current ratio
nelitian yang diseleksi berdasarkan judgement sam- (CR), skala rasio.
pling khususnya purposive sampling. Sampel yang X2 : rasio leverage aspek leverage dalam penelitian
dijadikan sebagai obyek penelitian merupakan ini diukur dengan formula, long term liabili-
perusahaan-perusahaan yang memiliki kelengkap- ties/total asset atau long-term debt ratio (LTDR),
an data dan mengumumkan Laporan Keuangan- skala rasio.
nya secara konsisten pada tahun 2007-2009 di Bursa X3 : rasio solvabilitas aspek solvabilitas dari rasio
Efek Indonesia. Adapun perusahaan-perusahaan keuangan dapat diukur dengan formula sales/
yang menjadi sampel tercantum dalam Tabel 1. total assets atau total asset turnover (TAT), skala
Dalam penelitian ini terdapat satu variabel rasio.
dependen dan enam variabel independen. Variabel X4 : rasio profitabilitas aspek profitabilitas dari
Dependen dalam penelitian ini adalah Peringkat rasio keuangan ini dapat diukur dengan for-
Obligasi dan disimbolkan dengan Y. Peringkat mulasi: earnings after tax / total assets atau re-
obligasi tersebut secara umum terbagi menjadi dua turn on assets (ROA), skala rasio.
peringkat yaitu investment grade (AAA, AA, A, X5 : komisaris independen diukur dengan per-
BBB) dan non-investment grade (BB, B, CCC, D). sentase kepemilikan komisaris independen,
Variabel independen yang akan diuji dalam pene- skala rasio.
litian ini adalah rasio keuangan dan corporate gov- X6 : kepemilikan manjerial diukur dengan per-
ernance Rasio keuangan yang diambil berjumlah sentase kepemilikan manajerial, skala rasio.
empat rasio yang digunakan sebagai proksi dari X7 : kepemilikan institusional diukur dengan per-
rasio leverage, likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, sentase kepemilikan institusi, skala rasio.
dan variabel corporate governance yang terdiri dari X8 : kualitas audit, diukur melalui katagorial, di-
komisaris independen, kepemilikan institusional, audit oleh KAP big four (Erns & Young, De-
kepemilikan manajerial, dan kualitas audit. Model lloite, KPMG dan PWC) skala 1, jika bukan
analisis pada penelitian dan definisi operasional KAP big four skala 0
sebagai berikut: e : standard error.
p
Ln = β 0 + β 1 X 1 + β 2 X 2 + ... + β n X n + l HASIL
1- p
Variabel yang digunakan penelitian ini se -
Keterangan:
banyak sembilan variabel yang terdiri atas satu va-
p riabel dependen dan delapan variabel independen.
Ln = Peringkat obligasi
1- p Variabel dependen adalah peringkat obligasi ( Ra-
ting Obligation) yang disimbolkan dengan ROB. Va-
p = 1, jika peringkat obligasi termasuk riabel independen teridiri atas current ratio (CR), long-
Ln investment grade, skala nominal term debt ratio(LTDR), total asset turnover (TAT), re-
1- p
turn on asset (ROA), komisaris independen (Kind),

| 235 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 17, No.2, Mei 2013: 230–242

kepemilikan manajerial (KM), kepemilikan insti- dalam mempredikasi peringkat obligasi perusaha-
tusional (Kins), dan kualitas audit (KA). an yang investment grade dan non investment grade,
Penilaian model fit atau kesesuaian model de- dilakukan analisis dengan logit model khususnya en-
ngan data observasi dapat berdasarkan pada be- ter method yang hasilnya tertera pada Tabel 3.
berapa metode seperti fungsi likelihood dan Homer Dari output tersebut dikembangkan model
and Lomeshow’sGoodness of fit test statistic. Pada pe- multiple logistic regression sebagai berikut.
nelitian ini digunakan Homer and Lomeshow’s good-
p
ness of fit test statistic. Penilaian model fit pada pene- Ln = 14,231 − 1,015 CR - 4,872 LTDR + 4,595 TAT +
litian ini nampak pada Tabel 2. 1- p
23,590 ROA − 3,703 Kind + 5,570 KM − 13
Tabel 2. Hasil Uji Model Fit
Hosmer and Lemeshow Test 13,906Kins − 1,1 KA
Step Chi-Square Df Sig atau
1 3,297 8 0,914 p
= e -14 , 231 −1, 015 CR − 4 , 872 LTDR + 4 , 595 TAT +
Tabel 2 menunjukkan nilai chi-square Hosmer 1- p + 23 , 59 ROA − 3 , 703 Kind + 5 , 57 KM −13
and Lemeshow’s test sebesar 3,297 dengan nilai pro- 1,1 KA
babilitas 0,914 atau 91,4%, lebih besar dari alpha
5%. Hal ini berarti model mampu memprediksi ni- Model logistic regression menggambarkan bah-
lai observasinya atau model fit (sesuai) dengan data wa log of peluang perusahaan yang tergolong In-
observasi. vestment grade dan Non-Investment grade dipengaruhi
Untuk membangun suatu model serta menge- oleh total asset turnover (TAT), return on asset (ROA)
tahui kemampuan rasio-rasio keuangan dan corpo- karena masing-masing memiliki probabilitas di ba-
rate governance baik secara bersama maupun parsial wah α= 5%. Sedangkan current ratio (CR), long-term

Tabel 3. Estimasi Parameter


Variables in the Equation
B SE. Wald df Sig. Exp(B)
CR -1,015 0,532 3,647 1 0,056 0,362
LTDR -4,872 4,877 0,998 1 0,318 0,008
TAT 4,595 2,319 3,925 1 0,048 98,983
ROA 23,590 11,574 4,154 1 0,042 1,759E10
KIND -3,703 10,554 0,123 1 0,726 0,025
KM 5,570 8,248 0,456 1 0,499 262,429
KINS -13,906 9,063 2,354 1 0,125 0,000
KA(1) -1,100 1,603 0,471 1 0,492 0,333
Constant 14,231 9,674 2,164 1 0,141 1515765,307
Variable(s) entered on step 1: CR. LTDR. TAT. ROA. KIND. KM. KINDS.KA

| 236 |
Kemampuan Rasio Keuangan dan Corporate Governance Memprediksi Peringkat Obligasi...
N. Agus Sunarjanto & Daniel Tulasi

debt ratio (LTDR), komisaris independen (Kind), Jika current ratio (CR), long-term debt ratio
kepemilikan manajerial (KM), kepemilikan insti- (LTDR), total asset turnover (TAT), komisaris inde-
tusional (Kins), dan kualitas audit (KA) tidak dapat penden (Kind), kepemilikan manajerial (KM), ke-
menjelaskan secara signifikan perusahaan yang ter- pemilikan institusional (Kins), dan kualitas audit
golong investment grade dan non investment grade. (KA) konstan, peluang peringkat obligasi perusaha-
Hal ini diketahui dari tingkat probabilitasnya yang an investment grade akan meningkat dengan faktor
di atas 5%. Hubungan antara peluang dan variabel 1575951253atau e 23,590 untuk setiap unit perubahan
bebas dapat dijelaskan sebagai berikut. return on asset (ROA). Artinya, peluang perusahaan
Jika current ratio (CR), long-term debt ratio investment grade naik sebesar 1.575.951.253 kali le-
(LTDR), total asset turnover (TAT), return on asset bih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang
(ROA), komisaris independen (Kind), kepemilikan non-investment grade.
manajerial (KM), kepemilikan institusional (Kins), Jika current ratio (CR), long-term debt ratio
dan kualitas audit (KA) tidak ada, odds (peluang) (LTDR), total asset turnover (TAT), return on asset
peringkat obligasi perusahaan investment grade se- (ROA), kepemilikan manajerial (KM), kepemilikan
besar 151511,119 atau e 14,231 . institusional (Kins), dan kualitas audit (KA) kon-
Jika long-term debt ratio (LTDR), total asset turn- stan, peluang peringkat obligasi perusahaan yang
over (TAT), return on asset (ROA), komisaris inde- investment grade menurun dengan faktor 0,025 atau
penden (Kind), kepemilikan manajerial (KM), ke- e-3,703 untuk setiap unit perubahan komisaris inde-
pemilikan institusional (Kins), dan kualitas audit penden (Kind). Maka peluang perusahaan yang
(KA) konstan maka peluang peringkat obligasi pe- memiliki peringkat obligasi investment grade akan
rusahaan yang tergolong investment grade menurun menurun sebesar -0,025 kali lebih tinggi diban-
dengan faktor sebesar 0,362 atau e -1,015 untuk setiap dingkan dengan perusahaan yang tidak sehat non-
unit perubahan current ratio (CR). investment grade.
Jika current ratio (CR), total asset turnover Jika current ratio (CR), long-term debt ratio
(TAT), return on asset (ROA), komisaris independen (LTDR), total asset turnover (TAT), return on asset
(Kind), kepemilikan manajerial (KM), kepemilikan (ROA), komisaris independen (Kind), kepemilikan
institusional (Kins), dan kualitas audit (KA) kon- institusional (Kins), dan kualitas audit (KA) kon-
stan maka peluang peringkat obligasi perusahaan stan, peluang peringkat obligasi perusahaan yang
investment grade akan menurun dengan faktor se- investment grade menurun dengan faktor 246,41 atau
besar 0,00766 atau e -4,872 untuk setiap unit perubahan e5,507 untuk setiap unit perubahan kepemilikan ma-
LTDR. najerial (KM). Jadi peluang perusahaan yang me-
Jika current ratio (CR), long-term debt ratio miliki peringkat obligasi investment grade akan naik
(LTDR), return on asset (ROA), komisaris indepen- sebesar 5,507 lebih tinggi dari pada perusahaan
den (Kind), kepemilikan manajerial (KM), kepe- non-investment grade.
milikan institusional (Kins), dan kualitas audit (KA) Jika current ratio (CR), long-term debt ratio
konstan, peluang peringkat obligasi perusahaan (LTDR), total asset turnover (TAT), return on asset
investment grade akan meningkat dengan faktor (ROA), komisaris independen (Kind), kepemilikan
98.99 atau e4,595untuk setiap unit perubahan TAT. manajerial (KM), dan kualitas audit (KA) konstan,
Atau peluang perusahaan investment grade menga- peluang peringkat obligasi perusahaan yang
lami peningkatan peringkat obligasi sebesar 98.99 investment grade menurun dengan faktor 0,0000009
kali lebih tinggi dari pada perusahaan yang non- atau e-13,906 untuk setiap unit perubahan kepemilikan
investment grade. institusional (Kins). Maka peluang perusahaan

| 237 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 17, No.2, Mei 2013: 230–242

investment grade akan turun sebesar 0,0000009 di- dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel indepen-
bandingkan dengan perusahaan non-investment den sebesar 79,5%, sedangkan sisanya dijelaskan
grade. oleh variabel lain di luar model logistic regession.
Jika current ratio (CR), long-term debt ratio Hipotesis penelitian ini menyatakan, varia-
(LTDR), total asset turnover (TAT), return on asset bel-variabel rasio keuangan (likuiditas, leverage, sol-
(ROA), komisaris independen (Kind), kepemilikan vabilitas, dan profitabilitas) dan corporate governance
manajerial (KM), dan kepemilikan institusional mampu memprediksi peringkat obligasi peru-
(Kins), peluang peringkat obligasi perusahaan sahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Pe-
investment grade akan menurun dengan faktor se- nguji hipotesis tersebut nampak pada hasil anali-
besar 0,333 atau e -1,100 untuk setiap perubahan unit sis logit model pada Tabel 5.
kualitas audit (KA).
Tabel 3 juga menunjukkan bahwa secara Tabel 5. Hasil Klasifikasi Observasi
parsial variabel total assets turnover (TAT) dan re- Model Summary
turn on assets (ROA) signifikan pada á=5%,
-2 Log Cox & Snell R Nagelkerke R
sedangkan current ratio (CR), long-term debt ratio
(LTDR), komisaris independen (Kind), kepemili- likelihood Square Square
kan manajerial (KM), kepemilikan institusional 18,912a 0,472 0,795
(Kins), dan kualitas audit (KA) tidak signifikan.

Koefisien Determinasi (Nagelkerke’s Pada Tabel 5 hasil prediksi menunjukkan ob-


R-Square) ligasi perusahaan yang sesungguhnya tergolong
non investment grade sebanyak 9 obligasi sedangkan
Kontribusi secara simultan variabel
tiga obligasi seharusnya tergolong peringkat invest-
independen current ratio (CR), long-term debt ratio
ment grade. Maka tingkat ketepatannya sebesar
(LTDR), total assets turnover (TAT), return on assets
75%. Sedangkan dari 60 obligasi yang dikelom-
(ROA), komisaris independen (Kind), kepemilikan
pokkan sebagai investment grade diprediksi hanya
manajerial (KM), kepemilikan institusional (Kins),
58 obligasi yang tergolong investment grade sedang-
dan kualitas audit (KA) terhadap perubahan pe-
kan dua obligasi sesungguhnya tergolong non
ringkat obligasi perusahaan diketahui dari nilai
investment grade. Berarti tingkat keakuratannya se-
Nagelkerke’s R-Square yang merupakan modifikasi
besar 96,7%. Secara keseluruhan, tingkat ketepatan
dari Cox and Snell’s R-Square (dapat diinterpretasi-
klasifikasi observasi sebesar 93.1%. Karena nilai
kan seperti nilai R 2 pada multiple regression). Hasil-
keakuratannya di atas 50% maka disimpulkan bah-
nya seperti pada Tabel 4.
wa variabel current ratio (CR), long-term debt ratio
Tabel 4. Nilai R-Square Variabel Independen (LTDR), total asset turnover (TAT), return on asset
Model Summary (ROA), komisaris independen (Kind), kepemilikan
manajerial (KM), dan kepemilikan institusional
-2 Log Cox & Snell R Nagelkerke R (Kins), dan kualitas audit (KA) mampu mempre-
likelihood Square Square diksi observasi kedalam perusahaan yang memiliki
18,912a 0,472 0,795 investment grade dan non investment grade secara baik.

Hasil analisis pada Tabel 4 menunjukkan ni-


PEMBAHASAN
lai Nagelkerke’s R sebesar 0,795. Berarti variabilitas Hasil analisis menunjukkan bahwa secara si-
variabel dependen (peringkat obligasi perusahaan) multan rasio-rasio keuangan perusahaan dan corpo-

| 238 |
Kemampuan Rasio Keuangan dan Corporate Governance Memprediksi Peringkat Obligasi...
N. Agus Sunarjanto & Daniel Tulasi

rate governance terbukti mampu menjelaskan perbe- kan: (1) interest coverage ratio yang meliputi cash flow
daan antara obligasi perusahaan yang tergolong in- before interest + taxes/ interest charges, cash flow before
vestment grade dan non-investment grade. Namun se- interest + taxes/ total debt; (2) capitalization (leverage)
cara parsial variabel yang dapat menjelaskan seca- ratio yang meliputi long-term debt/ total assets, long-
ra signifikan perbedaan antara obligasi perusahaan term debt/ net worth; (3) profitability ratio: net income/
yang tergolong investment grade dan non-investment TA; (4) size variables: TA; dan (5) stability variables
grade adalah total asset turnover (TAT) dan return on yang meliputi coefficient of variation of total assets dan
asset (ROA). Sedangkan variabel lainnya tidak coefficient of variation of net income. Lalu Belkaoui
signifikan untuk membedakan obligasi perusahaan (1983) menemukan rasio keuangan total assets, to-
perbedaan antara obligasi perusahaan yang tal debt, short term liabilities/equity of interest, current
tergolong investment grade dan non-investment grade. asset/current liabilities (CACL ), fix change coverage
Dari empat rasio keuangan yang diaplikasi- ratio, cash flowsebagai variabel predictor yang sig-
kan untuk memprediksi variabilitas peringkat obli- nifikan dengan tingkat ketepatan 72,0%. Hasil pe-
gasi yakni current ratio (CR), long-term debt ratio (LT- nelitian Gentry et al. (1988) diperoleh variabel yang
DR), total asset turnover (TAT), return on asset (RO- signifikan adalah inventories, other current liabilities,
A),variable total asset turnover (TAT) dan return on dividend, long term financing, fixed coverage charges.
asset (ROA) signifikan pada α=5%. Burton et al. (1998) menemukan variabel yang
Variabel total asset turnover (TAT) dan return signifikan adalah leverage, profitability, liquidity, firm
on asset (ROA) memiliki hubungan positif dengan size, organization form, reinsurance, growth & business
variabilitas obligasi perusahaan. Hal ini menun- activity. Hasil penelitiannya juga menemukan bah-
jukkan semakin tinggi perputaran aktiva (TAT) wa terdapat hubungan antara leverage dengan pe-
dan tingkat pengembalian ( return) perusahaan ringkat obligasi, dimana semakin rendah leverage
(ROA) maka semakin besar odds (peluang) obligasi maka semakin tinggi peringkat obligasi yang akan
sebuah perusahaan dimasukkan kedalam kelom- diperoleh oleh perusahaan tersebut. Sari (2004) me-
pok investment grade. Karena risiko investasi pada nemukan lima rasio keuangan yang memiliki ke-
obligasi pun semakin kecil sehingga memiliki pros- mampuan membentuk model untuk memprediksi
pek yang baik pada masa yang akan datang. peringkat obligasi dengan tingkat ketepatan model
Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan sebesar 69,6% lebih besar daripada PEFINDO
Horrigan (1966), Kaplan & Urwitz (1979), Belkaoui (56,5%). Pada tahun 2008, Raharja & Sari (2008)
(1983), Gentry et al. (1985), Burton et al. (1998), kembali menguji rasio keuangan yang dapat mem-
Chan & Jagadeesh (2003), Sari (2004), dan Purwa- bentuk model prediksi peringkat obligasi dimana
ningsih (2008) yang menemukan hasil serupa bah- diperoleh lima rasio keuangan yang secara signi-
wa rasio-rasio keuangan mampu memprediksi pe- fikan dapat membedakan perusahaan investment
ringkat obligasi perusahaan. Perbedaanya terletak grade dan non-investment grade leverage, likuiditas,
pada variabel yang signifikan dimana antara satu solvabilitas, profitabilitas, dan produktivitas de-
peneliti dengan peneliti lainnya juga berbeda. Pe- ngan tingkat ketepatan dalam memprediksi pe-
nelitian ini menemukan bahwa variabel yang signi- ringkat obligasi dalam dua kategori sebesar 96,2%.
fikan adalah total asset turnover (TAT) dan return Dari penelitian Purwaningsih (2008) diperoleh rasio
on asset (ROA) sedangkan Horrigan (1966) mene- keuangan yang signifikan yakni long term liabili-
mukan variabel yang signifikan adalah TA, long ties/total assets, net worth/total asset, cash flow from op-
term solvency ratio, long term capital-turnover ratio, erations to total liabilities, sales/fixed asset (SFA), dan
profit margin ratio (net operating profit/sales dan sales/ prediktor peringkat obligasi terbaik adalah cur-
net worth ratio). Kaplan & Urwitz (1979) menemu- rent asset/current liabilities.

| 239 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 17, No.2, Mei 2013: 230–242

Kemungkinan perbedaan ini terjadi karena corporate governance dapat menjelaskan perbedaan
proksi (rasio keuangan) dari setiap kelompok rasio peringkat obligasi perusahaan barang konsumsi
keuangan seperti likuiditas, solvabilitas ( leverage), yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode
aktivitas, dan profitabilitas yang digunakan untuk penelitian 2007-2009. Hasil penelitian ini juga
memprediksi peringkat obligasi perusahaan ber- konsisten dengan teori yang menyatakan rasio-rasio
beda antara penelitian ini dengan penelitian ter- keuangan perusahaan dapat menjelaskan variasi
dahulu. Selain itu perbedaan obyek penelitian, pe- peringkat obligasi perusahaan (Gitman, 2009).
riode penelitian, dan teknik analisis statistik me-
rupakan argumentasi rasional untuk menjelaskan KESIMPULAN DAN SARAN
perbedaan ini.
Kesimpulan
Pada penelitian ini secara parsial tidak dite-
mukan variabel corporate governance yang signifikan Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji se-
untuk memprediksi peringkat obligasi perusahaan. cara empiris kemampuan rasio keuangan (leverage,
Hasil ini berbeda dengan penelitian Jensen & likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas) dan cor-
Meckling (1976) yang menemukan bahwa adanya porate governance dalam membedakan peringkat
keselarasan antara kepemilikan manajerial dan obligasi perusahaan yang tergolong investment grade
investor meningkatkan kinerja perusahaan dan dengan perusahaan yang obligasinya non-invest-
Christiawan & Tarigan (2007) yang menemukan ment grade. Berdasarkan hasil penelitian rasio-rasio
bahwa nilai perusahaan dengan kepemilikan keuangan secara bersama mampu memprediksi pe-
manajerial terbukti lebih baik dibanding nilai pe- ringkat obligasi perusahaan yang tergolong invest-
rusahaan tanpa kepemilikan manajerial. Berbeda ment grade dan non investment grade atau mampu
dengan penelitian Susiana & Herawaty (2007) yang memprediksi nilai observasinya (model fit).
membuktikan bahwa semakin besar kualitas au- Secara parsial, total asset turnover (TAT), return
dit, maka cost of debt perusahaan semakin kecil. Se- on asset (ROA) merupakan variabel yang signifikan
lanjutnya penelitian ini berbeda temuan Setyapur- untuk memprediksi peringkat obligasi perusahaan
nama & Norpratiwi (2008) yang menemukan bah- karena memiliki nilai probabilitas di bawah alpha
wa variabel komisaris independen dan kualitas 5% sedangkan variable lainnya tidak signifikan.
audit signifikan dalam memprediksi peringkat Kontribusi secara simultan variabel indepen-
obligasi perusahaan. Kemungkinan perbedaan ini den terhadap variabilitas peringkat obligasi peru-
disebabkan karena penelitian ini menggabungkan sahaan sebesar 79,5%, sedangkan sisanya dijelas-
variabel rasio keuangan dengan corporate governance kan oleh variabel lain di luar model logistic regession.
secara bersama sehingga mungkin terjadi multiko- Hasil prediksi ketepatan klasifikasi obligasi
linearitas antar variabel independen. Argumentasi perusahaan berdasarkan risiko industri, risiko bis-
lainnya, perbedaan obyek penelitian, periode pe- nis dan risiko finansial yang dikelompokkan se-
nelitian, dan teknik analisis statistik menjadi bisa bagai non investment grade sebesar 75%. Sedangkan
menjadi dasar adanya perbedaan hasil ini. Maka obligasi yang dikelompokkan sebagai investment
hasil penelitian ini tidak konsisten dengan teori grade memiliki tingkat keakuratan sebesar 96,7%,
(Gitman, 2009) yang menyatakan corporate governance maka secara keseluruhan, tingkat ketepatan klasi-
merupakan salah satu variabel monitoring dan fikasi observasi sebesar 91,3%.
pengendali kegiatan perusahaan sehingga bisa men-
jadi alat prediktor peringkat obligasi perusahaan. Saran
Meskipun demikian, secara keseluruhan diperoleh Untuk melakukan investasi pada efek (obli-
hasil bahwa rasio-rasio keuangan perusahaan dan gasi) perusahaan, rasio-rasio keuangan dapat di-

| 240 |
Kemampuan Rasio Keuangan dan Corporate Governance Memprediksi Peringkat Obligasi...
N. Agus Sunarjanto & Daniel Tulasi

jadikan acuan untuk membuat keputusan investasi. Cristiawan, J. & Tarigan, J. 2007. Kepemilikan Manajerial:
Oleh karena itu disarankan untuk investor dalam Kebijakan Utang, Kinerja, dan Nilai Perusahaan.
Journal Akuntansi dan Keuangan, 9(1): 1-8.
mengambil keputusan invetasi harus mempertim-
bangkan faktor-faktor fundamental yaitu kinerja Jensen, M. C. & Meckling, W. H. 1976. Theory of the Firm:
perusahaan melalui rasio –rasio keuangan. Karena Managerial Behavior, Agency Costs and Owner-
ship Structure. Journal of Financial Economics 3(4):
rasio-rasio keuangan konsisten sebagai variabel 305-360.
prediktor peringkat obligasi yang handal, khusus-
nya untuk mengetahui obligasi yang investment Kaplan, R.S. & Urwitz, G. 1979. Statistical Model of Bond
Ratings: A Methodological Inquiry. Journal of Busi-
grade dan non investment grade sehingga mengurangi
ness, 52(2): 231-262.
risiko investasi.
Keterbatasan penelitian ini pertama, pering- Foster, G. 1986. Financial Statement Analysis. Prentice Hall
International, Inc.
kat obligasi hanya dikelompokkan kedalam dua
kelompok yakni investment grade dan non invest- Gentry, J.A., Newbold, P., & Whitford, D.T. 1985. Predict-
ment grade padahal peringkat obligasi bisa dike- ing Bankruptcy For Firm in Financial Distress. Jour-
lompokkan secara berjenjang hingga menjadi tiga nal of Busines Finance & Accounting, 17(1): 161-171.
sampai delapan kelompok berdasarkan peringkat Gitman. 2009. Principles of Managerial Finance. 12th Edi-
yang dikeluarkan perusahaan pemeringkat misal- tion. Boston: Prentice-Hall Investor.
nya PT. PEFINDO. Kedua, obyek penelitian hanya Horrigan, J. 1966. The Determinan of Long-term Credit
dikhususkan pada perusahaan barang konsumsi Standing with Financial Ratios. Journal of Account-
(consumer goods) sehingga banyak perusahaan de- ing Research, 4: 44–62.
ngan peringkat obligasi yang memungkinkan ba-
Manurung, A.H., Silitonga, D., & Tobing, W.R.L. 2008.
nyak perusahaan dengan investment grade dan non Hubungan Rasio-Rasio Keuangan dengan Rating
investment grade tidak tercakup dalam penelitian Obligasi. http://www.finansialbisnis.com/
ini. Karena itu pada penelitian yang akan datang Data2/Riset/rating%20paper%20-
dikembangkan pada bidang industri yang caku- %20Desmon.pdf. Diakses tanggal 6 Juli 2012.
pannya lebih luas. Monks, R.A.G. 2001. Redesigning Corporate Governance
Structures and Systems for the Twenty First Cen-
tury. Corporate Governance An International Review,
DAFTAR PUSTAKA
9(3): 142-147.
Altman, E.I. 1968. Financial Ratio, Discriminant Analy-
sis and the Prediction of Corporate Bankrupty. Jour- Ou, J. & Penman, S. 1989. Financial Statement Analysis
nal of finance, 23(4): 589-609. and the Prediction of Stock Return. Journal of Ac-
counting and Economic, 11(4): 295-330.
Berk, J. & De Marzo, P. 2007. Corporate Finance. Addison –
Wesley Boston. PT. Pefindo. 2010. Indonesian Rating Highlight. Pefindo
Credit Rating.
Bursa Efek Indonesia. Indonesian Capital Market Directory
2007-2010. Jakarta: Bursa Efek Indonesia. Purwaningsih, A. 2008. Pemilihan Rasio Keuangan Ter-
baik untuk Memprediksi Peringkat Obligasi, Studi
Adams, M., Burton, B., & Hardwick, P. 1998. The Determi- pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
nants of credit rating in the United Kingdom In- BEJ. Jurnal Kinerja, 12(1): 85-99.
surance Industry. Working Paper. School of Finance
& Law, Bournemouth University. Raharja & Sari, M.P.2008a. Perbandingan Alat Analisis
(Diskriminan & Regresi Logistik) terhadap Pering-
Chan, K., Jagadeesh, N., & Warga, A. 1999. Market Based kat Obligasi (PT. Pefindo). Jurnal Maksi, 8(1): 87-
Evaluation for Model to Predict Bond Ratings and 104.
Corporate Bond Trading Strategy. Working Paper.

| 241 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 17, No.2, Mei 2013: 230–242

Raharja & Sari, M.P. 2008b. Kemampuan Rasio Susiana & Herawaty, A. 2007. Analisis Pengaruh
Keuangan dalamMemprediksi Peringkat Obligasi Independensi, Mekanisme Corporate Governance
(PT Kasnic Credit Rating).Jurnal Maksi, 8(2): 212- dan Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan
232. Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi X, Juli:
1-31.
Sari, M.P. 2008. Kekonsistenan Rasio Keuangan dalam
Memprediksi Peringkat Obligasi antar Agen Wansley, J.W., Glascock, J.L., & Clauretie, T.M. 1992, In-
Pemeringkat (Pefindo, Moody’s dan Standard & stitutional Bond Pricing and Information Arrival:
Poor’s). Jurnal Aset, 10(1): 103-122. The Case of Bond Rating Changes. Journal of Busi-
ness Finance & Accounting, 19(5): 733-750.
Setyapurnama, Y.S. & Norpratiwi, A.M.V. 2008. Pengaruh
Corporate Governance terhadap Peringkat
Obligasi dan Yield Obligasi. Jurnal Maksi, 8(2): 212-
232.

| 242 |

Anda mungkin juga menyukai