183 401 1 SM PDF
183 401 1 SM PDF
1 2 3
Irwanto *, Dedi Wahyudi & Norisma Fitra
1,2,3
Program Studi Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I Medan
Telp. 061-7322634 Fax. 061-7322649
*E-Mail : irwan.irone2@gmail.com
ABSTRAK
Pendidikan dipandang sebagai sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil,
bertanggung jawab, produktif dan berbudi pekerti luhur. Hal tersebut bisa tercapai bila pelajar dapat
menyelesaikan pendidikan tepat pada waktunya dengan hasil belajar yang baik. Strategy Based
Student’s Choice dengan Preferensi Sensori: Visual, Auditori dan Kinistetik adalah suatu pendekatan
belajar dengan strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
menentukan sendiri metode pembelajaran yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar yang
mengakomodir gaya belajar mahasiswa dan disesuaikan dengan pilihan yang dikehendaki oleh
mahasiswa. Dalam Strategy Based Student’s Choice dengan Preferensi Sensori: Visual, Auditori dan
Kinistetik, dosen menjadi fasilitator dengan memberikan sejumlah alternatif metode pembelajaran yang
sudah disesuaikan dengan pokok bahasan dan mengakomodir gaya belajar mahasiswa. Tujuan dari
penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah Strategy Based Student’s Choice dengan Preferensi
Sensori: Visual, Auditori dan Kinestetik dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar mahasiswa
pada pembelajaran mata kuliah Dasar Manajemen
69
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 05, Nomor 01, 2016, 69-88
Sistem Pendidikan Nasional dianggap tidak mahasiswa menuliskan dikertas. Hasil pilihan
memadai lagi dan perlu disempurnakan agar mahasiswa di saring, dipilih 3 metode yang
sesuai dengan amanat perubahan Undang- paling banyak dipilih mahasiswa. Berdasarkan
Undang Dasar Negara Republik Indonesia hasil pilihan mahasiswa itulah dosen akan
Tahun 1945, maka lahirlah undang-undang menggunakan metode pembelajaran dalam
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem kegiatan belajar mengajar.
Pendidikan Nasional. Bab I pasal 1 dalam Disamping itu ada alasan utama bagi
undang-undang ini menyebutkan Pendidikan penulis mengembangkan Strategy Based
adalah usaha sadar dan terencana untuk Student’s Choice dengan Preferensi Sensori:
mewujudkan suasana belajar dan proses Visual, Auditori dan Kinestetik yaitu adanya
pembelajaran agar peserta didik secara aktif suatu fakta bahwa selama ini metode
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pembelajaran yang sering digunakan dosen
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dalam pembelajaran masih bercorak
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, konvensional dan kurang inovatif, serta tidak
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, mengakomodir gaya belajar mahasiswa.
masyarakat, bangsa dan negara. Misalnya metode teoritis. Kelemahan metode
Metode pembelajaran yang berpusat pada ini menurut pengamatan peneliti sebagai
dosen (teacher centris) adalah cara pengajar adalah mahasiswa sering menjadi
pembelajaran yang menempatkan dosen jenuh, bosan, mengantuk, pasif dan hanya
sebagai pemberi informasi, pembina mencatat saja. Pelaksanaan pembelajaran
danpengarah satu-satunya dalam proses yang tidak menarik seperti ini mengakibatkan
belajar mengajar. Sebagaakibat dari konsep motivasi belajar mahasiswa melemah, karena
mengajar yang demikian itu, maka seorang motivasi belajar melemah maka bisa dipastikan
dosen yang mengajar mencukupkan dirinya prestasi belajar akan rendah. Kondisi inilah
pada penguasaan bahan pelajaran semata- yang terjadi di Kelas AB.SM.13.01 Politeknik
mata, tanpa harus mengetahui nilai apa saja LP3I Medan pada mata kuliah dasar
yang dapat disentuh oleh materi pelajaran yang manajemen. Dengan penerapan Strategy
akan diberikan kepada para mahasiswanya. Based Student’s Choice dengan Preferensi
Metode pembelajaran yang berpusat pada Sensori: Visual, Auditori dan Kinestetik
mahasiswa (student centris) merupakan diharapkan mahasiswa dapat belajar sesuai
pengembangan metode pembelajaran yang dengan gaya belajarnya dan sesuai dengan
semula dosen sebagai satu-satunya pemberi pilihannya sendiri, sehingga mampu
informasi, menjadi sebagai orang yang membangkitkan motivasi dan meningkatkan
bertindak sebagai director and fasilitator of prestasi belajar mereka.
learning, yakni pengarah dan pemberi fasilitas Prestasi belajar mahasiswa sangat terkait
untuk terjadinya proses belajar. Metode dengan banyak faktor, antara lain: faktor
pembelajaran yang memadukan antara yang internal, faktor eksternal dan faktor non
berpusat pada dosen (teacher centris) dan manusia. Faktor internal mahasiswa meliputi
mahasiswa (student centris) adalah suatu motivasi, percaya diri, ketekunan dan
metode pembelajaran yang di dalamnya terjadi kedisiplinan. Faktor eksternal misalnya faktor
interaksi antara dosen dan mahasiswa secara dari dosen, keluarga (orang tua) dan
bersama-sama, yaitu interaksi yang bersifat masyarakat. Faktor non manusia, misalnya
edukatif. kurikulum, sarana atau media pengajaran,
Strategy Based Student’s Choice dengan materi pelajaran, dan lain-lain. Karena luasnya
Preferensi Sensori: Visual, Auditori dan pembahasan tentang faktor-faktor tersebut,
Kinistetik adalah suatu pendekatan belajar maka peneliti membatasi hanya pada
dengan strategi pembelajaran yang penggunaan strategi pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada mahasiswa digunakan dosen untuk meningkatkan motivasi
untuk menentukan sendiri metode dan prestasi belajar mahasiswa. Strategi
pembelajaran yang akan digunakan dalam dimaksud adalah Strategy Based Student’s
proses belajar mengajar yang mengakomodir Choice dengan Preferensi Sensori : Visual,
gaya belajar mahasiswa dan disesuaikan Auditori dan Kinistetik. Sedangkan rumusan
dengan pilihan yang dikehendaki oleh masalah dalam penelitian ini adalah Apakah
mahasiswa. Dalam Strategy Based Student’s Strategy Based Student’s Choice dengan
Choice dengan Preferensi Sensori: Visual, Preferensi Sensori: Visual, Auditori dan
Auditori dan Kinistetik, dosen menjadi fasilitator Kinestetik dapat meningkatkan motivasi belajar
dengan memberikan sejumlah alternatif metode mahasiswa pada pembelajaran dasar
pembelajaran yang sudah disesuaikan dengan manajemen. Apakah Strategy Based Student’s
pokok bahasan dan mengakomodir gaya Choice dengan Preferensi Sensori : Visual,
belajar mahasiswa. Kemudian mahasiswa Auditori dan Kinestetik dapat meningkatkan
diminta untuk menentukan pilihan terhadap prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah
metode pembelajaran yang ia sukai. Setelah itu dasar menajemen.
70
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 05, Nomor 01, 2016, 69-88
71
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 05, Nomor 01, 2016, 69-88
72
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 05, Nomor 01, 2016, 69-88
73
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 05, Nomor 01, 2016, 69-88
74
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 05, Nomor 01, 2016, 69-88
75
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 05, Nomor 01, 2016, 69-88
Pada siklus I motivasi mahasiswa selama gerakan fisik yang dominan dalam metode ini
proses pembelajaran sudah ada peningkatan dapat membantu mendinamisir mahasiswa di
yang sangat baik, motivasi mahasiswa yang kelas. Metode card sort dengan menggunakan
tercermin dalam aktivitas mahasiswa dalam media kartu dalam praktik pembelajaran, akan
pembelajaran ini terlihat sangat jelas. Semua membantu mahasiswa dalam memahami
mahasiswa antusias mengerjakan tugas dan materi pelajaran dan menumbuhkan motivasi
tidak terlihat rasa enggan atau takut untuk mereka dalam pembelajaran, sebab dalam
mengerjakan dan maju ke papan tulis, penerapan metode card sort dosen hanya
menempelkan hasil kartu induk dan kartu berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi
rincian. Metode pembelajaran card sort mahasiswa dalam pembelajaran sementara
merupakan metode pembelajaran yang mahasiswa belajar aktif dengan fasilitas dan
menekankan pada keaktifan mahasiswa, arahan dari dosen.
76
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 05, Nomor 01, 2016, 69-88
Dari data tabel 2 tentang perkembangan pada kategori sangat baik. Motivasi belajar
motivasi belajar mahasiswa diketahui bahwa mahasiswa pada siklus II mengalami
motivasi belajar mahasiswa visual pada peningkatan yang sangat bagus jika
observasi awal 58,75% dan pada siklus I dibandingkan dengan hasil observasi awal
sebesar 75,45 %. Terjadi peningkatan motivasi terhadap motivasi belajar mahasiswa yang
belajar sebesar 16,70%. Perkembangan hanya sebesar 62,96%, di sini terjadi
motivasi belajar mahasiswa auditori pada peningkatan sebesar 19,26%. Peningkatan ini
observasi awal sebesar 53% dan pada siklus I disebabkan karena dalam pembelajaran dosen
sebesar 80%. Terjadi peningkatan motivasi menggunakan metode pembelajaran yang
belajar sebesar 27%. Perkembangan motivasi sesuai dengan pilihan mahasiswa yang
belajar mahasiswa kinestetik pada observasi menempati posisi kedua. Namun jika
awal sebesar 60,71% dan pada siklus I sebesar dibandingkan dengan siklus I perkembangan
84,28%. Terjadi peningkatan motivasi belajar motivasi belajar mahasiswa mengalami
sebesar 23,57%. penurunan sebesar 3,44%. Penurunan ini
b. Siklus II disebabkan karena pada siklus II ini
Pelaksanaan Siklus II menggunakan menggunakan metode Small Group Discussion.
metode pembelajaran Small Group Discussion Metode ini merupakan metode pembelajaran
(diskusi kelompok kecil). Hasil observasi yang dipilih mahasiswa menduduki urutan
terhadap motivasi belajar mahasiswa pada kedua. Perkembangan motivasi belajar
siklus II adalah sebesar 82,22 %, ini berada mahasiswa dapat dilihat pada tabel 3.
77
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 05, Nomor 01, 2016, 69-88
Tabel 4. Data Perkembangan Motivasi Belajar Mahasiswa Visual, Auditori dan Kinestetik
Siklus II
Gaya Observasi
Rum. No Keterangan Siklus I Siklus II
Belajar Mahasiswa awal
Jumlah parameter
1 motivasi belajar Visual 47 83 93
I mahasiswa
Persentase motivasi
2 Visual 58,75% 75,45% 84,54%
belajar mahasiswa
Jumlah parameter
1 motivasi belajar Auditori 53 72 77
II mahasiswa
Persentase motivasi
2 Auditori 53% 80% 85,55%
belajar mahasiswa
Jumlah parameter
1 motivasi belajar Kinestetik 85 59 58
III mahasiswa
Persentase motivasi
2 Kinestetik 60,71% 84,28% 82,86%
belajar mahasiswa
78
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 05, Nomor 01, 2016, 69-88
Berdasarkan data tabel 5. dapat diketahui Dari uraian di atas dapat disimpulkan,
bahwa persentase motivasi belajar adalah berdasarkan data tabel 5 persentase motivasi
66,67% ini berada pada kategori cukup. Jika belajar mahasiswa yaitu 62,96 %, motivasi
dibandingkan dengan siklus II maka terjadi belajar mahasiswa masuk pada kriteria cukup.
penurunan motivasi sebesar 15,55 %, jika Hal ini karena masalah penggunaan metode
dibandingkan dengan siklus I terjadi penurunan belajar yang tidak sepenuhnya mengakomodir
sebesar 21,48%. Penurunan ini disebabkan gaya belajar mahasiswa, maka dilakukan suatu
karena pada siklus III ini menggunakan metode tindakan untuk mengatasi masalah yaitu
Talking Stick. Metode ini menurut Choice dengan penggunaan Strategy Base Student’s
(pilihan mahasiswa yang menduduki urutan Choice berdasarkan preferensi sensori: Visual,
ketiga atau dipilih paling sedikit oleh Auditori dan Kinastetik. Siklus I meggunakan
mahasiswa, akan tetapi jika dibandingkan metode pembelajaran Card Sort, sesuai
dengan observasi awal, maka mengalami dengan pilihan mahasiswa yang terbanyak,
kenaikan 3,71%, karena metode pembelajaran persentase motivasi belajar mahasiswa
yang digunakan sesuai dengan pilihan dan 88,15%, motivasi belajar mahasiswa dalam
mengakomodir gaya gaya belajar mahasiswa. kriteria sangat baik. Siklus II menggunakan
Metode ini memberikan pengalaman belajar metode pembelajaran yang dipilih lebih sedikit
yang menyenangkan, meningkatkan motivasi, dari mahasiswa yaitu Small Group Discussion,
kepercayaan diri dan life skill. Pendekatan ini persentase motivasi belajar mahasiswa
ditujukan untuk memunculkan emosi dan sikap 82,22%, mengalami kenaikan jika dibandingkan
positif dalam proses belajar mengajar yang dengan hasil observasi awal, yaitu sebesar
berdampak pada peningkatan kecerdasan otak. 19,26 %, akan tetapi mengalami penurunan
Keunggulan metode talking stick dalam sebesar 25,19 % dari sikus I. Sekalipun
pembelajaran adalah menguji kesiapan mengalami penurunan, namun indikator
mahasiswa, kesiapan mahasiswa ini terlihat keberhasilannya sudah tercapai. Siklus III
jelas ketika dosen memberikan tongkat kepada dengan metode yang paling sedikit dipilih
mahasiswa dan mahasiswa mampu menjawab mahasiswa yaitu metode Talking Stick.
pertanyaan yang diberikan oleh dosen. Selain Persentase motivasi belajar mahasiswa
itu keunggulan metode ini adalah melatih sebesar 66, 67%. Indikator keberhasilan sudah
kecepatan membaca dan memahami materi tercapai yaitu minimal 80%. Jika dibandingkan
dengan cepat. Adapun kelemahan metode ini, dengan observasi awal mengalami kenaikan
secara psikologis membuat mahasiswa agak sebesar 3,71%, namun jika dibandingkan
cemas, hal ini terlihat ada 3 mahasiswa ketika dengan siklus I mengalami penurunan sebesar
mendapat giliran estafet tongkat dan 21,48% dan jika dibandingkan dengan siklus II
mendapatkan pertanyaan dari dosen, cangung mengalami penurunan sebesar 15.55%.
dalam menjawab pertanyaan walaupun Penurunan disebabkan karena siklus III
sebenarnya ia menjawab dengan benar. menggunakan metode pembelajaran yang
dipilih paling sedikit oleh mahasiswa.
Tabel 6. Data Perkembangan Motivasi Belajar Mahasiswa Visual, Auditori dan Kinestetik
Siklus III
Gaya
Observasi Siklus Siklus Siklus
Rum. No Keterangan Belajar
awal I II III
mahasiswa
Jumlah parameter
1 motivasi belajar Visual 47 83 93 73
I mahasiswa
Persentase motivasi 84,54
2 Visual 58,75% 75,45% 66,36%
belajar mahasiswa %
Jumlah parameter
1 motivasi belajar Auditori 53 72 77 61
II mahasiswa
Persentase motivasi 85,55
2 Auditori 53% 80% 67,78%
belajar mahasiswa %
Jumlah parameter
1 motivasi belajar Kinestetik 85 59 58 50
III mahasiswa
Persentase motivasi 82,86
2 Kinestetik 60,71% 84,28% 71,42%
belajar mahasiswa %
79
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 05, Nomor 01, 2016, 69-88
Dari data tabel 6. tentang perkembangan tinggi hal itu disebabkan karena dalam
motivasi belajar mahasiswa siklus III, diketahui: pembelajaran dosen menggunakan metode
a. Motivasi belajar mahasiswa visual pada Card Sort. metode ini dipersiapkan dengan
observasi awal sebesar 58, 75%, dengan mengamodir mahasiswa yang mempunyai
kriteria kurang, siklus I sebesar 75,45%, karakteristik gaya belajar kinestetik, yaitu
dengan criteria baik, siklus II sebesar dalam kegiatan pembelajaran disertai
84,54% dengan kriteria sangat baik dan dengan kegiatan fisik atau gerak.
siklus III sebesar 66,36% dengan kriteria Mahasiswa kinestetik menempatkan tangan
cukup. Dari data tersebut pada siklus III sebagai alat penerima informasi utama agar
mahasiswa visual memiliki motivasi yang bisa megingatnya terus. Pada siklus II dan
sangat tinggi, hal ini di sebabkan karena III motivasi mahasiswa berada pada kriteria
pembelajaran pada siklus III menggunakan baik, karena dalam pembelajaran karena
metode Talking Stick, metode ini dosen menggunakan metode pembelajaran
dipersiapkan untuk mengakomodir yang bervariasi sehingga mahasiswa tidak
mahasiswa yang mempunyai gaya belajar merasa monoton dalam proses
visual, karena dalam pembelajaran lebih pembelajaran, terbukti ketika digunakan
menekankan pada aspek penglihatan, metode konvensional yang kurang inovatif,
mahasiswa visual disajikan tulisan dan motivasi mahasiswa pada observasi awal
gambar-gambar yang relevan dengan berada pada kategori cukup.
materi pembelajaran lewat slide LCD. Pada Dari hasil observasi peneliti beserta
siklus I dan siklus II motivasi mahasiswa kolaborator dalam pelaksanaan Penelitian
berada pada level kriteria penilaan baik, hal Tindakan Kelas, dapat disimpulkan bahwa
ini disebabkan karena dosen dalam Strategy Based Student’s Choice
pembelajaran menggunakan metode berdasarkan preferensi sensori Visual,
pembelajaran yang bervariasi sehingga auditori dan kinestetik dapat meningkatkan
mahasiswa tidak merasa monoton dalam motivasi belajar mahasiswa pada
proses pembelajaran, terbukti ketika pembelajaran dasar menajemen, dari
digunakan metode konvensional yang observasi awal motivasi belajar mahasiswa
kurang inovatif, motivasi mahasiswa pada sebesar 57,49% dengan kriteria penilaian
observasi awal berada pada kategori kurang kurang (rendah). kemudian pada siklus I
(rendah). mencapai 79,91% dengan kriteria penilaian
b. Motivasi belajar mahasiswa auditori pada baik, siklus II mencapai 84,32% dengan
observasi awal 53% dengan kiteria kurang, kriteria penilaian sangat baik dan siklus III
sikus I sebesar 80% dengan kriteria sangat mencapai 68,52% dengan kriteria penilaian
baik, siklus II sebesar 85,55% dengan cukup. Berdasarkan hasil motivasi belajar
kriteria sangat baik dan siklus III 67,78% mahasiswa pada siklus I, siklus II dan siklus
dengan kriteria cukup. Dari data tersebut III jka dirata-rata maka hasil motivasi belajar
pada siklus II mahasiswa auditori memiliki mahasiswa sebesar 72,56% dengan kriteria
motivasi yang paling tinggi hal itu penilaian baik.
disebabkan karena dalam pembelajaran
dosen menggunakan metode Small Group Analisis Hasil Penelitian tentang Prestasi
Discussion metode ini dipersiapkan dengan Belajar Mahasiswa
mengamodir mahasiswa yang mempunyai a. Siklus I
karakteristik gaya belajar auditori, karena Prestasi belajar mahasiswa dapat diukur
dalam pembelajaran lebih menekankan dari hasil kemampuan mahasiswa dalam
pada aspek auditori dan verbal, yaitu mengerjakan tes. Optimalisasi prestasi
dengan diskusi. Mahasiswa auditori lebih mahasiswa ditentukan besarnya perolehan
mudah belajar dengan mendengar, suka hasil tes akhir yaitu didasarkan pada
berbicara dan menjelaskan sesuatu dengan ketercapaian nilai ketuntasan individual dan
panjang lebar. Materi yang sudah nilai ketuntasan klasikal. Indikator keberhasilan
didiskusikan akan disimpan di memeori prestasi belajar mahasiswa adalah jika
dalam bentuk ingatan. mahasiswa mencapai Kriteria Ketuntasan
c. Motivasi belajar mahasiswa Kinestetik pada Minimal (KKM) yaitu skor ≥ 75 dan ketuntasan
observasi awal 60,71% dengan kiteria klasikal jika 85 % dari seluruh mahasiswa
cukup, sikus I sebesar 84,28% dengan mencapai ketuntasan individual.
kriteria sangat baik , siklus II sebesar Perkembangan prestasi belajar mahasiswa dari
82,86% dengan kriteria sangat baik dan observasi awal sampai dengan siklus I dapat
siklus III 71,42% dengan kriteria baik. Dari dilihat pada tabel 7.
data tersebut pada siklus I mahasiswa
kinestetik memiliki motivasi yang paling
80
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 05, Nomor 01, 2016, 69-88
Berdasarkan data yang diperoleh dari menentukan sendiri metode pembelajaran yang
tabel 7. diketahui bahwa persentase ketuntasan diinginkan maka dihara kan mahasiswa lebih
klasikal siklus I sebesar 77,78 %. Di sini terjadi antusias untuk melaksanakan aktivitas belajar.
peningkatan prestasi belajar sebesar 3,71%, Pembelajaran dengan menggunakan metode
jika dibandingkan dengan observasi awal. yang dipilih oleh mahasiswa mengakibatkan
Peningkatan prestasi belajar mahasiswa pada mahasiswa tidak cepat bosan dalam
siklus I dikarenakan sesuai dengan metode pembelajaran. Belajar dengan metode
pembelajaran yang diinginkan mahasiswa. menyenangkan akan lebih mudah diterima oleh
Metode pembelajaran Card Sort merupakan mahasiswa dan lebih efektif. Pembelajaran
metode pembelajaran yang dipilih paling pada siklus I menggunakan metode
banyak oleh mahasiswa. Secara psikologis pembelajaran yang sesuai dengan pilihan
mahasiswa yang mempunyai minat atau mahasiswa, yaitu Card Sort (sortir kartu)
motivasi untuk melakukan aktivitas belajar, metode pembelajaran ini merangsang
maka motivasi itu dapat mempengaruhi kreativitas dan kemampuan berpikir
prestasi belajar. Dengan Strategy Based mahasiswa, tujuan metode ini adalah
Student’s Choice berdasarkan preferensi memperkuat daya ingat terhadap materi yang
sensori: Visual, Auditori dan Kinestetik sudah dipelajari.
mahasiswa diberi keleluasan untuk memilih dan
Dari tabel 8. dapat diketahui bahwa jika dibandingkan dengan prestasi belajar pada
persentase ketuntasan 45,45 %. Di sini terjadi observasi awal.
peningkatan prestasi belajar sebesar 7,95%,
81
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 05, Nomor 01, 2016, 69-88
Dari data tabel 11. dapat dijelaskan bahwa penurunan, namun indikator pencapaian
prestasi belajar mahasiswa di siklus II adalah ketuntasan belajar sebesar 77,78% sudah
74,7%, jika dibandingkan dengan prestasi tercapai. Pembelajaran pada siklus II
belajar mahasiswa dari observasi awal menggunakan metode pembelajaran Small
mengalami peningkatan sebesar 0,63% dan Group Discussion (diskusi kelompok kecil)
jika dibandingkan dengan prestasi belajar siklus Metode pembelajaran ini memiliki sifat
I mengalami penurunan sebesar 3,71%. karakterstik kooperatif, melibatkan sekelompok
Penurunan prestasi belajar terjadi karena individu dalam tujuan membagi informasi,
pembelajaran pada siklus II ini, menggunakan membuat keputusan dan memecahkan
metode pembelajaran yang dipilih lebih sedikit masalah.
oleh mahasiswa. Sekalipun mengalami
Tabel 12. Data Perkembangan Prestasi Belajar Mahasiswa Auditori Siklus II
Perolehan
No Keterangan
Observasi Awal Siklus I Siklus II
1 Nilai terendah 45 57 69
2 Nilai tertinggi 77,5 87 82
3 Rata-rata kelas 64,25 72,44 77,56
4 Jumlah mahasiswa yang belum tuntas 7 2 2
5 Jumlah mahasiswa yang sudah tuntas 2 7 7
6 Persentase ketuntasan klasikal 30% 77,78% 77,78%
82
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 05, Nomor 01, 2016, 69-88
Berdasarkan data tabel 12. diketahui prestasi belajar siklus I tidak mengalami
bahwa perkembangan prestasi belajar peningkatan hal ini disebabkan pada siklus II
mahasiswa auditori pada siklus II persentase menggunakan metode pembelajaran Small
ketuntasan 77,78%. Terjadi peningkatan Group Discussion. Metode ini memang
prestasi belajar mahasiswa sebesar 47,78%, mengakomodir gaya belajar mahasiswa
jika dibandingkan dengan prestasi belajar pada auditori.
observasi awal. Jika dibandingkan dengan
Tabel 13. Data Perkembangan Prestasi Belajar Mahasiswa Kinestetik Siklus II
Perolehan
No Keterangan
Observasi Awal Siklus I Siklus II
1 Nilai terendah 52,5 68 65
2 Nilai tertinggi 90 84 83
3 Rata-rata kelas 75 79 73,86
4 Jumlah mahasiswa yang belum tuntas 3 2 1
5 Jumlah mahasiswa yang sudah tuntas 4 5 6
6 Persentase ketuntasan 64,28% 71,42% 85,71 %
Berdasarkan data tabel 13. diketahui dengan prestasi mahasiswa pada observasi
bahwa perkembangan prestasi belajar awal dan mengalami peningkatan jika
mahasiswa kinestetik di siklus II, nilai terendah dibandingkan dengan prestasi belajar siklus I.
65, nilai tertinggi 83, rata-rata nilai 73,86, Peningkatannya sebesar 14,29%. Peningkatan
jumlah mahasiswa yang mencapai KKM disebabkan karena suklus II ini menggunakan
sebanyak 6 orang dan yang tidak mencapai metode pembelajaran yang tidak sepenuhnya
KKM sebanyak 1 orang. Persentase ketuntasan mengakomodir gaya belajar mahasiswa
85,71 %. Prestasi belajar siklus II ini mengalami kinestetik. Namun demikian, indikator
peningkatan sebesar 21,43% jika dibandingkan keberhasilan sudah tercapai.
83
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 05, Nomor 01, 2016, 69-88
Prestasi belajar mahasiswa pada mata peningkatan bila dibandingkan dengan prestasi
pelajaran Mata Kuliah Dasar Manajemen belajar kondisi awal yaitu sebesar 27,2%.
sebelum diadakan tindakan menunjukkan hasil Penurunan disebabkan karena pada siklus II
yang masih rendah. Nilai ketuntasan klasikal pembelajaran menggunakan metode
sebesar 46,87% masih di bawah standar pembelajaran yang dipilih mahasiswa lebih
ketuntasan klasikal yaitu 85%. Berdasarkan sedikit (pilihan urutan kedua). Siklus III
data yang diperoleh dari prestasi belajar siklus persentase ketuntasan klasikal 92,59%
I, dengan menggunakan Strategy Based mengalami peningkatan bila dibandingkan
Student’s Choice dengan preferensi Sensori: dengan siklus I yaitu sebesar 14,81%, dan Jika
Visual, Auditorial dan Kinestetik, menunjukkan dibandingkan dengan siklus II mengalami
adanya peningkatan Prestasi belajar peningkatan sebesar 18,52% tetapi mengalami
mahasiswa, pada observasi awal persentase peningkatan jika dibandingkan dengan prestasi
ketuntasan klasikal sebesar 46,87 %, pada belajar observasi awal, yaitu sebesar 45,72%.
siklus I persentase ketuntasan klasikal Peningkatan disebabkan karena pembelajaran
meningkat menjadi 77,78%, terjadi peningkatan siklus III menggunakan metode pembelajaran
sebesar 30,91%. Siklus II persentase yang diplih sisiwa paling sedikit. Sekalipun
ketuntasan klasikal 74,07% mengalami mengalami peningkatan namun indikator
penurunan bila dibandingkan dengan siklus I, keberhasilan telah tercapai.
penurunan sebesar 3,71% namun mengalami
Tabel 16. Data Perkembangan Prestasi Belajar Mahasiswa Visual Siklus III
Perolehan
No Keterangan Observasi
Siklus I Siklus II Siklus III
Awal
1 Nilai terendah 42,5 59 65 68
2 Nilai tertinggi 82,5 88 80 81
3 Rata-rata kelas 67,2 73,64 75,36 75,18
4 Jumlah mahasiswa yang belum tuntas 7 6 3 2
5 Jumlah mahasiswa yang sudah tuntas 4 5 8 9
6 Persentase ketuntasan 37,5% 45,45% 72,73% 81,82%
84
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 05, Nomor 01, 2016, 69-88
Tabel 17. Data Perkembangan Prestasi Belajar Mahasiswa Kinestetik Siklus III
Perolehan
No Keterangan
Observasi Awal Siklus I Siklus II Siklus III
1 Nilai terendah 52,5 68 65 77
2 Nilai tertinggi 90 84 83 82
3 Rata-rata kelas 75 79 73,86 78,86
4 Jumlah mahasiswa yang belum tuntas 2 2 1 3
5 Jumlah mahasiswa yang sudah tuntas 5 5 6 4
6 Persentase ketuntasan 64,28% 71,42% 85,71% 78,57%
Berdasarkan tabel 17. diketahui bahwa jika dibandingkan dengan prestasi belajar siklus
nilai terendah 77, nilai tertinggi 82, rata-rata I. Peningkatannya sebesar 7,15%. Serta
nilai 78,86. Jumlah mahasiswa yang mencapai mengalami penurunan sebesar 7,14 jika
KKM sebanyak 4 orang dan yang tidak dibandingkan dengan siklus II. Penurunan
mencapai KKM sebanyak 3 orang. Persentase disebabkan karena dalam pembelajaran siklus
ketuntasan 78,57 %. Prestasi belajar siklus III III ini menggunakan metode talking stick,
ini mengalami peningkatan sebesar 14,29% jika metode ini lebih banyak mengakomodir gaya
dibandingkan dengan prestasi mahasiswa pada belajar mahasiswa visual.
observasi awal. Dan mengalami peningkatan
Tabel 18. Data Perkembangan Prestasi Belajar Mahasiswa Auditori Siklus III
Perolehan
No Keterangan Observasi Siklus Siklus Siklus
Awal I II III
1 Nilai terendah 45 57 69 65
2 Nilai tertinggi 77,5 87 82 84
3 Rata-rata kelas 64,25 72,44 77,56 76,11
4 Jumlah mahasiswa yang belum tuntas 7 2 2 1
5 Jumlah mahasiswa yang sudah tuntas 3 7 7 8
6 Persentase ketuntasan 30% 77,78% 77,78% 88,89%
Berdasarkan tabel 18. diketahui nilai Persentase tertinggi dicapai oleh mahasiswa
terendah 65, nilai tertinggi 84, rata-rata nilai yang mempunyai gaya belajar auditori.
76,11, jumlah mahasiswa yang mencapai KKM Pelaksanaan pembelajaran dengan
sebanyak 8 orang Persentase ketuntasan menggunakan Strategy Based Student’s
88,89%. Terjadi peningkatan prestasi belajar Choice berdasarkan preferensi sensori: Visual,
mahasiswa sebesar 58,89%, jika dibandingkan Auditori dan Kinestetik dapat meningkatkan
dengan prestasi belajar pada observasi awal motivasi dan prestasi belajar mahasiswa.
yang sebesar 30%. Jika dibandingkan dengan Pembelajaran dengan Strategy Based Student
prestasi belajar siklus I mengalami peningkatan Choice dengan preferensi sensori: Visual,
sebesar 11,11%. Hal ini sama jika Auditori dan Kinestetik, merupakan
dibandingkan dengan siklus II yaitu mengalami pembelajaran yang berusaha mengakomodir
peningkatan sebesar 11,11%. Peningkatan berbagai macam gaya belajar mahasiswa.
disebabkan karena dalam siklus III Sebagaimana pendapat Michael Grinder,
pembelajaran menggunakan metode yang pengarang Righting the Education Conveyor
mengakomodir gaya belajar mahasiswa Belt, mengungkapkan ”bahwa dalam setiap
auditori, dengan demikian indikator kelompok yang terdiri dari tiga puluh
keberhasilan telah tercapai. Dari uraian di atas mahasiswa, sekitar dua puluh dua orang
dapat disimpulkan bahwa pada siklus III mampu belajar secara cukup efektif dengan
pembelajaran menggunakan metode Talking cara visual, auditorial, dan kinestetik sehingga
Stick. Pembelajaran dengan metode ini mereka tidak membutuhkan perhatian khusus.
dirancang dan mengokomodir mahasiswa yang Dari sisa delapan orang, sekitar enam orang
mempunyai gaya belajar visual. Hasil memilih satu modalitas (gaya belajar) yang
pembelajaran dengan metode tersebut sangat menonjol. Sehingga setiap saat mereka
diketahui bahwa presentase ketuntasan harus berusaha maksimal untuk dapat
mahasiswa visual mencapai 81,82%, memahami perintah, kecuali jika perhatian
mahasiswa kinestetik mencapai 78,57% dan khusus diberikan kepadanya sesuai dengan
mahasiswa auditori mencapai 88,89%. cara belajar yang mereka pilih, akan lebih cepat
85
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 05, Nomor 01, 2016, 69-88
dan mudah dalam pembelajaran”. Strategy kinestetik dalam Mata Kuliah Dasar Manajemen
Based Student’s Choice berdasarkan mengakomodir mahamahasiswa yang
preferensi sensori:Visual, Auditori dan mempunyai gaya belajar visual, gaya belajar
Kinestetik merupakan salah satu cara yang auditori dan gaya belajar kinestetik. Motivasi
bisa dikembangkan untuk mengatasi belajar mahamahasiswa yang mempunyai gaya
permasalahan belajar mahasiswa terutama belajar visual pada siklus I sebesar 78,75%,
untuk meningkatkan motivasi dan prestasi siklus II sebesar 75% dan siklus III sebesar
belajar mahasiswa. Dalam strategi ini 97,5%.
mahasiswa diberi peluang untuk bisa memilih Berdasarkan hasil observasi pada siklus I,
dan menentukan metode pembelajaran siklus II dan siklus III jika dirata-rata maka hasil
menurut keinginan yang mereka sukai, yang motivasi belajar sebesar 83,75%, ini berada
disesuaikan dengan gaya belajar mereka pada kriteria penilaian sangat baik. Motivasi
sendiri sehingga dengan demikian bisa belajar mahamahasiswa yang mempunyai gaya
meningkatkan motivasi belajar mahasiswa yang belajar auditori pada siklus I sebesar 81%,
ditandai dengan meningkatnya motivasi belajar siklus II sebesar 98% dan siklus III sebesar
dan dapat meningkatkan prestasi belajar 80%. Berdasarkan hasil observasi pada siklus
dengan tercapainya persentase ketuntasan I, siklus II dan siklus III jika dirata-rata maka
klasikal. hasil motivasi belajar sebesar 86,33%, ini
berada pada kriteria penilaian sangat baik.
Motivasi belajar mahamahasiswa yang
KESIMPULAN mempunyai gaya belajar kinestetik pada siklus I
sebesar 97,14%, siklus II sebesar 79,28% dan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan siklus III sebesar 70,71%. Berdasarkan hasil
Kelas pada Mata Kuliah Dasar Manajemen observasi pada siklus I, siklus II dan siklus III
dengan penerapan Strategy Based Student’s jika dirata-rata maka hasil motivasi belajar
Choice dengan preferensi sensori: visual, sebesar 82,38%, ini berada pada kriteria
auditori dan kinestetik di Kelas AB.SM.13.01 penilaian sangat baik.
Politeknik LP3I Medan, maka dapat Penerapan Strategy Based Student’s
disimpulkan Strategy Based Student’s Choice Choice dengan preferensi sensori:visual,
dengan preferensi sensori : visual, auditori dan auditori dan kinestetik pada Mata Kuliah Dasar
kinestetik dalam Mata Kuliah Dasar Manajemen Manajemen, Siklus I menggunakan metode
dapat meningkatkan motivasi belajar card sort. Metode ini dipersiapkan untuk
mahamahasiswa. Motivasi belajar mahamahasiswa yang mempunyai gaya belajar
mahamahasiswa tercermin dalam aktivitas kinestetik, dampak metode ini terhadap
mahamahasiswa saat pembelajaran motivasi belajar mahamahasiswa visual
berlangsung. Hal ini disebabkan karena motivasi belajarnya 78,75%, dengan kriteria
pelaksanaan pembelajaran menggunakan penilaian baik, mahamahasiswa auditori
metode yang sesuai dengan pilihan motivasi belajarnya 81 %, dengan kriteria
mahamahasiswa yaitu metode pembelajaran penilaian sangat baik, mahamahasiswa
yang menarik, menyenangkan dan sesuai kinestetik motivasi belajarnya 97,14%, dengan
dengan gaya belajar mahamahasiswa. Pada kriteria penilaian sangat baik. Siklus II
siklus I, berdasarkan hasil Choice (pilihan) menggunakan metode Small Group Discussion.
mahamahasiswa metode pembelajaran Metode ini dirancang untuk mahamahasiswa
bermain Card Sort (sortir kartu) yang dipilih yang mempunyai gaya belajar auditori, dampak
paling banyak oleh mahamahasiswa, hasilnya metode ini terhadap motivasi belajar
motivasi belajar mahamahasiswa sebesar mahamahasiswa visual motivasi belajarnya
87,5%, sedangkan siklus II dengan 75% dengan kriteria penilaian baik,
menggunakan metode pembelajaran Small mahamahasiswa auditori motivasi belajarnya
Group Discussion, motivasi belajar 98, kriteria penilaian sangat baik, kinestetik
mahamahasiswa sebesar 84,06%, dan siklus III motivasi belajarnya 79,28% dengan kriteria
dengan metode pembelajaran Talking Stick penilaian baik. Siklus III menggunakan metode
(tongkat berbicara), motivasi belajar Talking Stick. Metode ini dirancang untuk
mahamahasiswa sebesar 80,31%. mahamahasiswa yang mempunyai gaya belajar
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, visual. Dampak metode ini terhadap motivasi
siklus II dan siklus III jika dirata-rata maka hasil belajar mahamahasiswa visual motivasi
motivasi belajar mahamahasiswa sebesar belajarnya 97,5% dengan kriteria penilaian
83,96%, ini berada pada kategori kriteria sangat baik, mahamahasiswa auditori motivasi
penilaian sangat baik, jika dibandingkan belajarnya 80 %,dengan kriteria penilaian
dengan hasil observasi awal terjadi sangat baik, mahamahasiswa kinestetik
peningkatan motivasi belajar sebesar 26.15%. motivasi belajarnya 70,71% dengan kriteria
Penerapan Strategy Based Student’s Choice baik.
dengan preferensi sensori: visual, auditori dan
86
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 05, Nomor 01, 2016, 69-88
87
Jurnal Bisnis Administrasi
Volume 05, Nomor 01, 2016, 69-88
88