REPUBLIK INDONESIA
HASIL PEMERIKSAAN
SEMESTER II TAHUN ANGGARAN (TA) 2005
ATAS
BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2004 DAN 2005
PADA
PROVINSI BANTEN
DI
SERANG
Nomor :
Tanggal :
Daftar Isi
KESIMPULAN…………………………………………………………………………………… 1
HASIL PEMERIKSAAN………………………………………………………………………... 3
I. Gambaran Umum…………………………………………………….……………………….. 3
1. Tujuan Pemeriksaan…………………………………….……………………………............ 3
2. Sasaran Pemeriksaan…………………………………….…………………………………... 3
3. Metode Pemeriksaan………………………………….……………………………………... 3
4. Jangka Waktu Pemeriksaan………………………….…………………………………….. 4
5. Obyek Pemeriksaan …………………….…………………………………………………… 4
a. Uraian Singkat Obyek Pemeriksaan ………………………………………………….. 4
b. Realisasi Anggaran …………………………………………………………………… 4
c. Cakupan Pemeriksaan ………………………………………………………………… 6
1. Fasilitas Rumah Jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur Yang Diberikan Dalam Bentuk
Tunjangan Perumahan, Ternyata Diberikan Juga Biaya Pemeliharaan Rumah Jabatan sebesar 17
Rp127.707.600,00, Tidak Sesuai Ketentuan …………………………………………
2. Pengeluaran dan Pertanggungjawaban atas Belanja Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi
Banten TA 2005 (s.d Oktober) senilai Rp2.597.817.400,00 Tidak Didukung Dengan Bukti
Yang Sah ……………………………………………………………………………………. 19
3. Belanja Barang dan Jasa pada Pos Sekretariat DPRD Provinsi Banten Digunakan untuk
Kegiatan yang Tidak Sesuai dengan Peruntukannya Sebesar Rp384.500.000,00…………... 21
4. Pengadaan Lahan Untuk Pembangunan Gedung Mapolda Banten Harganya Lebih Mahal dari
Harga Pasaran Tertinggi Sebesar Rp3.448.620.000,00…………………………………. 23
5. Pengadaan Jembatan Bailley Rangka Baja Knock Down Senilai
Rp1.272.568.000,00 Untuk Penanganan Darurat Tidak Siap Pakai, Di Antaranya Terdapat
Komponen Yang Kurang Diterima Senilai Rp55.069.000,00 Dan Denda Sebesar
Rp3.817.704,00 Belum Dipungut …………………………………………………. .............. 25
6. Pembangunan Gedung DPRD Provinsi Banten Senilai Rp62.500.000.000,00 Dilaksanakan
Oleh Kontraktor Yang Tidak Memiliki Keahlian/Kemampuan Teknis Bangunan …………. 27
7. Pemberian Addendum Perpanjangan Waktu atas Pelaksanaan 11 Paket Pekerjaan
Pembangunan Jalan dan Jembatan Tidak Sesuai Ketentuan Sehingga Denda Keterlambatan
Harus Dikenakan Sebesar Rp1.010.756.157,00……………………………………………... .. 31
8. Pelaksanaan Pekerjaan Tiga Paket Pembangunan Jalan Tidak Sesuai Kontrak Sebesar
Rp349.990.510,71…………………………………………………………………………… .. 34
9. Volume Pekerjaan Pada Dua Paket Pembangunan Jalan Dihitung Lebih Besar Senilai
Rp86.632.624,85 Dari Yang Seharusnya……………………………………………………… 38
10. Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Situ Garukgak Tidak Sesuai Dengan Yang
Dipersyaratkan Dalam Kontrak Sebesar Rp6.615.860,00…………………………………… ... 41
11. Pelaksanaan Pekerjaan Perbaikan Tanggul Kiri Sungai Cidurian Terlambat Diselesaikan Dan
Belum Dipungut Denda Keterlambatan Sebesar Rp18.798.654,00…………... ……………… 43
12. Pengadaan Obat Pada Dinas Kesehatan Provinsi Banten Dengan Dana APBD Senilai
Rp1.192.008.988,00 Fiktif....................................................................................................... 45
13. Obat Untuk Pelayanan Kesehatan Dasar Dari Pengadaan TA 2005 Senilai
Rp1.493.987.312,00 Belum Semuanya Diterima dan Di Antaranya Lebih Dibayar Sebesar
Rp1.070.142.045,00...............................................................................………………………. 51
14. Kegiatan Pengadaan Alat Kesehatan Lebih Dibayar Sebesar Rp5.137.455.309,00 Dan Kepada
Rekanan Belum Dikenakan Denda Keterlambatan Sebesar Rp264.044.000,00........................ 55
15. Addendum Perpanjangan Waktu Atas Dua Pelaksana Kegiatan Di Lokasi RSUD Malimping
Tidak Layak Dan Terdapat Kekurangan Pekerjaan Sebesar Rp69.465.163,59........................... 57
16. Pengadaan Incenerator Tidak Efektif dan Harga Ditetapkan Lebih Tinggi Sebesar
Rp240.841.600,00 serta atas Keterlambatan Pekerjaan Tidak Dikenakan Sangsi Denda
Sebesar Rp30.557.825,00............................................................................................................ 61
17. Pengadaan Barang Senilai Rp361.927.866,00 Belum Dimanfaatkan .................................... 64
18. Penyelesaian Pekerjaan Pembangunan SMA Cahaya Madani Banten Boarding School
Terlambat, Belum Dikenakan Denda Sebesar Rp 24.038.004,00, Dan Kelebihan Pembayaran
Sebesar Rp 56.984.623,02.......................................................................................................... 66
19. Penganggaran Bantuan Pendidikan Guru Swasta/Non PNS Dan Siswa Sebesar
Rp10.064.800.000,00 Tidak Sesuai Dengan Ketentuan Dan Di Antaranya Belum
Disalurkan Sebesar Rp 514.000.000,00.................................................................................. ... 72
1
2. Penyimpangan TA 2005 sebesar Rp86.257.304.420,17 atau 21,39% dari realisasi
Anggaran Belanja Daerah yang diperiksa sebesar Rp403.290.623.876,00, yang
terdiri atas penyimpangan yang berindikasi kerugian daerah sebesar
Rp8.077.955.136,17 , kekurangan penerimaan sebesar Rp5.187.305.818,00, dan
penyimpangan administratif sebesar Rp72.992.043.466,00.
2
HASIL PEMERIKSAAN
I. Gambaran Umum
1. Tujuan Pemeriksaan
Tujuan pemeriksaan adalah untuk menguji dan menilai apakah :
a. Informasi keuangan telah disajikan sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan;
b. Entitas yang diperiksa telah mematuhi persyaratan kepatuhan terhadap
peraturan keuangan tertentu;
c. SPI Entitas tersebut baik terhadap laporan keuangan maupun terhadap
pengamanan atas kekayaan telah dirancang dan dilaksanakan secara
memadai untuk mencapai tujuan pengendalian.
2. Sasaran Pemeriksaan
Untuk mencapai tujuan pemeriksaan tersebut, maka sasaran pemeriksaan
diarahkan pada :
a. Sistem Pengendalian Intern.
b. Akurasi Penyajian Laporan Realisasi Anggaran Belanja Daerah.
c. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dalam pelaksanaan
kegiatan penggunaan belanja daerah.
3. Metode Pemeriksaan
Pemeriksaan atas Belanja Daerah Provinsi Banten akan memberikan
penilaian terhadap pelaksanaan anggaran dan SPI, serta akurasi penyajian
informasi keuangan dengan melakukan pengujian secara sampling dengan
memperhatikan pendekatan resiko dan materialitas, penelaahan terhadap
dokumen, pengujian di lapangan atas obyek pengeluaran, konfirmasi kepada
rekanan dan pihak-pihak lain terkait serta melakukan tanya jawab
(Permintaan Keterangan) dengan para pejabat dan para petugas yang terkait
pada pengelolaan Belanja Daerah Provinsi Banten.
3
Tugas BPK-RI No. 67/ST/XIV.3-XIV.3.3/11/2005 tanggal 16 November
2005 dan No. 86/ST/XIV.3-XIV.3.3/11/2005 tanggal 30 November 2005
5. Obyek Pemeriksaan
a. Uraian Singkat Obyek Pemeriksaan
Belanja Daerah Provinsi Banten yang dianggarkan dalam APBD
Tahun Anggaran 2004 ditetapkan dengan Perda No.3 Tahun 2004
Tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi
Banten Tahun Anggaran 2004 dengan jumlah Anggaran Belanja Daerah
sebesar Rp1.290.417.004.059,01 sedangkan untuk APBD TA 2005
ditetapkan dengan Perda Provinsi Banten No. 3 Tahun 2005 tentang
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Banten
Tahun Anggaran 2005 dengan jumlah Anggaran Belanja Daerah sebesar
Rp1.679.426.717.543,85
Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Banten terbagi menjadi dua
bagian belanja yaitu Belanja Aparatur dan Belanja Publik. Belanja
Aparatur terdiri tiga jenis Belanja yaitu Belanja Administrasi Umum,
Belanja Operasi dan Pemeliharaan, Belanja Modal, sedangkan Belanja
Pelayanan Publik terdiri dari lima jenis belanja yaitu Belanja Administrasi
Umum, Belanja Operasi dan Pemeliharaan, Belanja Modal, Belanja Bagi
Hasil dan Bantuan Keuangan, dan Belanja Tidak Tersangka.
Anggaran Belanja Daerah tersebut lebih lanjut dialokasikan dalam
Dokumen Anggaran Satuan Kerja (DASK) sebanyak 32 DASK sesuai
dengan jumlah Dinas, Badan, dan Satuan Kerja Daerah pada Provinsi
Banten yang ditetapkan sebagai pengguna anggaran.
4
b. Belanja Operasi dan Pemeliharaan 250.279.446.575,88 181.996.290.992,00 72,72
c. Belanja Modal 178.164.385.305,50 123.033.690.664,00 69,06
Jumlah (2) 436.620.906.921,38 312.092.541.260,00 71,48
3. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan 485.113.396.446,55 464.329.282.360,00 95,72
Jumlah (3) 485.113.396.446,55 464.329.282.360,00 95,72
4. Belanja Tidak tersangka 20.000.000.000,00 1.282.600.000,00 6,41
TA 2005
Uraian Anggaran Realisasi Prosentase
(Rp) (Rp) (%)
1. Belanja Aparatur
a. Belanja Administrasi Umum 303.702.763.837,49 244.707.737.293,00 80,57
b. Belanja Operasi dan Pemeliharaan 58.456.820.166,00 47.934.764.222,00 82,00
c. Belanja Modal 36.187.547.311,00 28.107.030.598,00 77,67
Jumlah (1) 398.347.131.314,49 320.749.532.113,00 80,52
2. Belanja Publik
a. Belanja Administrasi Umum 9.920.821.068,00 8.334.599.511,00 84,01
b. Belanja Operasi dan Pemeliharaan 231.877.595.435,00 178.902.841.549,00 77,15
c. Belanja Modal 264.810.384.586,72 195.996.237.015,00 74,01
c. Cakupan Pemeriksaan
Pemeriksaan atas Belanja Daerah Provinsi Banten meliputi belanja daerah
pada DPRD, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Sekretariat
Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pendidikan,
dan Dinas Kesehatan dengan luas cakupan pemeriksaan TA 2004 dan TA
2005 adalah sebagai berikut :
5
Uraian Realisasi Nilai yang Cakupan
(Rp) diperiksa pemeriksa
(Rp) an
(%)
1. Belanja Aparatur
a. Belanja Administrasi Umum 190.762.094.489,00 113.173.083.976,00 59,32
b. Belanja Operasi dan Pemeliharaan 101.985.741.646,00 10.016.900.527,00 9,82
c. Belanja Modal 21.269.049.406,00 4.645.371.105,00 21,83
TA 2005
Uraian Realisasi Nilai yang Prosentase
(Rp) diperiksa (%)
(Rp)
1. Belanja Aparatur
a. Belanja Administrasi Umum 244.707.737.293,00 44.117.792.899,00 18,02
b. Belanja Operasi dan Pemeliharaan 47.934.764.222,00 6.698.218.510,00 13,97
c. Belanja Modal 28.107.030.598,00 19.401.294.000,00 69,02
6
DAFTAR REKAPITULASI HASIL PEMERIKSAAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DALAM SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2005
Rincian Temuan
Ketertiban dan Ketaatan (2K)
Total Nilai Temuan Yang Ditemukan Pada
No Nama Obrik/Sasaran Jumlah Anggaran/Asset Jml Realisasi Nilai yang diperiksa % Cakrik
Saat Pemeriksaan
Indikasi Kerugian Kekurangan Penerimaan Administrasi
Jenis Entitas Jml Jml Nilai % Jml Nilai % Jml Nilai % Jml Nilai %
1 2 3 4 5 6 7=6:5 8 9 10=9:6 11 12 13=12:6 14 15 16=15:6 17 18 19=18:6
Pemeriksaan dengan tujuan tertentu 1.317.529.376.159,00 1.118.833.681.261,00 182.904.533.425,00 16,35% 4.148.078.988,00 2,27% 4.148.078.988,00 2,27% - 0,00 0,00%
Catatan *)
Rincian Temuan
Ketertiban dan Ketaatan (2K)
% Total Nilai Temuan Yang Ditemukan
No Nama Obrik/Sasaran Jumlah Anggaran/Asset Jml Realisasi Nilai yang diperiksa
Cakrik Pada Saat Pemeriksaan
Indikasi Kerugian Kekurangan Penerimaan Administrasi
Jenis Entitas Jml Jml Nilai % Jml Nilai % Jml Nilai % Jml Nilai %
1 2 3 4 5 6 7=6:5 8 9 10=9:6 11 12 13=12:6 14 15 16=15:6 17 18 19=18:6
Pemeriksaan dengan tujuan tertentu 1.679.426.717.544 1.281.289.232.634 403.290.623.876 31,48% 86.257.304.420,17 21,39% 8.077.955.136,17 2,00% 5.187.305.818,00 1,29% 72.992.043.466,00 18,10%
Fasilitas Rumah Jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur Banten
Yang Diberikan Dalam Bentuk Tunjangan Perumahan Ternyata
1 127.707.600,00 0,01% 127.707.600,00 0,03%
Diberikan Juga Biaya Pemeliharaan Rumah Jabatan sebesar
Rp127.707.600,00, Tidak Sesuai Ketentuan
Rincian Temuan
Ketertiban dan Ketaatan (2K)
Jumlah % Total Nilai Temuan Yang Ditemukan Pada
No Nama Obrik/Sasaran Jml Realisasi Nilai yang diperiksa
Anggaran/Asset Cakrik Saat Pemeriksaan
Indikasi Kerugian Kekurangan Penerimaan Administrasi
Jenis Entitas Jml Jml Nilai % Jml Nilai % Jml Nilai % Jml Nilai %
1 2 3 4 5 6 7=6:5 8 9 10=9:6 11 12 13=12:6 14 15 16=15:6 17 18 19=18:6
Pemeriksaan dengan tujuan tertentu 2.996.956.093.703 2.400.122.913.895 586.195.157.301 24,42% 90.405.383.408,17 3,77% 12.226.034.124,17 0,51% 5.187.305.818,00 0,22% 72.992.043.466,00 3,04%
Belanja Barang dan Jasa pada Pos Sekretariat DPRD Provinsi Banten
3 Digunakan untuk Kegiatan yang Tidak Sesuai dengan Peruntukannya 384.500.000,00 0,02% 384.500.000 0,02%
Sebesar Rp384.500.000,00
17 Pengadaan Barang Senilai Rp361.927.866,00 Belum Dimanfaatkan 361.927.866,00 0,02% 361.927.866 0,02%
Keterangan:
Temuan nomor 4 merupakan temuan kerugian thn 2003
II. Hasil Pemeriksaan Sistem Pengendalian Intern
Hasil pengujian SPI atas penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan
dan atas kegiatan penggunaan Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Banten adalah
sebagai berikut :
1. Kebijakan
Kebijakan pengelolaan belanja daerah pada Pemerintah Provinsi
Banten secara umum dituangkan dalam berbagai peraturan perundangan
antara lain:
a. Peraturan Daerah Provinsi Banten No. 2 Tahun 2002 tentang Rencana
Strategis Provinsi Banten Tahun 2003-2008;
b. Peraturan Daerah Provinsi Banten No. 1 Tahun 2005 tentang Penetapan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Angaran 2005;
c. Peraturan Daerah Provinsi Banten No. 2 Tahun 2004 tentang Pokok-
pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Banten.
Ditinjau dari SPI, kebijakan tersebut di atas telah memadai. Kebijakan
penyediaan dana APBD untuk kegiatan yang telah diprogramkan melalui
DASK Unit Kerja sesuai Bidang masing-masing dan pembayaran terhadap
tagihan dilaksanakan melalui Kas Daerah Pemerintah Provinsi Banten,
namun kebijakan penetapan anggaran belanja bagi Pimpinan dan Anggota
DPRD yang dituangkan dalam DASK belum sepenuhnya berpedoman pada
ketentuan yang berlaku.
12
3. Perencanaan
Penyusunan Rencana Anggaran dan Kegiatan pada Unit Kerja di
lingkungan Pemerintah Provinsi Banten yang merupakan penjabaran dari
APBD masing-masing Unit Kerja setelah diadakan persetujuan para Asisten
Sekretaris Daerah, para Kepala Dinas/Badan kemudian dituangkan dalam
format Rencana Anggaran Satuan Kerja (RASK) yang kemudian diajukan
kepada Panitia Anggaran Eksekutif dan Panitia Anggaran Legislatif untuk
dibahas, dan selanjutnya dituangkan dalam Dokumen Anggaran Satuan Kerja
(DASK). Namun demikian masih terdapat kegiatan yang pemanfaatannya
tidak direncanakan dengan baik.
4. Pengadaan barang/jasa
Pelaksanaan Anggaran Belanja Daerah Provinsi Banten berpedoman
pada Surat Keputusan Gubernur Provinsi Banten No 18 Tahun 2004
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Nomor 9 Tahun 2005
tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan APBD Provinsi Banten TA 2005.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan pengadaan barang dan jasa masih kurang
cermat yakni rekanan pemenang lelang tidak kompeten (Dinas Pekerjan
Umum dan Dinas Kesehatan), dan terdapat pengadaan barang yang dokumen
pengadaannya dibuat secara formalitas. Selain itu, beberapa barang modal
hasil pengadaan tidak segera disalurkan kepada pengguna, dan penyerahan
barang dari pengguna anggaran kepada pengguna barang tidak didokumentasi
dalam suatu berita acara serah terima.
5. Pembayaran
Berita acara pekerjaan 100% selesai merupakan dasar pengajuan SPP
Beban Tetap oleh pengguna anggaran. Pengajuan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) Beban tetap (BT) maupun Pengisian Kas (PK) terhadap
Belanja Administrasi Umum, Belanja Operasi dan Pemeliharaan, Belanja
Modal, Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan, dan Belanja Tidak
Tersangka oleh Pemegang Kas (PK) di unit kerja pengelola dan pengguna
anggaran disertai DASK dan SKO.
Meski belum seluruhnya diselesaikan, beberapa pekerjaan dinyatakan
telah selesai melalui pembuatan berita acara pekerjaaan 100% selesai. Atas
dasar pengajuan SPP yang telah memenuhi persyaratan dari masing-masing
13
satuan kerja tersebut, Gubenur Cq. Biro Keuangan yang berfungsi sebagai
otorisator SPM, menerbitkan SPM untuk mengajukan pencairan anggaran
melalui Pemegang Kas Daerah (PKD).
Pembayaran melalui SPM-BT dilakukan untuk keperluan belanja non
pegawai, belanja perjalanan dinas sepanjang mengenai uang pesangon,
belanja bagi hasil, bantuan keuangan yang nilainya diatas Rp10.000.000,00,
pelaksanaan pekerjaan oleh pihak ketiga dimana pencairan SPM-nya tidak
oleh PK. Sedangkan SPM pengisian Kas pencairan dan pembayarannya
melalui PK. Prosedur pembayaran tersebut cukup memadai dan
pelaksanaannya telah sesuai ketentuan.
6. Pembukuan
a. Pembukuan Keuangan
Buku yang diselenggarakan oleh PK di unit kerja adalah Buku Kas
Umum (BKU) dan Buku-buku Pembantu. Buku tersebut berfungsi untuk
mencatat transaksi penerimaan maupun pengeluaran terhadap dokumen
berupa SPM-BT/PK, SPJ, PPN, PPh dan uang kas. Sedangkan prosedur
pencatatan akuntansi yang dilakukan oleh Subbag Pembukuan Bagian
Akutansi Sekretariat Daerah adalah terhadap seluruh transaksi
pengeluaran kas dari seluruh unit kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi
Banten, dengan menyelenggarakan pencatatan jurnal pengeluaran kas
yang menggunakan dokumen berupa Buku Kas Umum Daerah, SPM-
BT/PK dan Nota Debet Bank. Selain menyelenggarakan jurnal
Pengeluaran Kas diselenggarakan pula Buku Besar Pembantu yang
berfungsi untuk mencatat transaksi-transaksi ke dalam buku Besar
pembantu yang berisi rincian obyek belanja.
14
7. Penyusunan dan Penyajian Informasi Keuangan
Kewajiban Pinlak adalah menyusun laporan perkembangan fisik dan
keuangan setiap bulan yang diketahui oleh atasan langsung. Sedangkan
kewajiban PK pada setiap satuan kerja/Dinas perangkat daerah menyusun dan
menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (SPJ).
Laporan-laporan tersebut oleh satuan kerja/Dinas disampaikan setiap bulan,
triwulan dan tahunan kepada Gubernur Cq. Biro Keuangan Sekretariat
Daerah, Bappeda dan Bawasda. Laporan dari satuan kerja/dinas merupakan
realisasi pelaksanaan program dan kegiatan dinas yang dijadikan dasar untuk
menyusun Nota Perhitungan APBD.
8. Pengawasan
a. Pengawasan atasan langsung PK di satuan kerja/dinas di lingkungan
Pemerintah Provinsi Banten dilakukan oleh kepala satuan kerja/dinas
dengan melakukan pemeriksaan atas pengurusan kas oleh PK setiap bulan
dengan dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan Kas.
b. Pengawasan atas pekerjaan fisik kegiatan
Pengawasan atas pekerjaan fisik kegiatan yang dikerjakan oleh
pemborong atau rekanan dilaksanakan oleh pengawas lapangan/pengawas
pekerjaan.Pengawasan dilakukan dengan mengerjakan buku kegiatan
harian, laporan mingguan, mengawasai kemajuan fisik/pekerjaan
sehubungan dengan pengajuan termin dan pengawasan atas penyelesaian
pekerjaan 100%. Dalam pelaksanaannya pengawasan yang dilakukan
kurang efektif, banyak pekerjaan yang terlambat diselesaikan karena
pekerjaan tidak segera dilaksanakan oleh rekanan dalam jangka waktu
kontrak yang telah ditetapkan, dan adanya perubahan dalam pengerjaan
tanpa dibuatkan berita acara maupun addendum.
15
III. Hasil Pemeriksaan Tindak Lanjut
16
IV. Temuan Pemeriksaan
17
Hal ini tidak sesuai dengan:
a. Bab V Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengelolaan Barang Daerah dalam
Kepmendagri nomor 152 tahun 2004 tentang Pedoman Pengelolaan Barang
Daerah, yang menyatakan bahwa barang yang dipelihara dan dirawat adalah
barang inventaris yang tercatat dalam buku inventaris.
b. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29 Tahun 2002 Pasal 64 yang menyatakan
bahwa prinsip-prinsip pengadaan barang dan jasa dalam rangka pelaksanaan
APBD adalah: hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai kebutuhan teknis yang
disyaratkan.
c. PP 105 tahun 2000 yang antara lain mengatur bahwa daerah dapat membentuk
dana cadangan untuk pengeluaran yang tidak dapat dilakukan sekaligus dalam
satu tahun anggaran.
Hal ini mengakibatkan terjadinya indikasi kerugian daerah sebesar
Rp127.707.600,00 (Rp75.000.000 + Rp52.707.600,00) dan pengeluaran untuk biaya
sewa rumah jabatan kurang optimal dalam mendukung efisiensi belanja daerah, yang
terjadi karena pengguna anggaran dan panitia anggaran eksekutif dan legislatif
kurang memperhatikan ketentuan penganggaran.
Atas permasalahan tersebut, Kepala Biro Keuangan Setda Provinsi Banten
menjelaskan bahwa, pemberian tunjangan perumahan kepada Gubernur dan Wakil
Gubernur disebabkan Pemprov Banten belum dapat menyediakan rumah jabatan
sebagaimana diatur dalam PP No. 109 Tahun 2000. Namun kriteria, bentuk dan
standar rumah jabatan tersebut tidak diatur dalam PP, maka terdapat kesulitan dalam
menentukan besaran nilai tunjangan perumahan dimaksud.
BPK-RI menyarankan:
a. Gubernur dan Wakil Gubernur mempertanggungjawabkan kerugian daerah
dengan menyetor ke kas Daerah masing-masing sebesar Rp75.000.000,00 dan
Rp52.707.600,00, serta menyampaikan salinan bukti setornya ke BPK-RI..
b. Gubernur dan Pimpinan DPRD menginstruksikan kepada Panitia Anggaran
Eksekutif dan Legislatif supaya mengupayakan pembentukan dana cadangan bagi
pengadaan rumah jabatan Gubernur, Wakil Gubernur, dan Sekretaris Daerah dan
juga rumah jabatan Pimpinan DPRD dalam Perubahan APBD 2006.
18
2. Pengeluaran dan Pertanggungjawaban atas Belanja Gubernur dan Wakil
Gubernur Provinsi Banten TA 2005 (s.d Oktober) Senilai Rp2.597.817.400,00
Tidak Didukung Dengan Bukti Yang Sah
19
Hal tersebut tidak sesuai dengan :
a. Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah pada Pasal 27 ayat (1) yang menyatakan
Setiap Pembebanan APBD harus didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan
sah mengenai hak yang diperoleh oleh pihak yang menagih.
b. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29 Tahun 2002 antara lain :
1) Pasal 53 menyebutkan bahwa pembayaran untuk pengisian kas dapat
dilakukan apabila SPP-PK, SKO, Daftar rincian penggunaan anggaran
belanja dan SPJ berikut bukti pendukung lainnya atas realisasi pencairan SPP
sebelumnya dinyatakan lengkap dan sah oleh pejabat yang melaksanakan
fungsi perbendaharaan.
2) Pasal 54 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap SPP yang telah memenuhi
persyaratan dan disetujui oleh pejabat yang melaksanakan fungsi
perbendaharaan dapat diterbitkan SPM.
3) Pasal 57 ayat (1) menyebutkan bahwa Pengguna Anggaran wajib
mempertanggungjawabkan uang yang digunakan dengan cara membuat SPJ
yang dilampiri bukti-bukti yang sah.
20
3. Belanja Barang dan Jasa pada Pos Sekretariat DPRD Provinsi Banten
Digunakan untuk Kegiatan yang Tidak Sesuai dengan Peruntukannya Sebesar
Rp384.500.000,00
21
pengeluaran yang diambil dari belanja barang dan jasa dimaksud telah menyalahi
ketentuan. Yang semestinya diperuntukan guna membiayai pembelian seperti ATK,
biaya jasa kantor, biaya cetak dan penggandaan, sewa gedung dan sejenisnya, namun
yang terjadi telah digunakan untuk membiayai pimpinan dan anggota dewan.
22
Atas permasalahan tersebut, Sekretaris DPRD Provinsi Banten menjelaskan
bahwa, dasar pembayaran biaya penunjang operasional kepada Pimpinan DPRD
periode 1999-2004 adalah Keputusan Pimpinan DPRD Provinsi Banten No.
163.1/Kep-Pim/DPRD/V/2004 tanggal 05 Mei 2004. Untuk melakukan klarifikasi
kepada pihak yang terkait, dijumpai kesulitan karena Pengguna Anggaran telah
meninggal dunia dan Pimpinan DPRD terkait sedang dalam proses tuntutan (Kasasi)
di Mahkamah Agung
23
dilakukan dengan menggunakan Surat Tanda Setoran/ Model Bend. 1. dalam dua
tahap melalui rekening individual, yaitu pemindahbukuan sebesar
Rp3.262.587.375,00 pada tanggal 24 Juni 2003 dan setoran tunai sebesar
Rp171.715.125,00 pada tanggal 12 januari 2004.
Harga ganti rugi tersebut ternyata lebih mahal sebesar Rp31.500,00 per m2
bila dibandingkan dengan harga yang wajar menurut rekomendasi Bupati Serang
selaku panitia pembebasan yang berkisar antara Rp150.000,00 – Rp250.000,00 per
m2 atau rata-rata sebesar Rp200.000,00 per m2 dan sesuai dengan harga pasar
tertinggi menurut camat setempat adalah juga sebesar Rp200.000,00 per m2.
Dengan demikian pengadaan lahan untuk Gedung Mapolda seluas 10,948 Ha
lebih mahal dari harga pasaran tertinggi per m2 (Rp231.500,00-Rp200.000).
Masalah ini mengindikasikan adanya kerugian daerah sebesar Rp3.448.620.000,00
(Rp31.500 x 109.480 m2)
Diduga masalah ini terjadi karena adanya pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab termasuk pihak penjual tanah dhi. PT BBJ yang mengintervensi
Gubernur Banten untuk tidak mencari alternatif lokasi lain dengan alasan pekerjaan
gedung Mapolda Banten telah ditenderkan di Polda Jawa Barat yang nota bene
pelaksana pekerjaannya adalah PT SCRC selaku pemilik PT BBJ.
Atas masalah ini, Pemprov Banten menjelaskan antara lain bahwa penetapan
harga sebesar Rp231.500 per m2 masih dalam koridor interval rekomendasi dari
Panitia Kabupaten Serang dan bahwa kondisi tanah sudah siap bangun serta tanpa
ada ganti rugi atas tegakan.
24
5. Pengadaan Jembatan Bailley Rangka Baja Knock Down Senilai
Rp1.272.568.000,00 Untuk Penanganan Darurat Tidak Siap Pakai, Di
Antaranya Terdapat Komponen Yang Kurang Diterima Senilai
Rp55.069.800,00 Dan Denda sebesar Rp3.817.704,00 Belum Dipungut
Harga
No. Nama Komponen Kode Jumlah Satuan Jumlah
Komponen (Rp) (Rp)
1 2 3 4 8 7
1 Maker BB3 44 buah 313.300,00 13.785.200,00
2 Panel Pin BB4 176 buah 58.700,00 10.331.200,00
3 Transom Bolt BB6 176 buah 26.500,00 4.664.000,00
4 Stringer Button BB8 6 buah 2.307.900,00 13.847.400,00
5 Riband Bolt BB10 180 set 26.500,00 4.770.000,00
6 Bracing frame bolt BB11 180 set 27.400,00 4.932.000,00
7 Raker Bolt BB12 100 set 27.400,00 2.740.000,00
Jumlah 55.069.800,00
25
keterlambatan tidak dikenakan denda sebesar Rp 3.817.704,00 (1/1000 x 3 hari x
Rp 1.272.568.00,00).
26
dalam kontrak. Pelaksanaan demo pemasangan jembatan bailley sudah dijadwalkan
sebelum tanggal jatuh tempo yaitu pada tanggal 26 November 2005, akan tetapi
kesiapan Dinas PU adalah pada tanggal 29 November 2005.
27
pembayaran/termin sebelum pekerjaan selesai 100%, dan Dinas PU Provinsi Banten
membayar angsuran ke III progress pekerjaan 70,092% sebesar Rp6.6.24.843.750,00.
Dengan keputusan BANI itu, maka pemutusan kontrak menjadi batal dan
sanksi denda sebesar Rp3.125.000.000,00, serta jaminan pelaksanaan sebesar
Rp3.125.000.000,00 tidak bisa dicairkan, sementara PT SCRC memperoleh
kesempatan untuk melanjutkan kembali addendum ke IV Kontrak Induk
No.761/KTRK/PG.DPRD-ADD.IV/DPU/070-12/VII/2005 tanggal 28 Juli 2005
dengan jangka waktu pelaksanaan 146 hari kalender s/d tanggal 20 Desember 2005.
Namun sampai dengan tanggal 20 Desember 2005 ternyata PT SCRC telah
mengulang kembali kegagalannya tidak mampu menyelesaikan progress pekerjaan
100%. Hasil opname pekerjaan oleh konsultan LPPM-ITB diketahui progress yang
dicapai 81,118% itupun termasuk pengadaan material on site (MOS), sehingga sisa
pekerjaan secara keseluruhan s/d tanggal 20 Desember 2005 sebesar 18,882%
dengan nilai kontrak yang tidak mampu dilaksanakan sebesar Rp10.728.125.592,68.
Hingga pemeriksaan berakhir tanggal 30 Desember 2005, pekerjaan belum dapat
diselesaikan. Atas kenyataan ketidakmampuan PT SCRC tersebut, seharusnya Dinas
PU Provinsi Banten melakukan pemutusan kontrak dengan mencairkan jaminan
pelaksanaan senilai Rp3.125.000.000,00 dan menetapkan denda kelambatan sebesar
Rp625.000.000,00 untuk disetorkan ke Kas Daerah tetapi hal ini tidak dilakukan.
28
2) Lampiran Keppres No. 80 tahun 2003 jo No. 32 Tahun 2005 yang berbunyi :
a) Penyedia barang/jasa yang mempunyai harga kontrak di atas
Rp 25.000.000.000,00 wajib bekerjasama dengan penyedia barang/jasa
golongan usaha kecil termasuk Koperasi yaitu dengan mensubkontrakan
sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama.
b) Bagian pekerjaan yang disubkontrakan tersebut harus diatur dalam
kontrak dan disetujui terlebih dahulu oleh pengguna barang/jasa.
c) Penyedia baran/jasa tetap bertanggungjawab atas bagian pekerjaan yang
disubkontrakan tersebut.
d. Materi Putusan perdamaian Badan Arbitrase Nasional Inonesia No. 304/I/ARB-
BANI/2005 tanggal 21 Juli 2005.
e. Intruksi Gubernur Banten No. 3 Tahun tanggal 19 Nopember 2005 kepada :
- Kepala Dinas, Badan, Setwan, Biro dan Kantor selaku Pengguna Anggaran
atau Kuasa Pengguna Anggaran di Lingkungan Pemerintah Provinsi Banten
antara lain : Supaya kegiatan dan penyelesaian pekerjaan diselesaikan tepat
waktu sesuai dengan schedule program Tahun 2005 yang akan berakhir pada
bulan bulan Desember 2005.
- Melakukan penilaian terhadap kinerja para penyedia barang/jasa khususnya
bagi paket pekerjaan yang tidak terselesaikan tepat waktu dengan
memberikan sangsi sesuai dengan ketentuan dalam dokumen kontrak yang
telah disepakati dan ditandatangani bersama.
29
d. Ketidaktegasan Dinas PU dan petinggi-petinggi Pemprov mengekskusi PT
SCRC.
30
7. Pemberian Addendum Perpanjangan Waktu atas Pelaksanaan 11 Paket
Pekerjaan Pembangunan Jalan dan Jembatan Tidak Sesuai Ketentuan
Sehingga Denda Keterlambatan Harus Dikenakan Sebesar Rp1.010.756.157,00
Mulai Selesai
1. Pemb. Jalan Provinsi Cikotok-Simpang Karang Hawu 8.457.819.000,00 04-07- 20-12-2005
(PT. Sinar Ciomas Wahana Putra) 2005
2. Pemb. Jalan Provinsi Bayah-Cikotok 6.150.728.000,00 08-07- 20-12-2005
(PT. Nurihsan Minasamulia) 2005
3. Pembangunan Jalan Provinsi Rangkasbitung-Cigelung 14.778.247.000,00 08-07- 20-12-2005
(PT. Putra Perdana Jaya) 2005
4. Pembangunan Jalan Provinsi Cibaliung-Sumur 3.713.337.000,00 01-07- 30-11-2005
(PT. Sumber Usaha Baru Karya) 2005
5. Pemb. Jalan Cincin Utara 7.329.099.000,00 08-07- 20-12-2005
(PT. Sambada Arga Agung Putra) 2005
6. Pemb. Jalan Tigaraksa-Rangkasbitung 7.289.767.000,00 08-07- 20-12-2005
(PT. Balipacific Pragama) 2005
7. Pemb. Jalan Provinsi Serang-Palima 8.468.824.000,00 04-07- 20-12-2005
(PT. Sinar Ciomas Raya Contractor) 2005
8. Pemb. Jalan Hasyim Ashari Tangerang 4.001.966.000,00 01-07- 20-12-2005
(PT. Alwan Pratama) 2005
9. Pembangunan Jalan Cigadung-Cipacung 5.968.461.000,00 01-07- 30-11-2005
(PT. Trio Pundi Tama) 2005
10. Pemb. Jembatan Cimanceuri 3.222.088.000,00 04-07- 20-12-2005
(PT. Telaga Kencana Prima) 2005
11. Pemb. Jembatan Jalitreng 3.890.590.000,00 04-07- 20-12-2005
(PT. Putra Perdana Jaya) 2005
31
Karena pelaksanaan sebelas paket pekerjaan tersebut di atas tidak dapat diselesaikan
dengan tepat waktu, maka kepada masing-masing paket telah diadakan addendum
perpanjangan waktu selama 11 hari, yaitu sampai dengan tanggal 31 Desember 2005
kecuali untuk paket pekerjaan Pembangunan Jalan Provinsi Cibaliung-Sumur dan
Pembangunan Jalan Cigadung-Cipacung yang diberikan perpanjangan waktu selama
34 hari dan 31 hari. Addendum perpanjangan waktu untuk 11 paket pekerjaan
tersebut berkisar tertanggal 1 s.d. 6 Desember 2005.
Pemberian perpanjangan waktu pelaksanaan didasarkan kepada hasil kaji
ulang terhadap kemungkinan diadakan perubahan/perpanjangan waktu akibat
kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang mengakibatkan kenaikan harga
material dan kelangkaan aspal curah. Proses pemberian addendum perpanjangan
waktu tersebut, diawali dari tahap rapat penelitian pelaksanaan kontrak yang
diprakarsai oleh Panitia Peneliti Kontrak dari Dinas PU Provinsi Banten dengan
mengundang Kontraktor Pelaksana, Pemimpin Pelaksana Kegiatan dan Konsultan
Supervisi, dan tidak diawali oleh surat permohonan perpanjangan waktu secara
tertulis dari para kontraktor kepada Dinas PU. Disamping itu, ternyata Addendum
Kontrak dibuat setelah melewati masa berakhirnya kontrak yaitu pada tanggal 28
Desember 2005 (dibuat mundur). Hal tersebut diketahui pada saat tim melakukan
pemeriksaan pada tanggal tersebut, addendum kontrak masih dalam bentuk draft.
Dengan demikian pemberian addendum perpanjangan waktu adalah tidak
tepat karena alasan-alasan perpanjangan dan proses serta prosedur tidak sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam Lampiran I Keppres RI No.80 Tahun 2003.
Berkaitan hal tersebut, kepada para kontraktor tetap harus dikenakan denda
keterlambatan seluruhnya (11 paket) sebesar Rp1.010.756.157,00 dengan rincian
perhitungan termuat dalam lampiran 1.
32
pelaksanaan atas kontrak setelah melakukan penelitian dan evaluasi terhadap
usulan tertulis yang diajukan oleh penyedia barang/jasa.
b. Surat Perjanjian Pekerjaan/Kontrak dari setiap paket pekerjaan, pasal 9 (Sanksi
dan Denda) ayat (2) yang menyatakan bahwa, jika Pihak Kedua (kontraktor)
tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jangka waktu yang telah
ditentukan oleh Pihak Kesatu, maka Pihak Kedua harus membayar denda
keterlambatan kepada Pihak Kesatu sebesar 1 0/000 (satu perseribu) per hari dari
harga kontrak sejak rencana tanggal penyelesaian atau denda maksimum sebesar
5 % (lima per seratus) dari harga kontrak.
BPK-RI menyarankan:
a. Gubernur Banten agar memberikan teguran tertulis kepada Kepala Dinas PU
Provinsi Banten atas kebijakannya memberikan persetujuan perpanjangan waktu
yang tidak didasari dengan pertimbangan-pertimbangan sesuai ketentuan yang
berlaku, dan menginstruksikan kepada Kepala Dinas PU supaya
mempertanggungjawabkan kekurangan penerimaan daerah sebesar
Rp1.010.756.157,00 dengan memenuhi dan menyetorkan ke Kas Daerah dan
bukti setor disampaikan kepada BPK-RI.
33
b. Kepala Dinas PU Provinsi Banten agar memberikan teguran tertulis kepada
Pengendali Kegiatan (d.h.i Kepala Sub Dinas Bina Marga) dan Pemimpin
Pelaksana Kegiatan Pembangunan Jalan dan Jembatan TA 2005 yang kurang
maksimal dalam melakukan pengendalian dan atau pengawasan atas pelaksanaan
kegiatan khususnya dalam memacu percepatan pekerjaan pembangunan jalan dan
jembatan TA 2005.
34
Dengan demikian terdapat selisih kurang atas ketebalan sebesar 0,21 m’ (0,66 m’
– 0,45 m’). Jumlah volume kekurangan adalah sebesar 1.680,00 m3 (800,00 x 10
x 0,21) senilai Rp192.687.600,00 (1.680,00 x Rp114.695,00). Harga satuan
pekerjaan LPA Klas A adalah sebesar Rp124.371,56 dan LPA Klas B adalah
sebesar Rp114.695,03. Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik, lapisan LPA Klas
A dan LPA Klas B tidak bisa terlihat perbedaannya karena sudah bercampur satu
sehingga dipergunakan harga satuan terendah yaitu LPA Klas B sebesar
Rp114.695,03.
b. Pembangunan Jalan By Pass Tangerang dikerjakan oleh PT. Rindu Alam Lestari
berdasarkan Surat Perjanjian Kerja/Kontrak No.761/Ktrk/PJBPT/DPU/024/VII/
2005 tanggal 04 Juli 2005 sebesar Rp9.799.093.000,00. Jangka waktu
pelaksanaan selama 170 hari kalender sejak 04 Juli 2005 sampai dengan 20
Desember 2005. Pengawasan atas pekerjaan dilaksanakan oleh konsultan
pengawas PT. Sigma Pro 77. Pekerjaan telah dinyatakan selesai 100 % dan
kepada kontraktor telah dilakukan pembayaran sebesar Rp9.309.138.350,00
(95,00 %).
Berdasarkan Laporan Data Quality Control yang dibuat oleh Laboratorium
Pengujian Bahan Dinas PU Provinsi Banten, diketahui bahwa hasil pengujian di
lapangan (test core drill) yang dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2005
mengungkapkan bahwa ketebalan Lapis Aus Aspal Beton (AC-WC) rata-rata
adalah 3,80 cm, sedangkan ketebalan menurut kontrak adalah 4,00 cm, sehingga
terdapat kekurangan tebal 0,20 cm, seluruhnya senilai Rp30.990.430,71 dengan
rincian perhitungan pada lampiran 2 .
35
4,90 cm dan 4,90), sedangkan ketebalan seharusnya adalah 6,00 cm. Ketebalan
Lapis Aus Aspal Beton (AC-WC) rata-rata 3,02 cm (hasil pengukuran: 2,60 cm,
4,27 cm dan 2,20 cm) sedangkan ketebalan seharusnya adalah 4,00 cm. Dengan
demikian pada STA 0+000 s.d. STA 0+900 (sepanjang 900,00 m’) terdapat
kekurangan tebal AC-Base sebesar 1,40 cm (6,00 cm – 4,60 cm) dan AC-WC
sebesar 0,98 cm (4,00 cm – 3,02 cm) dengan nilai kekurangan seluruhnya
sebesar Rp126.312.480,00 dengan perhitungan sebagai berikut:
1) Kekurangan volume AC-Base sepanjang 900,00 m’ dengan lebar 6,00 m’
adalah 75,60 m3 (900,00 x 6,00 x 0,014) senilai Rp72.863.280,00 (75,60 x
Rp963.800,00). Harga satuan pekerjaan AC-Base adalah Rp963.800,00 per
m3.
2) Luas penampang AC-WC sepanjang 900,00 m’ dengan lebar 6,00 m’ adalah
5.400,00 m2 (900,00 x 6,00) dengan ketebalan 4,00 cm. Kekurangan volume
AC-WC adalah sebanyak 1.323,00 m2 {(0,98 : 4,00) x 5.400,00} senilai
Rp53.449.200,00 (1.323,00 x Rp40.400,00). Harga satuan pekerjaan AC-WC
adalah Rp40.400,00 per m2.
36
d) Konsultan Pengawas bertanggung jawab untuk mengawasi pelaksanaan
pekerjaan dan memeriksa administrasi kontrak dari waktu ke waktu.
Atas penjelasan Kepala Dinas PU atas temuan ini, dapat dikemukakan bahwa
dokumen kontrak Buku II Bab V (Spesifikasi Umum) Seksi 6.3 Angka 4 huruf a)
menyatakan bahwa pengujian tebal lapisan aspal bisa dilakukan pada setiap jarak 200
meter, bukan 100 meter.
BPK-RI menyarankan:
a. Gubernur Banten agar memberikan teguran tertulis kepada Kepala Dinas PU
Provinsi Banten yang kurang maksimal dalam melakukan pengendalian atas
37
pelaksanaan pekerjaan dimaksud, dan menginstruksikan Kepala Dinas PU supaya
mempertanggungjawabkan kerugian daerah sebesar Rp349.990.510,71 dengan
menyetorkan ke Kas Daerah dan atau melakukan pengecekan ulang (test core
drill) di lapangan atas keseluruhan panjang ruas jalan tersebut dengan disaksikan
pihak berwenang.
b. Kepala Dinas PU Provinsi Banten agar memberikan teguran tertulis kepada
Pengendali Kegiatan (d.h.i Kepala Sub Dinas Bina Marga), Pemimpin Pelaksana
Kegiatan dan Konsultan Pengawas serta Pengawas Lapangan yang kurang
maksimal dalam melakukan pengendalian dan atau pengawasan atas pelaksanaan
pekerjaan dimaksud.
9. Volume Pekerjaan Pada Dua Paket Pembangunan Jalan Dihitung Lebih Besar
Senilai Rp86.632.624,85 Dari Yang Seharusnya
38
sebanyak 175,50 ton atau senilai Rp77.119.403,40 (175,50 x Rp439.426,80)
dengan rincian perhitungan pada lampiran 3.
39
seharusnya 10,00 m’ (1+320 dikurangi 1+310) atau lebih hitung 10,00 m’
sehingga perhitungan volume lebih besar 5,175 ton (10,00 x 4,50 x 0,05 x
2,30) senilai Rp2.218.916,84 (5,175 x Rp428.776,20). Angka 2,3 merupakan
faktor pengali yaitu untuk setiap ton pekerjaan ATB Leveling dibutuhkan
hotmix ATB sebanyak 2,3 ton.
40
BPK-RI menyarankan Kepala Dinas PU Provinsi Banten agar:
a. Memberikan teguran tertulis kepada Pengendali Kegiatan (d.h.i Kepala Sub
Dinas Bina Marga), Pemimpin Pelaksana Kegiatan dan Konsultan Pengawas
serta Pengawas Lapangan yang kurang cermat dalam melakukan pengendalian
dan atau pengawasan atas pelaksanaan kegiatan dimaksud.
b. Mempertanggungjawabkan kerugian sebesar Rp86.632.624,85 dengan menyetor
ke Kas Daerah dan menyampaikan bukti setoran tersebut ke BPK-RI.
10. Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Situ Garukgak Tidak Sesuai Dengan Yang
Dipersyaratkan Dalam Kontrak Sebesar Rp6.615.860,00
Sub Dinas Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Banten pada TA 2005
melaksanakan kegiatan Perbaikan dan Rehabilitasi Situ dan Sungai Lintas
Kabupaten/Kota, diantaranya paket pekerjaan Rehabilitasi Situ Garukgak Kabupaten
Tangerang. Paket tersebut dikerjakan oleh PT. Rubi Jaya berdasarkan Surat
Perjanjian Pemborongan/ Kontrak No. 761/Ktrk/P&RSSKK/DPU/064/ VII/2005
tanggal 11 Juli 2005 senilai Rp1.562.823.000,00. Jangka waktu pelaksanaan selama
120 hari kalender sejak 11 Juli 2005 sampai dengan 08 November 2005.
Pengawasan atas pekerjaan dilaksanakan oleh konsultan pengawas CV. Duta Reksa
Sembada. Pekerjaan telah dinyatakan selesai 100 % dan telah diserahterimakan
berdasarkan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Pertama tanggal 31 Oktober 2005,
dan kepada kontraktor telah dilakukaan pembayaran 100 % (lunas).
Salah satu jenis pekerjaan yang dilaksanakan antara lain adalah pekerjaan
pembuatan bronjong kawat penahan longsor sepanjang 200 m’ dengan menggunakan
kawat bronjong yang dimuat secara manual. Setiap bronjong berdimensi panjang
2,00 m’, lebar 1,00 m’ dan tinggi 0,50 m’ yang disusun secara bertumpuk dari bawah
ke atas sebanyak delapan lapis. Volume pekerjaan bronjong kawat tersebut menurut
Berita Acara Mutual Check Akhir (MC 100 %) adalah sebanyak 1.800,00 m3 senilai
Rp595.427.400,00 (1.800,00 x Rp330.793,00).
Hasil pemeriksaan fisik di lapangan pada tanggal 08 Desember 2005
diketahui bahwa lebar bronjong bagian lapis atas rata-rata 0,80 m’ (hasil pengukuran
pada 10 titik) yang seharusnya 1,00 m’. Dengan demikian terdapat selisih kurang
0,20 m’ sepanjang 200 m’ dengan ketinggian 0,50 m’ atau sebanyak 20,00 m3 (0,20
x 0,50 x 200) senilai Rp6.615.860,00 (20,00 x Rp 330.793,00).
41
Hal tersebut tidak sesuai dengan:
a. Keppres Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah pasal 9 ayat (3) huruf i, menyatakan bahwa Pengguna
Barang mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak, dan ayat (5) menyatakan
bahwa Pengguna Barang/Jasa bertanggung jawab dari segi administrasi, fisik,
keuangan, dan fungsional atas pengadaan barang/jasa yang dilaksanakannya.
b. Surat Perjanjian Pemborongan/Kontrak No. 761/Ktrk/P&RSSKK/DPU/064/
VII/2005 tanggal 11 Juli 2005,
1) Pasal 7 (Ketentuan Kontrak) antara lain menyatakan bahwa, spesifikasi teknis
dan gambar-gambar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen
kontrak dan mengikat kedua belah pihak.
2) Pasal 8 menyatakan bahwa:
a) Pemimpin Pelaksana Kegiatan bertugas untuk memimpin pelaksanaan
operasional kegiatan sehingga target kualitatif dan kuantitatif dari
pekerjaan yang dikontrakan tercapai.
b) Pengendali Kegiatan bertugas membina dan mengarahkan Pemimpin
Pelaksana Kegiatan dalam menjalankan tugasnya.
c) Pengawas Lapangan bertugas mengawasi, meniliti dan memberi
pengarahan jalannya pelaksanaan pekerjaan.
d) Konsultan Pengawas bertanggung jawab untuk mengawasi pelaksanaan
pekerjaan dan memeriksa administrasi kontrak dari waktu ke waktu.
42
BPK-RI menyarankan Kepala Dinas PU Provinsi Banten agar:
a. Memberikan teguran tertulis kepada Pengendali Kegiatan (dhi. Kepala Sub Dinas
Pengairan), Pemimpin Pelaksana Kegiatan dan Konsultan Pengawas serta
Pengawas Lapangan yang kurang cermat dalam melakukan pengendalian dan
atau pengawasan atas pelaksanaan kegiatan dimaksud.
b. Mempertanggungjawabkan kerugian sebesar Rp6.615.860,00 dengan menyetor
ke Kas Daerah, dan menyerahkan bukti setornya ke BPK-RI.
Sub Dinas Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Banten pada TA 2005
melaksanakan kegiatan Perbaikan dan Rehabilitasi Situ dan Sungai Lintas
Kabupaten/Kota, diantaranya paket pekerjaan Perbaikan Tanggul Kiri Sungai
Cidurian. Paket tersebut dikerjakan oleh PT. Buana Wardana Utama berdasarkan
Surat Perjanjian Pemborongan/Kontrak No. 761/Ktrk/ P&RSSKK/DPU/053/VII/
2005 tanggal 11 Juli 2005 sebesar Rp2.685.522.000,00. Jangka waktu pelaksanaan
selama 150 hari kalender sejak 11 Juli 2005 sampai dengan 08 Desember 2005.
Pengawasan atas pekerjaan dilaksanakan oleh konsultan pengawas PT. Mitra Karya
Utama.
Jenis pekerjaan yang dilaksanakan meliputi timbunan tanah, pembuatan
jembatan penghubung dan pekerjaan batu onderlaag (jalan). Hasil pemeriksaan fisik
pada tanggal 12 Desember 2005 diketahui bahwa pembuatan jembatan penghubung
masih dalam pengerjaan. Pekerjaan jembatan baru selesai (100 %) pada tanggal 15
Desember 2005 dan kepada kontraktor yang bersangkutan telah diberikan
pembayaran sebesar Rp2.040.996.720,00 (76,00 %). Dengan demikian, pekerjaan
perbaikan Tanggul Kiri Sungai Cidurian terlambat diselesaikan selama tujuh hari
kalender (8 s.d. 15 Desember 2005). Atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan
tersebut kepada rekanan belum dikenakan denda keterlambatan sebesar
Rp18.798.654,00 (1/1000 x 7 x Rp2.685.522.000,00).
43
b. Surat Perjanjian Pemborongan/Kontrak No. 761/Ktrk/P&RSSKK/DPU/053/VII/
2005 tanggal 11 Juli 2005:
1) Pasal 8, menyatakan bahwa:
a) Pemimpin Pelaksana Kegiatan bertugas untuk memimpin pelaksanaan
operasional kegiatan sehingga target kualitatif dan kuantitatif dari
pekerjaan yang dikontrakan tercapai.
b) Pengendali Kegiatan bertugas membina dan mengarahkan Pemimpin
Pelaksana Kegiatan dalam menjalankan tugasnya.
c) Pengawas Lapangan bertugas mengawasi, meniliti dan memberi
pengarahan jalannya pelaksanaan pekerjaan.
d) Konsultan Pengawas bertanggung jawab untuk mengawasi pelaksanaan
pekerjaan dan memeriksa administrasi kontrak dari waktu ke waktu.
2) Pasal 11 (Sanksi dan Denda) ayat (2) yang menyatakan bahwa, jika Pihak
Kedua (kontraktor) tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
jangka waktu yang telah ditentukan oleh Pihak Kesatu, maka Pihak Kedua
harus membayar denda keterlambatan kepada Pihak Kesatu sebesar 1 0/000
(satu perseribu) per hari dari harga kontrak sejak rencana tanggal
penyelesaian atau denda maksimum sebesar 5 % (lima per seratus) dari harga
kontrak.
44
Pengawas Lapangan yang kurang cermat dalam melakukan pengendalian dan
atau pengawasan atas pelaksanaan kegiatan dimaksud.
b. Mempertanggungjawabkan kekurangan penerimaan daerah sebesar
Rp18.798.654,00 dengan menyetor ke Kas Daerah dan menyampaikan bukti
setornya ke BPK-RI.
12. Pengadaan Obat Pada Dinas Kesehatan Provinsi Banten Dengan Dana APBD
Senilai Rp1.192.008.988,00 Fiktif
45
Pengadaan Obat Untuk Buffer Stok 2004 dan 2005
T.A. 2004 T.A. 2005
PT Rizki Fitria CV Cipta Bahagia
Jangka Waktu Kontrak s.d. 7 Desember 2004 s.d. 10 Desember 2005
Jumlah Nilai Jumlah Nilai*
Obat Pelayanan Kesehatan 908.537.805,00
Dasar (PKD)
Obat Program P2M/P2PL
Kombipak Kat 1 150 paket 35.273.580,00
Kombipak Kat II 150 paket 56.273.317,00
Kombipak Kat III 150 paket 23.017.505,00
Kombipak Kat Anak 150 paket 19.011.862,00 200 paket 25.440.000,00
Obat Lain - - 120.950.000,00
Subtotal 133.576.263,00 146.390.000,00
Obat Program Gizi / KIA
Vit A 100.000 UI, kapsul 2500 botol 31.761.168,00 4500 botol 57.375.000,00
Vit A 200.000 UI, kapsul 4500 botol 75.195.500,00 20500 botol 343.785.000,00
Tablet besi 200 mg + Asam Folat 912 kotak @ 100 74.426.057,00 5500 kotak @ 450.450.000,00
0,25 mg sache 100 sache
Iodin Tes Botol 15 ml 14.172.207,00
Subtotal 195.554.932,00 851.610.000,00
Total Nilai Kontrak 1.237.669.000,00 998.000.000,00
46
pembiayaan APBD Tahun 2004, nomor batch 513008044, berlabel milik
Depkes, tidak diperjualbelikan.
2) Vitamin A 100.000 Iu dan 200.000 Iu, berlabel tidak diperjuabelikan, khusus
untuk pengadaan bina program.
3) Tablet besi yang terdiri dari Ferro Sulfat 200 mg dan Asam Folat 0,25 mg
berlogo Bakti Husada, dan. berlabel tidak untuk diperjualbelikan.
Berdasarkan dokumen, brosur dan pamflet, obat jenis OAT adalah bantuan
dari KNCV Tubercolosis Foundation, suatu organisasi LSM Belanda yang
bertujuan memberikan bantuan dana untuk penyediaan obat-obatan dan
penanganan langsung bagi pemberantasan penyakit TBC di Indonesia. Hal
ini diperkuat dengan adanya komitmen Pemerintah melalui Departmen
Kesehatan RI bahwa penanggulangan TBC merupakan suatu program
nasional karena penyakit TBC merupakan kedaruratan global. Oleh
karenanya, Pemerintah Pusat telah menyediakan dana untuk seluruh
kebutuhan OAT. Karena itu, pada tahun 2003 telah dialokasi buffer stock di
setiap provinsi 50% dan tahun 2004 sebesar 25% dari seluruh kebutuhan di
setiap provinsi. Sementara itu, Pemerintah Daerah menyediakan dana
distribusi dari provinsi ke Kota dan Kabupaten..
b. Uji petik terhadap obat untuk buffer stock senilai Rp1.237.669.000,00 tersebut
di atas, sebagian di antaranya sebesar Rp314.958.988,00 (Rp133.576.263,00 +
Rp195.554.932,00 - Rp14.172.207,00) berlabel tidak diperjualbelikan dan atau
milik Departemen Kesehatan.
c. Untuk pengadaan Tahun 2005, senilai Rp877.050.000 (Rp998.000.000-
Rp120.950.000,00) spesifikasinya sama dengan obat Tahun 2004 senilai
Rp314.958.988 di atas.
d. Khusus untuk OAT kategori anak, diketahui bahwa pada tanggal 31 Agustus
2005 sebenarnya sudah ada pengiriman OAT dari dana APBN sebanyak 1.650
paket, sementara dari APBD 2005 pun telah dikontrakkan kepada CV Cipta
Bahagia. Pengiriman ini merupakan hasil usulan Dinas Kesehatan pada bulan Juli
2005 untuk memenuhi kebutuhan Kabupaten dan Kota se Provinsi Banten
termasuk untuk cadangan pada (gudang) Dinas Kesehatan Provinsi hingga
triwulan IV, yang disampaikan oleh Kepala TU Dinas Provinsi yang juga
menjabat sebagai panitia pengadaan barang dan jasa APBD tahun 2005.
47
e. Dari hasil konfirmasi, observasi di gudang farmasi pada tanggal 9 Desember
2005, pemeriksaan dokumen laporan bulanan pemakaian obat dan dokumen
terkait lainnya diketahui hal-hal sebagai berikut:
1) Dinas kesehatan tidak mempunyai data laporan bulanan tahun 2003 karena
musibah kebanjiran di lokasi kantor lama. Menurut pengelola gudang farmasi
pengelolaan seluruh obat dilakukan oleh Seksi Farmasi, kecuali untuk OAT
bantuan APBN yang pengadaannya bukan dari APBD Tahun 2004 dilakukan
oleh Seksi P2PL.
2) Di gudang farmasi Dinas Kesehatan Provinsi terdapat tiga kelompok obat
OAT, yaitu OAT bantuan APBN produk Indo Farma (INF) yang kadaluarsanya
tahun 2006 dan 2007, OAT bantuan APBN produk Phapros berlabel biru, dan
OAT dari Kimia Farma (KF) dengan kadaluarsa Tahun 2008 yang diterima
bulan November 2004.
3) Obat-obatan yang diterima dari PT Kimia Farma Trading & Distribution
cabang Serang senilai Rp1.239.784.800,00 pada bulan November 2004
tersebut dibukukan sebagai penerimaan obat bulan Januari 2005.
4) Penyaluran Obat:
• berita acara penyaluran obat APBD menunjukkan bahwa obat program
vitamin A dan Tablet besi dari pengadaan tersebut telah seluruhnya
disalurkan pada bulan Desember 2004, meski sebenarnya pemberian
vitamin A secara nasional dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu setiap
bulan Februari dan Agustus. Sementara itu diketahui pula bahwa pada
bulan yang sama terdapat penyaluran obat sejenis yang sumber dananya
berasal dari APBN namun saldo awal dan saldo akhirnya, serta
penerimaan maupun pengeluarannya tidak diadministrasikan dalam kartu
gudang.
• OAT kategori 2,3, dan kategori anak yang diterima dari Kimia Farma
masing-masing sebanyak 150 paket dengan kadaluarsa hingga Tahun
2008 sudah tidak ada di gudang tanpa ada catatan pengeluarannya.
Sementara itu masih banyak OAT dari PT INF dan PT Phapros dengan
kadaluarsa tahun 2006 dan 2007 yang belum disalurkan.
5) Pembukuan Pengeluaran Obat: Pada laporan bulanan Tahun 2005 telah
dibukukan pengeluaran obat vitamin A dan tablet besi yang sebenarnya fisik
obatnya belum diterima mengingat bahwa penerimaan obat yang dibukukan
bulan Januari 2005 adalah obat yang diterima dari Kimia Farma yang juga
48
telah disalurkan seluruhnya pada bulan Desember 2004 dan bahwa obat-
obatan sejenis hingga tanggal 4 Januari 2006 belum diterima dari CV
Bahagia.
49
tersebut tidak dipertanggungjawabkan karena dapat tertutup oleh penerimaan obat
pada periode berikutnya (contoh OAT kategori anak). Hal ini terjadi karena:
a. Kecenderungan Panitia Pengadaan Barang dan Jasa memanfaatkan dana APBD
untuk memberikan keuntungan kepada rekanannya.
b. Panitia Pemeriksa Barang tidak bekerja / berfungsi sebagaimana mestinya
c. Kurangnya pengendalian Kepala Dinas atas kegiatan pengadaan barang dan jasa
yang dilakukan di lingkungan kerjanya.
50
secara formal telah terjadi jual beli obat dari Kimia Farma ke Rizky Fitria, dan
Rizky Fitria ke Dinas Kesehatan.
b. Sesuai penjelasan Dinas Kesehatan pada poin b di atas, obat OAT adalah
memang obat bantuan APBN (bukan APBD), dan bahwa berbagai dokumen yang
ada menunjukkan bahwa bantuan KNCV kepada Departemen Kesehatan adalah
termasuk untuk pengadaan obat OAT.
c. Berdasarkan bukti dokumen dan sesuai penjelasan Dinas Kesehatan atas
permasalahan ini pada poin d di atas, Dinas Kesehatan membuat laporan bulanan
pemakaian obat, dan bahwa permasalahannya adalah penerimaan obat tersebut
dicatat sebagai penerimaan bulan Januari 2005 bukan sebagai penerimaan bulan
November 2004.
d. Adanya perbedaan fisik jumlah obat dengan laporan bulanan bukanlah
berdasarkan perhitungan pemeriksa (BPK-RI). Perhitungan fisik obat-obatan
dimaksud dilakukan oleh dua staf pengelola gudang farmasi Dinas Kesehatan
yang telah ditandatangani dalam berita acara tanggal 9 Desember 2005.
13. Obat Untuk Pelayanan Kesehatan Dasar Dari Pengadaan TA 2005 Senilai
Rp1.493.987.312,00 Belum Semuanya Diterima dan Di Antaranya Lebih
Dibayar Sebesar Rp1.070.142.045,00
51
Untuk merealisasi pengadaan obat tersebut telah ditetapkan PT Profesional
Indonesia Lantera Raga (PT Pilar) sebagai pelaksana pengadaan obat dengan
kontrak No.03.C/Peng/PA/APBD/Kes/V/2005 tangal 30 Mei 2005 sebesar
Rp1.493.987.312,00. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan selama 194 hari kalender
s/d tanggal 10 Desember 2005. Lingkup pekerjaan dalam kontrak adalah pengadaan
306 jenis obat senilai Rp1.308.724.730,00, untuk RSUD Malimping, dan 112 jenis
obat senilai Rp185.262.583,00 untuk BKTK Balaraja, Tangerang.
Uang muka telah dibayar dengan SPMU nomor 932/KEU-05001/BT.P.I/2005
tanggal 22 September sebesar Rp298.797.462,00. Berdasarkan Berita Acara
Pekerjaan Selesai 100% tanggal 5 Desember 2005, Dinas Kesehatan telah
mengajukan surat permintaan pembayaran (SPP) nomor 307/SPP-BT/XII/2005
sebesar Rp1.195.189.850,00, dan telah diterbitkan SPM Nomor 932/KEU-
09071/BT.P.I/2005 tanggal 30 Desember 2005
Sementara itu, diketahui pula bahwa per tanggal 12 Desember 2005,
persediaan obat untuk penanganan gawat darurat berupa obat jenis injeksi di RSUD
Malingping kurang memadai, dan sembilan jenis reagentia untuk keperluan uji
laboratorium semuanya sudah kadaluarsa. Ketidaktersediaan obat ini juga tersirat
dalam surat yang diajukan oleh para Dokter RSUD Malimping ke beberapa instansi
yang berwenang. Semestinya hal tersebut tidak perlu terjadi mengingat fungsi
gudang farmasi Dinas Kesehatan sebagai penyimpan buffer stock, dan kontrak telah
dibuat tanggal 30 Mei 2005 semestinya tidak perlu terlambat pengadaannya.
Hasil pengecekan di RSUD Malimping tanggal 12 Desember 2005 saat obat
diterima Panitia Pemeriksa Barang untuk kemudian diserahkan ke pihak RSUD,
diketahui hal-hal sebagai berikut:
a. Obat-obat yang dikirim PT Pilar tidak lengkap, baik dari banyaknya jenis obat
maupun volume tiap jenisnya. Dari 306 jenis obat yang diadakan untuk RSUD
Malingping, hanya 70 jenis yang dipenuhi dan volumenya lebih kecil dari yang
dipersyaratkan dalam kontrak. Berdasarkan perhitungan BPK-RI atas surat
pengantar barang dari PT Pillar, nilai kekurangan penerimaan obat untuk RSUD
Malingping saat dibuatnya berita acara pekerjaan selesai 100% per 5 Desember
adalah sebesar Rp1.201.264.293,00 atau 92% (Rp1.201.264.293,00 /
Rp1.308.724.730,00), sedangkan per 13 Desember adalah sebesar
Rp1.070.142.045,00 atau 82%, yang terlampir pada lampiran 4-1
b. Terdapat perbedaan beberapa nomor batch dan tanggal kedaluarsa antara
kemasan fisik obat dengan Surat Pengantar Barang (SPB) dari PT Pilar. Selain itu
52
beberapa nomor batch dalam SPB hanya ditulis dengan kode ZZ atau ZZZ.
Rincian atas hal ini dimuat dalam lampiran 4-2
53
Atas permasalahan tersebut Dinas Kesehatan Provinsi Banten menjelaskan
bahwa:
1) Pengadaan obat-obatan untuk RS Malingping dan BKTK oleh PT Pillar sampai
dengan tanggal 12 Desember 2005 memang belum semuanya terkirim.
2) Tidak ada ketentuan bahwa dalam proses pengadaan obat nomor batch harus
sama karena produksi pabrik untuk setiap kali berproduksi menghasilkan nomor
batch yang berbeda.
54
14. Kegiatan Pengadaan Alat Kesehatan Lebih Dibayar Sebesar
Rp5.137.455.309,00 Dan Kepada Rekanan Belum Dikenakan Denda
Keterlambatan Sebesar Rp264.044.000,00
55
Dari pengecekan di lapangan dan konfirmasi dengan pihak RSUD Tangerang
pada tanggal 27 Desember 2005 diketahui bahwa salah satu alat kesehatan berupa
Highspeed CT/e dual ternyata belum diterima oleh pihak RSUD Tangerang,
sedangkan alat kesehatan lainnya telah diterima namun belum terpakai karena belum
dilakukan uji fungsi oleh Tim Panitia Pemeriksa Barang dan Jasa. Hal tersebut
menunjukkan bahwa Berita Acara Pemeriksaan Barang yang dikeluarkan oleh Tim
Panitia Pemeriksa Barang dan Jasa adalah tidak benar. Oleh karena itu PT Buana
Wardana Utama harus mengembalikan kelebihan pembayaran sebesar
Rp5.137.455..309,00 untuk alat kesehatan Highspeed CT/e dual yang belum diterima
oleh pihak RSUD Tangerang, sementara masa penyelesaian pekerjaan sesuai kontrak
berakhir tanggal 10 Desember dan tidak ada addendum perpanjangan waktu,
sehingga kepada PT Buana Wardana Utama harus dikenakan sangsi denda
keterlambatan selama 17 hari atau sebesar Rp264.044.000,00
(1/1000x17xRp15.532.000.000,00).
Hal tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pasal 30 ayat (2)
yang menyatakan bahwa Kontrak harga satuan adalah kontrak pengadaan barang/jasa
atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, berdasarkan harga,
satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi
teknis tertentu, yang volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara,
sedangkan pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume
pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan.
56
15. Addendum Perpanjangan Waktu Atas Dua Pelaksana Kegiatan Di Lokasi
RSUD Malimping Tidak Layak Dan Terdapat Kekurangan Pekerjaan Sebesar
Rp69.465.163,59
57
- Permohonan dibuat pada tanggal yang sama dengan tanggal Addendum
Kontrak yaitu tanggal 28 Nopember 2005 tanpa dilakukan pengkajian
terlebih dahulu.
- Alasan terkendala oleh pekerjaan pihak lain, adalah tidak releven karena
pekerjaan penataan RSU Malimping tahap III sesuai SPMK No.
04.c/Pemb/PA/APBD/KES/VI/2005 dilaksanakan lebih dulu tanggal 31 Mei
2005 sedangkan pekerjaan incinerator dan IPAL sesuai SPMK No. 04.
l/Peng/PA/APBD/KES/VI/2005 dan 04.m/Peng/PA/APBD /KES/VI/2005
baru dilaksanakan tanggal 23 Juni 2005.
- Mengenai curah hujan tidak dapat dijadikan alasan yang dapat dipertanggung
jawabkan karena tidak didukung data dari Badan Meteorologi dan Geofisika.
Selain itu semestinya pekerjaan harus sudah dilaksanakan pada bulan Juni
2005, sedangkan menurut informasi di lapangan pekerjaan dilaksanakan pada
bulan Oktober 2005.
Sehubungan hal tersebut, atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan dimaksud
diakui oleh pihak pelaksana akan melampaui akhir tahun anggaran yang
diperkirakan selesai tanggal 11 Januari 2006. Mengingat pekerjaan s/d
pengecekan lapangan tanggal 13 Desember 2005, masih terdapat item-item
perkerjaan yang belum dilaksanakan antara lain : Lapisan Pondasi Atas, Lapis
Pondasi Aspal Beton, Saluran Drainase Tipe DS 1 (depan), Pekerjaaan Trotoar,
Pagar tipe PG 1 (Pagar depan), Gerbang Kaibon, Tembok plang nama, Dinding
penahan Tanah Tipe 1A (dinding depan), Pekerjaan Taman dan Instalasi
Pendukung sehingga hal tersebut telah memperkuat bahwa progess fisik
dipastikan tidak akan selesai 100% sesuai waktu yg ditentukan tanggal 19
Desember 2005, dan bahkan akan melampaui TA 2005. Oleh karena itu kepada
PT Telaga Makmur harus dikenakan sangsi denda keterlambatan 21 hari (dari
tanggal 11 Desember s/d tanggal 31 Desember yaitu sebesar Rp42.173.355,00
(1/1000 x 21 hari x Rp 2.008.255.000,00 ).
Realisasi pembayaran s/d 13 Desember 2005 .sebesar Rp401.651.000,00 dengan
bukti SPMU No. 932/KEU-066669/BT.P.I/2005 tanggal 10 November 2005,
berarti masih ada sisa pembayaran sebesar Rp1.606.604.000,00
(Rp2.008.255.000,00 - Rp401.651.000,00 ) yang dapat diperhitungkan dengan
sangsi denda sebesar tersebut di atas.
Selain itu, hasil pengecekan uji petik terhadap volume fisik yang
dikerjakan dibandingkan dengan RAB yang disepakati dalam kontrak sebesar
58
Rp2.008.255.000,00, di antaranya pada pekerjaan Divisi 2 Penataan Jalan dan
Parkir senilai Rp741.861.822,93 menunjukkan adanya ketidaksesuaian dan atau
terdapat selisih yang tidak dikerjakan senilai Rp69.465.163,59 terinci sebagai
berikut :
No Jenis Pekerjaan Sat. Volume Selisih Harga Total
Satuan
RAB FISIK
1 Saluran drainase DS 0 m¹ 10,00 7,90 2,10 490.136,10 1.029.285,81
2 Saluran drainase DS 2 m¹ 223,87 208,70 15,17 485.126,72 7.359.372,34
3 Saluran drainase DS 3 m¹ 57,01 56,90 0,11 108.331,67 11.916,48
4 Paving Blok m² 295,00 129,75 165,25 96.798,63 15.995.973,61
5 Lapisan Pondasi m³ 400,02 179,09 220,93 203.995,00 45.068.615,35
Bawah Kelas A
69.465.163,59
59
Dengan demikian sangsi denda yang belum dikenakan sebesar
Rp85.293.474,00 (Rp42.173.355,00 + Rp43.120.119,00) dan selisih kekurangan
volume yang harus dipertanggungjawabkan sebesar Rp69.465.163,59.
Hal tersebut tidak sesuai dengan :
a. Peraturan Presiden No. 32 Tahun 2005 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan
Presiden No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pasal 37 ayat (1) “ Bila terjadi keterlambatan penyelesaian
pekerjaan akibat dari kelalaian penyedia barang/jasa, maka penyedia barang/jasa
yang bersangkutan dikenakan denda keterlambatan sekurang-kurangnya 1 1/000
(satu permil) per hari dari nilai kontrak
b. Surat Perjanjian Kerjasama (Kontrak) No. 03.C/Pemb/PA/APBD/Kes/VI/2005
tanggal 30 Mei 2005 dan No. 03.b/Pemb/PA/APBD/Kes/V/2005 tanggal 30
Maret 2005, dalam satu klausulnya menetapkan :
1) Ayat (2) : Pihak kedua harus mengganti semua pekerjaan yang tidak sesuai
dengan spesifikasi, mutu, jenis, fungsi pekerjaan yang sesuai dengan
perjanjian.
2) Ayat (3) : Dalam hal ini terjadi penundaan atau keterlambatan penyerahan
pekerjaan dari jangka waktu penyerahan yang ditetapkan Pasal 2 ayat (2)
kontrak ini Pihak Kedua dikenakan denda keterlambatan sebesar 1 (satu)
permil perhari dengan jumlah maksimal 5%.
60
16. Pengadaan Incenerator Tidak Efektif dan Harga Ditetapkan Lebih Tinggi
Sebesar Rp240.841.600,00 serta atas Keterlambatan Pekerjaan Belum
Dikenakan Sangsi Denda Sebesar Rp30.557.825,00
61
tanggal 18 November 2005 berupa permintaan perpanjangan hingga tanggal 11
Desember 2005, dengan alasan tersebarnya lokasi pekerjaan sehingga memakan
waktu pengiriman bahan dan pekerja, seringnya turun hujan serta kenaikan harga
BBM.
62
pemegang lisensi incenerator dengan merek Riello Burners, harga incenerator yang
ditetapkan terlampau tinggi sehingga terdapat selisih lebih besar senilai
Rp240.841.600,00 dengan perhitungan sebagai berikut :
No Uraian Kontrak Price List Selisih
Incenerator 344.735.500,00 103.893.900,00 240.841.600,00
Ket :Harga sudah termasuk tabung incenerator, keuntungan dan PPN
63
Masalah tersebut mengakibatkan kekurangan penerimaan daerah sebesar
Rp30.557.825,00 (Rp8.464.900,00 + Rp22.092.925,00) serta terjadi kemahalan harga
incenerator yang merugikan daerah sebesar Rp240.841.600,00, yang terjadi karena :
a. Panitia Pengadaan Barang dan Jasa memanfaatkan dana daerah untuk
memberikan keuntungan yang lebih besar kepada rekanan.
b. Panitia Pemeriksa barang sengaja membuat Berita Acara Hasil Pemeriksaan
yang tidak benar.
c. Lemahnya pengawasan dan pengendalian dari Pengendali Kegiatan dan
Pengguna Anggaran.
BPK-RI menyarankan:
a. Gubernur Banten agar memberikan teguran tertulis kepada Kepala Dinas yang
kurang meakukan pengawasan dan pengendalian dalam pengadaan barang dan
jasa di lingkungannya.
b. Kepala Dinas Kesehatan agar mempertanggungjawabkan kekurangan penerimaan
daerah sebesar Rp30.557.825,00 dan kerugian daerah sebesar Rp240.841.600,00,
dengan menyetorkan ke kas daerah dan menyampaikan bukti setor tersebut
kepada BPK-RI
64
No. Jenis Barang Volume Harga BA Pemeriksaan Barang
1 Komputer dan Printer 50 652.238.000,00 25/Peng/PPMBJ/APBD/KES/IX/2005
27/Peng/PPMBJ/APBD/KES/IX/2005
2 Alat rumah tangga 26 66.272.000,00 70/Pem/PPMBJ/APBD/KES/X/2005
3 Meja dan Kursi 48 21.580.000,00 20/Peng/PPMBJ/APBD/KES/IX/2005
4 Alat Studio 6 26.700.000,00 51/PL/PPMBJ/APBD/KES/X2005
5 Alat Kantor mesin tik 11 57.410.000,00 72/Peng/PPMBJ/APBD/KES/XI/2005
6 Barang elektronik 2 34.914.000,00 28/Peng/PPMBJ/APBD/KES/IX2005
7 Aksesoris computer 23 38.034.000,00 09/Peng/PPMBJ/APBD/KES/IX/2005
8 Filling cabinet 35 44.197.000,00 10/PL/Peng/PPMBJ/APBD/
KES/IX/2005
199 941.345.000,00
65
- hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai kebutuhan teknis yang disyaaratkan
- Terarah, terkendali sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsi perangkat daerah
c. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29 Tahun 2002 Pasal 65 yang menyatakan
bahwa Seluruh barang yang pengadaannya atas beban APBD, wajib dibukukan
ke dalam rekening aset daerah yang berkenaan dan dicatat dalam daftar aset
daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
66
b. Pembangunan Mesjid SMA CMB Boarding School yang dilaksanakan oleh
PT Sukalimas Mekatama Raya, dengan Kontrak No. 900/092-Dispend/2005
tanggal 24 Maret 2005 sebesar Rp211.550.000,00.
c. Pembangunan Lapangan Parkir SMA CMB Boarding School yang
dilaksanakan oleh CV Gustiyan Putra, dengan Kontrak No. 900/094-
Dispend/2005 tanggal 24 Maret 2005 sebesar Rp197.800.000,00.
d. Pembangunan Jalan Lingkungan SMA CMB Boarding School yang
dilaksanakan oleh CV Tumaritis, dengan Kontrak No. 900/088-Dispend/2005
tanggal 22 Agustus 2005 sebesar Rp148.560.000,00.
e. Pembangunan Landscaping SMA CMB Boarding School yang dilaksanakan
oleh CV Panca Dinamika, dengan Kontrak No. 900/089-Dispend/2005 tanggal
24 Maret 2005 sebesar Rp134.040.000,00
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan untuk kelima kontrak tersebut di atas, sama
yaitu 110 hari kalender atau s/d tanggal 9 Desember 2005.
67
volume fisik yang dikerjakan jika dibandingkan dengan RAB yang
disepakati dalam kontrak sebesar Rp644.932.000,00 diantaranya pekerjaan
beton sebesar Rp 72.928.002,00 dan pekerjaan plafond/ceiling sebesar
Rp 29.045.184,03 menunjukkan ketidaksesuaian dan atau terdapat selisih
kurang dikerjakan dalam pekerjaan beton sebesar Rp 11.384.428,89 dan
pekerjaan plafond/ceiling sebesar Rp2.115.149,69 dengan rincian berikut:
68
No. Jenis Satuan Volume Selisih Harga Total
Pekerjaan Satuan
RAB Fisik
1. Pekerjaan M2 244,75 185,55 (59,20) 46.542,16 2.755.295,87
Pasangan Bata
2 Pekerjaan M2 77,00 63,72 (13,28) 53.276,03 707.505,68
Dinding
Keramik
3 Pekerjaan M2 18,00 6,00 (12,00) 59.368,05 712.416,60
lantai
KM/WC
Jumlah 4.175.218,15
69
3 Pekerjaan M2 1200 895,80 (304,20) 21.701,45 6.601.581,09
Lapisan
Penetrasi
4. Pekerjaan M 300 235,8 (64,20) 112.282,40 7.208.530,08
Saluran
Jumlah 32.349.824,79
70
tanggal tersebut sudah mencapai 100,00 %. Realisasi pembayaran s/d 23
Desember 2005 sebesar Rp127.338.000,00 dengan bukti SPMU No 932/KEU-
07456/BT.P.I/2005 tanggal 09 Desember 2005. Selain itu hasil pemeriksaan
secara uji petik terhadap volume fisik yang dikerjakan jika dibandingkan
dengan RAB yang disepakati dalam kontrak sebesar Rp134.040.000,00
diantaranya pekerjaan penanaman rumput termasuk pemupukan kompos gedung
kantor sebesar Rp6.892.728,75, pekerjaan gedung perpustakaan sebesar
Rp5.297.676,63, pekerjaan gedung asrama putra sebesar Rp6.505.812,50 dan
pekerjaan gedung kelas sebesar Rp5.698.325,00 menunjukkan ketidaksesuaian
dan atau terdapat selisih kurang dikerjakan sebesar Rp1.189.000,00, pekerjaan
gedung perpustakaan sebesar Rp83.500,00 dan gedung asrama putra sebesar
Rp567.000,00 dan pekerjaan gedung kelas sebesar Rp240.000,00 dengan rincian
berikut:
No. Jenis Pekerjaan Satuan Volume Selisih Harga Total
Satuan
RAB Fisik
1. Pekerjaan Rumput M2 255 209,2 (45,80) 5000,00 229.000,00
Gajah Gedung
Kantor
2. Pekerjaan teh-tehan Btg 128 64 (64,00) 15.000,00 960.000,00
tinggi Gedung Kantor
3 Pekerjaan Penanaman M2 180,50 163,80 (16,70) 5.000,00 83.500,00
Rumput Gajah
Gedung Perpustakaan
4. Pekerjaan Rumput M2 250 136,60 (113,40) 5.000,00 567.000,00
Gajah Gedung
Asrama Putra
5 Pekerjaan penanaman Btg 174 158 (16,00) 15.000,00 240.000,00
teh-tehan tinggi
Gedung Kelas
Jumlah 2.079.500,00
Dari uraian kekurangan pekerjaan di atas diketahui tidak ada pekerjaan tambah
kurang yang tertuang dalam addenddum kontrak, salah satu perubahan pekerjaan
hanya dari data perubahan konsultan pengawas dengan rekanan.
71
b. Surat Perjanjian Kontrak Pekerjaan Pembangunan SMA CMB BS Pasal 17
ayat (1) huruf f yang menyatakan bahwa Pengenaan denda sebesar 1 /1000
(satu per seribu) dari harga borongan untuk setiap hari keterlambatan sampai
setinggi-tingginya 5% daari harga borongan.
72
1) Penyaluran dana Bantuan Guru Swasta/ Non PNS diberikan secara tunai
dengan bukti pengiriman uang berupa bukti trasnfer ke pengelola guru
swasta tetapi SPJ penerima dana masih belum diperoleh sampai
berakhirnya pemeriksaan lapangan tanggal 28 Desember 2005. Rincian
dana yang sudah dan yang belum ditransfer adalah sebagai berikut:
Peneri
No. Nama Jenjang Insentif Jumlah ma Dana Blm Dana
Guru
Daerah/Pengelola Swasta Orang Dana Ditransfer Terima Blm
(Rp) Diberikan Ditransfer
1 2 3 4 5 6 7 8=5-6 9= 8 * 4
73
7 Kota Cilegon TK/SD 450,000 600 600 270,000,000 0 -
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah dana yang telah disalurkan
sebesar Rp3.678.600.000,00 dengan jumlah orang penerima sebanyak
9439 orang sedangkan dana yang belum disalurkan sebesar
Rp221.400.000,00 dengan jumlah orang sebanyak 561.
No. Uraian Jenjang/ Jumlah Beasiswa Jumlah Dana SPJ Rinci Dana
Lomba/Kegiatan Siswa Orang Ditransfer Penerima Blm Blm
Mhs Yang Ada Ditransfer
(Rp) Diberi
1 2 3 4 5 6 7 8= 4-6
74
10 Akademik
Siswa Prestasi
75
- Pasal 6 yang menyebutkan Format Susunan Belanja Daerah pada Lampiran
IV kode rekening kelompok Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan
dalam jenis belanja bantuan keuangan kepada pemerintah kabupaten/kota.
- Pasal 49 yang menyebutkan setiap pengeluaran kas harus didukung oleh
bukti yang lengkap dan sah mengenai hak yang diperoleh oleh pihak
yang menagih
b. Keputusan Gubernur Banten No 18 Tahun 2004 tentang petunjuk teknis
pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi banten tahun 2005
dalam pedoman umum penyusunan anggaran untuk penerimaan dan
pengeluaran daerah yang mengatur bahwa bantuan keuangan kepada pemerintah
kabupaten/kota ditetapkan oleh Gubernur dan belanja bantuan keuangan tidak
diperkenankan untuk dianggarkan pada organisasi/satuan kerja lainnya, kecuali
pada Pos Sekretariat Daerah.
BPK-RI menyarankan:
a. Gubernur agar memberikan teguran tertulis kepada panitia anggaran eksekutif
atas penganggaran bantuan pada satuan kerja yang tidak tepat.
76
b. Pimpinan DPRD agar memberikan teguran tertulis kepada panitia anggaran
legislatif atas penganggaran bantuan pada satuan kerja yang tidak tepat.
c. Kepala Dinas Pendidikan agar:
1) segera melengkapi SPJ atas dana yang telah ditransfer sebesar
Rp9.550.800.000,00.
2) menginstruksikan pengendali kegiatan dan pimpinan pelaksana kegiatan
supaya aktif melakukan koordinasi dengan pihak kabupaten/kota untuk
melakukan pendataan penerima bantuan yang seharusnya.
d. Kepala Biro Keuangan agar mengungkapkan adanya kurang saji Belanja Bagi
Hasil dan Bantuan Keuangan dan lebih saji Belanja Operasional dan
Pemeliharaan minimal sebesar Rp9.550.800.000,00 dalam catatan atas Laporan
Keuangan Daerah Provinsi Banten Tahun 2005.
77
Perhitungan Denda Keterlambatan
Kegiatan Pembangunan Jalan dan Jembatan TA 2005
No. STA Ki / Kn Jarak Lebar Luas Tebal Tebal Selisih Persentase Perentase Harga Nilai (Rp)
Rata- sesuai Rata- Tebal x Luas Satuan
rata kontrak rata
4x5 7-8 9:7 6x10 11x12
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1. 0-055 Ki
280,00 1,52 425,60 0,0400 0,0383 0,0017 0,0425 18,09 41.300,00 747.034,40
2. 0+225 Ki
3. 0+275 Ki
415,00 3,62 1.502,30 0,0400 0,0383 0,0017 0,0425 63,85 41.300,00 2.636.912,08
4. 0+690 Ki
5. 0+480 Kn
450,00 1,58 711,00 0,0400 0,0383 0,0017 0,0425 30,22 41.300,00 1.247.982,75
6. 0+930 Kn
7. 0+800 Ki
130,00 1,08 140,40 0,0400 0,0383 0,0017 0,0425 5,97 41.300,00 246.437,10
8. 0+930 Ki
9. 0+960 Ki
220,00 4,03 886,60 0,0400 0,0383 0,0017 0,0425 37,68 41.300,00 1.556.204,65
10. 1+180 Ki
11. 1+365 Ki
675,00 4,71 3.179,25 0,0400 0,0383 0,0017 0,0425 135,12 41.300,00 5.580.378,56
12. 2+050 Ki
13. 1+950 Kn
15,00 4,00 60,00 0,0400 0,0383 0,0017 0,0425 2,55 41.300,00 105.315,00
14. 2+000 Kn
455,00 5,02 2.284,10 0,0400 0,0383 0,0017 0,0425 97,07 41.300,00 4.009.166,53
15. 2+465 Kn
16. 2+050 Ki
1.700,00 4,54 7.718,00 0,0400 0,0383 0,0017 0,0425 328,02 41.300,00 13.547.019,50
17. 3+750 Ki
18. 3+050 Kn
95,00 7,88 748,60 0,0400 0,0383 0,0017 0,0425 31,82 41.300,00 1.313.980,15
19. 3+150 Kn
30.990.430,71
REKAPITULASI PERHITUNGAN PEKERJAAN ASPHALT TREATED BASE (AC-BASE)
Pembangunan Jalan By Pass Tangerang
No. STA Ki / Jarak Lebar Rata- Luas Tebal Tebal Rata- Selisih Volume Harga Satuan Nilai (Rp)
Kn rata sesuai rata yang
kontrak (Core) Kurang
4x5 7-8 9:7 6x10
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (12) (13)
1. 2+550 - 2+900 Ki 350,00 6,40 2.240,00 0,07 0,05 0,02 44,80 1.001.100,00 44.849.280,00
2. 3+050 - 3+150 Kn 95,00 7,88 748,60 0,07 0,05 0,02 14,97 1.001.100,00 14.988.469,20
3. 2+950 - 3+550 Cl 580,00 3,00 1.740,00 0,06 0,05 0,01 17,40 1.001.100,00 17.419.140,00
4. 3+050 - 3+500 Cl 450,00 0,80 360,00 0,1 0,05 0,05 18,00 1.001.100,00 18.019.800,00
95.276.689,20
REKAPITULASI PERHITUNGAN ULANG VOLUME PEKERJAAN ATB LEVELING
Pembangunan Jalan Tangerang-Serpong-Parung
No. STA Jalur Lebar Tebal Panjang Volume Berat Volume Ton Selisih Ton
Tim BPK MC-05
4x5x6 7x8 10-9
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 0+000 - 0+100 SPG 7,50 0,04 100,00 30,00 2,30 69,00 91,45 22,45
2 0+200 - 0+300 SPG 7,50 0,04 100,00 30,00 2,30 69,00 76,38 7,38
3 0+300 - 0+400 SPG 7,50 0,05 100,00 37,50 2,30 86,25 90,35 4,10
4 0+400 - 0+500 SPG 7,50 0,07 100,00 52,50 2,30 120,75 129,13 8,38
5 0+700 - 0+800 SPG 7,50 0,07 100,00 52,50 2,30 120,75 123,73 2,98
6 0+800 - 0+900 SPG 7,50 0,07 100,00 52,50 2,30 120,75 128,09 7,34
7 0+900 - 1+000 SPG 7,50 0,05 100,00 37,50 2,30 86,25 88,52 2,27
8 1+000 - 1+100 SPG 7,50 0,05 100,00 37,50 2,30 86,25 89,96 3,71
9 1+200 - 1+300 SPG 7,50 0,08 100,00 60,00 2,30 138,00 141,06 3,06
10 1+400 - 1+500 SPG 7,50 0,05 100,00 37,50 2,30 86,25 92,83 6,58
11 1+800 - 1+900 SPG 7,50 0,04 100,00 30,00 2,30 69,00 71,83 2,83
12 1+900 - 2+000 SPG 7,50 0,05 100,00 37,50 2,30 86,25 88,18 1,93
13 2+200 - 2+300 SPG 7,50 0,08 100,00 60,00 2,30 138,00 140,52 2,52
14 3+400 - 3+500 SPG 7,50 0,08 100,00 60,00 2,30 138,00 140,3 2,30
15 3+500 - 3+600 SPG 7,50 0,08 100,00 60,00 2,30 138,00 142,41 4,41
16 3+600 - 3+700 SPG 7,50 0,05 100,00 37,50 2,30 86,25 88,28 2,03
17 3+900 - 4+000 SPG 7,50 0,05 100,00 37,50 2,30 86,25 93,19 6,94
18 4+000 - 4+100 SPG 7,50 0,06 100,00 45,00 2,30 103,50 107,05 3,55
19 4+100 - 4+200 SPG 7,50 0,04 100,00 30,00 2,30 69,00 77,44 8,44
20 4+300 - 4+400 SPG 7,50 0,10 100,00 75,00 2,30 172,50 174,7 2,20
21 4+500 - 4+600 SPG 7,50 0,06 100,00 45,00 2,30 103,50 105,49 1,99
22 0+100 - 0+200 TNG 7,50 0,05 100,00 37,50 2,30 86,25 90,95 4,70
23 0+200 - 0+300 TNG 7,50 0,05 100,00 37,50 2,30 86,25 100,8 14,55
24 0+600 - 0+700 TNG 7,50 0,04 100,00 30,00 2,30 69,00 73,66 4,66
25 0+800 - 0+900 TNG 7,50 0,05 100,00 37,50 2,30 86,25 94,5 8,25
26 0+900 - 1+000 TNG 7,50 0,06 100,00 45,00 2,30 103,50 105,12 1,62
27 1+100 - 1+200 TNG 7,50 0,08 100,00 60,00 2,30 138,00 144,17 6,17
28 1+300 - 1+400 TNG 7,50 0,05 100,00 37,50 2,30 86,25 89,29 3,04
29 1+600 - 1+700 TNG 7,50 0,03 100,00 22,50 2,30 51,75 60,19 8,44
30 1+700 - 1+800 TNG 7,50 0,08 100,00 60,00 2,30 138,00 139,43 1,43
31 1+800 - 1+900 TNG 7,50 0,07 100,00 52,50 2,30 120,75 123,14 2,39
32 2+100 - 2+200 TNG 7,50 0,06 100,00 45,00 2,30 103,50 106,04 2,54
33 2+500 - 2+560 TNG 7,50 0,10 100,00 75,00 2,30 172,50 173,34 0,84
34 2+700 - 2+800 TNG 7,50 0,06 100,00 45,00 2,30 103,50 107,33 3,83
35 3+500 - 3+600 TNG 7,50 0,06 100,00 45,00 2,30 103,50 104,38 0,88
36 3+700 - 3+800 TNG 7,50 0,04 100,00 30,00 2,30 69,00 73,53 4,53
37 0+780 - 0+880 TNG 7,50 0,06 100,00 45,00 2,30 103,50 103,74 0,24
175,50
Lampiran 4-1.1
No item kemasan volume Total selisih harga satuan Total Nilai
in contract kontrak dari Pillar volume Kontrak
11/8/05 sd Blm Terpenuhi
11/08/05 14/09/2005 04/10/05 14/11/05 02/12/05 12/12/05 12/12/05
1 ABU inj kotak 10 vial 50 0 0 50 705.210,00 35.260.500,00
2 Actrapid 40 inj vial 75 0 0 75 139.134,00 10.435.050,00
3 Acyclovir 200 mg kotak 100 tab 100 100 100 0 66.745,00 -
4 Acyclovir 400 mg kotak 100 tab 100 100 100 0 101.647,00 -
5 Acyclovir Cream Tube 150 150 350 500 -350 3.486,00 -
6 AD Plex Botol 15 ml 300 0 0 300 9.860,00 2.958.000,00
7 Adona AC 17 kotak 100 tab 100 0 0 100 172.797,00 17.279.700,00
8 Adona inj 10 mg kotak 10 Amp@2ml 100 0 0 100 177.877,00 17.787.700,00
9 Adrenalin inj kotak 30 amp 100 0 100 11.155,00 1.115.500,00
10 Air raksa dental use Botol 100 gr 5 0 5 103.081,00 515.405,00
11 Albothyl Botol 5 ml 100 0 0 100 19.720,00 1.972.000,00
12 Alkohol 70% Botol 1000 ml 500 0 500 18.525,00 9.262.500,00
13 Allupurinol 100 mg kotak 100 tab 150 150 150 0 17.130,00 -
14 Alphahist kotak 100 tab 150 0 0 150 25.496,00 3.824.400,00
15 Ambroxol syrup Botol 60 ml 200 200 300 500 -300 2.589,00 -
16 Ambroxol tablet kotak 100 tab 100 25 75 200 300 -200 14.441,00 -
17 Aminofillin inj kotak 30 amp 100 0 100 38.244,00 3.824.400,00
18 Aminoleban infus botol 500 ml 200 50 50 150 151.384,00 22.707.600,00
19 Amynophilin tab kotak 100 tab 50 0 0 50 7.970,00 398.500,00
20 Amoksisilin 250 mg kotak 100 tab 300 300 300 0 26.001,00 -
21 Amoksisilin 500 mg kotak 100 tab 500 500 200 700 -200 32.078,00 -
22 Amoxixilin syrup Botol 60 ml 1200 1500 1500 -300 3.088,00 -
23 Amonium oksalat Botol 500 ml 2 0 0 2 74.696,00 149.392,00
24 Amoxiclav tab 625mg kotak 30 tab 150 0 150 109.555,00 16.433.250,00
25 Amoxsan 250 mg kotak 100 tab 75 0 0 75 125.490,00 9.411.750,00
26 Amoxsan 500 mg kotak 100 tab 100 0 0 100 268.907,00 26.890.700,00
27 Analsik kotak 100 tab 100 0 0 100 76.688,00 7.668.800,00
28 Antalgin kotak 100 tab 300 0 300 14.345,00 4.303.500,00
29 Antalgin inj kotak 30 amp 50 0 50 13.548,00 677.400,00
30 Antasid DOEN kotak 100 tab 200 50 50 150 9.065,00 1.359.750,00
31 Antasid DOEN syrup Botol 60 ml 650 300 300 350 3.487,00 1.220.450,00
32 Anusol HC kotak 12 Sup 50 0 0 50 44.370,00 2.218.500,00
33 Aqua pro inj steril kotak 10 vial @20 ml 300 80 80 220 21.911,00 4.820.420,00
34 Aquadest (Merck) Botol 500 ml 50 0 0 50 14.242,00 712.100,00
35 Asam Askorbat 250 mg botol 1000 tablet 150 0 150 18.425,00 2.763.750,00
36 Asam folat 1 mg kotak 100 tab 75 0 75 3.486,00 261.450,00
37 Asam Mefenamat 250 kotak 100 tab 150 0 150 13.672,00 2.050.800,00
38 Asam Mefenamat 500 kotak 100 tab 300 140 140 160 26.193,00 4.190.880,00
39 Atropin Sulfas inj kotak 30 amp 100 0 100 11.453,00 1.145.300,00
40 ATS 1500 IU kotak 10 amp 100 100 100 0 345.097,00 -
41 Bacti-Go Surgical Botol 500 ml 200 60 140 200 0 96.408,00 -
42 Bacti-Rub Botol 500 ml 100 100 100 0 84.357,00 -
43 Bacti Kleen Galon 5 lt 4 4 4 0 876.436,00 -
44 Becefort Kotak 250 Tab 200 0 0 200 177.777,00 35.555.400,00
45 Bekamin C Forte Botol 250 cap 75 50 50 25 21.712,00 542.800,00
di luar spek
Redoxon 200 18.000,00
Thiamin 50 mg 50
Inamox 500 mg tab 325
Insetron 4mg/2 ml injeksi 25
Lincomycin 50
Clindamycin 150 mg 200
Co-Amoxiclave 625 mg 138 162
Chlorfeniramin mg 140 25
Ampicillin 1gr inj 1000
Propylthiouracil 100 mg 5
Calsiplex/Multivitamin sirup 500
FG Troches box 10 blister @10 tab 50 box 05664 30/11/07 57 box 05668 -
7 box 05668-6 30/12/07
Calcium Lactat botol@ 1000 tab 18 btl K 5238 BR 30/11/06 50 botol K 5238 BR -
18 btl K 31916 B 30/11/10
18 btl J 51841 B 30/10/10
Mylanta Antasid Pfizer kotak x 10 blister x 10 tab 72 kotak 7855 W 10 31/12/06 100 kotak pY2MG7-ZZ -
24 kotak 7873 X 10 31/12/07
Mylanta Susp botol 150 162 botol pY2MG9-ZZ
Obimin AF Drag kotak 30 100 kotak pY012-ZZ
Nilai Belum
No Jenis Barang Merk Volume Terdistribusi tidak terdistribusi Harga Nilai terdistribusi terdistribusi
1 Komputer Simbada 11 7 4 5.800.000,00 40.600.000,00 23.200.000,00
2 Komputer Pavillion 3 2 1 9.500.000,00 19.000.000,00 9.500.000,00
3 Komputer Sony 2 2 0 29.000.000,00 58.000.000,00 -
4 Notebook Compac NC 6120 1 1 0 21.000.000,00 21.000.000,00 -
5 Notebook Compac Presario M2232 1 1 0 14.300.000,00 14.300.000,00 -
6 Notebook Toshiba satelite 12 6 6 25.200.000,00 151.200.000,00 151.200.000,00
7 Notebook Axioo DT22B 1 1 0 22.000.000,00 22.000.000,00 -
8 LCD Toshiba TDP 40 1 1 0 32.000.000,00 32.000.000,00 -
9 LCD Toshiba TDP 91 1 1 0 30.000.000,00 30.000.000,00 -
10 LCD Infocus LP-600 1 1 0 32.000.000,00 32.000.000,00 -