TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini memuat teori-teori yang menyangkut proyek serta manajemen
proyek. Pustaka didapat dari sumber yang terpercaya dan sesuai dengan teori-teori
yang dibutuhkan untuk menyusun laporan. Dalam bab ini akan membahas teori
tentang konsultan perencanaan arsitektur dan pemahaman tentang hotel dan villa.
2. Perencana
a. Perencana adalah badan usaha atau orang perseorangan yang
menyediakan pekerjaan konstruksi/jasa konsultasi konstruksi. (Perpres
No.4 tahun 2015).
b. Perseorangan/badan yang membuat perencanaan bangunan secara
lengkap baik bidang arsitektur, sipil, dan bidang lain yang melekat erat
membentuk sebuah sistem bangunan. (Ervianto,2002)
3. Arsitek
a. Arsitek adalah sebutan ahli yang mampu melakukan peran dalam proses
kreatif menuju terwujudnya tata ruang dan tata massa guna memenuhi
kehidupan masyarakat dan lingkungannya, yang mempunyai latar
belakang atau dasar pendidikan tinggi arsitektur atau yang setara,
mempunyai kompetensi yang diakui sesuai ketentuan Ikatan Arsitek
Indonesia, serta melakukan praktek arsitek. (IAI, 2007:2).
b. Arsitek adalah seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang
bangun atau ahli lingkungan binaan. Istilah arsitek seringkali diartikan
secara sempit sebagai seorang perancang bangunan, adalah orang yang
terlibat dalam perencanaan, merancang, dan mengawasi konstruksi
bangunan, yang perannya untuk memandu keputusan yang
memengaruhi aspek bangunan tersebut dalam sisi astetika, budaya, atau
masalah sosial. Definisi tersebut kuranglah tepat karena lingkup
pekerjaan seorang arsitek sangat luas, mulai dari lingkup interior
ruangan, lingkup bangunan, lingkup kompleks bangunan, sampai
dengan lingkup kota dan regional. Karenanya, lebih tepat
mendefinisikan arsitek sebagai seorang ahli di bidang ilmu arsitektur,
ahli rancang bangunan atau lingkungan binaan.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Arsitek, 19 Februari 2018)
1. Peranan
Konsultan Perencana memiliki peranan sebagai berikut.
a. Sebagai perencana berperan dalam hal mewujudkan maksud dan
kehendak dari pemberi tugas ke dalam bahasa arsitektur yang didasari
atas data-data yang dikumpulkan baik data fisik maupun non-fisik. Studi
program kebutuhan ruang, studi analisa site dan analisa konseptual dari
perencanan proyek tersebut.
b. Sebagai pengawas, berperan dalam hal membantu pemberi tugas di
lapangan untuk mengawasi pelaksanaan pembangunan fisik bangunan
sesuai dengan gambar yang ada dan sebagai upaya menghindari
penyimpangan – penyimpangan dari ketentuan yang berlaku.
2. Wewenang
Wewenang konsultan perencana dalam perencanaan sebuah proyek meliputi:
a. Sebagai perencana, memiliki wewenang untuk mengajukan ide dan
memutuskan penyelesaian yang dihadapi selama tidak bertentangan
dengan ide pemberi tugas, termasuk didalamnya mengenai estetika,
struktur dan konstruksi serta sistem utilitasya.
b. Sebagai pengawas, memiliki wewenang untuk mengadakan perubahan
dalam pelaksanaan dilapangan, memberikan pekerjaan tambahan seta
memberikan penilaian terhadap hasil pekerjaan pelaksana pembangunan
(kontraktor) dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang berlaku
dan kode etik yang ada.
3. Hak
Hak sebagai perencana meliputi :
a. Memperoleh imbalan jasa untuk perencanaan
b. Meninta kejelasan data-data yang ada hubungannya dengan perencanaan
c. Mengembalikan tugas yang diberikan kepadanya apabila terjadi
kesalahan yang diperbuat dari pemberi tugas dengan memperoleh ganti
rugi yang wajar
d. Memperoleh imbalan jasa untuk pengawasan
e. Berhak untuk merubah gambar bestek, sejauh tidak merugikan pihak
pemberi tugas maupun kualitas pekerjaan dan merupakan revisi minor
f. Berhak mengajukan keberatan apabila terjadi hal-hal diluar
kemampuannya.
4. Kewajiban
Kewajiban sebagai perencana meliputi :
a. Membuat rencana waktu penyelesaian pekerjaan/time schedule
b. Menyelesaikan pekerjaan perencanaan yang diberikan oleh pemberi
tugas sesuai dengan lingkup pekerjaan yang diberikan
c. Menaati kode etik dalam melaksanakan tugas profesionalisme sebagai
arsitek
d. Mengadakan konsultasi secara periodik dengan pemberi tugas
e. Memberi penjelasan secara teknis kepada kontraktor yang akan
melakukan pekerjaan pembangunan
f. Melakukan perbaikan-perbaikan perubahan terhadap gambar-gambar
bila diperlukan
g. Menanggung kerugian yang diderita pihak pemberi tugas sebagai akibat
dari kesalahan yang diperbuat oleh perencana atau orang-orang yang
bekerja kepadanya bila kesalahan tersebut seharusnya dapat dihindari
dengan keahlian dan kewaspadaan atau cara pelaksanaan yang umum.
Kewajiban sebagai pengawas, meliputi :
a. Melakukan pengawasan berkala pada waktu pelaksanaan pembangunan
b. Memberikan laporan pelaksanaan kepada pihak pemberi tugas/klien
c. Berkewajiban terhadap Negara, seperti melunasi pajak, memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
5. Tanggung Jawab
Tanggung jawab konsultan perencana dalam perencanaan sebuah proyek
adalah sebagai berikut:
a. Kecuali dalam hal-hal yang disebut dalam syarat-syarat dibawah ini,
arsitek bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan oleh
kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh arsitek atau oleh orang yang
bekerja pada arsitek dalam hal ini, partnership bila kesalahan itu dibuat
pada keadaan yang seharusnya dapat dihindarkan dengan keahlian dan
kewaspadaan serta cara pelaksanan tugas yang lazim.
b. Tanggung jawab untuk kesalahan dalam keadaan luar biasa arsitek tidak
bertanggung jawab atas kesalahan yang dibuat oleh orang-orang yang
bekerja padanya bila arsitek dapat membuktikan bahwa kesalahan
tersebut tidak dapat dihindarkan atau tidak dapat diketahui sebelumnya
meskipun ada pengawasan, kewaspadaan yang lazim.
c. Tanggung jawab serta koordinasi dengan ahli lain, pada dasarnya
arsitek tidak bertanggung jawab atas hasil pekerjaan perancangan
maupun pengawasan yang dilakukan oleh ahli-ahli khusus lain, kecuali:
a) Partner tersebut bekerja untuk dan atas nama arsitek dalam rangka
surat penugasan menyeluruh serta dipilih dan diangkat oleh arsitek
sendiri, dengan atau tanpa persetujan pihak pemberi tugas
b) Ahli-ahli tersebut meskipun tidak bekerja untuk dan atas nama
arsitek yang mendapat penugasan terbatas secara tegas disebutkan
berada dibawah koordinasi arsitek sepenuhnya. Bila pemilihan ahli-
ahli tersebut serta besarnya imbalan jasa khusus untuk koordinasi
telah disetujui oleh arsitek, maka dalam hal ini arsitek wajib
memikul sebagian tanggung jawab atas pekerjaan ahli-ahli tersebut.
2.2 Villa
2.2.1 Pengertian Villa
Untuk mengerti lebih jauh tentang villa berikut beberapa definisi yang
dijabarkan.
1. Villa adalah sebuah rumah mungil di luar kota atau di pegunungan yang
merupakan rumah peristirahatan yang hanya digunakan pada waktu liburan.
(Kamus Bahasa Indonesia, 1992)
2. Kata “villa” dalam bahasa Inggris memiliki arti yaitu rumah kecil yang
berada dekat ataupun jauh dan pinggiran kota. (Encyclopedia Britannic,
1961 : 152)
3. Di Amerika Serikat kata villa dikenal sebagai sebuah pengembangan real
estate yang secara umum mengacu pada rumah atau tempat kediaman yang
mewah. (Encyclopedia Britannic, 1961 : 152)
1. Villa digunakan untuk tempat menyendiri baik itu seorang diri maupun
bersama-sama dengan keluarga. Tempat untuk bersantai dan melepaskan
ketegangan akibat rutinitas kegiatan. Sedangkan rumah digunakan sebagai
tempat untuk istirahat yang merupakan bagian dari rutinitasnya,
2. Villa tidak digunakan atau didiami setiap saat seperti rumah, melainkan
hanya digunakan pada saat-saat tertentu seperti pada saat liburan. Karena
hanya pada saat itulah orang-orang terbebas dan rutinitas kegiatannya.
3. Villa memiliki tingkat kenyamanan yang lebih tinggi dari pada rumah. Oleh
karena itu villa pada umumnya terletak di luar kota atau di pegunungan yang
mempunyai udara yang lebih bersih dan segar serta memiliki view yang
lebih baik dibandingkan dengan rumah dalam kota, tidak seperti rumah yang
lebih mementingkan efektifitas ke tempat kerja sehingga lokasi rumah ada
di dalam kota.
4. Villa merupakan rumah kedua selain rumah pertama yang didiami setiap
hari, sehingga pada umumnya hanya orang-orang tertentu dengan
kemampuan ekonomi diatas rata-rata yang mampu memiliki villa.
1. Private Villa
Private villa adalah villa yang berfungsi untuk peristirahatan keluarga yang
dimiliki oleh perorangan tanpa tujuan komersial.
2. Resort Villa
2.3 Hotel
2.3.1 Pengertian Hotel
a. Menurut Surat Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik
Indonesia Nomor PM.53/HM.001/MPEK/2013 tentang Standar Usaha
Hotel menyatakan bahwa hotel adalah usaha penyediaan akomodasi berupa
kamar-kamar di dalam suatu bangunan, yang dapat dilengkapi dengan jasa
pelayanan makan dan minum, kegiatan hiburan dan fasilitas lainnya secara
harian dengan tujuan memperoleh keuntungan.
b. Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat
menginap atau istirahat, memperoleh pelayanan dan fasilitas lainnya dengan
dipungut bayaran, termasuk bangunan lainnya yang menyatu dikelola dan
dimiliki oleh pihak yang sama kecuali untuk pertokoan dan perkantoran.
(Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.65 tahun 2001 Pasal 1)