Anda di halaman 1dari 21

47

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

experiment. Penelitian quasi eksperimen dengan design without control

adalah penelitian yang menguji coba suatu intervensi pada sekelompok subjek

tanpa kelompok pembanding. Quasi eksperimen pre and post test ini

dilakukan dengan cara memberikan pre test atau pengamatan awal terlebih

dahulu sebelum diberikan intervensi, setelah itu diberikan intervensi

kemudian dilakukan post test atau pengamatan akhir. Efektifitas perlakuan

dinilai dengan cara membandingkan nilai post test dengan pre test (Dharma,

2011). Penelitian ini mengkaji pengaruh terapi bermain puzzle terhadap

tingkat kecemasan anak yang mengalami hospitalisasi melalui pre-test dan

post-test.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah One Group Pre-test

Post-test ialah rancangan penelitian yang hanya menggunakan satu

kelompok subyek serta melakukan pengukuran sebelum dan sesudah

pemberian perlakuan pada subyek. Perbedaan kedua hasil pengukuran

dianggap sebagai efek perlakuan. Secara skematis dapat dilukiskan sebagai

berikut :
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian
01 x 02
Keterangan :
01 : Nilai pre test (sebelum diberi terapi bermain puzzle)
x : Eksperimen (teapi bermain puzzle)
02 : Nilai post test (setelah diberi terapi bermain puzzle)
48

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi dan Waktu penelitian merupakan rencana tentang tempat dan

waktu yang akan dilaksanakan kegiatan penelitian (Sugiyono, 2010).


1. Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Ade Irma Suryani RSUD

Sekarwangi.
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juli

2018.

3.3 Variabel Penelitian


Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat/ ukur yang

dimiliki atau dapat untuk satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian

tertentu (Notoatmodjo, 2010). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua

variabel yaitu variabel intervensi dan variabel yang diteliti. Variabel

Intervensi (Perlakuan) dalam penelitian ini adalah terapi bermain puzzle dan

variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan anak

yang mengalami hospitalisasi.


3.4 Definisi Konseptual dan Operasional
1. Definisi Konseptual
Menurut Notoatmodjo (2010) definisi konseptual adalah kerangka

konsep yang merupakan abstraksi dan tidak dapat langsung diamati dan

langsung diukur, tapi hanya dapat diamati dan diukur melalui variabel.
Terapi bermain yaitu penerapan sistematis dari sekumpulan prinsip

belajar terhadap suatu kondisi perilaku yang bermasalah atau dianggap

menyimpang dengan melakukan suatu perubahan serta menempatkan anak

dalam situasi bermain (Andriana, 2011).


49

Puzzle merupakan metode menyusun potongan-potongan gambar

menjadi gambar yang utuh (Hamalik, 2009).

Kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan

terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan

tidak menentu dan tidak berdaya (Suliswati, 2013).

Usia prasekolah adalah usia anak pada masa prasekolah dengan rentang

tiga hingga enam tahun (Potter dan Perry, 2009).

2. Definisi Operasional.

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti

untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap objek

atau fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang

dijadikan ukuran dalam penelitian. sedangkan cara pengukuran merupakan

cara dimana variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya

(Sugiyono, 2010). Definisi operasional dibuat untuk memudahkan

pengumpulan data dan menghindarkan perbedaan interpretasinya serta

membatasi ruang lingkup variabel (Setiadi, 2012).


Adapun variabel yang akan didefinisikan secara operasional dapat

dijelaskan pada tabel 3.2 berikut :


Tabel 3.2 Definisi Operasional

Hasil
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala
Ukur
1 Terapi Bermain Suatu kegiatan bermain - - -
Puzzle dengan cara memasang-
masangkan kepingan
gambar dimana proses
pelaksanaan dilakukan
50

selama 2 hari berturut-


turut selama 15-20
menit/hari

2 Tingkat Respon cemas yang Facial Anxiety Skor Interval


Kecemasan muncul pada anak usia Scale (FAS)
Anak Pra pra sekolah akibat
Sekolah Akibat dirawat di rumah sakit
Hospitalisasi yang diukur dengan
menggunakan Facial
Anxiety Scale (FAS)

3. Cara Kerja

a. Tahapan Pertama : Pre Experiment Measurement

Pada tahap ini (Hari ke 1), sebelum melaksanakan intervensi

peneliti mengidentifikasi calon responden yang akan dijadikan

sebagai responden penelitian berdasarkan pada kriteria inklusi.

Selanjutnya, calon responden yang memenuhi kriteria diberikan

penjelasan terkait penelitian dan konsekuensinya saat menjadi

responden dan bagi yang menyetujui diberikan lembar persetujuan

(Informed Consent). Kemudian, peneliti melakukan kontrak

mengenai waktu dan tempat untuk pelaksanaan terapi bermain

puzzle pada hari yang sama dengan dilakukannya pre–test.

b. Tahap Kedua : Treatment

Pada tahap ini (Hari ke 1), responden mendapatkan terapi yaitu

terapi bermain puzzle, dimana proses pelaksanaan dilakukan selama

2 hari berturut-turut selama 15-20 menit/hari.

c. Tahap Ketiga : Post Experiment Measurement


51

Setelah seluruh responden menjalankan terapi bermain puzzle

selama 2 hari berturut-turut selama 15-20 menit/hari, pada hari ke 2

setiap responden dilakukan pengukuran kecemasan yang kedua

(post-test) kembali menggunakan FAS.

4. Alur Penelitian
Alur penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat dalam bagan 3.1

dibawah ini :

Bagan 3.1 Alur Penelitian Pengaruh Terapi Bermain Puzzle


Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Usia Pra sekolah
Akibat Hospitalisasi di Ruang Ade Irma Suryani
RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi

Ijin Penelitian

Populasi
Seluruh Pasien Anak Usia Prasekolah yang dirawat di Ruang
Ade Irma Suryani RSUD Sekarwangi.
Pemilihan sampel berdasarkan kriteria inklusi

Sampel (N=17)
52

Informed consent

Pengukuran Pre-test Hari Ke-1


Terapi Bermain Puzzle Hari Ke-1

Terapi Bermain Puzzle Hari Ke-2


Pengukuran Post-test Hari Ke-2

3.5 Populasi dan Sampel Analisis Data

1. Populasi Hasil dan Kesimpulan


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh pasien anak usia prasekolah yang dirawat di Ruang Ade Irma

Suryani RSUD Sekarwangi yaitu sebanyak 54 orang (1 minggu terakhir

sebelum pengambilan data).


2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk

menggeneralisasikan hasil penelitian sampel (Arikunto, 2010). Sampel

dalam penelitian ini adalah sebagian pasien anak usia prasekolah yang

dirawat Ruang Ade Irma Suryani RSUD Sekarwangi.


Untuk penentuan sampel yang dikehendaki harus sesuai dengan

kriteria tertentu yang diterapkan, dimana kriteria tersebut digunakan

(Sugiyono, 2010). Kriteria ini berupa kriteria inklusi dan kriteria eklusi.

Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian mewakili

sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Sedangkan


53

kriteria eklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat

mewakili sampel dikarenakan tidak memenuhi syarat sebagai sampel

penelitian. Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :


a. Pasien yang bersedia menjadi responden penelitian dan telah

mendapat izin orang tua untuk menjadi responden


b. Pasien berusia 3-6 tahun
c. Pasien dalam keadaan compos mentis (sadar)
d. Telah menjalani hospitalisasi sekurang-kurangnya selama 1 hari
e. Pasien yang didampingi oleh orang tua pasien (ibu/ayah)
f.Anak yang memiliki tingkat kecemasan ringan atau sedang
g. Anak yang terpasang infus dan mendapatkan terapi injeksi
h. Anak yang tidak mengalami sesak
Sedangkan untuk kriteria drop out pada penelitian ini adalah

sebagai berikut :
a. Pasien yang APS (pulang atas permintaan sendiri)
b. Pasien yang menolak menerima intervensi pada hari selanjutnya

sebelum dilakukan post test


3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengumpulan sampel adalah teknik yang digunakan untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik

pengambilan sampel penelitian dalam penelitian ini menggunakan

Purposive Sampling. Purposive sampling yaitu suatu teknik penetapan

sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi berdasarkan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2015). Pertimbangan yang dijadikan

dasar dalam penelitian ini ialah kriteria inklusi.

4. Ukuran Sampel
Menurut Dempsey A.D dan Dempsey P.A dalam Ayudianingsih

(2009) sampel quasi experiment minimal 15 orang sudah cukup

representative. Pada penelitian quasi eksperimen perlu diantisipasi


54

kemungkinan pasien drop out selama proses penelitian, dengan melakukan

peningkatan taksiran ukuran sampel agar presesi penelitian tetap terjaga.

Peningkatan taksiran ukuran sampel sebanyak 10% dengan menggunakan

rumus sebagai berikut : (Sastroasmoro & Ismail, 2008)

= 15
1 – 10%
= 15
1 – 0,1
= 15 = 16,67 = 17
0,9
Keterangan :

ukuran sampel setelah direvisi

ukuran sampel asli

f = perkiraan proporsi drop out (10%)


Sehingga, dengan merujuk pada teori tersebut maka ukuran sampel

dalam penelitian ini sebanyak 17 responden. Namun, pada saat

pengambilan data dilakukan, terdapat satu responden yang tidak dapat

melanjutkan untuk dilakukan intervensi kedua sehingga peneliti

menjadikan responden tersebut sebagai drop out. Karena hal tersebut,

maka total sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 16 responden.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh diri sendiri oleh

peneliti dari hasil pengukuran, pengamatan, survey, dan lain-lain

(Setiadi, 2012). Data primer pada penelitian ini adalah data yang
55

diambil dari lembar observasi seluruh pasien yang diberikan

tindakan terapi bermain puzzle yang meliputi karakteristik

responden seperti usia dan jenis kelamin, serta data tingkat

kecemasan anak prasekolah sebelum dan setelah diberikan

perlakuan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain,

badan instansi yang secara rutin mengumpulkan data (Setiadi,

2012). Data sekunder dalam penelitian ini didapat dari catatan atau

profil RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi berupa data

kunjugan anak di Ruang Ade Irma Suryani pada tahun 2017 dan

profil RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi.


2. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada

subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan

dalam suatu penelitian (Nursalam, 2011). Cara pengumpulan data

dalam penelitian ini menggunakan Facial Axienty Scale (FAS).

3.7 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah

dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis

sehingga lebih mudah diolah. (Arikunto, 2010).


Instrumen penelitian untuk mengukur tingkat kecemasan anak

dilakukan dengan melakukan observasi terhadap tingkat kecemasan anak

dengan menggunakan Facial Axienty Scale (FAS).

3.8 Teknik Pengolahan dan Analisa data


56

1. Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (2010) dalam proses pengolahan data terdapat

langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya :

a. Editing

Dalam penelitian ini peneliti melakukan editing yaitu dengan

memeriksa data atau informasi yang diperoleh sehingga apabila terdapat

data yang meragukan dan tidak lengkap, maka dilakukan klarifikasi

kepada responden untuk melengkapi data yang dibutuhkan. Pada saat

pengambilan data tidak terdapat informasi responden yang tidak

lengkap.

b. Coding

Coding merupakan merubah data yang dikumpulkan kedalam

bentuk yang lebih ringkas (Budhiana, 2011). Pada penelitian ini,

peneliti melakukan pengkodean pada jenis kelamin yaitu dengan

memberikan kode P untuk perempuan dan L untuk laki-laki.

c. Scoring

Scoring merupakan pemberian nilai berupa angka pada jawaban

pertanyaan untuk memperoleh data kuantitatif. Pada penelitian ini,

peneliti melakukan skoring pada hasil instrument FAS.

d. Entry

Procecing atau data entry adalah kegiatan memasukan data yang

telah dikumpulkan kedalam master tabel atau data base computer,

kemudian peneliti akan membuat distribusi frekuensi sederhana atau


57

dengan membuat tabel kontigensi dengan membuat program SPSS for

windows 16.0 Dalam penelitian ini, peneliti melakukan input data yang

telah diperoleh dari FAS yang kemudian dimasukan kedalam excel

2010 lalu dilakukan input data kembali ke software SPSS 16.0 untuk

dilakukan analisis.

e. Cleaning

Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan

kembali data yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak.

Kesalahan tersebut kemungkinan terjadi pada saat kita mengentri data

ke komputer (Budhiana, 2012). Peneliti melakukan cleaning, dan tidak

ada kesalahan data.

2. Teknik Analisis Data


Analisa data dalam penelitan ini dilakukan dengan menggunakan

perangkat lunak komputer, dilakukan dengan menggunakan Software

program SPSS ( Statistik Product And Service Solitions ) for window

16,0. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

analisa univariat dan bivariat.

a. Analisa univariat

Analisa univariat adalah dilakukan terhadap tiap variabel dari

hasil penelitian, dalam analisis ini hanya menggunakan distribuusi

dan persentase dari tiap variabel (Notoatmojo, 2010). Analisis

univariat dalam penelitian ini akan dilakukan pada karakteristik

responden dan variabel.


58

1) Analisa Univariat Karakteristik Responden

Analisa data univariat pada karakteristik responden yang

meliputi usia, jenis kelamin, lama dirawat secara umum akan

dilakukan dengan menggunakan aturan distribusi frekuensi

dengan rumus sebagai berikut :

a
P x 100%
b

Keterangan :
P : Persentase jumlah responden kategori tertentu
a : Jumlah responden kategori tertentu
b : Jumlah seluruh responden

2) Analisa Univariat Variabel Penelitian

Analisa univariat dari variabel penelitian yaitu tingkat

kecemasan responden sebelum dan sesudah diberi terapi

bermain puzzle dilakukan dengan menghitung nilai minimum,

nilai maksimum, rata-rata, dan standar deviasi. Nilai minimum

adalah nilai terendah dari data yang diperoleh, sedangkan nilai

maksimum adalah nilai tertinggi dari data yang diperoleh. Untuk

nilai rata-rata dan standar deviasi dijelaskan dalam rumus

berikut :
a) Rumus mean atau rata-rata

Keterangan :

: Rata-rata.
59

: Frekuensi masing-masing kelas.

x : Nilai tengah kelas.

fx : Hasil kali frekuensi kelas terhadap nilai tengah kelas.

∑fx : Jumlah total fx.

: Total banyaknya frekuensi.

Dikarenakan data tidak memenuhi uji normalitas, maka

nilai rata-rata yang digunakan untuk analisis univariat

diganti menggunakan nilai median. Dengan rumus sebagai

berikut :
Me = n / 2
Keterangan :
Me = Median
n = Jumlah Data
b) Rumus standar deviasi atau simpangan baku

Keterangan :
S : Standar deviasi (simpangan baku).
f : Jumlah frekuensi setiap kelas.
X : Nilai setiap data atau pengamatan dalam sampel.
: Nilai rata-rata hitung dalam sampel.
n : Jumlah total data.

b. Analisa Bivariat
Analisa data bivariat adalah analisa yang dilakukan untuk

menjelaskan hipotesis hubungan variabel bebas dengan variabel

terikat (Notoadmodjo, 2010).

1) Uji Normalitas Data


60

Uji Normalitas data menggunakan Uji Shapiro Wilk. Uji

Shapiro Wilk adalah metode uji normalitas yang efektif dan

valid digunakan untuk sampel berjumlah kecil. Rumus Shapiro

Wilk adalah sebagai berikut :

Keterangan :

D = Coeffisient test Shapiro Wilk

Xn-i+1 = Angka ke n – i + 1 pada data

Xi = Angka ke i pada data

Syarat dari uji saphiro wilk adalah sebagai berikut :

a. Data berskala interval/rasio (kuantitatif)


b. Data tunggal/belum dikelompokkan pada tabel distribusi

frekuensi
c. Data dari sampel random

Data dikatakan mengikuti distribusi normal jika nilai

p-value ≥ 0.05. Hasil uji normalitas dengan Shapiro wilk

diperoleh bahwa pada data pre intervensi sebesar 0,000 (tidak

berdistribusi normal), post intervensi sebesar 0,000 (tidak

berdistribusi normal) dan selisih antara pre dan post adalah

0,0001 (tidak berdistribusi normal).

2) Uji Homogenitas
Selain uji normalitas, dalam teknik analisis variansi

disyaratkan pula uji homogenitas. Uji homogenitas variansi


61

digunakan untuk mengetahui apakah variansi-variansi dari

sejumlah populasi sama atau tidak. Populasi yang mempunyai

variansi sama disebut populasi-populasi yang homogen. Dalam

penelitian ini uji homogenitas yang akan digunakan adalah

levene test dengan statistik uji sebagai berikut :

Taraf signifikasi sebesar 5% dengan keputusan uji ialah

H0 diterima jika X2obs tidak terletak di daerah kritik atau dengan

kata lain kesimpulannya ialah variansi dari populasi homogen

jika H0 diterima dan variansi tidak homogen jika H 0 ditolak.

Selain itu, homogenitas dapat dilihat melalui p-value dengan

kriteria data dikatakan homogen jika nilai p-value ≥ 0.05. Hasil

penelitian diperoleh p-value sebesar 0,166 (homogen).

3) Uji Paired Sampel T-Test


Uji Paired Sampel T-Test (uji t-sampel berpasangan)

yaitu untuk mengukur dan menganalisis data hasil pre dan post

tes. Dua sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah

sampel dengan subjek yang sama namun mengalami dua

perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Uji ini bertujuan

untuk mengetahui apakah dua sampel berpasangan mempunyai

nilai rata-rata yang sama atau tidak. Uji komparasi antar dua

nilai pengamatan berpasangan, misalnya sebelum dan sesudah.


Rumus :
62

d
t
sd
n
Keterangan :
t = nilai t
d = selisih rata-rata antara sampel
Sd = standar deviasi
n = jumlah pengamatan
Dimana :
( d ) 2
d 2

n
sd 
n 1
Aturan penolakan hipotesisnya adalah tolak H0 jika nilai

p-value < 0,05.


Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisis data

dengan uji Paired Sampel T-Test (uji t-sampel berpasangan).

Tetapi dikarenakan setelah dilakukan analisis dengan melakukan

uji normalitas diperoleh hasil bahwa data tidak berdistribusi

normal, yaitu pada data pre intervensi sebesar 0,000 (tidak

berdistribusi normal), post intervensi sebesar 0,000 (tidak

berdistribusi normal) dan selisih antara pre dan post adalah

0,0001 (tidak berdistribusi normal). Maka uji Paired Sampel T-

Test (uji t-sampel berpasangan) tidak dapat digunakan. Sehingga

digunakan uji alternative yaitu uji non parametric Wilcoxon sign

rank.
4) Uji Wilcoxon signed rank test
Uji Wilcoxon signed rank test merupakan uji non

parametrik yang digunakan untuk menganalisis data

berpasangan karena adanya dua perlakuan yang berbeda

(Pramana, 2012). Wilcoxon signed rank test dapat digunakan


63

meski data tidak berdistribusi normal. Dasar pengambilan

keputusan untuk menerima atau menolak Ho pada uji wilcoxon

signed rank test adalah sebagai berikut : Jika probabilitas

(Asymp.Sig) < 0,05 maka Ho ditolak dan H 1 diterima. Jika

probabilitas (Asymp.Sig) > 0,05 maka Ho diterima dan H1

ditolak (Siregar, 2013). Pada penelitian ini, diperoleh hasil

bahwa nilai probablititas setelah melalui uji Wilcoxon signed

rank test adalah 0,000 (probabilitas (Asymp.Sig) < 0,05) maka

Ho ditolak atau dengan kata lain terdapat pengaruh terapi

bermain puzzle terhadap tingkat kecemasan anak usia pra

sekolah (3-6 Tahun) akibat hospitalisasi di Ruang Ade Irma

Suryani RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi

Rumus Wilcoxon signed rank test adalah sebagai berikut :

3.9 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian menurut

Arikunto (2010) langkah-langkah dalam prosedur penelitian adalah sebagai

berikut :

1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan bertujuan untuk memperoleh gambaran yang

jelas dan lengkap mengenai masalah yang hendak diteliti. Tahap ini

diawali untuk menentukan permasalah atau fokus penelitian yang

meliputi :
64

Langkah 1 : Peneliti menentukan atau memilih masalah, melalui

studi pendahuluan mengenai masalah terkait

kecemasan anak akibat hospitalisasi. Kemudian

peneliti menyusun kedalam latar belakang.


Langkah 2 : Peneliti merumuskan masalah berdasarkan latar

belakang yang telah dibuat.


Langkah 3 : Peneliti menentukan tujuan penelitian berdasarkan

rumusan masalah yang telah dibuat, dimana tujuan

penelitian.
Langkah 4 : Peneliti menentukan manfaat penelitian berdasarkan

tujuan penelitian.
Langkah 5 : Peneliti menentukan kerangka pemikiran berdasarkan

latar belakang, tujuan, dan manfaat penelitian yang

telah dibuat.
Langkah 6 : Peneliti menyusun hipotesis berdasarkan latar

belakang yang telah dibuat.


Langkah 7 : Peneliti menentukan tinjauan pustaka dari berbagai

sumber yang terdiri dari buku dan literatur lain seperti

artikel dan jurnal.


Langkah 8 : Peneliti menentukan jenis penelitian berdasarkan

masalah yang akan diteliti. Jenis penelitian dalam

penelitian ini adalah quasi eksperiment.


Langkah 9 : Peneliti menentukan lokasi dan waktu penelitian

berdasarkan latar belakang dan studi pendahuluan

yang telah dibuat.


Langkah 10 : Peneliti menentukan variabel berdasarkan judul

penelitian. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari

variabel intervensi (terapi bermain puzzle) dan


65

variabel yang diteliti (tingkat kecemasan anak akibat

hospitalisasi).
Langkah 11 : Peneliti menentukan definisi konseptual dan

operasional berdasarkan latar belakang, dan tinjauan

pustaka.
Langkah 12 : Peneliti menentukan populasi dan sampel penelitian.
Langkah 13 : Peneliti menyusun teknik pengumpulan data

berdasarkan masalah yang diteliti. Teknik

pengumpulan data terdiri dari data primer (hasil dari

lembar observasi) dan data sekunder (Profil RSUD

Sekarwangi, buku, jurnal dan internet).


Langkah 14 : Peneliti menentukan instrument penelitian berdasarkan

masalah yang akan diteliti. Instrumen dalam penelitian

ini lembar observasi kecemasan berupa FAS.


2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data sesuai dengan fokus

dan tujuan penelitian. Pengumpulan data melalui lembar observasi dan

tahap pelaksanaannya meliputi menganalisis data kemudian meranik

kesimpulan.
3. Tahap Pelaporan
Kegiatan ini merupakan kegiatan akhir yaitu menyusun laporan

yang kemudian diikuti dengan pencetakkan dan penggandaan laporan

untuk dikomunikasikan pada pihak lain.

3.10 Etika Penelitian

Etika penelitian merupakan suatu pedoman etika yang berlaku untuk

setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak

yang diteliti, dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil


66

penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2010). Sedangkan menurut Hidayat

(2012) beberapa prinsip penelitian pada manusia yang harus dipahami

adalah sebagai berikut :

1. Menghormati Martabat
Penelitian yang dilakukan harus manjungjung tinggi martabat

seseorang (subjek penelitian). Maka dalam melakukan penelitian, hak

asasi subjek harus dihargai. Dalam penelitian ini, peneliti menghormati

martabat responden dengan bersikap sopan dan ramah.


2. Asas Kemanfaatan
Penelitian yang dilakukan harus mempertimbangkan manfaat dan

resiko yang mungkin terjadi. Penelitian boleh dilakukan apabila

manfaat yang diperoleh lebih besar daripada resiko yang akan terjadi.

Pada penelitian ini, peneliti terlebih dahulu menjelaskan manfaat yang

akan diterima responden terkait dilakukannya penelitian ini.


3. Berkeadilan
Dalam melakukan penelitian, perlakuannya sama dalam artian

setiap orang diberlakukan sama berdasar moral, martabat, dan hak asasi

manusia. Hak dan kewajiban peneliti maupun subjek juga harus

seimbang. Dalam penelitian ini peneliti tidak membeda-bedakan

responden berdasarkan apapun, semua responden diberikan perlakuan

sama.

4. Informed Consent
Subjek penelitian harus menyatakan kesediaannya mengikuti

spenelitian dengan mengisi informed consent. Hal ini juga merupakan

bentuk kesukarelaan dari subjek penelitian untuk ikut serta dalam


67

penelitian. Sebelum melakukan intervensi, peneliti terlebih dahulu

memberikan lembar inform consent yang selanjutnya di tanda tangani

oleh responden.
5. Tanpa Nama ( Anonimity )
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat

ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau

hasil penelitian yang akan disajikan. Pada penelitian ini, peneliti tidak

mencantumkan nama responden.


6. Kerahasiaan ( Confidential )
Confidential tujuannnya untuk menjamin keberhasilan dari

penelitian baik informasi maupun masalah lainnya. Semua informasi

yang dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok

data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. Dalam penelitian

ini, hasil penelitian hanya bisa diberikan pada pihak yang bersangkutan

dengan penelitian ini seperti RSUD Sekarwangi, dan pembimbing

akademik serta penguji.

Anda mungkin juga menyukai