Anda di halaman 1dari 14

PENDIDIKAN PANCASILA

Dinamika Implementasi Nilai Sila-Sila Pancasila Hingga Terbentuknya Pancasila sebagai Dasar
Negara

Disusun oleh :

Ersi Ghaisani Masturah 151160030


Hani Sita Fauzia 151160024
Syukron Subkhi 151160018
Wahyu Wrisni Hendiyarto 151160009
Zebdios Ginarid 151160020

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA


2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Dinamika Implementasi Nilai Sila-
Sila Pancasila Hingga Terbentuknya Pancasila sebagai Dasar Negara”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila Jurusan
Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran”
Yogyakarta. Tim penulis menyadari bahwa terdapat beberapa orang yang terlibat
dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini. Oleh karena itu, tim penulis hendak
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Heru Satoso, IR. M. HUM selaku dosen pengampu mata kuliah
Pancasila.
2. Bapak dan ibu tercinta yang telah memberikan bantuan dan dukungannya.
3. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

memberikan bantuan dan dorongan dalam penulisan makalah ini.


Semoga Tuhan senantiasa membalas segala amal kebaikannya. Tim penulis
berharap dengan disusunnya makalah ini,dapat bermanfaat bagi seluruh orang yang
membacanya..
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum memenuhi kesempurnaan,
oleh karena itu segala kritik dan saran kami butuhkan demi kesempurnaan karya tulis
ini.

Yogyakarta, September 2016

Tim Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….…..1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................…...2
C. Tujuan......................................................................................………….2
BAB II ISI……………………………………………………………………...3
A. Pengertian Pancasila........................................................................……3
B. Nilai Pancasila pada Kerajaan Kutai, Sriwijaya dan Majapahit......……5
C. Sejarah Terbentuknya Pancasila....................................................……..6
BAB III PENUTUP……………………………………………………………12
A. Kesimpulan.........................................................................................….12
B. Saran..........................................................................................…......…12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak tanggal 1 Juni 1945 Indonesia telah menetapkan dasar negara yang bersifat sakral.
Dasar negara tersebut telah menjadi bagian dari pedoman atau pandangan hidup bangsa
Indonesia sampai saat ini. Pandangan hidup tersebut kita kenal sebagai Pancasila. Pancasila
berasal dari Bahasa Sangsekerta yang mengandung arti tertentu yaitu, “panca” yang berarti lima
dan “sila” yang berarti dasar.
Pancasila merupakan lima dasar filsafat negara Republik Indonesia. Keberadaan Pancasila
sebagai dasar filsafat Negara dapat ditelusuri secara historis sejak adanya sejarah awal
masyarakat Indonesia. Keberadaan masyarakat ini dapat ditemukan dengan adanya peninggalan
peninggalan sejarah pada masa kerajaaan. Terbukti dengan ditemukannya beberapa prasasti,
candi, dan yupa yang berasal dari Kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit, dan Mataram. Selain itu
nilai- nilai pancasila ditemukan juga dengan adanya persatuan dan kesatuan antar umat
beragama.
Mirisnya dizaman yang sudah modern ini nilai-nilai Pancasila justru sudah mulai luntur
terhempas arus globalisasi. Globalisasi telah mengubah penduduk Indonesia terutama remaja
untuk lebih mencintai budaya barat, yang justru berbalik 180 0 dengan budaya Indonesia yang
menjunjung tinggi kebudayaan timur. Kebanyakan dari pemuda bangsa saat ini hanya mengenal
Pancasila secara eksplisit tanpa mengenal nilai-nilai yang terkandung setiap nilai Pamcasila.
Mereka juga tidak terlalu mengerti sejarah terbentuknya Pancasila itu sendiri. Padahal, para
pejuang bangsa telah berupaya sekuat tenaga bahkan sampai mengorbankan nyawa demi
memerdekakan bangsa Indonesia.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat membuka mata penduduk Indonesia khususnya
para pemuda bangsa untuk lebih peduli akan adanya Pancasila. Serta mengimplementasikan ilai-
nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
1

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Pancasila?


2. Apa saja nilai-nilai Pancasila yang terdapat pada Kerajaan Kutai, Sriwijaya, dan
Majapahit?
3. Bagaimana sejarah terbentuknya Pancasila?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertiaan Pancasila.
2. Mengetahui nilai-nilai Pancasila yang ada pada Kerajaan Kutai, Sriwijaya,dan
Majapahit.
3. Mengetahui sejarah terbentuknya Pancasila.
2
BAB II
ISI

A. Pengertian Pancasila

Pancasila adalah landasan dari segala keputusan bangsa dan menjadi ideologi tetap bangsa serta
mencerminkan kepribadian bangsa. Pancasila merupakan ideologi bagi negara Indonesia. Dalam hal
ini Pancasila dipergunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan negara. Pancasila merupakan
kesepakatan bersama bangsa Indonesia yang mementingkan semua komponen dari bangsa ini.
Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit dimana sila-sila yang
terdapat dalam Pancasila itu sudah diterapkan dalam kehidupan masyarakat maupun kerajaan
meskipun sila-sila tersebut belum dirumuskan secara konkrit. Menurut kitab Sutasoma karangan Mpu
Tantular, Pancasila berarti “berbatu sendi yang lima” atau “pelaksanaan kesusilaan yang lima”.
Pancasila memiliki lambang pada setiap silanya, dan juga memiliki arti.
1. Bagian tengah terdapat simbol BINTANG
yang melambangkan sila pertama Pancasila,
Ketuhanan yang MahaEsa.
Lambang bintang
dimaksudkan sebagai sebuah cahaya,
seperti layaknya Tuhan yang menjadi
cahaya kerohanian bagi setiap
manusia.
2. Di bagian kanan bawah terdapat RANTAI yang melambangkan sila kedua Pancasila, Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab.

3
Rantai tersebut terdiri atas mata rantai berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling
berkait membentuk lingkaran.
Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang lingkaran melambangkan
perempuan. Mata rantai yang saling berkait pun melambangkan bahwa setiap manusia, laki-laki
dan perempuan, membutuhkan satu sama lain dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti
sebuah rantai.

3. Di bagian kanan atas terdapat gambar POHON BERINGIN yang melambangkan sila ketiga,
Persatuan Indonesia. Pohon beringin digunakan karena pohon beringin merupakan pohon yang
besar di mana banyak orang bisa berteduh di bawahnya, seperti halnya semua rakyat Indonesia
bisa " berteduh " di bawah naungan negara Indonesia. Selain itu, pohon beringin memiliki sulur
dan akar yang menjalar ke mana-mana, namun tetap berasal dari satu pohon yang sama, seperti
halnya keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama Indonesia.

4. Kemudian, di sebelah kiri atas terdapat gambar KEPALA BANTENG yang melambangkan sila
keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan /
Perwakilan. Lambang banteng digunakan karena banteng merupakan hewan sosial yang suka
berkumpul, seperti halnya musyawarah di mana orang-orang harus berkumpul untuk
mendiskusikan sesuatu.

5. Di sebelah kiri bawah terdapat PADI dan KAPAS yang melambangkan sila kelima, Keadilan Sosial
Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas digunakan karena merupakan kebutuhan dasar
setiap manusia, yakni pangan dan sandang sebagai syarat utama untuk mencapai kemakmuran
yang merupakan tujuan utama bagi sila kelima ini.

4
B. Nilai Pancasila pada Kerajaan Kutai, Sriwijaya dan Majapahit
1. Dikerajaan Kutai agama dijadikan sebagai pengikat kewibawaan raja. Selain itu
nilai-nilai Pancasila pada kerajaan Kutai diantaranya adalah:
a) Nilai Ketuhanan : Memeluk agama Hindu
b) Nilai Kerakyatan: Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur
c) Nilai Persatuan : Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh
kawasan Kalimantan Timur.
2. Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan Melayu Kuno di pulau Sumatra yang banyak
berpengaruh di Kepulauan Melayu. Kerajaan Sriwijaya didirikan oleh Dapunta Hyang
Cri Yacanaca. Kerajaan Sriwijaya banyak dipengaruhi budaya India, agama Hindu
pertama kali dikenal oleh kerajaan Sriwijaya kemudian diikuti oleh agama Budha
pada 425 Masehi. Kerajaan Sriwijaya mengalami masa kejayaan di bawah
kepemimpinan Balaputradewa.
Nilai- nilai Pancasila pada kerajaan Sriwijaya yaitu :
a) Nilai Ketuhanan : Pusat agama Budha di Asia Tenggara
b) Nilai Manusiaan : Bersifat terbuka terhadap budaya asing yang
masuk
c) Nilai Persatuan : Wilayahnya tersebar di daerah Asia Tenggara
d) Nilai Kerakyatan : Rakyat makmur
e) Nilai Keadilan : Tidak membedakan latar belakang
3. Nilai-nilai Pancasila pada Kerajaan Majapahit, yaitu sebagai berikut:
a) Nilai ketuhanan : Agama Hindu dan Budha hidup berdampingan
secara damai.
b) Nilai Manusiaan : Terwujud pada hubungan baik Raja Hayam
Wuruk dengan Kerajaan Tiongkok, Ayoda,
Champa, dan Kamboja. Disamping itu juga
menjalin persahabatan dengan Negara-negara
tetangga.

5
c) Nilai Persatuan : Terwujud dengan keutuhan kerajaan.
d) Nilai Kerakyatan : Terdapat semacam penasehat dalam tata
pemerintahan Majapahit yang menunjukan
nilai-nilai musyawarah mufakat.
e) Nilai Keadilan : Terwujud dengan berdirinya kerajaan selama
beberapa abad yang ditopang dengan kesejahteraan
dan kemakmuran rakyatnya.
C. Sejarah Terbentuknya Pancasila

1. Zaman Penjajahan
Bangsa asing yang masuk ke Indonesia pada awalnya berdagang, namun
kemudian berubah menjadi praktek penjajahan. Penjajahan bangsa Eropa dan
Jepang mengakibatkan kemiskinan, kebodohan, dan kesengsaraan yang tidak
sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Hal inilah yang menjadi dasar
pemikiran Pancasila sila ke-2 dan ke-5.

2. Kebangkitan Nasional

Pada abad XX di panggung politik internasional terjadilah pergolakan.


Adapun di Indonesia , kebangkitan dunia Timur dengan bergolak lah kebangkitan
suatu kesadaran akan kekuatannya kesadaran akan berbangsa sendiri yaitu
kebangkitan Nasional dipelopori oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo dengan Budi
Utomo-nya. Budi Utomo yang dididirikan pada 20 Mei 1908, dan inilah yang
merupakan pelopor pergerakan Nasional, sehingga segera setelah itu muncullah
organisasi-organisasi pergerakan lainnya.

3. Zaman Penjajahan Jepang

Jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda “Jepang Pemimpin Asia,


Jepang saudara tua bangsa Indonesia” . Agar mendapat dukungan dari Indonesia ,
pemerintahan Jepang menjanjikan Indonesia Merdeka.

6
Pada tanggal 29 April 1945 , Jepang memberikan janji kedua berupa
“kemerdekaan tanpa syarat” sebagai realisasi janji-janji tersebut maka
dibentuklah suatu badan yang bertugas untuk menyelidiki usaha - usaha persiapan
kemerdekaan bangsa Indonesia yaitu Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

4. Sidang BPUPKI Pertama


Sidang BPUPKI pertama (29 Mei – 1 Juni 1945) dengan pembicaranya
adalah Mr. Muh. Yamin, Mr. Soepomo, Drs. Moh. Hatta, dan Ir. Soekarno.
Mereka semua berpidato guna membahas tentang rancangan usulan hukum dasar
negara.
Menurut Soekarno dalam pidatonya, dasar bagi Indonesia merdeka adalah
dasarnya suatu negara yang akan didirikan yang disebutnya philosophische
gronsag, yaitu fundamen, filsafat, jiwa dan pikiran yang sedalam-dalamnya yang
di atasnya akan didirikan gedung Indonesia yang merdeka.

Sidang BPUPKI pertama terdapat usulan-usulan sebagai berikut:

a) Mr. Muh. Yamin (29 Mei 1945)

Dalam pidatonya tanggal 29 Mei 1945 Muh. Yamin mengusulkan calon


rumusan dasar negara sebagai berikut:

Secara Lisan

1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusian
3. Peri Ketuhanan
4. Peri kerakyatan (permusyawaratan, peerwakilan, kebijaksanaan)
5. Kesejahteraan rakyat (keadilan sosial).

Secara Tertulis

1. Ketuhanan yang Maha Esa


2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradap
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
b) Prof. Dr. Supomo (31 Mei 1945)

Dalam pidatonya Prof. Dr. Supomo mengemukakan teori-teori negara sebagai


berikut:

1. Paham kebangsaaan
2. Warga Negara berhak tunduk kepada Tuhan dan supaya setiap saat ingat
kepada Tuhan
3. Sistem badan permusyawaratan
4. Ekonomi Negara bersifat Asia Timur Raya
5. Hubungan antar bangsa yang bersifat Asia Timur Raya

Selanjutnya dalam kaitannya dengan dasar filsafat negara Indonesia Soepomo


mengusulkan hal-hal mengenai: kesatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir dan
batin, musyawarah, keadilan rakyat.

c) Ir. Soekarno (1 Juni 1945)

Dalam hal ini Ir. Soekarno menyampaikan dasar negara yang terdiri atas lima
prinsip yang rumusanya yaitu:

1. Nasionalisme (kebangsaan Indonesia)


2. Internasionalisme dan peri kemanusiaan
3. Musyawarah mufakat perwakilan atau demokrasi,
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan

Beliau juga mengusulkan bahwa pancasila adalah sebagai dasar filsafat


negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia.

5. Sidang BPUPKI Kedua

Sidang BPUPKI Kedua (10-16 Juli 1945) dalam siding ini membahas Dasar
Negara. Dalam sidang ini dibentuk panitia kecil yang terdiri dari 9 orang dan
populer disebut dengan “Panitia Sembilan” yang anggotanya adalah sebagai
berikut:

1. Ir. Soekarno
2. Wachid Hasyim
3. Mr. Muh. Yamin
4. Mr. Maramis
5. Drs. Moh. Hatta
6. Mr. Soebarjo
7. Kyai Abdul Kahar Muzaki
8. Abikoesmo Tjokrosoejoso
9. Haji Agus Salim

Panitia sembilan ini mengadakan pertemuan secara sempurna dan mencapai


suatu hasil baik yaitu suatu persetujuan antara golongan islam dengan golongan
kebangsaan.

Panitia sembilan bersidang tanggal 22 Juni 1945 dan menghasilkan


kesepakatan yang dituangkan dalam Mukadimah Hukum Dasar, alinea keempat
dalam rumusan dasar negara sebagai berikut:

1. Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat Islam bagi


pemeluk-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Moh. Yamin mempopulerkan kesepakatan tersebut dengan nama Piagam


Jakarta atau Jakarta Charter.

Dalam sidang BPUPKI kedua ini pemakaian istilah hukum dasar diganti
dengan istilah undang-undang dasar. Keputusan penting dalam rapat ini adalah
tentang bentuk negara republik dan luas wilayah negara baru. tujuan anggota
badan penyelidik adalah menghendaki Indonesia raya yang sesungguhnya yang
mempersatukan semua kepulauan Indonesia. Susunan Undang Undang Dasar
yang diusulkan terdiri atas tiga bagian yaitu :

1. Pernyataan Indonesia merdeka, yang berupa dakwaan dimuka dunia atas


Penjajahan Belanda
2. Pembukaan yang didalamnya terkandung dasar negara Pancasila

Pancasila sebagai dasar falsafah negara tidak boleh menjadi ideologi yang
beku sehingga seluruh komponen bangsa terutama para intelektual muda dapat
memberikan ide-ide baru dan kreatif untuk merevitalisasi Pancasila dalam realitas
kehidupan berbangsa dan bernegara.

10

6. Proklamasi Kemerdekaan dan Sidang PPKI

Pada tanggal 16 Agustus 1945, diadakan pertemuan di Pejambon , Jakarta.


Dan diperoleh kepastian bahwa Jepang telah menyerah, maka Soekarno dan Hatta
melakukan musyawarah dan setuju untuk dilaksanakannya proklamasi
kemerdekaan yang dilaksanakan di Jakarta.
Kemudian pada tanggal 17 Agustus 1945, Bung Karno dengan didampingi
Bung Hatta membacakan naskah proklamasi dengan hikmat. Pada tanggal 18
Agustus 1945 diadakan sidang PPKI untuk mengesahkan UUD NKRI tahun 1945
dan Pancasila sebagai dasar Negara.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pancasila merupakan dasar negara Bangsa Indonesia yang terdiri dari lima sila. Sila-sila
tersebut menggambarkan pandangan hidup Bangsa Indonesia serta menjadi ciri khas yang
membedakan Indonesia dengan negara lain. Lambang Pancasila yang terdiri dari bintang, rantai,
pohon beringin, kepala banteng, dan padi dan kapas. Memiliki makna yang mewakili jiwa dari setiap
sila-sila tersebut.
2. Sila-sila yang terdapat dalam Pancasila sesungguhnya sudah diterapkan jauh sebelum negara
Indonesia merdeka. Nilai-nilai dari setiap sila dapat dilihat dari Kerajaan Kutai, Majapahit, dan
Sriwijaya. Sebagai contoh: penerapan sila pertama yaitu kerajaan di atas memeluk agama Hindu

ataupun Budha. Sila kedua penerapnnya dibuktikan dengan kerajaan tersebut b ersifat terbuka
terhadap budaya asing yang masuk. Sila ketiga Persatuan dibuktikan dengan besarnya
cangkupan wilayah ketiga kerajaan tersebut. Sila keempat yaitu nilai kerakyatan
ditunjukan dengan rakyatnya yang makmur dan nilai sila kelima yaitu keadilan
dengan tidak membedakan latar belakang.
3. Pancasila tidak begitu saja tercipta. Pancasila lahir dari sejarah perjuangan
bangsa yang panjang dimulai dari zaman penjajahan Belanda, kebangkitan nasional,
zaman penjajahan Jepang, sidang BPUPKI 1, sidang BPUPKI 2, sampai proklamasi
dan Sidang PPKI.

B. Saran
Setelah mengetahui makna dari sila-sila dalam Pancasila serta sejarah panjang
penciptaannya maka hendaknya kita terutama kaum remaja yang bertindak sebagai
penerus bangsa hendaknya lebih mencintai Pancasila dengan cara menerapkan nilau-
nilai yang terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Membanggakan
negeri dengan prestasi yang kita raih merupakan salah satu cara yang dapat kita
persembahkan untuk negeri ini. Jangan selalu bertanya apa yang sudah negara berikan
kekita, tapi bertanyalah apa yang sudah kamu lakukan untuk negara kita tercinta
Indonesia.
12
DAFTAR PUSTAKA

http://hannahumaira.blogspot.co.id/2013/10/nilai-nilai-pancasila-pada-masa-pra.h
tml#.V9DXveLePMk

https://kuliahkumanajemenpendidikan.wordpress.com/2013/04/17/pancasila-dala m-
sejarah-perjuangan-bangsa-indonesia/

https://ratnawahyu36.wordpress.com/2013/12/05/makalah-pancasila-dalam-konte ks-
zaman-penjajahan/

Anda mungkin juga menyukai