Anda di halaman 1dari 8

08/01/2012

MATERI KE ‐ I

1. PROSEDUR LAS

2. HEAT INPUT DAN


DISTORSI LAS
MATERI KULIAH 
PENGUJIAN LAS 3.UJI LAS TIDAK MERUSAK
penyusun: ( NON DESTRUKTIF TEST)
Heri Wibowo, MT
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 4. UJI LAS MERUSAK
2011 (DESTRUKTIF TEST)
1 2
Fakultas Teknik ‐ UNY

Dalam pembuatan WPS, mahasiswa dituntut mampu


• WPS (Welding Prosedure Spesification) merupakan data  mengisi dan memahami data spesifikasi las antara lain :
spesifikasi yang memuat
yang memuat prosedur untuk melaksanakan • Data utama
Data utama : welding proses, proses
: welding proses, proses type, position, base 
type, position, base
proses pengelasan pada obyek las. metal, thickness, filler metal, weld type dan joint type.
• WPS digunakan sebagai data standar di industri • Gambar Sket tentang Joint detail pada las
pengelasan untuk membuat management beberapa • Tabel berisi Welding prosedure mulai dari pengelasan
prosedur las dari welding project sehingga layer 1 sampai seterusnya.
memudahkan welder dalam
welder dalam melaksanakan project 
project • Data tambahan
Data tambahan : heat threatment
: heat threatment bila menggunakan
tersebut. perlakuan panas, dst.
• WPS ini disusun oleh WE (Welding Engineering) dan
dilaksanakan oleh Welder. 
3 4

1
08/01/2012

Membuat welding procedure spesification (WPS)


meliputi :
ƒ Planning the tasks (merencanakan form)
Standar penulisan WPS ƒ Collecting data (kumpulkan
(k mp lkan data)
ƒ Writing a procedure for use of for trial (menulis
(berdasar standar BS EN ƒProsedur untuk uji coba)

288) ƒ Making a test welds (melakukan uji-uji las)


ƒ Evaluating the results (evaluasi hasil uji las)
ƒ Approving the procedure (menuliskan prosedur)
ƒ Preparing the documentation (menyiapkan dokumen)

5 6

KOMPONEN PADA WPS MELIPUTI :


•Parent material (material induk) ƒ Joint design (rancangan sambungan)
• Type (Grouping) • Edge preparation
• Thickness • Root gap, root face
• Diameter (Pipes) • Jigging and tacking
• Surface condition) Welding process (proses pengelasan) • Type
T off b
baking
ki
• Type of process (MMA, MAG, TIG, SAW etc) ƒ Welding Position (posisi pengelasan)
• Equipment parameters • Location, shop or site
• Amps, Volts, Travel speed • Welding position e.g. 1G, 2G, 3G etc
• Any weather precaution
• Welding process (proses pengelasan)
• Type of process (MMA, MAG, TIG, SAW etc) ƒ Welding Variables (variabel pengelasan)
• Equipment parameters • Run sequences
• Back gouging
ƒ Amps, Volts, Travel speedWelding Consumables (konsumsi las) • Interpass temperatures
• Type of consumable/diameter of consumable
• Brand/classification ƒ Thermal heat treatments (perlakuan panas)
• Heat treatments/ storage • Preheat, temps
• Post weld heat treatments e.g. stress relieving
7 8

2
08/01/2012

Prosedur persetujuan pada WPS : Examination and testing requirements of a WPT for procedure approval
(Persyaratan pengujian dari WPT untuk prosedur persetujuan)
ƒBila data sudah dikumpulkan, selanjutnya prosedur
divalidasi dengan membuat prosedur uji las atau weld
procedure test (WPT).
ƒSecara umum WPT tersebut disyaratkan untuk diuji
dengan NDT test dan mechanical testing.
ƒKetentuan pengujian disyaratkan mengikuti kode
aplikasi standar (standar uji).
H il pengujian
ƒHasil ji yang mengikuti
ik ti standar
t d ujiji dituliskan
dit li k
dalam format report yang disediakan.

9 10

Istilah pada prosedur pengelasan :


ƒ pWPS:: Preliminary Welding Procedure Specification
pWPS
Before procedure approval (sebelum prosedur disetujui).

ƒ WPS
WPS:: Welding Procedure Specification Contoh :
After procedure approval (sesudah prosedur disetujui).
Welding Procedure
ƒ WPAR (WPQR): Welding Procedure Approval Record
Welding procedure test record (rekaman tes prosedur las)
Specification
(WPS)

11 12

3
08/01/2012

Contoh WPS lainnya :

13 14

Video membuat wps dan pqr dengan B. Heat Input


software  • Pengelasan membutuhkan 2 hal (a) energi thermal /panas dan (b) 
energi mekanik yang berupa tekanan. 
• Besarnya energi (Q) dari sumber panas pada las oksi asetilen 
y g (Q) p p
dirumuskan :
• Q (w) =  (48 kJ/l asetilen) x V asetilen x (h/3600s)
V asetilen : debit aliran gas asetilen (l/h), panas pembakaran 
asetilen = 48 kJ/l, h : waktu dalam jam
• Pada pengelasan dengan las busur listrik dirumuskan :
Q( ) E I E potensial
Q(w) = E x I     ,E : i l listrik
li ik (volt)
( l)
I : arus listrik (Ampere)

15 16

4
08/01/2012

Pengaruh heat input pada kemampuan 
penetrasi
• Masukan panas (H) adalah besarnya energi
panas tiap satuan panjang las Masukan Panas : 
H P v E l/v
H = P .v = E .l / v
dengan  H : masukan panas (J/mm), P : tenaga 
input (Watt), v : kecepatan listrik (mm/s),  E : 
potensi listrik (volt), I : arus listrik (Ampere)
• Bila efisiensi mesin dimasukkan : 
H= η.P / v  = 
H=  P / v = η.E.l/ v     ,  
E l/ v η = efisiensi 
= efisiensi
pada Tabel 4.

17 18

Tabel 4. Efisiensi beberapa mesin las (Welding 


Metallurgy, 1987) Prosedur pengujian heat input
• Sebelum dilakukan pengelasan, tentukan dahulu jenis logam induk dan jenis
elektroda yang akan digunakan.
• Kedua benda yang akan dilas (logam induk) harus diletakkan pada tempat
yang datar.
• Tentukan arus pengelasan, voltase dan efisiensi alat (alat SMAW yang sudah
umur > 10 th gunakan efisiensi = 0,65).
• Ukurlah panjang daerah benda yang akan dilas.
• Mengelas bahan mild steel dengan las SMAW (las busur elektroda
terbungkus) dengan diameter elektroda menyesuaikan. Pengelasan
dilakukan secara multi layer (beberapa lapis) sampai permukaan penuh
• Selama melakukan proses pengelasan, ukurlah waktu saat mulai pengelasan 
sampai selesai pengelasan dalam satu jalur.
• Hitung kecepatan pengelasan dengan membagi panjang daerah las 
k l d b d hl
persatuan waktu (detik).
• Hitunglah heat input dengan rumus :
dengan : E = voltase pengelasan, I =  arus pengelasan, v = kecepatan 
pengelasan (mm/dt)

19 20

5
08/01/2012

Data Hasil Pengujian Heat Input meliputi :


Video pengukuran heat input
• Bahan logam induk
• Jenis Elektroda
• Diameter elektroda
Di l k d
• Arus las
• Load Voltage pada las
• Panjang jalur las
• Waktu pengelasan 1 jalur
• Kecepatan pengelasan

21 22

C. Distorsi pada pengelasan Perubahan dimensi pada pengelasan 

Tiga jenis perubahan dimensi pada proses 
pengelasan adalah : 
l d l h
– penyusutan tegak lurus garis las (transverse 
shrinkage)
– penyusutan searah dengan garis las (longitudinal 
shrinkage)
– perubahan sudut berupa rotasi terhadap garis las
(anguler distortion)

23 24

6
08/01/2012

Sifat‐sifat distorsi Penyusutan tegak lurus
• Penyusutan tegak lurus merata (uniform) sepanjang  • Penyusutan tegak lurus (Δir) dirumuskan : 
g
garis las tetapi bervariasi sepanjang ketebalan plat.
p p j g p
• Penyusutan tegak lurus ini dipengaruhi oleh ukuran  (α T ).(q / v)
Δ tr =
logam las, jenis pengelasan, masukan panas dan jenis  c.ρ .h
logam induk.  • Jika terdapat alur maka (Δir) adalah : 
• Penyusutan searah garis las pada sambungan tumpul 
biasanya lebih kecil dibanding penyusutan arah tegak  ( 2.α T )(q / v)
Δ tr = μ1
lurus.  c.ρ .h
• Distorsi sudut biasanya disebabkan penyusutan tegak  • Dengan µ1 adalah faktor kekakuan transversal (transverse 
lurus sepanjang tebal plat tidak merata. 
stiffness faktor yang harganya sebesar µ1 = 0,75 – 0,85.

25 26

Penyusutan longitudinal Distorsi sudut


• Penyusutan longitudinal dirumuskan : 
(α T )(q / v).l • Distorsi sudut biasanya terjadi pada
Δl = μ1
c.ρ . A sambungan tumpul, tumpang, dan
tumpul tumpang dan T Joint. 
T Joint
Dengan µ1 adalah faktor kekakuan longitudinal  • Besarnya distorsi sudut tergantung lebar dan 
(longitudinal stiffness factor yang besarnya µ1 = 0,335. kedalaman las terhadap ketebalan plat, jenis 
• Jika las tidak berimpit dengan sumbu simetri plat, maka sambungan, dan urutan pengelasan.
plat akan mengalami penyusutan lengkung sebagai
akibat ppenyusutan
y longitudinal. 
g • Distorsi sudut (Δβ) tergantung pada kecepatan 
pengelasan, masukkan panas dan ketebalan 
l kk d k b l
plat. 

27 28

7
08/01/2012

Distorsi sudut pada las tunggal untuk baja 
struktur Prosedur pengujian distorsi
• Mengelas bahan mild steel dengan las SMAW (las busur 
elektroda terbungkus) dengan diameter elektroda 
menyesuaikan. Pengelasan dilakukan secara multi layer 
ik P l dil k k lti l
(beberapa lapis) sampai permukaan penuh
• Kedua benda yang dilas harus diletakkan pada tempat yang 
benar‐benar datar.
• Ukurlah lebar , panjang, dan sudut benda las yang sudah 
ditempel (dilas) ujung‐ujungnya.
• Amati perubahan bentuk pada benda setelah dilas, akan 
ada perubahan sudut
d b h d t (distorsi sudut), ukurlah derajad 
(di t i d t) k l h d j d
sudut yang terjadi dengan alat busur sudut.
• Amati juga perubahan pada lebar melintang daerah las, 
apakah ada perubahan panjang (distorsi transversal) dari 
logam las.

29 30

Video pengukuran distorsi pada


las

NB : materi ini disusun dari berbagai


sumber dari Internet, digunakan untuk
sarana pembelajaran di Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta

31 32

Anda mungkin juga menyukai