1. Kaji penyebab hiperthermi 2. Observasi suhu tiap jam 3. Jelaskan pada klien dan keluarga pentingnya mempertahankan masukan cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi 4. Ajarkan dan lakukan upaya mengatasi hiperthermi : o Asupan cairan 2 – 2,5 liter / hari bila tidak ada kontra 1 Hiperthermi b.d Adanya Proses Infeksi indikasi o Kompres hangat / biasa o Sirkulasi yang cukup o Pakaian yang longgar dan kering o Pembatasan aktivitas : tirah baring, pemenuhan kebutuhan dibantu 5. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi dan pemeriksaan 1. Orientasikan klien dan keluarga terhadap lingkungan kamarnya 2. Jelaskan penggunaan bel 3. Ajarkan klien / lakukan : o Jauhkan benda – benda berbahaya o Minimalisasi resiko : pasang pagar pengaman tempat tidur, meminta keluarga untuk menjaga, siapkan obat anti kejang Resiko cidera b.d perubahan fungsi serebral, rectal, siapkan tong spatel, siapkan obat emergency 2 kurangnya kesadaran, gerakan tonik/klonik o Untuk mencegah / mendeteksi hidrosefalus: ukur lingkar kepala secara berkala, monitor intake output, tinggikan kepala 15 – 45˚ 4. Kaji dan monitor factor yag dapat menyebabkan klien cedera : tingkat kesadaran, adanya kejang ( jenis dan lamanya ) 5. Kaji dan monitor : TTV, tanda peningkatan TIK 6. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan medis 1. Kaji pengalaman nyeri klien, tentukan tingkat nyeri yang dialami 2. Pantau keluhan nyeri klien ( nerbal dan non verbal ) 3. Observasi tanda vital sesuai data focus : nadi, pernafasan Nyeri b.d peradangan jaringan serebral, 4. Beri kesempatan untuk istirahat (terutama bila nyeri timbul), 3 peningkatan TIK lingkungan yang tenang dan nyaman, minimalisasi streesor 5. Ajarkan tindakan penurunan nyeri : relaksasi otot, bernafas perlahan, teratur atau nafas dalam-kepalkan tinju-menguap 6. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi analgetik dan kaji efektivitasnya setelah 30 menit pemberian 1. Kaji status pernafasan klien 2. Kaji penyebab ketidak efektifan pernafasan 3. Auskultasi bidang paru dan observasi pernafasan klien 4. Monitor hal – hal yang berhubungan dengan pernafasan : saturasi, O2, AGD Resti ketidak efektifan pola napas b.d 5. Monitor perubahan tingkat kesadaran dan status mental 4 penurunan kesadaran, peningkatan TIK 6. Monitor adanya sianosis 7. Monitor pemberian O2 dan lakukan suction bila perlu 8. Kurangi pengaruh negatif seperti kecemasan dan keletihan 9. Latih nafas perlahan dan lebih efektif 10. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi, tindakan dan pemeriksaan 1. Tentukan kebutuhan kalori harian yang realistis dan adekuat, k/p konsulkan pada ahli gizi 2. Kaji kemampuan menelan dan atau mengunyah 3. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat 4. Ciptakan suasana yang membangkitkan selera makan : sajian dalam keadaan hangat, suasana tenang, lingkungan yang bersih 5. Hindari melakukan prosedur yang tidak menyenangkan / menyakitkan sebelum makan Resti nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d 5 6. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan muntah, anoreksia 7. Anjurkan klien : o Makan atau minum ASI kapan saja bila dapat ditoleransi o Makan dalam porsi kecil tapi sering 8. Coba suplemen komersial yang tersedia 9. Pantau asupan makan klien 10. Motivasi klien 11. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi medisdan pemeriksaan labor 1. Jelaskan batasan – batasan aktivitas klien sesuai kondisi 2. Kaji dan monitor respon klien terhadap aktivitas 3. Tingkatkan aktivitas secara bertahap 4. Untuk klien yang sedang / pernah berbaring lama, mulai dengan reentang gerak sedikitnya 2x sehari 5. Rencanakan waktu istirahat sesuai jadwal sehari – hari Intoleransi aktivitas b.d peningkatan 6. Motivasi peningkatan aktivitas dan beri penghargaan pada 6 kebutuhan tubuh metabilsm, keletihan kemajuan 7. Ajarkan metode penghematan energy 8. Bantu pemenuhan aktivitas yang tidak dapat / tidak boleh dilakukan klien, kalau perlu libatkan keluarga 9. Beri posisi berganti 10. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi, pemeriksaan dan fisiotherapi
No Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan
1. Kaji kemungkinanterjadinya aspirasi dalam hal – hal yang berhubungan dengan factor resiko (penurunan kesadaran, kejang, reflek laring, kerusakan menelan, kaku kuduk) 2. Observasi kebersihan jalan nafas 3. Kurangi resiko aspirasi : o Klien dengan kesadaran menurun / kejang - Beri posisi kepala / badan miring bila tidak ada Resti aspirasi b.d penurunan kesadaran, kontraindikasi 4 penurunan reflek laring dan glotis, gangguan - Kaji posisi lidah, pastikan lidah tidak jatuh ke belakang, persyarafan otot menyumbat jalan nafas - Bersihakan sekresi dari mulut dan tenggorokan dengan kassa / suction - Observasi adanya obstruksi dalam mulut atau tenggorokan o Klien dengan sedang makan : - Periksa selang makan tidak berubah letaknya sejak pemasangan - Aspirasi isi residu sebelum pemberian setiap makan untuk selang yang diletakkan pada lambung - Tinggikan bagian kepala tempat tidur 30 - 45˚ selama periode makan dan 1 jam setelahnya untuk mencegah refluk karena adanya gaya gravitasi - Atur pemberian makan melalui lambung dengan menggunakan jadwal intermitten sehingga memungkinkan pengosongan lambung 4. Observasi dan catat kondisi dari faktor resiko 5. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi dan tindakan medis yang diperlukan