1. Kaji pengalaman nyeri klien, tentukan tingkat nyeri yang dialami 2. Pantau keluhan nyeri klien 3. Observasi tanda vital : tensi, nadi, fundus uteri, his, DJJ 4. Beri kesempatan untuk istirahat, lingkungan yang tenang dan nyaman, minimalisasi streesor 1 Nyeri b.d Anoksemia jaringan uterus 5. Ajarkan tindakan penurunan nyeri : relaksasi otot, bernafas perlahan, teratur atau nafas dalam-kepalkan tinju-menguap 6. Jelaskan alasan mengapa klien dapat mengalami/ penurunan nyeri 7. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi analgetik dan kaji efektivitasnya. 1. Kaji dan observasi penyebab kekurangan cairan : perdarahan 2. Monitor tanda – tanda dehidrasi : kesadaran, tensi, nadi, DJJ, anuria Resti kekurangan volume cairan b.d 3. Monitor tanda – tanda perdarahan 2 perdarahan 4. Hindari vagina touche / periksa dalam 5. Ukur intake – output tiap shift 6. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi cairan, tranfusi, obat – obatan dan pemeriksaan labor 1. Kaji tingkat dan penyebab kecemasan klien 2. Orintasi pada lingkungan dengan penjelasan sederhana 3. Bicara perlahan dan tenang menggunakan kalimat pendek dan sederhana 4. Beri informasi yang cukup mengenai perawatan dan pengobatan yang dilakukan dan direncanakan Kecemasan b.d masalah kesehatan 5. Beri dorongan untuk mengekspresikan perasaan 3 perdarahan 6. Beri dampingan, libatkan keluarga, tim pendampingan pasien 7. Ajarkan teknik relaksasi : Bernapas lambat, meditasi, membaca 8. Perlihatkan rasa empati : tenang, menyentuh, membiarkan menangis, berbicara 9. Singkirkan stimulasi berlebihan : menjaga ketenangan lingkungan, batasi kontak dengan orang lain / keluarga yang cemas 1. Jelaskan batasan aktivitas klien sesuai kondisi 2. Kaji respon klien terhadap aktivitas : perdarahan Intoleransi aktivitas b.d respon tubuh 4 3. Rencanakan waktu istirahat sesuai jadwal sehari – hari terhadap aktivitas : perdarahan 4. Bantu pemenuhan aktivitas yang tidak dapat / tidak boleh dilakukan oleh klien, kalau perlu libatkan keluarga.