Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF


Diajukan untuk Memenuhi
Tugas Praktikum Klinik Stase Maternitas
Asuhan Keperawatan di Ruang Teratai
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilacap
Kabupaten Cilacap

Disusun Oleh:
Dudi Tri Wibowo
( 108116010)

PROGRAM S1 KEPERAWATAN
STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP

KEPERAWATAN MATERNITAS

LAPORAN PENDAHULUAN

Nama Mahasiswa : Dudi Tri Wibowo

NIM : 108116010

Diagnosa : Inpartu kala 1 fase aktif

A. Pengertian
Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dimulai secara
spontan,beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses
persalinan,bayi lahir secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia
kehamilan 37-42 minggu lengkap dan setelah persalinan ibumaupun bayi berada
dalam kondisi sehat.
Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal, namun apabila
tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal (Mufdillah & Hidayat,
2008).
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau
hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh
ibu (Mitayani, 2009).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Prawirohardjo, 2009).
Persalinan adalah serangkaian kegiatan yang berakhir dengan pengeluaran bayi
yang cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari ibu (Asrinah, 2010).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
uterus melalui vagina ke dunia luar (Asrinah, 2010).

B. Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh
tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011)
1) Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan
estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone
turun.
2) Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3) Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot
rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4) Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila
ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul
kontraksi uterus
5) Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam
kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi
pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan
perinfus.
C. Manifestasi Klinis
Menjelang minggu ke – 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri
karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan :
a) Kontraksi Braxton hicks
b) Ketegangan dinding perut
c) Ketegangan ligamentum rotandum
d) Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
e) Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :
f) Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
g) Dibagian bawah terasa sesak
h) Terjadi kesulitan saat berjalan
i) Sering miksi ( beser kencing )
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks dikemukakan sebagai
keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu. Hal ini terjadi karena perubahan
keseimbangan estrogen,progesterone, dan memberikan kesempatan rangsangan
oksitosin. Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone makin
berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih seringb
sebagai his palsu. Sifat his permulaan ( palsu ) :
a) Rasa nyeri ringan di bagian bawah
b) Datangnya tidak teratur
c) Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
d) Durasinya pendek
e) Tidak bertambah bila beraktifitas

Proses persalinan dimulai bila ada tanda-tanda:


a. Terjadinya His persalinan , His persalinan mempunyai sifat :
1) Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
2) Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar
3) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
4) Makin beraktifitas ( jalan ) kekuatan makin bertambah
b. Pengeluaran Lendir dan darah ( pembawa tanda ), Dengan his persalinan terjadi
perubahan pada serviks yang menimbulkan :
1) Pendataran dan pembukaan
2) Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis servikalis lepas
3) Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah

c. Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan.
Sebagian ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya
ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam. (Hafifah, 2011)

D. Patofisiologi
Partus dibagi menjadi 4 kala. Pada kala I serviks membuka sampai 10 cm. Kala I
dinamakan kala pembukaan. Kala II disebut kala pengeluaran karena berkat kekuatan
his dan berkat kekuatan mengejan janin dapat dilahirkan. Kala III adalah kala
pengeluaran plasenta. Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai 1 jam setelah
plasenta lahir
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu:
a. Kala I (kala pembukaan)
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show),
karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement).
Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase, yaitu:
1. Fase laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat,
smapai pembukaan 3 cm berlangsung 7-8 jam.
2. Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase:
a) Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
b) Periode dilatasi maksimal (steady): selama 2 jam pembukaan
berlangsung cepat menjadi 9 cm.
c) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap.
b. Kala II (kala pengeluaran janin)
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama,
kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga
terjadilan tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektores
menimbulkan rsa mengedan, kare atekana pada rectum, ibu mersa seperti mau
buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin yang
mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan
yang terpimpin, akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II
pada primi 1 dan pada multi 1 jam.

c. Kala III (kala pengeluaran plasenta)


Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus terba keras
dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2x
sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan pengeluaran
plasenta. Dalam waktu 5-10 menit seluruuh plasenta terlepas. Terdorong ke dalam
vagina dan akan lahir spontan dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau
fundus uteri, seluruh proses biasanya berlangsung 15-30 menit setelah bayi lahir.
Pengeluara plasenta biasanya disertai dengan darah kira-kira 100-200 cc.

d. Kala IV (kala pengawasan)


Adalah pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan plasenta lahir untuk
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.
(Estiwidani, 2008)
E. Pathways Keperawatan

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan USG (Ultrasonografi)
adalah pemerisaan jani menggunakan frekuensi gelombang suara tinggi yang
dipantulkan ke tubuh untuk mengetahui gambaran rahim yang disebut sonogram.
2. Pemeriksaan Laboratorium adalah pemeriksaan untuk mendapat informasi
tentang kesehatan pasien. (Estiwidani, 2008)

G. Penatalaksanaan
1. Penanganan Umum :
a) Konfirmasi usia kehamilan, kalua ada dengan USG
b) Lakukan pemeriksaan inspekulo untuk menilai cairan yang keluar
(jumlah, warna, bau) dan membedakannya dengan urine. Dengan
pemeriksaan tes lakmus, bila kertas lakmus biru menunjukkan air
ketuban (basa), dan bila kertas lakmus merah menunjukkan cairan
urine (asam).
c) jika ibu mengeluh perdarahan pada akhir kehamilan (setelah 32
minggu), jangan melakukan pemeriksaan dalam secara digital.
d) Tentukkan ada tidaknya infeksi.
e) Tentukkan tanda-tanda inpartus.

2. Penanganan Khusus:
Konfirmasi diagnosis:
a) Bau cairan ketuban yang khas
b) Jika keluarnya cairan ketuban sedikit-sedikit, tampung cairan yang
keluar dan nilai 1 jam kemudian
c) Dengan speculum DTT, lakukan pemeriksaan inspekulo, nilai apakah
cairan keluar melalui ostium uteri atau terkumpul diforniks posterior.
(Prawirohardjo, 2002).

3. Penanganan Konservatif:
a) Rawat dirumah sakit
b) Berikan antibiotic (ampisilin 4 x 500 mg atau erittromisin bila tidak
tahan ampisilin) dan metronidazole 2 x 500 mg selama 7 hari.
c) Jika usia kehamilan <32-34 minggu, dirawat selama air ketuban masih
keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
d) Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi,
tes busa negative: beri dektametason, observasi tanda-tanda infeksi
dan kesejahteraan janin, terminasi pada kehamilan 37 minggu.
e) Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi,
berikan tokolitik (salbutamol), dekstametason dan induksi sesudah 24
jam.
f) Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotic dan
lakukan induksi.
g) Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, lekosit, tanda-tanda infeksi intra
uterin). Klien dianjurkan pada posisi trendenburg untuk menghindari
prolap tali pusat.
4. Penanganan Aktif:
a) Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio
sesarea. Dapat pula diberikan misoprotal 50 ug intravaginal tiap 6 jam
maksimal 4 kali.
b) Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotic dosis tinggi dan
persalinan diakhiri :
1) Bila skor pelvic <5, lakukan pematangan serviks kemudian
induksi, jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio
sesarea.
2) Bila skor pelvic>5, induksi persalinan, partus pervaginam
(Prawirohadjo, 2002).

H. Pengkajian Keperawatan Fokus


a. Pengkajian
1) Aktifitas istirahat
Klien tampak kelelahan
2) Integritas ego
Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan tentang
kemampuan mengendalikan pernafasan.
3) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi sedang, terjadi 3-4 kali/ 10 menit dan berakhir 30-40 detik.
4) Keamanan
Irama jantung terdeteksi agak dibawah pusat, pada posisi vertexs.
5) Seksualitas
Dilatasi servik dan 4-8 cm (1,5 cm/jam pada multipara dan 1,2/jam pada
primipara)
I. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri Persalinan.
a. Definisi
Pengalaman sensorik dan emosional yang bervariasi dari menyenangkan
sampai tidak menyenangkan, yang dikaitkan dengan persalinan dan
melahirkan.
b. Batasan Karakteristik
1. Ekspresi Wajah
2. Kontraksi Uterin
3. Nyeri
4. Perilaku melindungi sakit
5. Posisi rileks untuk mengatasi nyeri
6. Perubahan pola tidur

c. Faktor yang Berhubungan


1. Dilatasi Serviks
2. Ekspulsi Fetal

2) Ansietas berhubungan dengan perubahan status biologis


a. Definisi
Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons
otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu)
perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini
merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya
bahaya dan kemampuan individu untuk bertindak menghadapi ancaman.

b. Batasan Karakteristik
1. Gelisah
2. Insomnia
3. Kontak mata yang buruk
4. Sangat khawatir
5. Peningkatan keringat
6. Wajah tegang

c. Faktor Yang Berhubungan


Krisis situasi akibat proses persalinan.

J. Perencanaan Keperawatan
1. Diagnosa : Nyeri Persalinan
a) Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria) : berdasarkan NOC
NOC :Kontrol Nyeri
Setelah dilakukan pemberian asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam,
diharapkan respon nyeri klien dapat terkontrol dengan kriteria hasil
sebagai berikut
Indikator IR ER
1. Mengenali kapan nyeri terjadi 4 4
2. Menggunakan tindakan pengurangan (nyeri), tanpa 3 4
analgesik
3. Melaporkan perubahan terhadap gejala nyeri pada 4 4
profesional kesehatan

Keterangan : 1. Tidak Pernah Ditunjukkan

2. Jarang Ditunjukkan
3. Kadang-kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Secara konsisten menunjukkan

b) Intervensi keperawatan dan rasional : berdasarakan NIC


NIC : Manajemen Nyeri
1) Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau
beratnya nyeri dan faktor pencetus
2) Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi
3) Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai
ketidaknyamanan terutama pada mereka yang tidak dapat
berkomunikasi secara efektif
4) Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani nyerinya
dengan tepat
5) Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat menurunkan atau
memperberat nyeri

2. Diagnosa : Ansietas
a) Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria) : berdasarkan NOC
NOC :Kontrol Kecemasan Diri
Setelah dilakukan pemberian asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam,
diharapkan respon nyeri klien dapat terkontrol dengan kriteria hasil
sebagai berikut
Indikator IR ER
1. Memantau intensitas kecemasan 3 4
2. Mengurangi penyebab kecemasan 3 4
3. Mengurangi rangsang lingkungan ketika cemas 4 4
4. Menggunakan Teknik relaksasi untuk 3 4
mengurangi kecemasan
5. Mencari informasi untuk mengurangi kecemasan 3 4
Keterangan : 1. Tidak Pernah Ditunjukkan

2. Jarang Ditunjukkan
5. Kadang-kadang menunjukkan
6. Sering menunjukkan
7. Secara konsisten menunjukkan

b) Intervensi keperawatan dan rasional : berdasarakan NIC


NIC : Manajemen Kecemasan Diri
1) Kaji tingkat dan penyebab ansietas
2) Pantau tekanan darah dan nadi
3) Anjurkan klien mengungkapkan perasaannya
4) Ajarkan Teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan
5) Berikan lingkungan yang nyaman dan tenang untuk pasien
6) Lakukan usapan pada punggung dengan cara yang tepat
7) Dengarkan keluhan klien
8) Dorong keluarga untuk mendampingi klien.
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T. Heather NANDA 2015-2017 Diagnosa Keperawatan Edisi 10.


Jakarta:EGC
Sue, Moorhead. Marion Johnson, Meridean L. Maas, Elizabeth Swanson.Nursing
Outcomes Classification (NOC) Edisi Kelima.
Bulechek, Gloria. Howard Butcher, Joanne Dochterman dan Cheryl
Wagmer.Nursing Interventions(NIC). Edisi Keenam
http://lpkeperawatan.blogspot.co.id/2013/11/laporan-pendahuluan-persalinan-
normal.html#.WnFq4CQo_IU
https://madepurningsih.wordpress.com/2013/05/15/persalinan-normal-2/
http://glowingsintya.blogspot.co.id/2015/10/laporan-pendahuluan-persalinan-
normal.html
http://nsmuhammadakbarnugraha.blogspot.co.id/2016/04/laporan-pendahuluan-
asuhan-keperawatan.html

Anda mungkin juga menyukai