TENTANG
PANDUAN PENANGANAN KEKERASAN DITEMPAT KERJA
RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK (RSKIA) PERMATA HATI
DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK (RSKIA) PERMATA HATI
Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi, maka
Rumah Sakit memastikan tidak terjadinya kekerasan terhadap karyawan selama
berada di Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RSKIA PERMATA HATI TENTANG PANDUAN PENANGANAN
KEKERASAN TERHADAP STAF DI RSKIA PERMATA HATI
KESATU : Panduan ini sebagai petunjuk perlindungan fisik dan jasmani terhadap Staf di RSKIA
Permata Hati
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Painan
Pada Tanggal 2019
TENTANG
PANDUAN PENANGANAN KEKERASARAN DITEMPAT KERJA
RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK (RSKIA) PERMATA HATI
BAB I
DEFINISI
Panduan penanganan kekerasan di tempat kerja adalah mekanisme penanganan kekerasan pada
Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Hati
BAB II
RUANG LINGKUP
1. Penanganan adalah tindakan yang dilakukan terkait dengan suatu kondisi yang dihadapi
2. Kekerasan adalah berbagai macam tindakan yang dilakukan yang menyakiti diri sendiri atau
orang lain
3. Tempat Kerja adalah lingkungan kerja dimana seorang staf memberikan pelayanan atau
melaksanakan tugas terkait dengan pekerjaannya di RSKIA Permata Hati
BAB III
TATA LAKSANA
1. Pencegahan
Pencegahan dilakukan sebelum terjadinya tindak kekerasan terhadap anggota Staf RSKIA Permata
Hati
a. dengan melakukan identifikasi pengunjung yang berkunjung ke Rumah Sakit, dengan
meminta mereka menitipkan identitas resmi kepada security
b. Setiap pasien / pengunjung / karyawan yang berada dalam Rumah Sakit harus menggunakan
tanda pengenal berupa tanda identitas pasien, kartu visitor / pengunjung (diluar jam besuk)
atau kartu pengenal karyawan.
2 . Penanganan
Penanganan dilakukan apabila telah terjadi tindak kekerasan di tempat kerja , langkah-langkah yang
harus dilakukan adalah:
1. Melakukan Koordinasi antara petugas medis dengan Unit Satuan Pengamanan untuk tindak lanjut
perlindungan terhadap karyawan tersebut.
2. Karyawan yang mengalami kekerasan fisik diminta untuk menandatangani dan menuliskan nama
orang yang orang yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan kejadian.
Petugas Satuan Pengamanan lapor ke Kepolisian terdekat atas seijin Karyawan yang memerlukan
perlindungan.