Anda di halaman 1dari 52

RATIO LANCAR (CURRENT RATIO)

Rasio Lancar adalah ukuran kemampuan sebuah perusahaan untuk membayar utang dan
kewajiban jangka pendek. Rasio lancar sangat penting dalam menentukan sehat atau tidaknya
kondisi keuangan suatu perusahaan. Secara umum, rasio lancar 2:1 berarti aset lancar perusahaan
besarnya dua kali utang lancar sehingga kondisi keuangan perusahaan bisa dianggap sehat. Rasio
lancar 1 berarti aset dan utang perusahaan sama besar sehingga bisa dianggap cukup sehat. Rasio
yang lebih rendah menunjukkan adanya indikasi ketidakmampuan perusahaan untuk membayar
utang.

Dari data yang telah kami analisis didapatkan data sebagai berikut

Rasio Rasio 2013 Rasio 2014 Kenaik Selisih


Lancar = an/Pen
Aset urunan
Lancar /
34,604,461 38,532,600/23,7 Turun 0,1
Kewajiban
/ 20,094,580 83,134
Lancar
= 1,72 = 1,62

ANALISIS:

Aset lancar perusahaan pada tahun 2013 sebesar Rp. 34,604,461,- sedangkan aset lancar pada
tahun 2014 sebesar Rp.38,532,600.-

Kewajiban lancar pada tahun 2013 sebesar Rp. 20,094,580,- sedangkan kewajiban lancar pada
tahun 2014 sebesar Rp. 23,783,134,-

Dari perhitungan diatas didapat rasio lancar pada tahun 2013 sebesar 1,72 sedangkan
rasio lancar pada tahun 2014 sebesar1,62 Perbandingan rasio lancar dari tahun 2013 ke tahun
2014 mengalami penurunan sebesar 0,1 Hal ini dikarenakan aset lancar perusahaan bertambah
dan kewajiban lancar juga bertambah.

Hal ini menunjukan bahwa ada nya indikasi ketidak mampuan persahaan untuk
membayar utang.
Rasio Rasio 2014 Rasio 2015 Kenaik Selisih
Lancar = an/Penu
Aset runan
Lancar /
38,532,600/23,78 42,568,431/24,0 naik 0.15
Kewajiban
3,134 45,086 = 1,77
Lancar
= 1,62

ANALISIS:

Aset lancar perusahaan pada tahun 2014 sebesar Rp. 38,532,600,- sedangkan aset lancar pada
tahun 2015 sebesar Rp. 42,568,431,-

Kewajiban lancar pada tahun 2014 sebesar Rp. 23,783,134,- sedangkan kewajiban lancar pada
tahun 2015 sebesar Rp. 24,045,086,-

Dari perhitungan diatas didapat rasio lancar pada tahun 2014 sebesar 1,62 sedangkan
rasio lancar pada tahun 2015 sebesar1,77 Perbandingan rasio lancar dari tahun 2014 ke tahun
2015 mengalami kenaikan sebesar 0.15. Hal ini dikarenakan pertambahan aset lancar lebih besar
dibandingkan dengan kewajiban lancar.

Hal ini menunjukan bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi utang jangka
pendek dengan asset lancar semakin baik.

Rasio Rasio 2015 Rasio 2016 Kenaik Selisih


Lancar = an/Penu
Aset runan
Lancar /
42,568,431/24,04 41,933,173/21,6 naik 0.17
Kewajiban
5,086 = 1,77 38,565 = 1,94
Lancar
ANALISIS:

Aset lancar perusahaan pada tahun 2015 sebesar Rp. 42,568,431,- sedangkan aset lancar pada
tahun 2016 sebesar Rp. 41,933,173,-

Kewajiban lancar pada tahun 2015 sebesar Rp. 24,045,086 ,- sedangkan kewajiban lancar pada
tahun 2016 sebesar Rp. 21,638,565,-

Dari perhitungan diatas didapat rasio lancar pada tahun 2015 sebesar 1,77 sedangkan
rasio lancar pada tahun 2016 sebesar 1,94 Perbandingan rasio lancar dari tahun 2015 ke tahun
2016 mengalami kenaikan sebesar 0.17. Hal ini dikarenakan aset lancar mengalami kenaikan dan
kewajiban lancar mengalami penurunan.

Hal ini menunjukan bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi utang jangka
pendek dengan aset lancar semakin baik.

RASIO CEPAT (ACID TEST RATIO)

Rasio cepat adalah sebuah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan
dalam menggunakan aktiva lancar untuk menutupi utang lancarnya

Dari data yang telah kami analisis didapatkan data sebagai berikut

Rasio Rasio 2013 Rasio 2014 Kenaik Selisih


Cepat = an/Pen
(kas+setar urunan
akas+surat
(1,404,108 + [(1,588,110 + Turun 0,05
berharga+ 1,532,275)/23,78
2,196,086]/20,09
piutang) / 3,134= 0.13
4,580 = 0,18
kewajiban
lancar

ANALISIS:
Kas dan setara kas perusahaan pada tahun 2013 sebesar Rp. 1,404,108,- sedangkan Kas dan
setara kas pada tahun 2014 sebesar Rp. 1,588,110,-

Piutang perusahaan pada tahun 2013 sebesar Rp. 2,196,086,- sedangkan Piutang pada tahun 2014
sebesar Rp. 1,532,275,-

Kewajiban lancar pada tahun 2013 sebesar Rp. 20,094,580,- sedangkan kewajiban lancar pada
tahun 2014 sebesar Rp. 23,783,134,-

Dari perhitungan diatas didapat rasio cepat pada tahun 2013 sebesar 0,18 sedangkan rasio cepat
pada tahun 2014 sebesar0.13
Perbandingan rasio cepat dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 0.05
Hal ini dikarenakan kas dan setara kas mengalami kenaikan, perusahaan bertambah sedangkan
kewajiban lancar mengalami kenaikan.
Hal ini menunjukan bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi utang jangka
pendek dengan aset lancar yang paling liquid kurang baik.

Rasio Rasio 2014 Rasio 2015 Kenaik Selisih


Cepat = an/Penu
(kas+setar runan
akas=surat
[(1,588,110 + (2,725,891+1,56 naik 0.05
berharga+ 1,532,275)/23,78 8,098)/24,045,08
piutang) / 3,134= 0.13 6= 0.18

kewajiban
lancar

ANALISIS:

Kas dan setara kas perusahaan pada tahun 2014 sebesar Rp. 1,588,110 ,- sedangkan Kas dan
setara kas pada tahun 2015 sebesar Rp. 2,725,891 ,-

Piutang perusahaan pada tahun 2014 sebesar Rp. 1,532,275 ,- sedangkan Piutang pada tahun
2015 sebesar Rp1,568,098,-
Kewajiban lancar pada tahun 2014 sebesar Rp. 23,783,134,- sedangkan kewajiban lancar pada
tahun 2015 sebesar Rp. 24,045,086,-

Dari perhitungan diatas didapat rasio cepat pada tahun 2014 sebesar 0.13sedangkan rasio
cepat pada tahun 2015 sebesar0.18.Perbandingan rasio cepat dari tahun 2014 ke tahun 2015
mengalami kenaikan sebesar 0.05. Hal ini dikarenakan aset lancar perusahaan bertambah
sedangkan kewajiban lancar mengalami kenaikan.

Hal ini menunjukan bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi utang jangka
pendek dengan aset lancar yang paling liquid semakin baik.

Rasio Rasio 2015 Rasio 2016 Kenaik Selisih


Cepat = an/Penu
(kas+setar runan
akas=surat
(2,725,891+1,568 (1,595,120+2,08 Turun 0.01
berharga+ ,098)/24,045,086 9,949)/21,638,56
piutang) / = 0.18 5= 0.17
kewajiban
lancar

ANALISIS:

Kas dan setara kas perusahaan pada tahun 2015 sebesar Rp. 2,725,891,- sedangkan Kas dan
setara kas pada tahun 2016 sebesar Rp. 1,595,120,-

Piutang perusahaan pada tahun 2015 sebesar Rp. 1,568,098,- sedangkan Piutang pada tahun 2016
sebesar Rp. 2,089,949,-

Kewajiban lancar pada tahun 2015 sebesar Rp. 24,045,086,- sedangkan kewajiban lancar pada
tahun 2016 sebesar Rp. 21,638,565,-

Dari perhitungan diatas didapat rasio cepat pada tahun 2015 sebesar 0.18sedangkan rasio
cepat pada tahun 2016 sebesar0.17. Perbandingan rasio cepat dari tahun 2015 ke tahun 2016
mengalami kenaikan sebesar 0.01. Hal ini dikarenakan aset lancar perusahaan bertambah
sedangkan kewajiban lancar mengalami penurunan.

Hal ini menunjukan bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi utang jangka
pendek dengan aset lancar yang paling liquid semakin baik.

WAKTU PENAGIHAN (COLLECTION PERIOD)

Waktu penagihan digunakan untuk mengukur periode rata-rata yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang (dalam satuan hari). Jika menghasilkan angka yang semakin kecil
menunjukan hasil yang semakin baik.

Dari data yang telah kami analisis didapatkan data sebagai berikut

Waktu Rasio 2013 Rasio 2014 Kenaik Selisih


Penagihan an/Pen
= piutang urunan
rata-
[(2,089,949+ [(2,089,949+ turun 1.79 hari
rata/(penju
1,568,098+1,532, 1,568,098+1,532
alan/360)
275+2,196,086)/4 ,275+2,196,086)/
]/(55,436,954/360 4]/(65,185,850/3
) = 11,99 60) = 10,20

ANALISIS:

Piutang pada tahun 2013 sebesar Rp. 2,089,949,- , Piutang pada tahun 2014 sebesar Rp.
1,568,098,- sedangkan Piutang pada tahun 2015 sebesar Rp. 1,532,275,-dan piutang pada tahun
2016 sebesar 2,196,086

Penjualan perusahaan pada tahun 2013 sebesar Rp. 55,436,954,- sedangkan penjualan pada tahun
2014 sebesar Rp. 65,185,850,-
Dari perhitungan diatas didapat waktu penagihan pada tahun 2013 sebesar 11,99
sedangkan waktu penagihan pada tahun 2014 sebesar10,20 Perbandingan waktu penagihan dari
tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 1,79 . Hal ini dikarenakan piutang dari
tahun ke tahun mengalami kenaikan sehingga menyebabkan rata-rata piutang juga menjadi
semakin bertambah. Disisi lain penjualan juga mengalami kenaikan namun pertambahan rata-
rata piutang lebih besar daripada pertambahan penjualan.

Walau rasio menunjukkan bahwa ada penurunan tetapi ,hal ini menunjukan rata-rata hari
yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang menjadi lebih cepat 1,79 hari, dari yang semula
membutuhkan waktu 11.99 hari untuk dapat menagihkan piutang menjadi 10,2 hari.

Waktu Rasio 2014 Rasio 2015 Kenaik Selisih


Penagihan an/Penu
= piutang runan
rata-
[(2,089,949+ [(2,089,949+ turun 0,75 hari
rata/(penju
1,568,098+1,532, 1,568,098+1,532
alan/360)
275+2,196,086)/4 ,275+2,196,086)
]/(65,185,850/360 /4]/70.365.573/3
) = 10,20 60) = 9,45

ANALISIS:

Piutang pada tahun 2013 sebesar Rp. 2,089,949,- , Piutang pada tahun 2014 sebesar Rp.
1,568,098,- sedangkan Piutang pada tahun 2015 sebesar Rp. 1,532,275,-dan piutang pada tahun
2016 sebesar 2,196,086

Penjualan perusahaan pada tahun 2014 sebesar Rp. 65,185,850 - sedangkan penjualan pada tahun
2015sebesar Rp70.365.573

Dari perhitungan diatas didapat waktu penagihan pada tahun 2014 sebesar 10,20
sedangkan waktu penagihan pada tahun 2015 sebesar 9,45 Perbandingan waktu penagihan dari
tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 0,75 . Hal ini dikarenakan piutang dari
tahun ke tahun mengalami kenaikan sehingga menyebabkan rata-rata piutang juga menjadi
semakin bertambah. Disisi lain penjualan juga mengalami kenaikan namun pertambahan rata-
rata piutang lebih besar daripada pertambahan penjualan.

Walau rasio menunjukkan bahwa ada penurunan tetapi ,hal ini menunjukan rata-rata hari
yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang menjadi lebih cepat 0,75 hari, dari yang semula
membutuhkan waktu 10,2 hari untuk dapat menagihkan piutang menjadi 9,45 hari.

Waktu Rasio 2015 Rasio 2016 Kenaik Selisih


Penagihan an/Penu
= piutang runan
rata-
[(2,089,949+ [(2,089,949+ turun 0.73
rata/(penju
1,568,098+1,532, 1,568,098+1,532
alan/360)
275+2,196,086)/4 ,275+2,196,086)
]/70.365.573/360) /4]/76.274.1472/
= 9,45 360) = 8,72

ANALISIS:

Piutang pada tahun 2013 sebesar Rp. 2,089,949,- , Piutang pada tahun 2014 sebesar Rp.
1,568,098,- sedangkan Piutang pada tahun 2015 sebesar Rp. 1,532,275,-dan piutang pada tahun
2016 sebesar 2,196,086

Penjualan perusahaan pada tahun 2015 sebesar Rp. 70.365.573- sedangkan penjualan pada tahun
2016 sebesar Rp 76.274.1472

Dari perhitungan diatas didapat waktu penagihan pada tahun 2015 sebesar 9,45
sedangkan waktu penagihan pada tahun 2016 sebesar 8,72 Perbandingan waktu penagihan dari
tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 0,75 . Hal ini dikarenakan piutang dari
tahun ke tahun mengalami kenaikan sehingga menyebabkan rata-rata piutang juga menjadi
semakin bertambah. Disisi lain penjualan juga mengalami kenaikan namun pertambahan rata-
rata piutang lebih besar daripada pertambahan penjualan.

Walau rasio menunjukkan bahwa ada penurunan tetapi ,hal ini menunjukan rata-rata hari
yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang menjadi lebih cepat 0,73 hari, dari yang semula
membutuhkan waktu 9,45 hari untuk dapat menagihkan piutang menjadi 8,72 hari.

JUMLAH HARI UNTUK MENJUAL PERSEDIAAN (DAYS TO SELL INVENTORY)

Jumlah hari untuk menjual persediaan digunakan untuk mengukur periode (hari) rata-rata
persediaan barang dagangan berada di gudang perusahaan.

Dari data yang telah kami analisis didapatkan data sebagai berikut

Jumlah Rasio 2013 Rasio 2014 Kenaik Selisih %


hari untuk an/Pen Peruba
menjual urunan han
persediaan
[(37,545,222+ [(37,545,222+ naik -39,47 29%
= 37,255,928+34,7 37,255,928+34,7
persediaan 39,327+30,241,3
68)/4]/(- 39,327+30,241,3
rata- 44,563,096/360) 68)/4]/ (-
rata/(HPP) = -282.30
51,806,284/360)
/360
= -242.83

ANALISIS:

Persediaan pada tahun 2013 sebesar Rp. 37.545.222,- Persediaan pada tahun 2014 sebesar Rp.
37,255,928,- sedangkan Persediaan pada tahun 2015 sebesar Rp. 34,739,327,- dan persediaan
tahun 2016 sebesar 30,241,368,-

Rata-Rata Persediaan pada tahun 2013 sebesar Rp. 117,100,819,- sedangkan Rata-Rata
Persediaan pada tahun 2014 sebesar Rp.-51,806,284,-
HPP perusahaan pada tahun 2013 sebesar Rp. -44,563,096,- sedangkan HPP pada tahun 2014
sebesar Rp. -51,806,284 ,-

1......Dari perhitungan diatas didapat Jumlah hari untuk menjual persediaan pada tahun
2013 sebesar 8,651459931 sedangkan Jumlah hari untuk menjual persediaan pada tahun 2014
sebesar14,21821193 Perbandingan Jumlah hari untuk menjual persediaan dari tahun 2013 ke
tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 5,566752.Hal ini dikarenakan persediaan dari tahun ke
tahun mengalami kenaikan sehingga menyebabkan rata-rata persediaan juga menjadi semakin
bertambah. Disisi lain HPP juga mengalami kenaikan namun pertambahan persediaan lebih besar
daripada pertambahan HPP.

Walau rasio menunjukkan bahwa adanya kenaikan tetapi, hal ini tidak baik bagi
perusahaan karena waktu rata-rata persediaan barang dagangan berada di gudang perusahaan
bertambah dari 9 hari menjadi 15 hari.

Jumlah Rasio 2014 Rasio 2015 Kenaik Selisih %


hari untuk an/Penu Peruba
menjual runan han
persediaan
[(37,545,222+ [(37,545,222+ naik 13.6 29%
= 37,255,928+34,7
37,255,928+34,7
persediaan 39,327+30,241,3
39,327+30,241,3 68)/4]/ (-
rata-
68)/4]/ (- 54,879,962/360=
rata/(HPP/ -229.23
51,806,284/360)
360)
= -242.83

ANALISIS:
Persediaan pada tahun 2013 sebesar Rp. 37.545.222,- Persediaan pada tahun 2014 sebesar Rp.
37,255,928,- sedangkan Persediaan pada tahun 2015 sebesar Rp. 34,739,327,- dan persediaan
tahun 2016 sebesar 30,241,368,-

HPP perusahaan pada tahun 2014 sebesar Rp. 978.850.415.303,- sedangkan HPP pada tahun
2014 sebesar Rp. 1.019.511.433.830,-

Dari perhitungan diatas didapat Jumlah hari untuk menjual persediaan pada tahun 2014
sebesar 14,21821193sedangkan Jumlah hari untuk menjual persediaan pada tahun 2015
sebesar14,82449. Perbandingan Jumlah hari untuk menjual persediaan dari tahun 2014 ke tahun
2015 mengalami kenaikan sebesar 0.60627807.Hal ini dikarenakan persediaan dari tahun ke
tahun mengalami kenaikan sehingga menyebabkan rata-rata persediaan juga menjadi semakin
bertambah. Disisi lain HPP juga mengalami kenaikan namun pertambahan persediaan lebih besar
daripada pertambahan HPP.

Walau rasio menunjukkan bahwa adanya kenaikan tetapi, hal ini tidak berpengaruh bagi
perusahaan karena waktu rata-rata persediaan barang dagangan berada di gudang perusahaan
tetap 15 hari.

Jumlah Rasio 2015 Rasio 2016 Kenaik Selisih %


hari untuk an/Penu Peruba
menjual runan han
persediaan
[(37,545,222+ [([(37,545,222+ naik 18,42 29%
= 37,255,928+34,7 37,255,928+34,7
persediaan 39,327+30,241,3
68)/4]/ (- 39,327+30,241,3
rata-
54,879,962/360= 68)/4]/ ( -
rata/(HPP) -229.23
59,675,431/360)
/360
= -210.81
ANALISIS:

Persediaan pada tahun 2013 sebesar Rp. 40.795.755.774,- Persediaan pada tahun 2015 sebesar
Rp. 43.169.425.832,- sedangkan Persediaan pada tahun 2016 sebesar Rp. 50.746.886.585,-

HPP perusahaan pada tahun 2015 sebesar Rp. -54,879,962,- sedangkan HPP pada tahun 2016
sebesar Rp. -59,675,431,-

Dari perhitungan diatas didapat Jumlah hari untuk menjual persediaan pada tahun 2015
sebesar 14,82449sedangkan Jumlah hari untuk menjual persediaan pada tahun 2016
sebesar13,8470551. Perbandingan Jumlah hari untuk menjual persediaan dari tahun 2015 ke
tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 0.9774349.Hal ini dikarenakan persediaan dari tahun
ke tahun mengalami kenaikan sehingga menyebabkan rata-rata persediaan juga menjadi semakin
bertambah. Disisi lain HPP juga mengalami kenaikan namun pertambahan HPP lebih besar
daripada pertambahan persediaan.

Walau rasio menunjukkan bahwa adanya penurunan tetapi, hal ini berpengaruh baik bagi
perusahaan karena waktu rata-rata persediaan barang dagangan berada di gudang perusahaan
berubah dari 15 hari menjadi 14 hari.

TOTAL UTANG TERHADAP EKUITAS (TOTAL DEBT TO EQUITY)

Total utang terhadap ekuitas adalahdigunakan untuk mengukur bagian modal sendiri yang
dijadikan jaminan untuk keseluruhan kewajiban atau hutang.

Dari data yang telah kami analisis didapatkan data sebagai berikut

Total Rasio 2013 Rasio 2014 Kenaik Selisih


Utang an/Pen
terhadap urunan
Ekuitas =
21,353,980 + 21,353,980 + turun 0,09
Total
24,991,880+25,4 24,991,880+25,4
kewajiban/
97,504+23,387,4 97,504+23,387,4
ekuitas
06/4/29,416,271= 06 /4/33,228,720
pemegang 0,81 = 0.72
saham

ANALISIS:

Total Kewajiban pada tahun 2013 sebesar Rp. 21,353,980,- . Total Kewajiban pada tahun 2014
sebesar Rp. 24.991.880,-. Di tahun 2015 total kewajiban sebesar 25.497.504 dan di tahun 2016
total kewajiban sebesar 23.387.406.

Ekuitas pemegang saham perusahaan pada tahun 2013 sebesar Rp. 29,416,271,- sedangkan
Ekuitas pemegang saham pada tahun 2014 sebesar Rp.33,228,720,-

Dari perhitungan diatas didapat Total utang terhadap ekuitas pada tahun 2013 sebesar
0.81sedangkan Total utang terhadap ekuitas pada tahun 2014 sebesar 0.72. Total utang terhadap
ekuitas dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 0,09. Hal ini dikarenakan
kewajiban dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Disisi lain ekuitas pemegang juga
mengalami kenaikan namun pertambahan kewajiban lebih besar daripada pertambahan ekuitas
pemegang saham.

Walau rasio menunjukkan bahwa adanya penurunan tetapi, hal ini berpengaruh baik bagi
perusahaan , karena menunjukan bahwa bagian modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk
keseluruhan kewajiban juga mengalami kenaikan.

Total Rasio 2014 Rasio 2015 Kenaik Selisih


Utang an/Penu
terhadap runan
Ekuitas =
21,353,980 + 21,353,980 + penuru 0,07
Total
24,991,880+25,4 24,991,880+25,4 nan
kewajiban/
97,504+23,387,4 97,504+23,387,4
ekuitas
06 /4/33,228,720 06/4/38,007,909
pemegang
= 0.72 = 0.65
saham

ANALISIS:
Total Kewajiban pada tahun 2013 sebesar Rp. 21,353,980,- . Total Kewajiban pada tahun 2014
sebesar Rp. 24.991.880,-. Di tahun 2015 total kewajiban sebesar 25.497.504 dan di tahun 2016
total kewajiban sebesar 23.387.406

Ekuitas pemegang saham perusahaan pada tahun 2014 sebesar Rp. 33,228,720960.122.354.744,-
sedangkan Ekuitas pemegang saham pada tahun 2015 sebesar Rp. 38,007,909

Dari perhitungan diatas didapat Total utang terhadap ekuitas pada tahun 2014 sebesar
0,72sedangkan Total utang terhadap ekuitas pada tahun 2015 sebesar0,65. Total utang terhadap
ekuitas dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 0,07. Hal ini dikarenakan
ekuitas pemegang saham mengalami kenaikan.
Tot Rasio 2015 Rasio 2016 Kenaik Selisih
al Utang an/Penu
terhadap runan
Ekuitas =
21,353,980 + 21,353,980 + penuru 0.05
Total
24,991,880+25,4 24,991,880+25,4 nan
kewajiban/
97,504+23,387,4 97,504+23,387,4
ekuitas
06/4/38,007,909= 06/4/39,564,228
pemegang
0.65 = 0,6
saham

ANALISIS:

Total Kewajiban pada tahun 2013 sebesar Rp. 21,353,980,- . Total Kewajiban pada tahun 2014
sebesar Rp. 24.991.880,-. Di tahun 2015 total kewajiban sebesar 25.497.504 dan di tahun 2016
total kewajiban sebesar 23.387.406

Ekuitas pemegang saham perusahaan pada tahun 2015 sebesar Rp. 38,007,909,- sedangkan
Ekuitas pemegang saham pada tahun 2016 sebesar Rp. 39,564,228,-

Dari perhitungan diatas didapat Total utang terhadap ekuitas pada tahun 2015 sebesar
0.65sedangkan Total utang terhadap ekuitas pada tahun 2016 sebesar 0.6. Total utang terhadap
ekuitas dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 0.05. Hal ini dikarenakan
ekuitas pemeganng saham mengalami kenaikan.

Walau rasio menunjukkan bahwa adanya penurunan tetapi, hal ini berpengaruh baik bagi
perusahaan , karena menunjukan bahwa bagian modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk
keseluruhan kewajiban juga mengalami penurunan.

UTANG JANGKA PANJANG TERHADAP EKUITAS (LONG TERM DEBT TO


EQUITY)

Utang jangka panjang terhadap ekuitas digunakan untuk mengukur bagian dari modal sendiri
yang dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang.

Dari data yang telah kami analisis didapatkan data sebagai berikut
Utang Rasio 2013 Rasio 2014 Kenaik Selisih
jangka an/Pen
panjang urunan
terhadap
1.259.400/29,416, 1,208,746/33,22 - 0
ekuitas =
271 = 0,04 8,720 = 0,4
kewajiban
jangka
panjang/ek
uitas
pemegang
saham

ANALISIS:

Kewajiban jangka panjang pada tahun 2013 sebesar Rp.1.259.400 ,- sedangkan Kewajiban
jangka panjang pada tahun 2014 sebesar Rp. 1,208,746,-

Ekuitas pemegang saham perusahaan pada tahun 2013 sebesar Rp. 29,416,271,- sedangkan
Ekuitas pemegang saham pada tahun 2014 sebesar Rp. 33,228,720,-

Dari perhitungan diatas didapat utang jangka panjang terhadap ekuitas pada tahun 2013
sebesar 0,04, danutang jangka panjang terhadap ekuitas pada tahun 2014 sebesar 0,04. Utang
jangka panjang terhadap ekuitas dari tahun 2013 ke tahun 2014 . Hal ini dikarenakan kewajiban
dari tahun ke tahun tetap. Disisi lain ekuitas pemegang mengalami kenaikan.
Walau rasio menunjukkan bahwa adanya kenaikan tetapi, hal ini berpengaruh buruk bagi
perusahaan , karena menunjukan bahwa bagian modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk
hutang jangka panjang mengalami kenaikan.

Utang Rasio 2014 Rasio 2015 Kenaik Selisih


jangka an/Penu
panjang runan
terhadap
1,208,746/33,228, 1,452,418/38,00 - 0
ekuitas =
720 = 0,4 7,909= 0.4
kewajiban
jangka
panjang/ek
uitas
pemegang
saham

ANALISIS:

Kewajiban jangka panjang pada tahun 2014 sebesar Rp. 1,208,746,- sedangkan Kewajiban
jangka panjang pada tahun 2015 sebesar Rp. 1,452,418,-

Ekuitas pemegang saham perusahaan pada tahun 2014 sebesar Rp. 33,228,720,- sedangkan
Ekuitas pemegang saham pada tahun 2015 sebesar Rp.38,007,909,-

Dari perhitungan diatas didapat utang jangka panjang terhadap ekuitas pada tahun 2014
sebesar 0,04, sedangkan utang jangka panjang terhadap ekuitas pada tahun 2015 sebesar 0,04.
Utang jangka panjang terhadap ekuitas dari tahun 2014 ke tahun 2015tetap. Hal ini dikarenakan
kewajiban dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Disisi lain ekuitas pemegang juga
mengalami kenaikan namun pertambahan kewajiban lebih besar daripada pertambahan ekuitas
pemegang saham.

Walau rasio menunjukkan bahwa adanya kenaikan tetapi, hal ini berpengaruh buruk bagi
perusahaan , karena menunjukan bahwa bagian modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk
hutang jangka panjang mengalami kenaikan.
Utang Rasio 2015 Rasio 2016 Kenaik Selisih
jangka an/Penu
panjang runan
terhadap
1,452,418/38,007, 1,748,841 - 0
ekuitas =
909= 0.4
kewajiban /39,564,228=
jangka 0.04
panjang/ek
uitas
pemegang
saham

ANALISIS:

Kewajiban jangka panjang pada tahun 2015 sebesar Rp. 1,452,418,- sedangkan Kewajiban
jangka panjang pada tahun 2016 sebesar Rp. 1,748,841,-

Ekuitas pemegang saham perusahaan pada tahun 2015 sebesar Rp. 38,007,909,- sedangkan
Ekuitas pemegang saham pada tahun 2016 sebesar Rp. 39,564,228,-

Dari perhitungan diatas didapat Utang jangka panjang terhadap ekuitas pada tahun 2015
sebesar 0,04sedangkan Utang jangka panjang terhadap ekuitas pada tahun 2016 sebesar 0,04.
Utang jangka panjang terhadap ekuitas dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami tetap. Hal ini
dikarenakan aset lancar perusahaan bertambah sedangkan kewajiban lancar mengalami kenaikan.

Walau rasio menunjukkan bahwa adanya penurunan tetapi, hal ini berpengaruh baik bagi
perusahaan , karena menunjukan bahwa bagian modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk
hutang jangka panjang mengalami penurunan.

KELIPATAN BUNGA DIHASILKAN (TIES INTEREST EARNED)


Kelipatan Bunga Dihasilkan adalah ratio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga. Rasio
ini juga diartikan sebagai alat ukur untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar biaya bunga. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi kemungkinan perusahaan
dapat bunga pinjaman dan dapat menjadi ukuran untuk memperoleh tambahan pinjaman
dari kreditor.
Dari data yang telah kami analisis didapatkan data sebagai berikut :
2013-2014
Rasio 2013 Rasio 2014 Kenaikan / Selisih
Penurunan
Penurunan 2,62
6,86 4,24

Analisis :

Rumus rasio kelipatan bunga dihasilkan adalah : laba sebelum pajak dan beban bunga /
beban bunga. Laba sebelum pajak dan beban bunga tahun 2013 sebesar (5,936,204-
755,518) = 5180686 sedangkan laba sebelum pajak dan beban bunga tahun 2014 sebesar
(7,205,845-1,371,811) = 5834034.

Beban bunga pada tahun 2013 adalah -755,518, sedangkan beban bunga pada tahun 2014
adalah -1,371,811.

Dari perhitungan diatas didapat rasio kelipatan bunga dihasilkan pada tahun 2013 sebesar
6,86 sedangkan rasio kelipatan bunga dihasilkan pada tahun 2014 sebesar 4.24.
Perbandingan rasio kelipatan bunga dihasilkan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami
penurunan sebesar 2.62. Hal ini disebabkan karena laba sebelum pajak dari tahun 2013 ke
tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar dan 1269641 dan beban bunga dari tahun 2013
ke tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 616293. Kenaikan laba sebelum pajak tidak
sebanding dengan beban bunga dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengakibatkan rasio
kelipatan bunga dihasilkan mengalami penurunan.

2014-2015
Rasio 2014 Rasio 2015 Kenaikan / Selisih
Penurunan
kenaikan 0,8
4,24 5.04

Analisis :
Rumus rasio kelipatan bunga dihasilkan adalah : laba sebelum pajak dan beban bunga /
beban bunga. Laba sebelum pajak dan beban bunga tahun 2014 sebesar (7,205,845-
1,371,811) = 5834034sedangkan laba sebelum pajak dan beban bunga tahun 2015 sebesar
(8,635,275-1,429,592) = 7205683.

Beban bunga pada tahun 2014 adalah -1,371,811, sedangkan beban bunga pada tahun 2015
adalah -1,429,592.

Dari perhitungan diatas didapat rasio kelipatan bunga dihasilkan pada tahun 2014 sebesar
4,24 sedangkan rasio kelipatan bunga dihasilkan pada tahun 2015 sebesar 5,04.
Perbandingan rasio kelipatan bunga dihasilkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami
kenaikan sebesar 0,8 Hal ini disebabkan karena laba sebelum pajak dari tahun 2014 ke
tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 1,429,430 dan beban bunga dari tahun 2014 ke
tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 57,781. Kenaikan laba sebelum pajak sebanding
dengan beban bunga dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengakibatkan rasio kelipatan bunga
dihasilkan mengalami kenaikan.

2015-2016
Rasio 2015 Rasio 2016 Kenaikan / Selisih
Penurunan
kenaikan 1.46
5,04 6,50

Analisis :

Rumus rasio kelipatan bunga dihasilkan adalah : laba sebelum pajak dan beban bunga /
beban bunga. Laba sebelum pajak dan beban bunga tahun 2015 sebesar (8,635,275-
1,429,592) = 7205683 sedangkan laba sebelum pajak dan beban bunga tahun 2016 sebesar
(8,931,136-1,190,902) = 7,740,234.

Beban bunga pada tahun 2015 adalah -1,429,592, sedangkan beban bunga pada tahun 2016
adalah -1,190,902.
Dari perhitungan diatas didapat rasio kelipatan bunga dihasilkan pada tahun 2015 sebesar
5,04 sedangkan rasio kelipatan bunga dihasilkan pada tahun 2016 sebesar 6,50.
Perbandingan rasio kelipatan bunga dihasilkan dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami
kenaikan sebesar 1,46 .Hal ini disebabkan karena laba sebelum pajak dari tahun 2015 ke
tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 295,861 dan beban bunga dari tahun 2015 ke
tahun 2016 mengalami penururnan sebesar 238690. Kenaikan laba sebelum pajak
sebanding dengan beban bunga dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengakibatkan rasio
kelipatan bunga dihasilkan mengalami kenaikan.

 Tingkat Pengembalian Aset (return on assets)


Tingkat Pengembalian Aset adalah rasio profitabilitas yang menunjukan persentase
keuntungan (laba bersih) yang diperoleh perusahaan sehubungan dengan keseluruhan
sumber daya atau rata-rata jumlah aset.
Dari data yang telah kami analisis didapatkan data sebagai berikut :
2013-2014
Rasio 2013 Rasio 2014 Kenaikan / Selisih % Perubahan
Penurunan
0 0%
0.02 0.02

Analisis :

Rumus rasio tingkat pengembalian aset adalah : laba bersih + beban bunga x (1 – tarif pajak)
/ rata-rata total aset. Laba bersih tahun 2013 sebesar4,383,932 sebesar sedangkan laba
bersih tahun 2014 sebesar 5,395,293.

Beban bunga pada tahun 2013 adalah -755,518, sedangkan beban bunga pada tahun 2014
adalah -1,371,811.
Dari perhitungan diatas didapat rasio tingkat pengembalian aset pada tahun 2013 sebesar
0.02 sedangkan rasio tingkat pengembalian aset pada tahun 2014 sebesar 0,02.
Perbandingan rasio tingkat pengembalian aset dari tahun 2013 ke tahun 2014 tetap.hal ini
di karena kan kenaikan di 2013 sebanding dengan 2014 sehingga tinggak pengembalian
aset tidak mengalami perubahan.

2014-2015
Rasio 2014 Rasio 2015 Kenaikan / Selisih % Perubahan
Penurunan
tetap 0 0%
0.02 0.02

Analisis :

Rumus rasio tingkat pengembalian aset adalah : laba bersih + beban bunga x (1 – tarif pajak)
/ rata-rata total aset. Laba bersih tahun 2014 5,395,293 sebesar sedangkan laba bersih tahun
2015 sebesar 6,452,834.

Beban bunga pada tahun 2014 adalah -1,371,811, sedangkan beban bunga pada tahun 2015
adalah -1,429,592.

Dari perhitungan diatas didapat rasio tingkat pengembalian aset pada tahun 2014 sebesar
0,02 sedangkan rasio tingkat pengembalian aset pada tahun 2015 sebesar 0,02.
Perbandingan rasio tingkat pengembalian aset dari tahun 2013 ke tahun 2014 tetap.hal ini
di karena kan kenaikan di 2013 sebanding dengan 2014 sehingga tinggak pengembalian
aset tidak mengalami perubahan.

2015-2016
Rasio 2015 Rasio 2016 Kenaikan / Selisih % Perubahan
Penurunan
tetap 0 0%
0.02 0,02

Analisis :

Rumus rasio tingkat pengembalian aset adalah : laba bersih + beban bunga x (1 – tarif pajak)
/ rata-rata total aset. Laba bersih tahun 2015 6,452,834sebesar sedangkan laba bersih tahun
2016 sebesar 6,672,682.

Beban bunga pada tahun 2015 adalah -1,429,592, sedangkan beban bunga pada tahun 2016
adalah -1,190,902.

Dari perhitungan diatas didapat rasio tingkat pengembalian aset pada tahun 2015 sebesar
0,02 sedangkan rasio tingkat pengembalian aset pada tahun 2016 sebesar 0,02.
Perbandingan rasio tingkat pengembalian aset dari tahun 2013 ke tahun 2014 tetap.hal ini
di karena kan kenaikan di 2013 sebanding dengan 2014 sehingga tinggak pengembalian
aset tidak mengalami perubahan.

 Tingkat Pengembalian Aset (return on common equity)


Tingkat Pengembalian Aset adalah jumlah imbal hasil dari laba bersih terhadap ekuitas dan
dinyatakan dalam bentuk persen. ROE digunakan untuk mengukur kemampuan suatu
emiten dalam menghasilkan laba dengan bermodalkan ekuitas yang sudah diinvestasikan
pemegang saham.

Dari data yang telah kami analisis didapatkan data sebagai berikut :
2013-2014
Rasio 2013 Rasio 2014 Kenaikan / Selisih % Perubahan
Penurunan
0.13 0.15 kenaikan 0,02 2%
Analisis :

Rumus rasio tingkat pengembalian aset adalah : laba bersih / rata-rata ekuitas pemegang
saham. Laba bersih tahun 2013 sebesar4,383,932 sebesar sedangkan laba bersih tahun 2014
sebesar 5,395,293.

Rata-rata ekuitas pemegang saham pada tahun 2013 dan 2014 adalah (39,564,228 +
38,007,909+33,228,720+29,416,271)/4= 35054282

Dari perhitungan diatas didapat rasio tingkat pengembalian aset pada tahun 2013 sebesar
0.13 sedangkan rasio tingkat pengembalian aset pada tahun 2014 sebesar 0.15.
Perbandingan rasio tingkat pengembalian aset dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami
kenaikan sebesar 0,02atau sebesar 2%. Hal ini disebabkan karena laba bersih dari tahun
2013 ke tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 1011361 dan rata-rata ekuitas pemegang
saham dari tahun 2013 ke tahun 2014tetap sebesar 35054282. Kenaikan laba bersih
sebanding dengan rata-rata total aset dari tahun 2013 ke tahun 2014mengakibatkan rasio
tingkat pengembalian aset mengalami kenaikan.

2014-2015
Rasio 2014 Rasio 2015 Kenaikan / Selisih % Perubahan
Penurunan
Kenaikan 0,03 3%
0.15 0.18

Analisis :

Rumus rasio tingkat pengembalian aset adalah : laba bersih / rata-rata ekuitas pemegang
saham. Laba bersih tahun 2014 sebesar5,395,293 sedangkan laba bersih tahun 2015
sebesar 6,452,834.
Rata-rata ekuitas pemegang saham pada tahun 2014 dan 2015 adalah (39,564,228 +
38,007,909+33,228,720+29,416,271)/4= 35054282

Dari perhitungan diatas didapat rasio tingkat pengembalian aset pada tahun 2014 sebesar
0.15 sedangkan rasio tingkat pengembalian aset pada tahun 2015 sebesar 0.18.
Perbandingan rasio tingkat pengembalian aset dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami
kenaikan sebesar 0,03atau sebesar 3%. Hal ini disebabkan karena laba bersih dari tahun
2014 ke tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 1057541 dan rata-rata ekuitas pemegang
saham dari tahun 2013 ke tahun 2014tetap sebesar 35054282. Kenaikan laba bersih
sebanding dengan rata-rata total aset dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengakibatkan rasio
tingkat pengembalian aset mengalami kenaikan

2015-2016
Rasio 2015 Rasio 2016 Kenaikan / Selisih % Perubahan
Penurunan
kenaikan 0,01 1%
0.18 0.19

Analisis :

Rumus rasio tingkat pengembalian aset adalah : laba bersih / rata-rata ekuitas pemegang
saham. Laba bersih tahun 2015 sebesar6,452,834 sedangkan laba bersih tahun 2016
sebesar 6,672,682.

Rata-rata ekuitas pemegang saham pada tahun 2015 dan 2016 adalah (39,564,228 +
38,007,909+33,228,720+29,416,271)/4= 35054282
Dari perhitungan diatas didapat rasio tingkat pengembalian aset pada tahun 2014 sebesar
0.18 sedangkan rasio tingkat pengembalian aset pada tahun 2015 sebesar 0.19.
Perbandingan rasio tingkat pengembalian aset dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami
kenaikan sebesar 0,01atau sebesar 1%. Hal ini disebabkan karena laba bersih dari tahun
2015 ke tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 219848 dan rata-rata ekuitas pemegang
saham dari tahun 2013 ke tahun 2014tetap sebesar 35054282. Kenaikan laba bersih
sebanding dengan rata-rata total aset dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengakibatkan rasio
tingkat pengembalian aset mengalami kenaikan.

 Margin Laba Kotor (gross profit margin)


Margin Laba Kotor adalah sebuah rasio atau perimbangan antara gross profit (laba kotor)
yang diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama.

Dari data yang telah kami analisis didapatkan data sebagai berikut :
2013-2014
Rasio 2013 Rasio 2014 Kenaikan / Selisih % Perubahan
Penurunan
Kenaikan 0,02 2%
0.24 0.26

Analisis :

Rumus rasio margin laba kotor adalah : penjualan – harga pokok penjualan / penjualan.
Penjualan tahun 2013 sebesar 55,436,954 sedangkan penjualan tahun 2014 sebesar
65,185,850.

Harga pokok penjualan pada tahun 2013 adalah -44,563,096, sedangkan harga pokok
penjualan pada tahun 2014 adalah -51,806,284.
Dari perhitungan diatas didapat rasio margin laba kotor pada tahun 2013 sebesar 0.24
sedangkan rasio margin laba kotor pada tahun 2014 sebesar 0.26. Perbandingan rasio
margin laba kotor dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 0,02atau
sebesar 2 %. Hal ini disebabkan karena penjualan dari tahun 2013 ke tahun 2014
mengalami kenaikan sebesar 9748896 dan harga pokok penjualan dari tahun 2013 ke tahun
2014 mengalami kenaikan sebesar 7243188. Kenaikan dari tahun 2013 ke tahun 2014
mengakibatkan rasio margin laba kotor mengalami kenaikan.

2014-2015
Rasio 2014 Rasio 2015 Kenaikan / Selisih % Perubahan
Penurunan
Kenaikan 0,02 2%
0.26 0.28

Analisis :

Rumus rasio margin laba kotor adalah : penjualan – harga pokok penjualan / penjualan.
Penjualan tahun 2014 sebesar 65,185,850sedangkan penjualan tahun 2015 sebesar
70,365,573.

Harga pokok penjualan pada tahun 2014 adalah -51,806,284, sedangkan harga pokok
penjualan pada tahun 2015 adalah -54,879,962.

Dari perhitungan diatas didapat rasio margin laba kotor pada tahun 2013 sebesar 0.26
sedangkan rasio margin laba kotor pada tahun 2014 sebesar 0.28. Perbandingan rasio
margin laba kotor dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,02atau
sebesar 2 %. Hal ini disebabkan karena penjualan dari tahun 2014 ke tahun 2015
mengalami kenaikan sebesar 5179723 dan harga pokok penjualan dari tahun 2014 ke tahun
2015 mengalami kenaikan sebesar 3073678 Kenaikan dari tahun 2014 ke tahun 2015
mengakibatkan rasio margin laba kotor mengalami kenaikan.
.

2015-2016
Rasio 2015 Rasio 2016 Kenaikan / Selisih % Perubahan
Penurunan
tetap 0 0%
0.28 0.28

Analisis :

Rumus rasio margin laba kotor adalah : penjualan – harga pokok penjualan / penjualan.
Penjualan tahun 2015 sebesar 70,365,573sedangkan penjualan tahun 2016 sebesar
76,274,147.
Harga pokok penjualan pada tahun 2015 adalah -54,879,962, sedangkan harga pokok
penjualan pada tahun 2016 adalah -59,675,431.

Dari perhitungan diatas didapat rasio margin laba kotor pada tahun 2015 sebesar 0.28
sedangkan rasio margin laba kotor pada tahun 2016 sebesar 0.28. Perbandingan rasio
margin laba kotor dari tahun 2015 ke tahun 2016tetap. Hal ini disebabkan karena penjualan
dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 5908574 dan harga pokok
penjualan dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 4795469. Walaupun
adakenaikan dari tahun 2014 ke tahun 2015tetapi perbandingannya tetap sama dengan
tahun sebelumnya mengakibatkan rasio margin laba kotor tidak berubah.
 Margin Laba Operasi (operating profit margin)
Margin Laba Operasi adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan. Operating profit margin mengukur persentase dari profit yang diperoleh
perusahaan dari tiap penjualan sebelum dikurangi dengan biaya bunga dan pajak. Pada
umumnya semakin tinggi rasio ini maka semakin baik.
Dari data yang telah kami analisis didapatkan data sebagai berikut :
2013-2014
Rasio 2013 Rasio 2014 Kenaikan / Selisih % Perubahan
Penurunan
kenaikan 0.01 1%
0.12 0.13

Analisis :

Rumus rasio margin laba operasi adalah : laba operasi / penjualan. Laba operasi tahun
2013 sebesar6,691,722 sedangkan laba operasi tahun 2014 sebesar 8,577,656.
Penjualan pada tahun 2013 adalah 55,436,954, sedangkan penjualan pada tahun 2014
adalah 65,185,850.

Dari perhitungan diatas didapat rasio margin laba operasi pada tahun 2013 sebesar
0.12 sedangkan rasio margin laba operasi pada tahun 2014 sebesar 0.13. Perbandingan
rasio margin laba operasi dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar
0,01atau sebesar 1%. Hal ini disebabkan karena laba operasi dari tahun 2013 ke tahun 2014
mengalami kenaikan sebesar 1885934 dan penjualan dari tahun 2013 ke tahun 2014
mengalami kenaikan sebesar 9748896. Kenaikan laba operasi t sebanding dengan kenaikan
penjualan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengakibatkan rasio margin laba operasi
mengalami kenaikan.
2014-2015
Rasio 2013 Rasio 2014 Kenaikan / Selisih % Perubahan
Penurunan
Kenaikan 0,01 1%
0.13 0.14

Analisis :

Rumus rasio margin laba operasi adalah : laba operasi / penjualan. Laba operasi tahun
2014 sebesar8,577,656 sedangkan laba operasi tahun 2015 sebesar 10,064,867.
Penjualan pada tahun 2014 adalah 65,185,850, sedangkan penjualan pada tahun 2015
adalah 70,365,573.
Dari perhitungan diatas didapat rasio margin laba operasi pada tahun 2014 sebesar
0.13 sedangkan rasio margin laba operasi pada tahun 2015 sebesar 0.14. Perbandingan
rasio margin laba operasi dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar
0,01atau sebesar 1%. Hal ini disebabkan karena laba operasi dari tahun 2014 ke tahun 2015
mengalami kenaikan sebesar 1487211 dan penjualan dari tahun 2014 ke tahun 2015
mengalami kenaikan sebesar 5179723. Kenaikan laba operasi sebanding dengan kenaikan
penjualan dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengakibatkan rasio margin laba operasi
mengalami kenaikan.

2015-2016
Rasio 2013 Rasio 2014 Kenaikan / Selisih % Perubahan
Penurunan
Penurunan 0,01 1%
0,14 0.13

Analisis :

Rumus rasio margin laba operasi adalah : laba operasi / penjualan. Laba operasi tahun
2015 sebesar10,064,867 sedangkan laba operasi tahun 2016 sebesar 10,122,038.

Penjualan pada tahun 2015 adalah 70,365,573, sedangkan penjualan pada tahun 2016
adalah 76,274,147.

Dari perhitungan diatas didapat rasio margin laba operasi pada tahun 2015 sebesar 0.14
sedangkan rasio margin laba operasi pada tahun 2016 sebesar 0.13 . Perbandingan rasio
margin laba operasi dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 0,01atau
sebesar 1 %. Hal ini disebabkan karena laba operasi dari tahun 2015 ke tahun 2016
mengalami kenaikan sebesar 57171 dan penjualan dari tahun 2015 ke tahun 2016
mengalami kenaikan sebesar5908574. Penurunan laba operasi tidak sebanding dengan
kenaikan penjualan dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengakibatkan rasio margin laba
operasi mengalami penurunan
 Margin Laba Bersih (net profit margin)
Margin Laba Bersih adalah perbandingan total jumlah laba bersih dengan total jumlah
pendapatan perusahaan. Istilah ini juga dikenal dengan singkatannya, NPM. NPM biasanya
digunakan untuk mengukur tipis atau tebal-nya laba perusahaan.
Dari data yang telah kami analisis didapatkan data sebagai berikut :
2013-2014
Rasio 2013 Rasio 2014 Kenaikan / Selisih % Perubahan
Penurunan
tetap 0 0%
0.08 0.08

Analisis :

Rumus rasio margin laba bersih adalah : laba bersih / penjualan. Laba bersih tahun
2013 sebesar4,383,932 sedangkan laba bersih tahun 2014 sebesar 5,395,293.
Penjualan pada tahun 2013 adalah 55,436,954, sedangkan penjualan pada tahun 2014
adalah 65,185,850.

Dari perhitungan diatas didapat rasio margin laba bersih pada tahun 2013 sebesar 0.08
sedangkan rasio margin laba bersih pada tahun 2014 sebesar 0.8. Perbandingan rasio
margin laba bersih dari tahun 2013 ke tahun 2014tidak mengalami perubahan.

2014-2015
Rasio 2014 Rasio 2015 Kenaikan / Selisih % Perubahan
Penurunan
Kenaikan 0,01 1%
0.08 0.09

Analisis :

Rumus rasio margin laba bersih adalah : laba bersih / penjualan. Laba bersih tahun 2014
sebesar5,395,293 sedangkan laba bersih tahun 2015 sebesar 6,452,834.
Penjualan pada tahun 2014 adalah 65,185,850, sedangkan penjualan pada tahun 2015
adalah 70,365,573.
Dari perhitungan diatas didapat rasio margin laba bersih pada tahun 2014 sebesar 0.08
sedangkan rasio margin laba bersih pada tahun 2015 sebesar 0.09. Perbandingan rasio
margin laba bersih dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,01 atau
sebesar 1%. Hal ini disebabkan karena laba bersih dari tahun 2014 ke tahun 2015
mengalami kenaikan sebesar 1057541 dan penjualan dari tahun 2014 ke tahun 2015
mengalami kenaikan sebesar 5179723. kenaikan laba bersih sebanding dengan penjualan
dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengakibatkan rasio tingkat pengembalian aset mengalami
kenaikan.

2015-2016
Rasio 2015 Rasio 2016 Kenaikan / Selisih % Perubahan
Penurunan
tetap 0 0%
0.09 0.09

Analisis :

Rumus rasio margin laba bersih adalah : laba bersih / penjualan. Laba bersih tahun 2015
sebesar6,452,834sedangkan laba bersih tahun 2016 sebesar 6,672,682.
Penjualan pada tahun 2015 adalah 70,365,573, sedangkan penjualan pada tahun 2016
adalah 76,274,147.

Dari perhitungan diatas didapat rasio margin laba bersih pada tahun 2015 sebesar 0.09
sedangkan rasio margin laba bersih pada tahun 2016 sebesar 0.9. Perbandingan rasio
margin laba bersih dari tahun 2015 ke tahun 2016tidak mengalami perubahan.

Analisis Rasio dari Tahun 2013 ke Tahun 2014

Pemanfaatan Aset (Asset Utilization)

 Perputaran Kas (cash turnover)


Perputaran Kas adalah berapa kali perusahaan telah memutar kas selama periode
pelaporan, yang dihitung dari omset tunai berdasarkan pendapatan perusahaan dibagi
saldo kas rata-rata selama periode tersebut.

Dari data yang telah kami analisis didapatkan data sebagai berikut:

Rasio Rasio 2014 Kenaikan/Penurunan Selisih


2013

30,32 35,65 kenaikan 5,33

Analisis:

Rumus rasio perputaran kas adalah: Penjualan / Rata-rata kas dan setara kas. Penjualan
perusahaan pada tahun 2013 sebesar 55,436,954sedangkan penjualan pada tahun 2014
sebesar 65,185,850.

Rata-rata kas dan setara kas pada tahun 2013 dan 2014 adalah (1,595,120+
2,725,891+1,588,110+ 1,404,108)/4=1828307,25

Dari perhitungan diatas didapat rasio perputaran kas pada tahun 2013 sebesar 30,32
sedangkan rasio perputaran kas pada tahun 2014 sebesar 35,65. Perbandingan rasio
perputaran kas dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 5,33.Hal ini
disebabkan karena penjualan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami kenaikkan, tetapi
rata-rata kas dan setara kas pada tahun 2013 ke tahun 2014 tetap. Kenaikkan penjualan
sebanding dengan peningkatan rata-rata kas dan setara kas dari tahun 2013 ke tahun 2014
mengakibatkan rasio perputaran kas mengalami kenaikan.

Rasio Rasio 2015 Kenaikan/Penurunan Selisih


2014

35,65 41,72 kenaikan 6,07

Analisis:

Rumus rasio perputaran kas adalah: Penjualan / Rata-rata kas dan setara kas. Penjualan
perusahaan pada tahun 2014 sebesar 65,185,850sedangkan penjualan pada tahun 2014
sebesar 70,365,573.
Rata-rata kas dan setara kas pada tahun 2014dan 2015adalah (1,595,120+
2,725,891+1,588,110+ 1,404,108)/4=1828307,25

Dari perhitungan diatas didapat rasio perputaran kas pada tahun 2014 sebesar 35,65
sedangkan rasio perputaran kas pada tahun 2015 sebesar 41,72. Perbandingan rasio
perputaran kas dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 6.07.Hal ini
disebabkan karena penjualan dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami kenaikkan, tetapi
rata-rata kas dan setara kas pada tahun 2014 ke tahun 2015tetap. Kenaikkan penjualan
sebanding dengan peningkatan rata-rata kas dan setara kas dari tahun 2014 ke tahun 2015
mengakibatkan rasio perputaran kas mengalami kenaikan.

Rasio Rasio 2016 Kenaikan/Penurunan Selisih


2015

41,72 38,49 penurunan 3,23

Analisis:

Rumus rasio perputaran kas adalah: Penjualan / Rata-rata kas dan setara kas. Penjualan
perusahaan pada tahun 2015 sebesar 70,365,573sedangkan penjualan pada tahun 2016
sebesar 76,274,147.

Rata-rata kas dan setara kas pada tahun 2014dan 2015 adalah (1,595,120+
2,725,891+1,588,110+ 1,404,108)/4=1828307,25

Dari perhitungan diatas didapat rasio perputaran kas pada tahun 2015 sebesar
41.72sedangkan rasio perputaran kas pada tahun 2016 sebesar 38,49. Perbandingan rasio
perputaran kas dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami penururnan sebesar 3,23.Hal ini
disebabkan karena penjualan dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami kenaikkan, tetapi
rata-rata kas dan setara kas pada tahun 2015 ke tahun 2016tetap. Tetapi kenaikkan
penjualan tidak sebanding dengan peningkatan rata-rata kas dan setara kas dari tahun
2015 ke tahun 2016 mengakibatkan rasio perputaran kas mengalami penurunan.
 Perputaran Piutang Usaha (account receivable turnover)

Perputaran piutang usaha adalah perhitungan rasio yang mengukur berapa kali piutang
telah diubah menjadi kas selama tahun tersebut.

Dari data yang telah kami analisis didapatkan data sebagai berikut:

Rasio Rasio 2014 Kenaikan/Penurunan Selisih


2013
30,02 35,30 naik 5,38
Analisis:

Rumus rasio perputaran piutang usaha adalah: penjualan/rata-rata piutang. Penjualan


perusahaan pada tahun 2013 sebesar 55,436,954 sedangkan penjualan pada tahun 2014
sebesar 65,185,850.

Rata-rata piutang pada tahun 2013 dan 2014 adalah (1,595,120+ 2,725,891+1,588,110+
1,404,108)/4=1828307,25

Dari perhitungan diatas didapat rasio perputaran piutang usaha pada tahun 2013 sebesar
30,02sedangkan rasio perputaran piutang kas pada tahun 2014 sebesar 35,30.
Perbandingan rasio perputaran piutang kas dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami
kenaikan sebesar 5,38. Hal ini disebabkan karena penjualan dari tahun 2013 ke tahun
2014 mengalami kenaikkan, tetapi rata-rata kas dan setara kas pada tahun 2013 ke tahun
2014tetap. Kenaikkan penjualan sebanding dengan peningkatan rata-rata kas dan setara
kas dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengakibatkan rasio perputaran kas mengalami
kenaikan..

Perputaran piutang usaha dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami kenaikkan. Hal ini
mengidikasikan kondisi perusahaan yang semakin baik karena hal ini menunjukkan
kenaikkan piutang perusahaan yang telah diubah menjadi kas selama tahun tersebut.

Rasio Rasio 2015 Kenaikan/Penurunan Selisih


2014
35,30 38,11 naik 2,81
Analisis:

Rumus rasio perputaran piutang usaha adalah: penjualan/rata-rata piutang. Penjualan


perusahaan pada tahun 2014 sebesar 65,185,850sedangkan penjualan pada tahun 2015
sebesar 70,365,573.

Rata-rata piutang pada tahun 2014 dan 2015adalah (1,595,120+ 2,725,891+1,588,110+


1,404,108)/4=1828307,25

Dari perhitungan diatas didapat rasio perputaran piutang usaha pada tahun 2014 sebesar
35,30sedangkan rasio perputaran piutang kas pada tahun 2015 sebesar 38,11.
Perbandingan rasio perputaran piutang kas dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami
kenaikan sebesar 2,81. Hal ini disebabkan karena penjualan dari tahun 2014 ke tahun
2015 mengalami kenaikkan, tetapi rata-rata kas dan setara kas pada tahun 2014 ke tahun
2015tetap. Kenaikkan penjualan sebanding dengan peningkatan rata-rata kas dan setara
kas dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengakibatkan rasio perputaran kas mengalami
kenaikan..

Perputaran piutang usaha dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami kenaikkan. Hal ini
mengidikasikan kondisi perusahaan yang semakin baik karena hal ini menunjukkan
kenaikkan piutang perusahaan yang telah diubah menjadi kas selama tahun tersebut.

Rasio Rasio 2016 Kenaikan/Penurunan Selisih


2015
38,11 41,31 naik 3,2
Analisis:

Rumus rasio perputaran piutang usaha adalah: penjualan/rata-rata piutang. Penjualan


perusahaan pada tahun 2015 sebesar 70,365,573sedangkan penjualan pada tahun 2016
sebesar 76,274,147.

Rata-rata piutang pada tahun 2015 dan 2016adalah (1,595,120+ 2,725,891+1,588,110+


1,404,108)/4=1828307,25
Dari perhitungan diatas didapat rasio perputaran piutang usaha pada tahun 2015 sebesar
38,11sedangkan rasio perputaran piutang kas pada tahun 2016 sebesar 41,31.
Perbandingan rasio perputaran piutang kas dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami
kenaikan sebesar 3,2. Hal ini disebabkan karena penjualan dari tahun 2015ke tahun 2016
mengalami kenaikkan, tetapi rata-rata kas dan setara kas pada tahun 2015 ke tahun
2016tetap. Kenaikkan penjualan sebanding dengan peningkatan rata-rata kas dan setara
kas dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengakibatkan rasio perputaran kas mengalami
kenaikan..

Perputaran piutang usaha dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami kenaikkan. Hal ini
mengidikasikan kondisi perusahaan yang semakin baik karena hal ini menunjukkan
kenaikkan piutang perusahaan yang telah diubah menjadi kas selama tahun tersebut.

 Perputaran Persediaan (inventory turnover)

Perputaran persediaan adalah rasio yang mengukur berapa banyak persediaan berputar
(dijual) selama tahun terkait.

Dari data yang telah kami analisis didapatkan data sebagai berikut:

Rasio 2013 Rasio 2014 Kenaikan/Penuruna Selisih


n

1,28 1,48 Kenaikan 0,20

Analisis:

Rumus rasio perputaran persediaan adalah: Harga pokok penjualan/rata-rata persediaan.

Harga pokok penjualan pada tahun 2013 adalah 44,563,096sedangkan harga pokok
penjualan pada tahun 2014 adalah 51,806,284.

Rata-rata piutang pada tahun 2014 dan 2015 adalah (1,595,120+ 2,725,891+1,588,110+
1,404,108)/4=1828307,25
Dari perhitungan diatas didapat rasio perputaran persediaan pada tahun 2013 sebesar 1,28
sedangkan rasio perputaran persediaan pada tahun 2014 sebesar 1,48. Perbandingan rasio
perputaran persediaan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 0,20.
Hal ini disebabkan karena pada tahun 2013 nilai harga pokok penjualan tinggi tetapi rata-
rata persediannya teta. Sedangkan pada tahun 2014 nilai pokok penjualannya tinggi dan
rata-rata persediannya yang membagi harga pokok penjualan juga memiliki nilai yang
tinggi.

Perputaran persediaan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami penurunan. Hal ini
mengidikasikan kondisi perusahaan yang memburuk karena hal ini menunjukkan
penurunan jumlah persediaan berputar (dijual) selama tahun 2013-2014.

Rasio 2013 Rasio 2014 Kenaikan/Penuruna Selisih


n
1,48 1.57 Kenaikan 0,09

Analisis:

Rumus rasio perputaran persediaan adalah: Harga pokok penjualan/rata-rata persediaan.

Harga pokok penjualan pada tahun 2014 adalah 51,806,284sedangkan harga pokok
penjualan pada tahun 2015 adalah 54.879.962.

Rata-rata piutang pada tahun 2014 dan 2015 adalah (1,595,120+ 2,725,891+1,588,110+
1,404,108)/4=1828307,25

Dari perhitungan diatas didapat rasio perputaran persediaan pada tahun 2014 sebesar 1,48
sedangkan rasio perputaran persediaan pada tahun 2015 sebesar 1,57. Perbandingan rasio
perputaran persediaan dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,9.
Hal ini disebabkan karena pada tahun 2014 nilai harga pokok penjualan tinggi tetapi rata-
rata persediannya teta. Sedangkan pada tahun 2015 nilai pokok penjualannya tinggi dan
rata-rata persediannya yang membagi harga pokok penjualan juga memiliki nilai yang
tinggi.
Perputaran persediaan dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami penurunan. Hal ini
mengidikasikan kondisi perusahaan yang memburuk karena hal ini menunjukkan
penurunan jumlah persediaan berputar (dijual) selama tahun 2014-2015

Rasio 2013 Rasio 2014 Kenaikan/Penurunan Selisih


1,57 1.71 Kenaikan 0,14
Analisis:

Rumus rasio perputaran persediaan adalah: Harga pokok penjualan/rata-rata persediaan.

Harga pokok penjualan pada tahun 2015 adalah 54.879.962 sedangkan harga pokok
penjualan pada tahun 2016 adalah 59.674.431.

Rata-rata piutang pada tahun 2015 dan 2016 adalah (1,595,120+ 2,725,891+1,588,110+
1,404,108)/4=1828307,25

Dari perhitungan diatas didapat rasio perputaran persediaan pada tahun 2015 sebesar 1,57
sedangkan rasio perputaran persediaan pada tahun 2016 sebesar 1,71. Perbandingan rasio
perputaran persediaan dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,14.
Hal ini disebabkan karena pada tahun 2015 nilai harga pokok penjualan tinggi tetapi rata-
rata persediannya teta. Sedangkan pada tahun 2016 nilai pokok penjualannya tinggi dan
rata-rata persediannya yang membagi harga pokok penjualan juga memiliki nilai yang
tinggi.

Perputaran persediaan dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami penurunan. Hal ini
mengidikasikan kondisi perusahaan yang memburuk karena hal ini menunjukkan
penurunan jumlah persediaan berputar (dijual) selama tahun 2014-2015

 Perputaran Modal Kerja (working capital turnover)

Dari data yang telah kami analisis didapatkan data sebagai berikut:

Rasio 2013 Rasio 2014 Kenaikan/Penurunan Selisih


3,26 3,83 Kenaikan 0,43
Analisis:

Rumus rasio perputaran modal kerja adalah: Penjualan/rata-rata modal kerja.

Penjualan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp 55.436.954, sedangkan penjualan pada
tahun 2014 adalah sebesar Rp 65.185.850

Rata-rata modal kerja pada tahun 2013 adalah sebesar (((34604461-


20094580)+(38532600- 23783134)+( 42568431- 24.045.086)+( 41933173-
21638565))/4)))=17019325

Dari perhitungan diatas didapat rasio perputaran modal kerja pada tahun 2013 sebesar
3,26 dan 2014 sebesar 3,83, Perbandingan rasio perputaran modal kerja dari tahun 2013
ke tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 0,43 . Hal ini disebabkan karena pada tahun
2014 penjualan mengalami kenaikkan dibandingkan penjualan pada tahun 2013, namun
pada sisi rata-rata modal kerja tetap. Hal ini menyebabkan rasio perputaran modal kerja
di tahun 2014 hasilnya lebih besar dibandingkan dengan di tahun 2013.

Kenaikan pada rasio perputaran modal kerja mengindikasikan kondisi perusahaan dimana
dana yang digunakan untuk modal kerja naik yang berarti kondisi perusahaan baik.

Rasio 2014 Rasio 2015 Kenaikan/Penurunan Selisih

3,83 4.13 Kenaikan 0,3


Analisis:

Rumus rasio perputaran modal kerja adalah: Penjualan/rata-rata modal kerja.

Penjualan pada tahun 2014 adalah sebesar Rp 70365573, sedangkan penjualan pada tahun
2015 adalah sebesar Rp 65.185.850

Rata-rata modal kerja pada tahun 2014 adalah sebesar (((34604461-


20094580)+(38532600- 23783134)+( 42568431- 24.045.086)+( 41933173-
21638565))/4)))=17019325
Dari perhitungan diatas didapat rasio perputaran modal kerja pada tahun 2014 sebesar
3,83dan 2015 sebesar 4,13, Perbandingan rasio perputaran modal kerja dari tahun 2014
ke tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,3 . Hal ini disebabkan karena pada tahun
2014 penjualan mengalami kenaikkan dibandingkan penjualan pada tahun 2015, namun
pada sisi rata-rata modal kerja tetap. Hal ini menyebabkan rasio perputaran modal kerja
di tahun 2015 hasilnya lebih besar dibandingkan dengan di tahun 2014.

Kenaikan pada rasio perputaran modal kerja mengindikasikan kondisi perusahaan dimana
dana yang digunakan untuk modal kerja naik yang berarti kondisi perusahaan baik.

Rasio 2015 Rasio 2016 Kenaikan/Penurunan Selisih

4.13 4.48 Kenaikan 0,35


Analisis:

Rumus rasio perputaran modal kerja adalah: Penjualan/rata-rata modal kerja.

Penjualan pada tahun 2015 adalah sebesar Rp 70365573, sedangkan penjualan pada tahun
2016 adalah sebesar Rp 76274147

Rata-rata modal kerja pada tahun 2015 adalah sebesar (((34604461-


20094580)+(38532600- 23783134)+( 42568431- 24.045.086)+( 41933173-
21638565))/4)))=17019325

Dari perhitungan diatas didapat rasio perputaran modal kerja pada tahun 2015 sebesar
4,13 dan 2016 sebesar 4,48, Perbandingan rasio perputaran modal kerja dari tahun 2015
ke tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,35 . Hal ini disebabkan karena pada tahun
2015 penjualan mengalami kenaikkan dibandingkan penjualan pada tahun 2016, namun
pada sisi rata-rata modal kerja tetap. Hal ini menyebabkan rasio perputaran modal kerja
di tahun 2016 hasilnya lebih besar dibandingkan dengan di tahun 2015.

Kenaikan pada rasio perputaran modal kerja mengindikasikan kondisi perusahaan dimana
dana yang digunakan untuk modal kerja naik yang berarti kondisi perusahaan baik.
 Perputaran Aset Tetap (PPE turnover)

Dari data yang telah kami analisis didapatkan data sebagai berikut:

Rasio 2013 Rasio 2014 Kenaikan/Penurunan Selisih


2,98 2,98 tetap 0
Analisis:

Rumus rasio perputaran aset tetap adalah: Penjualan/rata-rata aset tetap.

Penjualan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp 55436954, sedangkan penjualan pada tahun
2014 adalah sebesar Rp 65185850.

Rata-rata aset tetap pada tahun 2013 dan 2014 adalah sebesar (Rp34604461+
Rp38532600+42568431+41933173)/4= 39409666,25

Dari perhitungan diatas didapat rasio perputaran aset tetap pada tahun 2013 sebesar 2,98,
sedangkan rasio perputaran aset tetap pada tahun 2014 sebesar 2,98. Perbandingan rasio
perputaran modal kerja dari tahun 2013 ke tahun 2014 tetap sebesar 2,98. Hal ini
disebabkan karena pada tahun 2014 penjualan mengalami kenaikkan dibandingkan
penjualan pada tahun 2013, namun pada sisi rata-rata aset tetap tidak berubah. Hal ini
menyebabkan rasio perputaran asset tetap di tahun 2014 sama saja dengan di tahun 2013.

Rasio 2014 Rasio 2015 Kenaikan/Penurunan Selisih


2,98 2,98 tetap 0

Analisis:

Rumus rasio perputaran aset tetap adalah: Penjualan/rata-rata aset tetap.

Penjualan pada tahun 2014 adalah sebesar Rp 65185850, sedangkan penjualan pada tahun
2015 adalah sebesar Rp 70365573.
Rata-rata aset tetap pada tahun 2014 dan 2015 adalah sebesar (Rp34604461+
Rp38532600+42568431+41933173)/4= 39409666,25

Dari perhitungan diatas didapat rasio perputaran aset tetap pada tahun 2014 sebesar 2,98,
sedangkan rasio perputaran aset tetap pada tahun 2015 sebesar 2,98. Perbandingan rasio
perputaran modal kerja dari tahun 2014 ke tahun 2015 tetap sebesar 2,98. Hal ini
disebabkan karena pada tahun 2014 penjualan mengalami kenaikkan dibandingkan
penjualan pada tahun 2015, namun pada sisi rata-rata aset tetap tidak berubah. Hal ini
menyebabkan rasio perputaran asset tetap di tahun 2015 sama saja dengan di tahun 2014

Rasio 2015 Rasio 2016 Kenaikan/Penurunan Selisih

2,98 2,98 tetap 0

Analisis:

Rumus rasio perputaran aset tetap adalah: Penjualan/rata-rata aset tetap.

Penjualan pada tahun 2015 adalah sebesar Rp 70365573sedangkan penjualan pada tahun
2016 adalah sebesar Rp 76274147.

Rata-rata aset tetap pada tahun 2015 dan 2016 adalah sebesar (Rp34604461+
Rp38532600+42568431+41933173)/4= 39409666,25

Dari perhitungan diatas didapat rasio perputaran aset tetap pada tahun 2015 sebesar 2,98,
sedangkan rasio perputaran aset tetap pada tahun 2016 sebesar 2,98. Perbandingan rasio
perputaran modal kerja dari tahun 2015 ke tahun 2016 tetap sebesar 2,98. Hal ini
disebabkan karena pada tahun 2015 penjualan mengalami kenaikkan dibandingkan
penjualan pada tahun 2016, namun pada sisi rata-rata aset tetap tidak berubah. Hal ini
menyebabkan rasio perputaran asset tetap di tahun 2016 sama saja dengan di tahun 2015.

 Perputaran Total Aset (total asset turnover)

Rasio perputaran total aset adalah rasio yang mengukur efisiensi total aset untuk
menghasilkan penjualan.

Dari data yang telah kami analisis didapatkan data sebagai berikut:
Rasio 2013 Rasio 2014 Kenaikan/Penuruna Selisih
n

0,94 1,11 kenaikan 0,17

Analisis:

Rumus rasio perputaran total aset adalah: Penjualan/rata-rata total aset.

Penjualan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp 55436954, sedangkan penjualan pada tahun
2014 adalah sebesar Rp 65185850.

Rata-rata total aset pada tahun 2013 dan 2014 adalah sebesar (Rp62951634+
Rp63505413+Rp 58220600+ Rp 50770251)/4= Rp58861974,5

Dari perhitungan diatas didapat rasio perputaran total aset pada tahun 2013 adalah
sebesar 0,94, sedangkan rasio perputaran total aset pada tahun 2014 adalah sebesar 1,11.
Perbandingan rasio perputaran total aset 2013 dengan 2014 mengalami kenaikan sebesar
0,17 .Hal ini disebabkan oleh penjualan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami
kenaikan yang cukup tinggi, sedangkan kenaikkan rata-rata aset tetap tidak mengalami
perubahan.

Kenaikkan pada rasio perputaran total aset ini mengindikasikan kondisi perusahaan yang
baik karena berarti total aset yang dimiliki perusahaan cukup besar untuk menghasilkan
penjualan sebagaimana yang diinginkan perusahaan.

Rasio 2014 Rasio 2015 Kenaikan/Penuruna Selisih


n

1,11 1,20 kenaikan 0,1

Analisis:

Rumus rasio perputaran total aset adalah: Penjualan/rata-rata total aset.

Penjualan pada tahun 2014 adalah sebesar Rp 65185850, sedangkan penjualan pada tahun
2015 adalah sebesar Rp 70365573
Rata-rata total aset pada tahun 2014 dan 2015 adalah sebesar (Rp62951634+
Rp63505413+Rp 58220600+ Rp 50770251)/4= Rp58861974,5

Dari perhitungan diatas didapat rasio perputaran total aset pada tahun 2014 adalah
sebesar 1.11, sedangkan rasio perputaran total aset pada tahun 2015 adalah sebesar 1.2.
Perbandingan rasio perputaran total aset 2014 dengan 2015 mengalami kenaikan sebesar
0,1. Hal ini disebabkan oleh penjualan dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami
kenaikan yang cukup tinggi, sedangkan kenaikkan rata-rata aset tetap tidak mengalami
perubahan.

Kenaikkan pada rasio perputaran total aset ini mengindikasikan kondisi perusahaan yang
baik karena berarti total aset yang dimiliki perusahaan cukup besar untuk menghasilkan
penjualan sebagaimana yang diinginkan perusahaan.

Rasio 2015 Rasio 2016 Kenaikan/Penuruna Selisih


n

1,2 1,3 kenaikan 0,1

Analisis:

Rumus rasio perputaran total aset adalah: Penjualan/rata-rata total aset.

Penjualan pada tahun 2015 adalah sebesar Rp 70365573, sedangkan penjualan pada tahun
2016 adalah sebesar Rp 76274147

Rata-rata total aset pada tahun 2015 dan 2016 adalah sebesar (Rp62951634+
Rp63505413+Rp 58220600+ Rp 50770251)/4= Rp58861974,5

Dari perhitungan diatas didapat rasio perputaran total aset pada tahun 2015 adalah
sebesar 1.2, sedangkan rasio perputaran total aset pada tahun 2016adalah sebesar 1.3.
Perbandingan rasio perputaran total aset 2015dengan 2016 mengalami kenaikan sebesar
0,1. Hal ini disebabkan oleh penjualan dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami
kenaikan yang cukup tinggi, sedangkan kenaikkan rata-rata aset tetap tidak mengalami
perubahan.
Kenaikkan pada rasio perputaran total aset ini mengindikasikan kondisi perusahaan yang
baik karena berarti total aset yang dimiliki perusahaan cukup besar untuk menghasilkan
penjualan sebagaimana yang diinginkan perusahaan.

ANALISIS RASIO - UKURAN PASAR (MARKET MEASURE)


1. Rasio harga terhadap laba (price-to-earning ratio)
Rasio harga terhadap laba (price-to-earning ratio) adalah besarnya rupiah yang harus
dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan.

a. Dari data yang telah kami analisis didapatkan data 2013-2014 sebagai berikut:
Rasio harga KENAIKAN
terhadap laba RASIO 2013 RASIO 2014 /
SELISIH
= harga pasar PENURUN
per lembar AN
saham / laba 12722
67214 54492 Penurunan
per saham

Analisis:
 Harga pasar per lembar saham pada tahun 2013 adalah 3470 & tahun 2014 sebesar
3345.
 Laba per saham pada tahun 2013 sebesar 19.37 sedangkan laba per saham pada tahun
2014 sebesar 16,44
 Dari perhitungan di atas didapat rasio harga terhadap laba pada tahun 2013 sebesar
67214 sedangkan rasio harga terhadap laba pada tahun 2014 sebesar 54492 .
Perbandingan rasio harga terhadap laba dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami
penurunan sebesar 12722 . Hal ini disebabkan karena harga pasar per lembar saham
dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami penurunan , sedangkan laba per saham dari
tahun 2013 ke 2014 juga mengalami penurunan sebesar 2,93 . penurunan harga
pasar per lembar saham di ikuti dengan penurunan laba per saham dari tahun 2013 ke
tahun 2014 yang mengakibatkan rasio harga terhadap laba mengalami penurunan.

b. Dari data yang telah kami analisis didapatkan data 2014-105 sebagai berikut:
Rasio harga KENAIKAN
terhadap laba /
RASIO 2014 RASIO 2015 SELISIH
= harga pasar PENURUN
per lembar AN
saham / laba
per saham 54992 60459 kenaikan 5467

Analisis:
 Harga pasar per lembar saham pada tahun 2014 adalah 3345 & tahun 2015 sebesar
2790.
 Laba per saham pada tahun 2014 sebesar 16,44 sedangkan laba per saham pada tahun
2015 sebesar 21,67.
 Dari perhitungan di atas didapat rasio harga terhadap laba pada tahun 2014 sebesar
54992 sedangkan rasio harga terhadap laba pada tahun 2015 sebesar 60459 .
Perbandingan rasio harga terhadap laba dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami
kenaikan sebesar 5467 . Hal ini disebabkan karena harga pasar per lembar saham dari
tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami penurunan , sedangkan laba per saham dari
tahun 2014 ke 2015 mengalami kenaikan sebesar 5,23 . penurunan harga pasar per
lembar saham tidak sebanding dengan kenaikan laba per saham dari tahun 2014 ke
tahun 2015 yang mengakibatkan rasio harga terhadap laba mengalami kenaikan .

c. Dari data yang telah kami analisis didapatkan data 2015-2016 sebagai berikut:
KENAIKAN
Rasio harga /
terhadap laba RASIO 2015 RASIO 2016 PENURUN SELISIH
= harga pasar AN
per lembar
saham / laba 18451
60459 42008 Penurunan
per saham

Analisis:
 Harga pasar per lembar saham pada tahun 2015 adalah 2790 & tahun 2016 sebesar
2250.
 Laba per saham pada tahun 2015 sebesar 21,67 sedangkan laba per saham pada tahun
2016 sebesar 18,67
 Dari perhitungan di atas didapat rasio harga terhadap laba pada tahun 2015 sebesar
60459 sedangkan rasio harga terhadap laba pada tahun 2016 sebesar 42008 .
Perbandingan rasio harga terhadap laba dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami
penurunan sebesar 18451 . Hal ini disebabkan karena harga pasar per lembar saham
dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami penurunan ,dan laba per saham dari tahun
2015 ke 2016 juga mengalami penurunan sebesar 3 . penurunan harga pasar per
lembar saham di ikuti dengan penurunan laba per saham dari tahun 2015 ke tahun
2016 yang mengakibatkan rasio harga terhadap laba mengalami penurunan.
2. Hasil Laba (earning yield)
Hasil Laba (earning yield) adalah penghasilan setiap tahun yang diperoleh dari masing-
masing saham perusahaan sesuai dengan presentase harga saham saat itu.

a. Dari data yang telah kami analisis didapatkan data 2013-2014 sebagai berikut:
KENAIKAN
/
Rasio hasil laba = RASIO 2013 RASIO 2014 PENURUN SELISIH
laba per saham / AN
harga pasar per
lembar saham 0.0091973
0.05163 0.0608273 Kenaikan

Analisis:
 Laba per saham pada tahun 2013 sebesar 3470 sedangkan laba per saham pada tahun
2014 sebesar 3345.
 Harga pasar per lembar saham pada tahun 2013 sebesar 67214 & tahun 2014 sebesar
54992.
 Dari perhitungan di atas didapat rasio hasil laba pada tahun 2013 sebesar 0.05163
sedangkan rasio hasil laba pada tahun 2014 sebesar 0.0608273. Perbandingan rasio
harga terhadap laba dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar
0.0091973. Hal ini disebabkan karena laba per saham dari tahun 2013 ke 2014
mengalami penurunan, sedangkan harga pasar per lembar saham dari tahun 2013 ke
tahun 2014 juga mengalami penurunan. Penurunan laba per saham sebanding
sebanding dengan penurunan nilai harga pasar per lembar saham dari tahun 2013 ke
tahun 2014 yang mengakibatkan rasio harga terhadap laba mengalami kenaikan.

b. Dari data yang telah kami analisis didapatkan data 2014-2015 sebagai berikut:
KENAIKAN /
RASIO 2014 RASIO 2015 PENURUNA SELISIH
Rasio hasil laba = N
laba per saham /
harga pasar per
lembar saham 0.046146747 penurunan 0.014681
0.0608273

Analisis:
 Laba per saham pada tahun 2014 sebesar 3345 sedangkan laba per saham pada tahun
2015 sebesar 2250.
 Harga pasar per lembar saham pada tahun 2014 sebesar 54992 & tahun 2015
sebesar 60459.
 Dari perhitungan di atas didapat rasio hasil laba pada tahun 2014 sebesar 0.0608273
sedangkan rasio hasil laba pada tahun 2015 sebesar 0.046146747. Perbandingan rasio
harga terhadap laba dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami penurunan sebesar
0.014681. Hal ini disebabkan karena laba per saham dari tahun 2014 ke 2015
mengalami penurunan, sedangkan harga pasar per lembar saham dari tahun 2014 ke
tahun 2015 mengalami kenaikan. Penurunan laba per saham tidak sebanding dengan
kenaikan nilai harga pasar per lembar saham dari tahun 2014 ke tahun 2015 yang
mengakibatkan rasio harga terhadap laba mengalami penurunan.

c. Dari data yang telah kami analisis didapatkan data 2015-2016 sebagai berikut:
KENAIKAN
/
Rasio hasil laba = RASIO 2015 RASIO 2016 PENURUN SELISIH
laba per saham / AN
harga pasar per
lembar saham 0.00741516
0.046146747 0.0535619 Kenaikan

Analisis:
 Laba per saham pada tahun 2015 sebesar 2790 sedangkan laba per saham pada tahun
2016 sebesar 2250.
 Harga pasar per lembar saham pada tahun 2015 sebesar 60459 & tahun 2016 sebesar
42008.
 Dari perhitungan di atas didapat rasio hasil laba pada tahun 2015 sebesar
0.046146747 sedangkan rasio hasil laba pada tahun 2016 sebesar 0.0535619.
Perbandingan rasio harga terhadap laba dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami
kenaikan sebesar 0.00741516. Hal ini disebabkan karena laba per saham dari tahun
2015 ke 2016 mengalami penurunan, sedangkan harga pasar per lembar saham dari
tahun 2015 ke tahun 2016 juga mengalami penurunan. Penurunan laba per saham
sebanding sebanding dengan penurunan nilai harga pasar per lembar saham dari
tahun 2015 ke tahun 2016 yang mengakibatkan rasio harga terhadap laba mengalami
kenaikan.

3. Hasil dividen (dividend yield)


Hasil dividen (dividend yield) adalah suatu cara untuk menentukan seberapa besar suatu
perusahaan dalam membagikan dividend kepada pemilik saham dilihat dari harga
sahamnya yang sekarang.

a. Dari data yang telah kami analisis didapatkan data 2013-2014 sebagai berikut:
Hasil dividen = RASIO 2013 RASIO 2014 KENAIKAN SELISIH
deviden tunai /
per saham / PENURUN
harga pasar AN
per lembar
saham 0.0119 0.0145476 Kenaikan 0.0026476

Analisis:
 Deviden tunai per saham pada tahun 2013 & tahun 2014 tetap sama, yaitu sebesar
800.
 Harga pasar per lembar saham pada tahun 2013 sebesar 67214 & tahun 2014 sebesar
54992.
 Dari perhitungan di atas didapat rasio hasil dividen pada tahun 2013 sebesar 0.0119
sedangkan hasil deviden pada tahun 2014 sebesar 0.0145476. Perbandingan rasio
hasil dividen dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 0.0026476.
Hal ini disebabkan karena deviden tunai per saham dari tahun 2013 ke 2014 tetap
sebesar 800, sedangkan harga pasar per lembar saham dari tahun 2013 ke tahun 2014
mengalami penurunan. Nilai tetap dividen per saham tidak sebanding dengan
penurunan nilai harga pasar per lembar saham dari tahun 2013 ke tahun 2014 yang
mengakibatkan rasio hasil dividen mengalami kenaikan.

b. Dari data yang telah kami analisis didapatkan data 2014-2015 sebagai berikut:
KENAIKAN
/
Hasil dividen = RASIO 2014 RASIO 2015 PENURUN SELISIH
deviden tunai AN
per saham /
harga pasar
per lembar Kenaikan 0.028467
0.0145476
saham 0.043004137

Analisis:
 Deviden tunai per saham pada tahun 2014 sebesar 800 sedangkan laba per saham
pada tahun 2015 sebesar 2600.
 Harga pasar per lembar saham pada tahun 2014 sebesar 54992 & tahun 2015 sebesar
60459.
 Dari perhitungan di atas didapat rasio hasil dividen pada tahun 2014 sebesar
0.0145476 sedangkan rasio hasil deviden pada tahun 2015 sebesar 0.043004137.
Perbandingan rasio hasil dividen dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami kenaikan
sebesar 0.028467. Hal ini disebabkan karena deviden tunai per saham dari tahun
2014 ke 2015 mengalami kenaikan, dan harga pasar per lembar saham dari tahun
2014 ke tahun 2015 juga mengalami kenaikan. Kenaikan hasil dividen per saham
sebanding dengan kenaikan nilai harga pasar per lembar saham dari tahun 2014 ke
tahun 2015 yang mengakibatkan rasio hasil dividen mengalami kenaikan.

c. Dari data yang telah kami analisis didapatkan data 2015-2016 sebagai berikut:
KENAIKAN
Hasil dividen = /
deviden tunai RASIO 2015 RASIO 2016 PENURUN SELISIH
per saham / AN
harga pasar
per lembar
0.043004137
saham

Analisis:
 Deviden tunai per saham pada tahun 2015 sebesar 800 sedangkan laba per saham
pada tahun 2016 sebesar.
 Harga pasar per lembar saham pada tahun 2015 sebesar 60459 & tahun 2016.
 Dari perhitungan di atas didapat rasio hasil dividen pada tahun 2015 sebesar
0.043004137 sedangkan rasio hasil deviden pada tahun 2016 sebesar. Perbandingan
rasio hasil dividen dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar Hal
ini disebabkan karena deviden tunai per saham dari tahun 2015 ke 2016 mengalami
kenaikan sebesar 3,12, sedangkan harga pasar per lembar saham dari tahun 2015 ke
tahun 2016 tetap atau tidak mengalami kenaikan atau penurunan sebesar 1275.
Kenaikan hasil dividen per saham tidak sebanding dengan ketetapan atau kestabilan
nilai harga pasar per lembar saham dari tahun 2015 ke tahun 2016 yang
mengakibatkan rasio hasil dividen mengalami kenaikan.

4. Tingkat pembayaran dividen (dividend payout rate)


Tingkat pembayaran dividen (dividend payout rate) adalah rasio yang menunjukkan
persentase setiap keuntungan yang diperoleh yang didistribusikan kepada pemegang saham
dalam bentuk uang tunai.

a. Dari data yang telah kami analisis didapatkan data 2013-2014 sebagai berikut:
KENAIKAN
Tingkat /
RASIO 2013 RASIO 2014 SELISIH
pembayaran PENURUN
dividen= AN
deviden tunai
per saham /
laba per 19.37 penurunan 2,93
saham 16.44
Analisis:
 Deviden tunai per saham pada tahun 2013 sebesar 67214 sedangkan laba per saham
pada tahun 2014 sebesar 54992.
 Laba per saham pada tahun 2013 sebesar 3470 sedangkan laba per saham pada tahun
2014 sebesar 3345.
 Dari perhitungan di atas didapat rasio tingkat pembayaran dividenpada tahun 2013
sebesar 19.37 sedangkan rasio tingkat pembayaran dividenpada tahun 2014 sebesar
16.44. Perbandingan rasio tingkat pembayaran dividendari tahun 2013 ke tahun 2014
mengalami penurunan sebesar 2,93. Hal ini disebabkan karena deviden tunai per
saham dari tahun 2013 ke 2014 mengalami penurunan, dan laba per saham dari tahun
2013 ke tahun 2014 mengalami penurunan juga. Penurunan deviden tunai per saham
tidak sebanding dengan penurunan laba per saham dari tahun 2013 ke tahun 2014
yang mengakibatkan rasio tingkat pembayaran dividenmengalami penurunan.

b. Dari data yang telah kami analisis didapatkan data 2014-2015 sebagai berikut:
KENAIKA
Tingkat N/
RASIO 2014 RASIO 2015 SELISIH
pembayaran PENURUN
dividen= AN
deviden tunai
per saham /
laba per 16.44 Kenaikan 5.23
21,67
saham

Analisis:
 Deviden tunai per saham pada tahun 2014 sebesar 54992 sedangkan laba per saham
pada tahun 2015 sebesar 60459.
 Laba per saham pada tahun 2014 sebesar 3345 sedangkan laba per saham pada tahun
2015 sebesar 2790.
 Dari perhitungan di atas didapat rasio tingkat pembayaran dividenpada tahun 2014
sebesar 16.44 sedangkan rasio tingkat pembayaran dividenpada tahun 2015 sebesar
21,67. Perbandingan rasio tingkat pembayaran dividendari tahun 2014 ke tahun 2015
mengalami kenaikan sebesar 0.050086742 atau sebesar 34%. Hal ini disebabkan
karena deviden tunai per saham dari tahun 2014 ke 2015 mengalami kenaikan.
sedangkan laba per saham dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami penurunan.
Kenaikan deviden tunai per saham sebanding dengan penurunan laba per saham dari
tahun 2014 ke tahun 2015 yang mengakibatkan rasio tingkat pembayaran
dividenmengalami kenaikan.

c. Dari data yang telah kami analisis didapatkan data 2015-2016 sebagai berikut:
Tingkat KENAIKAN
pembayaran RASIO 2015 RASIO 2016 /
SELISIH
dividen= PENURUN
deviden tunai AN
per saham /
laba per 21,67 penurunan 3
saham

Analisis:
 Deviden tunai per saham pada tahun 2015 sebesar 60459 sedangkan laba per saham
pada tahun 2016 sebesar 42008.
 Laba per saham pada tahun 2015 sebesar 2790 sedangkan laba per saham pada tahun
2016 sebesar 2250.
 Dari perhitungan di atas didapat rasio tingkat pembayaran dividenpada tahun 2015
sebesar 21,67 sedangkan rasio tingkat pembayaran dividenpada tahun 2016 sebesar
18,67. Perbandingan rasio tingkat pembayaran dividendari tahun 2015 ke tahun 2016
mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena deviden tunai per saham dari tahun
2015 ke 2016 mengalami penurununan, sedangkan laba per saham dari tahun 2015 ke
tahun 2016 juga mengalami penurunan. Penurunan deviden tunai per saham tidak
sebanding dengan penurunan laba per saham dari tahun 2015 ke tahun 2016 yang
mengakibatkan rasio tingkat pembayaran dividenmengalami penurunan.

5. Harga terhadap nilai buku (price-to-book)


Harga terhadap nilai buku (price-to-book) adalah merupakan salah satu indikator utama
untuk melihat apakah suatu saham mahal atau tidak.
Dari data yang telah kami analisis didapatkan data 2013-2016 sebagai berikut:
Harga terhadap
nilai buku=
KENAIKAN / %
harga pasar per
RASIO 2013-2016 PENURUNA SELISIH PERUBAHA
lembar saham /
N N
nilai buku per
lembar saham

Anda mungkin juga menyukai