TRIBOLIUM CASTANEUM
Tribolium castaneum
penyimpanan di daerah tropik. Spesies ini dikenal sebagai kumbang tepung, karena
pada umumnya ditemukan pada tepung namun dapat juga ditemukan pada
komoditas serealia, serangga ini juga menjadi hama penting pada penyimpanan
Artropoda, kelas Insecta, ordo Coleoptera, famili rionidae, genus Tribolium, dan
spesies castaneum (Donald et al., 1992). Secara lengkap hama ini dapat
Kingdom Animalia
Subkingdom Bilateria
Infrakingdom Protostomia
Superphylum Ecdysozoa
Phylum Arthropoda
Subphylum Hexapoda
Class Insecta
Subclass Pterygota
Infraclass Neoptera
Superorder Holometabola
Order Coleoptera
Suborder Polyphaga
Infraorder Cucujiformia
Superfamily Tenebrionoidea
Family Tenebrionidae
Genus Tribolium
Species Tribolium castaneum
https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=187246#null.
seperti asia tenggara, amerika tengah, amerika selatan, dan sebagian besar benya
afrika. hama ini dapat ditemukan di banyak tempat penyimpanan produk pertanian
dan menjadi hama yang sangat destruktif. Inang dari hama ini yaitu berupa tanaman
penghasil biji bijian seperti padi, jagung, kedelai dan sebagainya (Padin et al, 2013).
Bulus (2008) melaporkan kisaran inang hama tersebut cukup luas mencakup produk
pertanian serealia, seperti gandum, sorgum, millet, acha, beniseeds, serta kacang
Bulus, S.D. 2008. Studies on Millet, Acha and Wheat: Their Nutrient
Padin S.B., Fuse C., Urrutia M.I. and Dal Bello G.M. 2013. Toxicity and
Serangga ini merusak beras dengan cara memakannya dari arah luar. Kerusakan
yang ditimbulkan oleh T. castaneum dapat menurunkan kualitas beras dari segi rasa
dan kandungan nutrisi serat akan menimbulkan bau apek pada beras.
yang singkat yaitu 5 sampai 6 minggu. Hal tersebut tentu sangat merugikan karena
menyebabkan turunnya harga jual akibat kualitas maupun kuantitas yang berkurang
(Wagiman, 1999).
Kerusakan karena hama dari genus Tribolium pada tepung atau produk olahan
sereal lainnya, terutama kotoran dan noda yang akan mampu meracuni konsumen.
kotoran dan eksudasi lainnya dari larva hama ini mencemari makanan yang
cenderung berbau dan dengan demikian kehilangan nilai komersial atau gizi mereka.
Bau ini diperparah oleh feromon mual yang dihasilkan oleh kumbang dewasa.
tanah sehingga menjadi berlubang, apabila kerusakan berat yang tersisa tinggal
Tribolium pada bahan pangan yang disimpan di gudang mudah diketahui dengan
tanda-tanda adanya serangga, bekas kulit larva, dan bekas kepompong pada bahan
spesies serangga yang ditemukan pada beras di gudang Perusahaan Umum BULOG.
Hama tersebut memiliki arti ekonomi yang sangat penting karena sifat destruktifnya
yang sangat merugikan, selain itu serangga tersebut mampu bertahan pada bahan
pangan dengan kadar air rendah, terutama menimbulkan kerusakan pada serealia
yang telah digiling, namun perkembangbiakannya tidak cepat pada serealia yang
berkadar air rendah, masih utuh, dan bebas dari serpihan. Serangga ini mampu
berkembang biak dengan cepat sehingga dapat menimbulkan kerusakan yang cepat
Wiranata RA, Himawan T, Astuti LP. 2013. Identifikasi arthropoda hama dan
musuh alami pada gudang beras Perum BULOG dan gudang gabah mitra kerja di
lingkungan dimana kutu beras tersebut hidup. Beberapa faktor fisik dan lingkungan
yang mempengaruhi kehidupan kutu beras lain: suhu, kelembaban relatif dan kadar
air dari bahan yang disimpan. Jika suhu naik sampai titik optimum maka tingkat
menurun dan akhirnya tingkat pertumbuhan populasi kutu beras juga meningkat.
Suhu optimum untuk pertumbuhan kutu beras di daerah tropik 25-35 °C. Faktor
biotis juga mempengaruhi kehidupan kutu beras yaitu hubungan antara organisme
yang hidup dalam ekosistem penyimpanan. Faktor biotis dan lingkungan sangat
Pangan. Laboratorium Rekayasa Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Kutu beras adalah serangga yang sangat aktif dan sangat cepat
kondisi lingkungan untuk berkembang biak sudah tidak menunjang lagi maka
serangga ini dengan cepat bermigrasi ke tempat lain. Kutu beras menyerang produk
pasta, adonan kue, pakan hewan (dalam bentuk kering). bunga (dalam bentuk
serangga dewasa (imago) dan larva. Kanibalisme lebih sering terjadi pada butir
jagung yang masih utuh dibandingkan dengan pada butir retak atau yang berupa
tepung karena larva lebih sulit memakan butir utuh (Flinn dan Campbell 2012).
Saat ini upaya pengendalian populasi serangga gudang masih bertumpu pada
fumigasi dan penyemprotan insektisida kontak, karena cukup mudah dan hasilnya
adalah metil bromida (CH3Br) dan fosfin (PH3). Kedua jenis fumigan ini dapat
serangga gudang. Namun sejak Protocol Montreal diberlakukan pada tahun 1995
penggunaan metil bromida dibatasi karena mengandung bahan kimia yang reaktif,
merubah sifat dari unsur-unsur beberapa bahan yang biasanya difumigasi, selain itu
juga berbahaya karena beracun dan dapat merusak lapisan ozon. Saat ini
cara menyimpan bahan dalam plastik yang kedap (tidak berlubang), ditutup rapat-
pasca panen yang baik. padi yang disimpan dalam keadaan kadar air yang masih
tinggi (lebih besar dari 14 persen) mudah terserang hama gudang seperti Tribolium
castaneum. Fumigasi juga dapat dilakukan jika telah ditemukan serangan hama
(Tjahjadi, 1989).
penyimpanan beras yaitu dengan sanitasi gudang, mengatur sirkulasi udara, dan
(Haines 1991).
Banyaknya butir retak dan rusak merupakan faktor penting yang menentukan
serangga dewasa (imago) dan larva (Flinn dan Campbell 2012). Kanibalisme lebih
sering terjadi pada butir jagung yang masih utuh dibandingkan dengan pada butir
retak atau yang berupa tepung karena larva lebih sulit memakan butir utuh
Utomo IM. 2013. Assessment of grain loss due to insect pest during storage
http:// dx.doi.org/10.1603/EN12222
Menurut Baldwin dan Fasulo (2004) morfologi kutu beras dewasa unyai
warna tubuh kemerah-merahan hingga coklat, bentuk antena memiliki lihan yang
dominan pada bagian ujung antena, memiliki bentuk kepala nampak jelas dilihat
dari, dan bagian belakang, pada bagian sudut, Memungkinkan untuk terbang pada
ketinggian tertentu, dan ounyai rumus tarsal 5-5-4. Menurut USDA (2006)
morfologi jantan betina sebutkan pada fase imago dan pupa. Perbedaan morfologi
jantan dan betina fase imago (dewasa) dari kutu dapat diperoleh tidak ada lubang
anterior femur (tulang paha) Pada jenis kelamin jantan terdapat libangluhan femur
anterior, akal 1/3 dari pangkal. Lubang ini akan tampak gelap dan tampgk seperti
Morfologi jantan betina kutu beras pada fase pupa lebih mudah dilakukan
dibanding pada fase imago (dewasta, hal ini terjadi pada fase pupa gerakan pindah
posisi yang sangat kecil terjadi. Pada fase imago (dewasa), diperlukan perawatan
seperti dengan es blok agar tidak ada gerakan selama identifikasi jenis kelamin.
Morfologi jenis kelamin betina pada fase pupa kutu beras, ditandai dengan bentuk
urogomphi (sepasang tonjolan berwama gelap pada ujung perut) lebih besar
dibundingkan pada jenis kelamin jantan dan pada jenis kelamin terdapat papillae
(kelebihan tonjolan yang berada di atas urogomphi) di atas urogomphi pada ujung
Klasifikasi
habitat Kutu beras ada dalam jumlah yang besar pada biji-bijian yang rusak,
tetapi tidak mungkin menyerang atau merusak biji-bijian yang masih bagus. Kutu
beras dewasa tertark pada cahaya, tetapi akan segera pergi jika merasa terganggu.
Serangga ini tidak hanya ditemukan pada produk yang terinfeksi, tetapi juga ada
dalam celah dan retakan dimana biji-bijian tersimpan. Kutu beras tertarik pada biji-
kelabu pada biji-bijian yang dinfeksi, menyebabkan bau kurang enak, serta
Berbagai aspek kehidupan kutu beras dipengaruhi oleh kondisi fisik dari
lingkungan dimana kutu beras tersebut hidup. Beberapa faktor fisik dan lingkungan
yang mempengaruhi kehidupan kutu beras lain: suhu, kelembaban relatif dan kadar
air dari bahan yang disimpan. Jika suhu naik sampai titik optimum maka tingkat
menurun dan akhirnya tingkat pertumbuhan populasi kutu beras juga meningkat.
Suhu optimum untuk pertumbuhan kutu beras di daerah tropik 25-35 °C. Faktor
biotis juga mempengaruhi kehidupan kutu beras yaitu hubungan antara organisme
yang hidup dalam ekosistem penyimpanan. Faktor biotis dan lingkungan sangat
kondisi lingkungan untuk berkembang biak sudah tidak menunjang lagi maka
serangga ini dengan cepat bermigrasi ke tempat lain. Kutu beras menyerang produk
pasta, adonan kue, pakan hewan (dalam bentuk kering). bunga (dalam bentuk
Kutu beras memiliki bagian mulut untuk mengunyah, tetapi tidak untuk
menyengat. Kutu beras memiliki respon yang sangat peka, sehingga susah diketahui
distribusinya. Selain itu, serangga ini tidak merusak wadah dan media yang
ditempati. Serangga ini juga merupakan dua serangga penting yang menyerang
komoditas pertanian, baik yang disimpan dalam rumah atau gudang penjual
Siklus Hidup
Kutu beras memiliki tahap metamorfosa lengkap dari fase telur, fase larva,
fase pupa sampai fase imago (dewasa). Kutu beras betina bertelur diantara butir-
butir komoditas pertanian yang diserangnya. Kutu beras betina mampu bertelur
400-500 butir. Morfologi telur kutu beras memiliki bentuk yang mikroskopik,
Pada kondisi optimal, perkembangan dari telur sampai imago (dewasa) hanya
telur akan menetas selama 3 hari. Larva bentuk silindrik dan memanjang dengan
warna kuning keputihan sampai coklat muda. Larva instar (proses pergantian kulit
paling lama 1,1 mm dan pada saat instar terakhir kurang lebih seragam dalam
ukurannya yaitu 6,6 mm. Larva kutu beras memiliki sepasang tonjolan berwarma
Ukuran pupa kutu beras memiliki panjang 3,4 mm dan lebar 1,14 mm,
sedangkan umur pupa tidak bisa dipengaruhi oleh kelembaban udara tapi sangat
dipengaruhi oleh suhu. Umur terpendek dari stadium pupa adalah 3,9 hari pada suhu
s7,5 oC dan 4,4 hari pada suhu 32 ° C Pada suhu yang lebih rendah umur pupa
menjadi lama yaitu 5,5 hari pada suhu 30 C dan 13,4 hari pada suhu 22,5 c. Imago
1974).
Saat ini upaya pengendalian populasi serangga gudang masih bertumpu pada
fumigasi dan penyemprotan insektisida kontak, karena cukup mudah dan hasilnya
adalah metil bromida (CH3Br) dan fosfin (PH3). Kedua jenis fumigan ini dapat
serangga gudang. Namun sejak Protocol Montreal diberlakukan pada tahun 1995
penggunaan metil bromida dibatasi karena mengandung bahan kimia yang reaktif,
merubah sifat dari unsur-unsur beberapa bahan yang biasanya difumigasi, selain itu
juga berbahaya karena beracun dan dapat merusak lapisan ozon. Saat ini
satusatunya fumigan yang dapat digunakan untuk mengendalikan serangan gudang
penyimpanan beras yaitu dengan sanitasi gudang, mengatur sirkulasi udara, dan