Anda di halaman 1dari 13

46

“PELAKSANAAN DISIPLIN PEGAWAI BERDASARKAN PERATURAN


PEMERINTAH PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN
PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KEJAKSAAN TINGGI KALIMANTAN TIMUR
(Studi Kantor Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur)”

Damayanti dan Hudali Mukti


Yanti.mada98@gmail.com, hudalimukti@ymail.com,
Fakultas Hukum
Proram Studi Ilmu Hukum
Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda

ABSTRAK
Sebagaimana telah diamanatkan di dalam peraturan perundang-undangan, aparatur negara
dalam meningkatkan kualitas Aparatur Negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan
keprofesionalan serta memberlakukan sistem karir berdasarkan prestasi kerja dengan prinsip
memberikan penghargaan dan sanksi, maka Aparatur Negara hendaknya dapat bersikap
disiplin dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Pendayagunaan
Aparatur Negara terus ditingkatkan terutama yang berkaitan dengan kualitas, efisiensi
pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan kesejahteraan
aparat sangat di perhatikan dalam menunjang pelaksanaan tugas. Namun pada kenyataannya
masih saja banyak aparatur negara yang melakukan pelanggaran yang berupa Sanksi Berat
contohnya yang terjadi di Lingkungan Kejaksaan Tinggi sebagai Satya Adhi Wicaksana. Untuk
menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, tentunya di perlukan kedisiplinan para
aparat pemerintah dan administrasi kepegawaian. Oleh karena itu diperlukan suatu perangkat
peraturan yang dapat mendukung terciptanya kedisiplinan pegawai.

Kata Kunci: Disiplin Pegawai, Implementasi Peraturan Pemerintah tentang disiplin pegawai.

ABSTRACT
As has been mandated in legislation, the state apparatus in improving the quality of
Administrative by improving welfare and professionalism as well as enacting system careers
based on performance with the principle of reward and punishment, the State Apparatus should
be able to be disciplined in achieving good governance and authoritative. Administrative
Reform continues to be improved, especially with regard to quality, service efficiency, and
protection of the public as well as professional skills, and well-being are all concerned agencies
in supporting the implementation of tasks. In fact still many state officials who commit
violations in the form of sanctions Weight Environmental example that occurred in the high
Court as Satya Adhi Wicaksana. In order To create clean governance and authoritative,
certainly needed discipline of the officials and personnel administration. Therefore we need a
set of rules that can support the creation of employee discipline.

Keywords: Employee Discipline, Implementation of Government Regulation on discipline.


47

PENDAHULUAN capai oleh pegawai. Kecakapan tersebut


harus dibuktikan dengan tulus dalam ujian
A. Latar Belakang dinas dan prestasi di buktikan secara nyata
Upaya reformasi birokrasi dan sistem prestasi kerja ini tidak
merupakan bagian dari grand desain memberikan penghargaan terhadap masa
penciptaan pemerintahan yang baik (good kerja.
governance). Kondisi ini diharapkan Pegawai negeri bukan saja unsur
mampu menjembatani suatu kondisi aparat negara tetapi juga merupakan abdi
pemerintahan yang buruk kearah negara dan abdi masyarakat yang selalu
terbentuknya pemerintahan yang baik. hidup ditengah masyarakat dan bekerja
Pendayagunaan aparatur negara terus untuk kepentingan masyarakat, oleh karena
ditingkatkan terutama yang berkaitan itu dalam pelaksanaan pembinaan pegawai
dengan kualitas, efisiensi pelayanan dan negeri bukan saja dilihat dan diperlakukan
pengayoman pada masyarakat serta sebagai aparatur negara, tetapi juga dilihat
kemampuan professional dan kesejahteraan dan diperlakukan sebagai warga negara.
aparat sangat di perhatikan dalam Hal ini mengandung pengertian, bahwa
menunjang pelaksanaan tugas. Undang- dalam melaksanakan pembinaan hendaknya
undang Pokok Kepegawaian yaitu Undang– sejauh mungkin diusahakan adanya
undang Nomor 8 tahun 1974 telah dirubah keserasian antara kepentingan dinas dan
melalui Undang-undang Nomor 43 tahun kepentingan pegawai negeri sebagai
1999 tentang Pegawai Negeri Sipil, dan perorangan dengan ketentuan bahwa
diatur lebih lanjut melalui Peraturan apabila ada perbedaan antara kepentingan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang dinas dan kepentingan pegawai negeri sipil
Disiplin Pegawai Negeri adalah suatu sebagai perorangan, maka kepentingan
landasan hukum untuk menjamin pegawai dinaslah yang harus diutamakan.
negeri dan dapat di jadikan dasar untuk Berdasarkan pada hal tersebut,
mengatur penyusunan aparatur negara yang Pegawai Negeri Sipil di Indonesia
baik dan benar. dipandang masih banyak kekurangan yaitu
Kedudukan pegawai negeri sipil kurangnya menghargai waktu,
dalam kehidupan bangsa dan negara pada mengefisienkan tenaga dan kedisiplinan
masa-masa ini mempunyai posisi yang kerja. Sedangkan pembinaan Pegawai
penting dan kompleks. Bukankah kegiatan Negeri Sipil diatur dalam pasal 12 ayat (2)
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999
pada dasarnya dilakukan oleh pegawai tentang pokok-pokok kepegawaian yaitu
negeri sebagai aparatur negara. Peran agar Pegawai Negeri Sipil dapat
pegawai negeri sipil masih sangat penting melaksanakan tugasnya secara berdaya
dalam tata kehidupan masyarakat oleh guna dan berhasil guna, maka perlu diatur
karena para pegawai negeri itu mempunyai Pembinaan Pegawai Negeri Sipil secara
status yang tinggi di mata masyarakat dan menyeluruh yaitu suatu pengaturan
oleh karena itu mereka pada umumnya pembinaan yang berlaku baik Pegawai
dipandang sebagai suatu kelompok elite Negeri Sipil Pusat dengan sendirinya
tertentu dimasyarakat. Dengan melihat berlaku pula pada Pegawai Negeri yang ada
kedudukan pegawai negeri yang penting ditingkat daerah, kecuali ditentukan lain
dan kompleks inilah yang menempatkan dia oleh Undang-undang. Selain dari pada itu
untuk selalu dibayang-bayang oleh bahaya- perlu dilaksanakan usaha penertiban dan
bahaya ataupun godaan-godaan karena pembinaan aparatur negara yang meliputi
kedudukannya itu, sehingga dapat baik struktur, prosedur kerja, kepegawaian
memperlemah peranannya. Adapun sistem maupun sarana dan fasilitas kerja, sehingga
prestasi kerja, dimana pengangkatan keseluruhan aparatur negara baik ditingkat
seseorang untuk menduduki suatu jabatan pusat maupun di tingkat daerah benar-benar
atau untuk kenaikan pangkat didasarkan merupakan aparatur yang ampuh,
atas kecakapan dan prestasi kerja yang di berwibawa, kuat, berdayaguna, penuh
48

kesetiaan, dan ketaatan kepada Pancasila datang terlambat, pulang sebelum


dan Undang-undang 1945, Negara dan waktunya, dan penyimpangan-
Pemerintah. Terkait dengan pembinaan penyimpangan lainnya yang menimbulkan
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah kurang efektifnya pegawai yang
diamanatkan dalam Undang-undang Nomor bersangkutan. Dengan adanya pelanggaran
43 Tahun 1999, maka salah satu faktor disiplin sebagaimana tersebut di atas, yang
yang dipandang sangat penting dan prinsipil kesemuanya menunjukkan adanya
dalam mewujudkan aparatur negara yang pelanggaran terhadap disiplin kerja pegawai
bersih dan berwibawa adalah masalah yang menimbulkan suatu pertanyaan yaitu
kedisplinan para Pegawai Negeri Sipil apakah pelanggaran-pelanggaran tersebut
dalam melaksanakan tugas pemerintahan sudah sedemikian membudaya sehingga
sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. sulit untuk diadakan pembinaan atau
Dalam meningkatkan kedisiplinan penertiban sebagaimana telah diatur dalam
Pegawai Negeri Sipil tersebut, sebenarnya Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999.
pemerintah telah memberikan suatu Kaitannya dengan kedisplinan,
kebijaksanaan dengan dikeluarkannya Kejaksaan Negeri sebagai lembaga penegak
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun hukum, maka kedisplinan pegawai sangat
2010 yaitu tentang Disiplin Pegawai Negeri penting untuk menciptakan pemerintah
Sipil. Pegawai Negeri Sipil sebagai aparat yang bersih dan berwibawa. Adapun data
pemerintah dan abdi masyarakat diharapkan mengenai penjatuhan hukuman disiplin
selalu siap sedia menjalankan tugas yang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
telah menjadi tanggung jawabnya dengan 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
baik, akan tetapi sering terjadi di dalam Negeri Sipil di lingkungan Kejaksaan
suatu instansi pemerintah pegawainya Tinggi Kalimantan Timur.
melakukan pelanggaran disiplin seperti

Tabel 1.
Rekapitulasi Penjatuhan Hukuman disiplin dari Tahun 2010-2015
Tahun Hukuman Keterangan
Disiplin
Ringan Sedang Berat
2010 - 1 - Penundaan Kenaikan Pangkat Selama 1
Tahun
2011 - 8 - Penundaan Kenaikan Pangkat Selama 1
Tahun
2012 - 5 1 Penurunan Pangkat setingkat lebih rendah
selama 1 Tahun dan Penurunan Pangkat
setingkat lebih rendah selama 3 Tahun
2013 - 2 1 Penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun,
penundaan kenaikan gaji berkala dan
pembebasan dari Jabatan Fungsional Jaksa
selama 2 tahun
2014 - - 1 Pembebasan fungsional jaksa selama 2 tahun
2015 - 1 - Penundaan Kenaikan Pangkat selama 1
Tahun

Berdasarkan latar belakang tersebut, kantor Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur di


dimana banyaknya penyimpangan- Samarinda, untuk itu penulis merasa tertarik
penyimpangan yang dilakukan oleh Pegawai untuk melakukan penelitian mengenai disiplin
Negeri Sipil terhadap tugasnya terutama pada pegawai negeri, karena berdasarkan fenomena-
49

fenomena yang terjadi banyak ditemukan 2. Sumber Data


pelanggaran salah satunya banyaknya pegawai Adapun sumber data yang penulis
negeri sipil yang mangkir selama jam kerja dan gunakan dalam penelitian ini adalah, sebagai
berikut :
beberapa hal lainnya yang berkaitan 1. Bahan Hukum Primer,yaitu bahan hukum
dengan disiplin. Seharusnya pegawai negeri yang bersifat mengikat yang terdiri dari:
sipil menjadi abdi masyarakat dan suri a. Undang-undang Nomor 43 Tahun
tauladan. 1999 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian
B. Permasalahan b. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
Berdasarkan pada latar belakang 1974, tentang Pembatasan Kegiatan
tersebut di atas dan banyaknya permasalahan Pegawai Negeri dalam Usaha Swasta
yang ada mengenai kedisiplinan Pegawai c. Peraturan Pemerintah Nomor 53
Negeri Sipil, maka dapat penulis rumuskan Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
permasalahan sebagai berikut: Negeri Sipil
1. Bagaimana Pelaksanaan Peraturan d. Surat Edaran Kepala Badan administrasi
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Kepegawaian Nomor 23/SE/1980, tentang
tentang Kedisplinan Pegawai Negeri Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Sipil di Kejaksaan? e. Peraturan Jaksa Agung RI Nomor PER-
2. Apa saja hambatan-hambatan yang 022/A/JA/03/2011 tentang
timbul dalam meningkatkan kedisiplinan penyelenggaraan. Pengawasan Kejaksaan
Pegawai Negeri Sipil di Kejaksaan? RI dan Juklak Jaksa Agung Muda
Pengawasan tentang Teknis Penanganan
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Laporan Pengaduan dan Tata Kelola
Adapun Tujuan Penelitian ini adalah: Administrasi Bidang Pengawasan.
a. Untuk mengetahui pelaksanaan f. Surat Keputusan Wakil Jaksa Agung RI
peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil Nomor KEP-IV-06/B/WJA/01/2015
berdasarkan Peraturan Pemerintah tanggal 30 Januari tentang Penjatuhan
Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Hukuman Disiplin Tingkat Sedang.
Pegawai Negeri di Kejaksaan. g. Surat Keputusan Jaksa Agung RI Nomor
b. Untuk mengetahui apa saja hambatan- KEP-191/A/JA/12/2013 tanggal 02
hambatan yang timbul dalam Desember 2014 tentang Penjatuhan
meningkatkan Kedisiplinan Pegawai Hukuman Disiplin Tingkat Berat.
Negeri Sipil di Kejaksaan Negeri h. Surat Keputusan Jaksa Agung RI Nomor
Samarinda. KEP-IV-863/C.4/11/2011 tanggal 21
Adapun Manfaat Penelitian ini adalah: Nopember 2011 tentang Penjatuhan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat Hukuman Disiplin Tingkat Sedang.
memberikan masukan kepada ilmu hukum, i. Surat Keputusan Wakil Jaksa Agung
khususnya dalam bidang hukum Nomor KEP-IV-34/B/WJA/06/2013
administrasi negara tentang Pelaksanaan tanggal 28 Juni 2013 tentang Penjatuhan
Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil Hukuman Disiplin Tingkat Berat.
dan Pemberian Sanksi terhadap Pegawai j. Surat Keputusan Wakil Jaksa Agung
Negeri Sipil yang melakukan Pelanggaran Nomor KEP-297/B/wja/12/2011 tentang
Disiplin. Penjatuhan Hukuman Disiplin Tingkat
Sedang.
BAB II k. Surat Keputusan Jaksa Agung Muda
METODE PENELITIAN Pengawasan Nomor R-
3083/H/Hpu.2/12/2011 tanggal 22
1. Jenis Penelitian desember 2011 tentang Penundaan
Berdasarkan perumusan masalah dan Kenaikan Pangkat Tingkat Sedang.
tujuan penelitian, maka metode pendekatan l. Surat Keputusan Jaksa Agung Muda
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pengawasan Nomor B-
pendekatan Yuridis Normatif. 099/H/Hjw/11/2011 tanggal 02 Nopember
50

2011 tentang Penundaan Kenaikan literatur dan peraturan perundang-


Pangkat Tingkat Sedang. undangan yang berhubungan dengan
m. Surat Keputusan Kepala Kejaksaan permasalahan Pelaksanaan Peraturan
Tinggi Kalimantan Timur Nomor R- Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
1161/H/Hpu.2/07/2013 tanggal 09 juli
2013 tentang Penjatuhan Hukuman PEMBAHASAN
Disiplin Tingkat Sedang.
n. Surat Keputusan Kepala Kejaksaan A. Pelaksanaan Kedisiplinan Pegawai
Tinggi Kalimantan Timur Nomor R- Negeri Sipil di Lingkungan Kejaksaan
2177/H/Hkt.2/10/2010 tanggal 29 Tinggi Kalimantan Timur
Oktober 2010 tentang Penjatuhan Pada bagian ini dibahas mengenai hasil
Hukuman Disiplin Tingkat Sedang. penelitian tentang pelaksanaan Peraturan
o. Surat Keputusan Kepala Kejaksaan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 di bagian
Tinggi Kalimantan Timur Nomor R- Kepegawaian dan selanjutnya untuk
1808/H/Hpu.2/08/2011 tanggal 09 pelaksanaan khususnya dilingkungan
Agustus 2011 tentang Penjatuhan Kejaksaan telah diatur dalam petunjuk
Hukuman Disiplin Tingkat Sedang. pelaksana Nomor 001/6/1983 tentang
2. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan ketentuan–ketentuan penyelenggaraan
hukum yang memberi petunjuk dan pengawasan Kejaksaan Republik Indonesia.
kejelasan terhadap bahan hukum primer, Kemudian berdasarkan hasil penelitian,
yang terdiri dari buku-buku literature, bahwa pelaksanaan kedisiplinan Pegawai
makalah, artikel, hasil penelitian dan Negeri Sipil di Lingkungan Kejaksaan Tinggi
karya ilmiah lainnya yang berhubungan Kalimantan Timur, telah di lakukan dengan
dengan penelitian ini. cara sesuai dengan peraturan perundang-
3. Bahan Hukum Tertier, yaitu hukum yang undangan yang berlaku yaitu dengan cara:
memberi petunjuk maupun penjelasan
1. Melakukan pengawasan melekat sebagai
terhadap bahan hukum primer dan bahan
upaya pengawasan preventif, untuk
hukum sekunder.
mencegah hal-hal yang melanggar disiplin,
3. Teknik Pengumpulan Data
yaitu dengan cara pengawasan secara
1. Studi Kepustakaan
langsung dari pimpinan yang berada di
Yaitu dengan melakukan pencarian
atasnya.
literatur-literatur, perundang-undangan,
2. Pengawasan fungsional yaitu suatu
tulisan-tulisan, dan laporan-laporan serta
pengawasan yang dilakukan oleh aparat
bahan lainnya yang berhubungan atau
pengawas secara fungsional baik intern
sesuai dengan permasalahan yang ada di
maupun ekstern, yang dilaksanakan
dalam penulisan ini.
terhadap pelaksanaan tugas kepegawaian.
2. Studi Dokumen
3. Pengawasan yang di lakukan dengan cara
Yaitu dengan cara mempelajari,
melakukan inspeksi umum yaitu
mengkaji dan menelaah bahan-bahan
melaksanakan pemeriksaan semua bidang
hukum, baik bahan hukum primer,
kerja yang telah di susun dalam tahun kerja.
bahan hukum sekunder maupun bahan
4. Inspeksi pimpinan yaitu inspeksi yang
hukum tersier.
dilakukan oleh Jaksa Agung Muda bidang
4. Analisis Data
pengawasan terhdap tugas dari pimpinan
Dalam penelitian ini analisi yang
kejaksaan.
digunakan oleh penulis adalah analisis
5. Melakukan inspeksi khusus yaitu
deskriptif kualitatif yaitu menguraikan
melakukan pemeriksaan andai terjadi
data dengan baik dan benar. Maksudnya
penyimpangan atau perbuatan-perbuatan
wawancara terhadap nara sumber
tercela dari pegawai kejaksaan.
langsung dari Asisten Pengawasan
Bidang pengawasan telah melakukan
Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur di
pengawasan melekat (Waskat) untuk
Samarinda. Selain dengan melakukan
mengurangi kemungkinan terjadinya perbuatan
wawancara, penulis juga melakukan
tercela yang dilakukan oleh pegawai pada
observasi, serta menelaah literatur-
51

Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur. Dalam Republik Indonesia Nomor : PER-


melaksanakan pengawasan terhadap pegawai 016/A/J.A/07/2013, tentang urusan dalam
dalam wilayah hukum Kejaksaan Tinggi dilingkungan Kejaksaan RI yang tertuang
Kalimantan Timur tidak bisa berjalan dengan dalam pasal 14 yaitu pagi hari yang diadakan
baik apabila hanya dilakukan oleh petugas jam 07.30 WIB dan pada waktu sore hari yang
pada bidang pengawasan saja, karena petugas dilakukan pada jam 16.00 WIB. Pelaksanaan
pada bidang pengawasan hanya bisa memantau absensi dengan menggunakan absen finger
pada saat jam kerja sedangkan di luar jam print, tetapi dalam kurun waktu 2 (dua) tahun
kerja para pegawai kembali ke rumahnya terakhir alat absen finger print tersebut telah
masing-masing. Untuk mewujudkan rusak dan sampai sekarang belum dilakukan
pelaksanaan peraturan disiplin berjalan sesuai perbaikan. Karena alat absen finger print telah
peraturan yang berlaku maka semua unsur rusak, maka Pimpinan Kejaksaan Tinggi telah
pimpinan dan perangkat pelaksana penegakan menginstruksikan agar dilakukan absen secara
peraturan dan seluruh pegawai yang ada harus manual yang dilakukan disaat pagi hari yang
saling mendukung. Pengawasan melekat di diadakan jam 07.30 WIB dan pada waktu sore
maksudkan agar tujuan dan sasaran kegiatan hari yang dilakukan pada jam 16.00 WIB.
administrasi pemerintahan dapat tercapai Dalam hal pembinaan disiplin kerja PNS
secara berdaya guna dan berhasil guna serta dilingkungan kejaksaan Tinggi Kalimantan
dilaksanakan sesuai dengan bidang tugas Timur melakukan apel pagi pada setiap hari
masing-masing. senin dan dilakukan pengarahan serta
Dalam melakukan Pengawasan Melekat, himbauan yang disampaikan oleh pimpinan,
Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur telah Jika ada pegawai yang tidak mengikuti apel
melakukan sesuai dengan aturan yang berlaku pagi tersebut, maka akan dipanggil untuk
yaitu berdasarkan Instruksi Presiden No.15 dimintai keterangan alasan ketidakhadirannya
Tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan tersebut dan kalau tidak bias memberikan
Pengawasan, sedangkan petunjuk alasan yang bisa dipertanggungjawabkan maka
pelaksanaannya telah dikeluarkan Instruksi akan diberikan teguran. Karena pelaksanaan
Presiden Nomor 1 Tahun 1989. apel pagi merupakan salah satu kewajiban
Adapun sasaran pengawasan melekat pegawai pada kejaksaan yang telah diatur
berdasarkan pada Instruksi presiden tersebut dalam Peraturan Jaksa Agung RI Nomor: PER-
adalah: 016/A/J.A/07/2013 pasal 15. Untuk menjaga
kesehatan jasmani, dilingkungan Kejaksaan
a. Meningkatkan kedisiplinan pegawai serta
Tinggi Kalimantan Timur diadakan senam pagi
prestasi kerja serta pencapaian pelaksanaan
bersama pada setiap hari jum’at sebagaimana
tugas.
yang telah diatur dalam Peraturan Jaksa Agung
b. Menekan sekecil mungkin penyalah gunaan
RI Nomor: PER-016/A/J.A/07/2013 tentang
wewenang.
urusan dalam dilingkungan Kejaksaan
c. Mengurangi kebocoran serta pemborosan
Republik Indonesia dalam pasal 128 telah
keuangan negara dan segala bentuk
diatur bahwa kegiatan senam pagi merupakan
penyimpangan lainnya.
kewajiban dari setiap pegawai.
d. Mempercepat penyelesaian permasalahan
Dalam melakukan fungsinya, bidang
dan meningkatkan pelayanan masyarakat.
pengawasan pada Kejaksaan Tinggi
e. Mempercepat pengurusan kepegawaian
Kalimantan Timur telah menerima dan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
menindak lanjuti laporan pengaduan yang
Untuk lebih meningkatkan kedisiplinan berkaitan dengan pelanggaran disiplin yang
pegawai di lingkungan Kejaksaan Tinggi dilakukan oleh pegawai pada wilayah hukum
Kalimantan Timur, absensi juga merupakan Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur. Dari
hal yang penting, oleh karena itu dalam triwulan I Sampai dengan triwulan ke III (tiga)
pelaksanaan absensi Pegawai Negeri Sipil di Tahun 2014 bidang pengawasan telah
lingkungan Kejaksaan Tinggi Kalimantan menerima dan menindaklanjuti 7 (tujuh)
Timur di adakan dua kali sesuai dengan apa laporan pengaduan pelanggaran disiplin, 3
yang telah diatur dalam Peraturan Jaksa Agung (tiga) laporan sudah ditangani dan sudah
dilaporkan ke Kejaksaan Agung dan 4 (empat)
52

laporan pengaduan masih dalam proses melanggar disiplin antara lain dari Tata Usaha
pemriksaan oleh bidang pengawasan golongan II sebanyak 1 (satu) orang dan
Kejaksaan Tinggi Kaltim. Setiap laporan golongan III sebanyak 2 (dua) orang,
pengaduan yang dilaporkan kepada bidang sedangkan dari Jaksa golongan III sebanyak 7
pengawasan akan ditindaklanjuti secepat (tujuh) orang dan golongan IV sebanyak 1
mungkin, kalau laporan tersebut terbukti maka (satu) orang. Dalam tabel 2 bisa di lihat hasil
akan dilakukan proses lebih lanjut dan pelaksanaan penegakan peraturan disiplin
seandainya tidak ditemukan bukti maka berdasarkan jenis hukuman yang di jatuhkan
inspeksi kasus terhadap laporan tersebut yaitu hukuman disiplin ringan terhadap 2 (dua)
dihentikan dengan dibuatkan surat orang Jaksa, dan jenis hukuman disiplin
keputusannya. tingkat sedang dijatuhkan kepada 1 (satu)
Dalam periode 2013 s/d 2014 bidang orang staf Tata Usaha dan 3 (tiga) orang dari
pengawasan Kejaksaan Tinggi Kalimantan Jaksa, sedangkan untuk jenis hukuman tingkat
Timur telah melaksanakan rencana kerja dan berat di jatuhkan kepada 2 (dua) orang dari staf
program kerja sesuai dengan yang telah Tata Usaha dan 3 (tiga) orang dari Jaksa.
ditetapkan, dengan pengukuran kinerja yang Dalam tabel 3 bisa kita lihat penjatuhan
mencakup penetapan indicator kinerja dan hukuman disiplin berdasarkan jenis perbuatan
capaian indikator kinerja. Dari pengukuran yaitu penjatuhan hukuman disiplin karena
kinerja di peroleh evaluasi kinerja kegiatan melakukan perbuatan indisipliner (melanggar
yaitu: disiplin) yang dilakukan oleh staf Tata Usaha
1. Meningkatkan pengawasan melekat berjumlah 3 (tiga) orang dan dari Jaksa
(Waskat) secara berkesinambungan yaitu berjumlah 8 (delapan) orang.
dengan melakukan pengusutan dan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor
pemeriksaan di tempat (inspeksi kasus) 53 Tahun 2010 tentang disiplin Pegawai
penyimpangan, penyalahgunaan jabatan Negeri Sipil yang dilakukan oleh bidang
atau wewenang dan perbuatan tercela pengawasan Kejaksaan Tinggi Kalimantan
lainnya, serta mengusulkan penjatuhan Timur sudah efektif hal tersebut dapat dilihat
hukuman disiplin terhadap pegawai dari Tabel nomor 4 yang menunjukkan bahwa
kejaksaan yang terbukti melakukan setiap tahunnya sudah berkurang pegawai yang
perbuatan tercela. melakukan pelanggaran disiplin.
2. Melakukan pengawasan pelaksanaan tugas Dalam memahami bentuk disiplin pada
satuan kerja baik rutin maupun PNS, sebagai abdi negara dan masyarakat
pembangunan dengan menyusun program Pegawai Negeri Sipil perlu mengacu pada
kerja pengawasan tahunan (PKPT) Tahun peraturan perundang-undangan yang berlaku
2014 untuk melaksanakan inspeksi umum akan hal ini. Dalam hal Disiplin PNS, kita
dan inspeksi pemantauan terhadap 14 mempunyai Peraturan Pemerintah No. 30
(empat belas) unit kerja Kejaksaan se- Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin
Kalimantan Timur, serata melakukan Pegawai Negeri Sipil. Selama ini seluruh
pengamatan, penelitian, pengujian dan kewajiban dan larangan bagi PNS mengacu
penilaian atas surat-surat dan laporan rutin pada koridor-koridor pada Peraturan
maupun insidentil dari Kejaksaan se- Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tersebut.
Kalimantan Timur. Dan pada tahun 2010, peraturan tentang
Disiplin PNS disempurnakan lagi dengan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor
53 Tahun 2010 tentang disiplin Pegawai 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil yang dilakukan oleh bidang Negeri Sipil. Peraturan Pemerintah 53 Tahun
pengawasan Kejaksaan Tinggi Kalimantan 2010 ini diberlakukan mulai bulan Juni 2010,
Timur pada Tahun 2013 berdasarkan hasil sehingga segala hal yang berhubungan
laporan bulanan bidang pengawasan dari hasil dengan Disiplin PNS mengacu pada
wawancara dengan asisten bidang pengawasan peraturan pemerintah ini. Jadi, bentuk
yaitu dalam tabel 1 mengelompokan disiplin bagi PNS adalah yang mengacu pada
penjatuhan hukuman disiplin sesuai dengan Peraturan Pemerintah 53 Tahun 2010 yang
pangkat dan golongan pegawai yang berisi 17 kewajiban dan 15 larangan, sebagai
53

penyempurnaan atas 26 kewajiban dan 18 3. Apabila menurut hasil pemeriksaan


larangan sebagaimana kita pahami dulu sebagaimanadimaksud pada ayat (2) untuk
dalam peraturan pemerintah sebelumnya menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS
(Peraturan Pemerintah 53 Tahun 2010). tersebut merupakan kewenangan:
Pelaksanaan penegakan hukum Setiap a. atasan langsung yang bersangkutan
Pegawai Negeri Sipil Harus bersedia maka atasan langsung tersebut wajib
melakukan Kewajiban dan Larangan Sesuai menjatuhkan hukuman disiplin;
dengan Peraturan Pemerintah 53 Tahun 2010 b. pejabat yang lebih tinggi maka atasan
tentang Disiplin Pegawai pasal 3 (tiga) dan 4 langsung tersebut wajib melaporkan
(empat). Pemberian Sanksi PNS yang tidak secara hierarki disertai berita acara
menaati ketentuan sebagaimana dimaksud pemeriksaan.
dalam Pasal 3(tiga) dan/ atau Pasal 4 (empat) Pasal 25
dijatuhi hukuman disiplin. Dengan tidak 1. Khusus untuk pelanggaran disiplin yang
mengesampingkan ketentuan dalam peraturan ancaman hukumannya sebagaimana
perundang-undangan pidana, PNS yang dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat
melakukan pelangggaran disiplin dijatuhi (4) dapat dibentuk Tim Pemeriksa.
hukuman disiplin. 2. Tim Pemeriksa sebagaimana dimaksud
Sebagaimana yang telah diatur dalam pada ayat (1) terdiri dari atasan langsung,
bagian kelima Peraturan Pemerintah Nomor 53 unsur pengawasan, dan unsur kepegawaian
Tahun 2010 Pemeriksaan, Penjatuhan, dan atau pejabat lain yang ditunjuk.
Penyampaian Keputusan Hukuman Disiplin 3. Tim Pemeriksa sebagaimana dimaksud
menjelaskan tata cara pemanggilan Pegawai pada ayat (1)dibentuk oleh Pejabat Pembina
Negeri Sipil yaitu: Kepegawaian atau pejabat lain yang
Pasal 23 ditunjuk.
1. PNS yang diduga melakukan pelanggaran Pasal 26
disiplin dipanggil secara tertulis oleh atasan Apabila diperlukan, atasan langsung, Tim
langsung untuk dilakukan pemeriksaan. Pemeriksa atau pejabat yang berwenang
2. Pemanggilan kepada PNS yang diduga menghukum dapat meminta keterangan dari
melakukan pelanggaran disiplin dilakukan orang lain.
paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum Pasal 27
tanggal pemeriksaan. 1. Dalam rangka kelancaran pemeriksaan,
3. Apabila pada tanggal yang seharusnya yang PNS yang diduga melakukan pelanggaran
bersangkutan diperiksa tidak hadir, maka disiplin dan kemungkinan akan dijatuhi
dilakukan pemanggilan kedua paling hukuman disiplin tingkat berat, dapat
lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal dibebaskan sementara dari tugas jabatannya
seharusnya yang bersangkutan diperiksa oleh atasan langsung sejak yang
pada pemanggilan pertama. bersangkutan diperiksa.
4. Apabila pada tanggal pemeriksaan 2. Pembebasan sementara dari tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) PNS jabatannya sebagaimana dimaksud pada
yang bersangkutan tidak hadir juga maka ayat (1) berlaku sampai dengan
pejabat yang berwenang menghukum ditetapkannya keputusan hukuman disiplin.
menjatuhkan hukuman disiplin berdasarkan 3. PNS yang dibebaskan sementara dari tugas
alat bukti dan keterangan yang ada tanpa jabatannya sebagaimana dimaksud pada
dilakukan pemeriksaan. ayat (1) tetap diberikan hak-hak
Pasal 24 kepegawaiannya sesuai dengan peraturan
1. Sebelum PNS dijatuhi hukuman disiplin perundang-undangan.
setiap atasan langsung wajib memeriksa 4. Dalam hal atasan langsung sebagaimana
terlebih dahulu PNS yang diduga dimaksud pada ayat (1) tidak ada, maka
melakukan pelanggaran disiplin. pembebasan sementara dari jabatannya
2. Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada dilakukan oleh pejabat yang lebih tinggi.
ayat (1) dilakukan secara tertutup dan Pasal 28
hasilnya dituangkan dalam bentuk berita 1. Berita acara pemeriksaan sebagaimana
acara pemeriksaan. dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) harus
54

ditandatangani oleh pejabat yang yang bersangkutan serta tembusannya


memeriksa dan PNS yang diperiksa. disampaikan kepada pejabat instansi terkait.
2. Dalam hal PNS yang diperiksa tidak 3. Penyampaian keputusan hukuman disiplin
bersedia menandatangani berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada dilakukan paling lambat 14 (empat belas)
ayat (1), berita acara pemeriksaan tersebut hari kerja sejak keputusan ditetapkan.
tetap dijadikan sebagai dasar untuk 4. Dalam hal PNS yang dijatuhi hukuman
menjatuhkan hukuman disiplin. disiplin tidak hadir pada saat penyampaian
3. PNS yang diperiksa berhak mendapat foto keputusan hukuman disiplin, keputusan
kopi berita acara pemeriksaan sebagaimana dikirim kepada yang bersangkutan.
dimaksud pada ayat (1).
Pasal 29 B. Hambatan-hambatan yang timbul
1. Berdasarkan hasil pemeriksaan dalam meningkatkan kedisiplinan Pegawai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dan Negeri Sipil pada Kejaksaan Tinggi
Pasal 25 pejabat yang berwenang Kalimantan Timur.
menghukum menjatuhkan hukuman Penerapan peraturan disiplin Pegawai
disiplin. Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah
2. Dalam keputusan hukuman disiplin Nomor 53 Tahun 2010 di lingkungan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur telah
disebutkan pelanggaran disiplin yang dilakukan upaya penegakan disiplin. Namun
dilakukan oleh PNS yang bersangkutan. masih belum berjalan dengan maksimal karena
Pasal 30 masih ada pelaku pelanggar disiplin yang
1. PNS yang berdasarkan hasil pemeriksaan mendapatkan hukuman yang tidak sesuai
ternyata melakukan beberapa pelanggaran dengan perbuatan yang dilakukannya.
disiplin, terhadapnya hanya dapat dijatuhi Hambatan-hambatan yang timbul dalam
satu jenis hukuman disiplin yang terberat meningkatkan Kedisplinan Pegawai Negeri
setelah mempertimbangkan pelanggaran Sipil pada Kejaksaan Tinggi Kalimantan
yang dilakukan. adalah kurang tegasnya pimpinan dalam
2. PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin memberikan penjatuhan hukuman disiplin
kemudian melakukan pelanggaran disiplin terhadap Pegawai yang melakukan
yang sifatnya sama, kepadanya dijatuhi pelanggaran disiplin dan kurangnya
jenis hukuman disiplin yang lebih berat dari pehamanan Pegawai dalam memahami
hukuman disiplin terakhir yang pernah Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
dijatuhkan. sehingga banyak pegawai melakukan
3. PNS tidak dapat dijatuhi hukuman disiplin pelanggaran yang sama contohnya tidak
dua kali atau lebih untuk satu pelanggaran pernah mengikuti apel pagi dan apel sore, dan
disiplin. cukup banyak juga pegawai yang tidak
4. Dalam hal PNS yang dipekerjakan atau mengikuti senam pagi yang diadakan pada
diperbantukan di lingkungannya akan halaman kantor Kejaksaan Tinggi Kalimantan
dijatuhi hukuman disiplin yang bukan Timur, tetapi tidak dilakukan penjatuhan
menjadi kewenangannya, Pimpinan instansi hukuman disiplin ataupun teguran, sehingga
atau Kepala Perwakilan mengusulkan hal ini apabila terus dibiarkan berlanjut maka
penjatuhan hukuman disiplin kepada akan memicu penurunan tingkat kedisiplinan
pejabat pembina kepegawaian instansi bahkan cenderung menular kepada pegawai
induknya disertai berita acara pemeriksaan. yang lain yang sebelumnya rajin. Hal ini
Pasal 31 dikarenakan tidak adanya perbedaan perlakuan
1. Setiap penjatuhan hukuman disiplin antara pegawai yang rajin dengan yang kurang
ditetapkan dengan keputusan pejabat yang rajin. Kegiatan apel pagi dan senam pagi
berwenang menghukum. merupakan upaya pembinaan disiplin
2. Keputusan sebagaimana dimaksud pada sebagaimana yang telah diatur dalam peraturan
ayat (1) disampaikan secara tertutup oleh Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor: PER-
pejabat yang berwenang menghukum atau 016/A/J.A/07/2013 tentang urusan dalam
pejabat lain yang ditunjuk kepada PNS dilingkungan Kejaksaan Republik Indonesia
55

dalam pasal 15 (lima belas) yang mengatur penanganan perkara tindak pidana umum atas
tentang kegiatan apel pagi hari Senin dan apel nama Terdakwa Rusmin Als Allo Bin daeng
sore pada hari Jum’at, sedangkan pasal 128 Mapile dan kawan-kawan, terlapor tidak
(seratus dua puluh delapan) yang mengatur melaksanakan tugas dengan baik yaitu pada
tentang kegiatan senam pagi pada hari Jum’at. saat menerima barang bukti berupa 1 (satu)
Penjatuhan hukuman disiplin tingkat ringan bungkus sabu-sabu berat sekitar 48,51 gram
berupa teguran lisan kepada kedua 2 (dua) namun disisihkan sebanyak 0,5 gram/ 0,3 gram
orang pegawai yang tidak menjalankan surat netto serbuk dari penyidik yang tidak disegel
perintah tugas tersebut di nilai belum namun terlapor tidak meminta ahli untuk
maksimal kerena belum bisa memberikan efek dilakukan penelitian khusus , selanjutnya
jera terhadap pelanggar dan pegawai yang lain, terlapor meminjam/ mengambil barang bukti 1
tentu saja hal ini akan menghambat (satu) bungkus sabu-sabu tersebut dari petugas
pelaksanaan dan penerapan peraturan disiplin barang bukti dengan alasan untuk siding
itu sendiri. padahal sebenarnya tidak sesuai dengan jadwal
Dari hasil wawancara dengan KepalaSub. sidang dan terlapor tidak mengembalikan
Bagian Kepegawaian Kurangnya pegawai segera setelah keperluan persidangan selesai
sebagai perangkat pelaksanaan penegakan kepada petugas barang bukti namun
disiplin yaitu di bidang pengawasan dan menyimpannya sendiri sampai lebih dari 1
kurangnya fasilitas serta sarana dan prasarana (satu) bulan, sehingga menyebabkan barang
dalam pelaksanaan tugas, serta kurangnya bukti berupa 1 (satu) bungkus/ paket sabu-sabu
sistem pengawasan dalam bekerja maka tersebut ketika diperlihatkan dalam
memungkinkan terjadinya pelanggaran pemeriksaan di persidangan, dibantah oleh
disiplin. Dengan memahami arti pentingnya saksi Sugiyanto Bin Beta, Rahmad Bin Abdul
kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil dalam Rasyid (saksi penangkap), karena diperkirakan
pembangunan, terutama pada lingkungan berkurang jumlahnya dan kemasan plastiknya
Kejaksaan, kiranya menjadi kewajiban berbeda dengan saat penangkapan dan setelah
Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan diuji ulang oleh balai POM samarinda ternyata
kedisiplinan yaitu melaksanakan tugas dan tidak mengandung metamfetamina. Yang
kewajibannya dengan penuh tanggung jawab, bersangkutan telah melanggar pasal 10 angka 3
dengan demikian kedisiplinan Pegawai Negeri dan angka 7 jo pasal 7 ayat (4) huruf c
Sipil akan dapat tercapai. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
Setiap Pimpinan Kejaksaan Tinggi tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil, dengan
maupun Kejaksaan Negeri harusnya dijatuhi hukuman tingkat berat berupa
memberikan sosialisasi terhadap masing- pembebasan dari jabatan fungsional jaksa.
masing pegawai agar masing-masing pegawai Berdasarkan hasil tes air seni (urine) yang
mengetahui kewajiban dan larangan yang dilakuakan oleh petugas Badan Narkotika
tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor Nasional Provinsi Kalimantan Timur terhadap
53 Tahun 2010 serta hukuman disiplin bagi oknum Jaksa Didik Wahyu Widodo, SH
masing-masing pegawai agar pegawai didapatkan hasil bahwa yang bersangkutan
mengetahui hukuman disiplin yang diberikan positif menggunakan sabu-sabu
kepada pegawai yang melakukan pelanggaran (metamfetamina). Seharusnya Didik Wahyu
disiplin. Sehingga setiap pegawai di Kejaksaan Widodo, SH dapat dikatagorikan sebagai
Tinggi maupun di Kejaksaan Negeri tidak pemakai dan melanggar Undang-undang
melakukan Pelanggaran Disiplin. Setiap Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009
pimpinan juga harus tegas dalam memberikan tentang Narkotika, tetapi yang bersangkutan
hukuman disiplin ditujukan sebagi shock tidak dilakukan hukuman apa-apa selain
therapy terhadap pegawai yang melakukan pembebasan dari jabatan fungsional jaksa.
pelanggarandan sebagai pelajaran bagi Tentu saja hukuman tersebut tidak membuat
pegawai yang lain untuk tidak melakukan yang bersangkutan merasa jera ataupun
pelanggaran. berubah.
Contoh pelanggaran disiplin berat oleh Hal ini bisa dilihat ketika beberapa bulan
oknum Jaksa atas nama Didik Wahyu Widodo, kemudian setelah penjatuhan hukuman disiplin
SH selaku Jaksa Penuntut umum dalam tersebut, tepatnya pada tanggal 15 September
56

2014 yang bersangkutan ditangkap oleh langkah yang tepat untuk memulihkan fisik
anggota Reserse Narkoba Polresta Samarinda dan mental nya agar tidak ketergantungan
karena yang bersangkutan diduga keras terhadap narkoba. Apalagi setelah kasus yang
melakukan tindak pidana sebagaimana di alaminya yang mengakibatkan pencopotan
dimaksud dalam pasal 114 ayat 1 dan pasal dari jabatan jaksa terhadap yang bersangkutan
112 ayat 1 UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang tentu saja membuat nya frustasi dan bias saja
Narkotika. Sampai sekarang masih dilakukan untuk menenangkan pikirannya dia akan
penahanan oleh pihak penyidik kepolisian. Hal menggunakan narkoba lagi. Harusnya
ini tentu sangat mencoreng nama baik institusi pimpinan dan perangkat pelaksana penegakan
kejaksaan, khususnya Kejaksaan Tinggi disiplin dalam hal ini bidang pengawasan
Kalimantan Timur. Tentu saja dalam kasus ini harus melakukan pemantauan dan memberikan
bidang pengawasan tidak bisa mengawasi perhatian khusus, agar setiap perubahan
Didik Wahyu Widodo, SH secara optimal tingkah laku nya bisa di ketahui sehingga bisa
selama 24 jam karena terbatasnya jumlah di ambil langkah yang tepat dalam
personel pada bidang pengawasan, tetapi penanganannya.
apabila mengacu pada undang-undang
psikotropika yang menjelaskan bahwa apabila PENUTUP
ada seseorang menggunakan narkoba yang KESIMPULAN DAN SARAN
mengakibatkan ketergantungan terhadap
narkoba itu sendiri maka harus dilakukan Berdasarkan hasil pembahasan mengenai
proses rehabilitasi untuk memulihkan fisik dan “Pelaksanaan Disiplin Pgawai Negeri Sipil
mentalnya sebagai pengguna narkoba. Berdasarka Peraturan Pemerintah Nomor 53
Selain hukuman untuk pembuat, pengedar Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri
dan pengguna Narkotika, Pemerintah juga Sipil pada Kejaksaan Tinggi Kalimantan
membuat batasan tertentu untuk melakukan Timur” maka dapat disimpulkan bahwa secara
rehabilitasi bagi seseorang yang telah menjadi umum pelaksanaan kedisiplinan Pegawai
pecandu. Beberapa ketentuan tersebut terdapat Negeri Sipil dilingkungan Kejaksaan Tinggi
dalam Peraturan pemerintah Republik Kalimantan Timur sudah dilakukan sesuai
Indonesia Nomor 25 Tahun 2011, tentang dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika. 2010. Namun ada beberapa hambatan dalam
Dalam ayat 6 (enam) Peraturan Pemerintah pelaksanaan secara teknis dilapangan yaitu
Nomor 25 Tahun 2011 mengatakan pada Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur
Rehabilitasi Medis adalah suatu proses masih kekurangan personel, sehingga beban
kegiatan pengobatan secara terpadu untuk tugas terlalu banyak sehingga menimbulkan
membebaskan pecandu dari ketergantungan kejenuhan pada personel tersebut, hal ini
Narkotika, dan dalam ayat 7 (tujuh) memungkinkan timbulnya suatu tindakan yang
Rehabilitasi Sosial adalah suatu proses melanggar disiplin Pegawai Negeri sipil.
kegiatan pemulihan secara terpadu, baik fisik, Kurangnya pegawai sebagai perangkat
mental maupun sosial, agar mantan Pecandu pelaksana penegakan disiplin yaitu di bidang
Narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi pengawasan di Kejaksan Tinggi dan Kejaksaan
sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Negeri di seluruh wilayah Kalimantan Timur.
Seandainya pada saat penanganan kasus Karena kurangnya fasilitas serta sarana dan
pertama dari saudara Didik wahyu Widodo, prasarana dalam pelaksanaan tugas, serta
SH yang dijatuhkan hukuman tingkat berat kurangnya sistem pengawasan dalam bekerja
berupa pencopotan dari jabatan fungsional maka memungkinkan terjadinya pelanggaran
jaksa yang bersangkutan di masukan ke panti disiplin. Dengan memahami arti pentingnya
rehabilitasi pengguna narkoba karena yang kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil dalam
bersangkutan terbukti positif menggunakan pembangunan, terutama pada lingkungan
narkoba pada saat dilakukan tes urin. Karena Kejaksaan, kiranya menjadi kewajiban
telah di nyatakan positif menggunakan narkoba Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan
maka harusnya patut di curigai bahwa yang kedisiplinan yaitu melaksanakan tugas dan
bersangkutan akan ketergantungan terhadap kewajibannya dengan penuh tanggung jawab,
narkoba, maka seharusnya dapat di ambil dengan demikian kedisiplinan Pegawai Negeri
57

Sipil akan dapat tercapai. Jika penegakan Hendaknya ada sanksi yang tegas terhadap
peraturan disiplin tidak dijalankan dengan setiap pelanggar disiplin Pegawai Negeri Sipil
baik, maka akan menjadi acuan bagi pegawai agar penegakan disiplin bisa berjalan dengan
yang lain kedepannya dengan dalih maksimal sehingga bisa menimbulkan rasa jera
membandingkan pelanggaran terdahulu yang terhadap pegawai yang melanggar disiplin dan
tidak diberikan hukuman yang sesuai aturan, bisa menjadi pedoman atau gamabaran bagi
tentu saja hal seperti ini akan menghambat pegawai lain agar tidak melakukan perbuatan
pelaksanaan penegakan disiplin pegawai yang melanggar disiplin. Untuk melaksanakan
negeri sipil. peraturan disiplin sesuai dengan peraturan
Hambatan-hambatan yang timbul dalam maka sangat dibutuhkan perubahan pola pikir
meningkatkan disiplin pegawai Kurang dari masing-masing individu pegawai, agar
tegasnya Sanksi yang diberikan oleh Pejabat bisa merubah budaya kerja yang negatif
yang berwenang. Pejabat yang berwenang menjadi budaya kerja yang positif.
harus memberikan sanksi/tindakan secara tegas
bilamana seorang Pegawai Negeri Sipil
terbukti melakukan pelanggaran disiplin DAFTAR PUSTAKA
dengan tujuan untuk memberikan efek jera dan
shock terapi agar PNS yang lain tidak meniru A. Literatur
atau melakukannya.Ancaman yang Basrief Arief, Jaksa Sahabat Masyarakat
ditimbulkan apabila penerapan sanksi dalam Suatu Harapan, Gaung Persada Press,
pelanggaran disiplin PNS tidak dijalankan Jakarta, 2013.
dengan baik maka akan timbul kecemburuan Buchari Alma, Pengantar Bisnis, Alfabeta,
sosial serta akan dijadikan patokan oleh Bandung, 2009.
pegawai yang melanggar peraturan disiplin Brantas, Dasar-Dasar Manajemen, Alfabeta,
berikutnya, dengan demikian penerapan sanksi Bandung, 2013.
yang tidak sesuai akan menimbulkan Brisma Renaldi, Pola Pikir Pegawai Negeri
menurunnya kepercayaan pegawai terhadap Sipil, Modul Pendidikan Pelatihan pra
penerapan peraturan disiplin itu sendiri serta Jabatan Gol. II, LAN RI, Jakarta,
memungkinkan meningkatnya pelanggaran 2009.
terhadap disiplin. Untuk itu hendaknya dalam H.M. Agus Santoso, Hukum Moral, dan
penerapan sanksi harus sesuai dengan tingkat Keadilan, Sebuah Kajian Filsafat Hukum,
pelanggaran dan bisa memberikan efek jera Kencana Prenada Media Group,
terhadap pegawai yang melanggar. Jakarta, 2012.
Oleh karenanya penulis memiliki saran Idup Suhady, Kepemerintahan yang Baik,
yaitu sebaiknya pelaksanaan Peraturan Disiplin Modul Pendidikan dan Pelatihan Pra
Pegawai Negeri Sipil hendaknya dilaksanakan Jabatan Gol. II, LAN RI, Jakarta,
dengan tegas tanpa ada pengecualian, agar 2009.
peraturan itu sendiri bisa dilaksanakan dengan Irham Fahmi, Pelaku Organisasi Teori,
maksimal. Untuk mendapatkan pencapaian Aplikasi, dan Kasus, Alfabeta, Bandung,
hasil kinerja yang sesuai dengan apa yang 2013.
diharapkan maka dibutuhkan sumber daya Juniarso Ridwan, dan H.M Achmad Sodik
manusia yang berkompetensi di bidang nya Sudrajat, Hukum Administrai Negara
serta jumlahnya sesuai dengan beban kerja dan Kebijakan Pelayanan Publik,
yang di embannya, jika beban kerja melebihi Nuansa, Bandung, 2010.
kemampuan pegawai maka pekerjaan ada yang Miftah Thoha, Manajemen Kepegawaian
terbengkalai serta menimbulkan kejenuhan Sipil di Indonesia, Jakarta, 2010.
terhadap pegawai sehingga memicu Muhammad Djafar Saidi, Hukum Keuangan
pelanggaran terhadap disiplin. Pembangunan Negara, Jakarta, 2010.
aparatur pemerintahan diarahkan untuk Suratman, Philip Dillah, Metode Penelitian
menciptakan aparatur yang lebih efisien, bersih Hukum, Alfa Beta, Bandung, 2013.
dan berwibawa serta mampu melaksanakan Soeryono Soekanto, Pengantar Penelitian
seluruh tugas umum dan pembangunan dengan Hukum, UI Pers, Jakarta, 2010.
sebaik-baiknya.
58

Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya - Surat Edaran Kepala Badan


Manusia, Erlangga, Jakarta, 2012. Administrasi Kepegawaian Nomor :
Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya 23/SE/1980,
Manusia, teori, Aplikasi, dan Penelitian, Tentang Peraturan Disiplin Pegawai
Salemba Empat, Jakarta, 2009. Negeri Sipil.
B. Daftar Perundang-Undangan C. Media Cetak
- Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Kaltim Post.
Amandemen. Samarinda Post.
- Undang-Undang Nomor 5 Tahun D. Media Internet.
2014, tentang Aparatur Sipil Negara Wirasaputra23.blogspot.com/2013/07
(ASN) www.kejaksaan.go.id.
- Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2004, tentang Kejaksaan Republik
Indonesia
- Undang-Undang No. 43 Tahun 1999,
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
- Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun
2011, tentang Penilian Prestasi Kerja
Pegawai Negeri Sipil.
- Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun
2010, tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil.
- Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun
2010, tentang Organisasi dan Tata
Kerja
Kejaksaan Republik Indonesia.
- Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun
2003, tentang Wewenang
Pengangkatan,
Pemindahan, Pemberhentian Pegawai
Negeri Sipil.
- Peraturan Presiden Republik
Indonesia No. 38 Tahun 2010,
tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kejaksaan Republik
Indonesia.
- Peraturan Jaksa Agung RI Nomor:
Per-016/A/JA/07/2013, Tentang
urusan dalam Kejaksaan Republik
Indonesia.
- Peraturan Jaksa Agung RI Nomor:
PER/009/A/JA/01/2011, tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan
Republik Indonesia.
- Peraturan Jaksa Agung RI Nomor :
KEPJA/A/JA/12/2000, tentang
Ketentuan-
Ketentuan Penyelenggaraan
pengawasan Kejaksaan RI JAksa
Agung
Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai