ABSTRAK
Sebagaimana telah diamanatkan di dalam peraturan perundang-undangan, aparatur negara
dalam meningkatkan kualitas Aparatur Negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan
keprofesionalan serta memberlakukan sistem karir berdasarkan prestasi kerja dengan prinsip
memberikan penghargaan dan sanksi, maka Aparatur Negara hendaknya dapat bersikap
disiplin dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Pendayagunaan
Aparatur Negara terus ditingkatkan terutama yang berkaitan dengan kualitas, efisiensi
pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan kesejahteraan
aparat sangat di perhatikan dalam menunjang pelaksanaan tugas. Namun pada kenyataannya
masih saja banyak aparatur negara yang melakukan pelanggaran yang berupa Sanksi Berat
contohnya yang terjadi di Lingkungan Kejaksaan Tinggi sebagai Satya Adhi Wicaksana. Untuk
menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, tentunya di perlukan kedisiplinan para
aparat pemerintah dan administrasi kepegawaian. Oleh karena itu diperlukan suatu perangkat
peraturan yang dapat mendukung terciptanya kedisiplinan pegawai.
Kata Kunci: Disiplin Pegawai, Implementasi Peraturan Pemerintah tentang disiplin pegawai.
ABSTRACT
As has been mandated in legislation, the state apparatus in improving the quality of
Administrative by improving welfare and professionalism as well as enacting system careers
based on performance with the principle of reward and punishment, the State Apparatus should
be able to be disciplined in achieving good governance and authoritative. Administrative
Reform continues to be improved, especially with regard to quality, service efficiency, and
protection of the public as well as professional skills, and well-being are all concerned agencies
in supporting the implementation of tasks. In fact still many state officials who commit
violations in the form of sanctions Weight Environmental example that occurred in the high
Court as Satya Adhi Wicaksana. In order To create clean governance and authoritative,
certainly needed discipline of the officials and personnel administration. Therefore we need a
set of rules that can support the creation of employee discipline.
Tabel 1.
Rekapitulasi Penjatuhan Hukuman disiplin dari Tahun 2010-2015
Tahun Hukuman Keterangan
Disiplin
Ringan Sedang Berat
2010 - 1 - Penundaan Kenaikan Pangkat Selama 1
Tahun
2011 - 8 - Penundaan Kenaikan Pangkat Selama 1
Tahun
2012 - 5 1 Penurunan Pangkat setingkat lebih rendah
selama 1 Tahun dan Penurunan Pangkat
setingkat lebih rendah selama 3 Tahun
2013 - 2 1 Penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun,
penundaan kenaikan gaji berkala dan
pembebasan dari Jabatan Fungsional Jaksa
selama 2 tahun
2014 - - 1 Pembebasan fungsional jaksa selama 2 tahun
2015 - 1 - Penundaan Kenaikan Pangkat selama 1
Tahun
laporan pengaduan masih dalam proses melanggar disiplin antara lain dari Tata Usaha
pemriksaan oleh bidang pengawasan golongan II sebanyak 1 (satu) orang dan
Kejaksaan Tinggi Kaltim. Setiap laporan golongan III sebanyak 2 (dua) orang,
pengaduan yang dilaporkan kepada bidang sedangkan dari Jaksa golongan III sebanyak 7
pengawasan akan ditindaklanjuti secepat (tujuh) orang dan golongan IV sebanyak 1
mungkin, kalau laporan tersebut terbukti maka (satu) orang. Dalam tabel 2 bisa di lihat hasil
akan dilakukan proses lebih lanjut dan pelaksanaan penegakan peraturan disiplin
seandainya tidak ditemukan bukti maka berdasarkan jenis hukuman yang di jatuhkan
inspeksi kasus terhadap laporan tersebut yaitu hukuman disiplin ringan terhadap 2 (dua)
dihentikan dengan dibuatkan surat orang Jaksa, dan jenis hukuman disiplin
keputusannya. tingkat sedang dijatuhkan kepada 1 (satu)
Dalam periode 2013 s/d 2014 bidang orang staf Tata Usaha dan 3 (tiga) orang dari
pengawasan Kejaksaan Tinggi Kalimantan Jaksa, sedangkan untuk jenis hukuman tingkat
Timur telah melaksanakan rencana kerja dan berat di jatuhkan kepada 2 (dua) orang dari staf
program kerja sesuai dengan yang telah Tata Usaha dan 3 (tiga) orang dari Jaksa.
ditetapkan, dengan pengukuran kinerja yang Dalam tabel 3 bisa kita lihat penjatuhan
mencakup penetapan indicator kinerja dan hukuman disiplin berdasarkan jenis perbuatan
capaian indikator kinerja. Dari pengukuran yaitu penjatuhan hukuman disiplin karena
kinerja di peroleh evaluasi kinerja kegiatan melakukan perbuatan indisipliner (melanggar
yaitu: disiplin) yang dilakukan oleh staf Tata Usaha
1. Meningkatkan pengawasan melekat berjumlah 3 (tiga) orang dan dari Jaksa
(Waskat) secara berkesinambungan yaitu berjumlah 8 (delapan) orang.
dengan melakukan pengusutan dan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor
pemeriksaan di tempat (inspeksi kasus) 53 Tahun 2010 tentang disiplin Pegawai
penyimpangan, penyalahgunaan jabatan Negeri Sipil yang dilakukan oleh bidang
atau wewenang dan perbuatan tercela pengawasan Kejaksaan Tinggi Kalimantan
lainnya, serta mengusulkan penjatuhan Timur sudah efektif hal tersebut dapat dilihat
hukuman disiplin terhadap pegawai dari Tabel nomor 4 yang menunjukkan bahwa
kejaksaan yang terbukti melakukan setiap tahunnya sudah berkurang pegawai yang
perbuatan tercela. melakukan pelanggaran disiplin.
2. Melakukan pengawasan pelaksanaan tugas Dalam memahami bentuk disiplin pada
satuan kerja baik rutin maupun PNS, sebagai abdi negara dan masyarakat
pembangunan dengan menyusun program Pegawai Negeri Sipil perlu mengacu pada
kerja pengawasan tahunan (PKPT) Tahun peraturan perundang-undangan yang berlaku
2014 untuk melaksanakan inspeksi umum akan hal ini. Dalam hal Disiplin PNS, kita
dan inspeksi pemantauan terhadap 14 mempunyai Peraturan Pemerintah No. 30
(empat belas) unit kerja Kejaksaan se- Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin
Kalimantan Timur, serata melakukan Pegawai Negeri Sipil. Selama ini seluruh
pengamatan, penelitian, pengujian dan kewajiban dan larangan bagi PNS mengacu
penilaian atas surat-surat dan laporan rutin pada koridor-koridor pada Peraturan
maupun insidentil dari Kejaksaan se- Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tersebut.
Kalimantan Timur. Dan pada tahun 2010, peraturan tentang
Disiplin PNS disempurnakan lagi dengan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor
53 Tahun 2010 tentang disiplin Pegawai 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil yang dilakukan oleh bidang Negeri Sipil. Peraturan Pemerintah 53 Tahun
pengawasan Kejaksaan Tinggi Kalimantan 2010 ini diberlakukan mulai bulan Juni 2010,
Timur pada Tahun 2013 berdasarkan hasil sehingga segala hal yang berhubungan
laporan bulanan bidang pengawasan dari hasil dengan Disiplin PNS mengacu pada
wawancara dengan asisten bidang pengawasan peraturan pemerintah ini. Jadi, bentuk
yaitu dalam tabel 1 mengelompokan disiplin bagi PNS adalah yang mengacu pada
penjatuhan hukuman disiplin sesuai dengan Peraturan Pemerintah 53 Tahun 2010 yang
pangkat dan golongan pegawai yang berisi 17 kewajiban dan 15 larangan, sebagai
53
dalam pasal 15 (lima belas) yang mengatur penanganan perkara tindak pidana umum atas
tentang kegiatan apel pagi hari Senin dan apel nama Terdakwa Rusmin Als Allo Bin daeng
sore pada hari Jum’at, sedangkan pasal 128 Mapile dan kawan-kawan, terlapor tidak
(seratus dua puluh delapan) yang mengatur melaksanakan tugas dengan baik yaitu pada
tentang kegiatan senam pagi pada hari Jum’at. saat menerima barang bukti berupa 1 (satu)
Penjatuhan hukuman disiplin tingkat ringan bungkus sabu-sabu berat sekitar 48,51 gram
berupa teguran lisan kepada kedua 2 (dua) namun disisihkan sebanyak 0,5 gram/ 0,3 gram
orang pegawai yang tidak menjalankan surat netto serbuk dari penyidik yang tidak disegel
perintah tugas tersebut di nilai belum namun terlapor tidak meminta ahli untuk
maksimal kerena belum bisa memberikan efek dilakukan penelitian khusus , selanjutnya
jera terhadap pelanggar dan pegawai yang lain, terlapor meminjam/ mengambil barang bukti 1
tentu saja hal ini akan menghambat (satu) bungkus sabu-sabu tersebut dari petugas
pelaksanaan dan penerapan peraturan disiplin barang bukti dengan alasan untuk siding
itu sendiri. padahal sebenarnya tidak sesuai dengan jadwal
Dari hasil wawancara dengan KepalaSub. sidang dan terlapor tidak mengembalikan
Bagian Kepegawaian Kurangnya pegawai segera setelah keperluan persidangan selesai
sebagai perangkat pelaksanaan penegakan kepada petugas barang bukti namun
disiplin yaitu di bidang pengawasan dan menyimpannya sendiri sampai lebih dari 1
kurangnya fasilitas serta sarana dan prasarana (satu) bulan, sehingga menyebabkan barang
dalam pelaksanaan tugas, serta kurangnya bukti berupa 1 (satu) bungkus/ paket sabu-sabu
sistem pengawasan dalam bekerja maka tersebut ketika diperlihatkan dalam
memungkinkan terjadinya pelanggaran pemeriksaan di persidangan, dibantah oleh
disiplin. Dengan memahami arti pentingnya saksi Sugiyanto Bin Beta, Rahmad Bin Abdul
kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil dalam Rasyid (saksi penangkap), karena diperkirakan
pembangunan, terutama pada lingkungan berkurang jumlahnya dan kemasan plastiknya
Kejaksaan, kiranya menjadi kewajiban berbeda dengan saat penangkapan dan setelah
Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan diuji ulang oleh balai POM samarinda ternyata
kedisiplinan yaitu melaksanakan tugas dan tidak mengandung metamfetamina. Yang
kewajibannya dengan penuh tanggung jawab, bersangkutan telah melanggar pasal 10 angka 3
dengan demikian kedisiplinan Pegawai Negeri dan angka 7 jo pasal 7 ayat (4) huruf c
Sipil akan dapat tercapai. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
Setiap Pimpinan Kejaksaan Tinggi tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil, dengan
maupun Kejaksaan Negeri harusnya dijatuhi hukuman tingkat berat berupa
memberikan sosialisasi terhadap masing- pembebasan dari jabatan fungsional jaksa.
masing pegawai agar masing-masing pegawai Berdasarkan hasil tes air seni (urine) yang
mengetahui kewajiban dan larangan yang dilakuakan oleh petugas Badan Narkotika
tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor Nasional Provinsi Kalimantan Timur terhadap
53 Tahun 2010 serta hukuman disiplin bagi oknum Jaksa Didik Wahyu Widodo, SH
masing-masing pegawai agar pegawai didapatkan hasil bahwa yang bersangkutan
mengetahui hukuman disiplin yang diberikan positif menggunakan sabu-sabu
kepada pegawai yang melakukan pelanggaran (metamfetamina). Seharusnya Didik Wahyu
disiplin. Sehingga setiap pegawai di Kejaksaan Widodo, SH dapat dikatagorikan sebagai
Tinggi maupun di Kejaksaan Negeri tidak pemakai dan melanggar Undang-undang
melakukan Pelanggaran Disiplin. Setiap Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009
pimpinan juga harus tegas dalam memberikan tentang Narkotika, tetapi yang bersangkutan
hukuman disiplin ditujukan sebagi shock tidak dilakukan hukuman apa-apa selain
therapy terhadap pegawai yang melakukan pembebasan dari jabatan fungsional jaksa.
pelanggarandan sebagai pelajaran bagi Tentu saja hukuman tersebut tidak membuat
pegawai yang lain untuk tidak melakukan yang bersangkutan merasa jera ataupun
pelanggaran. berubah.
Contoh pelanggaran disiplin berat oleh Hal ini bisa dilihat ketika beberapa bulan
oknum Jaksa atas nama Didik Wahyu Widodo, kemudian setelah penjatuhan hukuman disiplin
SH selaku Jaksa Penuntut umum dalam tersebut, tepatnya pada tanggal 15 September
56
2014 yang bersangkutan ditangkap oleh langkah yang tepat untuk memulihkan fisik
anggota Reserse Narkoba Polresta Samarinda dan mental nya agar tidak ketergantungan
karena yang bersangkutan diduga keras terhadap narkoba. Apalagi setelah kasus yang
melakukan tindak pidana sebagaimana di alaminya yang mengakibatkan pencopotan
dimaksud dalam pasal 114 ayat 1 dan pasal dari jabatan jaksa terhadap yang bersangkutan
112 ayat 1 UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang tentu saja membuat nya frustasi dan bias saja
Narkotika. Sampai sekarang masih dilakukan untuk menenangkan pikirannya dia akan
penahanan oleh pihak penyidik kepolisian. Hal menggunakan narkoba lagi. Harusnya
ini tentu sangat mencoreng nama baik institusi pimpinan dan perangkat pelaksana penegakan
kejaksaan, khususnya Kejaksaan Tinggi disiplin dalam hal ini bidang pengawasan
Kalimantan Timur. Tentu saja dalam kasus ini harus melakukan pemantauan dan memberikan
bidang pengawasan tidak bisa mengawasi perhatian khusus, agar setiap perubahan
Didik Wahyu Widodo, SH secara optimal tingkah laku nya bisa di ketahui sehingga bisa
selama 24 jam karena terbatasnya jumlah di ambil langkah yang tepat dalam
personel pada bidang pengawasan, tetapi penanganannya.
apabila mengacu pada undang-undang
psikotropika yang menjelaskan bahwa apabila PENUTUP
ada seseorang menggunakan narkoba yang KESIMPULAN DAN SARAN
mengakibatkan ketergantungan terhadap
narkoba itu sendiri maka harus dilakukan Berdasarkan hasil pembahasan mengenai
proses rehabilitasi untuk memulihkan fisik dan “Pelaksanaan Disiplin Pgawai Negeri Sipil
mentalnya sebagai pengguna narkoba. Berdasarka Peraturan Pemerintah Nomor 53
Selain hukuman untuk pembuat, pengedar Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri
dan pengguna Narkotika, Pemerintah juga Sipil pada Kejaksaan Tinggi Kalimantan
membuat batasan tertentu untuk melakukan Timur” maka dapat disimpulkan bahwa secara
rehabilitasi bagi seseorang yang telah menjadi umum pelaksanaan kedisiplinan Pegawai
pecandu. Beberapa ketentuan tersebut terdapat Negeri Sipil dilingkungan Kejaksaan Tinggi
dalam Peraturan pemerintah Republik Kalimantan Timur sudah dilakukan sesuai
Indonesia Nomor 25 Tahun 2011, tentang dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika. 2010. Namun ada beberapa hambatan dalam
Dalam ayat 6 (enam) Peraturan Pemerintah pelaksanaan secara teknis dilapangan yaitu
Nomor 25 Tahun 2011 mengatakan pada Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur
Rehabilitasi Medis adalah suatu proses masih kekurangan personel, sehingga beban
kegiatan pengobatan secara terpadu untuk tugas terlalu banyak sehingga menimbulkan
membebaskan pecandu dari ketergantungan kejenuhan pada personel tersebut, hal ini
Narkotika, dan dalam ayat 7 (tujuh) memungkinkan timbulnya suatu tindakan yang
Rehabilitasi Sosial adalah suatu proses melanggar disiplin Pegawai Negeri sipil.
kegiatan pemulihan secara terpadu, baik fisik, Kurangnya pegawai sebagai perangkat
mental maupun sosial, agar mantan Pecandu pelaksana penegakan disiplin yaitu di bidang
Narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi pengawasan di Kejaksan Tinggi dan Kejaksaan
sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Negeri di seluruh wilayah Kalimantan Timur.
Seandainya pada saat penanganan kasus Karena kurangnya fasilitas serta sarana dan
pertama dari saudara Didik wahyu Widodo, prasarana dalam pelaksanaan tugas, serta
SH yang dijatuhkan hukuman tingkat berat kurangnya sistem pengawasan dalam bekerja
berupa pencopotan dari jabatan fungsional maka memungkinkan terjadinya pelanggaran
jaksa yang bersangkutan di masukan ke panti disiplin. Dengan memahami arti pentingnya
rehabilitasi pengguna narkoba karena yang kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil dalam
bersangkutan terbukti positif menggunakan pembangunan, terutama pada lingkungan
narkoba pada saat dilakukan tes urin. Karena Kejaksaan, kiranya menjadi kewajiban
telah di nyatakan positif menggunakan narkoba Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan
maka harusnya patut di curigai bahwa yang kedisiplinan yaitu melaksanakan tugas dan
bersangkutan akan ketergantungan terhadap kewajibannya dengan penuh tanggung jawab,
narkoba, maka seharusnya dapat di ambil dengan demikian kedisiplinan Pegawai Negeri
57
Sipil akan dapat tercapai. Jika penegakan Hendaknya ada sanksi yang tegas terhadap
peraturan disiplin tidak dijalankan dengan setiap pelanggar disiplin Pegawai Negeri Sipil
baik, maka akan menjadi acuan bagi pegawai agar penegakan disiplin bisa berjalan dengan
yang lain kedepannya dengan dalih maksimal sehingga bisa menimbulkan rasa jera
membandingkan pelanggaran terdahulu yang terhadap pegawai yang melanggar disiplin dan
tidak diberikan hukuman yang sesuai aturan, bisa menjadi pedoman atau gamabaran bagi
tentu saja hal seperti ini akan menghambat pegawai lain agar tidak melakukan perbuatan
pelaksanaan penegakan disiplin pegawai yang melanggar disiplin. Untuk melaksanakan
negeri sipil. peraturan disiplin sesuai dengan peraturan
Hambatan-hambatan yang timbul dalam maka sangat dibutuhkan perubahan pola pikir
meningkatkan disiplin pegawai Kurang dari masing-masing individu pegawai, agar
tegasnya Sanksi yang diberikan oleh Pejabat bisa merubah budaya kerja yang negatif
yang berwenang. Pejabat yang berwenang menjadi budaya kerja yang positif.
harus memberikan sanksi/tindakan secara tegas
bilamana seorang Pegawai Negeri Sipil
terbukti melakukan pelanggaran disiplin DAFTAR PUSTAKA
dengan tujuan untuk memberikan efek jera dan
shock terapi agar PNS yang lain tidak meniru A. Literatur
atau melakukannya.Ancaman yang Basrief Arief, Jaksa Sahabat Masyarakat
ditimbulkan apabila penerapan sanksi dalam Suatu Harapan, Gaung Persada Press,
pelanggaran disiplin PNS tidak dijalankan Jakarta, 2013.
dengan baik maka akan timbul kecemburuan Buchari Alma, Pengantar Bisnis, Alfabeta,
sosial serta akan dijadikan patokan oleh Bandung, 2009.
pegawai yang melanggar peraturan disiplin Brantas, Dasar-Dasar Manajemen, Alfabeta,
berikutnya, dengan demikian penerapan sanksi Bandung, 2013.
yang tidak sesuai akan menimbulkan Brisma Renaldi, Pola Pikir Pegawai Negeri
menurunnya kepercayaan pegawai terhadap Sipil, Modul Pendidikan Pelatihan pra
penerapan peraturan disiplin itu sendiri serta Jabatan Gol. II, LAN RI, Jakarta,
memungkinkan meningkatnya pelanggaran 2009.
terhadap disiplin. Untuk itu hendaknya dalam H.M. Agus Santoso, Hukum Moral, dan
penerapan sanksi harus sesuai dengan tingkat Keadilan, Sebuah Kajian Filsafat Hukum,
pelanggaran dan bisa memberikan efek jera Kencana Prenada Media Group,
terhadap pegawai yang melanggar. Jakarta, 2012.
Oleh karenanya penulis memiliki saran Idup Suhady, Kepemerintahan yang Baik,
yaitu sebaiknya pelaksanaan Peraturan Disiplin Modul Pendidikan dan Pelatihan Pra
Pegawai Negeri Sipil hendaknya dilaksanakan Jabatan Gol. II, LAN RI, Jakarta,
dengan tegas tanpa ada pengecualian, agar 2009.
peraturan itu sendiri bisa dilaksanakan dengan Irham Fahmi, Pelaku Organisasi Teori,
maksimal. Untuk mendapatkan pencapaian Aplikasi, dan Kasus, Alfabeta, Bandung,
hasil kinerja yang sesuai dengan apa yang 2013.
diharapkan maka dibutuhkan sumber daya Juniarso Ridwan, dan H.M Achmad Sodik
manusia yang berkompetensi di bidang nya Sudrajat, Hukum Administrai Negara
serta jumlahnya sesuai dengan beban kerja dan Kebijakan Pelayanan Publik,
yang di embannya, jika beban kerja melebihi Nuansa, Bandung, 2010.
kemampuan pegawai maka pekerjaan ada yang Miftah Thoha, Manajemen Kepegawaian
terbengkalai serta menimbulkan kejenuhan Sipil di Indonesia, Jakarta, 2010.
terhadap pegawai sehingga memicu Muhammad Djafar Saidi, Hukum Keuangan
pelanggaran terhadap disiplin. Pembangunan Negara, Jakarta, 2010.
aparatur pemerintahan diarahkan untuk Suratman, Philip Dillah, Metode Penelitian
menciptakan aparatur yang lebih efisien, bersih Hukum, Alfa Beta, Bandung, 2013.
dan berwibawa serta mampu melaksanakan Soeryono Soekanto, Pengantar Penelitian
seluruh tugas umum dan pembangunan dengan Hukum, UI Pers, Jakarta, 2010.
sebaik-baiknya.
58