Anda di halaman 1dari 15

2.

1 Subsistem hulu pada komoditas gurame


A. Penyiapan sarana dan prasarana
1. Kolam
Tahap persiapan kolam untuk pembenihan, pendederan
maupun pembesaranprinsipnya hampir sama, hanya
dibedakan pada padat tebar dan jenis pakanyang diberikan
serta ketinggian air yang dibutuhkan. Konstruksi kolam dan
pengolahan lahan pada setiap tahap sama.
 Kolam pembenihan
Untuk ukuran kolam 2,5 m X 3,0 m. Lebar
pematang 70 cm. Kedalaman kolam tidak lebih dari
110 cm sedangkan untuk kedalaman air sekitar 100
cm.
 Kolam penyimpanan induk
Kolam ini berfungsi untuk menyimpan induk dalam
mempersiapkan kematangan telur dan memelihara
kesehatan induk, kolam berupa kolam tanah yang
luasnya sekitar 10 meter persegi, kedalamam
minimal 50 cm dan kepadatan kolam induk 20 ekor
betina dan 10 ekor jantan.
 Kolam pemijahan
Kolam berupa kolam tanah yang luasnya 200/300
meter persegi dan kepadatan kolam induk 1 ekor
memerlukan 2-10 meter persegi (tergantung dari
sistim pemijahan). Adapun syarat kolam pemijahan
adalah suhu air berkisar antara 24-28 derajat C;
kedalaman air 75-100 cm; dasar kolam sebaiknya
berpasir. Tempatkan sarana penempel telur berupa
injuk atau ranting-ranting.
 Kolam pembesaran
Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk
memelihara dan membesarkan benih selepas dari
kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan
ini diperlukan beberapa kolam jaring 1,25–1,5 cm.
Jumlah penebaran bibit sebaiknya tidak lebih dari
10 ekor/meter persegi.
 Kolam/tempat pemberokan
Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum
dipasarkan.
2. Peralatan
Alat-alat yang digunakan dalam pembenihan ikan
gurame diantaranya adalah terpal, ember, timbangan,
cangkul, arit, pisau, ranting-ranting dan lain-lain.
B. Benih
Ciri-ciri benih yang unggul :
1. Baik
2. Tingkat mortalitas hanya 10%
3. Berwarna bening
4. Lincah
5. Ukurannya setara
C. Induk

Cirri-ciri induk :
Jantan Betina
Dahi dempak Dahi menonjol
Dasar sirip dada kehitaman Dasar sirip dada keputihan
Dagu keputihan sedikit coklat Dagu kuning
Jika diletakan di tempat yang Jika dilatakan di tempat
datar ekor bergerak gerak yang datar ekor akan naik
Bentuk bibir tipis Bentuk bibir tebal

Ciri-ciri induk yang bagus :

1. Sirip teratur
2. Berwarna bening
3. Lincah
4. Tidak ada cacat
5. Umur 4,5 tahun
6. Berat 1,5 kg
D. Pakan
Jenis-Jenis pakan :
1. Daun senteh yg daunnya tidak kurang dari lima lembar.
2. Pelet remah / pellet kecil
3. Tepung ikan
4. Pellet halus
2.1.1. Kendala
1. Biasanya sulit mendapatkan pakan alami yang sangat
bagus,karena daun senteh hanya tumbuh dua kali sebulan
2. Penyakit pada ikan seperti berjamur dan penyakit non
parasit yaitu penyakit yang disebabkan bersumber dari
factor lingkungan fisika dan kimia air dan makanan.
2.1.2. Upaya
1. Untuk mengatasi pakan alami yang sulit didapat biasanya
para peternak akan menggunakan pakan buatan.
2. Untuk mencegah penyakit ini dapat dilakukan dengan
mengangkat dan memindahkan ikan ke dalam kolam lain
dan melakukan penjemuran kolam yang terjangkit penyakit
selama beberapa hari agar parasit mati. Parasit yang
menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset.
Sementara pengobatan bagi ikan-ikan yang penyakitnya
lebih berat dapat menggunakan bahan kimia seperti Kalium
Permanagat (PK), neguvon dan garam dapur.
2.2 Subsistem on-farm pada komoditas gurame
A. Pembenihan
1. Tahap Pemijahan
a. Pemiliharaan Induk
Induk-induk disimpan dalam kolam
penyimpanan induk. Seekor induk membutuhkan
luas kolam kurang lebih 5 meter dengan dasar
kolam berpasir dan kedalaman air sekitar 75-100
cm. Pakan yang diberikan adalah daun-daunan
sebanyak kurang lebih 5% dari berat populasi dan
pakan diberikan pada setiap sore hari. Makanan
tambahan dapat diberikan berupa pellet sebanyak
0,5-1% dari berat populasi. Pemberian pelet untuk
induk dibatasi untuk mencegah timbunan lemak
pada induk karena dapat mempengaruhi jumlah
telur yang dihasilkan. Ukuran berat induk jantan
sekitar 2-3 kg/ekor dan induk betina 2-2,5 kg/ekor.
Induk gurami dapat dipijahkan 2 kali dalam setahun
selama usia produktif (5 tahun) . Induk gurami
dapat dipijahkan tidak lebih dari 10 kali karena jika
lebih dari 10 kali memijah dikhawatirkan fekunditas
(yaitu daya tetas telur menjadi larva), rendah dan
mortalitas telur dan benih yang dihasilkan
meningkat.
b. Penebaran induk dan proses pemijahan
Setelah proses pematangan gonad (yaitu
organ hewan yang menghasilkansperma dan telur)
di kolam penampungan telah mencapai puncaknya,
indukdimasukkan ke dalam petak kolam pemijahan.
Luas kolam yang diperlukanuntuk pemijahan adalah
kurang lebih 20 m2 per pasang induk yang
terdiridari 1 ekor pejantan dan 3-4 ekor betina.
Untuk mengetahui apakah induktelah siap memijah
dapat diketahui dari ciri-ciri sebagai berikut :
Induk betina :
 Bagian perut belakang sirip dada kelihatan
menggembung
 Sisik -sisik agak terbuka
Induk jantan :

 Kedua belah rusuknya bagian perut


membentuk sudut tumpul
 Tingkahnya sangat agresif
 Pemberian pakan
 Pemberian pakan
c. Penetasan Telur
Telur dapat diambil 1 hari setelah
pemijahan. Telur-telur ini kemudian dipisahkan dari
sarangnya dan dicuci dengan air bersih untuk
menghilangkan lemak yang menempel pada telur
kemudian ditetaskan dalam wadah yang sudah
disiapkan. Telur dapat menetas dalam waktu 30-35
jam setelah dilepaskan induknya. Penetasan telur
dapat dilakukan di bak plastic berdiameter 60 cm.
Bak dapat diisi sampai 1.000 butir. Benih yang baru
menetas mendapat makanan dari sisa-sisa kuning
telur yang ada pada tubuhnya. Setelah cadangan
makanan tersebut habis (± 10 hari), larva baru diberi
pakan berupa pakan alami (misalnya tubifex)
secukupnya dan dipelihara hingga menjadi larva
dengan berat 0,5 gram selama ± 30 hari. Perawatan
larva juga dapat dilakukan di kolam sawah sebagai
pernyeling di sawah pada sistem mina padi dengan
cara mengambil larva yang berumur ± 7 hari yaitu
menjelang kuning telurnya habis. Larva di tebar di
sawah dengan kepadatan 10 ekor/m2 dan dapat
dipelihara selama 1 bulan.
B. Pendederan
1. Penebaran Benih
Sebelum benih ukuran 0,5 sampai 25 gram ditebar
terlebih dahulu dilakukanpemilihan benih yang berkualitas
baik untuk menjamin kualitas produksi ikanyang dipelihara.
Dalam pemilihan benih tebaran yang perlu
diperhatikanantara lain :
 Kondisi benih sehat, tidak cacat/luka dan gerakan
lincah
 Warna sisik tidak terlalu hitam
 Sisik tubuh lengkap/tidak ada yang lepas
 Tubuh tidak kaku
 Ukuran seragam

Penebaran benih dilakukan 5 hari setelah pemupukan,


dengan padat tebardan tinggi air sesuai ukuran benih.
Penebaran dilakukanpada pagi atau sore hari pada saat suhu
udara rendah. Sebelum ditebar,dilakukan penyesuaian suhu
air dalam wadah angkut dengan suhu air kolam(proses
aklimitasi) dengan cara memasukkan air kolam sedikit demi
sedikitsecara perlahan ke dalam wadah angkut. Setelah
terjadi penyesuaian suhu,wadah angkut dimasukkan ke
dalam kolam. Air akan bercampur sedikit demisedikit dan
ikan-ikan akan keluar dan berenang ke tengah kolam.

2. Pemberian pakan
Selama masa pertumbuhannyam ikan gurami
mengalami perubahan tingkah laku makan (feeding habit)
yang sangat signifikan. Larva bersifat karnivora(pemakan
daging) sampai dengan ukuran dan umur tertentu,
sedangkanjuvenil muda bersifat omnivora (pemakan segala)
dan setelah ukuran indukmenjadi herbivora (pemakan
daun). Pola perubahan tersebut terkait denganpola
perubahan enzimatik dalam saluran pencernaannya.Adapun
jenis pakan ikan gurami terdiri dari pakan alami (organik)
berupadaun-daunan maupun pakan buatan (anorganik),
berupa pelet. Pakan alamiyang digunakan antara lain daun
sente (Alocasia macrorrhiza (L), Schott),pepaya (Carica
papaya Linn), keladi (Colocasia esculenta Schott),
ketelapohon (Manihot utililissima Bohl), genjer
(Limnocharis flava (L) Buch ),Kimpul (Xanthosoma
violaceum Schott), Kangkung (Ipomea reptans Poin),Ubi
jalar (Ipomea batatas Lamk), ketimun (Cucumis sativus L),
labu(Curcubita moshata Duch en Poir), dadap
(Erythrinasp).
C. Pemanenan
Pemanenan ditahap pendederan dilakukan setelah benih
mencapai berat 20-25 gram. Dalam pelaksanaan pemanenan yang
perlu diperhatikan antara lain :
 Waktu pemanenan sebaiknya pagi atau sore hari
 Untuk memudahkan penangkapan, sebelum
dilakukan penangkapan perlu dimasukkan daun
pisang ke dalam kolam sebagai tempat
berkumpulnya benih ikan.
 Proses penangkapan dilakukan secara hati-hati
sehingga tidak sampai menyebabkan lepasnya sisik
terutama pada bagian punggung
 Penangkapan benih ikan di kolam dilakukan pada
kondisi temperature air rendah dan tidak dalam
kondisi hujan. Saat penangkapan kedalaman air
kolam dibiarkan setinggi 20-30 cm.
 Pengangkutan benih juga sebaiknya dilakukan pada
pagi/sore hari. Wadah angkut yang digunakan
berupa drum (Volume 200 lt) atau jerigen. Drum
diisi air setengan dari volume, posisi drum
ditidurkan. Jumlah benih dalam setiap drum
berkisar antara 10-15 kg tergantung lamanya proses
pengangkutan.

Setelah pemanenan, benih di jual kepada pengusaha


pembesaran guramiatau dipelihara lagi di kolam lain untuk
mendapatkan ukuran ikan yang lebihbesar. Untuk mengupayakan
agar tingkat kematian benih rendah, dalampengiriman benih
menggunakan jerigen atau drum yang diisi air bersih danselama
pengiriman benih ikan tidak diberi pakan (perut dikosongkan).

2.3 Subsitem hilir (pengolahan) pada komoditas gurame


A. Cara Penyimpanan
1. Ikan gurame perlu dibersihkan dahulu sebelum disimpan
2. Simpan dalam lemari pendingin bila massa penyimpanan
tidak lama dan akan segera digunakan. Simpan dalam ruang
pembeku jika disimpan untuk waktu yang lama dan belum
digunakan.
B. Persiapan pengolahan
1. Penanganan bau lumpur pada ikan gurame
Salah satu permasalah yang dihadapi pada budidaya
ikan gurami adalahadanya cita rasa lumpur pada daging
ikan gurami yang berasal dari bau yangditimbulkan oleh
lingkungan terutama pada budidaya intensif di
kolamdengan sistem air tergenang. Berdasarkan hasil
penelitian Balai PenelitianPerikanan Air Tawar,
Departemen Kelautan dan Perikanan, bau lumpursecara
umum dan khusus pada ikan gurami dapat dihilangkan
dengan perlakuan berupa pemberokkan ikan gurami pada
air yang bersalinitas 8atau 12 ppt selama 7 hari.
Pemberokan ikan gurami ini mengakibatkanperubahan
waktu kulit yang semula sangat mengkilat menjadi kusam,
dantesktur semula lembek (banyak mengandung air dan
mudah pemisahaan)menjadi kenyal (struktur daging
kompak, kering dan tidak mudah terjadipemisahan). Setelah
pemberokan selama 7 hari ternyata menyebabkandaging
ikan terasa sangat gurih.Praktik yang dilakukan oleh petani
di daerah Beji Banyumas ikan dari Bejiyang bercita-rasa
rasa lumpur dikarantina dalam kolam khusus dan hanya
diberi pakan berupa daun sente selama kurang lebih 7 hari.
Setelah itu citarasa lumpur yang biasanya telah hilang. Hal
ini kemungkinan dikarenakankualitas air di daerah tersebut
yang relatif jernih dan tidak banyakmengandung lumpur.
2. Pemotongan ikan gurame
Gunakan pisau yang tajam lalu potong dengan garis
lurus dengan ujung pisau sampai bagian ekor. Kemudian
potong bagian atas ikan sehingga pisau Anda berhenti pada
bagian tulang dan sirip ikan. Ketika mendekat ke bagian
ekor, maka pisau akan memotong daging ikan secara garis
lurus.
3. Olahan Ikan Gurame (Gurame Sambal Pecak)
a. Bahan dan Bumbu :
 1 ekor ikan gurami, dikerat-kerat
 minyak untuk menggoreng
 Bumbu Halus:
 3 siung bawang putih
 1 sendok teh ketumbar bubuk
 2 sendok teh garam
 Sambal Pecak:
 8 buah cabai merah besar, dibakar
 2 buah cabai merah keriting, dibakar
 5 butir bawang merah
 2 siung bawang putih
 2 cm kencur
 5 butir kemiri, disangrai
 1 sendok teh terasi, dibakar
 2 sendok teh gula merah, disisir
 1/2 sendok makan garam
 75 ml santan kental
b. Cara Membuat :
 Lumuri ikan dengan bumbu halus. Diamkan
30 menit.
 Goreng dalam minyak yang sudah
dipanaskan sampai matang dan kering.
tiriskan.
 Sambal pecak, haluskan cabai merah besar,
cabai merah keriting, bawang merah,
bawang putih, kencur, kemiri, terasi, gula
merah, dan garam. Panaskan santan.
Masukkan cabai yang dihaluskan. Masak di
atas api kecil sampai sedikit berminyak.
 Sajikan gurame goreng bersama sambal
pecak.

2.4 Subsistem hilir (pemasaran)


A. Cara pendistribusian komoditas gurame
1. Transportasi
 Pesawat Terbang
Fasilitas pesawat terbang dalam suatu unit
pengolahan gurame bisa digunakan untu
mengangkut kebutuhan proses pengolahan, serta
untuk mendistribusikan produk yang sudah dikemas
dengan baik untuk jarak yang jauh.
 Mobil
Fasilitas mobil dalam suatu unit pengolahan
gurame bisa digunakan untu mengangkut kebutuhan
proses pengolahan, serta untuk mendistribusikan
produk yang sudah dikemas dengan baik untuk
jarak yang menengah.
B. Pemasaran gurame
1. Pemasaran secara langsung
Dalam pemasaran gurame kita dapat melaukannya
secara langsung yaitu dengan mendatangi beberapa target
seperti :
 Pedagang atau kelompok industry olahan
Dalam pemasaran gurame pada pedagang,
yaitu para pedagang membeli gurame dari
pembudidaya dalam keadaan hidup dan dapat dijual
kembali di pasar dengan kondisi sudah dibersihkan
ataupun masih hidup. Prosesnya sendiri dengan
melakukan permintaan dan penawaran pada
pembudidaya.
 Konsumen
Pemasaran secara langsung pada konsumen
ini melibatkan konsep harga dan promosiuntuk
sistem penjualan dapat dilakukan dalam keadaan
gurame hidup ataupun yang sudah dibersihkan.
2. Melakukan promosi
Dalam pemasaran gurame kita dapat menggunakan
media-media yang tersedia seperti: media social, iklan, dan
internet sebagai lahan untuk melakukan promosi produk
olahan tersebut.
3. Pelaku yang terlibat
 Pembudidaya
 Pengepul
 Pedagang
 Konsumen
C. Kendala
1. Dalam proses pendistribusian sering ada plastik yang bocor.
2. Kebijakan dari maskapai penerbangan tentang kargo
(muatan) yang berubah-ubah.
D. Upaya
1. Mengganti plastik dengan bahan yang tidak mudah rusak
2. Melakukan kerjasama dengan maskapai penerbangan.
2.5 Subsitem Penunjang
A. Pemerintah
1. Pemberian modal usaha
Pemerintah tidak memberikan modal pada usaha
bisnis di daerah ciseeng.pemilik berbisnis dengan modal
sendiri tanpa bantuan pemerintah
2. Pelatihan dan pendidikan
Pemilik belajar otodidak.pemilik awalnya hanya
ingin berbisnis yang menguntungkan,terpikirlah kalau
budidaya ikan gurame sangat menguntungkan.maka dari itu
pemilik belajar membudidayakan dan belajar sendiri dan
membaca buku cara membudidaya ikan gurame
3. Bantuan Fasilitas
Pemerintah tidak memberikan fasilitas pada budidaya ini.
memulai dengan modal sendiri dengan modal pengetahuan
yang ada.
B. Lembaga Pembiayaan
Salah satu lembaga pembiayaan yang ada dalam usaha
perikanan khusunya gurame adalah koperasi, bank, dan juga
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang digunakan untuk
membiayai usaha perikanan dengan pemberian kredit. Kredit yang
dimaksud merupakan tambahan modal sebagaimana yang
dijelaskan dalam undang-undang pokok perbankan bahwa kredit
adalah penyediaan uang atau tagihan atau yang dapat disamakan
dengan itu berdasarkan tujuan pinjam meminjam antara pihak bank
dengan pihak laindalam hal mana pihak meminjam berkewajiban
melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah
bunga yang telah ditatapkan sebelumnya.
C. Lembaga Riset
Banyak riset penelitian dari universitas ke tempat daerah ciseeng
ini .bertujuan untuk menganalisis usaha budidaya ikan gurame ini

D. Kendala
1. Masih kurangnya pengetahuan peternak dalam
pembudidayaan ikan gurame ini
2. Masih kurang tertariknya lembaga pembiyaan dalam hal ini
bank untuk membantu memberikan modal pada para
peternak ikan.
3. Masih tertinggalnya lembaga-lembaga riset yang ada di
Indonesia
4. Masih kurangnya pembiayaan modal dari pemerintah bagi
para petani ikan gurame ini
E. Upaya
1. Masih kurangnya pengetahuan peternak dalam
pembudidayaan ikan gurame ini
2. Masih kurang tertariknya lembaga pembiyaan dalam hal ini
bank untuk membantu memberikan modal pada para
peternak ikan.
3. Masih tertinggalnya lembaga-lembaga riset yang ada di
Indonesia
4. Masih kurangnya pembiayaan modal dari pemerintah bagi
para petani ikan gurame ini

2.6 Analisis Usaha Ikan Gurame


Gurame adalah jenis ikan yang banyak dikonsumsi dikarenakan ikan
gurame memiliki banyak kandungan protein dan tekstur daging lembut.
Budidaya ikan Gurame sangat menjanjikan dengan pasar atau bahkan harga yang
stabil terus meningkat. Sementara pasokan ikan gurame yang tidak cukup
banyak.Dalam proses pembudidayaannya, petani ikan gurame masih sangat
sedikit. Padahal jika dilihat, kebutuhan akan pesanan ikan gurame di pasar
meningkat drastis sebagai ikan konsumsi.Pada kenyataannya, tingginya
permintaan akan stok dari jumlah ikan gurame yang tinggi dikarenakan tingginya
masyarakat Indonesia yang suka dengan ikan jenis ini untuk diolah sebagai menu
olahan pilihan.Harga ikan gurame yang relatif lebih mahal dari jenis ikan lainnya
membuat banyak para pebisnis yang terjun dalam berbudidaya ikan yang memilih
ikan gurame untuk di budidayakan. Usaha budidaya ikan gurame dapat di
lakukan mengikuti modal yang anda miliki. anda dapat memulai bisnis budidaya
ikan gurame denganmodal kecil hingga modal besarpun bisa untuk
mengembangkan usaha budidaya ikan gurame ini.
A. Rincian Pembiayaan
1. Modal Awal
Membuat Kolam Tanah Rp. 10.000.000
Jaring Rp. 500.000
Wadah Rp. 200.000
Peralatan Lain Rp. 300.000
Total Modal Awal Rp. 11.000.000

2. Biaya Tetap
Penyusutan pembuat
Rp.10.000.000 1/48 Rp.208.300
kolam tanah
Penyusutan Jaring RP.500.000 1/24 Rp.20.800
Penyusutan wadah Rp.200.000 1/24 Rp.8.300
Penyusutan
RP.300.000 1/24 Rp.12.500
Peralatan Lain
Total Biaya Tetap Rp.395.600
Total Biaya 10
Rp.145.700 Rp.3.926.000
Tetap/Sekali Panen bln
3. Biaya Tidak Tetap
Bibit Gurame Rp.1.700 1500 ekor Rp.2.550.000
Pakan Rp.250.000 25 sak Rp.6.250.000
Obat-Obattan Rp.600.000 Rp.600.000
Total Biaya Tidak Tetap Rp.9.400.000
4. Penerimaan
Penjualan(Angka 1275
RP.25.000 Rp. 31.875.000
kematian 15%) ekor
5. Biaya
Biaya Tetap Rp.3.956.000
Biaya Tidak Tetap Rp.9.400.000
Total Biaya Rp.13.356.000
Laba bersih sekali panen Rp.18.519.000

Anda mungkin juga menyukai