Anda di halaman 1dari 25

TUGAS

GIZI KULINER LANJUT


Pola Makan dan Etika Pengolahan Berbagai
Makanan Negara Jepang

OLEH

Kelompok 2

1. Kadek Cyintia Indra Wardani (P07131217045)


2. Ni Putu Novi Darmayanti (P07131217046)
3. Luh Putu Wulandari Febriyanti (P07131217047)
4. Ni Made Amanda Artha Paramesthi (P07131217049)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat berkat rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Adapun dalam pembahasan
materi laporan yang akan kami bahas adalah mengenai ”Memahami Model Proses Terjadinya
Perubahan Perilaku Sosial Budaya”.
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memahami model Litbang (R dan D), proses
perubahan sikap Kielmen, model adaptasi, dan memahami proses perubahan perilaku dan sosial
budaya melalui inovasi, depresi, dan adopsi, dengan harapan mendapatkan pengetahuan sekaligus
sebuah pembelajaran bagi kita semua dan disisi lain pula untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Pendidikan dan Konsultasi Gizi Dasar.
Dalam proses penyusunan makalah ini tentunya kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalamnya, oleh karena itu kami meminta bimbingan,
koreksi dan saran dari dosen pembimbing serta teman-teman yang lain.
Semoga kekurangan dalam makalah ini dapat dimaklumi, karena kami sadar bahwa
sepenuhnya kami masih dalam proses pembelajaran. Demikianlah makalah ini kami buat semoga
kedepannya dapat memberikan manfaat.

Denpasar, 11 September 2018

Penulis
Daftar Isi
Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................
1.4 Manfaat .....................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Pola Makan Negara Jepang ...............................................................................
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan Negara Jepang ....................................
2.3 Karakteristik pola makan Negara Jepang ......................................................................
2.4 Etika dan tata cara makan negara Jepang ......................................................................
2.5 Peralatan masak dan peralatan makan Negara Jepang ...................................................
2.6 Bahan makanan dan bumbu memasak masakan Jepang ................................................
2.7 Makanan populer Negara Jepang ...................................................................................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makanan merupakan salah satu dari kebutuhan primer manusia. Tanpa makanan manusia
tidak dapat bertahan hidup. Selain itu, makanan juga termasuk salah satu budaya. Massimo
Montanari dalam bukunya “Food is Culture” secara gamblang mengatakan bahwa makanan adalah
budaya ketika ia diproduksi, karena manusia tidak begitu saja menggunakan apa saja yang
ditemukan dari alam, tetapi juga mencari untuk menciptakan makanannya sendiri yang spesifik.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa makanan adalah budaya ketika ia dimakan, karena meskipun
manusia dapat memakan apapun, tetapi pada kenyataannya ia tidak memakan segala hal tetapi
memilih makanannya sendiri.
Pernyataan dari Massimo Montanari ini selaras dengan pernyataan Koentjaraningrat
mengenai wujud dari kebudayaan. Menurutnya kebudayaan memiliki tiga wujud, yaitu ide, sistem
sosial dan kebudayaan fisik. Wujud kebudayaan fisik adalah wujud kebudayaan berupa seluruh
hasil fisik dan aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyaraka. Oleh karena itu,
makanan yang merupakan suatu hal yang dibuat, diciptakan, serta dimakan oleh manusia dengan
segala cipta, karsa dan rasanya sendiri membuatnya termasuk sebagai salah satu wujud
kebudayaan.
Makanan dipengaruhi oleh perbedaan sejarah dan letak geografis daerah asalnya. Hal ini
menyebabkan terdapat perbedaan jenis makanan di berbagai daerah. Dalam lingkup yang lebih
luas, hal ini menyebabkan pelbagai negara mempunyai makanan khas. Contohnya, Italia
mempunyai makanan khas seperti pizza atau pasta, sedangkan Indonesia yang terdiri dari pelbagai
macam suku memiliki pelbagai macam makanan khas di tiap daerahnya. Makanan khas yang
berbeda-beda ini kemudian menjadi salah satu daya tarik orang asing terhadap suatu negara.
Jepang merupakan salah satu negara yang juga memiliki makanan khas. Makanan Jepang
merupakan hasil dari pengalaman beratus-ratus tahun yang mempunyai latar belakang budaya3.
Jepang memiliki pelbagai macam makanan khas, seperti sushi, sashimi, tempura dan lain-lain.
Beberapa makanan khas Jepang telah menjadi populer bukan hanya di Jepang tetapi juga di
pelbagainegara, termasuk Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah pola makan Negara Jepang?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan Negara Jepang?
3. Bagaimana karakteristik pola makan Negara Jepang?
4. Bagaimana etika makan Negara Jepang?
5. Apa saja peralatan masak dan peralatan makan Negara Jepang?
6. Apa saja bahan makan dan bumbu untuk memasak masakan Negara Jepang?
7. Apa saja makanan populer Negara Jepang?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah pola makan Negara Jepang?
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan Negara Jepang?
3. Untuk mengetahui karakteristik pola makan Negara Jepang?
4. Untuk mengetahui etika makan Negara Jepang?
5. Untuk mengetahui peralatan masak dan peralatan makan Negara Jepang?
6. Untuk mengetahui bahan makan dan bumbu untuk memasak masakan Negara Jepang?
7. Untuk mengetahui makanan populer Negara Jepang?

1.4 Manfaat

Agar mahasiswa dapat menambah ilmu dan memahami materi tentang pola makan dan etika
makan serta pengolahan berbagai makanan Negara Jepang.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Pola Makan Negara Jepang


NihonShoki adalah literatur klasik yang memuat sejarah tertua tentang masakan Jepang. Di
dalamnya dikisahkan tentang nenek moyang klan Takahashi bernama Iwakamutsukari-no-
mikoto. Makanan yang dihidangkannya berupa namasu ikancakalang dan potongan kerang
(hamaguri) yang diacar dengan cuka. Hidangan istimewa tersebut dibuatnya untuk Kaisar
Keiko yang sedang mengunjungi Provinsi Awa ketika bersedih atas kematian YamatoTakeru.
Iwakamutsukari-no-mikoto bertugas sebagai juru masak istana dan kemudian dimuliakan
sebagai dewa masakan.
Orang Jepang mulai makan nasi sejak zaman Jomon. Lauknya berupa bahan makanan yang
direbus (nimono), dipanggang, atau dikukus. Cara mengolah makanan dengan menggoreng
mulai dikenal sejak zaman Asuka, dan berasal dari Semenanjung Koreadan Cina. Teh dan
masakan biksu diperkenalkan di Jepang bersamaan dengan masuknya agama Buddha, namun
hanya berkembang di kalangan kuil. Makanan biksu adalah masakan vegetarian yang disebut
shōjinryōri. Hewan peliharaan dan binatang buas seperti monyet dilarang untuk dijadikan
bahan makanan. Di dalam literature klasik Engishiki juga diceritakan tentang ikan hasil
fermentasi yang disebut narezushi yang dipakai sebagai persembahan di Jepang bagian barat.
Masakan zaman Nara
Pengaruh kuat kebudayaan Cina pada zaman Nara ikut memengaruhi masakan Jepang
pada zaman Nara. Makanan dimasak sebagai hidangan upacara dan ketika ada perayaan yang
berkaitan dengan musim. Teknik memasak dari Cina mulai dipakai untuk mengolah bahan
makanan lokal. Penyesuaian cara memasak dari Cina dengan keadaan alam di Jepang akhirnya
melahirkan masakan yang khas Jepang.
Masakan zaman Heian
Pada zaman Heian, masakan Jepang terus berkembang dengan pengaruh dari daratan Cina.
Orang Jepang waktu itu mulai mengenal makanan seperti karaage dan kue-kue asal Dinasti
Tang (tōgashi), dan natto. Aliran memasak dan etiket makan berkembang di kalangan
bangsawan. Atas perintah kaisar Kōkō, FujiwaranoYamakage menyunting buku memasak
aliran Shijō yang berjudulShijōryūHōchōshiki. Sampai saat ini, rumah makan tradisional
Jepang masih sering memiliki altar pemujaan untuk FujiwaranoYamakage dan
Iwakamutsukari-no-mikoto.
Masakan zaman Kamakura
Pada zaman Kamakura, makanan dalam porsi kecil untuk biksu yang menjalani latihan
disebut kaiseki. Pendeta Buddha bernama Eisai memperkenalkan teh yang dibawanya dari
Cina untuk dinikmati dengan hidangan kaiseki. Masakan ini nantinya berkembang menjadi
makanan resepsi yang juga disebut kaiseki, tetapi ditulis dengan aksara kanji yang berbeda.
Masakan zaman Muromachi
Memasuki zaman Muromachi, kalangansamurai ikut dalam urusan masak-memasak di
istana kaisar. Tata krama sewaktu makan juga semakin berkembang. Aliran etiket Ogasawara
yang masih dikenal sekarang bermula dari etiket kalangan samurai dan bangsawan zaman
Muromachi.
Masakan zaman Edo
Pada masa itu, di Edo mulai banyak dijumpai rumah makan khusus soba dan nigirizushi.
Ōrusuichaya adalah sebutan untuk rumah makan tradisional (ryōtei) yang digunakan samurai
sewaktu menjamu tamu dengan pesta makan. Makanan dinikmati secara santai sambil
meminum sake, dan tidak mengikuti tata cara makan formal seperti masakan kaiseki atau
masakan Honzen. Teknik pembuatan kue-kue tradisional Jepang (wagashi) berkembang pesat
berkat tersedianya gula yang sudah menjadi barang yang lumrah. Alat makan
dari keramik danporselen mulai banyak digunakan dan diberi hiasan berupa gambar-gambar
artistik yang dikerjakan secara serius. Daging ternak mulai dikonsumsi orang Jepang
dan daging sapidimakan sebagai obat. Sejak pertengahan zaman Edo mulai dikenalnya
teknik seni ukir sayur, dan makanan mulai dihias dengan hiasan dari lobak (wachigaidaikon).
Pada waktu itu juga mulai dikenal telur rebus aneh dengan kuning telur berada di luar dan putih
telur di dalam (kimigaeshitamago)
Masakan Kanto
Masakan Jepang zaman modern adalah hasil penyempurnaan masakan zaman Edo.
Daimyo dari seluruh penjuru Jepang mengenal kewajiban sankinkōtai. Mereka wajib datang
ke Edo untuk menjalankan tugas pemerintahan bersama shogun. Kedatangan daimyo dari
seluruh pelosok negeri membawa serta cara memasak dan bahan makanan khas dari daerah
masing-masing. Bahan makanan yang dibawa rombongan daimyo dari seluruh pelosok Jepang
menambah keanekaragaman masakan Jepang di Edo.
Masakan Kansai
Masakan Kansai adalah sebutan untuk masakan Osaka dan masakan Kyoto. Berbeda dari
budaya Edo yang gemerlap, masakan Kyoto mencerminkan budaya Kyoto yang elegan.
Masakan Kyoto dipengaruhi masakan kuil Buddha. Ciri khasnya adalah penggunaan banyak
sayur-sayuran, tahu, kembang tahu, namun sedikit makanan laut karena letak geografis Kyoto
yang jauh dari laut. Masakan Kyoto melahirkan cara memasak dengan bumbu seminimal
mungkin agar rasa asli tahu atau kembang tahu (yang memang sudah "tipis") tidak hilang.
Pengaruh masakan Barat
Pada awal zaman Meiji, masakan Eropa mulai dikenal orang Jepang yang melakukan
kontak sehari-hari dengan orang asing. Di kalangan rakyat tercipta makanan gaya Barat
(yōshoku) yang merupakan adaptasi masakan Eropa. Berbagai aliran memasak mengalami
kemunduran, dan aliran Hōchōshiki merupakan satu-satunya aliran yang terus bertahan.
Pelarangan makan daging dihapus sesuai kebijakan Pemerintah Meiji
tentangHaibutsuKishaku dan ShinbutsuBunrisehingga tercipta sukiyaki. Sementara
itu,honzenryōri yang merupakan aliran utama masakan Jepang mulai ditinggalkan orang.
Hidangan kaiseki telah menjadi makanan standar di rumah makan tradisional (ryōtei) dan
penginapan tradisional (ryokan).
Hidangan porsi kecil yang disebut kaisekiryōri bertahan hingga kini sebagai hidangan
upacara minum teh.Di kota-kota mulai banyak dijumpai rumah yang memiliki meja pendek
yang disebut chabudai sebagai pengganti nampanberkaki yang disebut ozen.
Keberadaanchabudai yang bisa dipakai sebagai meja makan untuk empat orang mengubah
acara makan yang dulunya dilakukan sendiri-sendiri dengan ozen pribadi menjadi acara
berkumpul keluarga.
Akibat gempa bumi besar Kanto yang memakan korban jiwa besar-besaran, juru masak
pewaris tradisi masakan Edo ikut menjadi berkurang, dan tradisi masakanhonzen mulai
memudar. Etiket makan mulai longgar, dan orang Jepang semakin menyukai suasana santai
sewaktu makan. SetelahPerang Dunia II, kemudahan transportasi dan kemajuan bidang
komunikasi menyebabkan tipisnya perbedaan antardaerah soal bahan makanan dan cara
memasak untuk makanan yang sama. Walaupun demikian, perbedaan mendasar dalam soal
bumbu dan selera masih tersisa.

2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pola Makan Negara Jepang


1. Makanan Jepang terbentuk seiring dengan masuknya pengaruh budaya dari Cina, Korea,
negara Asia Tenggara, dan negara barat.
2. Faktor geografis, mata pencaharian, dan pola pikir masyarakat.
3. Adapun warna budaya yang tercermin dalam makanan Jepang dapat dilihat dari
bagaimana orang Jepang memilih bahan dasar makanan yang berkualitas, mengolahnya
dengan baik untuk tetap mempertahankan gizi yang dimiliki bahan dasarnya.
4. Penyajiannya yang menjaga tradisi dari waktu ke waktu menjadikan makanan Jepang
meiliki jati diri yang kuat di dunia kuliner internasional.

2.3 Karakteristik Pola Makan dan Masakan Negara Jepang


a. Karakteristik Pola Makan
Bahan makanan
 Pada umumnya, bahan-bahan masakan Jepang berupa: beras, hasil pertanian
(sayuran dan kacang-kacangan), dan makanan laut. Bumbu berupa dashi yang dibuat
dari konbu, ikan dan shiitake, ditambah miso dan shōyu. Berbeda dengan masakan negara-
negara lain, makanan Jepang sama sekali tidak menggunakan bumbu berupa rempah-
rempah dari biji-bijian (merica) atau penyedap yanng mengandung biji (seperti cabai) yang
harus ditumbuk atau dihaluskan. Masakan Jepang juga tidak menggunakan bumbu yang
berbau tajam seperti bawang putih. Kacang kedelai merupakan bahan utama makanan
olahan. Penyedap biasanya berupa sayur-sayuran beraroma harum yang dipotong-potong
halus atau diparut. Masakan Jepang umumnya rendah lemak, tetapi mengandung kadar
garam yang tinggi.
Bumbu
 Masakan Jepang mengenal 5 bumbu utama yang harus dimasukkan secara berturutan
sesuai dengan urutannya sa-shi-su-se-so yang merupakan singkatan dari: gula pasir (satō)
garam (shio)cuka (su)shōyu (seuyu: ejaan zaman dulu untuk shōyu)miso (miso).
 Sesuai dengan peraturan sa-shi-su-se-so, gula pasir adalah bumbu yang dimasukkan
pertama kali, diikuti garam, cuka, kecap asin, dan miso.
Penyajian makanan
 Makanan – makanan utama di Jepang yaitu terdiri dari nasi (kadang-kadang
dicampur palawija), sup dan lauk. Lain halnya dari masakan Cina atau masakan Eropa,
masakan Jepang tidak mengenal tahapan (course) dalam penyajian. Dalam budaya makan
Eropa atau Cina, makanan disajikan secara bertahap, mulai dari hidangan
pembuka, sup, hidangan utama, dan diakhiri dengan hidangan penutup. Masakan Jepang
dihidangkan semuanya secara sekaligus. Dalam hal penyajian hidangan, dalam masakan
Jepang tidak dikenal perbedaan antara tata cara penyajian di rumah dengan tata cara
penyajian di restoran. Jamuan makan dan kaiseki merupakan pengecualian karena makanan
disajikan secara bertahap.
 Dalam hal menikmati makanan, masakan Jepang bisa dengan mudah dibedakan dari
masakan Eropa atau masakan Cina. Rasa dicampur sewaktu makanan Jepang berada di
dalam mulut. Asinan sayur-sayuran mungkin terasa terlalu asin kalau dimakan begitu saja,
namun asinan terasa lebih enak ketika dimakan dengan nasi putih. Dalam masakan Jepang,
bahan makanan tidak diolah secara berlebihan. Makanan harus mempunyai rasa asli bahan
makanan tersebut. Cara memasak atau penyiapan makanan hanya bertujuan menampilkan
rasa asli dari bahan makanan. Makanan juga sama sekali tidak dimasak
dengan bumbu yang berbau tajam. Masakan Jepang tidak mengenal teknik memasak yang
bisa merusak penampilan bahan dan kesegaran bahan makanan.
 Juru masak masakan Jepang dituntut serba bisa dalam berbagai bidang. Mereka dituntut
memiliki keahlian dalam pengolahan bahan makanan, pengetahuan tentang alat-alat
makan, serta pemilihan suasana yang tepat untuk menikmati makanan. Masakan Jepang
sangat berbeda dari masakan Perancis yang sangat maju dalam pembagian keahlian di
dapur dan pelayanan terhadap tamu di ruang makan.
 Peralatan makan untuk masakan Jepang umumnya dibuat dari keramik, porselen, atau kayu
yang dipernis dengan urushi. Di rumah keluarga Jepang, setiap anggota keluarga
memiliki mangkuk nasi dan sumpit sendiri, dan tidak saling dipertukarkan dengan milik
anggota keluarga yang lain. Sumpit yang dipakai bisa berupa sumpit kayu, sumpit bambu,
atau sumpit sekali pakai. Sebelum teknik pembuatan keramik dikenal di Jepang, sebagian
besar alat makan dibuat dari kayu yang dipernis. Alat makan dari porselen umumnya diberi
hiasan gambar-gambar yang berfungsi sebagai penghias hidangan.
 Masakan Jepang memiliki aturan yang sangat longgar menyangkut bentuk alat makan dari
keramik. Piring bisa saja berwarna gelap atau berbentuk persegi empat, sehingga sangat
mencolok dibandingkan piring makanan Eropa atau Amerika. Alat makan untuk makanan
Jepang terlihat sangat berbeda dengan alat makan untuk masakan Cina atau Korea.
Masakan Cina menggunakan piring bundar dari porselen dengan hiasan sederhana,
sementara masakan Korea memakai porselen putih tanpa hiasan atau alat makan
dari logam.
b. Karateristik Masakan
1. Bahan makanan berasal dari gunung dan laut
2. Teknik pengolahan simple
3. Masakan jepang diolah dan disajikan berdasarkan musim

2.4 Etika dan Tata Cara Makan Negara Jepang


1. Sikap Duduk
Orang Jepang yang masih terjaga kental dengan budayanya, maka gaya makan tradisional
jepang adalah duduk diatas bantal tipis, menggunakan meja pendek untuk meletakkan
makanannya, dan berada diatas tikar yang terbuat dari jerami disebut Tatami. Dan saat hendak
makan, memasuki ruangan Tatami (anggap ruang makan lesehan), maka yang pertama
dilakukan mencopot alas kaki, kemudian duduk dengan posisi tegak. Dalam acara formal,
mereka akan makan dengan posisi kaki berlutut (gaya Seiza). Jika makan santai, maka pria
akan duduk dengan posisi kaki menyilang/duduk bersila dan wanita duduk dengan posisi kaki
menyimpang kanan dan kiri.

2. Itadakimasu dan Gochisousama


Sebelum makan orang jepang membiasakan penghormatan atau sikap menghargai
makanan dan bentuk suka dengan aneka makanan yang disediakan. Orang Jepang suka
menyajikan makanan dengan gaya platting yang menarik, mereka percaya keindahan platting
tersebut merupakan kelezatan yang istimewa dan keindahan suatu hidangan makanan. dengan
memuji makanan yang disediakan sambil mengucapkan kata "Itadakimasu" yang berasal dari
kata Itadaku (artinya menerima). ucapan tersebut dengan menyatukan kedua tangan di depan
dada layaknya menyembah, sebagai ucapan terimakasih dan bersyukur. Sama halnya dengan
umat muslim beragama, sebelum makan berdo'a yang berarti bersyukur atas nikmat
makanan. Setelah selesai menghabiskan makanan yang dihidangkan maka orang jepang akan
berkata "Gochisousama" kepada orang yang telah membuat dan menyiapkan makanan atas
bentuk terimakasih dan senang.

3. Oshibori
Oshibori adalah handuk panas/dingin diperuntukkan membersihkan tangan sebelum makan
(anggap tisu). Oshibori tidak boleh digunakan untuk selain tangan, misal mengelap keringat
wajah apalagi dipergunakan untuk mengelap meja atau sekitar tempat kita makan - sangat
tidak sopan. jadi setelah selesai makan, lipat dan letakkan kembali Oshibori di tempat semula.

4. Chawan
Chawan adalah mangkuk nasi atau cangkir teh. orang jepang makan menggunakan mangkuk
kecil yang berisi nasi atau sup. untuk menggunakannya pun ada aturan, yaitu tangan kiri
memegang mangkuk dan tangan kanan memegang sumpit. dahulu, penggunaan tangan
kiri/kidal dilarang oleh masyarakat jepang. setelah munculnya restoran Meiji di Jepang
barulah penggunaan tangan kidal diterima itupun karena pengaruh budaya barat yang masuk
ke Jepang.
Di Indonesia makan berbunyi dianggap tidak sopan, sementara di Jepang makan berbunyi saat
seruput kuah sup, mie panas dianggap sopan dan menikmati masakan yang dihidangkan.
Tekhnik seruput ini memudahkan untuk menikmati mie panas/sup dengan cepat dan lahap.
adapun untuk menyeruput, mangkuk diangkat setinggi mulut tapi tidak boleh menyentuh
kecuali ketika minum teh atau meminum sup/kuahnya.

5. Ohashi
Penggunaan sumpit yang baik dan benar sangat penting ketika kita berada di tempat makan,
cara memegang sumpit yang salah, bisa membuat orang disekitar kita menjadi tersinggung
dan marah.
 Jika telah selesai memakai sumpit, letakan ujung sumpit di sebelah kiri
 Jangan memberikan hidangan/makanan dari sumpit kita ke sumpit orang lain secara
langsung, perbuatan itu tidak sopan.
 Jangan mameinkan sumpit di sekitar piring/makanan dan membuat sumpit jadi bahan
mainan
 Jangan menggunakan sumpit kepada makanan dengan cara seperti menancapkan dupa.
 Dilarang menggigit sumpit
 Dilarang menusuk makanan dengan sumpit
 Makan apa yang diberikan ke kita
Jangan menolak apa yang diberikan kepada kita dari atasan, orang paling tua atau dari tuan
rumah, ini merupakan kebiasaan yang lazim dimanatanu menghargai tuan rumah dengan
memakan apa yang diberikan.Namun kebiasaan ini dapat kita tolak tengan alasan kuat,
semisal kita memiliki alergi atau alasan agama yang tidak boleh memakan makanan tertentu

6. Kanpai
Kanpai/ bersulang merupakan acara yang umum di adakan setelah perjamuan makan, dalam
situasi formal maupun non formal.Jangan memulai minum sebelum semua orang telah siap
gelasnya dengan berisi air dan melakukan kanpai.Ketika seseorang menuangkan minuman
untuk kita, kita terima dengan gelas dipegang oleh kedua tangan, itu merupakan bentuk
ucapan terima kasih karena telah menuangkan minum untuk kita

2.5 Peralatan Masak dan Peralatan Makan Negara Jepang


Alat masak adalah alat alat yang digunakan saat proses pengolahan bahan makanan
dari bahan mentah sampai bahan tersebut akan dimasak, atau alat alat yang digunakan
untuk mengolah bahan makanan dan alat tersebut tidak digunakan diatas kompor.
Kriteria Peralatan

1. Memakai peralatan yang bisa berfungsi maksimal


2. Memberikan tingkat kematangan yang sempurna walaupun proses mesaknya dengan
api sedang
3. Tidak mempengaruhi kualitas makanan
4. Tidak mudah rusak
5. Tidak luntur sebab warna aperalatan masak yang luntur akan mempengaruhi kualitas
makanan
6. Tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh
a. Peralatan masak Negara Jepang
1. Hocho

Pisau dari Jepang ini umumnya dibuat dengan baja yang lebih keras tetapi tetap ringan,
berbeda dengan sebagian besar pisau lainnya yang bentuknya lebih fleksibel. Selain itu,
ujung pisau ini dibuat lancip agar dapat memotong sudut yang lebih curam. Di Jepang,
hocho digunakan untuk memotong sushi, sashimi dan lain-lain.

2. Makisu

Jenis alat dapur khas Jepang lainnya adalah makisu, tikar bambu kecil yang tahan air dan
fleksibel. Biasanya digunakan untuk membuat sushi roll, memiliki panjang dan lebar kira-
kira 25 x 25 cm dan terbuat dari beberapa bilah bambu tipis yang dirangkai dengan benang
kapas. Namun, alat ini tidak hanya digunakan untuk menggulung sushi, bisa juga
digunakan untuk membentuk makanan lunak lain atau memeras air. Tikar makisu dapat
dibuat dari bambu dengan berbagai ketebalan yang berbeda sesuai dengan fungsinya, tapi
untuk menggulung sushi biasanya hanya menggunakan tikar yang tipis.

3. Zaru
Zaru atau anyaman keranjang bambu dibuat dari potongan bambu yang dianyam hingga
membentuk keranjang. Fungsinya adalah untuk memisahkan makanan dari air
panas,orang Jepang percaya jika menggunakan saringan yang terbuat dari logam
akan mempengaruhi kualitas rasa sayuran dan makanan lainnya. Oleh karena itu, ketika
membilas atau mendinginkan makanan, keranjang anyaman bambu ini menjadi alat masak
yang sangat penting.

4. Suribachi & Surikogi

Suribachi dan surikogi ini mirip dengan cobek dan ulekan yang sering kita lihat di rumah.
Perbedaannya terletak di bahan pembuatan, ulekan dan cobek terbuat dari batu sementara,
surikogi dari kayu sansho, lada Jepang. Alat masak ini cocok untuk menggiling biji-bijian,
terkadang juga digunakan untuk menumbuk rempah-rempah dan menggiling pasta.
5. Chasen

Matcha merupakan bubuk teh hijau yang banyak ditemukan di Jepang, biasanya
berhubungan dengan upacara teh yang rumit di mana teh dibawa dan disajikan di kedai
teh berlantai tatami. Untuk membuatnya dibutuhkan alat bernama chasen, ulekan teh
bambu tradisional yang sangat penting dalam proses membuat matcha. Kalau kalian ingin
mencoba membuat matcha sendiri, tidak ada salahnya untuk belajar membuat chasen
juga.

a. Peralatan Makan Negara Jepang


1. Table mat (place mat)

Adalah taplak meja perorangan (satu orang). Berfungsi sebagai pengganti taplak meja,
dipergunakan untuk meja yang bagus dan indah (ukiran). Bentuknya ada yang persegi
empat panjang, lonjong. Bahannya terbuat dari plastik, fornica, kain, anyaman dan
lainnya.
2. Mangkuk
Alat makan ini adalah mangkuk yang digunakan sebagai wadah nasi. Biasanya nasi
yang disajikan dalam Chawan adalah nasi putih biasa, sebagai makanan poko bersama
hidangan lain.
3. Sumpit / Chopsticks
Sumpit selalu ada dalam perjamuan makan ala Jepang. Berbeda dengan perjamuan ala
barat yang akan dengan mudah kita menjumpai sendok, pisau, dan garpu, dalam
perjamuan ala Jepang kita akan sulit menjumpai ketiganya. Namun, jangan ragu untuk
memintanya pada pelayan
4. Tempat Daging Shabu-Shabu
Tempat daging shabu shabu terbuat dari bahan melamine. Tebal, kokoh, kuat dan
tahan lama. Cocok untuk dipergunakan pada restoran Jepang yang menyajikan
makanan shabu shabu. Tempat daging unik ini dirancang dengan bentuk yang bisa
ditumpuk sehingga area meja makan tidak menjadi sempit.
2.6 Bahan Makanan dan Bumbu Masakan Negara Jepang
a. Bahan Makanan Masakan Negara Jepang
1. Miso
Miso adalah bahan makanan asal Jepang yang dibuat dari fermentasi rebusan kedelai, beras
atau campuran keduanya ditambah sedikit garam, kita biasa mengenal bahan ini dengan
sebutan tauco. Miso menggunakan sejenis jamur bernama Aspergillus Oryzae (kōji-kin) untuk
mendukung proses fermentasinya. Dalam masakan Jepang, miso banyak dipakai sebagai
bumbu masak untuk berbagai jenis makanan yang berbeda, misalnya saja kuah ramen, soup
miso dsb.
Warna miso ada bermacam-macam, bisa krem kekuningan, coklat muda, coklat tua hingga
kehitaman dengan tekstur menyerupai selai kacang. Rasa miso pada umumnya asin, tetapi
rasa, aroma, dan warna miso sangat bergantung pada bahan baku, resep, dan lama fermentasi
yang dilakukan, jadi sangat mungkin berbeda-beda hasilnya.
Fermentasi kedelai dengan ragi kōjikin mampu mengurai protein kedelai sekaligus
menghasilkan sejumlah besar asam amino. Rasa lezat asam amino tersebut dikenal sebagai
“umami” yang merupakan rasa ke-5 dari 4 rasa utama, yaitu manis, asam, asin, dan pahit. Di
Jepang, miso biasanya dijual dalam kemasan kantong plastik atau mangkuk plastik serta dapat
dibeli secara kiloan. Beruntung bagi penggemar miso, bahan masakan ini dikenal baik untuk
kesehatan dan mengandung protein, vitamin B-12, vitamin B-2, vitamin E serta isoflavon.
2. Katsuobushi

Katsuobushi adalah makanan awetan (seperti abon) berbahan baku ikan cakalang (katsuo).
Katsuobushi diserut menjadi seperti serutan kayu untuk diambil kaldunya yang merupakan
bahan dasar masakan Jepang, biasanya ditaburkan di atas makanan sebagai penyedap rasa
atau dimakan begitu saja sebagai lauk bersama nasi.
Katsuobushi yang sudah diserut tipis berwarna coklat muda hingga merah jambu dan
sedikit bening, bahan ini bnayak dijual dalam kemasan plastik. Katsuobushi yang dipakai
sebagai penyedap makanan biasanya ditaburkan di atas hiyayako (tahu dingin), okonomiyaki
dan takoyaki, sedang katsuobushi yang sudah diserut disebut kezuribushi.
Pengawetan ikan cakalang menjadi katsuobushi umum dilakukan di beberapa negara
seperti Jepang dan kepulauan Maladewa. Teknik pengawetan ikan menjadi katsuobushi sudah
dikenal di Jepang sejak sebelum jaman Edo. Katsuobushi disebut juga ikan kayu karena ikan
cakalang yang sudah diolah menjadi sangat keras seperti kayu, sehingga sebelum digunakan
harus diserut dengan alat berupa ketam. Ikan dibelah menjadi 2 bagian untuk membuang
bagian tulang, menyisakan bagian daging ikan berbentuk lengkungan seperti kapal yang
disebut fushi. Daging ikan kemudian diproses sehingga produk akhirnya disebut katsuobushi.
Pemrosesan terdiri dari berbagai tahap, sebutan untuk ikan cakalang yang hanya direbus
dan dikeringkan adalah namaribushi. Tahap selanjutnya adalah memproses namaribushi
dengan cara pengasapan atau pengapangan untuk menumbuhkan berjenis-jenis kapang
(jamur) di atas permukaannya. Produk akhir yang sering digunakan dalam masakan Jepang
adalah katsuobushi yang mengalami pengapangan dari namaribushi.
Katsuobushi kaya dengan vitamin B kompleks dan banyak mengandung inosine serta unsur
umami sehingga selalu digunakan di Jepang sebagai bumbu dapur atau penyedap. Dalam
istilah orang Jepang, umami adalah rasa “lezat” yang merupakan rasa tambahan dari empat
rasa utama yang sudah kita sebutkan di atas. Katsuobushi hasil pengapangan yang disebut
karebushi mengandung lebih banyak unsur umami dan vitamin B dibandingkan katsuobushi
biasa.
3. Wasabi

Wasabi (Wasabia japonica, sinonim: Eutrema japonica, bahasa Inggris: Japanese


Horseradish) adalah tanaman asli Jepang dari suku kubis-kubisan (Brassicaceae). Parutan
rimpang (rizoma) yang disebut wasabi dimakan sebagai penyedap maskan Jepang seperti
sashimi, sushi, soba dan ochazuke. Daun, tangkai dan rizoma tanaman ini memiliki aroma
harum sekaligus rasa tajam menyengat hingga ke hidung seperti mustard, tetapi tidak pedas
di lidah seperti cabai yang kita kenal.
Unsur kimia yang menjadikan wasabi memiliki rasa menyengat (pedas) adalah isotiosianat
(6-methylthiohexyl isothiocyanate, 7-methylthioheptyl isothiocyanate, dan 8-methylthiooctyl
isothiocyanate). Senyawa ini bersifat antimikroba yang menghambat pertumbuhan bakteri,
sehingga irisan ikan segar selalu dimakan bersama wasabi. Salah satu manfaat wasabi adalah
meningkatkan metabolisme tubuh sehingga daya tahan terhadap penyakit menjadi lebih baik.

b. Bumbu Masakan Negara Jepang


Shoyu (Japanese Soy Sauce)
Bumbu utama dalam masakan Jepang. Terbuat dari kacang kedelai, tepung, dan garam.
Rasa dan kekentalannya mirip kecap asin. Ada dua jenis shoyu, yaitu usukuchi shoyu dan
koikuchi shoyu. Usukuchi shoyu, yaitu kecap asin encer, biasa digunakan sebagai
pelengkap sushi atau tempura. Umumnya dicampur lobak parut, jahe parut, dan wijen.
Sedangkan koikuchi shoyu, yaitu kecap asin yang sering digunakan sebagai bumbu dalam
masakan. Rasanya lebih asin dan lebih kental dari usukuchi shoyu.

Mirin dan Sake


Keduanya adalah bumbu khas Jepang yang terbuat dari arak beras. Warnanya kuning
bening dengan aroma alkohol yang khas. Mirin kadar alkoholnya lebih rendah dibanding
sake dan rasanya manis. Sebagai bumbu, fungsi mirin dan sake bisa saling menggantikan.
Jika tidak ada mirin gunakan 100 g, gula pasir, 50 ml air, dan 50 ml sake. Mirin dan sake
banyak dipakai untuk masakan yang dipanggang seperti Teppanyaki, Yakitori, atau
Yakiniku. Bisa juga digunakan sebagai campuran bumbu perendam.

Katsuobushi (Bonito Serut)


Dibuat dari ikan bonito yang diawetkan dengan cara diasap dan dijemur di bawah panas
matahari hingga kering dan keras mirip potongan kayu, lalu diserut menjadi serpihan-
serpihan halus berwarna cokelat muda dan mengeluarkan aroma yang khas. Ikan bonito
hidup di perairan Atlantik, Pasifik, dan Mediterania, termasuk keluarga ikan tuna, tetapi
berukuran lebih kecil. Bonito serut biasa digunakan untuk membuat dashi, taburan pada
sup atau masakan lainnya.

Rumput laut
Salah satu ciri khas kuliner Jepang adalah penggunaan bahan yang berasal dari rumput laut.
Ada 3 jenis bahan dari rumput laut yang digunakan dalam masakan Jepang, yaitu nori,
konbu, dan wakame.

c. Nori
Rumput laut yang dikeringkan hingga berupa lembaran tipis lebar berwarna hijau tua.
Digunakan untuk membungkus/menggulung sushi, onigiri,dan yang lainnya.

Konbu
Lembaran ganggang laut yang dikeringkan, berbentuk lembaran tipis dengan sedikit
bubuk putih di permukaannya. Ada juga yang menyebutnya kelp. Sering digunakan
untuk memberi cita rasa pada sushi, atau ditambahkan ke dalam kaldu atau masakan
berkuah untuk memberi rasa khas. Karena tidak bisa larut/hancur, maka dari itu sesaat
sebelum konbu itu sendiri isajikan biasanya konbu diangkat/dibuang.

Wakame
Salah satu jenis rumput laut yang dikeringkan. Bentuknya lembaran tipis kecil
berwarna hijau tua. Sebelum dipakai, rendam wakame dalam air dingin hingga lunak
(± 5 menit). Wakame bisa untuk campuran salad dna bahan di sup.

Dashi
Kaldu khas Jepang, yang terbuat dari rumput laut (konbu) dan ikan bonito kering
(katsuobushi/bonito serut). Dashi dipakai sebagai kaldu dasar untuk segala macam
jenis sup atau masakan berkuah lainnya. Dashi dijual dalam bentuk bubuk dalam
kemasan sachet atau dibungkus seperti kantong teh instan. Simpan dashi bubuk dalam
stoples, masukkan lemari es. Umumnya dashi instan sudah asin, jadi kurangi
penggunaan garam dalam resep agar cita rasa masakan tidak terlalu asin. Dapat diganti
dengan kaldu ikan buatan sendiri atau kaldu ikan instan.

Narutomaki
Makanan olahan dari ikan (fish cake) yang setiap potongannya mempunyai pola spiral
merah muda.
2.7 Makanan Populer Negara Jepang
1. Sushi

Sushi ini adalah sebuah makanan yang cara penyajiannya khas makanan Jepang yang rapi,
terdiri dari nasi yang diberi cairan cuka khusus dan dipadukan dengan bahan makanan lainnya
seperti seafood, sayuran, daging dan buah-buahan.

2. Sashimi

Sashimi ini adalah makanan Jepang yang mungkin paling segar dan mentah, isinya adalah
potongan-potongan daging ikan dan telur ikan yang masih mentah dan biasanya disantap oleh
Orang Jepang dengan kuah Soyu.
3. Soba
Orang Jepang biasanya makan mie dengan bahan yang sangat natural seperti Soba ini. Arti
kata Soba sendiri adalah gandum hitam. Makanan Jepang yang satu ini disajikan bersama
dengan kuah khusus Soba dan juga tempura yang tentunya memaksimalkan pengalaman
makan makanan Jepang seperti orang Jepang asli!
4. Takoyaki

Takoyaki ini adalah makanan Jepang ringan atau snack Jepang yang berbentuk bola yang
dibuat dari tepung terigu gandum dan dipanggang di atas cetakan panggangan. Biasanya
makanan Jepang yang satu ini berisi potongan gurita, tempura, acar jahe dan daun bawang.

5. Kakigori

Kakigori adalah es krim serut yang dilumuri dengan sirup manis atau seringkali dengan susu
kental manis yang lezat. Tentu saja es serut ini membuat minuman Jepang yang satu ini
diminati oleh banyak orang Indonesia terutama anak muda yang ingin sekali mencoba dessert
yang berbeda.
6. Ramen

Ramen adalah makanan Jepang dengan hidangan khusus sup kuahnya yang berbeda di tiap
restoran. Biasanya menu ramen Jepang ini dihidangkan dengan pelengkap daging atau ikan,
lalu diberi rasa dengan Soy Sauce atau Miso, lalu toppingnya yang bervariasi mulai dari irisan
daging, rumput laut kering, Menma dan bawang goreng.
7. Okonomiyaki

Okonomiyaki ini adalah salah satu makanan Jepang dengan rasa yang sangat gurih dan juga
kaya akan berbagai bahan makanan. Okonomiyaki ini juga bila ingin ditelusuri memiliki arti
yang menarik dibanding makanan Jepang yang lainnya, Okonomi yang berarti “Sebagaimana
yang kamu suka” atau “Apa yang kamu suka” dan Yaki yang berarti panggang atau dipanggang
di negara Jepang.
8. Yakitori

Makanan Jepang yang mirip dengan sate di Indonesia ini merupakan daging panggang yang
diproses dengan menusuk bahan-bahan makanan kemudian dipanggang di atas panggangan
atau langsung di atas api yang biasanya terdiri dari sayur-sayuran, ikan laut dan terkadang
buah-buahan sesuai selera.
9. Dorayaki
Dorayaki ini adalah kue manisan kesukaan orang Jepang yang terdiri dari kacang merah di
dalam kuenya. Bentuk dari Dorayaki ini adalah dua sisi adonan pancake yang ditengahnya
ditaruh kacang merah rebus ataupun yang sudah diproses sebelumnya oleh chef dengan Azuki
atau selai manis kacang merah.
10. Ringo Ame

Ringo Ame ini merupakan gula-gula apel yang sebenarnya juga dikenal di Amerika bagian
utara. Ringo Ame ini terdiri dari Apel yang ditusuk dan dilimuri oleh manisan kental yang
enak.

Daftar Pustaka
 Rosliana, lina. 2007. Shoku Bunka: Warna Budaya dan Tradisi Dalam Makanan Jepang.
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. Vol 6. 1-4.
 Karakteristik pola makan Negara Jepang https://kulinaku.com/2017/12/25/ciri-khas-dan-
karakteristik-masakan-jepang/
 Tata cara makan Negara Jepang
http://banyaktau-makinpintar.blogspot.com/2016/07/etika-dan-tata-cara-makan-orang-
jepang.html
 Peralatan dapur Negara Jepang https://japanesestation.com/5-peralatan-dapur-jepang-
yang-unik/
 Peralatan makan Negara Jepang https://www.glorimelamine.com/peralatan-makan-khas-
restoran-jepang
 Bumbu masakan Negara Jepang https://matcha-jp.com/id/1567
 Bahan makanan Negara Jepanghttps://nagoyafusion.net/2010/04/28/bahan-masakan-
jepang-part-i/
 Makanan populer Negara Jepang http://www.campaniarestaurant.com/10-makanan-
jepang-yang-menjadi-favorit-orang-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai