PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi material keramik pada saat ini telah diarahkan kepada spesifikasi
kegunaannya dalam berbagai kebutuhan, antara lain : kebutuhan rumah tangga, industri
mekanik, elektronika, cordierite, refraktori, teknologi ruang angkasa, keramik berpori , dan
lain sebagainya.
Industri keramik telah bermula dalam tahun 4500 sebelum Masehi yang di usahakan oleh
penduduk di perkampungan neolitik di dalam daerah Shanxi di negeri China. Industri
keramik pada masa itu hanya tertumpu pada penghasilan tembikar.Tembikar tertua di temui
di England, dapat di kesan kembali pada pertama tahun masehi dan penaklukan Roma.
Antara masa itu dan 1500 tahun Masehi, perkembangan yang paling penting adalah porselin
yang dapat memantulkan cahaya. Aktiviti di England bermula dengan tembikar eistercian
pada awal abad ke enam belas. Abad ketujuh belas mulai nampak permulaan industri
tembikar Inggris melalui Tofst bersaudara yang membuat tembikar slip di Staffordshire.
Dalam abad ke delapan belas menampakkan bibit perkembangan yang telah menjadikan
industri tembikar sebagaimana yang terdapat pada hari ini.
Di bagian akhir abad ini pengenalan api elektro telah membawa kepada bibit permulaan
industri porselin elektro.
Dalam tempoh selepas perang dunia kedua, industri keramik tertumpu kepada produksi yang
boleh memberikan ciri-ciri yang istimewa serta Modern. Ia dihasilkan daripada bahan mentah
alami atau sintetis atau campuran yang melibatkan metode berteknologi modern. Keramik
jenis ini digolongkan kepada keramik Modern atau advance keramik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani,keramikos, yang artinya suatu bentuk dari
tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiclopedia tahun 1950-an
mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang
dari tanah liat yang dibakar seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini
tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup
semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat. (Yusuf, 1998;2)
Komposisi keramik pada umumnya terdiri dari 4 : Tanah Liat (clay), Kwarsa (flint), feldsfar,
dan serbuk kaca (cullet).
Tanah liat sebagai bahan pokok untuk pembuatan keramik, merupakan salah satu bahan yang
kegunaannya sangat menguntungkan bagi manusia karena bahannya yang mudah didapat dan
pemakaian hasilnya yang sangat luas. Kira-kira 70% atau 80% dari kulit bumi terdiri dari
batuan merupakan sumber tanah liat. Tanah liat banyak ditemukan di areal pertanian terutama
persawahan. Dilihat dari sudut ilmu kimia, tanah liat termasuk hidrosilikat alumina dan
dalam keadaan murni mempunyai rumus: Al2O3.2SiO2.2H2O dengan perbandingan berat dari
unsur-unsurnya: Oksida Silinium (SiO2) 47%, Oksida Aluminium (Al2O3) 39%, dan Air
(H2O) 14% (Gatot, 2003 dalam Abdullah, 2005).
Bentuknya seperti lempengan kecil-kecil hampir berbentuk segi enam dengan permukaan
yang datar. Bentuk kristal; seperti ini menyebabkan tanah liat bila dicampur dengan air
mempunyai sifat liat (plastis), mudah dibentuk karena kristal-kristal ini meluncur di atas satu
dengan yang lain denga air sebagai pelumasnya (Astuti, 1997 dalam Trisnawanti, 2008).
Mineral liat terbentuk dari hasil hancuran iklim terhadap mineral primer atau batuan yang
mengandung mineral feldspar, mika, piroksin dan eamfibol. Pada dasarnya mineral liat dapat
dibedakan atas 2 kelompok senyawa, yaitu liat silikat dan liat bukan silikat. Liat silikat
kemudian dibedakan pila dalam 3 tipe yaitu : tipe 1:1, 2:1, dan tipe 2:2. Tipe dalam hal ini
menunjukkan perbandingan antara Si-tetraeder dengan Al-oktaeder. Dengan mengetahui tipe
mineral liat juga dapat ditentukan tingkat hancuran suatu tanah. Tanah yang mengandung liat
1:1 menunjukkan suatu tanah yang lebih tua daripada tanah berliat tipe 2:1. Karena Si telah
habis tercuci. Disamping liat silikat amorfus, yaitu alofan. Liat bukan silikat merupakan
kelompok senyawa hidrus oksida besi dan aluminum. Nama hidrus oksida mencerminkan
asosiasi antara molekul air dan oksida (Hakim, 1986).
Tanah liat memiliki sifat-sifat yang khas yaitu bila dalam keadaan basah mempunyai sifat
plastis tetapi bila dalam keadaan kering akan menjadi keras, sedangkan bila dibakar akan
menjadi padat dan kuat. Pada umumnya, masyarakat memanfaatkan tanah liat (lempung)
sebagai bahan baku pembuatan bata dan gerabah.
– berbutir kasar
– rapuh
– dalam keadaan basah mempunyai sifat plastis tetapi bila dalam keadaan kering akan
menjadi keras
2.2.2 Kwarsa (flint), Kwarsa merupakan bentuk lain dari batuan silica (SiO2)
– Warna setelah pembakaran abu-abu muda karena unsur besinya lebih tinggi dibanding
kaolin.
2.2.3 Feldspar
Feldspar adalah suatu kelompok mineral yang berasal dari batu karang yang ditumbuk dan
dapat memberikan sampai 25 % flux (pelebur) pada badan keramik. Bila keramik dibakar,
feldspar akan meleleh (melebur) dan membentuk leburan gelas yang menyebabkan partikel
tanah dan bahan lainnya melekat satu sama lain. Pada saat membeku, bahan ini memberikan
kekuatan pada badan keramik. Feldspar tidak larut dalam air, mengandung alumina, silika
dan flux yang digunakan untuk membuat gelasir suhu tinggi.
Feldspar pada saat ini nerupakan group mineral dengan jumlah mineral yang paling besar di
kerak bumi, membentuk sekitar 60% batuan terrestrial (Indiani, 2009). Kebanyakan feldspar
yang tersedia berupa sodium feldspar, potassium feldspar dan feldspar campuran. Feldspar
kebanyakan digunakan pada aplikasi-aplikasi industri yang membutuhkan kandungan
feldspar yang berupa alumina dan alkali.
Rumus kimia feldspar secara umum adalah XAl(Al,Si)Si2O8 dengan X adalah potassium,
sodium, kalsium atau barium. Secara khusus rumus kimia feldspar dapat dilihat pada Tabel 1.
Cullet adalah serbuk kaca yang sangat kecil. Kaca biasanya dihasilkan dari campuran silicon
atau bahan dioksida (SiO2) yang merupakan benda amorf, dibentuk melalui prosesan
pemadatan dari peleburan tanpa kristalisasi. Kaca kadang-kadang dianggap sebagai cairan
kental (viskos) kareana bukan kristalin atau amorf. Akan tetapi hanya beberapa cairan yang
dapat membentuk kaca. Pada suhu tinggi, kaca merupakan cairan sejati, dan pada fase cair ini
struktur dari bahan-bahan anorganik belum beraturan dan atom-atomnya selalu bergerak
terus-menerus.
2.3 Sifat
Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral
bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi di mana
bahan diperoleh. sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis
keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional seperti
barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat
dari keramik bandingkan dengan piring dari logam, pasti keramik mudah pecah, walaupun
sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan
campuran sintering antara keramik dengan logam. sifat lainya adalah tahan suhu tinggi,
sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint dan feldfar tahan sampai
dengan suhu 1200 C, keramik engineering seperti keramik oksida mampu tahan sampai
dengan suhu 2000 C. kekuatan tekan tinggi, sifat ini merupakan salah satu faktor yang
membuat penelitian tentang keramik terus berkembang. Secara umum sifat keramik meliputi :
Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam, seperti
kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah (dinnerware),
keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory).
Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced ceramic,
engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan
oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll).
Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis.
(Joelianingsih, 2004)
1. Gerabah (Earthenware)
Dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis dan mudah dibentuk dan dibakar pada
suhu maksimum 1000°C. Keramik jenis ini struktur dan teksturnya sangat rapuh, kasar dan
masih berpori. Agar supaya kedap air, gerabah kasar harus dilapisi glasir, semen atau bahan
pelapis lainnya. Gerabah termasuk keramik berkualitas rendah apabila dibandingkan dengan
keramik batu (stoneware) atau porselin. Bata, genteng, paso, pot, anglo, kendi, gentong dan
sebagainya termasuk keramik jenis gerabah. Genteng telah banyak dibuat berglasir dengan
warna yang menarik sehingga menambah kekuatannya.
Dibuat dari bahan lempung plastis yang dicampur dengan bahan tahan api sehingga dapat
dibakar pada suhu tinggi (1200°-1300°C). Keramik jenis ini mempunyai struktur dan tekstur
halus dan kokoh, kuat dan berat seperti batu. Keramik jenis termasuk kualitas golongan
menengah.
3. Porselin (Porcelain)
Adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan lempung murni yang tahan
api, seperti kaolin, alumina dan silika. Oleh karena badan porselin jenis ini berwarna putih
bahkan bisa tembus cahaya, maka sering disebut keramik putih. Pada umumnya, porselin
dipijar sampai suhu 1350°C atau 1400°C, bahkan ada yang lebih tinggi lagi hingga mencapai
1500°C. Porselin yang tampaknya tipis dan rapuh sebenarnya mempunyai kekuatan karena
struktur dan teksturnya rapat serta keras seperti gelas. Oleh karena keramik ini dibakar pada
suhu tinggi maka dalam bodi porselin terjadi penggelasan atau vitrifikasi. Secara teknis
keramik jenis ini mempunyai kualitas tinggi dan bagus, disamping mempunyai daya tarik
tersendiri karena keindahan dan kelembutan khas porselin. Juga bahannya sangat peka dan
cemerlang terhadap warna-warna glasir.
Keramik yang secara teknis, diproses untuk keperluan teknologi tinggi seperti peralatan
mobil, listrik, konstruksi, komputer, cerobong pesawat, kristal optik, keramik metal, keramik
multi lapis, keramik multi fungsi, komposit keramik, silikon, bioceramic, dan keramik
magnit. Sifat khas dari material keramik jenis ini disesuaikan dengan keperluan yang bersifat
teknis seperti tahan benturan, tahan gesek, tahan panas, tahan karat, tahan suhu kejut seperti
isolator, bahan pelapis dan komponen teknis lainnya.
1. Penggalian bahan mentah, bahan mentah yang digunakan untuk keramik pada
umumnya adalah lempung/tanah liat. Sebagian besar lempung
merupakan bentuk endapan yang terletak di permukaan bumi sehingga penggaliannya
dilakukan dengan cara terbuka.
2. Penimbunan, bahan mentah hasil galian sebaiknya ditimbun
dahulu. Selama dalam penimbunan, lempung ini diberikan air, jika perlu
direndam dalam air. Hal ini perlu dilakukan agar partikel-partikel yang semula di
bawah dan kurang menyerap air menjadi lebih lapuk dan menyerap air. Selain itu juga
untuk melarutkan garam sulfat yang merugikan. Pada saat penimbunan ini, biasanya
juga dilakukan pencampuran dengan bahan lain, misalnya pasir.
3. Penggilingan, Untuk lempung yang berbentuk bongkahan yang keras, sebelum
ditimbun digiling terlebih dahulu. Penggilingan dilakukan dengan menggunakan
kollegrang yang dasamya berlubang-lubang untuk mendapatkan susunan besar butir
yang lebih homogen. Selama digiling didalam alat ini, bahan yang sudah menjadi
tepung ditambah dengan air sambil digiling, sehingga keluar dari kollegrang, bahan
sudah berbentuk lempung basah. Untuk mendapatkan lempung yang lebih homogen,
dilakukan penggilingan lagi di pugmill (mixer). Selesai dari pugmill, bahan diolah
lagi di dalam extruder. Di dalam alat ini lempung diaduk dan ditekan, sehingga
dihasilkan lempung yang benar-benar padat berbentuk kolom segi empat atau bulat.
4. Pembentukan Produk Keramik
Proses pembentukan produk keramik sangat menentukan sifat fisik suatu produk keramik.
Cara pembentukan keramik tergantung pada : tujuan pemakaian, sifat bentuknya dan bahan
dasamya. Ada empat cara pembentukan produk keramik, yaitu :
Cara ini biasanya digunakan untuk membentuk produk keramik yang pembentukannya
dikehendaki dengan lembek sehingga dapat dilakukan pembentukan dengan tangan. Cara ini
biasanya dipakai untuk benda-benda khusus yang tidak dapat dikerjakan dengan alat lain,
misalnya untuk produk keramik halus yang cara pembentukannya dengan proses putar. Di
dalam proses ini, lempung bersifat lembek dengan kandungan air 25 ay 40 %, dengan syarat
lempung masih cukup Ikuat menahan beratnya sendiri sehingga tidak terjadi perubahan
bentuk.
Masa yang dipakai berupa lempung kau yang cukup berat bila dicetak/dibentuk dengan
tangan.. Kadar air lempung kaku dalam cara ini kurang lebih 15 ay 30 %. Biasanya cara ini
memerlukan alat pembentuk extruder sehingga dari alat ini dikeluarkan suatu kolom tanah
yang kaku. Kemudian kolom tanah ini dibentuk/dipotong, lalu dibentuk kembali menjadi
produk tertentu. Cara ini biasanya dipakai dalam pembuatan produk keramik berat dan
keramik banhan bangunan, misalnya genteng keramik, bata merah, bata berlubang, pipa tanah
dan bentuk produk keramik kasar lainnya.
Cara ini dipakai bila lempung yang akan dicetak disiapkan dalam bentuk bubur yang halus
sekali dan berbentuk lumpur cair. Biasanya lempung terdiri dari susunan butiran yang halus
sekali. Kandungan air dalam lempung ini 12 ay 50 %. Cara ini biasanya dilakukan dengan
membuat cetakan dari gips yang telah dibakar dan dengan cara mencetak tersebut dapat
dibuat produk yang sama. Selain itu,juga memungkinkan untuk membentuk benda-benda
yang sulit dibentuk dengan cara tangan atau mesin. Cara pembuatan ini biasanya digunakan
untuk membuat produk sanitair (doset, wastafel,
Dalam cara ini dipakai lempung/masa campuran yang berkadar air rendah 4 ay 12 %,
sehingga masa tadi lembab. Cara membentuknya biasanya dengan alat kempa (press) yang
bertekanan tinggi untuk mendapatkan produk yang mempunyai kepadatan tinggi pula. Cara
ini umumnya dipakai untuk membuat produk keramik yang mempunyai kepadatan tinggi
tetapi hasil bakarannya tidak sampai meleleh, misalnya dalam pembuatan produk ubin
keramik, bata klinker dan bata tahan api.
Pada saat pengeringan, akan terjadi penyusutan karena air di dalam bahan mentah akan
menauao sehinaaa butir-butir masa I emouna akan mendekat satu sama lain.Penyusutan akan
terhenti apabila air yang…menguap telah mencapai A± A’/ – 1/3 kali. Apabila penyusutan
telah selesai, makaA produk kering sudah tidak mengalami perubahan bentuk lagi .
1. Pengeringan alami, yaitu suatu cars pengeringan yang memanfaatkan matahari dan
suhu di sekitar benda tersebut.A Kecepatan pengeringan alami tergantung oleh : suhu
udara di sekitarnya, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara.
2. Pengeringan buatan, yaitu cara pengeringan dengan menggunakan tungku pemanas
sehingga radiasi panas dari tungku dimanfaatkan untuk mengeringkan keramik
mentah tadi.
3. Pembakaran Keramik
Pembakaran produk keramik bertujuan untuk mendapatkan produk yang bersifat tidak
berubah bentuknya, keras, cukup kuat menahan beban, tahan air, padat dan tahan terhadap
pengaruh cuaca lainnya.
Proses yang terjadi pada keramik selama pembakaran terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
Jumlah air yang terkandung di dalam bahan mentah keramik setelah pengeringan A± 3 Se 10
0
/0. Pada tahap awal pembakaran, perlu dilakukan pengeringan air bebas ini. Pada tahap ini,
pembakaran dilakukan secara perlahan-lahan dengan suhu relatif rendah ( 40 – ‘SOAK )
untuk menghindari penguapan secara mendadak yang menyebabkan benda retak. Kenaikan
suhu pembakaran biasanya diatur antara 5 atau ‘OAK/jam.
Pada umumnya air yang terkandung di dalam masa lempung tidak lepas pada suhu di bawah
200A°C dan umumnya lepas pada suhu di atas 500)5.0C – 700)5.0C. Pada tahap ini, benda
keramik menjadi lebih berpori dan kurang kuat.
Pada tahap ini dimaksudkan agar terjadi sedikit peleburan pada dinding partikel lempung
sehingga partikel satu dengan yg lainnya melekat. Untuk beberapa produk keramik yang
memerlukan penyerapan air rendah, maka dilakukan peleburan lebih lanjut sehingga pori-pori
yang ditinggalkan air bebas maupun air mineral menjadi tertutup.
1. Tungku ladang, tungku yang biasa digunakan untuk membakar bata merah, bersifat
tidak permanen. Lamanya pembakaran dari mulai memanasi tungku sampai tungku
dingin kembali adalah 5 Se 7 hari. Hasil bakaran pada umunya menghasilkan
rendamen rendah (60%).
2. Tungku berkala permanen. Tungku ini berbentuk ruangan permanen (berbentuk segi
empat dan lingkaran). Pada sisi bawah tungku diberi lubang-lubang pembakaran.
Hasil bakaran pada umumnya merata dan menghasilkan rendamen antara 70 Se 85 0/0.
2. Tungku Kontinu
Tungku yang bekerja secara terus menerus (tak berhenti) kecuali produksi berhenti. Proses
pembakaran berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan, dan hasilnya diambil setiap hari atau
dalam jangka waktu tertentu.
1. Tungku kamar, dikenal dengan tungku Hofman. Berbentuk lorong yang bersekatsekat
menjadi beberapa ruangan. Dengan tungku ini hasil produksi cukup besar, dimana 1
kamar menghasilkan A± 3500 bata dan lebih hemat bahan bakar. Umumnya dipakai
untu produksi keramik bangunan skala besar (bata & genteng).
2. Tungku terowongan. Berbentuk terowongan yang beratap. Pemabakaran dari
samping, masa yang dibakar berjalan melalui lorong ini dengan kereta/lori. Jenis
tungku ini termasuk modern untuk saat ini dg bahan bakar cair atau gas. Umumnya
dipakai untuk produksi keramik halus, produk-produk keramik missal yang mutu dan
harganya tinggi seperti produk sanitair.
2.6.1 Resistivitas
Menurut Xiangdong (1996) dalam Indiani (2009) resistivitas adalah besarnya tegangan yang
diberikan terhadap luas penanmpang suatu bahan tertentu dibagi besarnya arus yang mengalir
dan panjang tersebut.
ρ=RAl
ρ=2πRLln(a)
Resistivas listrik suatu bahan merupakan ukuran kemampuan bahan tersebut unutk
memindahkan muatan listrik dibawah pengaruh medan listrik. Standar isolator untuk tengan
rendah berdasarkan resistivitasnya memiliki resistivitas ~ 107Ωcm, untuk isolator tegangan
menengah maka harus memiliki resistivitas 109-1014 Ωcm, dan untuk isolator tegangan tinggi
maka resistivitasnya harus lebih dari 1014 Ωcm.
2.6.2 Densitas
Densitas merupakan suatu ukuran massa per unit volume dan dinyatakan dalam gram per
centimeter kubik (g/cm3) atau pound per inch kuadrat (lb/in2). Pengukuran densitas yang
dilakukan adalah jenis densitas ruah (bulk density) berdasarkan metode Archimedes dimana
menghitung ruah diberikan pada persamaan (Yusup, 1998):
ρb=mkmb-(mg-mkw)ρair
dengan ρbmerupakan bulk density (g/cm3), ρair merupakan densitas air (1g/cm3),
mb merupakan masa basah (g), mk merupakan massa kering (g), mg merupakan massa ketika
beban digantung dalam air (g), dan mkw merupakan massa kawat penggantung.
Kuat tekan didefinisikan sebagai ketahana suatu bahan terhadap beban yang dilakukan
sampai bahan tersebut pecah. Secara umum dapat diketahui hubungan antara kekuatan
terhadap tekanan (pembebanan yang diberikan) adalah sebagai berikut:
P=FA
dimana P = kekuatan tekan (Pa), F adalah pembebanan dalam satuan newton (N) dan A
adalah luas penampang dalam satuan m2.
Pengukuran susut bakar dilakukan pada sampel uji berbentuk silinder. Susut bakar ini terdiri
dari dua bagian yaitu:
1. Susut bakar volum adalah perbandingan perubahan volum dengan volum(∆V) sampel
sebelum dilakukan pempakaran yang dinyatakan sebagai berikut:
dengan Vo volume sampel yang belum dibakar (cm3), V1 adalah volume sampel yang telah
dibakar (cm3)
1. Susut bakar volum adalah perbandingan perubahan massa ∆mdengan massa sampel
sebelum dilakukan pembakaran (m0)yang dinyatakan sebagai berikut:
dengan mo massa sampel yang belum dibakar (gram), m1 adalah massa sampel yang telah
dibakar (gram).
Susut bakar umumnya terjadi akibat hilangnya air karena penguapan dan terjadinya reaksi cat
aditif dalam keramik dan butiran menyatu aktif terhadap butiran besar. Kekosongan yang
terjadi akan diisi oleh fluks (pelebur), hal inilah yang mungkin dapat menyebabkan
kekurangan massa dan sampel.
Dalam kehidupan sehari-hari, karamik memiliki banyak kegunaan, misalnya saja dapat dibuat
sebagai guci, genteng, maupun peralatan lainnya. Agar peralatan yang di buat dapat bertahan
lama dan memiliki kualitas yang baik, oleh karena itu proses pembuatan dan juga bahan baku
yang digunakan harus sesuai dengan standar yang ada, di Indonesia ini standar yang
digunakan adalah SNI ( Standar Nasional Indonesia ). Berikut adalah beberapa SNI yang
membahas mengenai keramik :
Hampir sebagian besar orang telah menggunakan produk-produk yang terbuat dari
keramik,entah itu untuk kebutuhan rumah tangga seperti mangkok, piring,
cangkir,teko,tempayan dll. Atau keramik yang digunakan untuk bahan bangunan, seperti
batu-bata,genteng keramik, tegel keramik , pipa-pipa keramik untuk pembuangan. Ada juga
keramik yang digunakan untuk keperluan keperluan khusus dan dibuat secara khusus pula
misalnya keramik isolator yang digunakan untuk kebutuhan industri perlistrikkan.
Dengan berkembangnya teknologi maka kini bahkan keramik telah digunakan didalam
berbagai keperluan bidang science seperti bidang kedokteran yang dikenal dengan bio
ceramics, misalnya beberapa organ tubuh manusia yang rusak ternyata dapat digantikan
dengan bahan keramik seperti tulang dan gigi.Keramik juga banyak digunakan di dalam
dunia elektronik. Ternyata banyak bagian dari dari produk elektronik yang dibuat dari bahan
keramik .
Bahan keramik juga digunakan dibidang teknologi nuklir. Hal ini disebabkan karena bahan
keramik, selain tahan terhadap suhu yang sangat tinggi, juga sekaligus penghantar panas yang
sangat buruk . Bahkan bahan keramik merupakan bahan satu satunya yang tahan terhadap
radiasi nuklir,sehingga reactor nuklir dimanapun menggunakan bahan keramik sebagai
pelindung, agar radiasi tidak menyebar kemana-mana karena sangat membahayakan .
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keramik merupakan suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses
pembakaran yang pada umumnya terbuat dari tanah liat, kwarsa, feldsfar, dan serbuk kaca.
Sifat keramik ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral bawaannya yang
secara umum meiliki sifat :
Keramik biasanya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga seperti mangkok, piring,
cangkir,teko,tempayan dll. Atau keramik yang digunakan untuk bahan bangunan, seperti
batu-bata,genteng keramik, tegel keramik , pipa-pipa keramik untuk pembuangan.
DAFTAR PUSTAKA