Soal Uts HK - Bisnis Stan 1819
Soal Uts HK - Bisnis Stan 1819
1. Sebuah persekutuan komanditer (CV), telah ditutup oleh pemiliknya karena bangkrut,
maka pemiliknya tersebut berkewajiban membayar pesangon kerpada para karyawan
serta melunasi hak-hak lainnya yang tertunda. Jika persekutuan komanditer tidak bisa
memenuhinya, bisakah para karyawan menggugat ? Dan siapakah yang menjadi pihak
persekutuan ketika mereka digugat oleh karyawannya ?
2. Sebuah CV terdiri dari dua sekutu aktif dan sekutu pasif yang mempunyai utang kepada
PT dan CV menyatakan bubar sebelum utang lunas. PT berusaha menagih utang tersebut
walaupun CV tersebut telah bubar. Salah satu sekutu menyarankan kalau utang dibagi
rata empat orang secara pribadi atas utang tersebut. Apakah salah satu sekutu itu
dilindungi hukum ? Dan apakah masih bisa menggugat persekutuan komanditer (CV) yang
sudah bubar ?
3. Sebuah persekutuan komanditer (CV) ingin beralih menjadi sebuah Perseroan Terbatas,
Haruskah CV tersebut dibubarkan terlebih dahulu ?
Bisakah peralihan itu terjadi dan bagaimana prosesnya apabila peralihan itu bisa
dilakukan ?
===========================================================================
1. Apakah yang dimaksud dengan PT dan dalam PT terdapat istilah Organ, apakah yang
dimaksud dengan organ tersebut ?
2. Apakah akibat hukum dari PT yang didirikan oleh sepasang suami isteri tanpa adanya
Perjanjian Kawin dan bagaimana status hukum atas PT tersebut ?
3. PT. ABC adalah pemilik sebidang tanah HGB No. 378910 yang terletak di Kelurahan
Ancol dan memiliki fasilitas kredit kepada Bank Mandi Sendiri sebesar Rp.10 Milyar,
yang dijamin dengan pemberian Hak Tanggungan senilai Rp. 12 Milyar atas HGB No.
378910 tersebut. Utang PT ABC suatu ketika macet dan ternyata digugat pailit oleh
kreditur-krediturnya. Masalahnya PT ABC punya utang Pajak yang cukup besar
mencapai Rp 10 Milyar. Untuk memenuhi utang tersebut, aparat Pajak mengajukan
permohonan blokir atas harta benda milik PT ABC ke Kantor Pertanahan, termasuk
tanah dan bangunan yang dibebani Hak Tanggungan. Keadaan demikian cukup sulit
karena secara kriteria termasuk ke dalam daftar piutang yang didahulukan pemenuhan
pembayarannya. Di sisi lain, Pemegang Hak Tanggungan adalah pemegang hak
preference yang sangat kuat atas HGB No. 378910 tersebut.
Pertanyaannya : Mana yang lebih diutamakan ? Negara atau pemegang Hak
Tanggungan ?
6. Kapankah suatu perusahaan dapat dinyatakan pailit dan sebutkan dasar hukumnya. Dan
siapakah yang dapat mengajukan permohonan kepailitan ?
7. Jelaskan akibat hukum pernyataan pailit dan jelaskan siapakah kurator itu ?
8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Akoor (perdamaian) dan sebutkan syarat sahnya
Akoor dan apa yang dimaksud insolvensi.
===========================================================================
1. Sebuah persekutuan komanditer (CV), telah ditutup oleh pemiliknya karena bangkrut,
maka pemiliknya tersebut berkewajiban membayar pesangon kerpada para karyawan
serta melunasi hak-hak lainnya yang tertunda. Jika persekutuan komanditer tidak bisa
memenuhinya, bisakah para karyawan menggugat ? Dan siapakah yang menjadi pihak
persekutuan ketika mereka digugat oleh karyawannya ?
Pada prinsipnya, utang dari suatu CV menjadi tanggungjawab sekutu komplementer (sekutu
pengurus). Dalam hal ini, dibuat suatu kesepakatan mengenai pembagian utan CV terhadap
PT secara pro rata kepada setiap sekutu, maka hal tersebut dapat saja dilakukan sepanjang
telah disepakati oleh seluruh sekutu. Sedangkan bagi PT yang memiliki piutang sebaiknya
meminta agar dibuat suatu akta pengakuan utang oleh CV yang bersangkutan yang di
tandatangani oleh semua sekutu baik sekutu komplementer (sekutu pengurus) maupun
sekutu komanditer guna menjamin kepastian hukum bagi PT tersebut dikemudian hari.
Dalam pembubaran suatu persekutuan CV tidak dapat dikatakan selesai jika seluruh hak dan
kewajiban dari CV tersebut belum seluruhnya selesai dilaksanakan. Para sekutu
berkewajiban untuk menyelesaikan segala tungakan-tunggakan utang maupun piutang atas
nama CV yang belum diselesaikan kepada pihak ketiga. Mengenai siapa yang
bertanggungjawab atas tuntutan-tuntutan dari kreditur kepada CV tersebut, yang
bertanggungjawab tentunya adalah sekutu Ktif atau sekutu komplementer hingga harta
pribadinya. Dalam pembubaran CV telah terjadi, kreditur tetap dapat mengajukan gugatan
kepada sekutu aktif tersebut secara pribadi, mengingat CV bukanlah suatu badan hukum.
3. Sebuah persekutuan komanditer (CV) ingin beralih menjadi sebuah Perseroan Terbatas,
Bisakah peralihan itu terjadi dan bagaimana prosesnya apabila peralihan itu bisa
dilakukan ?
Perbedaan prinsipil pada CV dan PT terletak pada status badan hukumnya. CV merupakan
badan usaha / persekutuan yang tidak berbadan hukum dan tanggungjawab dari para
sekutu pengurus adalah sampai kepada harta pribadinya. Berbeda dengan PT yang
merupakan badan hukum dan tanggungjawabnya terbatas.
Perubahan CV menjadi PT dilakukan melalui Notaris tanpa harus membubarkan CV terlebih
dahulu. Perubahan CV menjadi PT berarti akan mengubah status perusahaan yang awalnya
tidak berbadan hukum menjadi badan hukum.
Peralihan tersebut dapat terjadi asalkan persekutuan komanditer itu memenuhi
kewajibannya dan ketentuan prasyarat dalam pendirian PT. CV tersebut harus menyesuaikan
atau memenuhi ketentuan-ketentuan persyaratan pendirian PT yang diatur dalam Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT).
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses pengalihan CV menjadi PT :
1. Menyelesaikan terlebih dahulu perikatan yang telah terjadi antara CV dengan pihak
ketiga.
2. Menyesuaikan Anggaran Dasar CV. Sebab pada Anggaran Dasar CV tidak ada ketentuan
mengenai modal dasar, yang ada hanya modal ditempatkan dan modal disetor.
Sedangkan untuk menjadi PT harus memenuhi ketentuan mengenai modal dasar dalam
pendirian Perseroan Terbatas yang diatur dalam UUPT.
- Mengenai pengalihan ini , pada dasarnya CV harus mengacu pada UUPT, Pasal-pasal yang
mengatur tentang modal dasar pendirian PT :
PT harus memenuhi ketentuan mengenai modal dasar PT yaitu minimum Rp. 50.000.000,-
(Pasal 32 ayat 1 UUPT), dan 25% dari modal dasar harus ditempatkan dan disetor penuh
(Pasal 33 ayat 1 UUPT), dengan demikian Anggaran Dasar CV harus disesuaikan dengan
ketentuan dalam Undang-Undang tersebut.
3. Membuat akta pendirian (akta Notaris) yang memuat anggaran dasar dan ketrerangan
lain berkaitan dengan pendirian PT (Pasal 7 ayat 1 juncto Pasal 8 ayat 1 UUPT).
4. Para pendiri bersama-sama mengajukan permohonan pengesahan badan hukum melalui
jasa teknologi informasi Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH) secara elekronik
kepada Menteri Hukum dan HAM RI (Pasal 1 angka 6 juncto pasal 9 ayat 1 UUPT).
5. Setelah dilakukan pengesahan, Menteri Menteri akan melakukan pengesahan
pendaftaran PT (Pasal 29 ayat 1 UUPT).
6. Pengumuman di TBNRI oleh menteri (Pasal 30 ayat 1 UUPT).
Pasal 13 ayat 1 : Perbuatan hukum yang dilakukan calon pendiri untuk kepentingan
perseroan yang belum didirikan, mengikat perseroan setelah perseroan
menjadi badan hukum, apabila RUPS pertama perseroan secara tegas
menyatakan menerima atau mengambil alih semua hak dan kewajiban
yang timbul dari perbuatan hukum yang dilakukan oleh calon pendiri atau
kuasanya
===========================================================================
1. Apakah yang dimaksud dengan PT dan dalam PT terdapat istilah Organ, apakah yang
dimaksud dengan organ tersebut ?
-Menurut Pasal 1 ayat 1 UU No.40 tahun 2007 tentang PT, definisi PT sebagai berikut :
PT yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan
modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar
yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
UU ini serta peraturan pelaksanaannya.
-Istilah Organ adalah orang-orang yang bertindak untuk dan sekaligus bertanggungjawab
terhadap PT atau badan hukum. Badan hukum sebagai Subjek hukum berbeda dengan
manusia. Badan hukum tidak bisa berpikir dan melakukan perbuatannya sendiri seperti
layaknya manusia. Perbuatan hukumnya tidak bisa dilakukan sendiri, maka dari itu badan
hukum memerlukan orang atau manusia untuk mengerjakan semua perbuatan badan
hukum dan tanggung jawabnya. Manusia ininilah yang dimaksud organ. Setiap PT harus
bertindak melalui perantaraan organ.
Pasal 1 ayat 2 UUPT : Organ PT adalah RUPS, Direksi dan Dewan Komisaris.
2. Apakah akibat hukum dari PT yang didirikan oleh sepasang suami isteri tanpa adanya
Perjanjian Kawin dan bagaimana status hukum atas PT tersebut ?
Pada prinsipnya suami isteri tidak dapat mendirikan PT diantara mereka berdua saja, karena
mereka dianggap mempunyai satu kepentingan. Kepentingan tersebut adalah untuk
membentuk keluarga, yakni suami menjadi kepala keluarga dan isteri menjadi ibu rumah
tangga (Pasal 1 juncto 31 ayat 3 UU No.1 tahun 1974 tentang Perkawinan). Dimana
kepentingan mereka berdua terlihat adanya persatuan kekayaan yang dihasilkan selama
perkawinan, sehingga dilihat dari kepentingan mereka sebagai suami isteri, pihak ketiga
harus menganggap mereka adalah satu pihak/satu kesatuan, terutama jika menyangkut
persoalan pengaturan harta kekayaan diantara mereka, kecuali ada perjanjian kawin.
UUPT mensyaratkan pendirian PT harus dilakukan minimum dua orang pendiri (Pasal 7 ayat
1 UUPT). Jika PT telah berdiri atau mendapat pengesahan dari Menkumham, tetapi
pemegang sahamnya kurang dari dua, mereka dapat mencari satu investor lain untuk
menjadi pemegang saham PT kurang dari dua (Pasal 7 ayat 5). Akibatnya jika dalam
jangkawaktu yang telah ditentukan pemegang saham tetap kurang dari dua, dalam hal ini
pemegang saham berytanggung jawab secara pribadi atas segala perikatan dan kerugian
perseroan atau dapat pula dilakukan pembubaran PT atas permohonanpihak yang
berkepentingan (Pasal 7 ayat 6 UUPT).
3. PT. ABC adalah pemilik sebidang tanah HGB No. 378910 yang terletak di Kelurahan
Ancol dan memiliki fasilitas kredit kepada Bank Mandi Sendiri sebesar Rp.10 Milyar,
yang dijamin dengan pemberian Hak Tanggungan senilai Rp. 12 Milyar atas HGB No.
378910 tersebut. Utang PT ABC suatu ketika macet dan ternyata digugat pailit oleh
kreditur- krediturnya. Masalahnya PT ABC punya utang Pajak yang cukup besar
mencapai Rp 10 Milyar. Untuk memenuhi utang tersebut, aparat Pajak mengajukan
permohonan blokir atas harta benda milik PT ABC ke Kantor Pertanahan, termasuk
tanah dan bangunan yang dibebani Hak Tanggungan. Keadaan demikian cukup sulit
karena secara kriteria termasuk ke dalam daftar piutang yang didahulukan pemenuhan
pembayarannya. Di sisi lain, Pemegang Hak Tanggungan adalah pemegang hak
preference yang sangat kuat atas HGB No. 378910 tersebut.
Pertanyaannya :
Mana yang lebih diutamakan ? Negara atau pemegang Hak Tanggungan ?
Jika terjadi kepailitan atas PT ABC tersebut, Bank Mandi sendiri menjadi Kreditur Separatis
yang tetap dapat melaksanakan haknya setelah masa tunggu selama 90 hari dan setelah
insolvensi. Bank Mandi Sendiri sebagai Kreditur Separatis tetap mempunyai Hak Istimewa
terhadap HGB No. 378910 yang telah dibebani Hak Tanggungan tersebut dan dijamin oleh
Pasal 21 UUHT.
Adapun pelunasan kewajiban Pajak kepada Negara menduduki peringkat teratas untuk aset-
aset PT ABC lainnya. Kurator Pajak tidak berhak memblokir karena pada saat terjadi
kepailitan, seluruh aset PT ABC berada dalam kondisi sita umum. Setelah Bank Mandi Sendiri
mendapatkan pemenuhan atas piutangnya, barulah sisanya dibuatkan urutan pemenuhan
kewajiban kepada Kreditur Konkuren lainnya secara proporsional. Dalam hal sisa aset yang
tidak dibebani Hak Tanggungan ternyata tidak mencukupi, tagihan Pajak tidak dapat
dipenuhi seluruhnya karena harus dibagi dengan karyawan dan Kurator.
Selain UUY terdapat PP No.36 tahun 2008 yang merupakan peraturan pelaksanaan dari
UUY. Dalam PP tersebut bahwa orang asing atau orang asing bersama orang Indonesia
dapat mendirikan yayasan sesuai dengan ketentuan UU dan PP (Pasal 11 ayat 1 PP No.63
tahun 2008). Namun tidak semua jenis bidang usaha dapat dilakukan oleh orang asing
atau badan hukum asing.
Bidang usaha yang terbuka untuk mendirikan yayasan bagi pihak asing atau badan hukum
asing, yaitu bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Selain itu, yayasan yang didirikan
oleh orang asing atau badan hukum asingharus bermitra dengan yayasan yang didirikan
oleh orang Indonesia yang mempunyai maksud dan tujuan yang sama dengan yayasan
asing tewrsebut (Pasal 26 ayat 2 PP).
Kepailitan merupakan suatu proses dimana setiap yang berutang (debitur) yang mempunyai
kesulitan keuangan untuk membayar utangnya karena dalam keadaan behenti membayar
baik atas laporan sendiri maupun atas permohonan seseorang atau lebih berpiutang
(kreditur) dinyatakan pailit oleh Pengadilan, harta debitur dapat dibagikan kepada para
kreditur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kurator : adalah BHP atau orang perseorangan yang diangkat oleh Pengadilan untuk
mengurus dan membereskan harta debitur pailit di bawah pengawasan hakim pengawas.
Hakim Pengawas adalah hakim yang ditunjuk oleh Pengadilan dalam putusan pailit atau
kewajiban pembayaran utang, Pengadilan dalam hal ini Pengadilan Niaga dalam lingkungan
peradilan umum.
Tujuan :
- Menjamin pembagian yang sama terhadap harta kekayaan debitur diantara para
Krediturnya .
- Mencegah agar para debitur tidak melakukan perbiatan-perbuatan yang dapat merugikan
kepentingan para kreditur.
- Memberikan prlindungan kepada kreditur yang beritikad dari para krediturnya dengan cara
memperoleh pembebasan utang.
Filosofi Kepailitan:
Mekanisme pendistribusian asset secara adil dan merata terhadap para Kreditur berkaitan
dengan keadaan tidak membayarnya debitur karena ketidakmampuan debitur melaksanakan
kwajibannya.
Asas-Asas Kepailitan :
- Asas Keseimbangan
- Asas Kelangsungan Usaha
- Asas Keadilan
- Asas Integrasi
6. Kapankah suatu perusahaan dapat dinyatakan pailit dan sebutkan dasar hukumnya.
Dan siapakah yang dapat mengajukan permohonan kepailitan ?
Syarat mengajukan permohonan pailit dalam Pasal 2 ayat 1 UUK dan PKPU. Debitur atau
yang mempuyai dua atau lebih Kreditur dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang
yang jatuh waktu dan dapat ditagih dinyatakan pailit dengan putusan Pengadilan, baik atas
permohonannya sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih Krediturnya.
7. Jelaskan apa akibat debitur pailit dan jelaskan pihak-pihak yang yang dapat
mengajukan kepailitan, serta siapakah kurator itu ?
Akibat kpailitan, pailitnya pihak debitur banyak menimbulkan akibat ridis yang diberlakukan
kepadanya UU. Yang berlaku kepada debitur dengan dua model pemberlakuan :
1. Berlaku demi hukum
2. Berlaku secara rule of reason
8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Akkoor (perdamaian) dan sebutkan syarat sahnya
Akoor dan apa yang dimaksud insolvensi.
Terdapat dua cara untuk berakhirnya proses kepailitan :
Dengan pembayaran kembali semua utang piutang para kreditur atay
Dengan tercapainya Perdamaian (Akkoor) dalam rapat pencocokan piutang (verification),
maka proses kepailitan berakhir.
Kedua, dalam pelaksanaan , harta kekayaan debitur tidak mencukupi untuk pembayaran
kembali semua piutang kreditur.
Jika dalam rapat pencocokan piutang tidak tercapai akkoor, debitur dalam keadaan
insolvency (tidak mampu membayar), maka proses sitaan umum berjalan yang
memungkinkan penjualan asset debitur. Dalam keadaan demikian kepailitan berakhir
dengan disusun dan dilaksanakan daftar pembagian mengikat dari hasil sitaan atau hasil
penjualan harta kekayaan debitur.
Insolvencu merupakan fase terakhir kepailitan. Adalah suatu kejadian dimana harta
kekayaan /boedel pailit harus dijual lelang dimuka umum, yang hasil penjualannya akan
dibagikan kepada kreditur sesuai dengan jumlah piutangnya yang disahkan dakam akkoor.
==========================================================================