Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebijakan dana BOS diawali dari adanya kenaikan harga bahan bakar

minyak (BBM) pada tahun 2005 yang mengakibatkan pemerintah melakukan

pengurangan subsidi BBM. Dalam rangka mengatasi dampak kenaikan harga

BBM tersebut, Pemerintah merealokasikan sebagian besar anggarannya ke empat

program besar, yaitu program pendidikan, kesehatan, infrastruktur pedesaan, dan

subsidi langsung tunai (SLT). Salah satu program di bidang pendidikan adalah

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang menyediakan bantuan bagi sekolah

dengan tujuan membebaskan biaya pendidikan bagi siswa yang tidak mampu dan

meringankan bagi siswa lain.

Pada prinsipnya progam Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dicetuskan

sebagai upaya untuk meningkatkan akses masyarakat, khususnya siswa dari

keluarga miskin atau kurang mampu terhadap pendidikan yang berkualitas dalam

rangka penuntasan wajib belajar 9 tahun. Dalam pemberian dana Bantuan

Operasional Sekolah (BOS) diharapkan dapat mengurangi beban perekonomian

masyarakat miskin, sehingga mereka dapat melanjutkan pendidikannya. Begitu

pentingnya pendidikan bagi kemajuan bangsa diharapkan pemberian dana

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dapat dilaksanakan seadil-adilnya dan tepat

pada sasarannya yaitu siswa-siswi yang berhak atas Bantuan Operasional Sekolah

(BOS) yaitu peserta didik yang kurang mampu atau tidak mampu. Pemberian

1
dana operasional sekolah yang tidak tepat sasarannya sama saja membuang uang

karena hal tersebut dapat menimbulkan penyelewengan, untuk mencegah hal

tersebut, masyarakat harus mengawasi pelaksanaan dan penyaluran BOS.

Dengan melihat tujuan dari pemberian dana BOS adalah peningkatan

akses rakyat terhadap pendidikan yang berkualitas melalui peningkatan

pelaksanaan wajib belajar sembilan tahun, maka perlu diketahui berapa besar

peranan yang ditimbulkan dengan adanya dana bos bagi peningkatan kualitas

pendidikan itu sendiri, apakah dengan adanya dana BOS telah memberi sebuah

angin segar bagi peningkatan kualitas pendidikan di dalam negeri ini. Mengacu

pada pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia

adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, dan untuk itu setiap warga negara

Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan

bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan

gender. Pemerataan dan mutu pendidikan akan membuat warga negara Indonesia

memiliki keterampilan hidup (life skill) sehingga memiliki kemampuan untuk

mengenal dan mengatasi masalah diri dan lingkungannya, mendorong tegaknya

masyarakat madani dan modern yang dijiwai nilai-nilai Pancasila.

Pada saat ini, jutaan anak usia sekolah di negara kita, dewasa ini masih

belum mendapatkan kesempatan bersekolah. Sekitar 1,5 juta di antaranya, anak

usia 13 – 15 tahun, terpaksa putus sekolah. Salah satu solusi pemerintah melalui

Kemendiknas, menyalurkan dana bantuan dan kemudahan melalui program BOS

(Bantuan Operasional Sekolah). Penerima BOS diutamakan bagi para siswa

2
miskin yang bersekolah swasta. Termasuk membantu siswa putus sekolah, karena

tidak mampu membayar iuran/pungutan oleh sekolah. Jika kemudian masih ada

sisa dana BOS, maka akan digunakan mensubsidi siswa lain. Bagi sekolah yang

tidak mempunyai siswa miskin, maka dana BOS digunakan untuk mensubsidi

seluruh siswa sehingga dapat mengurangi pungutan/ sumbangan yang dibebankan

kepada orang tua siswa, minimum senilai dana BOS yang diterima sekolah.1

Urgensi studi tentang Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ini dilakukan

karena menurut Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo,

ada beberapa penyimpangan oleh tim audit Badan Pengawas Keuangan dan

Pembangunan (BPKP) terhadap program Dana Bantuan Operasional Sekolah

(BOS). Beberapa penyimpangan tersebut adalah:

a. Penggelumbungan siswa oleh sekolah.


b. Beberapa sekolah belum memiliki ijin operasional atau masih dalam
proses pengurusan ijin, namun sekolah itu menerima dana BOS.
c. Masih ditemukan sekolah belum menyetor pajak sesuai dengan
ketentuan:
d. BPKP juga menemukan sekolah yang belum membebaskan iuran siswa.
e. Sekolah belum transparan dalam mengelola BOS tingkat kelengkapan
administrasi dan pertanggungjawaban, karena ditemukannya
pengadaan fiktif di beberapa sekolah adanya kecenderungan di
beberapa wilayah sumber dana sekolah dari APBD menurun karena
adanya BOS.
f. Pengguna dana BOS juga belum sepenuhnya sesuai petunjuk
pelaksanaan misalnya digunakan untuk membayar guru PNS/guru
kontrak, insentif guru, pengadaan komputer, dipinjamkan dan konsumsi
siswa karya wisata.2

Pengelolaan dana sekolah tampaknya merupakan suatu persoalan baru

yang akan dihadapi oleh sekolah seiring dengan dijalankannya Manajemen

Berbasis Sekolah dan mampu secara mandiri mengelola sekolah tersebut. BOS

1
http://itjen.depdiknas.go.id/index.php?Itemid=26&id=13&option=com_content&task=view
2
Edy Syofian. 2008. Study Pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah. Http//www.Baimkofom

3
diberikan kepada semua siswa dari tingkatan SD/MI/SDLB, dari

SMP/MTs/SMPLB, Salafiyah setara SMP negeri ataupun swasta. Sedangkan

untuk tingkat SMA/SMK/MA, diberikan dana BKM bagi siswa dari kalangan

tidak mampu. Sedangkan distribusi diberikan melalui PT. Pos/Bank yang

ditransfer ke rekening kepala sekolah sedangkan dana BKM diberikan dalam

bentuk tunai kepada pihak sekolah. Pengucuran dana ini terkesan buru-buru yang

mengakibatkan sebagian sekolah seperti mendapat "durian runtuh" dan tidak tahu

bagaimana harus mengelola dana yang diterimanya.3

Kebijakan dana BOS selama ini kurang dapat menekan penyelewengan

dalam pengelolaannya. Penyelewengan dana BOS di tingkat sekolah sepertinya

telah menjadi fenomena. Salah satu sebabnya adalah rendahnya transparansi,

akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaannya. Sehubungan

dengan hal ini peneliti ingin meneliti tentang efektifitas pengelolaan dana BOS di

SDN I dan SMP II Kabupaten Jombang.

B. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan uraian permasalahan di atas, maka peneliti merumuskan

masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana efektifitas pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah

(BOS) di SDN I dan SMP II Kabupaten Jombang?

2. Apa faktor-faktor penghambat dalam pengelolaan dana BOS di SDN I dan

SMP II Kabupaten Jombang?

3
Asmoni, 2009. Implementasi Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Terhadap Peningkatan
Mutu Sekolah. http://asmoni-best.blogspot.com/2009/04/bos.html

4
C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan efektifitas

pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SDN I dan SMP II

Kabupaten Jombang. Tujuan umum secara operasional dijabarkan kedalam tujuan

khusus sebagai berikut :

1. Ingin mengetahui efektifitas pengelolaan dana Bantuan Operasional

Sekolah (BOS) di SDN I dan SMP II Kabupaten Jombang.

2. Ingin mengetahui faktor-faktor penghambat dalam pengelolaan dana BOS

di SDN I dan SMP II Kabupaten Jombang.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari suatu panelitian pada umumnya sangat diharapkan dapat

mempunyai kegunaan dan manfaat yang besar baik bagi penulis maupun orang

lain yang membacanya.

1. Secara Akademis

Secara akademis penelitian ini dapat digunakan untuk menambah,

memperdalam wawasan dan mengembangkan pengetahuan bagi

mahasiswa ilmu pemeritahan pada khususnya, sebagai tambahan referensi,

dan diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi pengembangan dan

penyempurnaan penelitian lain di kemudian hari, khususnya mengenai

pengelolaan dana BOS di Sekolah.

2. Secara Praktis

Diharapkan dapat menjadi masukan dan memberikan kontribusi yang

positif bagi stakeholder pendidikan dalam menggunakan dana pendidikan,

5
dalam rangka peningkatan mutu kualitas pendidikan, dan sebagai bahan

perbandingan dan dasar bagi peneliti berikutnya yang berkaitan dengan

masalah ini.

E. Defenisi Konseptual

1. Efektivitas

Efektivitas adalah penilaian yang dibuat sehubungan dengan prestasi

individu, kelompok, dan organisasi. Makin dekat prestasi mereka terhadap

prestasi yang diharapkan (standar), maka makin lebih efektif dalam menilai

mereka. Dari pengertian tersebut di atas dari sudut pandang kinerja keorganisasian

maka dapat diidentifikasikan tiga tingkatan analisis yaitu: (1) individu, (2)

kelompok, (3) organisasi. Ketiga tingkatan analisis tersebut sejalan dengan ketiga

tingkatan tanggung jawab manajerial yaitu bahwa para pimpinan bertanggung

jawab atas efektivitas individu, kelompok dan organisasi.4

2. Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

BOS merupakan Dana yang diberikan pemerintah terhadap sekolah-

sekolah tertentu yang mana di dalamnya terdapat biaya untuk operasional sekolah

yang menyangkut semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan

penyelenggaraan pendidikan. Program Bantuan Operasional Sekolah bertujuan

untuk memberikan bantuan kepada sekolah dalam rangka membebaskan iuran

siswa, tetapi sekolah akan tetap dapat mempertahankan mutu pelayanan

pendidikan kepada masyarakat.5

4
Gibson, James L., John M. Ivancevich dan James H. Donnely Jr. 1996. Organisasi: Perilaku,
Struktur, Proses. (Terjemahan) Edisi Delapan. Jakarta:Binarupa Aksara. Hlm:30
5
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Buku Pelaksanaan Bos. Jakarta: hal 7

6
F. Definisi Operasional

Definisi Operasional merupakan suatu unsur yang memberitahukan

bagaimana cara mengukur suatu variabel. Untuk menilai variabel dapat dilihat

melalui indikasi dengan indikator yang ada. Terkait dalam hal ini maka indikator

efektifitas pemberian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Kabupaten

Jombang (Studi di SDN I dan SMP II Kabupaten Jombang), adalah sebagai

berikut:

1. Efektifitas pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SDN I

dan SMP II Kabupaten Jombang

a. Kemampuan SDN I dan SMP II Kabupaten Jombang dalam

memberikan sosialisasi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

b. Pemetaan tentang sasaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

c. Intensitas kegiatan pemberian dana BOS

2. Faktor-faktor penghambat dalam pengelolaan dana BOS di SDN I dan

SMP II Kabupaten Jombang

a. Distribusi anggaran

b. Pemetaan sasaran

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan alasan

agar dapat menggali informasi yang mendalam mengenai objek yang diteliti

dalam hal ini efektifitas pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di

7
SDN I dan SMP II Kabupaten Jombang. Metode deskriptif sebagai prosedur

pemecahan masalah yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada, sehingga

tujuan dari metode deskripstif adalah untuk menggambarkan tentang suatu

masyarakat atau kelompok tertentu atau gambaran tentang gejala sosial. 6

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah orang yang bermanfaat untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar sebuah penelitian.7 Dalam hal ini

adalah orang-orang yang mempunyai pengaruh atau berperan terhadap

pengelolaan dana BOS di SDN I dan SMP II Kabupaten Jombang. Maka dalam

penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah:

a. Kepala Sekolah

b. Komite Sekolah

c. Guru

d. Wali murid

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dimaksudkan agar peneliti mampu mengungkapkan fakta

supaya mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

Adapun lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah di SDN I dan SMP II

Kabupaten Jombang.

4. Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis memperoleh sumber data yang digunakan

adalah sebagai berikut:


6
Soehartono, Irawan. 2002. Metode Penelitian Sosial. Bandung: hlm:35
7
Ibid

8
a. Data Primer yaitu data yang diperoleh peneliti atau didapatkan langsung

dari obyek yang diteliti adalah penyalur dan penerima dana BOS di

SDN I dan SMP II Kabupaten Jombang.

b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen atau

arsip-arsip, buku literatur, internet yang berkaitan dengan judul

penelitian.

5. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data diperlukan instrument, dalam penelitian ini

peneliti menggunakan teknik atau metode pengumpulan data dengan observasi,

wawancara dan dokumentasi yang diuraikan sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik

fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam arti yang lebih luas

observasi sebenarnya tidak hanya terbatas pada pengamatan yang

dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung8. Dengan

menggunakan metode ini dapat memberi infomasi kepada peneliti

mengenai fakta yang terjadi pada sebuah instansi atau organisasi dalam

menjalankan aktifitasnya atau kinerjanya yang kemudian melakukan

pencatatan mengenai fakta tersebut.

b. Metode Interview/wawancara

Interview atau yang sering juga disebut dengan wawancara atau

kuisioner lisan merupakan teknik dengan melakukan tanya jawab secara

8
Sutrisno, Hadi. 2000. Metodologi Research , Pustaka Pelajar

9
langsung terkait pokok permasalahan terhadap objek penelitian.

Wawancara dipergunakan agar memudahkan peneliti dalam

mendapatkan data atau informasi yang akurat dengan didasarkan pada

permasalahan yang sedang diteliti. Dalam hal ini peneliti dalam

memperoleh data langsung pada sumber informasi atau responden yang

bersangkutan untuk memperoleh kejelasan mengenai pemberian dana

BOS di SDN I dan SMP II Kabupaten Jombang.

c. Dokumentasi

Teknik atau cara dengan dokumentasi adalah yang diperoleh dari

dokumen-dokumen seperti buku, peraturan-peraturan, Koran, dan arsip-

arsip yang tentunya erat kaitannya dengan topik penelitian. Teknik

dokumentasi merupakan pengumpulan data-data yang tertulis. Seperti

catatan, arsip-arsip atau dokumen dan bahan-bahan yang ada kaitannya

dengan obyek penelitian. Seperti yang dikemukakan oleh Winarno

Surachmad, dokumentasi sebagai mana laporan tertulis dari suatu

peristiwa yang isinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran terhadap

peristiwa itu dan tertulis dengan sengaja untuk menyimpan atau

meneruskan keterangan-keterangan mengenai peristiwa tersebut9.

9
Surachmad, Winarno. 1995. Dasar-Dasar Teknik Research, PN Balai Cetakan Keenam, hal 143

10
6. Analisis Data

Analisis Data Kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang

dapat dikelola, mensistensikanya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa

yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan
10
kepada orang lain. Di pihak lain, Analisis Data Kualitatif, prosesnya berjalan

sebagai berikut:

a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi

kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan,

membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.

c. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai

makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan

membuat temuan-temuan umum.11

Selanjutnya menurut Janice McDrury (Collaborative Group Analysis of

Data, 1999) tahapan analisis data kualitatif adalah sebagai berikut:

a. Membaca/mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang

ada dalam data.

b. Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang

berasal dari data.

c. Menuliskan ‘model’ yang ditemukan.

d. Koding yang telah dilakukan.


10
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Hlm.248.
11
Ibid.

11
Dari definisi-definisi tersebut dapatlah kita pahami bahwa ada yang

mengemukakan proses, ada pula yang menjelaskan tentang komponen-komponen


12
yang perlu ada dalam sesuatu analisis data . Adapun analisis data yang

digunakan adalah metode data deskriptif kualitatif dari Matthew B. Miles dan

Michael Huberman (1992:15-20) meliputi empat komponen, diantaranya:

1) Pengumpulan data,

2) Reduksi data,

3) Penyajian data,

4) Penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Seperti pada konsep analisa data kualitatif tersebut dapat terlihat pada

diagram berikut ini:

Gambar 1.1
Komponen analisa data model interaktif

Pengumpulan Penyajian data


data

Kesimpulan-kesimpulan
Reduksi Data
Penarikan/verifikas
i

Sumber: Mathew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisa data Kualitatif dalam Wahyuni.
2006. Kebijakan Pemerintah Dalam Pelaksanaan Rencana Umum Tata Ruang Perkotaan
di Kota samarinda. Skripsi

12
Ibid.

12
Keterangan :

a). Pengumpulan data yaitu data pertama atau data mentah yang dikumpulkan

dalam suatu penelitian.

b). Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertegas, memperpendek,

membuat fokus, membuang hal yang tidak penting, dan mengatur data

sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan. Reduksi data

berlangsung terus-menerus selama penelitian berlangsung.

c). Penyajian data adalah menyusun informasi dengan cara tertentu sehingga

memungkinkan penarikan kesimpulan atau pengambilan data ini membantu

untuk memahami peristiwa yang terjadi dan mengarah pada analisa atau

tindakan lebih lanjut berdasarkan pemahaman.

d). Kesimpulan-kesimpulan atau verifikasi adalah sebagai langkah terakhir yang

meliputi pemberian makna data yang telah disederhanakan dan disajikan

kedalam penyajian data dengan cara logis dan metodologi konfigurasi yang

memungkinkan untuk diprediksi hubungan sebab akibat.

13

Anda mungkin juga menyukai