Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif merupakan bayi yang hanya menerima

ASI saja sehingga tidak ada cairan atau padatan lainnya diberikan, bahkan air

dengan pengecualian rehidrasi oral, atau tetes/sirup vitamin, mineral yang diberi ASI

memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit degeneratif seperti penyakit darah

tinggi, diabetes tipe 2, dan obesitas pada saat dewasa (WHO dan Unicef, 2003).

World Health Organization (WHO) telah mengkaji atas lebih dari 3000 penelitian

menunjukan bahwa pemberian Air Susu Ibu (ASI) selama 6 bulan adalah jangka

waktu yang paling optimal untuk pemberian ASI Eksklusif. Hal ini di dasarkan pada

bukti ilmiah bahwa ASI Eksklusif mencukupi kebutuhan gizi bayi dan pertumbuhan

bayi lebih baik. ASI merupakan makanan utama bagi bayi sehingga sangat penting

untuk kesehatan bayi (Baskoro, 2008).

Pemberian ASI eksklusif pada bayi bukan hanya tanggung jawab ibu saja.

Dukungan suami, keluarga dan masyarakat serta pihak terkait lainnya sangat

dibutuhkan utnuk meningkatkan kembali pemberian ASI eksklusif pada bayi.

Keluarga, dalam hal ini suami juga memiliki tanggung jawab besar untuk

memberikan dukungan (Pemprov DKI Jakarta, 2010). Tingkat keberhasilan

pemberian ASI eksklusif bisa berhasil sukses dengan adanya dorongan suami

kepada ibu menyusui memberikan ASI pada bayi. Seorang suami yang mengerti

dan memahami bagaimana manfaat ASI pasti akan selalu membantu ibu mengurus

bayi, termasuk menggantikan popok, memandikan bayi dan memberikan pijatan

pada bayi. Sementara ibu, berusaha fokus meningkatkan kualitas ASI-nya, dengan

mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan melakukan pola hidup sehat.


Suami/ayah memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan menyusui

adalah yaitu sebagai breastfeeding father. Breastfeeding father adalah peran suami

dengan cara memberi dukungan kepada ibu menyusui akan mempengaruhi

terhadap pemberian ASI eksklusif. Dukungan penuh seorang suami kepada istrinya

dalam proses menyusui bayinya meningkatkan keberhasilan menyusui ASI secara

eksklusif. Peran breastfeeding father menjadi hal yang wajib dilakukan oleh ayah

agar mendukung pemberian ASI eksklusif, sehingga proses menyusui secara

eksklusif oleh ibu dapat berjalan dengan sukses (Ariani, 2010). Menurut Roesli

(2012), dukungan suami sangat diperlukan agar pemberian ASI eksklusif bisa

tercapai. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dukungan

suami dan peluang pemberian ASI eksklusif oleh ibu.

Dari survei yang dilaksanakan pada tahun 2002 oleh Nutrition & Health

Surveillance System (NSS) kerja sama dengan Balitbangkes dan Helen Keller

International yang dilaksanakan di empat kota yaitu Jakarta, Surabaya, Semarang,

Makasar dan dilaksanakan juga pada 8 perdesaan yang berada di Sumatra Barat,

Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat,

Sulawesi Selatan menyatakan bahwa ibu yang menyusui ASI eksklusif pada bayi

umur 4–5 bulan di perkotaan antara 14%–21%, sedangkan di perdesaan 14%–26%.

Pencapaian ASI eksklusif 5–6 bulan di perkotaan berkisar antara 3%–18%

sedangkan di perdesaan 6%–19%.

Keberhasilan ASI eksklusif merupakan hubungan segitiga antara ibu, bayi

dan suami (Simarmata, 2009). Keikutsertaan suami secara aktif dalam masa

kehamilan membantu keberhasilan istri dalam mencukupi ASI untuk bayi (Roesli,

2005 dalam Reni, 2014). Peran suami turut menentukan keberhasilan ibu dalam

memberikan ASI eksklusif. Hal ini dikarenakan kelancaran refleks pengeluaran ASI

(let down reflek) dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu (Roesli, 2009).
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2013) di Rumah Sakit

Muhammadiyah Pekalongan bahwa keberhasilan ASI eksklusif di pengaruhi oleh

tiga faktor yaitu sosiodemografik, prenatal dan postnatal dan psikososial. Faktor

psikososial digambarkan dengan keinginan dan keyakinan ibu yang kuat untuk

memberikan ASI eksklusif. Keinginan dan keyakinan ibu tersebut dipengaruhi juga

oleh social support sistem seperti dukungan suami dan dukungan orang tua. Faktor

psikologis ibu seperti stres, khawatir dan ketidakbahagiaan ibu pada periode

menyusui hal tersebut dapat diatasi bila ada dukungan yang diharapkan dapat

menstimulasi penguatan. Dukugan tersebut didapat dari orang terdekat yaitu suami

sebagai pendamping istri (Pratami, 2016).

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian

tentang Hubungan Dukungan Suami Dengan Pemberian Asi ekslusif di Ruangan

Maria RSU GMIM Bethesda Tomohon .


1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Peryataan Masalah

Berdasarkan Uraian dalam latar belakang di atas , maka dapat

diasumsikan bahwa peneliti ingin mengetahui gambaran pengetahuan ibu

tentang ASI Ekslusif di Ruangan Maria RSU GMIM Bethesda Tomohon .

1.2.2 Pertanyaan Masalah

1. Bagaimanakah penegtahuan ibu tentang pengertian ASI di Ruangan

Maria RSU GMIM Bethesda Tomohon

2. Bagaimankah pengetahuan Ibu tentang manfaat ASI di Ruangan Maria

RSU GMIM Bethesda Tomohon ?

3. Bagaimanakah makanan dan minuman yang di anjurkan untuk ibu di

Ruangan Maria RSU GMIM Bethesda Tomohon ?

4. Bagaimanakah cara pemberian ASI di Ruangan Maria RSU GMIM

Bethesda Tomohon ?

5. Bagaimana tatalaksana pemberian ASI di Ruangan Maria RSU GMIM

Bethesda Tomohon?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahui gambaran pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI Ekslusif di

Ruangan Maria RSU GMIM Bethesda Tomohon.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Teridentifikasi pengetahuan ibu tentang penegtahuan ibu tentang

pengertian ASI di Ruangan Maria RSU GMIM Bethesda Tomohon.

2. Teridentifikasi pengetahuan Ibu tentang manfaat ASI di Ruangan Maria

RSU GMIM Bethesda Tomohon.


3. Teridentifikasi makanan dan minuman yang di anjurkan untuk ibu di

Ruangan Maria RSU GMIM Bethesda Tomohon.

4. Teridentifikasi cara pemberian ASI di Ruangan Maria RSU GMIM

Bethesda Tomohon.

5. Teridentifikasi tatalaksana pemberian ASI di Ruangan Maria RSU GMIM

Bethesda Tomohon.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan tentang gambaran

pengetahuan ibu Tentang pentingnya ASI Eklusif di Ruangan Maria RSU

GMIM Bethesda Tomohon.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber referensi bagi

penelitian selanjutnya khususnya menyangkut gambaran pengetahuan

ibu tentang pentingnya ASI Eklusif di Ruangan Maria RSU GMIM

Bethesda Tomohon.

1.4.2 Praktis

1. Bagi Institusi pendidikan , hasil penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan

dan acuan untik penelitian dimasa yang akan dating yang berhubungan

dengan pengetahuan ibu tentang ASI Eklusif pada bayi .

2. Bagi RSU GMIM Bethesda Tomohon, hasil penelitian ini merupakan

masukan untuk peningkatan pengetahuan ibu tentang pentingya ASI

eklusif pada bayi baru lahir.

3. Bagi peneliti selanjutnya ,hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

referensi dan dapat dikembangkan dalam penelitian lebih lanjut

khususnya dibidang keperawatan.


HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKLUSIF DI RSU

GMIM BETHESDA TOMOHON

PROPOSAL MINI

Untuk Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana

Oleh :

ROBERTUS ULAHAIJANAN

NIM : 16061021

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON

2019

Anda mungkin juga menyukai