Islamic Studies Knowledge Management System With Enterprise Architecture Framework Approach ENG
Islamic Studies Knowledge Management System With Enterprise Architecture Framework Approach ENG
Abstrak
Keberhasilan suatu pembelajaran ditentukan oleh kompetensi guru dalam mempersiapkan,
melaksanakan, mengevaluasi, serta memberikan feedback terhadap materi yang telah diberikan. Salah
satu permasalahan yang ada pada guru Pendidikan Agama Islam adalah minimnya pembagian jam
belajar untuk materi pendidikan agama Islam. Oleh sebab itu guru sangat dituntut untuk selalu
menambah pengetahuannya agar lebih kreatif dan inofatif dalam mempersiapkan materi dan
menemukan metode pembelajaran yang lebih tepat dan efisien. Untuk itu diperlukan sebuah media
dan sarana bagi guru untuk menambah pengetahuannnya sekaligus sebagai sarana pembelajaran
untuk siswa dalam mendapatkan materi Pendidilan Agama Islam diluar waktu sekolahnya.
Knowledge Management System (KMS) merupakan sebuah sistem yang dikembangkan
untukmengumpulkan pengatahuan untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. KMS memerlukan
empat fungsi yaitu using knowledge, finding knowledge, creating knowledge, dan packing knowledge
yang akan membentuk suatu pengetahuan untuk menjawab pertanyaan know-how, know-what, dan
know why, serta menumbuhkan self-motivated, personal tacit, cultural tacit dan regulatory tacit.
Pengambangan sistem informasi dipandu oleh sebuah kerangka kerja arsitektur (architecture
framework) dimana pada pengambangan KMS ini digunakanlah The Open Group Architecture
Framework (TOGAF) ADM.
Kata Kunci : Architecture Framework, TOGAF, The Open Group, KMS, Knowledge, IT Master Plann.
I. INTRODUCTION
1.1. Islamic Education
مرابطٌ في سبيل: أربعةٌ تجري عليهم أجورهم بعد الموت: عن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم،عن أبي أمامة
( ورجل ترك ولدا صالحا يدعو له( رواه أحمد، فأجرها له ما جرت، ورجلٌ تصدّق بصدقة، ومن علّم علما،هللا
From abu umamah, thats rasulullah saw said, “has four part community that always comes merit to
them after die, which the man always do for jihad in the way of Allah, the man who teach good knowledge, the
man its, always give charity jariyah and the man which leave shaleh children its always pray for them. (Riwayat
ahmad).
Author one of girl school in first Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang Dr. Ramah El Yunusiyyah
(1923-1969) said; “young youth its ower material that couldnt value them prise, just only if we can manage them
Decleare say that how importent for teaching shaleh generations. And to build shaleh generation its one
of to be given islamic education at school. Islam education can hold as planed doing for developing potential for
every student has to know, understand to do, beside saying islam education in odinary life. (DR. Muhammad
Kosim, 14 february 2013). In indonesia standard of doing islam religius education come from laws its as indirect
can be handle in doing religius education at formal school. Uridicial formal thats,
a. Dasar pancasila yaitu dasar falsafah Nagara RI, pada sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional1 :
Pasal 37
Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat pendidikan agama, kewarganegaraan,
bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya,
pendidikan jasmani dan olah raga, keterampilan atau kejujuran, dan muatan lokal.
c. Peraturan pemerintah Nomor 55 tahun 2007 Tentang pendidikan Agama dan
Pendidikan Keagamaan.
BAB 1
KETENTUAN UMUM
2 Wiig, K Knowledge management: An emerging discipline rooted in a long history. In: Charles, D, Chauvel, D eds. (2000)
Knowledge horizons: the present and the promise of knowledge management. Butterworth-Heinemann, Oxford, pp. 3-2.
informasi. Dalam pengembangan Knowledge Management System (KMS) diperlukan empat fungsi
yaitu using knowledge, finding knowledge, creating knowledge, dan packing knowledge yang akan
membentuk suatu pengetahuan untuk menjawab pertanyaan know-how, know-what, dan know why,
serta menumbuhkan self-motivated, personal tacit, cultural tacit dan regulatory tacit.
III. Objectif
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Menyusun sebuah konsep Kenowledge Management System untuk meningkatkan pengetahuan
guru pendidikan agama Islam dalam menyusun metode dan strategi pemebelajaran.
2. Sebagaimedia pembelajaran tambahan bagi murid untuk lebih mendalami dan memahami
pendidikan agama Islam.
3. Membentuk jaringan yang saling bersinergi antara pakar, dan guru pendidikan agama Islam
serta orangtua murid sebagai stakeholder dan sebagai salah satu media evaluasi.
IV. METODOLOGI
Dalam proses penelitian ini akan digunakan beberapa metodologi penelitain seperti Field
Research, Library Research. Kedua metodologi tersebut selanjutnya dipetakan ke dalam fase-fase
TOGAF ADM (Architecture Development Methode) yaitu architecture vision, business architecture,
information system architecture, opportunities and solutions, migration planning, implementation
governance, dan architecture change management4.
4 The Open Group (2009). The Open Group Architecture Framework (TOGAF) version 9, Personal PDF Edition, www.opengroup.com.
8 tahapan TOGAF ADM tersebut dibagi berdasarkan jenis pengerjaan arsitektur menjadi 2
tahapan yaitu arsitektur teknis dan arsitektur manajemen. Arsitektur teknis lebih difokuskan pada
tahapan-tahapan teknis perancangan arsitektur yaitu architecture vision, business architecture,
information system architecture yang meliputi data architecture dan application architecture,
technology. Sedangkan arsitektur manajemen difokuskan pada tahapan implementasi, manajemen
pelaksanaan dan kebijakan organiasi atau perusahaan. Tahapan-tahapan yang termasuk dalam
arsitektur manajemen ini adalah opportunities and solutions, migration planning, implementation
governance, dan architecture change management.
Pada gambar 5.1 menjelaskan proses dalam mendapatkan pengetehuan. Keterbatasan yang
ada akan dicari solusinya menggukan teknologi informasi sebagaimana yang akan dijelaskan pada
gambar 5.2 berikut.
Pada gambar 5.2 dapat dipahami bahwa proses pengumpulan dan penyampaian pengetahuan
dilakukan dengan komunikasi menggunakan teknologi informasi. Pada gambar tersebut juga dapat
dilihat bahwa pemberi pengetahuan dan orang mendapatkan pengetahuan tidak dibatasi oleh jumlah
orang dan waktu. Dengan jaringan internet tentunya juga tidak dibatasi oleh waktu dan lokasi.
Dari solusi pengumpulan pengetahuan pada gambar 5.2 tersebut selanjutnya disusunlah
strategi proses bisnis. Pada proses ini ditentukan bagaimana alur proses bisnis yang akan dilakukan dan
siapa saja yang terkait didalam proses tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5.3
berikut ini.
Daftar Kepustakaan
1. Abdul Hamid, J (2008) Knowledge strategies of school administrators and teachers. International Journal
of Educational Management 22: pp. 259-268.
2. Baskerville, R, Dulipovici, A (2006) The theoretical foundations of knowledge management. Knowledge
Management Research & Practice 4: pp. 83-10
3. Cheng, ECK (2012) Knowledge strategies for enhancing school learning capacity. International Journal of
Education Management 26: pp. 557-592.
4. Chiva, R, Alegre, J (2005) Organizational learning and organizational knowledge: Towards the integration
of two approaches. Management Learning 36: pp. 49-68.
5. Davenport, TH, Long, D, Beers, M (1998) Successful knowledge management projects. Sloan
Management Review 39: pp. 43-57.
6. Eric C. K. Cheng (2014) Kowledge Managenet for School Development. SpringerBriefs in Education : pp.
11-23.
7. Hansen, M, Nohria, N, Tierney, T (1999) What’s your strategy for managing knowledge? Harvard
Business Review 77: pp. 106-116.
8. John A. Zachman (1993). Concepts of the Framework for Enterprise Architecture, Paper John Zachman.
9. Joia, LA (2002) Assessing unqualified in-service teacher training in Brazil using knowledge management
theory: A case study. Journal of Knowledge Management 6: pp. 74-86.
10. Mahesh R. Dube, Shantanu K. Dixit (2011) Comprehensive MEasurment Framework for Enterprise
Architectures. (IJCSIT) vol 3: PP. 71-92.
11. Sallis, E, Jones, G (2002) Knowledge management in education: enhancing learning and education.
Kogan Page, London
12. Schechter, C (2008) Organizational learning mechanisms: The meaning, measure, and implications for
school improvement. Educational Administration Quarterly 44: pp. 155-186.
13. Shruti Patil, Roshani Ade (2015) A Global Software Engineering Knowledge Management Approach for
Intensive Risk Mitigation. IJMPICT vol 6, pp. 1-8.
14. Stigler, J, Hiebert, J (1999) The teaching gap: best ideas from the world’s teachers for improving
education in the classroom. The Free Press, New York
15. Sveiby, KE (2001) A knowledge-based theory of the firm to guide in strategy formulation. Journal of
Intellectual Capital 2: pp. 344-358
16. Swan, J, Newell, S, Robertson, M Limits of IT-driven knowledge management for interactive innovation
processes: Towards a community-based approach. In: Sprague, RH eds. (2000) Proceedings of the 33rd
Annual Hawaii International Conference on Systems Sciences, HICSS-33. IEEE Computer Society, Los
Alamitos, pp. 84-94.
17. Taejun Cho, Rusell Korte (2014) Managing Knowledge Performance: Testing Componen of a Knowledge
Management System Organizational Performance 15: pp.313-327.
18. The Open Group (2009). The Open Group Architecture Framework (TOGAF) version 9, Personal PDF
Edition, www.opengroup.com.
19. Wiig, K Knowledge management: An emerging discipline rooted in a long history. In: Charles, D, Chauvel,
D eds. (2000) Knowledge horizons: the present and the promise of knowledge management.
Butterworth-Heinemann, Oxford, pp. 3-2.
20. Wiig, KM (2004) People-focused knowledge management: how effective decision making leads to
corporate success. Elsevier Butterworth Heinemann, Amsterdam
21. Wu, WL, Lee, YC, Shu, HS (2013) Knowledge management in education organization: A perspective of
knowledge spiral. The International Journal of Organizational Innovation 5: pp. 7-13.
Biodata