Anda di halaman 1dari 11

Disusun Oleh :

NAMA : Khairul Anwar

NAMA DOSEN : Ir. Magit Fitroni, M.Kom.


Manajemen Menurut GR Terry

1. Pengertian Manajemen Menurut GR Terry


Manajemen adalah suatu proses tertentu yang terdiri dari POAC yang
dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
menggunakan manusia dan sumber daya lain.
suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan
suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-
maksud yang nyata. Manajemen juiga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni.
Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalm
kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan
pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.

Menurut G. R Terry :

 Pengorganisasian dalam pengertian real (real sense) menunjukkan hubungan


antar manusia sebagai akibat organisasi.
 Pengorganisasian dalam pengertian abstrak menunjukkan hubungan antara
unit-unit / departemen-departemen kerja.

Menurut G. R. Terry dalam bukunya, Principle of Management :

Koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron / teratur untuk menyediakan jumlah dan
waktu yang tepat dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan
yangseragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan.

Menurut tinjauan manajemen, koordinasi menurut Terry meliputi :

 Jumlah usaha baik secara kuantitatif, maupun secara kualitatif


 Waktu yang tepat dari usaha-usaha tersebut
 Directing atau penentuan arah usaha-usaha tersebut

Dari beberapa pengertian di atas, dapat kita simpulkan bahwa Manajemen juga adalah
suatu ilmu pengetahuan maupun seni.manajemen adalah seni dalam mengatur sistem
baik orang dan perangkat lain agar dapat berjalan dan bekerja sesuai dengan ketentuan
dan tujuan entitas yang terdiri dari berbagai aktivitas sebagaimana disebutkan oleh
George Terry.Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang
diinginkan atau dalm kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari
pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan
pengetahuan manajemen

2. Fungsi Manajemen
George R. Terry 1958 dalam bukunya Principles of Management (Sukarna, 2011:10)
membagi empat fungsi dasar manajemen yaitu Planing (Perencanaan), Organizing
(Pengorganisasian), Actuating (Pelaksanaan) dan Controlling (Pengawasan).

Keempat fungsi manajemen ini disingkat dengan POAC.


a. Planning (Perencanaan)
George R. Terry dalam bukunya Principles of Management (Sukarna, 2011:
10) mengemukakan tentang Planning sebagai berikut, yaitu “Planning is the
selecting and relating of facts and the making and using of assumptions
regarding the future in the visualization and formulation to proposed of
proposed activation believed necesarry to accieve desired result”.

“….Perencanaan adalah pemilih fakta dan penghubungan fakta-fakta serta


pembuatan dan penggunaan perkiraan-perkiraan atau asumsi-asumsi untuk
masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan
kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.”

Harold Koonts and Cyril O’Donnel, “Perencanaan adalah fungsi seorang


manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijaksanaan-
kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan program-program dari alternatif yang
ada.Jadi masalah perencanaan adalah masalah “memilih” yang terbaik dari
beberapa alternatif yang ada.

Perencanaan harus mampu menyesuaikan diri terhadap kebutuhan-kebutuhan,


memprediksi apa yang mungkin akan terjadi dimasa yang akan datang sesuai
prakiraan atau analisis yang dilakukan yang dapat dipertanggungjawabkan dan
menjadi penjelas dari tahap-tahap yang dikehendaki dengan melibatkan
sumber daya pendidikan dalam pembuaan keputusan.
Banghart dan Trull menjelaskan bahwa perencanaan dalam institusi
pendidikan merupakan kegiatan penyeleksi kebutuhan dana, memilih dan
melatih tenaga dan menilai performance (unjuk kerja) organisasi untuk
memenuhi tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian perencanaan
adalah proses menentukan sasaran, alat, tuntutan-tuntutan, taksiran, pos-pos
tujuan, pedoman dan kesepakatan (comitment) yang menghasilkan program
pendidikan yang terus berkembang.

 Manfaat Perencanaan
T. Hani Handoko mengemukakan sembilan manfaat perencanaan
bahwa perencanaan:
1) Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan;
2) Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-
masalah utama;
3) Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran;
4) Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat;
5) Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi;
6) Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai
bagian organisasi;
7) Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah
dipahami;
8) Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan
9) Menghemat waktu, usaha dan dana.

 Langkah-langkah Perencanaan
Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (1996) mengemukakan
langkah-langkah pokok dalam perencanaan, yaitu:
1) Penentuan tujuan dengan memenuhi persyaratan sebagai
berikut : (a) menggunakan kata-kata yang sederhana, (b)
mempunyai sifat fleksibel, (c) mempunyai sifat stabilitas, (d)
ada dalam perimbangan sumber daya, dan (e) meliputi semua
tindakan yang diperlukan.
2) Pendefinisian gabungan situasi secara baik, yang meliputi unsur
sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya
modal.
3) Merumuskan kegiatan yang akan dilaksanakan secara jelas dan
tegas

 Tahap Perencanaan
Hal senada dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko (1995) bahwa
terdapat empat tahap dalam perencanaan, yaitu:
1) Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan;
2) Merumuskan keadaan saat ini;
3) Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan;
4) Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk
pencapaian tujuan.

 Cakupan Masalah Serta Jangkauan Perencanaan


Pada bagian lain, Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (1996)
mengemukakan bahwa atas dasar luasnya cakupan masalah serta
jangkauan yang terkandung dalam suatu perencanaan, maka
perencanaan dapat dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu:
1) Rencana global yang merupakan penentuan tujuan secara
menyeluruh dan jangka panjang,
2) Rencana strategis merupakan rencana yang disusun guna
menentukan tujuan-tujuan kegiatan atau tugas yang mempunyai
arti strategis dan mempunyai dimensi jangka panjang, dan
3) Rencana operasional yang merupakan rencana kegiatan-
kegiatan yang berjangka pendek guna menopang pencapaian
tujuan jangka panjang, baik dalam perencanaan global maupun
perencanaan strategis.

b. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian tidak dapat diwujudkan tanpa ada hubungan dengan
yang lain dan tanpa menetapkan tugas-tugas tertentu untuk masing-masing
unit. George R. Terry dalam bukunya Principles of Management (Sukarna,
2011: 38) mengemukakan tentang organizing sebagai berikut, yaitu
“Organizing is the determining, grouping and arranging of the various
activities needed necessary forthe attainment of the objectives, the assigning
of the people to thesen activities, the providing of suitable physical factors of
enviroment and the indicating of the relative authority delegated to each
respectives activity.

“…Pengorganisasian ialah penentuan, pengelompokkan, dan penyusunan


macam-macam kegiatan yang dipeelukan untuk mencapai tujuan, penempatan
orang-orang (pegawai), terhadap kegiatan-kegiatan ini, penyediaan faktor-
faktor physik yang cocok bagi keperluan kerja dan penunjukkan hubungan
wewenang, yang dilimpahkan terhadap setiap orang dalam hubungannya
dengan pelaksanaan setiap kegiatan yang diharapkan.

Terry (Sukarna, 2011: 46) juga mengemukakan tentang azas-azas organizing,


sebagai berikut, yaitu :
 The objective atau tujuan.
 Departementation atau pembagian kerja.
 Assign the personel atau penempatan tenaga kerja.
 Authority and Responsibility atau wewenang dan tanggung jawab.
 Delegation of authority atau pelimpahan wewenang.

Terry menjelaskan bahwa pengorganisasian merupakan kegiatan dasar


manajemen.Pengorganisasian dilakukan untuk menghimpun dan menyusun
semua sumber yang disyaratkan dalam rencana, terutama sumber daya
manusia.sedemikian rupa sehingga kegiatan pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif.Dengan
pengorganisasian, orang-orang dapat disatukan dalam satu kelompok atau
lebih untuk melakukan berbagai tugas. Tujuan pengorganisasian adalah
membantu orang-orang untuk bekerjasama secara efektif dalam wadah
organisasi atau lembaga

Pengaplikasian organisasi ke ranah pendidikan karena adanya hubungan antara


keduanya.Dalam organisasi sekolah (pendidikan) yang besar, hubungan-
hubungan itu secara garis besar mencakup aspek sasaran, fungsi atau
perangkat tugas, tanggung jawab, wewenang, dan akuntabilitasnya.

Misalnya seperti adanya hubungan garis (vertikal), hubungan staff, hubungan


konsultatif, hubungan koordinatif.

 Azas Dalam Organisasi


Berkenaan dengan pengorganisasian ini, Hadari Nawawi (1992)
mengemukakan beberapa azas dalam organisasi, diantaranya adalah:
1) Organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan
kerja yang sesuai dengan kebutuhan;
2) Pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian
kerja;
3) Organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan
tanggung jawab;
4) Organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol;
5) Organisasi harus mengandung kesatuan perintah; dan
6) Organisasi harus fleksibel dan seimbang.

 Langkah dalan Proses Organisasi


Ernest Dale seperti dikutip oleh T. Hani Handoko mengemukakan tiga
langkah dalam proses pengorganisasian, yaitu:
1) Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk
mencapai tujuan organisasi;
2) Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan
yang logik dapat dilaksanakan oleh satu orang; dan
3) Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk
mengkoordinasikan pekerjaan para anggota menjadi kesatuan
yang terpadu dan harmonis.

c. Actuating (Pelaksanaan /Penggerakan)


Menurut George R. Terry dalam bukunya Principles of
Management (Sukarna, 2011: 82) mengatakan bahwa
Actuating is setting all members of the group to want to achieve and to strike
to achieve the objective willingly and keeping with the managerial planning
and organizing efforts.

“….Penggerakan adalah membangkitkan dan mendorong semua anggota


kelompok agar supaya berkehendak dan berusaha dengan keras untuk
mencapai tujuan dengan ikhlas serta serasi dengan perencanaan dan usaha-
usaha pengorganisasian dari pihak pimpinan.

Definisi diatas terlihat bahwa tercapai atau tidaknya tujuan tergantung kepada
bergerak atau tidaknya seluruh anggota kelompok manajemen, mulai dari
tingkat atas, menengah sampai kebawah. Segala kegiatan harus terarah kepada
sasarannya, mengingat kegiatan yang tidak terarah kepada sasarannya
hanyalah merupakan pemborosan terhadap tenaga kerja, uang, waktu dan
materi atau dengan kata lain merupakan pemborosan terhadap tools of
management. Hal ini sudah barang tentu merupakan mis-management.

Tercapainya tujuan bukan hanya tergantung kepada planning


dan organizing yang baik, melainkan juga tergantung pada penggerakan dan
pengawasan.Perencanaan dan pengorganisasian hanyalah merupakan landasan
yang kuat untuk adanya penggerakan yang terarah kepada sasaran yang dituju.
Penggerakan tanpa planning tidak akan berjalan efektif karena dalam
perencanaan itulah ditentukan tujuan, budget, standard, metode kerja,
prosedur dan program. (Sukarna, 2011: 82-83).

G.R Terry mengatakan bahwa penggerakan merupakan kegiatan yang


berkaitan erat dengan manusia dan merupakan masalah yang sangat kompleks
serta yang paling sulit dilakukan dari semua fungsi manajemen.

Tingkah laku pimpinan yang menggerakkan organisasi secara efektif adalah


melakukan peran aktif dalam kegiatan pengembangan staf, memperbaiki unjuk
kerja, melakukan kepemimpinan pengajaran langsung, meyakinkan bahwa
unjuk kerja para pengajar di kelas harus di evaluasi dan guru adalah
merupakan model tokoh yang efektif.
Dalam institusi sekolah, semua ini dapat dilihat dari kwalitas manajemen
sekolah dan manajemen instruksional, sehingga pelayanan belajar dan evaluasi
kemajuan belajar dapat dilaksanakan memenuhi standar kwalitas yang
kompetitif.

Faktor-faktor yang dierlukan untuk penggerakan yaitu:

1. Leadership (Kepemimpinan)
2. Attitude and morale (Sikap dan moril)
3. Communication (Tatahubungan)
4. Incentive (Perangsang)
5. Supervision (Supervisi)
6. Discipline (Disiplin).

Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah
bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika :

1) merasa yakin akan mampu mengerjakan,


2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya,
3) tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih
penting, atau mendesak,
4) tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan
5) hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.

d. Controlling (Pengawasan)
Control mempunyai perananan atau kedudukan yang penting sekali dalam
manajemen, mengingat mempunyai fungsi untuk menguji apakah pelaksanaan
kerja teratur tertib, terarah atau tidak. Walaupun planning, organizing,
actuating baik, tetapi apabila pelaksanaan kerja tidak teratur, tertib dan
terarah, maka tujuan yang telah ditetapkan tidak akan tercapai. Dengan
demikian control mempunyai fungsi untuk mengawasi segala kegaiatan agara
tertuju kepada sasarannya, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat
tercapai.
Untuk melengkapi pengertian diatas, menurut George R. Terry (Sukarna,
2011: 110) mengemukakan bahwa Controlling, yaitu:

Controlling can be defined as the process of determining what is to


accomplished, that is the standard, what is being accomplished. That is the
performance, evaluating the performance, and if the necessary applying
corrective measure so that performance takes place according to plans, that is
conformity with the standard.

“…Pengawasan dapat dirumuskan sebagai proses penentuan apa yang harus


dicapai yaitu standard, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai
pelaksanaan, dan bilaman perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga
pelaksanaan sesuai dengan rencana, yaitu selaras dengan standard (ukuran).
Suatu hal yang sangat penting dalam pengelolaan pendidikan, baik yang
dikelola oleh pemerintah maupun swasta adalah bagaimana manajemennya
dilaksanakan secara berkwalitas.

Pengawasan dilingkungan pendidikan sering juga diartikan sebagai evaluasi


ada juga yang menyebut dengan istilah supervisi.

Baik pengawasan, evaluasi maupun supervisi memeiliki arti yang sama, yaitu
menilai hasil kerja. Pelaksanaan pengawasan dilakukan oleh pihak-pihak yang
kedudukannya lebih senior dari yang melaksanakan pekerjaan atau tugas.

Demikian di lingkungan pendidikan dikenal petugas-petugas pengawas


pendidikan.Dari pengawas tingkat kelkolah Taman Kanak-kanak sampai
skolah menengah atas. Mereka adalah pejabat-pejabat fungsional yang
bertugas untuk melaksanakan pengawasan di lingkungan sekolah

Terry (Sukarna, 2011: 116), mengemukakan proses pengawasan sebagai


berikut, yaitu:

1. Determining the standard or basis for control (menentukan standard atau


dasar bagi pengawasan)
2. Measuring the performance (ukuran pelaksanaan)
3. Comparing performance with the standard and ascerting the difference, it
any (bandingkan pelaksanaan dengan standard dan temukan jika ada
perbedaan)
4. Correcting the deviation by means of remedial action (perbaiki
penyimpangan dengan cara-cara tindakan yang tepat).

Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses


pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu :

1) penetapan standar pelaksanaan;


2) penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;
3) pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata;
4) pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan
penyimpangan-penyimpangan; dan
5) pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.

Fungsi-fungsi manajemen ini berjalan saling berinteraksi dan saling kait


mengkait antara satu dengan lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut
dengan proses manajemen. Dengan demikian, proses manajemen sebenarnya
merupakan proses interaksi antara berbagai fungsi manajemen.

Dan satu tahap akhir yang juga perlu dilakukan tidak lain adalah evaluasi
sebagai fungsi akhir dari suatu manajemen.

Suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan
suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau
maksud-maksud yang nyata.

Anda mungkin juga menyukai