Anda di halaman 1dari 22

Bab I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

1.2 Tujuan

 Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana efek obat bekerja

 Agar mahasiswa dapat mengetahui kerja efek obat pada membrane


dan kulit mukosa

 Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana kerja efek obat


anestetika lokal

 Agar mahasiswa dapat mengetahui metode-metode Anestetika lokal

1
Bab II

Tinjauan Pustaka

2.1 Pengertian Anestetika lokal

Anestetik lokal ialah obat yang menghambat hantaran saraf bila dikenakan
secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar cukup. Obat ini bekerja pada tiap
bagian susunan saraf. Sebagai contoh, bila anestetik lokal dikenakan pada korteks
motoris, impuls yang dialirkan dari daerah tersebut terhenti, dan bila disuntikkan ke
dalam kulit maka transmisi impuls sensorik dihambat. Pemberian anestetik lokal pada
batang saraf menyebabkan paralisis sensorik dan motorik di daerah yang
dipersarafinya. Banyak macam zat yang dapat mempengaruhi hantaran saraf, tetapi
umumnya tidak dapat dipakai karena menyebabkan kerusakan permanen pada sel
saraf. Paralisis saraf oleh anestetik lokal bersifat reversible, tanpa merusak serabut
atau sel saraf.

Anestetik lokal yang pertama ditemukan ialah kokain, suatu alkaloid yang
terdapat dalam daunErythroxylon coca, semacam tumbuhan belukar.

Anestetik lokal sebaiknya tidak mengiritasi dan tidak merusak jaringan saraf secara
permanen. Kebanyakan anetetik lokal memenuhi syarat ini. Batas keamanan harus
lebar, sebab anestetik lokal akan diserap dari tempat suntikan. Mula kerja harus
sesingkat mungkin, sedangkan masa kerja harus cukup lama sehingga cukup waktu
untuk melakukan tindakan operasi, tetapi tidak demikian lama sampai
memperpanjang masa pemulihan. Zat anestetik lokal juga harus larut dalam air, stabil
dalam larutan, dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan. Secara kimia obat
Anestetika lokal secara kimia digolongkan sebagai berikut :

2
1. Senyawa ester

Adanya ikatan ester sangat menentukan sifat anestesi lokal sebab pada
degradasi dan inaktivasi di dalam tubuh, gugus tersebut akan dihidrolisis.
Karena itu golongan ester umumnya kurang stabil dan mudah mengalami
metabolisme dibandingkan golongan amida. Contohnya: tetrakain, benzokain,
kokain, prokain dengan prokain sebagai prototip.

2. Senyawa amida

Contohnya senyawa amida adalah dibukain, lidokain, mepivakain dan


prilokain.

3. Lainnya

Contohnya fenol, benzilalkohol, etilklorida, cryofluoran.

2.2. Macam-macam Teknik Anestetika Lokal

 Anestesi permukaan. Anestetika local digunakan pada mukosa atau


permukaan luka dan dari sana berdifusi ke organ akhir sensorik dan ke
percabangan saraf terminal. Pada epidermis yang utuh (tidak terluka) maka
anestetika local hampir tidak bekhasiat karena tidak mampu menembus
lapisan tanduk.

 Anestesi Infiltrasi.Anestetika local disuntikkan ke dalam jaringan, termasuk


juga diisikan ke dalam jaringan. Dengan demikian selain organ ujung
sensorik, juga batang-batang saraf kecil dihambat.

 Anestesi Konduksi . Anestetika local disuntikkan di sekitar saraf tertentu yang


dituju dan hantaran rangsang pada tempat ini diputuskan. Bentuk khusus dari
anestesi konduksi ini adalah anestesi spinal, anestesi peridural, dan anestesi
paravertebral.

3
 Anestesi Regional Intravena dalam daerah anggota badan Sebelum
penyuntikan anestetika local, aliran darah ke dalam dan ke luar dihentikan
dengan mengikat dengan ban pengukur tekanan darah dan selanjutnya
anestetika local yang disuntikkan berdifusi ke luar dari vena dan menuju ke
jaringan di sekitarnya dan dalam waktu 10-15 menit menimbulkan anestesi.

4
Bab III

Metodologi dan Hasil Pengamatan

3.1 Efek obat pada membran dan kulit mukosa

Bahan yang digunakan :

Menggugurkan bulu : Kulit tikus

Korosif : Usus dan kulit tikus

Fenol dalam berbagai pelarut : Jari-jari tangan

Astringen : Mukosa mulut

Alat yang digunakan:


 Alat-alat bedah
 Batang pengaduk
 Kertas saring
 Wadah kaca
 Pipet tetes

1. Efek menggugurkan bulu

 Tikus yang sudah dikorbankan, diambil kulitnya dan dipotong-


potong, masing-masing berukuran 2,5 cm x 2,5 cm dan
letakkan di kertas saring.

 Keatas potongan kulit tersebut, teteskan larutan-larutan obat


yang digunakan (Veet cream cukup dioleskan).

 Setelah beberapa menit, dengan batang pengaduk dilihat


adakah bulu yang gugur.

 Catatlah hasil yang diperoleh dari pengujian.

Hasil Pengamatan

5
Percobaan Bahan Larutan Obat Efek diamati
Bau awal Kaustik/gugur Efek
Percobaan Diberikan Pada Usus
bulu (...menit) lainnya
Larutan NaOH 20% Menyengat 2 menit - penipisan pada kulit

- warna kulit menjadi

Gugur Kulit kuning


Larutan K2S 20% Menyengat Sukar gugur - kulitnya lembek
Bulu Tikus
- warna kulit menjadi

pucat
Veet Cream menyengat 50 detik - kulitnya lembek

- warna kulit tetap

6
2. Efek Korosif

 Tikus yang sudah dikorbankan, usus tikus diambil dan


dipotong-potong 5 cm, letakkan diatas kertas saring yang
lembab dan diteteskan dengan cairan-cairan obat.
 Setelah 15 menit, cairan yang berlebiha pada potongan usus
diserap dengan kertas saring
 Potongan-potongan kulit tikus yang baru diambil, direndam
selama 15 menitdalam cairan-cairan obat
 Potongan-potongan kulit tersebut, kemudian dibilas dengan air
dan cairan yang berlebihan diserap dengan kertas saring
Hasil Pengamatan

Larutan Obat Pengamatan


Bahan
Percobaan Diberikan pada
Percobaan Sifat Korosif Kerusakan Pada jaringan
Usus
Larutan Raksa (II) warna sangat pucat, sedikit
korosif
klorida 5% mengkerut
sedikit memucat dan
korosif
Larutan fenol 5% mengkerut
Larutan natrium korosif menipis, mengeras
Korosif hidroksida 10%
asam sulfat pekat sangat korosif sangat rusak
mengkerut, mengeras,
sangat korosif
asam klorida pekat memucat
tingtura iod korosif warna seperti warna iod
Larutan perak nitrat
korosif warna menjadi hitam
usus tikus 1

3. Efek lokal fenol dalam berbagai pelarut

 Beaker glass telh disiapkan diisi dengan larutan-larutan fenol

 Serentak dicelupkan empat jari tangan selama 5 menit


kedalam wadah kaca tersebut

7
 Bila jari terasa nyeri sebelum 5 menit segera jari diangkat dan
dibilas dengan etanol.

Hasil Pengamatan

a. Rasakan sensasi yang dialami jari-jari tangan, misalnya: rasa tebal, dingin,
panas dan sebagainya
b. Tabelkan jenis sensasi yang terjadi dan saat terjadinya

Bahan Jari tangan dicelupkan Pengamatan


Rasa sensasi jari tangan timbul
pada
Percobaan Percobaan ...menit (misalnya, rasa tebal, dingin,
beker gelas yang telah di isi panas dan sebagainya)
Fenol Jari Larutan fenol 5% dalam air - Menit ke 3.20 terasa agak
pedih
dalam tangan - Menit ke 4.42 mulai mati rasa
- Menit ke 5 mati rasa,

berbagai mengkerut, tebal


Larutan fenol 5% dalam - Menit ke 5 agak mengkerut,
etanol tebal, terasa dingin dan kasar
pelarut
Larutan fenol 5% dalam - Menit ke 1.30 mulai tebal
- Menit ke 5 mengkerut, tebal,
gliserin 25%
kasar
Larutan fenol 5% dalam - Menit ke 5 mengkerut dan
minyak lemak tebal

4. Efek astringen

 Mulut dibilas atau dikumur dengan larutan tanin 1%

Hasil Pengamatan

Percobaan Bahan Percobaan Larutan Obat Pengamatan


kumur pada mulut

8
Efek adstringen Mulut untuk kumurTannin 1% Kesat, pahit

Pembahasan

Tikus yang digunakan dalam praktikum dilakukan pengorbanan terlebih dahulu.


pengorbanan dapat dilakukan dengan cara anastesi lokal maupun dengan cara
dislokasi lokal. Anastesi lokal dilakukan dengan cara memasukkan tikus kedalam
toples yang telah dijenuhkan dengan larutan eter dan tertutup, tunggu hingga tikus
dalam keadaan mati. Selain anastesi lokal, dislokasi lokal juga dapat digunakan
dengan cara memisahkan/menghambat pengaliran darah ke otak dengan
merenggangkan bagian-bagian tulang belakang dari tikus.
Tikus yang sudah dikorbankan kemudian dikuliti (ambil kulitnya) sesuai
dengan keperluan, baik dari segi jumlah maupun ukurannya. Selain kulit, bagian usus
dari tikus juga digunakan dengan cara membelah usus tikus dan membersihkan dari
sisa kotoran yang ada di usus.
Kulit dan usus yang sudah ada tadi di letakkan diatas kertas saring dan mulailah
dengan pengujian yang sudah ditentukan.
Pada pengujian efek menggugurkan bulu, semua kelompok menghasilkan hasil
yang sama yakni hasil uji menunjukkan adanya kerontokan bulu setelah diberikan
larutan. Efek gugur bulu yang tercepat adalah dengan pemberian Veet cream pada
detik ke 50 kulit menjadi lembek dan warna kulit menjadi pucat. Hal ini disebabkan

Pertanyaan :
1. Apakah ada perbedaan bau yang jelas dari obat-obat yang bersifat
menggugurkan bulu sebelum dan sesudah digunakan?
Jawab : Ada, bau pada obat-obat sebelum digunakan tidak terlalu menyengat
sedangkan setelah digunakan untuk menggugurkan bulu pada hewan percobaan
baunya terasa lebih menyengat.

9
2. Mungkinkah suatu obat bekerja korosif tanpa menghilangkan bulu dan
sebaliknya?
Jawab :
Hal itu mungkin saja terjadi, namun kemungkinannya hanya sedikit sekali. Obat yang
bekerja korosif akan mengendapkan protein kulit, sehingga kulit/ membran mukosa
akan menjadi rusak. Hal juga akan berpengaruh pada organ rambut. Rambut
merupakan struktur protein yang kompleks, yang terdiri dari bermacam-macam jenis.

3. Sebutkan obat-obat lain yang dapat menyebabkan gugur bulu? Senyawa kimia
lain yang dapat menyebabkan korosif.
Jawab : Sugarpot honey waxing (penghilang bulu) dan Depilatory cream (perontok
bulu). Asam sulfat, asam asetat, asam klorida, asam nitrat, fenol, natrium hidroksida,
asam sitrat, kalium hidroksida, amonium hidroksida dan klor.
Sebutkan menurut saudara beberapa persyaratan yang sebaiknya dipenuhi oleh
obat atau sediaan farmasi untuk dapat digunakan sebagai obat berefek lokal
agar menjamin pemakaiannya.
Jawab : Obat harus berkhasiat atau mempunyai efek, obat harus mempunyai mutu atau
karakter, obat harus aman ketika digunakan.

10
3.2 Efek Anestetika Lokal

3.31 Anestesi permukaan

Prosedur

1. Gunting bulu mata kelinci, agar tidak menggangu aplikator.


2. Teteskan kedalam kantong konyungtiva larutan anestetika local lodikain
0,5ml pada mata kanan dan Tetrakain 0,5ml pada mata kiri.
3. Tutup masing-masing kelopak mata selama 1 menit
4. Catat ada atau tidaknya reflek mata setiap 5 menit, dengan menggunakan
aplikator setiap kali pada permukaan kornea.

Hasil pengamatan

Hewan Mata Obat Pengamatan pada reflek mata pada waktu


diteteskan ( menit )
0 5 10 15 20 30 45 60
Kelinc Kanan Lidokain + + + + - + + +
i
Kiri Tetrakain + - - - - - + +
Ket : (+) = Berkedip, (-) = Tidak berkedip

Pembahasan :

Pada percobaan ini hewan yang di gunakan adalah kelinci, potong bulu
mata kelinci setelah itu di teteskan lidokain pada mata kanan dan pada mata
kiri di teteskan tetrakain. Setelah itu tutup mata selama 1 menit lihat reflek
yang tejadi dengan menggunakan aplikator.

Setelah melakukan percobaan dengan menggunakan hewan coba


kelinci dimana tujuannya adalah untuk mengetahui efek lokal obat yang
terjadi pada mata kelinci setelah pemberian lidokain dan tetrakain. Pada mata
kanan kelinci diberi lidokain pada menit pertama masih terjadi reflek,
kemudian juga menit-menit berikutnya masih terjadi reflek sampai pada menit
ke 60.

11
Sedangkan mata kiri kelinci di berikan tetrakain pada menit pertama
masih terjadi reflek, tetapi pada menit 5 sampai pada menit ke 30 sudah tidak
menimbulkan reflek. Kemudian reflek kembali timbula pada menit ke 45 dan
menit ke 50.

Hal ini disebabkan karena tetrakain mempunyai efek yang lebih cepat
dibandingkan lidokain dan mula kerjanya lebih lama.

Pertanyaan :

1. Jelaskan kokain sebagai anestetika local ? jawab : efek anestetika local yang
terpenting kemampuannya untuk memblokade konduksi saraf. Atas dasar efek
ini, pada suatu masa kokain pernah digunakan secara luas untuk tindakan
bidang oftamologi, tetapi kokain dapat menyebabkan terkelupasnya kornea.
Maka pengguaanya sangat dibatasi.
2. Jelaskan penggolongan kimia dari anestetika local? Jawab : Senyawa ester
( terdapatnya ikatan ester ). Contohnya : Kokain, Prokain, tetrakain dan
Benzokain. Senyawa amida ( terdapatnya ikatan amida ). Contohnya :
Lidokain, Dibukain, Mepivakain dan Prilokain.
3. Sebutkan anestetika local yang digunakan sebagai anestetika permukaan?
Jawab : prokain, lidokain, buvipakain, benzokain, tetrakain
4. Keburukan apa yang terjadi bila permukaan kornea ditetesi anestesi untuk
periode waktu yang lama ? jawab : Pemberian anestesi merubah parameter
ini dan dapat menpengaruhi tekanan intraokuler seperti laryngoscopy,
intubasi, sumbatan jalan napas, batuk, posisi trendelenburg) Hal lain,
peningkatan ukuran bola mata yang tidak proporsional mengubah volume
isinya akan meningkatkan tekanan intraokuler. Penekanan pada mata

3.2.2 Metode Regnier

Prosedur

12
1. Kelinci ditempatkan kedalam kotaknya 1 jam sebelum percobaan dimulai,
gunting bulu matanya, kemudian periksa reflex normal dari kedua kornea
dengan sentuhan misai secara tegak lurus.

2. Pada waktu t=0, teteskan 0,1ml larutan obat yang akan diuji kedalam mata
kelinci. Percobaan ini diulangi setelah 1 menit ( gunakan stopwatch)

3. Pada menit ke 8, dengan bantuai misai diperiksa reflex mata, yaitu dengan
menyentuh misai tegak lurus dibagian tengah kornea sebanyak 100 kali
dengan kecepatan yang sama. Jangan terlalu keras menyentuhnya dengan
ritme terus diatur. Apabila sampai 100x tidak ada reflex ( kelopak mata
tertutup), maka dicatat angka 100 untuk respon negative. Tetapi jika sebelum
100x sudah ada reflex, maka yang dicatat adalah respon negative sebelum
mencapai angka 100.

4. Perlakuan yang sama diulang pada menit-menit ke 15; 20; 25; 30; 40; 45;
50; dan 60. Jika sebelum menit-menit yang ke 60 pada entuhan pertama sudah
ada reflex, maka menit-menit yang tersisa diberi angka satu.

5. Setelah percobaan diatas selesai, mata sebelahnya diperlakukan seperti ad


4, tetapi hanya diteteskan larutan fisiologis.

6. Jumlah respon negative dimuat dalam sebuah table dimulai dari menit ke 8.
Jumlah tersebut menunjukan angka regnier, dimana anestesi local mencapai
angka regnier 800, sedangkan angka regnier minimal angka 13.

7. Hitunglah/ jumlahkan untuk waktu-waktu tertentu semua respon negative.


Apabila pada sekali sentuhan terjadi reflex kornea, maka angka yang dicatat
adalah 1. Hitung angka rata-rata yang diberikan untuk masing-masing larutan
yang diperoleh pada 8 kali pemeriksaan reflex kornea.

Hasil pengamatan

13
Hewa Mata Obat Pengamatan pada reflex mata
n diteteskan
Kelinc 0 5 10 15 20 30 45 60
Kana Lidokain Hcl - - - -40 1 1 1 1
i
n
Kiri Tetrakain - - - - -55 1
Hcl

Pembahasan :

Pada percobaan ini digunakan kelinci sebagai hewan coba adalah


kelinci. Pertama kelinci di tempatkan dalam kotak 1 jam sebelum percobaan.
Gunting bulu mata kelinci kemudian periksa reflex normal dari ke dua kornea
dengan sentuhan misai secara tegak lurus. Pada tujuan metode ini adalah
untuk mengetahui reflex okuler yang timbul setelah beberapa kali kornea
disentuh yang sebanding dengan kekuatan kerja anestetika dan besarnya
sentuhan yang diberikan. Apabila tidak adanya reflex okuler setelah kornea
disentuh 100 kali dianggap sebagai tanda anestetika lokal.

Pertanyaan

1. Apakah yang perlu diperhatikan pada persiapan larutan obat mata agar
dapat terjamin khasiatnya? Jawab : kelarutan, kesterillan, konsentrasi,
tempat penyimpanan

2. Pada percobaan, mata kelinci harus terlindung dari cahaya langsung.


Jelaskan! Jawab :

3. Sebutkan anestesika lokal mata yang digunakan, selain pada percobaan ini
! jawab

14
3.2.3 Metode Konduksi

Bahan dan alat


 Hewan : mencit jantan 20-30 gram bb
 Obat : prokain HCl 0,2% dosis 0,5 mg/kg bb dilarutkan dalam NaCl
fisiologis
 Alat : alat suntik 1ml, klem/ pinset ekor, silinder khusus untuk
mencit timbangan
untuk mencit
Prosedur dan pengamatan
1. Semua mencit dicoba dulu respon haffner (ekor mencit dijepit dan dilihat
angka ekor rau menit bersuara) dan hanya dipilih hewan-hewan yang
memberi respon haffner negatif, artinya hewan mengangkat ekor/
bersuara.
2. Hewan- hewan dikelompokan dan, timbang dan diberi tanda.
3. Mencit dimasukkan ke dalam silinder (kotak penahan mencit) dan hanya
ekornya yang dikeluarkan. Jumlah silinder disesuaikan dengan jumlah
mencit dari satu kelompok.
4. Ekor mencitnya kemudian dijepit pada jarak 0,5 cm dari pangkal
ekor.manifestasi rasa nyeri ditunjukan denga refleks gerakan tubuh mencit
atau dengan suara kesakitan. Respon demikian dicatat sebagai Haffner
negatif
5. Pada waktu t=0 masing masing mencit dari kelompok yang sama disuntik.
Prokain HCl di vena ekor; kelompok kontrol hanya disuntik larutan
pembawanya dengan cara penyuntikan yang sama.
6. Setelah waktu t=10 menit, masing-masing mencit diperiksa respon
haffner; dan selanjutnya dilakukan hal yang sama pada t=15 dan 20 menit.
7. Hasil pengamatan dicatat dalam sebuah tabel
A. Pengamatan

Hewan Obat/kelompok Cara Respon Hafner pada waktu (t=menit)


pemberian
0 10 15 20

Mencit Prokain IV _ _ _ +

Kontrol negatif IV _ _ _ _

Lidokain IV _ _ _ _

15
B. Pembahasan
Pada menit 20 terjadi respon haffner pada pemberian obat prokain sedangkan
pada pengontrol negatif dan lidokain pada menit 0 menit tidak terjadi respon
haffner.

C. Perhitungan dosis
 Mencit I : 23,5/20 x 0,0026 = 0,003
Dosis : 20 mg/2ml
V = 10 mg/ml x 0,003/v = 0,0003
 Mencit II : 26/20 x 0,0026 = 0,003
Dosis : 20 mg/2mg
V = 10 mg/ml x 0,003/v = 0,0003

 Mencit III :23/20 x 0,0026 = 0,00299


Dosis 20 mg/2mg
V = 10mg/ml x 0,003/v = 0,000229 = 0,0003

Pengenceran : 1mg/10ml =0,0003/?

M = 0,0003 x 10 N

= 0,003 m

3.2.3 Anestesi Infiltrasi

Prosedur

16
1. Gunting bulu kelinci pada punggungnya dan cukur hingga bersih kulitnya
( hindari terjadinya luka)
2. Buat daerah penyuntikan dengan spidol dengan jarak minimal 3 cm
3. Uji getaran otot dengan memberikan sentuhan ringan pada daerah
penyuntikan dengan peniti setiap kali enam sentuhan
4. Suntikan larutan-larutan diatas daerah penyuntikan
5. Lakukan uji getaran setelah penyuntikan seperti poin ke 3
Hasil pengamatan

Hewan Bagian Obat di Cara Getaran punggung kelinci


percobaa berikan pemberia
0 5 10 15 20 25 3 3 4 45
n n
0 5 0
Kelinc Punggun Tetraka Intra V X X X X X X X X X
i g kiri in Subkutan
Prokain Intra V V V X X X X X X X
+ Subkutan
Adrenal
in
Punggun Lidokai Intra V X x X x x x x x X
g kanan n Subkutan
Lidokai V X x X x x x x x X
n +
Adrenal
in

17
Pembahasan :
Pada percobaan ini hewan yang digunakan adalah kelinci, kelinci
harus terlebih dahulu digunting bulu pada bagian punggungnya cukur
hingga bersih. Suntikan larutan obat secara intra kutan, setelah disuntukan
uji getaran otot dengan menggunakan peniti.
Hasil dari percobaan ini adalah uji getaran otot hanya terjadi pada
menit ke 0, menit selanjutnya tidak ada reflex getaran otot. Sementara
penambahan larutan adrenalin pada lidokain dan prokain menyebabkan
rangsangan pada saraf adrenergic yang ada pada otot polos dan pembuluh
darah, dan dapat menyebabkan vasokoktriksi.

Pertanyaan :

1. Mengapa ada perbedaan antara efek anaestetika lokal dengan anaestetika lokal
dalam adrenalin? Jawab : karena penambahan adrenalin pada larutan
anaestetika lokal akan memberikan rangsangan pada saraf adrenergik yang
ada pada otot polos pembuluh darah kulit dan menyebabkan vasokontriksi
( penyempitan pembuluhdarah )sehingga berkurangnya kecepatan absorpsi
dalam darah.
2. Apakah kokain sebagai anaestetika lokal perlu
ditambahkan adrenalin, jika iyakenapa, jika tidak jelaskan !Jawab : Tidak,
karena kokain sendiri dapat menyebabkan vasokontriksi, sehingga masa kerja
kokain lebih lama dibanding anaestesi lokal lainnya.
3. Berikan penerapan klinis dari pemakaian anaestesi permukaan dan anaestes
iinfiltrasi?Jawab : Anaestesi permukaan, penghilang rasa oleh dokter gigi
untuk mencabutgeraham atau dokter keluarga untuk pembedahan kecil, seperti
menjahit luka dikulit. Juga di gunakan sebagai persiapan untuk prosedur
diagnostik sepertibronkoskopi, gastroskopi, dan sitoskopi. Anaestesi infiltrasi,
misalnya pada daerahkecil di kulit atau gusi ( pada pencabutan gigi ).
4. Bagaimana pengaruh pH daerah yang dianaestesi lokal terhadap potensianaest
etika lokal?Jawab : Anaestesi lokal yang biasa digunakan mempunyai pKa

18
antara 8-9,sehingga pada pH jaringan tubuh hanya didapati 5-20% dalam
bentuk basa bebas

19
Bab IV
Kesimpulan

4.1 Efek obat pada membran dan kulit mukosa

1. Obat yang berefek non-sistemik (lokal) merupakan obat yang mempunyai


pengaruh pada tubuh bersifat lokal atau pada daerah yang diberikan obat.
Contoh obat ini adalah obat-obat yang bersifat anestesi lokal ataupun
transdermal.
2. Beberapa efek dari obat lokal yang dapat ditemui adalah menggugurkan
bulu, korosif, dan astringen.
3. Tingkat pengguguran bulu tergantung kepada kadar dan jenis dari larutan
yang digunakan
4. Semakin tinggi kadar suatu zat yang bersifat menggugurkan bulu, maka
akan semakin mendekati tingkat korosif.
5. Sama halnya dengan efek menggugurkan bulu. Larutan yang bersifat
korosif pun beraneka ragam, dan menghasilkan mekanisme efek yang
berbeda-beda, tergantung kepada kekuatan korosif yang dikandungnya.
6. Astringen merupakan salah satu efek dari efek lokal obat yang
mekanisme kerjanya di mulut. Senyawa ini banyak ditemukan pada
gambir, teh, dan tumbuhan lain yang memiliki rasa kelat hingga
kepahitan..

4.2 Efek Anestetika Lokal

1) Lidokain merupakan obat anestetika lokal dengan mekanisme kerja


menghambat penghantaran impuls saraf, menghambat sinyal nyeri sel saraf
dengan mengeblok kanal Natrium dalam sel sehingga dapat menginaktivasi sel
saraf.
2) Aktivitas obat anestesi lokal menyebabkan analgesi sementara namun analgesi
yang dapat dirasakan/diterima impuls saraf hanya pada bagian-bagian tertentu
dari tubuh.

20
3) Anestesi permukaan digunakan secara lokal dimana berfungsi untuk melawan
rasa nyeri dan gatal, seperti pada penggunaan larutan atau dengan tablet hisap
yang dapat menghilangkan rasa nyeri dimulut dan leher, dan seperti pada salep
untuk menghilangkan rasa nyeri akibat luka bakar.
1)

21
1.1 Daftar pustaka

Anonim. 2004, Farmakologi Jilid II, Anestetika Lokal. Departemen Kesehatan RI (hal :
120-121)
Rochmawati, Anis. 2009. Makalah Tugas Farmakologi
Sari, Irma P. S. 2009. Anestetika Lokal.

unaryo. Kokain dan Anestetik Lokal Sintetik. Dalam : ed. Ganiswarna SG. Farmakologi
dan Terapi. Jakarta: Gaya Baru, 1995: 234-47.

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : DEPKES RI


Guyton, A.C & Hall, J. E. Buku ajar fisiologi Kedokteran . Jakarta : EGC

http://v3cimoetz.blogspot.com/2010/10/efek-lokal-obat-anestetika-lokal.html

http://iswanpd.blogspot.com/2014/03/efek-lokal-obat-farmakologi.html

22

Anda mungkin juga menyukai