Abstrak
Ambon merupakan Ibukota provinsi Maluku yang merupakan sebuah provinsi yang
masih berkembang, termasuk dalam pengembangan ruas jalan. Jumlah kecelakaan lalu
lintas yang terjadi di Kota Ambon setiap tahunnya mengalami peningkatan. Agar dapat
menekan jumlah kecelakaan semaksimal mungkin perlu dilakukan studi kecelakaan untuk
menghitung biaya kehilangan serta biaya Optimalisasi jalan.
Tujuan tugas akhir ini adalah menghitung besarnya angka kecelakaan, mengetahui
karakteristik kecelakaan ditinjau dari tingkat keparahan korban dan melihat perbandingan
tingkat kecelakaan, menghitung nilai ekonomi akibat kecelakaan berdasarkan tingkat
keparahan korban menggunakan metode The Gross Output (Human Capital). Sebagai
tambahan, membuat Collision Diagram dan Black Spot di ruas jalan yang paling banyak
terjadi kecelakaan.
Dari hasil perhitungan Accident Rate dan hasil perhitungan mengunakan metode
The Gross Output (Human Capital), maka nilai tersebut dapat digunakan untuk menghitung
kehilangan produktifitas akibat kecelakaan di jalan raya dari korban meninggal dunia.
1
BAB I Guna menyelesaikan permasalahan yang
PENDAHULUAN ada, maka tugas akhir ini memiliki beberapa
tujuan yaitu :
1. Menghitung besarnya Accident Rate
1.1 Latar Belakang pada jalan kota (Municipality road) di
Kota Ambon terdahulu merupakan Ambon berdasarkan klasifikasi status
salah satu wilayah yang paling berkembang di jalan dan mengetahui bagaimana
daerah Indonesia timur. Akan tetapi ketika karakteristik kecelakaan ditinjau dari
terjadi konflik sosial, pembangunan di pulau tingkat keparahan korban untuk setiap
Ambon menjadi terhenti. Setelah konflik kualifikasi jalan.
berakhir Ambon kembali berbenah. 2. Menghitung besarnya kerugian
Pembangunan mulai dilakukan dimana- ekonomi akibat kecelakaan yang
dimana. Seiring dengan pembangunan melibatkan korban meninggal dunia
tersebut, pertumbuhan penduduk di Kota dan luka-luka di kota Ambon.
Ambon dan juga pertumbuhan perekonomian 3. Membuat Collision Diagram di ruas
masyarakat terus berkembang. Karena itu jalan yang paling banyak terjadi
mobilitas masyarakat dalam aktifitas sehari- kecelakaan.
hari terus meningkat. 4. Menentukan letak Black Spot di ruas
Konsentrasi aktifitas Pulau Ambon jalan yang paling banyak terjadi
terdapat di pusat kota Ambon. Berdasarkan kecelakaan.
UU RI No. 38 tahun 2004 bab 3 pasal 6
klasifikasi status jalan, ruas jalan di Kota 1.4 Lingkup Pekerjaan dan Batasan
Ambon dibedakan menjadi tiga macam, yaitu Masalah
jalan negara, jalan provinsi dan jalan kota. Agar tidak terjadi penyimpangan
Hampir semua ruas jalan raya di kota Ambon dalam pembahasan masalah nantinya, maka
masuk ke dalam klasifikasi ruas jalan kota. perlu dibuat batasan sebagai berikut :
Jalan-jalan tersebut kebanyakan didesain 2 1. Masalah kecelakaan yang dibahas
lajur 2 arah undivided dengan variasi lebar adalah masalah kecelakaan yang
jalan mulai dari 3m –12m. terjadi di wilayah ruas jalan kota
(Municipality road).
1.2 Permasalahan 2. Daerah penelitian meliputi kawasan
Adapun permasalahan yang akan dibahas Kota Ambon saja.
adalah sebagai berikut : 3. Data-data yang digunakan adalah data
1. Berapa besarnya Accident Rate pada primer dan sekunder. Untuk data
jalan kota (Municipality road) di primer adalah hasil survey geometrik
Ambon berdasarkan klasifikasi status jalan. Untuk data-data sekunder
jalan dan bagaimana karakteristik didapatkan dari pihak-pihak terkait.
kecelakaan ditinjau dari tingkat Data kecelakaan merupakan data
keparahan korban untuk setiap kecelakaan selama 4 tahun terakhir
kualifikasi jalan? (2006 - 2010) yang didapat dari polres
2. Berapa besarnya kerugian ekonomi Ambon.
akibat kecelakaan yang melibatkan 4. Tidak membahas hubungan antara
korban meninggal dunia dan luka-luka jumlah kecelakaan dan terhadap
di kota Ambon? kecepatan, berdasarkan tipe (trend)
3. Seperti apa diagram tabrakan (collison kecelakaan.
diagram) di ruas jalan yang paling 5. Tidak membahas hubungan antara
banyak terjadi kecelakaan? jumlah kecelakaan terhadap cuaca.
4. Dimana letak Black Spot ruas jalan 6. Tidak membahas penanggulangan
yang paling banyak terjadi kecelakaan.
kecelakaan? 7. Karena keterbatasan data, perhitungan
nilai ekonomi akibat kecelakaan
dihitung berdasarkan Metode The
1.3 Tujuan Gross Output (Human Capital) yang
dijadikan pedoman dasar perhitungan
biaya kecelakaan di Indonesia oleh
2
Badan Litbang PU Departemen Petuanan Desa Hitu, Hila, Kaitetu,
Pekerjaan Umum Tahun 2003. Kecamatan Leihitu, Kabupaten
Kemudian dibatasi lagi, studi hanya Maluku Tengah
dilakukan berdasarkan biaya
korbanmeninggal dunia dan korban Sebelah Selatan dengan:
luka-luka (tingkat keparahan korban).
Laut Banda
1.5 Manfaat Penelitian
1. Dapat mengetahui besarnya Accident Sebelah Timur dengan:
Rate pada setiap jalan kota
(Municipality road) di Ambon Petuanan Desa Suli, Kecamatan
berdasarkan klasifikasi status jalan dan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah
karakteristik kecelakaan ditinjau dari
tingkat keparahan korban.
Sebelah Barat dengan:
2. Mengetahui besarnya kerugian
ekonomi akibat kecelakaan yang
melibatkan korban meninggal dunia Petuanan Desa Hatu, Kecamatan
dan luka-luka di kota Ambon. Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah
3. Mengetahui pola kecelakaan melalui
Collision Diagram , di ruas jalan yang 2. Topografi dan Iklim
paling banyak terjadi kecelakaan. Iklim di Kota Ambon adalah iklim laut
4. Mengetahui letak Black Spot di ruas tropis dan iklim musim, karena letak pulau
Jalan yang paling banyak terjadi Ambon di kelilinggi oleh laut. Oleh karena itu
kecelakaan. iklim di sini sangat dipengaruhi oleh lautan
dan berlangsung bersamaan dengan iklim
musim, yaitu musim Barat atau Utara dan
1.6 Rencana Lokasi Studi musim Timur atau Tenggara. Pergantian
Lokasi studi yang akan dipilih musim selalu diselingi oleh musim Pancaroba
berdasarkan kelengkapan data yang yang merupakan transisi dari kedua musim
dibutuhkan untuk perhitungan angka tersebut. Musim Barat umumnya berlangsung
kecelakaan. Data-data tersebut adalah data dari bulan Desember sampai dengan bulan
jumlah kecelakaan, panjang jalan dan volume Maret, sedangkan pada bulan April merupakan
kendaraan. Berikut ini merupakan daftar masa transisi ke musim Timur dan musim
beberapa ruas jalan di kota Ambon yang Timur berlangsung dari bulan Mei sampai
merupakan rencana lokasi studi tugas akhir ini dengan bulan Oktober, disusul oleh masa
(karena keterbatasan waktu, data yang pancaroba pada bulan Nopember yang
didapatkan baru sebatas data ruas kecelakaan merupakan transisi ke musim Barat.
dan jumlah kecelakaan di ruas jalan tersebut).
3
(sebagai akibat dari perkawinan campur para pengemudi. Disini pengemudi mempunyai
pendahulu mereka dimasa lalu) disamping peranan bagian dari mesin dengan
denominasi dari ras Melanesia yang mengendarai, mengemudikan, mempercepat,
merupakan ras asli penduduk Ambon. Pulau memperlambat, mengerem dan menghentikan.
Ambon memiliki jumlah penduduk berkisar Sifat pengemudi sangat berpengaruh dalam
330.355 jiwa dengan laju pertumbuhan mengendalikan kendaraan pribadinya, latihan
penduduk sekitar 5,65 % (Sesuai data Tanggal dan sikap (Dewanti, 1996).
25 November 2010).
2.3.2. Kendaraan
4
(AADT=Average Annual Daily Traffic) atau tentunya untuk mengatur dan melancarkan
Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR) bila arus lalu lintas, sehingga mampu mengatasi
pengamatannya kurang dari 1 tahun. Dalam hambatan-hambatan yang ada dan dapat
melakukan penghitungan kadang-kadang meningkatkan keamanan bagi pemakai jalan
dijumpai arus tidak teratur dan menghendaki (Pignataro, 1973).
menghitung volume rata-rata, perhitungan
diadakan untuk suatu periode yang panjang, 2.6.KECELAKAAN LALU LINTAS
sehingga hanya terjadi variasi yang kecil pada
volume apabila terjadi perubahan yang kecil 2.6.1. Pengertian Kecelakaan
dalam interval waktu.
Kecelakaan lalu lintas ialah
Volume lalu lintas dalam kecelakaan kecelakaan yang tidak diharapkan,bisa terjadi
lalu lintas turut menentukan semakin besar dan pada suatu jalan raya,dipengaruhi beberapa
padat volume lalu lintas pada suatu daerah faktor penyebab yang beridiri sendiri atau
atau ruas jalan, semakin besar kemungkinan bersamaan dengan akibat kematian, luka
terjadi kecelakaan volume dan kecepatan (berat/ringan), cacat dan kerugian material,
kendaraan akan berpengaruh terhadap dimana satu kendaraan bergerak terlibat di
pelayanan transportasi, seperti kemungkinan dalamnya.Undang-Undang lalu lintas No.3
terjadinya kecelakaan dan berat tidaknya tahun 1995 menyatakan bahwa kecelakaan lalu
kecelakaan tersebut. Kecelakaan akan lintas adalah kejadian akhir dari serangkaian
meningkat baik dalam jumlah atau tingkat peristiwa yang tidak disengaja, dengan akibat
kecelakaan jika volume dan kecepatan kematian, luka-luka ataupun kerusakan benda
meningkat. Apabila volume bertambah maka yang terjadi di jalan umum.
tentunya kecepatan akan berkurang, sehingga
gerak kendaraan tidak leluasa, dan hal ini
berakibat cukup fatal. Hal ini dibuktikan dari 2.7.PERHITUNGAN ANGKA
hasil pencatatan data kecelakaan dan grafik KECELAKAAN
korelasi antara volume LHR dengan jumlah
kecelakaan. Ada beberapa metode untuk
melakukan perhitungan angka kecelakaan.
Dan masing-masing mempunyai perbedaan
dalam perhitungannya. Metode-metode yang
2.5 PERANGKAT PENGATUR LALU dipakai dalam penulisan tugas akhir ini adalah:
LINTAS
1.Angka Kecelakaan Lalu Lintas
Kondisi lalu lintas yang volumenya
semakin meningkat serta tingkat ekonominya 2.Estimasi Biaya Satuan Korban Kecelakaan
masyarakat yang meningkat pula,menuntut Lalu Lintas
adanya pelayanan yang baik, nyaman dan
aman terhadap sarana yang digunakan
pemakai jalan dalam berlalu lintas yang
berbeda-beda. Seiring dengan hal tersebut 1. Angka Kecelakaan Lalu Lintas
cenderung menimbulkan hambatan-hambatan
(kemacetan, kecelakaan, dll) dalam berlalu Angka kecelakaan ini menyatakan
lintas yang menurunkan tingkat keamanan tingkat kecelakaan per 100 juta kendaraan km.
para pemakai jalan. Untuk itu diperlukan Metode ini bisa dipakai untuk menghitung
perangkat-perangkat pengatur lalu lintas pada ruas jalan tertentu. Metode ini biasa
(Pignataro, 1973). dipakai untuk menghitung pada ruas jalan
tertentu. Metode ini biasa dipakai untuk
Perangkat tersebut dapat berupa marka menghitung pada ruas jalan yang mempunyai
(traffic markings), rambu-rambu lalu lintas jenis lalu lintas yang sejenis (uniform)
(traffic signs), lampu-lampu pengatur (traffic
signals) dan tanda-tanda yang ditempatkan di
luar jalan, di sisi jalan ataupun menggantung
di atas jalan untuk meningkatkan keselamatan
pemakai jalan. Penggunaan perangkat tersebut
5
Dirumuskan: lebih. Secara umum maksud titik rawan adalah
titik rawan yang utuh artinya bukan hanya titik
km kend per rawan yang mengikuti definisi geometrik saja,
tahun ( ) tetapi juga meliputi daerah dimana resiko
(2-1) kecelakaannya tinggi juga daerah yang
mempunyai angka kecelakaan tinggi, resiko
kecelakaan tinggi dan potensi kecelakaan
( ) tinggi pula pada suatu ruas jalan dapat disebut
(2-2) daerah rawan kecelakaan. Lokasi yang
dianggap sebagai daerah bahaya sering disebut
juga Black Spot.
2. Estimasi Biaya Satuan Korban
Kecelakaan Lalu Lintas 2.9. COLLISION DIAGRAM
6
Gambar 2.1
Contoh Collision Diagram
Sumber : Google –2Februari 2011
7
dan Dinas Pekerjaan Umum kota
Ambon. 6. Menghitung kerugian ekonomi akibat
3. Data panjang jalan yang diperoleh dari kecelakaan lalu lintas berdasarkan
Dinas Pekerjaan Umum kota Ambon. tingkat keparahan korban. Metode
4. Data tipe jalan berdasarkan jumlah yang digunakan adalah metode The
lajur. Untuk data ini penyusun Gross Output (Human Capital),
melakukan survey ke lokasi studi. dengan perumusan sebagai berikut :
BSKOj (Tn) = BSKOj (T0) x (1 + g)t
3.4 Analisa Data (2-3)
1. Merekap data kecelakaan berdasarkan BBKO (Tn) = JKOj x BSKOj (Tn)
ruas jalan di kota Ambon. Data yang (2-4)
direkap antara lain, nama ruas jalan
sebagai lokasi kecelakaan, jumlah 3.6 Diagram Alir Penelitian
kejadian kecelakaan pada tiap ruas
jalan, dan jumlah korban pada tiap Start
kelas kecelakaan.
2. Membuat peta Jaringan jalan.
3. Membuat grafik statistik kecelakaan
PENDAHULUAN
berupa pie chart untuk menampilkan
Berisi latar belakang, permasalahan, tujuan dan
prosentase kecelakaan menurut jumlah
batasan-batasan masalah
korban, tingkat keparahan korban, dan
usia korban. Sehingga dapat diketahui
karakteristik kecelakaan pada tiap
TINJAUAN PUSTAKA
jenis jalan.
Berisi teori-teori penunjang yang
4. Merekap data jalan raya yang berisi diperlukan dalam penelitan ini
informasi mengenai panjang jalan,
jumlah lajur dan arah, ada tidaknya
median dan volume kendaraannya. PENGUMPULAN DATA
5. Menghitung Rate of accident masing- 1. Data kecelakaan
masing ruas jalan menurut kelas 2. Data panjang jalan
kecelakaannya. Untuk menghitung 3. Data volume lalu lintas, dll
angka kecelakaan ini diperlukan data
jumlah korban kecelakaan,panjang
ruas jalan dan volume kendaraan.
Rumus yang akan digunakan adalah ANALISA DATA
perumusan dari Hoobs (1995), yaitu : 1. Merekap data-data sekunder yang telah diperoleh
seperti data kecelakaan, data panjang jalan dan data
volume lalu lintas.
2. enghitung besarnya Accident Rate untuk masing-
km
masing lokasi studi kemudian menganalisa hasilnya
kend per tahun
berdasarkan jenis lajur jalan kota Ambon.
3. Menghitung nilainya kerugian ekonomi yang timbul
( ) akibat kecelakaan,berdasarkan tingkat keparahan
(2-1) korban.
4. Membuat Collision Diagram .
5. Menentukan Black spot dan mem-plot Black spot
tersebut di peta ruas jalan.
= = 6. Menyajikan hasil pengolahan data dalam bentuk
tabel angka kecelakaan berdasarkan jenis jalan dan
( )
kelas kecelakaan.
(2-2)
Finish
98
BAB IV
PENGUMPULAN DATA
Tabel 4.2
4.1 Data Ruas Jalan di Kota Ambon Data Ruas Jalan di Kecamatan Baguala
NO NAMA JALAN STATUS JALAN PANJANG JALAN (M) LEBAR JALAN (M) TIPE LAJUR
Pemilihan lokasi studi didasarkan pada
1 JL.GALALA - PASSO NASIONAL 7,80 7,00 4/2 UD
kelengkapan data yaitu data volume kendaraan
2 JL.PASSO - TULEHU NASIONAL 3,00 5,00 2/1 UD
dan panjang jalan. Berikut nama-nama ruas 3 JL.PIERRE TENDEAN NASIONAL 6,14 7,00 4/2 UD
jalan di Kota Ambon dikelompokkan 4 JL.PASSO - HUTUMURI PROPINSI 12,47 4,00 2/1 UD
berdasarkan kecamatan. Jumlah lajur dapat 5
JL.DALAM KELURAHAN LATERI I -
KOTA 3,34 3,00 2/2 UD
diketahui dari adanya marka jalan yang berupa III
6 JL.DALAM DESA PASSO KOTA 5,98 3,00 2/1 UD
garis putus-putus atau penuh yang membagi
7 JL.PERTANIAN KOTA 1,30 3,00 2/2 UD
lebar jalan menjadi beberapa lajur. Untuk ruas
8 JL.DALAM DESA HALONG BARU III KOTA 1,40 5,00 2/2 UD
jalan yang tidak ditandai dengan marka, 9 JL.DIPONEGORO KOTA 1,37 4,00 2/2 UD
makan jumlah lajur dilihat dari lebar 10 JL.DALAM DESA WAIHERU KOTA 1,98 3,50 2/1 UD
perkerasan dibagi 3 m. Dalam studi ini, jumlah 11 JL.KOMPLEKS BTN WAIHERU KOTA 2,15 3,00 2/2 UD
semua lajur baik yang digunakan untuk lalu 12 JL.DALAM BTN NEGERI LAMA KOTA 3,86 3,00 2/2 UD
lintas kendaraan maupun lajur paling tepi yang 13 JL HALONG ATAS STIA KOTA 2,87 3,00 2/2 UD
digunakan untuk parkir atau pasar tetap 14 JL. SP HALONG ATAS - WAIPOMPA KOTA 3,92 4,00 2/2 UD
diperhitungkan. 15 SULTAN HASANUDDIN KOTA 2,50 4,00 2/2 UD
16 JL.PASSO BATU GONG KOTA 0,95 4,00 2/2 UD
17 JL.SIRIMAU KOTA 2,40 3,00 2/2 UD
Tabel 4.1
Data Ruas Jalan di Kecamatan Teluk Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota
Dalam Ambon, 2007
NO NAMA JALAN STATUS JALAN PANJANG JALAN (M) LEBAR JALAN (M) TIPE JALAN Tabel 4.3
1 JL.SULI KOTA 6,20 6,00 4/2 UD Data Ruas Jalan di Kecamatan Nusaniwe
2 JL.DURIAN PATAH - HITU PROPINSI 2,10 5,00 2/1 UD
NO NAMA JALAN STATUS JALAN PANJANG JALAN (M) LEBAR JALAN (M) TIPE LAJUR
3 JL.TAWIRI - LAHA KOTA 2,60 5,00 2/2 UD
4 JL.DALAM DESA LAHA KOTA 2,60 4,00 2/2 UD 1 JL.DR TAMAELA PROPINSI 0,75 4,50 2/2 UD
5 JL.DALAM DESA TAWIRI KOTA 2,60 3,00 2/2 UD
2/2 UD
2 JL.DR SIWABESSY PROPINSI 1,10 5,00 2/2 UD
6 JL.HATIVE KOTA 2,60 3,00
7 JL.DUSUN RIANG KOTA 2,60 3,00 2/2 UD 3 JL. DR MALAIHOLO PROPINSI 1,40 4,50 2/2 UD
8 JL.RUMAH TIGA KOTA 7,20 5,00 2/2 UD 4 JL. AMAHUSU - ERY PROPINSI 2,00 5,00 2/2 UD
9 JL.DALAM DESA RUMAH TIGA KOTA 4,36 4,00 2/2 UD 5 JL. ERY - SILALE PROPINSI 1,50 5,00 2/2 UD
10 JL.SULTAN HAIRUN KOTA 1,78 4,00 2/2 UD 6 JL. SILALE - HUKUHURI PROPINSI 0,40 5,00 2/2 UD
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota 7 JL. HUKUHURI - TG.LATUHALAT PROPINSI 3,90 4,50 2/2 UD
Ambon, 2007
8 JL. SULTAN BABULLAH PROPINSI 0,72 3,50 2/1 UD
9 JL.DR SITANALA KOTA 0,35 4,00 2/1 UD
10 JL.SAID P. KOTA 0,33 3,50 2/2 UD
11 JL.DR APITULEY KOTA 0,32 4,00 2/2 UD
12 JL.PERMI KOTA 0,28 3,50 2/2 UD
13 JL.CHRISTINA TIAHAHU KOTA 0,18 3,00 2/2 UD
14 JL.MARDIKA KOTA 0,44 3,00 2/2 UD
15 JL.WAYARI & TAWIRI KOTA 0,19 3,00 2/2 UD
16 JL.KOMPLEKS WAIHAONG KOTA 1,50 3,00 2/1 UD
17 JL.KOMPLEKS SILALE KOTA 0,63 3,00 2/2 UD
9
Tabel 4.3 (Lanjutan) Tabel 4.4
Data Ruas Jalan di Kecamatan Nusaniwe Data Ruas Jalan di Kecamatan Leitimur
NO NAMA JALAN STATUS JALAN PANJANG JALAN (M) LEBAR JALAN (M) TIPE LAJUR NO NAMA JALAN STATUS JALAN PANJANG JALAN (M) LEBAR JALAN (M) TIPE LAJUR
18 JL.WOLTER MONGINSIDI KOTA 3,40 5,00 2/2 UD 1 JL.SOYA LATAHAI KOTA 1,90 3,00 2/2 UD
19 JL.PATTIMAUW KOTA 0,45 3,00 2/2 UD 2 JL.HATALAI SIMPANG LIMA KOTA 4,85 5,00 2/2 UD
20 JL.POHON PULE KOTA 0,11 3,00 2/1 UD 3 JL.SIMPANG LIMA HUKURILA KOTA 1,38 4,00 2/2 UD
21 JL.RIJALI KOTA 1,15 5,00 2/2 UD 4 JL.HUKURILA LEIHARI RUTONG KOTA 7,90 5,00 2/2 UD
22 JL.GUNUNG NONA KOTA 3,20 5,00 2/1 UD
5 JL.RUTONG HUTUMURI KOTA 1,65 3,00 2/2 UD
23 JL.PATTIMURA KOTA 0,37 3,00 2/2 UD
24 JL.KERAMAT JAYA KOTA 1,00 3,00 2/2 UD 6 JL.RUTONG AIR BESAR KOTA 2,00 3,00 2/2 UD
25 JL.KUDAMATI SIWANG SERI KOTA 7,20 4,00 2/2 UD 7 JL. AMAHUSA KOTA 2,39 4,00 2/2 UD
26 JL.DR KAYADOE KOTA 1,73 5,00 2/2 UD 8 JL.DALAM DESA HUKURILA KOTA 0,77 3,50 2/2 UD
27 JL.LORONG DR. KAYADOE KOTA 2,49 5,00 2/2 UD
9 JL.DALAM DESA LEIHARI KOTA 0,15 4,00 2/2 UD
28 JL.FARMASI ATAS KOTA 1,70 5,00 2/2 UD
29 JL.LORONG OSM KOTA 0,86 3,50 2/2 UD 10 JL.DESA HUTUMURI KOTA 1,41 3,50 2/2 UD
30 JL.ASRAMA PELAYARAN KOTA 0,43 5,00 2/2 UD 11 JL.DESA TIOISAPU KOTA 1,48 3,00 2/2 UD
31 JL.GUDANG ARANG KOTA 1,16 3,50 2/2 UD
32 JL.BENTENG ATAS KOTA 2,11 4,00 2/2 UD
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota
Ambon, 2007
33 JL.PANJAITAN KOTA 1,61 5,00 2/2 UD
34 JL.DOLOG KOTA 0,28 5,00 2/2 UD 4.2 Volume Lalu Lintas di Kota Ambon
35 JL.SAAR SOPAQUA KOTA 1,30 4,00 2/2 UD Tahun
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Data volume lalu lintas diperoleh dari
Ambon, 2007 Dinas Perhubungan Kota Ambon berupa
volume lalu lintas harian.
Tabel 4.3 (Lanjutan)
Data Ruas Jalan di Kecamatan Nusaniwe Tabel 4.5
Daftar Nama Jalan dan Volume Lalu Lintas
Kecamatan Teluk Dalam
NO NAMA JALAN STATUS JALAN PANJANG JALAN (M) LEBAR JALAN (M) TIPE LAJUR VOLUME KENDARAAN (VEHICLE/HARI)
NO NAMA JALAN
36 JL.KEBUN CENGKEH KOTA 0,30 3,00 2/2 UD 2006 2007 2008 2009 2010
37 JENDRAL SUDIRMAN KOTA 2,84 5,00 2/2 UD
1 JL.SULI 1402 1569 1780 2019 2221
38 JL.SILALE AIRLOUW KOTA 1,45 3,00 2/2 UD
2 JL.DURIAN PATAH - HITU 5619 5873 6107 6314 6568
39 JL.HUKUHURI KOTA 1,43 3,00 2/2 UD
40 JL.SILALE MERCUSUAR KOTA 3,89 3,00 2/2 UD 3 JL.TAWIRI - LAHA 2098 2257 2415 2617 2835
41 JL.PARIGI DUA KOTA 0,83 3,00 2/2 UD 4 JL.DALAM DESA LAHA 1201 1309 1534 1762 1986
42 JL. WAILUSUNG KOTA 1,70 3,00 2/2 UD 5 JL.DALAM DESA TAWIRI 4819 5098 5234 5451 5615
43 JL.SISINGAMANGARAJA KOTA 0,45 3,00 2/2 UD
6 JL.HATIVE 7243 7416 7580 7716 7922
44 JL.LRG AMANAHUSE KOTA 0,22 3,00 2/2 UD
7 JL.DUSUN RIANG 9129 9317 9524 9787 9987
45 JL.DALAM DESA AMANHUSE KOTA 3,48 3,00 2/2 UD
46 JL.SETIA BUDI KOTA 0,78 3,50 2/2 UD 8 JL.RUMAH TIGA 6671 6817 7098 7246 7419
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota 9 JL.DALAM DESA RUMAH TIGA 503 587 651 786 983
Ambon, 2007 10 JL.SULTAN HAIRUN 8810 9087 9201 9510 9707
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Ambon,
2010
10
Tabel 4.6 Tabel 4.8
Daftar Nama Jalan dan Volume Lalu Lintas Daftar Nama Jalan dan Volume Lalu Lintas
Kecamatan Baguala Kecamatan Nusaniwe (Lanjutan)
15 SULTAN HASANUDDIN 4871 5125 5918 6210 6568 34 JL.DOLOG 7921 8137 1030 11871 1211
35 JL.SAAR SOPAQUA 16928 17293 19179 19286 19474
16 JL.PASSO BATU GONG 420 476 518 640 720
36 JL.KEBUN CENGKEH 3548 3918 4102 4210 4362
17 JL.SIRIMAU 214 242 276 310 393
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Ambon,
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Ambon, 2010
2010
Tabel 4.9
Tabel 4.7 Daftar Nama Jalan dan Volume Lalu Lintas
Daftar Nama Jalan dan Volume Lalu Lintas Kecamatan Nusaniwe (Lanjutan)
Kecamatan Nusaniwe
VOLUME KENDARAAN (VEHICLE/HARI)
VOLUME KENDARAAN (VEHICLE/HARI) NO NAMA JALAN
NO NAMA JALAN
2006 2007 2008 2009 2010
2006 2007 2008 2009 2010
37 JENDRAL SUDIRMAN 19827 20881 21009 21209 21484
1 JL.DR TAMAELA 9364 9617 9817 9902 10934
2 JL.DR SIWABESSY 12656 13019 13571 13910 14130 38 JL.SILALE AIRLOUW 2018 2398 2791 3019 3186
3 JL. DR MALAIHOLO 13103 13898 14151 14561 14769 39 JL.HUKUHURI 3197 3404 3781 38109 4002
4 JL. AMAHUSU - ERY 13393 14151 14819 14986 15121 40 JL.SILALE MERCUSUAR 301 389 487 487 543
5 JL. ERY - SILALE 10817 11098 12100 12536 12729
41 JL.PARIGI DUA 698 765 819 870 983
6 JL. SILALE - HUKUHURI 661 798 827 892 983
42 JL.WAILUSUNG 1234 1564 1619 1709 1782
7 JL. HUKUHURI - TG.LATUHALAT 626 716 826 988 1083
8 JL. SULTAN BABULLAH 1716 1972 2161 2108 2369 43 JL.SISINGAMANGARAJA 1241 1563 1716 1791 1986
9 JL.DR SITANALA 14853 15116 15415 15761 15940 44 JL.LRG AMANAHUSE 298 385 498 503 563
10 JL.SAID P. 7918 8161 8615 8628 8832 45 JL.DALAM DESA AMANHUSE 1304 1468 1873 1987 2041
11 JL.DR APITULEY 212 292 319 378 409
46 JL.SETIA BUDI 550 598 768 810 874
12 JL.PERMI 5918 6110 6219 6123 6323
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Ambon,
13 JL.CHRISTINA TIAHAHU 9019 9261 9718 10582 10792
2010
14 JL.MARDIKA 7718 7918 8177 9051 9051
15 JL.WAYARI & TAWIRI 1517 1719 1988 2098 2126
16 JL.KOMPLEKS WAIHAONG 4816 5018 5219 5416 5489
11
17 JL.KOMPLEKS SILALE 1761 1918 2109 2109 2369
Tabel 4.10 Tabel 4.11
Daftar Nama Jalan dan Volume Lalu Lintas Jumlah Kecelakaan Di Setiap Ruas Jalan
Kecamatan Leitimur Kota Ambon dan PP lease (Januari 2006-
Januari 2007)
TINGKAT KEPARAHAN
VOLUME KENDARAAN (VEHICLE/HARI) JUMLAH KORBAN
NO NAMA JALAN NO NAMA JALAN
KECELAKAAN
MD LB LR
2006 2007 2008 2009 2010
1 JL.PIERRE TENDEAN 14 10 1 9
1 JL.SOYA LATAHAI 1341 1549 1725 2013 2122
2 JL.WOLTER MONGINSIDI 6 4 - 3
2 JL.HATALAI SIMPANG LIMA 87 109 135 198 232 3 JL.JENDRAL SUDIRMAN 8 2 1 9
3 JL.SIMPANG LIMA HUKURILA 1987 2130 2516 2989 3131 4 JL.SULTAN HASANUDDIN 4 1 - 6
12
Tabel 4.12 Tabel 4.12 (Lanjutan)
Jumlah Kecelakaan Di Setiap Ruas Jalan Jumlah Kecelakaan Di Setiap Ruas Jalan
Kota Ambon dan PP lease (Januari 2007 - Kota Ambon dan PP lease (Januari 2007 -
Januari 2008) Januari 2008)
TINGKAT KEPARAHAN TINGKAT KEPARAHAN
JUMLAH JUMLAH KORBAN
NO NAMA JALAN KORBAN NO NAMA JALAN
KECELAKAAN KECELAKAAN
MD LB LR MD LB LR
16 JL.KAYADOE 2 - - 4
1 JL.PIERRE TENDEAN 16 8 1 10
17 JL.LATERI 4 - - 8
2 JL.WOLTER MONGINSIDI 10 4 2 8
18 JL.KEBUN CENGKEH 2 3 - -
3 JL.JENDRAL SUDIRMAN 6 7 - 11
19 JL.CHRISTINA TIAHAHU 5 1 2 5
4 JL.SULTAN HASANUDDIN 4 7 - 9
20 JL.TULEHU 2 - - 3
5 JL.PATTIMURA 2 - - 7
21 JL.RIJALI 2 1 - -
6 JL.SULTAN BABULLAH 3 5 - -
22 JL.BATU GAJAH 3 - - 3
7 JL.MARDIKA 4 - - 7 23 JL.DR.SITANALA 2 - - 4
8 JL.SULTAN HAIRUN 1 - - 4 24 JL.PARIGI DUA 1 1 - -
9 JL.SAAR SOPAQUA 4 4 - 5 25 JL.SISINGAMANGARAJA 3 2 - 3
10 JL.SAID P. 3 1 1 7 26 JL.D.I PANJAITAN 2 - - 5
11 JL.SETIA BUDI 5 3 - 4 27 JL.SULI 1 - - 3
12 JL.SIRIMAU 3 - - 5 28 JL.AMAHUSA 2 2 - 3
13 JL.DR. TAMAELA 2 2 - 5 29 JL.WAILUSUNG 4 - - 4
14 JL.LATUHALAT 1 - - 3 30 JL.MALAIHOLO 1 - - 2
15 JL.DR.SIWABESSY 3 3 - 5 31 JL.DIPONEGORO 1 3 - 2
32 DLL 32 7 4 40
Sumber:Hasil Rekap data Kecelakaan Dari 33 TOTAL 136 64 10 179
Polres Kota
Ambon dan PP Lease Sumber:Hasil Rekap data Kecelakaan Dari
Polres Kota Ambon dan PP Lease
13
Tabel 4.13 Tabel 4.13 (Lanjutan)
Jumlah Kecelakaan Di Setiap Ruas Jalan Jumlah Kecelakaan Di Setiap Ruas Jalan
Kota Ambon dan PP lease (Januari 2008- Kota Ambon dan PP lease (Januari 2008-
Januari 2009) Januari 2009)
TINGKAT KEPARAHAN TINGKAT KEPARAHAN
JUMLAH KORBAN
JUMLAH KORBAN
NO NAMA JALAN NO NAMA JALAN
KECELAKAAN KECELAKAAN
MD LB LR MD LB LR
12 JL.SIRIMAU 3 2 - 2 28 JL.AMAHUSA 2 1 - 3
29 JL.WAILUSUNG 1 - - 4
13 JL.DR. TAMAELA 3 3 1 3
30 JL.MALAIHOLO 1 - 1 5
14 JL.LATUHALAT 2 - - 4
31 JL.DIPONEGORO 1 2 - -
15 JL.DR.SIWABESSY 1 2 - -
32 DLL 29 12 4 39
Sumber:Hasil Rekap data Kecelakaan Dari 33 TOTAL 140 57 14 200
Polres Kota Ambon dan PP Lease
Sumber:Hasil Rekap data Kecelakaan Dari
Polres Kota Ambon dan PP Lease
14
Tabel 4.14 Tabel 4.14 (Lanjutan)
Jumlah Kecelakaan Di Setiap Ruas Jalan Jumlah Kecelakaan Di Setiap Ruas Jalan
Kota Ambon dan PP lease (Januari 2009- Kota Ambon dan PP lease (Januari 2009-
Januari 2010) Januari 2010)
TINGKAT KEPARAHAN TINGKAT KEPARAHAN
JUMLAH JUMLAH KORBAN
NO NAMA JALAN KORBAN NO NAMA JALAN
KECELAKAAN KECELAKAAN
MD LB LR MD LB LR
15
Tabel 4.15
Jumlah Kecelakaan Di Setiap Ruas Jalan
Kota Ambon dan PP lease (Januari 2010-
Desember 2010)
Tabel 4.15 (Lanjutan)
TINGKAT KEPARAHAN Jumlah Kecelakaan Di Setiap Ruas Jalan
JUMLAH KORBAN Kota Ambon dan PP lease (Januari 2010-
NO NAMA JALAN
KECELAKAAN Desember 2010)
MD LB LR
TINGKAT KEPARAHAN
1 JL.PIERRE TENDEAN 17 13 24 8 JUMLAH KORBAN
NO NAMA JALAN
2 JL.WOLTER MONGINSIDI 12 10 17 11 KECELAKAAN
MD LB LR
3 JL.JENDRAL SUDIRMAN 10 11 11 5 16 JL.KAYADOE 2 - 5 -
4 JL.SULTAN HASANUDDIN 8 5 9 4 17 JL.LATERI 3 - 6 3
5 JL.PATTIMURA 6 4 7 3 18 JL.KEBUN CENGKEH 3 - 7 4
6 JL.SULTAN BABULLAH 5 2 10 1 19 JL.CHRISTINA TIAHAHU 3 3 5 3
7 JL.MARDIKA 3 3 7 - 20 JL.TULEHU 6 - 10 4
8 JL.SULTAN HAIRUN 9 1 13 2 21 JL.PIERRE TENDEAN 2 - 6 -
9 JL.SAAR SOPAQUA 4 5 3 1 22 JL.WOLTER MONGINSIDI 1 1 1 -
10 JL.SAID P. 1 - 1 - 23 JL.JENDRAL SUDIRMAN 2 2 1 1
11 JL.SETIA BUDI 6 1 9 - 24 JL.PARIGI DUA 3 1 5 2
12 JL.SIRIMAU 4 4 4 1 25 JL.SISINGAMANGARAJA 5 3 7 4
13 JL.DR. TAMAELA 5 2 9 - 26 JL.D.I PANJAITAN 2 - 2 2
14 JL.LATUHALAT 4 1 12 - 27 JL.SULI 4 2 7 3
15 JL.DR.SIWABESSY 4 1 6 1 28 JL.AMAHUSA 3 - 4 2
29 JL.WAILUSUNG 1 - 2 4
Sumber:Hasil Rekap data Kecelakaan Dari
30 JL.MALAIHOLO 1 2 1 2
Polres Kota Ambon dan PP Lease
31 JL.DIPONEGORO 2 1 3
32 DLL 25 20 31 13
33 TOTAL 166 97 243 87
Keterangan :
MD : Meninggal Dunia ;
LB : Luka Berat ;
LR : Luka Ringan,
16
BAB V
Angka kecelakaan = orang per satu juta
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA kilometer kendaraan pertahun
Accident Rate =
( )( )
( )( )( )
Satuan :
17
5.1.1.3 Rekapitulasi Perhitungan Accident 3.Korban Luka Ringan (i) Tahun 2006 –
Rate di Kota Ambon Berdasarkan Tipe 2007 =
Lajur.
18
Capital), biaya yang digunakan dalam Biaya-biaya satuan yang didasarkan pada
perhitungan biaya pedoman metode The Gross Output (Human
kecelakaan lalu lintas didasarkan pada Capital) ini dapat digunakan dalam
penelitian yang dilakukan oleh Badan Litbang perhitungan biaya kecelakaan selama 10 tahun
Departemen Pekerjaan Umum melalui survey berikutnya diseluruh wilayah di Indonesia
biaya kecelakaan pada tahun 2003. Penelitian (Pedoman Metode Gross Output (Human
ini dapat digunakan sebagai pedoman biaya Capital).Hal3).
kecelakaan lalu lintas di seluruh Indonesia.
5.1.2.1 Estimasi Biaya Satuan Korban T0 = Tahun dasar
Kecelakaan Lalu perhitungan biaya
Lintas Pada Tahun 2007 dan 2008 korban (Tahun, 2003).
Biaya satuan korban kecelakaan lulu lintas T = Selisih tahun
untuk tahun perhitungan (Tn – T0)
tertentu (Tn) dapat dihitung menggunakan J = Kategori korban
persamaan sebagai
berikut :
BSKOj (Tn) = BSKOj (T0) x (1 + g)t 1.Perhitungan Biaya Kecelakaan Tahun 2007
(2-3) Tahun perhitungan (Tn) =
BBKO (Tn) = JKOj x BSKOj (Tn) 2007
(2-4) Tahun dasar perhitungan (T0) =
2003
Keterangan : t = 2007 – 2003 =4
BSKOj (Tn) = Biaya satuan korban tahun
kecelakaan lalu lintas
pada Tahun n untuk Dari tabel 2.2 diperoleh biaya korban
setiap kategori kecelakaan pada tahun 2003 adalah :
korban, dalam Korban meninggal dunia = Rp.
rupiah/korban. 119.016.000,-
BSKOj (T0) = Biaya satuan korban Korban luka berat = Rp.
kecelakaan pada tahun 5.826.000,-
awal untuk setiap Korban luka ringan = Rp.
kategori korban, 1.045.000,-
dalam rupiah/korban. Maka biaya korban kecelakaan tahun 2007
BBKO (Tn) = Besaran biaya (BSKO(T2007))
korban kecelakaan adalah :
lalu lintas disuatu ruas Korban meninggal dunia adalah :
jalan atau (1+0.11)4 x Rp. 119.016.000 = Rp.
persimpangan atau 180.674.668 /korban
wilayah dalam Korban luka berat adalah :
rupiah/tahun. (1+0.11)4 x Rp. 5.826.000 = Rp.
JKOj = Jumlah korban 8.844.278 /korban
kecelakaan lalu lintas Korban luka ringan adalah :
untuk setiap kategori (1+0.11)4 x Rp. 1.045.000 = Rp.
korban dalam 1.586.384 /korban
korban/tahun.
g = Tingkat inflasi 2.Perhitungan Biaya Kecelakaan Tahun 2008
biaya satuan Tahun perhitungan (Tn) =
kecelakaan, dalam % 2008
(nilai default g = Tahun dasar perhitungan (T0) =
11%) 2003
Tn = Tahun perhitungan t = 2008 – 2003 =5
biaya korban tahun
19
Dari tabel 2.2, diperoleh biaya korban
kecelakaan pada tahun 2003 adalah : Tahun 2006 :
Korban meninggal dunia = Rp. Jumlah kejadian = 14 Perkara
119.016.000,- Korban meninggal dunia = 10 orang
Korban luka berat = Rp. Korban luka berat = 1 orang
5.826.000,- Korban luka ringan = 9 orang
Korban luka ringan = Rp. Biaya kecelakaan lalu lintas per tahun :
1.045.000,- Meninggal dunia = Rp.
Maka biaya korban kecelakaan tahun 2008 162.769.971,10 x 10
(BSKO(T2008)) = Rp.
adalah : 1.627.699.711 / Tahun
Korban meninggal dunia adalah : Luka berat = Rp.
(1+0.11)5 x Rp. 119.016.000 = Rp. 7.967.818,21 x 1
200.548.881 /korban = Rp.
Korban luka berat adalah : 7.967.818,21 / Tahun
(1+0.11)5 x Rp. 5.826.000 = Rp. 9.817.149 Luka ringan = Rp.
/korban 1.429.174,40 x 9
Korban luka ringan adalah : = Rp.
(1+0.11)5 x Rp. 1.045.000 = Rp. 1.760.886 12.862.569,56 / Tahun
/korban
Dari perhitungan diatas dapat direkapitulasi Tahun 2007 :
besarnya Jumlah kejadian = 16 Perkara
biaya kecelakaan berdasarkan tingkat Korban meninggal dunia = 8 orang
keparahan korban pada Korban luka berat = 1 orang
tabel 5.2 Korban luka ringan = 10 orang
20
Tabel 5.30 Sebelum membuat Collision Diagram , kita
Nilai Pembobotan Fatalitas harus menentukan ruas jalan yang memiliki
Kecelakaan nilai pembobotan kecelakaan yang paling
tinggi.
21
Gambar 5.6
Ruas Jalan Pierre Tendean
Sumber : Departemen PU kota Ambon
24
25
26
27
28
29
30
5.4 ANALISA
E. Tahun 2010 (Januari 2010 – Desember
5.4.1 Analisa Karakteristik Kecelakaan di 2010)
Kota Ambon Berdasar pie diagram pada gambar 5.5
dapat disimpulkan bahwa di Kota Ambon
Analisa yang dimaksud disini adalah komposisi prosentase besarnya jumlah
analisa karakteristik kecelakaan dalam kecelakaan berdasarkan tingkat keparahan
proporsi tingkat keparahan korban yaitu MD korban pada Januari 2010 – Desember 2010,
(Meninggal Dunia), LB (Luka Berat), LR untuk korban meninggal dunia sebesar 23%
(Luka Ringan).Sebagaimana tertera pada sedangkan untuk korban luka berat sebesar
gambar pie chart, kecelakaan di kota ambon 57% dan untuk korban luka ringan sebesar
sejak tahun 2006 – 2008 memperlihatkan 20%.
komposisi yang berbeda-beda.
A. Tahun 2006 (Januari 2006 – Januari
2007) Diantara 5 tahun kejadian tersebut total
Berdasar pie diagram pada gambar 5.1 kejadian kecelakaan yang baling banyak
dapat disimpulkan bahwa di kota Ambon adalah pada tahun 2010 ( Januari 2010 –
komposisi prosentase besarnya jumlah Desember 2010)
kecelakaan berdasarkan tingkat keparahan
korban pada Januari 2006 – Januari 2007,
untuk korban meninggal dunia sebesar 23%
sedangkan untuk korban luka berat sebesar 4%
dan untuk korban luka ringan sebesar 73%.
B. Tahun 2007 (Januari 2007 – Januari 5.4.2 Analisa Accident Rate Jalan di Kota
2008) Ambon tahun 2006 – 2010
Pada Gambar 5.2, Berdasar pie
diagram pada gambar 5.2 dapat disimpulkan Analisa berikut menunjukan besarnya
bahwa di Kota Ambon komposisi prosentase nilai rata-rata Accident Rate untuk setiap ruas
besarnya jumlah kecelakaan berdasarkan jalan yang dikelompokkan ke dalam jenis
tingkat keparahan korban pada Januari 2007 – lajur. Dapat dilihat jenis jalan apa yang
Januari 2008, untuk korban meninggal dunia berpotensi besar menimbulkan kecelakaan
sebesar 26% sedangkan untuk korban luka .Dari hasil studi diketahui bahwa rata-rata
berat sebesar 4% dan untuk korban luka ringan angka kecelakaan meninggal dunia di kota
sebesar 71%. Ambon adalah sebagai berikut :
C. Tahun 2008 (Januari 2008 – Januari
2009)
Berdasar pie diagram pada gambar 5.3
dapat disimpulkan bahwa di Kota Ambon
komposisi prosentase besarnya jumlah
kecelakaan berdasarkan tingkat keparahan A.Tahun 2006 (januari 2006 – Januari 2007)
korban pada Januari 2008 – Januari 2009, 2/1 UD : MD = 0.649
untuk korban meninggal dunia sebesar 21% org/sejuta km kendaraan pertahun
sedangkan untuk korban luka berat sebesar 5% LB = 0,00 org/sejuta
dan untuk korban luka ringan sebesar 74%. km kendaraan
D. Tahun 2009 (Januari 2009 – Januari LR = 4.365 org/sejuta
2010) km kendaraan
Berdasar pie diagram pada gambar 5.4
dapat disimpulkan bahwa di Kota Ambon 2/2 UD : MD = 1.004
utara komposisi prosentase besarnya jumlah org/sejuta km kendaraan
kecelakaan berdasarkan tingkat keparahan LB = 0.002 org/sejuta
korban pada Januari 2009 – Januari 2010, km kendaraan
untuk korban meninggal dunia sebesar 23% LR = 7.687 org/sejuta
sedangkan untuk korban luka berat sebesar km kendaraan
10% dan untuk korban luka ringan sebesar
67%. 4/2 UD : MD = 0.271
org/sejuta km kendaraan
31
LB = 0.011 org/sejuta LB = 0,00 org/sejuta
km kendaraan km kendaraan
LR = 0.575 org/sejuta LR = 4.602 org/sejuta
km kendaraan km kendaraan
2/2 UD : MD = 2.145
B.Tahun 2007 (januari 2007 – Januari 2008) org/sejuta km kendaraan
2/1 UD : MD = 2.824 LB = 0.240 org/sejuta
org/sejuta km kendaraan km kendaraan
LB = 0,00 org/sejuta LR = 6.111 org/sejuta
km kendaraan km kendaraan
LR = 4.812 org/sejuta
km kendaraan 4/2 UD : MD = 0.131
org/sejuta km kendaraan
2/2 UD : MD = 1.425 LB = 0.071 org/sejuta
org/sejuta km kendaraan km kendaraan
LB = 0.002 org/sejuta LR = 0.581 org/sejuta
km kendaraan km kendaraan
LR = 6.442 org/sejuta
km kendaraan
E.Tahun 2010 (januari 2010 – Desember
4/2 UD : MD = 0.90 org/sejuta 2010)
km kendaraan 2/1 UD : MD = 1.268
LB = 0.011 org/sejuta org/sejuta km kendaraan
km kendaraan LB = 12.964
LR = 0.535 org/sejuta org/sejuta km kendaraan
km kendaraan LR = 3.874 org/sejuta
km kendaraan
32
Berikut adalah Contoh perhitungan biaya (1+0.11)5 x Rp. 119.016.000 = Rp.
kecelakaan di salah satu ruas jalan di kota 200.548.881 /korban
Ambon. Korban luka berat adalah :
(1+0.11)5 x Rp. 5.826.000 = Rp. 9.817.149
1.Perhitungan Biaya Kecelakaan Tahun 2007 /korban
Korban luka ringan adalah :
Tahun perhitungan (Tn) = (1+0.11)5 x Rp. 1.045.000 = Rp. 1.760.886
2007 /korban
Tahun dasar perhitungan (T0) =
2003
t = 2007 – 2003 =4 Dapat dilihat tingginya biaya
tahun kecelakaan di tahun 2006, yang kemudian
terjadi kenaikan biaya kecelakaan di tahun-
Dari tabel 2.2 , diperoleh biaya korban tahun berikutnya. Menggambarkan banyaknya
kecelakaan pada tahun 2003 adalah : kecelakaan di kota Ambon serta tingginya
Korban meninggal dunia = Rp.
119.016.000,- biaya kecelakaan.
Korban luka berat = Rp.
5.826.000,-
Korban luka ringan = Rp.
5.4.4 Analisa Collision Diagram dan Black
1.045.000,-
Maka biaya korban kecelakaan tahun 2007 Spot
(BSKO(T2007))
Pada Collision Diagram dan Black Spot dapat
adalah :
Korban meninggal dunia adalah : dibagi dalam 5 segmen sebagai berikur.
(1+0.11)4 x Rp. 119.016.000 = Rp.
180.674.668 /korban
Korban luka berat adalah :
(1+0.11)4 x Rp. 5.826.000 = Rp.
8.844.278 /korban
Segmen 1
Korban luka ringan adalah :
(1+0.11)4 x Rp. 1.045.000 = Rp.
Kecelakaan tertinggi : KM (0 + 300
1.586.384 /korban
– (0+ 400)
2.Perhitungan Biaya Kecelakaan Tahun 2008
Segmen 2
Tahun perhitungan (Tn) =
2008
Kecelakaan tertinggi : KM (1+ 600)
Tahun dasar perhitungan (T0) =
2003 – (1+ 700)
t = 2008 – 2003 =5
tahun Segmen 3
33
Kecelakaan tertinggi : KM (5+ 100) Adapun Black Spot tertinggi dari
– (5+ 200) keseluruhan segmen jalan terletak di segmen 1
KM (0 + 300) – (0+ 400), yaitu lebih tepatnya
didepan SPMA Passo dan Pasar Passo.
34
BAB VI b.Biaya kecelakaan lalu lintas di kota Ambon
KESIMPULAN DAN SARAN tergolong sangat tinggi. Hal itu dapat dilihat
dari total biaya kecelakaan di tabel berikut
6.1 Kesimpulan
Tabel 6.2
Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa : Total Biaya kecelakaan di Kota Ambon
Dengan metode Human capital
a. Accident Rate lalu lintas di kota Ambon
pada tahun 2007 dan 2008 adalah sebagai
berikut
TINGKAT KEPARAHAN KORBAN
Tabel 6.1 TAHUN
MD (Rp) LB (RP) LR (Rp)
Rata-Rata Accident Rate Berdasarkan Tipe JANUARI 2006 - JANUARI 7.324.648.699,32 63.742.545,65 208.659.461,67
Lajur 2007
JANUARI 2007 - JANUARI 11.563.178.746,66 88.442.782,09 283.962.660,54
2008
RATA-RATA ACCIDENT RATE (JANUARI 2006 - JANUARI 2007) 11.431.286.239,08 137.440.083,36 352.177.154,42
Tipe Lajur JANUARI 2008 - JANUARI
Meninggal Dunia Luka Berat Luka Ringan 2009
2/1 UD 0,65 0,00 4,37 JANUARI 2009 - JANUARI 16.250.475.858,82 348.705.125,79 410.462.473,47
2/2 UD 1,00 0,00 7,69 2010
4/2 UD 0,27 0,01 0,57 JANUARI 2010 - DESEMBER 23.968.338.845,47 2.939.257.299,34 188.754.100,30
2010
35
6.2 Saran
36