Anda di halaman 1dari 1

CURHAT PENUH SYUKUR

Oleh Wulan Widari

Judul: Catatan Hati Ibunda

Penulis: Asma nadia, dkk

Penerbit: AsmaNadia Pablishing

House

Cetakan ke 5 Desember 2014

Tebal: 312 hlm.

Semua kisah mengandung hikmah. Itulah kesan utama yang saya dapat dari buku ini. Buku ini ditulis oleh Asma
Nadia dan ibu-ibu lainnya. Curahan para ibu yang menjadi sebuah buku sangat mengesankan. Ibu dari berbagai latar
belakang budaya. Tengoklah cerita “Doa di Malam-Malam Panjang” seorang ibu yang amat sedih karena bayi kecilnya yang
baru berusaia 40 hari harus dilarikan ke RS sebab demam dan kejang. Padahal beberapa jam sebelumnya bayi yang bernama
Adam masih sehat, gempal, dan tidak rewel. Baru beberapa jam setelah diimunisasi hepatitis B si bayi demam dan kejang.
Penuh doa-doa sedih sepanjang malam demi kesembuhan sang bayi, dan alhamdulilah bisa merlewati ujian super besar itu,
sekarang si bayi/Adam sehat dan sudah SMP.

“Dua Cahaya Mata” juga menohok bagi saya karean cerita dimulai dengan si penulis bertanya dan merasa
bebannya sangat berat, banting tulang dan tak bisa seperti ibu-ibu rumah tangga lainnya. Ibu yang bekerja adalah dilema.
Bahkan keluar kota dan berpisah dengan si kecil yang sedang lucu-lucunya berusia 3 tahun. Karena tidak punya pilihan lain,
semua dijalani dan pada akhirnya penulis bersyukur karena masih bisa bertemu tiap Minggu, meskipun drama tangisan
anaknya sungguh menyayat hati. Ketika waktu libur habis. Bahkan ketidakharmonisan dengan suami pun terjadi, tetap saja
penulis penuh syukur di akhir ceritanya kondisi membaik dan anaknya bisa dibawa bekerja bersama si ibu. Luar biasa.

Para ibu yang dianugerahi anak ‘berbeda’ maka akan mersakan nasib yang sama dengan “Aku Percaya Padamu,
Malaikat Kecilku.” Semua dokter memvonis kekurangan anak di cerita ini. Bayangkan betapa hancurnya hati sang ibu.
Semua mengatakan hal-hal tidak baik atau kekurangan anaknya. Tapi sang ibu tidak menyerah dan menemukan cara
penanganan yang tepat. Akhirnya sang anak tumbuh dengan cemerlang. Semua terori kedokteran terbantahkan oleh hati
nurani sang ibu yang yakin akanya bisa lebih baik, bisa sama dengan anak-anak lainnya bahkan bisa berprestasi.

Tidak semua kisah saya uraikan di sini. Buku stebal 312 halaman habis saya baca dalam waktu beberapa hari saja.
Saya sampai kaget karena ternyata bisa secepat itu saya selsaikan. Buku ini sungguh enak dibaca. Sperti membawa saya ke
tahun-tahun menjadi ibu baru. Ikut mreasakan apa yang ditulis dalam buku ini. Pantas saja buku ini laris manis/ Best Seller.
Semua cerita bermuara pada rasa syukur. Terdapat kata-kata dari kutipan Al-Qur’an yang kontektual dengan isi cerita. Juga
terdapat penggalan kata dalam cerita yang unik dan indah. Per bagian buku juga terdapat sub bagian lagi sehingga membuat
pembaca fokus.

Secera umum saya tidak menemukan kekurangan dalam buku ini. Hanya saja cover Asma Nadia dan kedua
anaknya membuat saya sedikit terganggu karena nyatanya banya kisah dari ibu-ibu yang lain. Mungkin ini dimaksudkan
sebagai promosi agar pembaca segera memilih dan membeli.Tapi buku ini sudah laris manis. Para pembaca buku pasti
sangat antusias bila sang penulis adalah Asma Nadia. Karya-karyanya selalu luar biasa dan sudah puluhan buku ditulisnya.
Namun, alternatif gambar atau lukisan yang menggambarkan sosok ibu bersyukur saya rasa akan lebih cocok untuk buku ini.

Terlepas dari itu semua, buku ini sangat layak menjadi best seller. Para ibu atau bapak sangat cocok mengetahui
perjuangang dan kepahitan seorang ibu langgsung dari sudut pandang penulis ibu. Bahkan buku ini cocok dibaca remaja dan
calon ibu baru di mana pun berada. Demikian, selmat membaca!

Anda mungkin juga menyukai