Agama

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

KONSEP DAN KARAKTERISTIK PARADIGMA QURAN UNTUK MENGHADAPI

KEHIDUPAN MODERN

Disusun Oleh:
Rizky Fajar Firmansyah
1111800139

FAKULTAS ILMU POLITIK DAN ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat tuhan yang maha Esa, atas limpaan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini disusun dengan maksud untuk menjadi pedoman, semoga kita dapat
melaksanakan dan meningkatkan pengetahuan kita tentang pentingnya untuk menghadapi
kehidupan modern menurut pandangan AL-Quran. Kami mengucapkan terimakasih untuk
Dosen Pendidikan Agama Islam UNTAG. Pada akhirnya kami menyadari sepenuhnya bahwa
laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami
mohon agar para pembaca dan para Dosen sekalian dapat memberikan saran dan kritik untuk
menjadi masukan dalam menyusun laporan ini, atas saran dan kritik yang kami terima
semoga dapat memperbaiki laporan ini dikemudian hari.

Dengan mengucapkan Alhamdulillah kami susun makalah ini dan terimakasih.

2
Daftar Isi

KATA PENGANTAR............................................................................................................ 2
Daftar Isi ................................................................................................................................. 3
BAB I ..................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................... 5
A. Islam dalam Menghadapi Tantangan Modernisasi ......................................................... 5
B. Menelusuri Konsep dan Karakteristik Paradigma Qurani untuk Menghadapi Kehidupan
Modern ................................................................................................................................... 7
C. Menanyakan Alasan, “Mengapa Paradigma Qurani sangat Penting bagi Kehidupan
Modern?”................................................................................................................................ 7
1. Meluruskan Akidah Manusia ............................................................................................. 8
a. Menegakkan Pokok-Pokok Tauhid .................................................................................... 8
b. Mensahihkan Akidah tentang Kenabian dan Kerasulan, Meluruskan akidah atau dapat
dikatakan membenarkan akidah ............................................................................................. 9
2. Meneguhkan Kemuliaan Manusia dan Hak-Hak Manusia .............................................. 11
a. Meneguhkan Kemuliaan Manusia .................................................................................... 11
b. Menetapkan Hak-Hak Manusia ........................................................................................ 12
c. Meneguhkan Hak-Hak Duafa (Orang-Orang Lemah secara Ekonomi). .......................... 13
C.Kontribusi Paradigma Qurani dalam Menyelesaikan Problem Kehidupan Modern ........ 13
BAB III................................................................................................................................. 13
PENUTUP ............................................................................................................................ 13
A.Kesimmpulan.................................................................................................................... 14
B.Saran ................................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama ditantang untuk bisa hidup eksistensial. Agama pun diharapkan memiliki signifikansi
moral dan kemanusiaan bagi keberlangsungan hidup umat manusia. Secara realistik, tugas
semacam itu masih dibenturkan dengan adanya kehadiran modernitas yang terus menerus
berubah dan menari nari diataspusaran dunia sehingga menimbulkan gesekan bagi agama.

Dalam penampakan dunia yang sangat kompleks ini, peran agama tidak bisa dipandang
sebelah mata. Kehidupan yang sangat dinamis ini merupakan realitas yang tidak bisa
dihindarkan dan perlu direspoon dalam konstruksi pemahaman agama yang dinamis pula.
Tarik menarik antara tradis(agama) dan modernitas menjadi wacana yang masih hangat untuk
selalu diperdebatkan. Ada kesan bahwa agama itu bertolak belakang dengan modernitas.
Setiap zaman akan selalu terjadi reinterpretasi dan reaktualisasi atas ajaran islam yang yang
disesuaikan dengan tingkat pemikiran manusia zaman ini. Nasib agama islam di zaman
modern ini sangat ditentukan sejauh mana kemampuan umat islam merespon secara cepat
tepat tuntutan dan perubahan sejarah yang terjadi di era modern ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman Islam dalam Menghadapin Tantangan Modernisasi
2. Menelusuri Konsep dan Karakteristik Paradigma Qurani
3. Mengapa Paradigma Qurani sangat penting bagi kehidupan modern
4. Bagaimana kontribusi paradigma qurani dalam menyelesaikan problem kehidupan
modern

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Islam dalam Menghadapi Tantangan Modernisasi
Modernisasi selalu terkait dengan liberalisme dan Hak Asasi Manusia. Dua hal ini
adalah anak kandung modernisasi yang tidak bisa ditolak kelahirannya. Makanya ketika
seseorang membicarakan tentang modernisasi, maka pastilah akan membicarakan tentang
liberalisme. Dan di sisi lain juga membicarakan tentang HAM yang secara konseptual
dikaitkan dengan barat yang modern.
Dengan demikian bicara modernisasi juga mesti dikaitkan dengan barat.
Liberalisme sebagai bagian dari proyek modernisasi tentunya merupakan tantangan yang
sangat serius kepada agama. Sebab agama dianggap sebagai perwujudan dari
tradisionalisme yang momot dengan keterbelakangan, ketertinggalan dan kemiskinan
yang sangat kentara. Oleh karena itu ketika masyarakat ingin meninggalkan dunia
tradisionalnya, maka yang pertama diambil adalah liberalisme atau kebebasan untuk
melakukan sesuatu dalam konteks pragmatisme.
Liberalisme kemudian tidak hanya menjadi gaya hidup yang menghinggapi
kebanyakan orang yang ingin dianggap modern akan tetapi juga menjadi pedoman unggul
di dalam semua perilakunya. Ajaran agama yang momot dengan ajaran yang membatasi
kebebasan lalu ditinggalkan dan dianggap sebagai penghalang kemajuan. Agama
dianggap sebagai penyebab ketidakmajuan sebuah masyarakat. Agama dianggap sebagai
candu masyarakat, agama dianggap sebagai kabar angin dari langit dan sebagainya.
Liberalisme juga memasuki kawasan pemikiran agama. Ada banyak pemikiran
tentang penafsiran agama. Ada banyak anak muda yang berusaha untuk menafsirkan
agama dengan konteks sosial yang sedang terjadi. Begitu kentalnya pemahaman tantang
konteks sosial ini, maka teks yang selama ini dianggap penting bahkan seperti
ditinggalkan. Jika ada teks yang dianggapnya sudah tidak relevan dengan zaman, maka
teks itu harus ditinggalkan. Begitulah mereka menafsirkan ajaran agama dalam
framework yang mereka kembangkan.
Menghadapi tantangan liberalisme dan modernisasi ini, maka ada tiga sikap yang
menghinggapi umat Islam, yaitu: menerima tanpa ada kritisisme sedikitpun. Apa yang
ada di barat itulah yang dilakukannya. Apa yang datang dari barat adalah sebuah
kebaikan. Barat adalah identik dengan kemajuan dan kehebatan. Jadi agar menjadi

5
modern maka harus mengikuti seluruh tradisi yang datang dari barat. Kehidupan yang
serba permisif juga menjadi trennya. Lalu menolak apa saja yang datang dari barat.
Semua yang dari barat harus ditolak dan disingkirkan.
Tidak ada kebaikan sedikitpun yang datang dari barat. Sikap ini mendasari
terjadinya berbagai sikap keras atau fundamental di dalam agama. Sikap mengutuk barat
dengan seluruh budayanya adalah sikap yang melazimi terhadap sikap dan tindakan kaum
fundamentalis. Barat harus diperangi dengan segala kekuatan. Tidak ada alasan untuk
tidak memerangi barat yang dianggap sebagai perusak moral dan terjadinya dekandensi
moral di kalangan umat Islam. Pornografi dan pornoaksi, narkoba dan tindakan
permisiveness yang melanda masyarakat dewasa ini harus ditimpakan kepada pengaruh
barat yang tidak bisa dilawan. Maka tidak ada kata lain yang patut digunakan kecuali
“lawan”. Meskipun tidak imbang perlawanan tersebut, akan tetapi kaum fundamentalis
lalu mengembangkan perlawanan melalui teror dan sebagainya.
Kemudian, sikap yang diambil oleh sebagian masyarakat lainnya adalah menerima
dengan sikap kritis. Ada anggapan bahwa ada budaya barat yang positif dan ada budaya
barat yang negatif. Makanya, di dalam tindakan yang diambil adalah dengan mengambil
budaya barat yang positif dan membuang budaya barat yang negatif. Handphone adalah
produk budaya barat yang lebih banyak positifnya. Dengan HP maka jarak tidak lagi
menghalangi orang untuk berkomunikasi satu dengan
lainnya. Bisa orang berbicara tentang hal-hal yang santai sampai urusan bisnis
internasional dihandle dengan teknologi HP tersebut.
Namun demikian, tidak selamanya HP itu positif. Kalau yang disimpan di dalam
HP adalah perkara kemungkaran, maka yang terjadi adalah kejelekan. Akan tetapi kalau
yang disimpan di dalam HP tersebut adalah ayat AL Quran, dan AL Quran itu dibaca
pastilah HP memiliki sifat menguntungkan atau bermanfaat.
Oleh karena itu masyarakat harus memilih mana yang dianggap manfaat dan mana
yang dianggap mudarat. Jadi tetap saja ada yang manfaat dan ada yang mudarat dari
budaya barat yang kita lihat sekarang. Oleh karena itu, maka umat Islam harus cerdas
mengambil sikap di tengah modernisasi yang tidak bisa dilawan. Masyarakat Islam harus
menjadi modern tetapi harus tetap berada di dalam koridor ajaran Islam yang selalu
mengagungkan terhadap penetapan norma-norma yang selalu berguna bagi umat manusia.

6
B. Menelusuri Konsep dan Karakteristik Paradigma Quraniuntuk Menghadapi Kehidupan
Modern

Apa yang dimaksud paradigma? Apa pula yang dimaksudparadigma Qurani?


Mengapa Al-Quran dijadikan paradigma untukmenghadapi berbagai persoalan?
Secara etimologis kata paradigma dari bahasa Yunani yangasal katanya adalah para
dan digma. Para mengandung arti disamping di sebelah dan keadaan lingkungan. Digma
berarti sudutpandang teladan arketif dan ideal. Dapat dikatakan bahwaparadigma adalah cara
pandang, cara berpikir, cara berpikir tentangsuatu realitas. Adapun secara terminologis
paradigma adalah caraberpikir berdasarkan pandangan yang menyeluruh dan
konseptualterhadap suatu realitas atau suatu permasalahan denganmenggunakan teori-teori
ilmiah yang sudah baku, eksperimen, danmetode keilmuan yang bisa dipercaya. Dengan
demikian, paradigm Qurani adalah cara pandang dan cara berpikir tentang suatu realitasatau
suatu permasalahan berdasarkan Al-Quran.
Berikutnya, Mengapa Al-Quran dijadikan paradigma? Semuaorang menyatakan
bahwa ada suatu keyakinan dalam hati orangorangberiman, Al-Quran mengandung gagasan
yang sempurnamengenai kehidupan; Al-Quran mengandung suatu gagasan murniyang
bersifat metahistoris. Menurut Kuntowijoyo (2008), Al-Quransesungguhnya menyediakan
kemungkinan yang sangat besar untukdijadikan cara berpikir. Pengembangan eksperimen-
eksperimen ilmupengetahuan berdasarkan paradigma Al-Quran jelas akanmemperkaya
khazanah ilmu pengetahuan umat manusia. Kegiatan itumungkin bahkan tentu saja akan
menjadi rambahan baru bagimunculnya ilmu-ilmu pengetahuan alternatif.
Premis-premis normative Al-Quran dapat dirumuskan menjadi teori-teori yang
empiris danrasional.Struktur transendental Al-Quran adalah sebuah ide normative filosofis
yang dapat dirumuskan menjadi paradigma teoretis.Paradigma Qurani akan memberikan
kerangka bagi pertumbuhan ilmupengetahuan empiris dan ilmu pengetahuan rasional yang
orisinal, dalam arti sesuai dengan kebutuhan pragmatis masyarakat Islam yaituuntuk
mengaktualisasikan misinya sebagai khalifah di muka bumi.

C. Menanyakan Alasan, “Mengapa Paradigma Quranisangat Penting bagi Kehidupan


Modern?”

Al-Quran bagi umat Islam adalah sumber primer dalam segalasegi kehidupan. Al-
Quran adalah sumber ajaran teologi, hukum,mistisisme, pemikiran, pembaharuan,

7
pendidikan, akhlak dan aspekaspeklainnya. Tolok ukur benar / salah, baik / buruk, dan indah /
jelekadalah Al-Quran. Jika mencari sumber lain dalam menentukan benar /salah, baik /
buruk, dan indah / jelek, maka seseorang diangap tidakkonsisten dalam berislam, suatu sikap
hipokrit yang dalam pandanganAl-Quran termasuk sikap tidak terpuji.
Untuk apa Al-Quran diturunkan? Apa tujuan Al-Quranditurunkan? Yusuf al-
Qardhawi menjelaskan bahwa tujuan diturunkanAl-Quran paling tidak ada tujuh macam,
yaitu: 1) meluruskan akidahmanusia, 2) meneguhkan kemuliaan manusia dan hak-hak
asasimanusia, 3) mengarahkan manusia untuk beribadah secara baik danbenar kepada Allah,
4) mengajak manusia untuk menyucikan rohani,5) membangun rumah tangga yang sakinah
dan menempatkan posisiterhormat bagi perempuan, 6) membangun umat menjadi saksi
ataskemanusiaan, dan ke 7) mengajak manusia agar saling menolong.Sebagian dari tujuan di
atas dijelaskan dalam uraian sebagaiberikut.
1. Meluruskan Akidah Manusia
Secara rinci menjaga akidah itu mencakup aspek-aspek sebagaiberikut.
a. Menegakkan Pokok-Pokok Tauhid
Menegakkan tiang-tiang tauhid sebagai landasanberagama sangat penting eksistensinya sebab
bersikapsebaliknya yaitu syirik merupakan sikap yang sangat tercela,bahkan hukum Islam
memandang syirik sebagai suatu tindakpidana (jarīmah) yang sangat terlarang. Mengapa
syiriktermasuk dosa besar? Sebab dalam syirik ada kezalimanterhadap kebenaran, dan
penyimpangan terhadap kebenaranhakiki, serta ada pelecehan terhadap martabat
kemanusiaanyang mengagungkan dunia atau tunduk kepada sesama makhluk. Itulah
sebabnya Allah berfirman,

“SesungguhnyaAllah tidak akan mengampuni sikap syirik dan Allah akanmengampuni dosa
selain itu bagi siapa saja yang Allahkehendaki.” (QS An-Nisa`/4: 48).

“Jauhilah perbuatan kejiyaitu menyembah berhala, dan jauhi pula berkata palsu, dengan
penuh penyerahan kepada Allah dan tidak bersikapsyirik kepada-Nya. Barang siapa
melakukan syirik kepadaAllah, maka seakan-akan ia terjun dari langit lalu disambarburung,
atau diombang-ambing angin ke tempat yang tidakmenentu.” (QS Al-Hajj/22: 30-31).

8
Al-Quran mengajak manusia beribadah hanya kepadaAllah sementara syirik cenderung
kepada kebatilan dankhurafat. Al-Quran menginformasikan kepada kita bahwa
NabiMuhammad bahkan semua para nabi mengajak kaumnyauntuk beribadah hanya kepada
Allah. Allah berfirman,

“Beribadahlah kepada Allah, tidak ada bagi kamu satu Tuhanpun selain Allah.” (QS Al-
A‟araf/7: 59)
b. Mensahihkan Akidah tentang Kenabian dan Kerasulan, Meluruskan akidah atau dapat
dikatakan membenarkanakidah
1) Menjelaskan keperluan manusia terhadap kenabian dan kerasulan. Allah berfirman,
Tidaklah Kami turunkan al-kitab kepadamu kecuali agarkamu menjelaskan kepada mereka
apa yang merekaikhtilafkan. (QS An-Nahl/16: 64).
Keadaan manusia adalah umat yang satu lalu. Allahmengutus para nabi sebagai pembawa
kabar gembiradan pembawa peringatan, dan Allah menurunkanbersama mereka Al-Kitab
dengan hak agar iamenghukumi apa-apa yang mereka ikhtilafkan. (QS Al-Baqarah/2: 213).
2) Menjelaskan tugas-tugas para rasul khususnya dalam halkabar gembira dan pemberi
peringatan.
Para rasul sebagai pembawa kabar gembira dan pemberiperingatan. (QS An-Nisa`/4: 165).
Para rasul bukanlah Tuhan, bukan pula anak-anak Tuhan,mereka hanyalah manusia biasa
yang dipilih Tuhan untukmenerima wahyu.
Katakanlah Muhammad, sesungguhnya aku (Muhammad)adalah manusia biasa seperti kamu
hanya aku diberi wahyu, sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan yangsatu. (QS Al-
Kahfi/18: 110).
3) Menghilangkan keraguan dari persepsi masyarakat silamtentang penampilan para rasul.
Tidaklah kamu itu melainkan manusia biasa seperti kami.(QS Ibrahim/14: 10).
Seandainya Allah berkehendak, tentu Allah menurunkanmalaikat (sebagai utusan). (QS Al
Mu‟minun/23: 24).
Al-Quran menolak persepsi mereka tentang para rasuldengan firman-Nya sebagai berikut.
Berkatalah kepada mereka rasul-rasul mereka; Tidaklahkami semua kecuali manusia biasa
tetapi Allahmemberikan anugerah kepada siapa saja yang Allahkehendaki dari hamba-
hamba-Nya. (QS Ibrahim/14: 11).

9
Katakanlah kalau di muka bumi ini ada malaikat-malaikatyang berjalan dengan tenang
(seperti manusia), tentuKami akan menurunkan dari langit untuk mereka malaikat
sebagai rasul. (QS Al-Isra`/17: 95).
4) Menjelaskan akibat bagi orang-orang yang membenarkanpara rasul dan akibat bagi orang-
orang yang mendustakanpara rasul.Di dalam Al-Quran ada kisah yang panjang
yangmerupakan bagian dari kisah-kisah para rasul bersamaumat mereka yang ujungnya
kecelakaan bagi orang-orangyang mendustakan para rasul dan keselamatanbagi orang-orang
yang beriman kepada para rasul.
Dan (telah Kami binasakan) Kaum Nabi Nuh tatkalamereka mendustakan para rasul, maka
Kamitenggelamkan mereka dan Kami jadikan mereka sebagaiayat bagi manusia yang lain.
Dan Kami sediakan bagiorang-orang yang berlaku zalim siksa yang menyakitkan.(QS Al-
Furqan/25: 37).
Kemudian Kami selamatkan rasul-rasul Kami dan orang-orangyang beriman. Demikianlah
adalah hak bagi Kamimenyelamatkan orang-orang beriman. (QS Yunus/10:103).
Meneguhkan Keimanan terhadap Akhirat dan Keyakinan AkanAdanya Balasan yang Akan
Diterima di AkhiratInformasi yang diangkat dalam Al-Quran baik dalamayat madaniyyah
maupun makkiyyah bahwa iman terhadapakhirat dan segala sesuatu yang ada di akhirat
berupa hisab,surga, dan neraka adalah bagian dari tujuan diturunkannya Al-Quran.Al-Quran
telah menetapkan beberapa gaya dalamupaya meneguhkan akidah ini dan mensahihkan
akidah ini.
1) Menegakkan argumen-argumen akan terjadinya“pembangkitan” dengan menjelaskan
kekuasaan Allahmengembalikan makhluk sebagaimana semula. Dialahyang memulai
penciptaan kemudian Iamengembalikannya sebagaimana semula dan Ia mudahuntuk
melakukannya. (QS Ar-Rum/30: 27).
2) Mengingatkan manusia akan penciptaan benda-bendayang amat besar sangatlah mudah
bagi Allah, apalagimenghidupkan kembali manusia yang sudah mati,tentunya sesuatu yang
amat mudah bagi Allah. Tidakkahmereka berpikir sesungguhnya Allah, Dialah
yangmenciptakan langit dan bumi, dan tidaklah sulit bagi-Nyamenghidupkan yang sudah
mati, ingatlah sesungguhnyaAllah berkuasa atas segala sesuatu. (QS Al-Ahqaf/46: 33).
3) Menjelaskan hikmah adanya pembalasan di akhiratsehingga jelas ketidaksamaan orang
yang berbuat baikdan yang berbuat buruk, termasuk balasan bagi orangbaik dan orang jahat.
Dengan demikian, tampaklah bahwakehidupan dunia itu hanyalah permainan dan kesia-
siaan.Apakah kamu menyangka bahwa Kami menciptakankamu hanya main-main, dan kamu
tidak akandikembalikan kepada Kami. (QS Al-Mu‟minun/23: 115)
10
Apakah manusia menduga akan ditinggalkan begitu sajasecara sia-sia. (QS Al-Qiyamah/75:
36).
Dan tidaklah Kami ciptakan langit, bumi, dan segala isinyasia-sia: itu adalah sangkaan
orang-orang kafir: nerakawael adalah keberakhiran orang-orang kafir. (QS
Shad/38: 27).
Tidak mungkinlah Kami menjadikan orang-orang berimandan beramal saleh seperti orang-
orang yang berbuatkerusakan atau Kami menjadikan orang-orang bertakwaseperti orang-
orang yang berbuat kerusakan. (QSShad/38: 28).
4) Menjelaskan balasan yang ditunggu oleh orang-orangmukmin yang baik yaitu pahala dan
keridaan, dan balasanyang disediakan bagi orang-orang kafir yaitu siksa dankerugian. Itulah
sebabnya Al-Quran sering menceritakankiamat dan segala kedahsyatannya. Al-Quran
jugamenginformasikan catatan amal yang memuat segalakegiatan manusia baik yang bernilai
maupun yang tidakbernilai (jelek), timbangan, hisab, surga dengan segalakenikmatannya,
neraka dengan segala penderitaannyadan kesinambungan kehidupan manusia secara
jasmanidan rohani di akhirat.
5) Menggugurkan mitologi yang dimunculkan musyrikīnbahwa Tuhan-Tuhan mereka dapat
memberi syafaat padahari Kiamat kelak, begitu juga dugaan ahli kitab bahwaorang-orang
suci mereka dapat memberi syafaat. Inilahyang dibatalkan oleh Islam bahwa sesungguhnya
tidakada syafaat tanpa izin Allah, tidak ada syafaat kecuali bagiorang beriman, dan manusia
tidak akan mendapatkankecuali amalnya sendiri, dan tidak akan pernahmenanggung dosa
orang lain.Orang berdosa tidak akan menanggung dosa orang lain;Dan tidak ada bagi
manusia kecuali apa yang telah iakerjakan. (QS An-Najm/53: 38-39).
Tidak bermanfaat bagi mereka (kuffār) syafaat orangorangyang memberi syafaat. (QS Al-
Muddatstsir/74: 48).
Siapakah yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya kecualiatas izin-Nya. (QS Al-Baqarah/2:
255).
Mereka tidak akan memberi syafaat kecuali kepada orangyang Allah ridai.” (QS Al-
Anbiya`/21: 28).
“Mereka akanmendapatkan apa-apa yang telah mereka kerjakan danTuhanmu tidak akan
berbuat zalim kepada siapa pun. (QSAl-Kahfi/18: 41).
2. Meneguhkan Kemuliaan Manusia dan Hak-Hak Manusia
a. Meneguhkan Kemuliaan Manusia
Al-Quran menguatkan bahwa manusia adalah makhlukmulia. Allah menciptakan Adam
dengan kedua tangan-Nyasendiri. Ia meniupkan roh-Nya kepada Adam, dan Allahmenjadikan

11
Adam sebagai khalifah dan keturunan Adamberperan sebagai pengganti Adam dalam
kekhilafahan.Allah berfirman,

“Dan Kami telah memuliakanketurunan Adam dan Kami bawa mereka (untuk
menguasai)daratan dan lautan, dan Kami rezekikan kepada mereka yangbaik-baik dan Kami
lebihkan mereka atas kebanyakan sebagian yang telah Kami ciptakan.” (QS Al-Isra`/17: 30
b. Menetapkan Hak-Hak Manusia
Dalam upaya menguatkan kemuliaan manusia, padaempat belas abad silam, Al-Quran telah
menetapkan hak-hakasasi manusia sebagaimana yang menjadi “nyanyian”kelompok yang
menamakan diri pejuang hak asasi manusiasekarang ini.Allah menciptakan manusia bebas
berekspresi untukberpikir dan berpendapat. Allah berfirman,

“Katakanlah, „Perhatikanlah apa yang ada di langit danapa yang ada di bumi.‟” (QS
Yunus/10: 101).

“Katakanlah sesungguhnya kami hanyalah member nasihat dengan satu perkara; hendaklah
kamu beramalkarena Allah, berduaan atau sendiri-sendiri, lalu berpikirlah.”(QS Saba/34:
46).
Hak-hak lainnya adalah hak hidup: QS Al-An‟am/6: 151,QS Al-Isra`/17: 33, QS Al-
Ma`idah/5: 31. Hak untuk bekerjadan menjelajahi dunia: QS Al-Mulk/67: 15, QS Al-
Jumu‟ah/62:9-10, QS Al-Baqarah/2: 198. Hak untuk menikmati hasil usahasendiri dengan
halal: QS An-Nisa`/4: 32, QS An-Nisa`/4: 29.Hak memiliki tempat tinggal yang layak: QS
An-Nur/24: 27-28.Hak untuk terjaga darahnya, hartanya, dan hak miliknya: QSAn-Nisa`/4:
29. Hak untuk terjaga harga dirinya dankemuliaannya: QS Al-Hujurat/49: 11. Hak
mempertahankandiri: QS Al-Baqarah/2: 194. Hak mendapatkan keadilan: QSAn-Nisa`/4: 58,
QS Al-Ma`idah/4: 8, QS An-Nisa`/: 105-107.Hak terpenuhi keperluan hidup jika ia memang

12
lemah ataufakir: QS Al-Ma‟arij/70: 24, 25, QS At-Taubah/9: 102. Hakuntuk setuju atau
menolak kepada ulil amri (pemerintah): QSAn-Nisa`/4: 59. Hak menolak kemungkaran: QS
Hud/11: 112,QS Al-Ma`idah/5 78-79, QS Al-Mumtahanah/60: 12, QS Al-Anfal/8: 25, QS
Asy-Syu‟ara`/26/26: 151-152, dan seterusnya.

c. Meneguhkan Hak-Hak Duafa (Orang-Orang Lemah secaraEkonomi).


Al-Quran menetapkan hak-hak manusia secara umumdan Al-Quran secara khusus
mengangkat hak-hak oranglemah agar tidak teraniaya (terzalimi) oleh orang-orang kuatatau
tidak diabaikan oleh para penegak hukum. Sangatbanyak ayat-ayat Al-Quran yang membahas
masalah ini baikayat-ayat makkiyyah maupun ayat-ayat madaniyyah. Andabisa membuka dan
menelaah ayat-ayat Al-Quran, antara lainsebagai berikut ini.
QS Adh-Dhuha/93: 9, QS Al-Muddatstsir/74: 42-44, QSAl-Ma‟un/107: 1-3, QS Al-
Haqqah/69: 32-34, QS Al-Fajr/89:17-18, QS Al-Isra`/17: 34, QS An-Nisa`/4: 10, QS At-
Taubah/9: 60, QS Al-Anfal/8; 41, QS Al-Hasyr/59: 7, QS At-Taubah/9: 103, QS Al-
Baqarah/2: 177, QS Al-Isra`/17: 26, QSAl-Baqarah/2: 215, QS An-Nisa`/4: 36, QS An-
Nisa`/4: 74-76.

C.Kontribusi Paradigma Quranidalam Menyelesaikan Problem Kehidupan Modern

Fakta sejarah bahwa kemajuan, kedamaian,keamanan dan kesejahteraan yang telah


dicapai pada masakeemasan Islam adalah wujud dari aktualisasi Al-Quran sebagaiparadigma
kehidupan. Kemajuan itu kembali akan diraih dan akanmenjadi milik umat Islam, jika umat
Islam sekarang bersikap yangsama terhadap Al-Quran sebagaimana umat pada zaman
keemasanbersikap terhadap Al-Quran yakni menjadikan Al-Quran sebagaiparadigma dan
akhirnya menjadi hidayah dalam segala aspeksekaligus sebagai paradigma pemecahan
problem kehidupannya.
Paradigma Qurani telah berkontribusi dalam mewujudkan kemajuandan kemodernan
pada zaman keemasan Islam yang ditandai dengankemajuan pesat perkembangan Iptek di
dunia Islam, yang berimplikasiterhadap kemajuan di bidang lainnya; ideologi, politik,
ekonomi,budaya, militer, pendidikan, perdamaian, keamanan, kesejahteraandan lainnya.

BAB III
PENUTUP

13
A.Kesimmpulan

B.Saran

DAFTAR PUSTAKA

Hajar, Nopian Artika. 2015. Bagaiman Islam Menghadapi Tantangan Modernisasi.


Konsep-konsep Etika Religius dalam Al-Quran. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
Madjid, Nurcholis. 2008. Islam Kemoderenan dan Keindonesiaan. Bandung: PT Mizan
Pustaka.

14

Anda mungkin juga menyukai