Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN MINI RISET

PENYEHATAN UDARA

PENGUKURAN PARAMETER FISIK UDARA DI LOKASI

PASAR WAGE PURWOKERTO GEDUNG LANTAI 2

Dosen Pengampu : Tri Cahyono, S.KM., M.Si.

Di susun oleh :

Thaharah Octy Winahyu

P1337433117072

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO

PRODI D III KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

TAHUN AJARAN 2017/2018

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Udara mempunyai arti yang sangat penting di dalam kehidupan
mahluk hidup dan keberadaan benda-benda lainnya. Sehingga udara
merupakan sumber daya alam yang harus dilindungi untuk hidup,
kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya. Sumber pencemaran udara
dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri, transportasi,
perkantoran, dan perumahan. Berbagai kegiatan tersebut merupakan
kontribusi terbesar dari pencemar udara yang dibuang ke udara bebas.
Sumber pencemaran udara juga dapat disebabkan oleh berbagai kegiatan
alam, seperti kebakaran hutan, gunung meletus, gas alam beracun, dll.
Dampak dari pencemaran udara tersebut adalah menyebabkan penurunan
kualitas udara, yang berdampak negatif terhadap kesehatan manusia.
Pertumbuhan pembangunan seperti industri, transportasi, dll
disamping memberikan dampak positif namun disisi lain akan
memberikan dampak negatif dimana salah satunya berupa pencemaran
udara dan kebisingan baik yang terjadi didalam ruangan (indoor) maupun
di luar ruangan (outdoor) yang dapat membahayakan kesehatan manusia
dan terjadinya penularan penyakit. Jumlah relatif dari berbagai gas di
udara diukur dengan persentase volume yaitu terdiri dari 78% nitrogen,
21% oksigen, 0,9% argon, 0,03% karbon dioksida 0,01% hidrogen dan gas
lainnya dalam jumlah sedikit.
Menurut Sugiarto (2003), untuk tetap sehat manusia membutuhkan
sekitar 13,5 kg atau 10.000 liter udara bersih setiap hari dan manusia
hanya bisa hidup antara satu sampai dua menit tanpa udara.
Menurut Sukar dkk (2004), sumber pencemaran udara ruangan meliputi
asap dan buangan yang berasal dari biologi seperti pollen, tungau, mould,
serangga, mikroorganisme dan pet allergen. Jika manusia berada di dalam
ruangan dengan sirkulasi lingkungan udara yang buruk, maka perlu
diperhatikan mengenai kualitas udara dan kemungkinan terakumulasinya

2
bahan pencemar seperti oksida nitrogen, karbon monoksida, formaldehid,
dan tidak terkecuali mikroorganisme yang tersebar di udara. Bahan- bahan
yang terakumulasi di udara tersebut dapat menimbulkan efek negatif bagi
kesehatan manusia. Kasus penyakit akibat pencemaran udara dalam
ruangan banyak terjadi terutama di dalam lingkungan kerja. Menurut
Mukono (2003), faktor- faktor yang dapat mempengaruhi pencemaran
udara di atmosfer adalah Kelembaban, Suhu, Sinar matahari, Pergerakan
udara. Oleh karena itu, untuk mendapatkan udara sesuai dengan tingkat
kualitas yang diinginkan maka pengendalian pencemaran udara menjadi
sangat penting untuk dilakukan melalui pengukuran kualitas udara.
B. Tujuan Penulisan
1. Melakukan pengujian fisik kualitas udara di dalam ruangan (indoor).
2. Mengukur kelembaban, suhu, intensitas cahaya, kecepatan angin yang
terdapat di dalam ruangan.
3. Mengidentifikasi kualitas fisik udara di dalam ruangan (indoor)
dengan peralatan yang sudah tersedia.
C. Manfaat
1. Mahasiswa mampu melakukan pengujian fisik kualitas udara.
2. Mahasiswa dapat mengukur tingkat kelembaban, suhu, intensitas
cahaya, dan kecepatan angin.
3. Mahasiswa dapat menentukan kualitas fisik udara di luar ruangan
(outdoor) dengan peralatan yang sudah tersedia.
D. Metode
Dalam praktikum ini meliputi pengukuran tingkat kelembapan,
suhu, intensitas cahaya, dan kecepatan angin yang dilakukan di Pasar
Wage Purwokerto Gedung Lantai 2 menggunakan alat- alat sebagai
berikut :
1. Kelembapan dan Suhu : Thermo-Hygrometer
2. Kelembapan : Hygrometer
3. Suhu : Thermometer
4. Intensitas Cahaya : Luxmeter
5. Kecepatan Angin : Anemometer

3
BAB II
HASIL

A. Gambaran Umum Lokasi


Pasar Wage merupakan salah satu pasar tradisional terbesar di Kota
Purwokerto. Jika sebelumnya berstatus Pasar Induk, kini statusnya berubah
menjadi Pasar Kota. Pasar ini tetap hidup dan ada aktifitas selama 24 jam
setiap harinya. Menempati lahan seluas 1 hektar dan terdiri dari 2 lantai,
Pasar Wage menjadi pusat penjualan ataupun kulakan masyarakat Purwokerto
dan sekitarnya. Sejak dini hari para pedagang sayuran segar dari luar kota
sudah sibuk menata jualan di sini. Meskipun sudah dibuatkan kios-kios untuk
berjualan, tapi masih ada saja beberapa penjual yang menggelar dagangannya
di emperan kios atau pinggir-pinggir jalan dalam pasar. Jika ingin belanja
lebih nyaman sebaiknya naik saja ke lantai 2 yang lebih rapi.
Seperti pasar tradisional pada umumnya, disini juga tersedia semua
kebutuhan rumah sehari-hari mulai dari sayuran, bahan makanan pokok,
pakaian, perhiasan, aksesoris, peralatan dapur, dan banyak lainnya.
Berdampingan dengan pasar tradisional juga terdapat ruko-ruko yang berjajar
rapi di sebelah baratnya. Pengguna ruko ini beberapa diantaranya ada toko
perhiasan emas/perak, toko fashion, toko mainan, toko kelontong, toko
gerabah, ada juga toko daging higienis dengan tempat nyaman, toko
elektronik, toko hp / seluler, beberapa kantor bank dan banyak lainnya. Di
atas jam 9 biasanya semua toko sudah buka dan suasana pasar akan sangat
padat pembeli hingga sore hari. Sedangkan pada malam hari biasanya berjajar
penjaja makanan seperti angkringan dan semacamnya. Beberapa penjual
sayuran juga tetap buka hingga malam hari.
Sejarah Pasar Wage. Pasar yang berada di Kecamatan Purwokerto Timur
ini sebelum pecah perang Diponegoro (tahun 1825-1830) merupakan sebuah
alun-alun kecil yang berada tepat di depan Pendapa Kadipaten. Pemerintahan
kadipaten tersebut dipimpin oleh seorang panglima perang bernama Adipati
Pancurawis. Letak kadipaten yang berada strategis di tengah kota menarik
minat warga Thionghoa untuk berdagang. Mereka menawarkan berbagai

4
dagangnya yang mereka bawa dari negeri asal kepada warga di sekitar
kadipaten. Selain sebagai tempat berteduh, para pedagang Tionghoa ini juga
melakukan sembahyang di teras Kadipaten. Semakin lama, semakin banyak
pedagang asongan yang berjualan di situ sampai akhirnya merambah hingga
alun-alun. Ada pedagang Islam juga (campuran pribumi dan arab), tapi
mayoritas pedagang Tionghoa. Seiring surutnya masa pemerintahan Adipati
Pancurawis, Belanda mengubah bangunan Pendapa Kadipaten khusus untuk
tempat sembahyang warga Thionghoa yang akhirnya dipugar menjadi sebuah
klenteng (sekarang Klenteng Hok Tek Bio). Sedangkan alun-alun yang sudah
terlanjur ramai oleh aktivitas jual beli selanjutnya ditetapkan menjadi sebuah
pasar yang dikenal dengan nama Pasar Wage. Saudagar-saudagar Tionghoa
yang kaya kemudian membuat tempat tinggal di selatan pasar yang dikenal
dengan nama Saudagaran (saat ini Jalan Sudagaran). Sedangkan pedagang
Islam membuat permukiman di sebelah utara Pasar Wage yang dikenal
dengan nama Kauman (sekarang Jalan Kauman Lama).

5
B. Hasil Pengukuran
1. Kelembapan
Hasil Pengukuran Kelembapan pada Pasar Wage Purwokerto Gedung
Lantai 2 adalah:
Titik Pengambilan Kelembaban
Sampel (%)
1 59%
2 58%
3 60%
JUMLAH 177 : 3
Rata – rata 59%

2. Suhu
Hasil Pengukuran Suhu pada Pasar Wage Purwokerto Gedung Lantai 2
adalah :
Titik Pengambilan Sampel Hasil
1 27ᵒC
2 27ᵒC
3 28ᵒC
JUMLAH 85 : 3
Rata – rata 28,3ᵒC

3. Intensitas Cahaya
Hasil Pengukuran Intensitas Cahaya pada Pasar Wage Purwokerto
Gedung Lantai 2 adalah :
Titik Pengambilan Sampel Hasil
1 107 lux
2 105 lux
3 110 lux
JUMLAH 322 : 3
Rata – rata 107 lux

6
4. Kecepatan Arah Angin
Hasil Pengukuran Kecepatan Arah Angin pada Pasar Wage Purwokerto
Gedung Lantai 2 adalah :
Titik Pengambilan Hasil
Sampel
1 0.1 m/s
2 0.3 m/s
3 0.2 m/s
JUMLAH 0,6 : 3
Rata – rata 0.2 m/s

7
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pembahasan Lokasi
Lokasi yang dijadikan sebagai objek pengukuran parameter udara secara
fisika (kelembapan, suhu, intensitas cahaya, kecepatan arah angin) yaitu pada
Pasar Wage Purwokerto gedung lantai 2. Di lokasi tersebut tepat setelah
tangga lantai 2 terdapat eskalator yang sudah tidak berfungsi, pot tanaman
beserta tanaman, tong sampah berada di pojok ruangan dan jika berjalan ke
dalam terdapat ruang pedangan untuk berjualan seperti pasar pada umumnya,
semakin siang suhu semakin panas atau meningkat, diding pada pasar cukup
menyerap panas. Pengukuran parameter udara secara fisika pada ruang
tersebut dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali pengukuran pada 3 titik.

B. Pembahasan Hasil Pengukuran


1. Kelembaban
Kelembaban adalah persentase kandungan uap air di udara disbanding
uap air jenuh pada suhu yang sama. Secara sederhana, kelembapan adalah
banyak sedikitnya uap air yang melayang di udara. Kelembapan erat
kaitannya dengan suhu, namun tidak selalu berbanding lurus antara suhu
dengan kelembapan. Perbandingan suhu dengan kelembapan sangat
fluktuatif tergantung dengan variabel unsure iklim lainnya, seperti radiasi
matahari, tekanan udara,gerakan udara, aktivitas manusia, peralatan
elektronik, perabot, dan linen. Uap air kelembapan udara berasal dari
penguapan air sungai, danau, telaga, penguapan tumbuhan, respirasi
hewan, atau manusia. Kelembapan ruang cenderung berasal dari
penguapan pada air yang merambat/meresap dari lantai, dinding, dan
manusia. Kelembapan ruang sangat dipengaruhi kondisi bahan lantai,
dinding, aktivitas manusia, perabot ruangan, sarana pendukung ruangan,
misalnya AC, ventilasi, pintu, dan jendela. (Tri Cahyono, 2017: 98)

8
Alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban udara disebut
dengan Hygrometer. Sedangkan, alat yang digunakan untuk mengukur
suhu dan kelembaban udara adalah Thermo-Hygrometer.
Ada dua istilah kelembaban udara yaitu :
1. Kelembaban tinggi
Adalah jumlah uap air yang banyak diudara.
2. Kelembapan rendah
Adalah jumlah uap air yang sedikit di udara.

 Metodologi Penelitian
a. Alat dan Bahan :
- Thermo-Hygrometer/Hygrometer
- Pencatat waktu
- Alat tulis
b. Tempat dan Waktu :
- Tempat : Pasar Wage Purwokerto Gedung Lantai 2
- Hari/Tanggal : Selasa, 11 September 2018
- Waktu : 09.00 WIB, 11.00 WIB, 13.00 WIB
c. Cara Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Tentukan titik lokasi pengukuran.
3. Letakkan atau pegang alat setinggi 1 meter di atas permukaan
tanah dengan waktu ± 5 menit per titik lokasi pengambilan
sampel. Namun, jangan sampai tersentuh tangan karena suhu
badan akan mempengaruhi hasilnya.
4. Lihat menunjukkan ke angka berapa jarum suhu dan
kelembaban.
5. Catat dan foto hasil pengukuran.
d. Hasil :
Titik Pengambilan Kelembaban
Sampel (%)
1 59%
2 58%

9
3 60%
JUMLAH 177 : 3
Rata – rata 59%
Berdasarkan praktikum yang telah saya lakukan menggunakan
thermo-hygrometer dengan 3 titik lokasi pengambilan sampel yaitu
dibagian depan, tengah, dan belakang ruangan Pasar Wage
Purwokerto Gedung Lantai 2, hasil rata–rata kelembabannya yaitu
59%. Menurut Peraturan Manteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomer 48 tahun 2016 (NAB : 40% – 60%), maka dikatakan
memenuhi syarat.

2. Suhu
Suhu udara adalah panas dinginnya udara pada lingkungan atmosfer
atau di suatu ruangan. Suhu udara merupakan parameter fisik udara yang
utama dalam kehidupan sehari-hari. Suhu ruangan sangat dipengaruhi
ketinggian dari permukaan air laut, sinar matahari yang masuk ruangan,
kelembapan, distribusi udara dalam ruangan, keberadaan ventilasi,
kepadatan hunian ruang, aktivitas yang ada di ruangan, kegiatan keluar
masuk ruangan, bahan dinding dan lantai serta atap ruangan, peralatan
elektronik dalam ruangan, perabot dan linen yang ada dalam ruangan serta
kondisi suhu di luar ruangan. (Tri Cahyono, 2017: 89)
Satuan suhu ada derajat Celcius (°C), derajat Reamur (°R), derajat
Farenheit (°F), dan derajat Kelvin (°K). Alat yang digunakan untuk
mengukur suhu udara adalah Thermometer.

 Metodologi Penelitian
a. Alat dan Bahan :
- Thermo-Hygrometer/Thermometer
- Pencatat waktu
- Alat tulis
b. Tempat dan Waktu :
- Tempat : Pasar Wage Purwokerto Gedung Lantai 2
- Hari/Tanggal : Selasa, 11 September 2018
- Waktu : 09.00 WIB, 11.00 WIB, 13.00 WIB

10
c. Cara Kerja :
- Siapkan alat dan bahan.
- Tentukan titik lokasi pengukuran.
- Pegang thermometer dibagian ujung atas (pegang bagian tali apabila
ada). Jika menggunakan Thermo-Hygrometer maka letakkan/gantung
alat tersebut pada titik yang akan diukur kelembapannya.
- Tunggu ± 5 menit per titik lokasi pengambilan sampel. Namun,
jangan sampai tersentuh tangan karena suhu badan akan
mempengaruhi hasilnya.
- Catat hasil dan foto hasilnya.
d. Hasil :
Titik Pengambilan Sampel Hasil
1 27ᵒC
2 27ᵒC
3 28ᵒC
JUMLAH 85 : 3
Rata – rata 28,3ᵒC
Berdasarkan praktikum yang telah saya lakukan menggunakan Thermo-
Hygrometer dengan 3 titik lokasi pengambilan sampel yaitu dibagian depan,
tangah, dan belakang ruangan Pasar Wage Purwokerto Gedung Lantai 2,
hasil rata–rata suhunya yaitu 28,3ᵒC. Menurut Peraturan Manteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomer 48 tahun 2016 (NAB : 23ᵒC -26ᵒC) maka
dikatakan tidak memenuhi syarat.

3. Pencahayaan/Intensitas Cahaya
Sumber cahaya memancarkan energi dalam bentuk gelombang
elektromagnetik ke segala arah. Sumber cahaya yang ada di sekitar kita ada
dua, yaitu sumber cahaya alami dari sinar matahari dan sumber cahaya
buatan. Panjang gelombang tampak berukuran antara 300 mμ sampai dengan
780 mμ.
Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efekti. Pencahayaan yang
kuat dapat menyebabkan ruangan memantulkan kembali cahayanya, sehingga
dapat berdampak kesilauan penglihatan. Pengertian kesilauan adalah terang
yang berlebihan pada mata, karena cahaya langsung atau cahaya pantulan

11
maupun keduanya. Pencahayaan yang terlalu rendah dapat berakibat mata
berakomodasi kuat, sehingga cepat lelah. (Tri Cahyono, 2017: 101-102)
Satuan intensitas cahaya adalah lux. Lightmeter atau sering disebut dengan
Luxmeter adalah alat untuk mengukur intensitas cahaya. Semakin besar
intensitas cahaya, maka suhunya juga akan semakin meningkat, sehingga
menurunkan nilai kelembaban (Hariyanto, dkk., 2008).

 Metodologi Penelitian
a. Alat dan Bahan :
- Luxmeter
- Pencatat waktu
- Alat tulis
b. Tempat dan Waktu :
- Tempat : Pasar Wage Purwokerto Gedung Lantai 2
- Hari/Tanggal : Selasa, 11 September 2018
- Waktu : 09.00 WIB, 11.00 WIB, 13.00 WIB
c. Cara Kerja :
- Siapkan alat dan bahan.
- Tentukan titik lokasi pengukuran.
- Perhatikan cuaca dan posisi dalam melakukan praktikum, jangan
sampai terdapat bayangan dari kita.
- Buka tutup luxmeter.
- Tekan tombol ON.
- Pegang alat (Luxmeter) lalu arahkan ke depan.
- Tunggu beberapa saat hingga angka pada display stabil.
- Tekan tombol Hold untuk mengunci hasil pada display sehingga
tidak akan berubah kembali.
- Catat hasilnya dan foto.
d. Hasil :
Titik Pengambilan Sampel Hasil
1 107 lux
2 105 lux
3 110 lux

12
JUMLAH 322 : 3
Rata – rata 107 lux

Berdasarkan praktikum yang telah saya lakukan menggunakan


luxmeter dengan 3 titik lokasi pengambilan sampel yaitu dibagian
depan, tangah, dan belakang Pasar Wage Purwokerto Gedung Lantai
2, hasil rata–rata suhunya yaitu 107 lux. Menurut Peraturan Manteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomer 48 tahun 2016 (NAB : >=150
lux) maka dikatakan tidak memenuhi syarat.

4. Kecepatan Arah Angin


Angin adalah masa udara yang bergerak secara vertikal, horizontal
ataupun diagonal, bervariasi, dan berfluktuasi secara dinamis. Factor
pendorong bergeraknya angin adalah tekanan udara yang dipengaruhi oleh
suhu, sedangkan suhu dipengaruhi adanya sinar matahari atau sumber
panas lainnya. Setelah itu, ventilasi atau kipas angin, exhauster dan AC
ikut berperan dalam mendistribusikan angin ke segala arah. Adanya angin
akan berpengaruh terhadap distribusi kelembapan udara dan partikel yang
ada di udara. Termasuk distribusi mikroorganisme atau kuman dari satu
ruangan ke ruangan lainnya. Adanya angin yang dibawa udara dingin juga
berdampak seseoarang menjadi menggigil, demikian sebaliknya akan
merasa panas jika yang dipindahkan udara panas.
Kecepatan angin dalam ruangan atau gerakan angin dalam ruangan
dapat menyebabkan mikroorganisme atau kuman, debu, uap air akan lebih
bertahan lama mengapung/melayang di udara. (Tri Cahyono, 2017: 120)
Alat yang digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin disebut
Anemometer. Alat ini banyak digunakan dalam bidang meteorologi dan
geofisika. Kata Anemometer berasal dari Yunani anemos, yang berarti
angin. Anemometer ini pertama kali diperkenalkan oleh Leon Battista
Alberti dari Italia pada tahun 1450.

 Metodologi Penelitian
a. Alat dan Bahan :
- Anemometer

13
- Pencatat waktu
- Alat tulis
b. Tempat dan Waktu :
- Tempat : Pasar Wage Purwokerto Gedung Lantai 2
- Hari/Tanggal : Selasa, 11 September 2018
- Waktu : 11.29 WIB
c. Cara Kerja :
- Siapkan alat dan bahan.
- Tentukan titik lokasi pengukuran.
- Aktifkan dan atur anemometer sesuai prosedur.
- Pegang Anemometer kearah datangnya angin.
- Pada saat angin ada, kincir pada Anemometer akan berputar dan
menunjukkan hasilnya.
- Lihat berapa besar kecepatan angin yang ada.
- Catat hasil dan foto hasilnya.
d. Hasil :
Titik Pengambilan Hasil
Sampel
1 0.1 m/s
2 0.3 m/s
3 0.2 m/s
JUMLAH 0,6 : 3
Rata – rata 0.2 m/s
Berdasarkan praktikum yang telah saya lakukan menggunakan
anemometer dengan 3 titik lokasi pengambilan sampel, hasil rata–
rata kecepatan arah anginya yaitu 0,2 m/s. Menurut Peraturan
Manteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer 48 Tahun 2016
(rata – rata 0,15 m/s sd 1,5 m//s), maka dikatakan memenuhi syarat.

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pengukuran yang saya lakukan terhadap pengukuran kualitas
fisik udara di Pasar Wage Purwokerto Gedung Lantai meliputi kelembaban,
suhu, pencahayaan, dan kecepatan angin memiliki kualitas udara yang cukup
baik.
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil kelembapan dan kecepatan angin di
Pasar Wage Purwokerto Gedung Lantai 2 telah memenuhi syarat. Untuk
intensitas cahaya/pencahayaan tergolong kurang baik karena tidak
melebihi/kurang dari standar baku. Kemudian untuk suhu tergolong diatas
batas minimum dari standar baku mutu.

B. SARAN
Pengaruh pencahayaan dapat berdampak pada aktivitas jual beli di Pasar,
karena jika pencahayaan dalam ruangan kurang, mata akan berakomodasi
maksimum sehingga membuat mata cepat lelah. Maka untuk pencahayaan
pada Pasar tersebut perlu ditingkatkan dengan penambahan lampu ruangan
atau penambahan jendela pada ruang baca tersebut supaya cahaya di luar
ruangan dapat masuk.
Sedangkan untuk kelembaban dikatakan sudah memenuhi standar baku
mutu jika kelembapan pada Pasar tinggi akan membawa risiko infeksi saluran
pernapasan dan membantu pertumbuhan mikroorganisme pada lingkungan
sekitar, seperti jamur dan tungau. Maka perlu dilakukan pengontrolan pada
sirkulasi udara dan jendela agar cahaya matahari dapat masuk untuk
membantu mengeringkan area basah. Selain itu dapat juga dibantu dengan
alat dehumidifier yang berfungsi menyerap uap air dari udara sehingga udara
yang dihasilkan mengandung uap air lebih sedikit.

15
DAFTAR PUSTAKA

http:/www.purwokertoguidance.com/shopping/pasar-wage/
http:/www.google.co.id/amp/s/satelitpost.com/regional/sejarah-pasar-wage-
purwokerto-yang-jadi-saksi-bisu-toleransi-saudagar-islam-dan-tionghoa/amp
https://udararuang.wordpress.com/, diakses tanggal 6-11-2017
Cahyono, Tri. 2017. Penyehatan Udara. Yogyakarta: ANDI

16
LAMPIRAN

1. Gambar Pengukuran Suhu dan Kelembapan pada 3 titik.

Titik 1 Titik 2 Titik 3

Cara Kerja Pengukuran Suhu dan Kelembapan :


- Siapkan alat dan bahan.
- Tentukan titik lokasi pengukuran.
- Pegang thermometer dibagian ujung atas (pegang bagian tali apabila
ada). Jika menggunakan Thermo-Hygrometer maka letakkan/gantung
alat tersebut pada titik yang akan diukur kelembapannya.
- Tunggu ± 5 menit per titik lokasi pengambilan sampel. Namun,
jangan sampai tersentuh tangan karena suhu badan akan
mempengaruhi hasilnya.
- Catat hasil dan foto hasilnya.

2. Gambar Pengukuran Pencahayaan pada 3 titik

Titik 1 Titik 2 Titik 3

Cara Kerja Pengukuran Pencahayaan :


- Siapkan alat dan bahan.

17
- Tentukan titik lokasi pengukuran.
- Perhatikan cuaca dan posisi dalam melakukan praktikum, jangan
sampai terdapat bayangan dari kita.
- Buka tutup luxmeter.
- Tekan tombol ON.
- Pegang alat (Luxmeter) lalu arahkan ke depan.
- Tunggu beberapa saat hingga angka pada display stabil.
- Tekan tombol Hold untuk mengunci hasil pada display sehingga
tidak akan berubah kembali.
- Catat hasilnya dan foto.
3. Gambar Pengukuran Kecepatan Arah Angin pada 3 titik :

Titik 1 Titik 2 Titik 3

Cara Kerja :

- Siapkan alat dan bahan.


- Tentukan titik lokasi pengukuran.
- Aktifkan dan atur anemometer sesuai prosedur.
- Pegang Anemometer kearah datangnya angin.
- Pada saat angin ada, kincir pada Anemometer akan berputar dan
menunjukkan hasilnya.
- Lihat berapa besar kecepatan angin yang ada.
- Catat hasil dan foto hasilnya.

18
19

Anda mungkin juga menyukai