A. Epidemiologi
B. Pengertian, Jenis-jenis
1) Pengertian
Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan salah satu Infeksi Saluran
Reproduksi (ISR) yang ditularkan melalui hubungan kelamin. Infeksi saluran
reproduksi merupakan infeksi yang disebabkan oleh masuk dan berkembang
biaknya kuman penyebab infeksi ke dalam saluran reproduksi. Kuman penyebab
infeksi ke dalam saluran reproduksi. Kuman penyebab infeksi tersebut dapat
berupa jamur, virus dan parasit. Meskipun PMS dapat disebabkan oleh kuman
yang berbeda, anmun sering memberikan keluhan dan gejala yang sama. Sebagai
contoh pus (ciran nanah) yang keluar dari saluran kencing laki-laki (uretra) atau
dari liang senggama wanita (vagina) dan borok pada kelamin merupakan keluhan
sekaligus gejala PMS yang umum dijumpai.
2) Penyebab Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) adalah:
a. Sisa kotoran yang tertinggal karena pembasuhan buang air besar yan gkurang
sempurna
b. Kesehatan umum rendah
c. Kurangnya kebersihan alat kelamin, terutama saat mestruasi
d. Perkawinan pada usia terlalu muda dan berganti-ganti pasangan
e. Hubungan seksual dengan penderita infeksi
f. Perlukaan pada saat keguguran, melahirkan, atau perkosaan
g. Kegagalan pelayanan kesehatan dalam sterilisasi alat dan bahan dalam
melakukan pemeriksaan/ tindakan di sekitar saluran reproduksi
3) Jenis-jenis
C. Gejala, Penularan
D. Dampak, Pencegahan
E. Daftar Pustaka
1. Ida Ayu Chandranita Manuaba, Ida Bagus Gde Fajar Manuaba, Ida Bagus Gde
Mnuaba. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. EGC. Jakarta
2. Yulrina Ardhiyanti, Novita Megasar.2015. Bahan Ajar pada Asuhan Kebidanan.
Deepublish. Yogyakarta
1. Pengertian AIDS
Dengan cara hubungan seksual ( sperma dan cairan vagina ), darah atau
produk darah ( luka, jarum suntik dan infus )
Orang yang sudah terinfeksi HIV biasanya sulit dibedakan dengan orang
yang sehat dimasyarakat. Mereka masih melakukan aktivitas seperti biasa,
badan terlihat sehat, dan masih bekerja dengan baik. Untuk sampai pada
fase AIDS seseorang telah terinfeksi HIV akan melewati beberapa fase.
Fase kedua
Umur infeksi 2-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Pada fase ini individu
sudah positif HIV tetapi belum menampakkan gejala sakit. Kemungkinan
mengalami gejala-gejala ringan, seperti flu ( biasanya 2-3 hari dan sembuh
sendiri )
Fase ketiga
Fase ke empat
Sudah masuk pada tahap AIDS. AIDS baru dapat terdiagnosis setelah
kekebalan tubuh sangat berkurang dilihat dari jumlah sel T ( dibawah
2.001 mikro liter ) dan timbul penyakit tertentu yang disebut dengan
infeksi opurtunistik, yaitu
1. Pencegahan HIV/AIDS
2. Gonorea
3. Pengertian
Pada pria
Pada wanita
Apabila penyakit ini didiamkan saja maka akan menjalar pada bagian
rahim dan saluran fallopi yang disebut dengan penyakit radang pelvic
(pelvic inflammatory-PID). Komplikasi pada wanita akan menyebabkan
kemandulan 10% dan juga masalah kehamilan diluar rahim. Apabila
mengenai wanita yang sedang mengandung, bayi yang dilahirkan secara
normal akan beresiko terkena penyakit ini dan sang bayi akan buta.
1. Pencegahan
2. Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal dan oral dengan
orang yang terinfeksi.
3. Pemakaian Kondom dapat mengurangi tetapi tidak dapat
menghilangkan sama sekali risiko penularan penyakit ini
4. Menghindari hubungan seksual sampai pengobatan antibiotik selesai.
5. Sarankan juga pasangan seksual kita untuk diperiksa guna mencegah
infeksi lebih jauh dan mencegah penularan
6. Wanita tuna susila agar selalu memeriksakan dirinya secara teratur,
sehingga jika terkena infeksi dapat segera diobati dengan bena
7. Pengendalian penyakit menular seksual ini adalah dengan
meningkatkan keamanan kontak seks dengan menggunakan upaya
pencegahan
8. Pengobatan
9. Gonore biasanya diobati dengan suntikan tunggal
seftriakson intramuskuler atau dengan pemberian antibiotik per-
oral selama 1 minggu (biasanya diberikan doksisiklin).
10. Pada pasien dewasa pengobatannya dengan Ceftriaxone(Rocephin) 250
mg IM dan doksisiklin 100 mg 2x/hari selama 7 hari
11. Regimen alternatif meliputi pemberian : spektinomisin 2 g IM dan
doksisiklin 100 mg, Siprofloksasin 0,5 g atau norfloksasin 0,8 mg per
oral 1x/hari dam doksisiklin 100 mg, cefotakcim 1 g atau seftrisoksim
0,5 g IM dan doksisiklin 100 mg, probenecid 1 g 1x/hari
12. Jika gonore telah menyebar melalui aliran darah, biasanya penderita
dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotik intravena (melalui
pembuluh darah, infus).
13. Sifilis
14. Pengertian
1. Etiologi
1. Masa inkubasi
Tahap1
9-90 hari setelah terinfeksi. Timbul: luka kecil, bundar dan tidak sakit
chancre- tepatnya pada kulit yang terpapar/kontak langsung dengan
penderita. Chancre tempat masuknya penyakit hampir selalu muncul di
dalam dan sekitar genetalia, anus bahkan mulut. Pada kasus yang tidak
diobati (sampai 1 tahun berakhir), setelah beberapa minggu, chancre
akan menghilang tapi bakteri tetap berada di tubuh penderita.
Tahap2
1-2 bulan kemudian, muncul gejala lain: sakit tenggorokan, sakit pada
bagian dalam mulut, nyeri otot, demam, lesu, rambut rontok dan
terdapat bintil. Beberapa bulan kemudian akan menghilang. Sejumlah
orang tidak mengalami gejala lanjutan.
Tahap3
Dikenal sebagai tahap akhir sifilis. Pada fase ini chancre telah
menimbulkan kerusakan fatal dalam tubuh penderita. Dalam stase ini
akan muncul gejala: kebutaan, tuli, borok pada kulit, penyakit jantung,
kerusakan hati, lumpuh dan gila
1. Cara penularan
Penularan biasanya melalui kontak seksual, tetapi ada beberapa contoh lain
seperti kontak langsung dan kongenital sifilis (penularan melalui ibu ke
anak dalam uterus). Luka terjadi terutama pada alat kelamin eksternal,
vagina, anus, atau di dubur. Luka juga dapat terjadi di bibir dan dalam
mulut, Wanita hamil dengan penyakit ini dapat terbawa ke bayi.
Spirochaeta penyebab sifilis dapat ditularkan dari satu orang ke orang
yang lain melalui hubungan genito-genital (kelamin-kelamin) maupun
oro-genital (seks oral). Infeksi ini juga dapat ditularkan oleh seorang
ibu kepada bayinya selama masa kehamilan.
1. Pencegahan
1. Pengobatan
BAB III
STUDI KASUS
PEMBAHASAN