Anda di halaman 1dari 12

(PMS) Penyakit Menular Seksual

A. Epidemiologi

Penyakit kelamin adalah penyakit yang cara penularannya melalui hubungan


kelamin. Tempat terjangkitnya penyakit tersebut, tidak semata-mata pada alat kelamin
saja, tetapi dapat terjadi di berbagai tempat di luar alat kelmain. Dulu penyakit ini
dikenal dengan nama “Venereal Diseases”, berarti penyakit Dewi cinta menurut versi
Yunani. Yang terdolong penyakit ini adalah sifilis, gonore, ulkus mola,
limfogranuloma venereum, granuloma inginale. Dalam penelitian lebih lanjut
dijumpai bahwa makin bertambah penyakit yang timbul akibat hubungan seksual
sehingga nama penyakit kelamin (venereal diseases) berubah menjadi sexually
transmitted disease (STD) yang dalam bahasa Indonesia menjadi penyakit menular
seksual (PMS). Dari sudut epidemiologi ternyata penyakit menular seksual
berkembang sangat cepat berkaitan dengan pertambahan dan terjadi migrasi
penduduk, bertambahnya kemakmuran, serta terjadi perubahan perilku seksual yang
semakin bebas tanpa batas.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran menyebabkan


diketahuinya bakteri, protozoa, jamur, dan virus sebagai penyebab penyebab penyakit
menular seksual. Sebagian besar penyakit menular seksual tersebut dapat
disembuhkan kecuali acquired immunodefisiency syndrome (AIDS) yang disebabkan
oleh human virus T limfotropik tipe III (HTLV III). Penyakit virus terahkir ini
melumpuhkan semua kemampuan daya tahan tubuh terhadap berbagai bakteri, jamur,
protozoa, dan virus lainnya, sehingga dapat menimbulkan berbagai manifestasi klinis
yang kompleks. Di samping itu penyakit ini masih belum dapat ditemukan
pengobatannya sehingga berakhir dengan kematian yang mengenaskan.

Di Indonesia penyakit ini telah mulai menjalar dengan perkembangan penularan


yang cukup cepat. Tidak dapat disangkal bahwa mata rantai penularan penyakit
menular seksual (PMS) adalah wanita tunasusila (WTS) yang dapat menyusup dalam
kehidupan rumah tangga. Perubahan perilaku seksual telah menyebabkan timbulnya
berbagai maslah yang berkaitan dengan penyakit menular seksual (PMS) dan
kehamilan yang tidak dikehendaki. Bila penyakit menular seksual sebagian besar
dapat diselesaikan dengna pengobatan yang tepat sehingga tidak menimbulkan
penyulit selanjutnya, berbeda dengan kehamilan yang tidak dikehendaki. Masalah
terakhir ini mempunyai dampak yan glebih luas baik biologis, psikologis, sosial,
spiritual, dan etika.

Penyakit menular seksual dapat menimbulkan infeksi akut (mendadak) yang


memerlukan penanganan yang tepat karena dapat menjalar ke alat genetalia bagian
dalam (atas) dan menimbulkan penyakit radang panggul. Pengobatan yang kurang
memuaskan menyebabkan penyakit menjadi menahun (kronis) dengan akibat akhir
rusaknya fungsi alat gentalia bagian dalam sehingga menimbulkan kurang subur atau
mandul.

B. Pengertian, Jenis-jenis
1) Pengertian
Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan salah satu Infeksi Saluran
Reproduksi (ISR) yang ditularkan melalui hubungan kelamin. Infeksi saluran
reproduksi merupakan infeksi yang disebabkan oleh masuk dan berkembang
biaknya kuman penyebab infeksi ke dalam saluran reproduksi. Kuman penyebab
infeksi ke dalam saluran reproduksi. Kuman penyebab infeksi tersebut dapat
berupa jamur, virus dan parasit. Meskipun PMS dapat disebabkan oleh kuman
yang berbeda, anmun sering memberikan keluhan dan gejala yang sama. Sebagai
contoh pus (ciran nanah) yang keluar dari saluran kencing laki-laki (uretra) atau
dari liang senggama wanita (vagina) dan borok pada kelamin merupakan keluhan
sekaligus gejala PMS yang umum dijumpai.
2) Penyebab Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) adalah:
a. Sisa kotoran yang tertinggal karena pembasuhan buang air besar yan gkurang
sempurna
b. Kesehatan umum rendah
c. Kurangnya kebersihan alat kelamin, terutama saat mestruasi
d. Perkawinan pada usia terlalu muda dan berganti-ganti pasangan
e. Hubungan seksual dengan penderita infeksi
f. Perlukaan pada saat keguguran, melahirkan, atau perkosaan
g. Kegagalan pelayanan kesehatan dalam sterilisasi alat dan bahan dalam
melakukan pemeriksaan/ tindakan di sekitar saluran reproduksi

Wanita lebih rentan terinfeksi dibandingkan laki-laki dikarenakan hal berikut:

a. Saluran reproduksi wanita lebih luas permukaannya


b. Saat berhubungan seks, dinding vagina dan leher rahim langsung terpapar
oleh cairan sperma, jika sperma terinfeksi oleh PMS maka wanita tersebut
pun bisa terinfeksi.
c. ISR pada wanita tidak selalu menunjukkan gejala kondisi ini dapat
menyebabkan infeksi meluas jarang dan menimbulkan komplikasi
d. Banyak orang terutama wanita dan remaja enggan untuk mecari pengobatan
karena mereka tidak ingin keluarga atau masyarakat tahu mereka menderita
PMS.
Beberapa hal penting yang perlu diketahui tentang PMS :
a. PMS dapat terjadi pada laki-laki maupun permpuan,
b. Penularan PMS dapat terjadi, walapun hanya sekali melakukan hubunga
seksual tanpa memakai kondom dengan penderita PMS
c. Tidak ad seorang pun yang kebal terhadap PMS
d. Wanita lebih mudah tertular PMS dari pasangannya dibandingkan sebaliknya
karena bentuk alat kelamunya dan luas permukaan yang terpapar oleh air
mani pasangannya.
e. Infeksi atau borok pada alat reproduksi wanita sering tersembunyi dan tidak
mudah terlihat pada kelamin wanita sulit terlihat oleh petugas yang kurang
terlatih.
f. ISR meningkatkan risiko penularan PMS/ HIV/ AIDS pada wanita 10 kali
lebih besar
g. Beberapa PMS mungkin tidak menimbulkan gejala yang berarti pada wanita,
tetapi tetap dapat menularkan penyakit tersebut pada pasangannya,
h. Tanda-tanda dan gejala PMS pada laki-laki biasanya tampak jelas sebagai
luka atau pus tubuh, sehingga pengobatannya tepat dan pada saat yang tepat
pula
i. PMS sering tidak diobati dengan benar sehingga mengakibatkan penularan
dan penderitaan yang berkepanjangan. Kebanyakan PMS dapat diobati bila
pengobatannya tepat dan pada saat yang tepat pula
j. Komlikasi PMS seperti kemandulan dapat dicegah bila PMS segera diobati
k. Belum ada vaksin imunisasi untuk PMS
l. PMS meningkatkan kemungkinan tertular HIV/ AIDS sebanyak 4 kali
Diantara ISR, PMS merupakan penyakit infeksi yang sering ditemukan dan
ditularkan melalui hubungan kelmain. Termasuk di dalam kelompok PMS adalah
gonorhoe, sifilis, ulkus molle, kondiloma akuminata, herpes genetalia dan HIV/
AIDS.
Pada wanita ISR dapat menyebabkan kehmilan diluar kandungan, kemandulan,
kanker leher rahim, kelainan pada janin/ bayi, misalnya bayi berat lahir rendah
(BBLR), infeksi bawaab sejak lahir, bayi lahir mati, dan bayi lahir belum cukup
umu.
Dari semua PMS, HIV/ AIDS merupakan jenis PMS yang paling berbahaya,
karena belum ditemukan pengobatannya dan berahkir dengan kematian bagi
penderitannya.

3) Jenis-jenis
C. Gejala, Penularan
D. Dampak, Pencegahan
E. Daftar Pustaka
1. Ida Ayu Chandranita Manuaba, Ida Bagus Gde Fajar Manuaba, Ida Bagus Gde
Mnuaba. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. EGC. Jakarta
2. Yulrina Ardhiyanti, Novita Megasar.2015. Bahan Ajar pada Asuhan Kebidanan.
Deepublish. Yogyakarta

1. Macam-macam penyakit menular seksual (PMS)


2. HIV/AIDS
3. Pengertian HIV

HIV singkatan dari Human Immunodeficiensy Virus yaitu sejenis virus


yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Virus HIV akan masuk
dalam sel darah putih dan merusaknya sehingga sel darah putih yang
berfungsi sebagai pertahanan terhadap infeksi akan menurun jumlahnya.
Akibatnya sistem kekebalan tubuh menjadi lemah dan penderita mudah
terkena berbagai penyakit. Dimana kondisi ini disebut AIDS.

1. Pengertian AIDS

AIDS singkatan dari Acquired Immune Defeciency Syndrom yaitu


kumpulan gejala penyakit yang didapat akibat menurunnya sistem
kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Ketika individu sudah tidak
memiliki sistem kekebalan tubuh, maka semua penyakit dapat masuk ke
dalam tubuh dengan mudah. Oleh karena itu sistem kekebalan tubuhnya
menjadi sangat lemah maka penyakit yang tadinya tidak berbahaya akan
menjadi sangat lemah

1. Cara penularan HIV

Dengan cara hubungan seksual ( sperma dan cairan vagina ), darah atau
produk darah ( luka, jarum suntik dan infus )

1. Fase/tahapan perubahan HIV/AIDS

Orang yang sudah terinfeksi HIV biasanya sulit dibedakan dengan orang
yang sehat dimasyarakat. Mereka masih melakukan aktivitas seperti biasa,
badan terlihat sehat, dan masih bekerja dengan baik. Untuk sampai pada
fase AIDS seseorang telah terinfeksi HIV akan melewati beberapa fase.

 Fase pertama : masa jendela ( window period )

Pada awal terinfeksi ciri-cirinya belum dapat dilihat meskipun yang


bersangkutan melakukan tes darah, karena pada fase ini sistem antibodi
terhadap HIV belum terbentuk, tetapi yang bersangkutan sudah dapat
menulari orang lain. Masa ini berlangsung 1-6 bulan.

 Fase kedua

Umur infeksi 2-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Pada fase ini individu
sudah positif HIV tetapi belum menampakkan gejala sakit. Kemungkinan
mengalami gejala-gejala ringan, seperti flu ( biasanya 2-3 hari dan sembuh
sendiri )

 Fase ketiga

Mulai muncul gejala-gejala awal penyakit, belum disebut sebagai gejala


AIDS, tetapi sistem kekebalan tubuh mulai berkurang. Gejala yang
berkaitan dengan HIV antara lain :

1. Keringat yang berlebihan di malam hari


2. Diare terus menerus
3. Pembengkakan kelenjar getah bening
4. Flu tidak sembuh-sembuh
5. Nafsu makan berkurang
6. Berat badan menurun

 Fase ke empat

Sudah masuk pada tahap AIDS. AIDS baru dapat terdiagnosis setelah
kekebalan tubuh sangat berkurang dilihat dari jumlah sel T ( dibawah
2.001 mikro liter ) dan timbul penyakit tertentu yang disebut dengan
infeksi opurtunistik, yaitu

 Kanker khususnya kanker kulit yang disebut sarcoma kaposi


 Infeksi paru-paru yang menyebabkan radang paru-paru dan
kesulitan bernapas ( TBC umumnya diderita oleh pengidap AIDS )
 Infeksi usus yang menyebabkan diare parah selama berminggu-
minggu
 Infeksi otak yang menyebabkan kekacauan mental, sakit kepala dan
sariawan

1. Pencegahan HIV/AIDS

 Meningkatkan ketahanan keluarga melalui pesan kunci (ABCDE )

1. Abstinensia : Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah


2. Be faithful : Setia pada pasangan yang sah ( suami-istri)
3. Condom : menggunakan kondom apabila salah satu pasangan
berisiko terkena HIV/AIDS
4. Drugs : hindari pemakaian narkoba
5. Equipment : Mintalah peralatan yang steril

 Pencegahan penularan melalui darah

1. Skrining darah donor dan produk darah


2. Menggunkan alat suntik dan dan alat lain yang stril
3. Berhati-hati pada saat menangani segala hal yang tercemar oleh
darah segar

 Pencegahan penularan dari ibu ke anak

1. Pemeriksaan dan konseling ibu hamil


2. Pemberian obat antiretroviral bagi ibu hamil yang mengidap
HIV/AIDS

 Menjaga kebersihan alat reproduksi


 Memeriksakan diri segera bila ada gejala-gejala HIV/AIDS

2. Gonorea
3. Pengertian

Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan


oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra,
leher rahim, rektum dan tenggorokan atau bagian putih mata
(konjungtiva) dengan masa inkubasi antara 2-10 hari setelah masuk
kedalam tubuh

1. Tanda dan gejala

 Pada pria

1. Rasa nyeri pada saat kencing


2. Keluarnya nanah kental berwarna kuning kehijauan
3. Ujung penis berwarna merah dan bengkak

 Pada wanita

1. Keputihan kental berwarna kekuningan


2. Rasa nyeri dirongga panggul
3. Komplikasi
4. Bartholinitis
5. PID
6. Infertilitas
7. KET
8. Infeksi mata pada bayi yang baru dilahirkan dan dapat mengakibatkan
kebutaan
9. Rentan terhadap penyakit HIV

Apabila penyakit ini didiamkan saja maka akan menjalar pada bagian
rahim dan saluran fallopi yang disebut dengan penyakit radang pelvic
(pelvic inflammatory-PID). Komplikasi pada wanita akan menyebabkan
kemandulan 10% dan juga masalah kehamilan diluar rahim. Apabila
mengenai wanita yang sedang mengandung, bayi yang dilahirkan secara
normal akan beresiko terkena penyakit ini dan sang bayi akan buta.

1. Pencegahan
2. Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal dan oral dengan
orang yang terinfeksi.
3. Pemakaian Kondom dapat mengurangi tetapi tidak dapat
menghilangkan sama sekali risiko penularan penyakit ini
4. Menghindari hubungan seksual sampai pengobatan antibiotik selesai.
5. Sarankan juga pasangan seksual kita untuk diperiksa guna mencegah
infeksi lebih jauh dan mencegah penularan
6. Wanita tuna susila agar selalu memeriksakan dirinya secara teratur,
sehingga jika terkena infeksi dapat segera diobati dengan bena
7. Pengendalian penyakit menular seksual ini adalah dengan
meningkatkan keamanan kontak seks dengan menggunakan upaya
pencegahan
8. Pengobatan
9. Gonore biasanya diobati dengan suntikan tunggal
seftriakson intramuskuler atau dengan pemberian antibiotik per-
oral selama 1 minggu (biasanya diberikan doksisiklin).
10. Pada pasien dewasa pengobatannya dengan Ceftriaxone(Rocephin) 250
mg IM dan doksisiklin 100 mg 2x/hari selama 7 hari
11. Regimen alternatif meliputi pemberian : spektinomisin 2 g IM dan
doksisiklin 100 mg, Siprofloksasin 0,5 g atau norfloksasin 0,8 mg per
oral 1x/hari dam doksisiklin 100 mg, cefotakcim 1 g atau seftrisoksim
0,5 g IM dan doksisiklin 100 mg, probenecid 1 g 1x/hari
12. Jika gonore telah menyebar melalui aliran darah, biasanya penderita
dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotik intravena (melalui
pembuluh darah, infus).
13. Sifilis
14. Pengertian

Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema


pallidum. Penyakit ini sangat kronis, bersifat sistemik dan menyerang
hampir semua alat tubuh.

1. Etiologi

Sifilis disebabkan oleh Treponema Pallidum. Treponema Pallidum


termasuk golongan Spirochaeta dan genus treponema yang berbentuk
seperti spiral dengan panjang antara 5- 20 mikron dan lebar 0,1- 0,2
mikron, mudah dilihat dengan mikroskop lapangan gelap akan nampak
seperti spiral yang bisa melakukan gerakan seperti rotasi. Organisme ini
bersifat anaerob mudah dimatikan oleh sabun, oksigen, sapranin,
bahkan oleh Aquades. Didalam darah donor yang disimpan dalam
lemari es Treponema Pallidum akan mati dalam waktu tiga hari tetapi
dapat ditularkan melalui tranfusi mengunakan darah segar.

1. Tanda dan gejala

 Stadium I ( fase primer ) : 2-4 minggu, adanya erosi, ulkus


 Stadium II ( fase sekunder ) : 6-14 minggu. Gejala adalah merasa tidak
enak badan (malaise), kehilangan nafsu makan, mual, lelah, demam
dan anemia
 Stadium III ( fase laten ) 3-10 th

1. Masa inkubasi

Tahap1
9-90 hari setelah terinfeksi. Timbul: luka kecil, bundar dan tidak sakit
chancre- tepatnya pada kulit yang terpapar/kontak langsung dengan
penderita. Chancre tempat masuknya penyakit hampir selalu muncul di
dalam dan sekitar genetalia, anus bahkan mulut. Pada kasus yang tidak
diobati (sampai 1 tahun berakhir), setelah beberapa minggu, chancre
akan menghilang tapi bakteri tetap berada di tubuh penderita.
Tahap2
1-2 bulan kemudian, muncul gejala lain: sakit tenggorokan, sakit pada
bagian dalam mulut, nyeri otot, demam, lesu, rambut rontok dan
terdapat bintil. Beberapa bulan kemudian akan menghilang. Sejumlah
orang tidak mengalami gejala lanjutan.
Tahap3
Dikenal sebagai tahap akhir sifilis. Pada fase ini chancre telah
menimbulkan kerusakan fatal dalam tubuh penderita. Dalam stase ini
akan muncul gejala: kebutaan, tuli, borok pada kulit, penyakit jantung,
kerusakan hati, lumpuh dan gila

1. Cara penularan

Penularan biasanya melalui kontak seksual, tetapi ada beberapa contoh lain
seperti kontak langsung dan kongenital sifilis (penularan melalui ibu ke
anak dalam uterus). Luka terjadi terutama pada alat kelamin eksternal,
vagina, anus, atau di dubur. Luka juga dapat terjadi di bibir dan dalam
mulut, Wanita hamil dengan penyakit ini dapat terbawa ke bayi.
Spirochaeta penyebab sifilis dapat ditularkan dari satu orang ke orang
yang lain melalui hubungan genito-genital (kelamin-kelamin) maupun
oro-genital (seks oral). Infeksi ini juga dapat ditularkan oleh seorang
ibu kepada bayinya selama masa kehamilan.

1. Pencegahan

 Tidak berganti-ganti pasangan


 Berhubungan seks yang aman dengan menggunakan kondom dan harus
selektif memilih pasangan
 Menghindari penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan transfusi
darah yang sudah terinfeksi

1. Pengobatan

Sifilis dapat diobati dengan penisilin atau antibiotik lainnya. Menurut


statistik, perawatan dengan pil kurang efektif dibanding perawatan
lainnya, karena pasien biasanya tidak menyelesaikan pengobatannya.
Cara terlama dan masih efektif adalah dengan penyuntikan procaine
penisilin secara IM (procaine untuk mengurangi rasa sakit).
Orang yang kontak dengan pasien sifilis dini ( primer, sekunder dan laten )
harus diobati dengan salah satu regimen berikut :

 Benzathin penisilin G 24 U secara IM


 Tetrasiklin hidroklorid 500 mg 4x/hari atau doksisiklin 100 mg 2x/hari
selama 14 hari
 Eritromisin 500 mg 4x/hari selama 15 hari ( jika alergi penisilin,
tetrasiklin)

BAB III

STUDI KASUS

Seorang perempuan bekerja sebagai wanita tuna susila berusia 32 tahun


masuk Rumah sakit dengan keluhan : demam, badan lemah, nafsu makan
berkurang, timbul bercak gatal diseluruh tubuh dan diare dialami sejak
beberapa bulan yang lalu, dari hasil pemeriksaan BB ibu menurun sampai
dengan 15 kg, TTV :TD 90/60 mmhg, N: 76x/menit, P: 18x/menit, S: 38°c
BAB IV

PEMBAHASAN

Dari kasus diatas dapat disimpulkan diagnosanya adalah AIDS karena


dapat dilihat dari gejala-gejala yang dialami oleh pasien seperti demam,
badan lemas,nafsu makan berkurang, bercak diseluruh tubuh diare yang
berkepanjangan. Dari hasil pemeriksaan berat badan ibu mengalami
penurunan yang drastis. Di Diagnosa AIDS karena kalau ditemukan 2
gejala utama dan 1 gejala minor. Gejala utama seperti demam > 3 bulan,
diare > 1 bulan, penurunan berat badan, sedangkan gejala minor seperti
batuk kronis > 1 bulan, infeksi candida mulut/tenggorokan dan bercak
diseluruh tubuh.

Rencana tindakan ( intervensi ) kasus diatas :

1. Berikan penjelasan mengenai kondisi/keadaannya

Rasional : dengan penjelasan yang diberikan pada ibu tentang kondisinya


sehingga ibu akan mengerti
2. Lakukan pemeriksaan LAB( pemeriksaan ELIZA dan WB )

Rasional : Pemeriksaan antibodi HIV dengan pemeriksaan imunosorben


terkait enzim ELIZA. Dan untuk memperkuat diagnosa jika hasilnya (+)
maka dilanjutkan dengan pemeriksaan WB

3. Berikan HE mengenai meningkatkan ketahanan keluarga dengan


setia pada pasangan dan selalu menjaga kebersihan alat reproduksi

Rasional : dengan memberikan konseling/pemahaman maka pasien akan


menjaga personal hygine yang sangat pentik untuk mencegah terjadinya
infeksi yang berkelanjutan.

4. Berikan support/semangat kepada pasien

Rasional : agar ibu lebih optimis menghadapi penyakit yang dialaminya

5. Berikan obat anti retroviral ( ART)

Rasional : ART merupakan obat untuk menghambat perkembangan


penyakit HIV/AIDS . Obat ini bekerja dengan menjaga agar jumlah virus
HIV tetap rendah di dalam tubuh. Sehingga menghentian proses
pelemahan sistem imun dan memberi waktu agar sistem imun dapat
memulihkan diri setelah dirusak oleh HIV.

6. Lakukan follow up setiap hari

Rasional : untuk memantau perkembangan serta keadaan dan kesehatan


ibu.

Anda mungkin juga menyukai