Anda di halaman 1dari 15

KAJIAN KARAKTERISTIK EDIBLE FILM PATI HANJELI

(Coix lacyma–jobi L.) DENGAN PENGARUH KONSENTRASI


PEMLASTIS SORBITOL DAN KONSENTRASI PENSTABIL
CMC.

ARTIKEL

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Tugas Akhir


Program Studi Teknologi Pangan

Oleh :
Astria Pangesti Rahayu
123020239

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2016
Astria Pangesti Rahayu (123020239)
KAJIAN KARAKTERISTIK EDIBLE FILM PATI HANJELI (Coix lacyma–jobi L.) DENGAN
PENGARUH KONSENTRASI PEMLASTIS SORBITOL DAN KONSENTRASI PENSTABIL
CMC.

KAJIAN KARAKTERISTIK EDIBLE FILM PATI HANJELI (Coix


lacyma–jobi L.) DENGAN PENGARUH KONSENTRASI PEMLASTIS
SORBITOL DAN KONSENTRASI PENSTABIL CMC.

Astria Pangesti Rahayu *)


Dr. Ir. Hj. Hasnelly, MSIE. **), dan Ir. Hj. Ina Siti Nurminabari, MP. ***)
*)Mahasiswa Jurusan Teknologi Pangan Universitas Pasundan, Bandung
**)Dosen Pembimbing Utama, ***)Dosen Pembimbing Pendamping

ABSTRACT
The purpose of this research is to study the characteristics of the edible film of starch
hanjeli. The first step of the research is to make starch hanjeli and choice of plasticizers (sorbitol,
glycerol, and beeswax) with a tensile strength test and the percent extension (elongation). The
results of tensile strength test and the percent extension showed the best results in the plasticizer
sorbitol. The second step is to make edible film of starch hanjeli with the addition of plasticizers
and stabilizers sorbitol CMC.
This study uses a randomized block design (RAK) with a 3x3 factorial design with three
replications. The first factor is the concentration of plasticizer sorbitol (P) consisting of p1 (1%),
p2 (2%), and p3 (3%). The second factor is the concentration of CMC (S) consisting of s1 (1%), s2
(2%), and s3 (3%). Data were analyzed with ANOVA and DUNCAN test with a further 5%
confidence interval.
The results showed that the concentration of sorbitol as a plasticizer and concentration of
CMC as stabilizing effect on the characteristics of edible starch films hanjeli and interactions
occurred on the water content and speed of edible film soluble starch hanjeli. The results of the
analysis have the best characteristics of edible film that is p1s1 has a value of 10.651 MPa tensile
strength, percent elongation of 54% and a water vapor transmission rate of 121.4676 (g / m2 /
24h), p2s3 has a value of 4.152 MPa tensile strength, percent elongation by 40.7% and the water
vapor transmission rate of 110.9091 (g / m2 / 24h).

Keywords: Edible Film, Hanjeli, Starch, Sorbitol and CMC.

I. PENDAHULUAN kemasan yang dapat didaur ulang dan dapat


dihancurkan secara alami. Plastik
1.1. Latar Belakang biodegradable adalah suatu bahan dalam
Bahan pengemas adalah suatu material kondisi tertentu, waktu tertentu mengalami
yang berfungsi untuk membungkus atau perubahan dalam struktur kimianya, yang
mengemas bahan pangan. Salah satu bahan mempengaruhi sifat-sifat yang dimilikinya
pengemas yang sering digunakan adalah oleh pengaruh mikroorganisme (bakteri,
plastik yang selain mengandung bahan kimia jamur, algae).
yang cukup berbahaya, penggunaannya juga Edible film merupakan alternatif
telah banyak menyumbangkan limbah yang sebagai bahan kemasan yang ramah
sulit diuraikan. Meningkatnya kesadaran lingkungan karena sifatnya yang
masyarakat akan masalah kesehatan dan biodegradable dan dapat dimakan sehingga
lingkungan memicu kenaikan permintaan tidak mencemari lingkungan. Walaupun tidak
kemasan yang bersifat biodegradable serta dimaksudkan untuk menggantikan secara
dapat dikonsumsi yang mampu menjamin total kemasan dari bahan sintetik, akan tetapi
keamanan produk pangan (Basuki et al., keunggulan dari edible film yaitu dapat
2014). dimakan, biokompatibilitas, tidak beracun,
Secara umum kemasan plastik tidak menyebabkan polusi, memiliki sifat
biodegradable diartikan sebagai pembungkus sebagai penghambat transfer massa (uap air,

1
Astria Pangesti Rahayu (123020239)
KAJIAN KARAKTERISTIK EDIBLE FILM PATI HANJELI (Coix lacyma–jobi L.) DENGAN
PENGARUH KONSENTRASI PEMLASTIS SORBITOL DAN KONSENTRASI PENSTABIL
CMC.

oksigen dan zat terlarut) dan harganya murah akan mengakibatkan penyusutan sebagai
(Vasconez et al., 2009 dalam Marpongahtun, akibat dari lepasnya air, sehingga gel akan
2013) membentuk film yang stabil (Careda et al.,
Komponen utama penyusun edible 2000 dalam Wahyu, 2009).
film ada tiga kelompok yaitu hidrokoloid, Namun penggunaan bahan tunggal
lemak, dan komposit (Rodriguez, 2006). pada edible film seperti pati masih
Salah satu bahan utama yang digunakan menyisakan beberapa kekurangan
dalam pembuatan edible film ini yaitu pati diantaranya adalah sifat rapuh dan kaku. Oleh
yang termasuk kelompok hidrokoloid, yang karena itu perlu ditambahkan bahan
merupakan bahan yang mudah didapat, tambahan yaitu pemlastis.
harganya murah, serta jenisnya beragam di (Huri dan Nisa, 2014).
Indonesia (Setiani et al., 2013). Pemlastis merupakan bahan yang
Pati merupakan homopolimer glukosa ditambahkan ke dalam suatu bahan
dengan ikatan α-glikosidik. Pati terdiri dari pembentuk film untuk meningkatkan
dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air fleksibilitasnya, karena dapat menurunkan
panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan gaya intermolekuler sepanjang rantai
fraksi tidak larut disebut amilopektin polimernya, sehingga film akan lentur ketika
(Winarno, 2002). dibengkokkan Garcia et al. dalam Rodriguez
Edible film yang dibuat dari et al. (2006). Menurut Damat (2008),
hidrokoloid seperti pati memiliki beberapa karakteristik fisik edible film dipengaruhi
kelebihan, diantaranya baik untuk melindungi oleh jenis bahan serta jenis dan konsentrasi
produk terhadap oksigen, karbondioksida dan pemplastis.
lipid, serta memiliki sifat mekanis sesuai Jenis pemlastis yang dapat digunakan
dengan yang diinginkan. Sedangkan dalam pembuatan edible film adalah gliserol,
kekurangannya yaitu film dari pati kurang lilin lebah, dan sorbitol (Julianti dan
baik dalam hal barrier terhadap migrasi uap Nurminah, 2007).
air (Doonhowe dan Fennema, 1994). Penambahan bahan penstabil
Hanjeli merupakan salah satu bertujuan untuk memperbaiki sifat-sifat fisik
tumbuhan biji-bijian yang memiliki dari edible film yang akan dihasilkan.
kandungan karbohidrat (pati) yang cukup Penstabil yang banyak digunakan salah
tinggi yaitu sebesar 58,3-77,2% yang satunya adalah Carboxy Methyl Cellulose
berpotensi sangat baik untuk menjadi bahan (CMC). CMC merupakan bahan penstabil
baku dalam pembuatan edible film. (Wua et yang memiliki daya ikat yang kuat dan
al., 2007 dalam Asaf et al., 2013). berperan untuk meningkatkan kekentalan dan
Menurut (Nurmala, 2013), apabila memperbaiki tekstur pembentuk film.
hanjeli ini bisa memasyarakat dengan harga Karakteristik fisik yang menentukan
mendekati harga beras yang cukup untuk kualitas dan penggunaan edible film antara
konsumen, petani tidak keberatan. Mereka lain ketebalan, pemanjangan (elongation),
sudah mendapat untung apabila dilihat dari dan kekuatan tarik (tensile strength).
biaya usaha tani, apalagi budi daya hanjeli Ketebalan menentukan ketahanan film
tidak seintensif padi. Sehingga, apabila terhadap laju perpindahan uap air, gas, dan
hanjeli ini sudah tersosialisasikan dengan senyawa volatil lainnya. Pemanjangan
baik di masyarakat, hanjeli ini kedepannya menunjukkan kemampuan rentang edible film
akan menjadi salah satu solusi dalam yang dihasilkan. Kekuatan peregangan
meningkatkan ketahanan pangan dan (tensile strength) merupakan tarikan
diversifikasi pangan menuju ketahanan maksimum yang dapat dicapai sampai film
pangan mandiri. tetap bertahan sebelum putus/sobek, yang
Edible film berbasis pati menggambarkan kekuatan edible film
pembuatannya menggunakan prinsip (Krochta, 1992, dalam Prihatiningsih, 2000).
gelatinisasi. Dengan adanya penambahan Pada dasarnya penggunaan edible film
sejumlah air dan dipanaskan pada suhu yang tergantung dari karakteristik produk yang
tinggi, maka akan terjadi gelatinisasi. akan dikemas,. Dari kajian karakteristik
Gelatinisasi mengakibatkan ikatan amilosa edible film pati hanjeli ini dapat ditentukan
akan cenderung saling berdekatan karena sifat fisik edible film yang dijadikan acuan
adanya ikatan hidrogen. Proses pengeringan

2
Astria Pangesti Rahayu (123020239)
KAJIAN KARAKTERISTIK EDIBLE FILM PATI HANJELI (Coix lacyma–jobi L.) DENGAN
PENGARUH KONSENTRASI PEMLASTIS SORBITOL DAN KONSENTRASI PENSTABIL
CMC.

disesuaikan dengan produk yang akan makanan (film) yang berfungsi sebagai
dikemas. penghalang atau (barrier) terhadap massa
(misalnya, kelembaban, oksigen, cahaya,
1.2. Identifikasi Masalah lipida, zat terlarut) dan sebagai penghambat
Berdasarkan uraikan latar belakang di bakteri untuk meningkatkan penanganan
atas, maka masalah yang dapat diidentifikasi suatu makanan (Krochta, 1992 dalam Alam et
adalah : al., 2013).
1. Bagaimana pengaruh konsentrasi Komponen utama penyusun edible
pemlastis sorbitol terhadap film dikelompokkan menjadi tiga kelompok
karakteristik edible film pati hanjeli yaitu hidrokoloid, lipid dan komposit
? (campuran). Kelompok hidrokoloid yang
2. Bagaimana pengaruh konsentrasi banyak digunakan adalah protein (gelatin,
penstabil CMC terhadap kasein, protein kedele, protein jagung dan
karakteristik edible film pati hanjeli gluten gandum) dan karbohidrat (pati, alginat,
? pektin, gum arab dan modifikasi karbohidrat
3. Bagaimana pengaruh interaksi lainnya), lipid yang digunakan misalnya
antara konsentrasi pemlastis sorbitol lilin/wax, asilgliserol dan asam lemak.
dan konsentrasi penstabil CMC Sedangkan komposit adalah bahan yang
terhadap karakteristik edible film didasarkan pada campuran hidrokolid dan
pati hanjeli ? lipid (Donhowe and Fennema, 1994).
Edible film hidrokoloid (pati)
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian umumnya bersifat getas dan kurang elastis,
Maksud dari penelitian adalah untuk sehingga perlu ditambahkan pemlastis untuk
menjadikan pati hanjeli sebagai bahan baku meningkatkan keplastisan, mengurangi resiko
dalam pembuatan edible film serta pecah, sobek, hancurnya edible film yang
menetapkan konsentrasi pemlastis sorbitol terbentuk dan meningkatkan fleksibilitas film
dan konsentrasi penstabil CMC terhadap (Krochta, 1997).
karakteristik edible film pati hanjeli. Menurut Murni et al., (2013),
Tujuan penelitian ini adalah untuk peningkatan jumlah sorbitol menaikkan
mengetahui pengaruh konsentrasi pemlastis kelarutan edible film, hal ini disebabkan
sorbitol dan konsentrasi penstabil CMC serta sorbitol bersifat hidrofilik yang akan
interaksi antara keduanya terhadap menaikkan kelarutan. Kenaikan jumlah
karakteristik edible film pati hanjeli. sorbitol menurunkan tensile strength,
dikarenakan penambahan pemlastis
1.4. Manfaat Penelitian menurunkan gaya intermolekuler dari bahan
Manfaat yang dapat diperoleh dari penyusun polimer, sehingga polimer menjadi
penelitian adalah dapat menemukan bahan lentur, tidak kaku.
baku lain dalam pembuatan edible film Menurut hasil penelitian Wijayanti,
khususnya dari pati hanjeli, diharapkan dapat (2015), menunjukkan bahwa penambahan
memberikan alternatif penggunaan bahan konsentrasi sorbitol memberikan pengaruh
kemasan yang dapat memudahkan nyata (α=0.05) terhadap edible film tepung
penanganan makanan dan berfungsi garut dari semua parameter yaitu kadar air,
melindungi makanan dari kerusakan fisik, ketebalan, tensile strength, elongasi, transmisi
kimia, dan mikrobiologi, serta aman bagi uap air, dan warna. Perlakuan terbaik
lingkungan karena dapat terdegradasi secara menggunakan metode multliple atribut
biologis dan didapatkan formulasi dengan menekankan sifat kimia, fisik dan
konsentrasi pemlastis sorbitol dan konsentrasi mekanik diperoleh pada perlakuan
penstabil CMC terbaik pada pembuatan penambahan sorbitol 1%.
edible film pati hanjeli. Menurut Sari et al., (2013),
konsentrasi pati ganyong 2% w/v, konsentrasi
1.5. Kerangka Pemikiran sorbitol 2% w/w memiliki nilai kuat tarik
Edible film merupakan suatu lapisan 2,03 kgf/cm , persen pemanjangan 20,62%,
tipis yang dibuat dari bahan yang dapat dan ketebalan 0,04 mm.
dimakan, dibentuk untuk melapisi makanan Menurut Tasha, (2015), perlakuan
(coating) atau diletakkan diantara komponen terpilih dari penelitian utama adalah edible

3
Astria Pangesti Rahayu (123020239)
KAJIAN KARAKTERISTIK EDIBLE FILM PATI HANJELI (Coix lacyma–jobi L.) DENGAN
PENGARUH KONSENTRASI PEMLASTIS SORBITOL DAN KONSENTRASI PENSTABIL
CMC.

packaging dengan formulasi pati sorgum 2% Menurut Kristanoko, (1996), film


dengan penambahan CMC 2% dan gliserol yang dihasilkan untuk beberapa karakteristik
1% dengan nilai kuat tarik 1,7272 MPa dan fisik tertentu sangat dipengaruhi oleh
persen elongasi 93,504% serta laju transmisi konsentrasi CMC dan sorbitol yang
uap air sebesar 616,226 g/m2/24h. ditambahkan. CMC meningkatkan kadar air,
Menurut Sinaga et al., (2014), variasi ketebalan, tensile strength, % elongasi, dan
penambahan volume gliserol (1% , 2%, dan 3 Water Vapor Transmision Rate (WVTR),
%) Penambahan volume gliserol berpengaruh Sorbitol meningkatkan kadar air, ketebalan,
terhadap nilai kekuatan tarik dan % elongation dan Water Vapor Transmision
pemanjangan saat putus dari edible film yang Rate (WVTR). Hanya tensile strength yang
dihasilkan. Seiring bertambahnya volume rnenjadi turun.
gliserol maka nilai kekuatan tarik akan
semakin menurun, sebaliknya nilai 1.6. Hipotesis Penelitian
pemanjangan saat putus akan semakin Hipotesis berdasarkan data diatas,
meningkat. Edible film terbaik pada maka diduga pengaruh konsentrasi pemlastis
penelitian ini adalah edible film dengan sorbitol dan konsentrasi penstabil CMC serta
penambahan 1% gliserol yang menghasilkan interaksi antara konsentrasi pemplastis
kekuatan tarik 18,4992 MPa dan nilai sorbitol dan konsentrasi penstabil CMC
pemanjangan saat putus 2,1290 %. memiliki pengaruh terhadap karakteristik
Menurut Herawan et al., (2015), edible film pati hanjeli.
konsentrasi lilin lebah berpengaruh terhadap
nilai kuat tarik edible film dan daya serap air 1.7. Tempat dan Waktu Penelitian
pada edible film yaitu semakin banyak Tempat penelitian dilakukan di
konsentrasi yang ditambahkan, edible film Laboratorium Teknologi Pangan Universitas
semakin rapuh dan daya serap terhadap air Pasundan Bandung dan Laboraturium
semakin kecil. Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI)
Menurut Sari et al., (2008), pengaruh Bandung.
penambahan lilin lebah pada pembuatan
edible film yaitu, semakin banyak jumlah lilin II. BAHAN, ALAT, DAN METODE
lebah yang ditambahkan pada pembuatan PENELITIAN
edible film maka kadar air, kuat tarik, dan
persen perpanjangan akan menurun, 2.1. Bahan dan Alat Penelitian
sedangkan ketebalan edible film akan Bahan baku utama yang digunakan
semakin bertambah. dalam penelitian ini adalah hanjeli dalam
Penambahan bahan penstabil pada bentuk beras yang diperoleh dari Pasar
pembuatan edible film pati hanjeli bertujuan Kosambi Bandung, aquadest, gliserol,
untuk memperbaiki sifat-sifat fisik dari edible sorbitol, lilin lebah dan CMC sebagai
film yang akan dihasilkan meliputi kuat tarik, penstabil.
persen elongasi dan laju transmisi uap air. Alat yang digunakan pada penelitian
CMC dipilih sebagai bahan penstabil pada ini adalah neraca analitik, chopper, screen
pembuatan edible film pati hanjeli karena standar Tyler 100 mesh, pH meter, gelas
CMC mudah mengikat air sehingga dapat ukur, gelas kimia, pipet tetes, magnetic stirer,
mencegah sineresis dan membentuk jaringan plat kaca (20 x 20 cm), plastik, tunnel dryer,
matriks edible film yang semakin kuat, termometer, dan batang pengaduk.
kompak dan lebih elastis dari jenis bahan Alat yang digunakan dalam analisis
penstabil lainnya. kimia adalah : tabung reaksi, batang
Menurut Nasution, (2014), sampel pengaduk, timbangan analitik, botol timbang,
terpilih yaitu edible film whey susu dengan oven, kaca arloji, eksikator, dan tank crush.
penambahan CMC dan gelatin 2 : 2 yang Sedangkan alat yang digunakan untuk
masing-masing CMC 2% dan gelatin 2% dan analisis mekanik adalah Universal Testing
pemplastis 2% (s2g2) memiliki nilai laju Machine untuk mengukur laju transmisi uap
transmisi uap air sebesar 432,74 g/m2 per 24 air, Micrometer Digimatic untuk mengukur
jam, memiliki nilai kuat tarik 1,55 MPa dan ketebalan edible film yang dilakukan di
persen elongasi sebesar 24,2%. Laboraturium Lembaga Ilmu Penelitian
Indonesia (LIPI) Jalan Sangkuriang Bandung.

4
Astria Pangesti Rahayu (123020239)
KAJIAN KARAKTERISTIK EDIBLE FILM PATI HANJELI (Coix lacyma–jobi L.) DENGAN
PENGARUH KONSENTRASI PEMLASTIS SORBITOL DAN KONSENTRASI PENSTABIL
CMC.

2.2. Metode Penelitian pola faktorial 3 x 3 dimana masing-masing


rancangan terdiri dari 3 (tiga) faktor dengan 3
Penelitian dibagi menjadi 2 tahapan (tiga) kali ulangan, sehingga didapatkan 27
meliputi penelitian pendahuluan dan satuan percobaan (Gaspersz, 1995).
penelitian utama. Model percobaan yang digunakan
untuk interaksi dalam penelitian ini adalah
2.2.1. Penelitian Pendahuluan sebagai berikut:
Penelitian pendahuluan yang Yijk = µ + Pi + Cj +(PC)ij + €ijk
dilakukan yaitu pembuatan pati hanjeli dari
beras hanjeli, uji kadar pati serta pemilihan
jenis pemlastis. Tujuan dari penelitian
pendahuluan ini adalah mencari jenis Keterangan :
pemlastis yang bisa menghasilkan edible film Yijk : nilai pengamatan dari kelompok ke-
terbaik. Jenis pemlastis yang digunakan k, yang memperoleh taraf ke-i dari
adalah gliserol, sorbitol, dan lilin lebah faktor konsentrasi pemlastis sorbitol,
dengan konsentrasi sebanyak 2% dan taraf ke-j dari faktor konsentrasi
penambahan penstabil (CMC) sebanyak 2% penstabil CMC
yang selanjutnya akan dilakukan analisis
sampel terpilih pada edible film pati hanjeli µ : nilai rata-rata sesungguhnya
yaitu analisis kuat tarik dan persen Pi : pengaruh perlakuan taraf ke-i dari
perpanjangan yang diukur dengan faktor konsentrasi pemlastis sorbitol
menggunakan Universal Testing Instrument (P)
(Lyoid Instrument) (Gontard, 1993).
Sj : pengaruh perlakuan taraf ke-j dari
2.2.2. Penelitian Utama faktor konsentrasi penstabil CMC (S)
Penelitian utama dilakukan dengan (PS)ij : pengaruh interaksi antara taraf ke-i
menggunakan jenis pemlastis yang telah i dan taraf ke-j
terpilih pada penelitian pendahuluan. Tujuan : 1,2,3 (banyaknya variasi konsentrasi
dari penelitian utama yaitu untuk mengetahui j pemlastis (p1, p2, p3).
bagaimana pengaruh konsentrasi pemlastis : 1,2,3 (banyaknya variasi konsentrasi
dan penstabil yang ditambahkan serta k CMC (s1, s2, s3).
interaksi diantara keduanya terhadap : 1,2,3 (banyaknya ulangan)
karakteristik edible film pati hanjeli. €ijk : pengaruh galat karena kombinasi
perlakuan ij
2.3. Rancangan Perlakuan Berdasarkan rancangan diatas dapat
Rancangan perlakuan pada penelitian dibuat denah (layout) percobaan faktorial 3x3
ini terdiri dari 2 faktor yaitu konsentrasi yang dapat dilihat pada Tabel 2.
pemlastis (P), serta konsentrasi penstabil
CMC (S). Tabel 2. Rancangan Acak Kelompok Dengan
Faktor perlakuan : Design Faktorial 3 x 3
a. Konsentrasi pemplastis (P) terdiri dari tiga
Konsentrasi Konsentrasi Kelompok
taraf yaitu :
Pemlastis Penstabil 1 2 3
p1 = pemlastis sorbitol 1%
Sorbitol (P) CMC (S)
p2 = pemlastis sorbitol 2%
1% (p1) 1% (s12)
2% p1s12 p1s12 p1s12
p3 = pemlastis sorbitol 3%
b. Konsentrasi penstabil CMC (S) terdiri dari 3% (s3) p1s3 p1s3 p1s3
tiga taraf yaitu : 2% (p2) 1% (s1) p2s1 p2s1 p2s1
s1 = penstabil CMC 1% 2% (s2) p2s2 p2s2 p2s2
s2 = penstabil CMC 2% 3% (s3) p2s3 p2s3 p2s3
s3 = penstabil CMC 3% 3% (p3) 1% (s1) p3s1 p3s1 p3s1
2% (s2) p3s2 p3s2 p3s2
2.4. Rancangan Percobaan 3% (s3) p3s3 p3s3 p3s3
Model rancangan percobaan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan

5
Astria Pangesti Rahayu (123020239)
KAJIAN KARAKTERISTIK EDIBLE FILM PATI HANJELI (Coix lacyma–jobi L.) DENGAN
PENGARUH KONSENTRASI PEMLASTIS SORBITOL DAN KONSENTRASI PENSTABIL
CMC.

2.5. Rancangan Analisis 2.6. Rancangan Respon


Rancangan analisis dilakukan untuk Rancangan respom yang dilakukan
mengetahui pengaruh perlakuan yang pada penelitian ini adalah :
dicobakan terhadap respon yang diteliti, yang 1. Respon kimia
disusun pada tabel Analisis Variasi Respon kimia yang dilakukan pada
(ANAVA) untuk mendapatkan kesimpulan penelitian pendahuluan pembuatan pati
mengenai pengaruh perlakuan. hanjeli adalah uji kadar pati. Berdasarkan
Berdasarkan rancangan di atas dapat gula reduksi yang bereaksi dengan Cu2+
dibuat analisa variasi (ANAVA) yang dapat berlebih membentuk endapan Cu2O pada
dilihat pada Tabel 4. pemanasan dalam waktu tertentu, kelebihan
Tabel 1. Analisis sidik Ragam (ANAVA) Cu2+ direaksikan dengan KI dalam suasana
Der asam, I2 yang terbentuk dititrasi dengan
Juml Kua
Sumb ajat Fta menggunakan larutan kanji.
ah drat
er Beb bel Respon kimia yang dilakukan pada
Kua Teng Fhitung
Kerag as 5 penelitian utama pembuatan edible film pati
drat ah
aman (D % hanjeli adalah penentuan kadar air dengan
(JK) (KT)
B) menggunakan metoda gravimetri.
Kelo JKK Berdasarkan penguapan yang ada dalam
r - 1 JKK - - bahan dengan pemanasan menggunakan
mpok /(r-1)
Perlak pc - oven, kemudian ditimbang sampai berat
JKP - konstan. Pengurangan bobot merupakan
uan 1
p- JK( KT( KT(P)/ kandungan air yang terdapat dalam bahan
P - (Sudarmaji dkk, 1996).
1 P) P) KTG
s- JK( KT( KT(S)/ 2. Respon fisik
S - Respon fisik yang dilakukan pada
1 S) S) KTG
Intera (p- pembuatan edible film pati hanjeli yaitu
JK( KT( KT(PxS analisis kecepatan larut yang dilakukan
ksi 1)(s -
PxS) PxS) )/KTG terhadap sampel terpilih edible film pati
(PxS) -1)
(ps) hanjeli dengan cara sampel 3 x 4 cm
Galat (r- JKG KTG dimasukan kedalam air sebanyak 50 ml yang
1) suhunya 80°C dan pH 7, kemudian dihitung
Psr- berapa lama sampel hingga larut (Herbert,
Total JKT 1994).
1
Sumber : Gasperz, 1995 Pengujian kuat tarik dan persen
Kesimpulan dari hipotesis di atas elongasi dengan metode ASTM D638M,
adalah hipotesis diterima jika ada pengaruh serta laju transmisi uap air dengan metode
nyata antara rata-rata dari masing-masing ASTM D1653-93 yang cara pengujiannya
perlakuan atau disebut berbeda nyata. dapat dilihat pada lampiran. Pengujian ini
Hipotesis ditolak jika tidak ada pengaruh dari dilakukan pada sampel terpilih edible film
masing-masing perlakuan (Gasperz, 1995). pati hanjeli.
Selanjutnya ditentukan daerah
penolakan hipotesisnya yaitu:
1. H0 diterima (H1 ditolak) jika F hitung
kurang dari F tabel (Fhitung < Ftabel)
2. H0 ditolak (H1 diterima) jika F hitung
lebih besar atau sama dengan F tabel
(Fhitung ≥ Ftabel).
Analisis lanjutan dilanjutkan apabila
terdapat pengaruh nyata antara rata-rata dari
masing-masing perlakuan (Fhitung > Ftabel)
dengan menggunakan uji Duncan untuk
mengetahui kelompok sampel yang memiliki
perbedaan yang mencolok (Gaspersz, 1995).

6
Astria Pangesti Rahayu (123020239)
KAJIAN KARAKTERISTIK EDIBLE FILM PATI HANJELI (Coix lacyma–jobi L.) DENGAN
PENGARUH KONSENTRASI PEMLASTIS SORBITOL DAN KONSENTRASI PENSTABIL
CMC.

2.7. Prosedur Penelitian 3.1 Penelitian Pendahuluan


Penelitian pendahuluan terdiri dari 3.1.1 Hasil Analisis Kimia
Tabel 4. Hasil Analisis Kadar Pati
Prosedur Penelitian Pendahuluan
Sampel Kadar Pati (%)

Pati Hanjeli 71,3918

3.1.2 3.1 2. Hasil Analisis Fisika


Penelitian pendahuluan analisis fisika
yaitu pemilihan jenis pemlastis. Bahan
pemlastis yang digunakan yaitu gliserol,
sorbitol, dan lilin lebah dengan konsentrasi
sebanyak 2% dan penambahan penstabil
CMC sebanyak 2%. Edible film yang
dihasilkan dianalisis dengan salah satu respon
uji yaitu analisis kuat tarik dan persen
perpanjangan (elongasi) , lalu dipilih yang
terkuat untuk digunakan dalam penelitian
utama.
Gambar 1. Prosedur Penelitian Pendahuluan
Tabel 5. Hasil Analisis Kuat Tarik dan Persen
Prosedur Penelitian Utama Elongasi
Elongasi Kuat Tarik
Campuran
(%) (Mpa)
Aquades + - -
Pati Hanjeli
+ CMC +
Gliserol
Aquades + 110,2 7,8388
Pati Hanjeli
+ CMC +
Sorbitol
Aquades+ 36,4 215,30
Pati Hanjeli
+ CMC +
Lilin lebah
Data pada Tabel 5 menunjukkan bahwa
campuran pati hanjeli dan pemlastis sorbitol
memiliki nilai persen elongasi terbesar yaitu
110,2 % sedangkan nilai kuat tariknya
sebesar 7,8388 MPa, sehingga penggunaan
sorbitol dipilih sebagai bahan pemlastis untuk
perlakuan pada penelitian utama.
Gambar 2. Prosedur Penelitian Utama
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.2 Penelitian Utama


Penelitian pendahuluan analisis kimia 3.2.1 Respon Kimia
terhadap pati hanjeli yaitu analisis kadar pati. 3.2.1.1 Kadar Air
Hasil analisis kimia dapat dilihat sebagai Berdasarkan hasil perhitungan statistik
berikut: menunjukkan perlakuan konsentrasi bahan
pemlastis (P) dan konsentrasi CMC (S), dan
interaksinya (PS) memberikan pengaruh

7
Astria Pangesti Rahayu (123020239)
KAJIAN KARAKTERISTIK EDIBLE FILM PATI HANJELI (Coix lacyma–jobi L.) DENGAN
PENGARUH KONSENTRASI PEMLASTIS SORBITOL DAN KONSENTRASI PENSTABIL
CMC.

nyata terhadap kadar air Edible film pati air dan meningkatkan jumlah air total
hanjeli, seperti yang dapat dilihat pada Tabel sehingga kadar air pada edible film yang
6. terbentuk memiliki nilai kadar air yang
Tabel 6. Pengaruh Interaksi Konsentrasi tinggi.
Pemlastis Sorbitol dan Konsentrasi
CMC Terhadap Kadar Air Edible 20
Film Pati Hanjeli 18 p3s3
p2s3 p1s3

Kadar Air (%)


16
14 p2s2
Konsentra Konsentrasi Penstabil CMC 12 p1s3 p2s1
si (S) 10 p1s2
p1s1 CMC 1%
8
Pemlastis 6
Sorbitol s1 (1%) s2 (2%) s3 (3%) 4 CMC 2%
2
(P) 0 CMC 3%
A A A
p1
11,05 11,13 11,31
(1%)
a a b
B B B
p2
14,32 14,54 14,96 Gambar 1. Kurva Pengaruh
(2%)
a b c Peningkatan Konsentrasi Sorbitol dan CMC
C C C terhadap Kadar Air Edible Film dalam Air
p3
17,04 17,37 17,56
(3%)
a b c 3.2.1.2 Kecepatan Larut
Keterangan : Berdasarkan perhitungan statistik
-Setiap huruf yang berbeda menunjukan menunjukkan hasil perlakuan konsentrasi
perbedaan yang nyata pada uji jarak ganda pada
pemlastis sorbitol (P), konsentrasi CMC (S),
taraf 5%
-Huruf kecil dibaca horizontal, huruf besar dibaca dan interaksi (PS) memberikan pengaruh
vertikal nyata terhadap kecepatan larut edible film
pati hanjeli, seperti yang dilihat pada Tabel
Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui 7.
bahwa konsentrasi pemlastis sorbitol 1% Tabel 2. Pengaruh Interaksi Konsentrasi
berpengaruh terhadap konsentrasi penstabil Pemplastis Sorbitol dan Konsentrasi CMC
CMC 3%, konsentrasi pemlastis sorbitol 2% Terhadap Kecepatan Larut Edible Film Pati
berpengaruh terhadap konsentrasi penstabil Hanjeli
CMC 2% dan 3%, konsentrasi pemlastis 3%
Konsentr Konsentrasi Penstabil CMC
berpengaruh terhadap konsentrasi penstabil
asi (S)
CMC 2% dan 3%.
Pemlastis
Hasil analisis kadar air menunjukkan s1 s2 s3
Sorbitol
pada perlakuan p3c3 memiliki rata-rata (1%) (2%) (3%)
(P)
kadar air terbesar yaitu 17,56% dan pada
A A A
perlakuan p1c1 memiliki rata-rata kadar air p1
181,33 152 148
terendah yaitu 11,05% (1%)
a a b
Selama proses pembuatan edible film,
B B B
pengeringan pada suhu 60°C selama 4 jam p2
129,33 93 73,33
akan menguapkan air bebas yang tidak (2%)
a b c
terikat oleh sorbitol dan CMC, namun tidak
semua air bebas dapat teruapkan. C C C
p3
Konsentrasi sorbitol dan CMC yang rendah 121,33 108 97,67
(3%)
mengakibatkan jumlah air yang terikat a b c
Keterangan :
yang t rendah, karena pada perhitungan
-Setiap huruf yang berbeda menunjukan
kadar air metode gravimetri menghitung perbedaan yang nyata pada uji jarak ganda pada
jumlah air total sehingga kadar air pada taraf 5%
edible film yang terbentuk memiliki nilai -Huruf kecil dibaca horizontal, huruf besar dibaca
kadar air yang rendah. Sedangkan, vertikal
konsentrasi sorbitol dan CMC yang tinggi
meningkatkan kemampuan untuk mengikat

8
Astria Pangesti Rahayu (123020239)
KAJIAN KARAKTERISTIK EDIBLE FILM PATI HANJELI (Coix lacyma–jobi L.) DENGAN
PENGARUH KONSENTRASI PEMLASTIS SORBITOL DAN KONSENTRASI PENSTABIL
CMC.

Sorbitol…
Sorbitol…
Sorbitol…
Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui
bahwa konsentrasi pemlastis sorbitol 1%
berpengaruh terhadap konsentrasi penstabil
CMC 1%
CMC 3%, konsentrasi pemlastis sorbitol 2% 1

Waktu Larut
berpengaruh terhadap konsentrasi penstabil CMC 2%
51
CMC 2% dan 3%, konsentrasi pemlastis 3% p2c3

(detik)
101 p2c2
p3c3
p3c2 CMC 3%
berpengaruh terhadap konsentrasi penstabil p3c1
p2c1
CMC 2% dan 3%. 151 p1c3
p1c2
p1c1
Hasil analisis kecepatan larut, pada
perlakuan p2c3 memberikan hasil terbaik
Gambar 2.. Kurva Pengaruh Peningkatan
dengan rata-rata kecepatan larut paling cepat
Konsentrasi Sorbitol dan CMC terhadap
yaitu sebesar 73,33 detik, sedangkan
Waktu Kecepatan Larut Edible Film dalam
kecepatan larut paling lama yaitu perlakuan
Air ( suhu air = 80°C, kecepatan
p1c1 dengan nilai rata-rata kecepatan larut
pengadukan 4 rpm )
181,33 detik.
Semakin banyak penggunaan
3.2.3 Penelitian Sampel Terpilih
pemlastis maka akan meningkatkan
3.2.3.1 Penentuan Sampel Terpilih
kecepatan larut. Namun dengan penambahan
Hasil respon kimia yaitu kadar air,
sorbitol mampu menurunkan gaya
intermolekuler pada edible film sehingga respon fisik yaitu pengujian kecepatan larut
nilai kelarutannya rendah. Sorbitol edible film pati hanjeli pada penelitian utama
merupakan senyawa yang dapat larut maka diperoleh perlakuan terbaik yang
sempurna dalam air sehingga semakin tinggi mengacu pada karakteristik yang diinginkan
konsentrasi sorbitol maka semakin rendah pada produk edible film.
nilai kelarutannya (Hidayati, 2015).
Carboxy Methyl Celulosa (CMC) Tabel 3. Pengaruh Konsentrasi Pemlastis
merupakan salah satu penstabil yang dapat
Sorbitol dan Penstabil CMC Terhadap Kadar
membentuk koloid dalam air. Jenis penstabil
tersebut mempunyai struktur molekul yang Air Edible Film Pati Hanjeli
berasal dari karbohidrat yang termasuk ke Rata-Rata Taraf
dalam hidrokoloid. Sifat koloid dari zat ini Nyata
berfungsi sebagai stabilizer atau dapat (%)
menstabilkan suspensi. Semakin banyak Perlakuan
konsentrasi CMC yang ditambahkan (5%)
menyebabkan air yang terserap dan terikat
lebih banyak, yang diakibatkan karena CMC p1c1 ( 1% dan a
bersifat higrokopis. Pengaruh kecepatan 11,05
1%)
larutan edible film dapat disebabkan hal p1c2 (1% dan a
tersebut, semakin banyak CMC yang 11,13
2%)
ditambahkan maka kadar air akan meningkat p1c3 (1% dan b
dan edible film yang terbentuk akan lebih 11,31
3%)
mudah larut di dalam air (Nasution et al.,
p2c1 (2% dan c
2014). 14,32
1%)
Panjang rantai hidrokarbon dari suatu
p2c2 (2% dan d
senyawa sangat berpengaruh pada 14,54
2%)
kelarutannya dalam air. Hal ini disebabkan
p2c3 (2% dan e
oleh rantai hidrokarbon yang bersifat 14,96
3%)
hidrofobik. Makin panjang rantai
hidrokarbon, kelarutan dalam air akan p3c1 (3% dan f
17,04
semakin rendah. Makin panjang rantai 1%)
hidrokarbon maka gugus hidroksil yang p3c2 (3% dan g
17,37
teradsorpsi dalam suatu luas permukaan 2%)
membran akan menjadi lebih sedikit p3c3 (3% dan h
17,56
(Rosmawati, 2007). 3%)

9
Astria Pangesti Rahayu (123020239)
KAJIAN KARAKTERISTIK EDIBLE FILM PATI HANJELI (Coix lacyma–jobi L.) DENGAN
PENGARUH KONSENTRASI PEMLASTIS SORBITOL DAN KONSENTRASI PENSTABIL
CMC.

Berdasarkan Tabel 8, semakin tinggi Sehingga dapat disampulkan bahwa


konsentrasi pemlastis dan penstabil maka perlakuan terpilih yaitu pada kode sampel
kadar air akan semakin tinggi dan pengaruh p1c1 dan p2c3 yang selanjutnya akan
pada taraf 5% semakin berbeda nyata. dilakukan uji elongasi dan kuat tarik serta uji
Karakteristik edible film yang diinginkan laju transmisi uap air.
yaitu pada perlakuan p1c1 dengan
konsentrasi pemlastis sorbitol 1% dan 3.2.3.2 Pengujian Elongasi dan Kuat Tarik
konsentrasi penstabil CMC 1%, karena pada Sampel Terpilih
sampel p1c1 memiliki kadar air yang paling Persen elongasi adalah persentasi
rendah yaitu 11,05%. Dimana dengan kadar perubahan elongasi maksimal edible film
air yang rendah maka ketahanan edible film pada saat edible film ditarik sampai putus
untuk mengemas produk semakin baik dan (Krochta, 1994 dalam Garnida 2005).
dapat memperpanjang umur simpannya. Kuat tarik atau kuat renggang putus
(tensile strength) merupakan tarikan
Tabel 4. Pengaruh Konsentrasi Pemlastis maksimum yang dapat dicapai sampai film
Sorbitol dan Penstabil CMC Terhadap dapat tetap bertahan sebelum putus.
Kecepatan Larut Edible Film Pati Hanjeli Pengukuran tensile strength untuk
mengetahui besarnya gaya yang dicapai
Rata-Rata Taraf Nyata untuk mencapai tarikan maksimum pada
Perlakuan (Detik) (5%) setiap satuan luas area film untuk
merenggang atau memanjang (Krochta dan
p1c1 ( 1% g Mulder-Johnston, 1997 dalam Purwanti,
181,33 2010).
dan 1%)
p1c2 (1% f Hasil pengukuran kuat tarik dan
152 persen elongasi pada sampel terpilih (p1c1)
dan 2%)
p1c3 (1% f yaitu memiliki nilai kuat tarik 10,651 MPa
148 dan persen elongasi 54%. Sampel terpilih
dan 3%)
p2c1 (2% e (p2c3) memiliki nilai kuat tarik 4,152 MPa
129,33 dan persen elongasi 40,7%.
dan 1%)
Kuat tarik yang semakin besar
p2c2 (2% b
93 menunjukkan ketahanan terhadap kerusakan
dan 2%)
akibat peregangan dan tekanan semakin
p2c3 (2% a
73,33 besar, sehingga kualitas fisik yang dihasilkan
dan 3%)
semakin baik, hal ini sesuai dengan
p3c1 (3% d
121,33 pernyataan Kester dan Fennema (1986),
dan 1%)
polisakarida salah satunya pati dalam formula
p3c2 (3% c edible film berfungsi sebagai pembentuk
108
dan 2%) matriks dan pemberi sifat kohesi. Jenis bahan
p3c3 (3% b pembentuk dan sifat kohesi struktural
97,67
dan 3%) menentukan kekuatan mekanik edible film
(Gontard et al., 1992). Kohesi struktural yaitu
Berdasarkan Tabel 9, semakin tinggi kemampuan polimer untuk membentuk kuat
konsentrasi pemlastis dan penstabil maka tidaknya ikatan molekul rantai polimer.
kecepatan larut akan semakin cepat larut dan Semakin besar nilai elongasi edible film
pengaruh pada taraf 5% semakin rendah maka kelenturannya semakin tinggi.
konsentrasi pemlastis dan penstabil maka Sehingga dapat ditarik kesimpulan
semakin berbeda nyata. Karakteristik edible sampel yang memiliki nilai kuat tarik serta
film yang diinginkan yaitu pada perlakuan persen elongasi terbesar yaitu sampel p1c1
p2c3 dengan konsentrasi pemlastis sorbitol dengan konsentrasi pemplastis sorbitol 1%
2% dan konsentrasi penstabil CMC 3%, dan konsentrasi CMC 1%.
karena pada sampel p2c3 memiliki Hasil pengukuran ini berhubungan
kecepatan larut yang paling cepat yaitu 73,33 erat dengan jumlah pemlastis yang
detik. Dimana dengan kecepatan larut yang ditambahkan pada proses pembuatan film.
semakin mudah larut maka kestabilan edible Sedangkan persentase pemanjangan
film untuk mengemas produk semakin baik merupakan representasi kuantitatif
dan dapat memudahkan untuk dikonsumsi.

10
Astria Pangesti Rahayu (123020239)
KAJIAN KARAKTERISTIK EDIBLE FILM PATI HANJELI (Coix lacyma–jobi L.) DENGAN
PENGARUH KONSENTRASI PEMLASTIS SORBITOL DAN KONSENTRASI PENSTABIL
CMC.

kemampuan film untuk meregang (Alyanak, permeabilitas uap air rendah, sehingga
2004 dalam Purwanti, 2010), yaitu menjadi penahan air yang baik (Amna, 2012).
didefinisikan sebagai fraksi perubahan Film dari pati dengan penambahan sorbitol
panjang bahan sebagai efek dari deformasi. sebagai pemlastis memiliki permeabilitas
Menurut (Suyitno, 1998 dalam Yulianti, yang rendah terhadap uap air dibandingkan
2012), semakin tinggi nilai peregangan edible dengan glikol, gliserol, polietilen glikol,
film, semakin baik kekuatannya dalam maupun sukrosa pada konsentrasi yang sama
menahan tekanan/tarikan sehingga tidak (McHugh et. al., 1994 dikutip Bourtoom,
mudah sobek. 2007).
Penambahan CMC akan membentuk Garcia et al. (2000) melaporkan
ikatan hidrogen dan gaya elektrostatik yang bahwa faktor utama penyebab tingginya nilai
terbentuk antara CMC dengan pati hanjeli laju transmisi uap air edible film adalah
sehingga jaringan matriks pembentuk edible komponen hidrofilik lebih tinggi dibanding
film makin kuat dan kompak sehingga komponen hidrofobik, namun peningkatan
memperbesar nilai kuat tarik dan persen komponen hidrofobik dalam matrik edible
elongasinya, begitu pula sebaliknya film yang film dapat menyebabkan penurunan
dihasilkan tanpa penambahan CMC akan elastisitas.
bersifat rapuh, tidak kompak dan mudah Selain komponen hidrofilik dan
sobek (Riyo, 2011). hidrofobik, nilai laju transmisi uap air juga
Sorbitol sebagai pemlastis akan dipengaruhi oleh pori-pori matrik edible film.
membuat edible film lebih fleksibel, elastis, Pori - pori edible film dipengaruhi oleh
dan lentur ketika dibengkokan serta keseimbangan antara jumlah amilosa dan
menghasilkan nilai persen elongasi yang amilopektin dalam molekul pati yang
cukup tinggi, tetapi mengurangi nilai digunakan (Harris, 2001).
kekuatan tarik edible film. CMC dan komponen polar lainnya
termasuk protein, dalam mekanisme
3.2.3.3 Pengujian Laju Transmisi Uap Air pembentukan film akan membentuk ikatan
Sampel Terpilih hidrogen dalam jumlah yang tinggi sehingga
Laju transmisi uap air atau water menghasilkan film dengan laju transmisi uap
vapor transmision rate (WVTR) merupakan airnya tinggi (Krochta, 1992).
salah satu sifat yang sangat penting pada Edible film yang baik yaitu yang
edible film. Laju transmisi uap air dapat memiliki nilai laju transmisi uap air rendah,
digunakan untuk mengetahui nilai karena berdasarkan fungsi dari edible film
permeabilitas suatu bahan terhadap uap air. sebagai penghambat perpindahan uap air,
Permeabilitas uap air adalah ukuran suatu menghambat pertukaran gas, mencegah
bahan karena dapat dilalui (ditembus atau kehilangan aroma, mencegah perpindahan
diserapi) oleh uap air (Krochta et al., 1994). lemak, meningkatkan karakteristik fisik.
Hasil pengujian laju transmisi uap air
pada sampel terpiliih (p1c1) sebesar Tabel 5. Perbandingan karakteristik film
121,4676 (g/m2/24h) sedangkan pada sampel pelapis pangan dengan Japanese Industrial
terpilih (p2c3) sebesar 110,9091 (g/m2/24h). Standard (JIS, 1975)
Nilai laju transmisi uap air yang terendah
adalah yang terbaik yaitu pada sampel p2c3 Karakteri Edible Edible Japan
dengan konsentrasi pemlastis sorbitol 2% dan stik Film Film Film ese
konsentrasi CMC 3%. Pati Pati Indust
Nilai permeabilitas dipengaruhi antara Hanjeli Hanjeli rial
lain oleh sifat kimia polimer dan struktur (Sorbito (Sorbit Standa
dasar polimer. Polimer dengan polaritas l 1% + ol 2% rd
tinggi (polisakarida dan protein) mampu CMC + CMC (1975)
menghasilkan nilai permeabilitas uap air yang 1%) 3%)
tinggi. Hal ini disebabkan polimer Ketebala 0.0938 0,0970 Maks
mempunyai ikatan hidrogen yang besar. n (mm) 0,25
Sebaliknya, polimer kimia yang bersifat non Kuat 108.609 42.342 Min
polar (lipida) yang banyak mengandung tarik 974 696 40
gugus hidroksil mempunyai nilai (kgf/cm)

11
Astria Pangesti Rahayu (123020239)
KAJIAN KARAKTERISTIK EDIBLE FILM PATI HANJELI (Coix lacyma–jobi L.) DENGAN
PENGARUH KONSENTRASI PEMLASTIS SORBITOL DAN KONSENTRASI PENSTABIL
CMC.

Pemanja 54% 40,7% Min terbesar yaitu 110,2% sedangkan nilai


ngan (%) 70 kuat tariknya sebesar 7,8388 MPa,
Transmis 121,467 110,90 Maks sehingga penggunaan pemlastis
i uap air 6 91 10 sorbitol dipilih sebagai bahan
(g/m2.24 pemlastis untuk perlakuan pada
h) penelitian utama.
Berdasarkan hasil perbandingan 5. Perlakuan terpilih dari penelitian
karakteristik film pelapis pangan pada Tabel utama adalah perlakuan p1s1 dan p2s3
9 menunjukkan bahwa karakteristik ketebalan dengan konsentrasi sorbitol 1% dan
dan kuat tarik telah memenuhi Japanese konsentrasi CMC 1%, p2s3 dengan
Industrial Standard. Sedangkan karakteristik konsentrasi sorbitol 2% dan
persen pemanjangan dan transmisi uap air konsentrasi CMC 3%.
belum memenuhi Japanese Industrial 6. Hasil analisis mekanik sampel terpilih
Standard. Oleh sebab itu, film pelapis pangan p1s1 memiliki nilai kuat tarik 10,651
yang dihasilkan masih harus diperbaiki. Ada MPa, persen elongasi sebesar 54% dan
beberapa hal yang dapat dilakukan untuk laju transmisi uap air sebesar
meningkatkan persen pemanjangan film. 121,4676 (g/m2/24h), p2s3 memiliki
Pertama, penambahan konsentrasi senyawa nilai kuat tarik 4,152 MPa, persen
yang bersifat pemlastis pada matrik film elongasi sebesar 40,7% dan laju
dalam hal ini adalah penggunaan sorbitol dan transmisi uap air sebesar 110,9091
kedua, penambahan senyawa yang bersifat (g/m2/24h).
hidrofobik. Senyawa pemlastis bersifat untuk
meningkatkan elastisitas film sehingga Saran
apabila konsentrasi tinggi maka sifat film Berdasarkan hasil evaluasi terhadap
khususnya kuat tarik akan turun sedangkan penelitian yang telah dilakukan, saran-saran
sifat hidrofobik akan menurunkan laju yang dapat diberikan adalah :
transmisi uap air dan kuat tarik. Nilai laju
transmisi uap air dan kuat tarik yang tinggi 1. Perlu dilakukan pengkajian lanjutan
pada film disebabkan oleh CMC yang mengenai penggunaan hanjeli serta
merupakan senyawa hidrofilik karena konsentrasi pati hanjeli tersebut
cenderung banyak menyerap uap air. sebagai bahan baku utama dalam
pembuatan edible film.
KESIMPULAN DAN SARAN 2. Perlu ditambahkan senyawa yang
bersifat hidrofobik untuk
Kesimpulan menurunkan nilai laju transmisi uap
Berdasarkan hasil penelitian dapat air sehingga semakin kecil laju
diambil kesimpulan sebagai berikut : transmisi uap air maka semakin
1. Konsentrasi Pemlastis Sorbitol sedikit uap air yang dapat menembus
berpengaruh nyata terhadap kadar air edible film.
dan kecepatan larut edible film pati 3. Perlu dilakukan pengujian transmisi
hanjeli. gas seperti O2 dan CO2 untuk
2. Konsentrasi Penstabil CMC mengetahui ketahanan edible film
berpengaruh nyata terhadap kadar air dari transmisi gas serta dilakukan
dan kecepatan larut edible film pati analisis permeabilitasnya.
hanjeli. 4. Perlu dilakukan penelitian lebih
3. Konsentrasi sorbitol sebagai pemlastis lanjut mengenai jenis makanan yang
dan konsentrasi CMC sebagai cocok untuk dikemas dengan Edible
penstabil berpengaruh terhadap film pati hanjeli
karakteristik edible film pati hanjeli 5. Perlu dilakukan penelitian lebih
dan terjadi interaksi pada kadar air dan lanjut mengenai aplikasi penggunaan
kecepatan larut edible film pati hanjeli. Edible film pati hanjeli sebagai
4. Pada Penelitian Pendahuluan kemasan terhadap umur simpan
diperoleh hasil uji kadar pati hanjeli makanan.
yaitu sebesar 71,3918% dan pemlastis
sorbitol memiliki nilai persen elongasi

12
Astria Pangesti Rahayu (123020239)
KAJIAN KARAKTERISTIK EDIBLE FILM PATI HANJELI (Coix lacyma–jobi L.) DENGAN
PENGARUH KONSENTRASI PEMLASTIS SORBITOL DAN KONSENTRASI PENSTABIL
CMC.

DAFTAR PUSTAKA
Gaspersz, V. (1995). Teknik Analisis Dalam
Alam, N. Z., Rahayu, P. E., Priatmoko, S. Penelitian Percobaan. Tarsito,
(2013). Karakterisasi Edible Film Bandung.
Dari Tepung Biji Nangka Dan Gontard, N., Guilbert, S., Cuq, J. (1993).
Agar-Agar Sebagai Pembungkus Water and Glycerol as Plasticizers
Jenang. Indo. J. Chem. Sci, 2(2252), Affect Mechanical and Water
3–7. Vapor Barrier Properties of An
Asaf, S. K., Muljana, H. (2013). Pengujian Edible Wheat Gluten Film. Journal
dan Peningkatan Produk Mie Food Science. 58, 206 – 211.
Instan Berbasis Hanjeli. Hibah Haris, H. (2001). Kemungkinan
Monodisiplin UNPAR, (Iii). Penggunaan Edible Film dari Pati
ASTM. (1995). ASTM D638-94, Standard Tapioka untuk Pengemas Lempuk..
Test Method for Tensile Properties of Fakultas Pertanian Universitas
Plastics, Annual Book of ASTM Bengkulu. Artikel.
Standard. Philadelphia, American Herawan, C, D., Fransiska, D, M. (2015).
Society For Testing and Materials. Sintesis Edible Film Dari Pati Kuilt
Basuki, K. E., Jariyah, Hartati, D. D. (2014). Pisang Dengan Penambahan Lilin
Karakteristik Edible Film Dari Pati Lebah (Beeswax). Info Artikel. Indo.
Ubi Jalar Dan Gliserol. Jurnal Reka J. Chem. Sci, 4(2). Retrieved from
Pangan, 8. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.ph
Bourtoom, T. (2007). Effect of Some p/ijcs
Process Parameters on The Hidayati, S. (2015). Aplikasi Sorbitol Pada
Properties of Edible Film Prepared Produksi Biodegradable Film Dari
From Starch. Department of Material Nata De Cassava. Jurnal Reaktor,
Product Technology, Songkhala Vol. 15 No. 3, April 2015, Hal. 196-
Cristsania. (2008). Pengaruh Pelapisan 204
Dengan Edible Coating Berbahan Huri, D., Nisa, F. C. (2014). Pengaruh
Baku Karagenan Terhadap Konsentrasi Gliserol dan Ekstrak
Karakteristik Buah Stroberi Ampas Kulit Apel terhadap
(Fragaria nilgerrensis) Selama Karakteristik Fisik dan Kimia
Penyimpanan Pada Suhu 5°C + Edible Film. Jurnal Pangan Dan
2°C. Skripsi. Teknologi Industri Agroindustri, 2(4), 29–40.
Pertanian, Universitas Padjadjaran, Julianti, E., Nurminah, M. (2006). Teknologi
Jatinangor. Pengemasan. Departemen Teknologi
Damat. (2008). Efek Jenis Dan Konsentrasi Pertanian Fakultas
Plasticizer Terhadap Karakteristik Pertanian.Universitas Sumatera Utara.
Edible Film Dari Pati Garut Kristanoko, H. (1996). Pengaruh
Butirat. Agritek 16(3): 333-339 Penambahan
Donhowe, I, G. O, Fennema. (1994). Edible Carboxymethylcelullose Dan
Films and Coatings Characteristics, Sorbitol Terhadap Karakteristik
Formation, Definitions, and Testing Flsik Edible Film Darl Ekstrak
Methods. Academic Press Inc. Protein Bungkil Kedelai. Artikel.
London French. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Garcia, M, A. Martino, M, N. Zaritzky, N. E. Pertanian Bogor.
(2000). Lipid Addition to Improve Krochta, J. M., E. A. Baldwin, M. O.
Barrier Properties of Edible Starch- Nisperos-Carriedo. (1994). Edible
Based Film and Coating. Journal Coating and Film to Improve Food
Food Science 65(6): 941-947. Quality. New York: Technomic
Garnida, Y. (2005). Pembuatan Bahan Publishing Company.
Edible Coating dari Sumber Marpongahtun, Z, C, F. (2013). Physical-
Karbohidrat, Protein dan Lipid Mechanical Properties And
Untuk Aplikasi Pada Buah Terolah Microstructure Of Breadfruit
Minimal. Jurnal Infomatek Vol 8 Starch Edible Films With Various
No.4. Plasticizer. EKSAKTA, 13.

13
Astria Pangesti Rahayu (123020239)
KAJIAN KARAKTERISTIK EDIBLE FILM PATI HANJELI (Coix lacyma–jobi L.) DENGAN
PENGARUH KONSENTRASI PEMLASTIS SORBITOL DAN KONSENTRASI PENSTABIL
CMC.

Pembuatan Edible Film Dari


Murni, S. W., Pawignyo, H., Widyawati, D., Kolang Kaling. Jurnal Teknik, 15(4).
Sari, N. (2013). Pembuatan Edible Sari, P. S., Septia, T. W., Dyah, H. W.
Film dari Tepung Jagung ( Zea (2013). Pengaruh Penambahan
Mays L .) dan Kitosan. Seminar Ekstrak Bawang Putih (Allium
Nasional Teknik Kimia Kejuangan, 1– Sativum) Terhadap Karakterisik
9. Edible Film Pati Ganyong (Canna
Nasution, M. E. U., Hasnelly., Ina, S. N. Edulis Kerr). Jurnal Teknologi Kimia
(2014). Pemanfaatan Whey Susu dan Industri, Vol. 2, No. 3, Halaman
Menjadi Edible Film Sebagai 82-87. http://ejournal-
Kemasan Dengan Pengaruh s1.undip.ac.id/index.php/jtki.
Penambahan Cmc, Gelatin Dan Sinaga, R, F., Ginting., G, M., Hasibuan, R.
Plasticizer. Artikel. Fakultas Teknik, (2014). Pengaruh Penambahan
Universitas Pasundan, Bandung Gliserol Terhadap Sifat Kekuatan
Nurmala, T. (1998). Serealia Sumber Tarik Dan Pemanjangan Saat Putus
karbohidrat Utama. Rineka Cipta. Bioplastik Dari Pati Umbi Talas.
Jakarta. Jurnal Teknik Kimia, 3(2), 19–24.
Prihatiningsih, N. (2000). Pengaruh Setiani, W., Sudiarti, T., Rahmidar, L.
Penambahan Sorbitol dan Asam (2013). Preparasi Dan Karakterisasi
Palmitat Terhadap Ketebalan Film Edible Film Dari Poliblend Pati
dan Sifat Mekanik Edible Film dari Sukun-Kitosan. Jurnal Valensi, 3(2),
Zein. Artikel. Jurusan Teknologi Hasil 100–109.
Pertanian, Fakultas Teknologi Sudarmadji, S., Haryono, H. (1996).
Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Prosedur Analisis untuk Bahan
Yogyakarta. Makanan dan Pertanian. PT.
Purwanti, A. (2010). Analisis Kuat Tarik Liberty. Yogyakarta.
dan Elongasi Plastik Kitosan Tasha, N. R. (2016). Pemanfaatan Pati
Terplastisasi Sorbitol. Jurnal Sorgum (Sorghum Bicolor L.)
Teknologi 3(2) : 99-106. Jurusan Dengan Penambahan Gliserol Dan
Teknik Kimia, Institut Sains dan Bahan Penstabil CMC Terhadap
Teknologi AKPRIND, Yogyakarta. Karakteristik Edible Packaging
Riyo, Y, P. (2011). Pengaruh Konsentrasi Bumbu Mie Instan. Artikel. Fakultas
CMC dan Gliserol Terhadap Teknik Universitas Pasundan.
Karakteristik Edible Film Jerami Bandung
Nangka. Artikel. Fakultas Teknik, Wahyu, M, K. (2009). Pemanfaatan pati
Universitas Pasundan, Bandung. singkong sebagai bahan baku
Rodriguez M., Oses J., Ziani K., Mete J, I. Edible Film. Karya Tulis Ilmiah, (6).
(2006). Combined Effect of Wijayanti, A. (2015). Pemanfaatan Tepung
Plastizers and Surfactants on the Garut (Marantha Arundinaceae L )
Physical Properties of Starch Based Sebagai Bahan Pembuatan Edible
Edible Film. Journal Food Research Paper Dengan Penambahan
International. 39: pp 840-646. Sorbitol. Pangan Dan Agroindustri,
Rosmawati, E. (2007). Kajian Karakteristik 3(4), 1367–1374.
Edible film Cingcau Hijau (Cyelea Winarno, F, G. (2002). Kimia Pangan dan
Barbata L Miers) Berdasarkan Suhu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Pengeringan Dan Konsentrasi Jakarta.
Gliserol, Artikel. Fakultas teknik,
Universitas Pasundan, Bandung.
Sari, T. I., Manurung, H, P., Permadi. (2008).

14

Anda mungkin juga menyukai