Anda di halaman 1dari 10

HASIL PENELITIAN

SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI PULAU BUNAKEN


Rehito Traro Hiro Karo Manik1, Indradjaja Makainas², & Amanda Sembel3
1
Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulanggi Manado
2&3
Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi Manado

Abstrak.Salah satu ancaman serius terhadap keutuhan sumber daya alam dan ekosistem adalah keberadaan
sampah. Permasalahan sampah di Pulau Bunaken menjadi masalah klasik yang belum terselesaikan karena
kesadaran masyarakat yang masih kurang terhadap kebersihan lingkungan. Sampah - sampah tersebut umumnya
berasal dari kegiatan pariwisata dimana pengunjung membuang sampah sembarangan baik berupa botol
minuman maupun kotak-kotak plastik makanan. Disamping itu juga sampah kiriman dari Manado yang terbawa
arus dan sampah dari sarana wisata baik di wilayah pesisir maupun di dalam kawasan Taman Nasional yaitu
pembuangan limbah rumah rangga dari cottage, hotel, home stay bahkan dari rumah-rumah penduduk. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui jenis dan sumber sampah yang terdapat di Pulau Bunakendan menganalisa
sistem pengelolaan sampah di Pulau Bunaken. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif kualitatif dan analisa menggunakan pendekatan kuantitatif, karena dalam pelaksanaannya
meliputi data, analisis dan interpretasi. Berdasarkan hasil penelitian jenis sampah di Pulau Bunaken yaitu
karakteristik sampah yang dihasilkan di Kelurahan Alung Banua yaitu 21 % jenis sampah organik, 63 % jenis
sampah an-organik dan 10 % sama banyak dan karakteristik sampah yang dihasilkan di Kelurahan Bunaken
yaitu 50 % jenis sampah an-organik, 45 % jenis sampah organik dan 5 % sama banyak. Timbulan sampah yang
dihasilkan sampah rumah tangga di Kelurahan Alung Banua yaitu 7,3 Liter/KK. Timbulan sampah yang
dihasilkan sampah rumah tangga di Kelurahan Bunaken yaitu 8 Liter/KK. Sistem pengelolaan sampah di
Kelurahan Alung Banua yaitu sampah basah (organik) dilakukan proses pengomposan skala rumah tangga
kemudian sampah kering (anorganik) akan dibakar, ditimbun dan dibiarkan di lahan kosong/pesisir pantai (Non
TPS) dan Sistem pengelolaan sampah di Kelurahan Bunaken yaitu sampah kering (anorganik) dilakukan proses
daur ulang menggunakan mesin pencacah kemudian sampah basah (organik) akan dibakar, ditimbun dan
dibiarkan di lahan kosong/pesisir pantai (Non TPS).

Kata Kunci : Jenis Sampah, Sumber Sampah, Sistem Pengelolaan, Pulau Bunaken

PENDAHULUAN klasik yang belum terselesaikan karena


Sampah merupakan masalah umum kesadaran masyarakat yang masih kurang
yang hingga kini dihadapi oleh seluruh dunia terhadap kebersihan lingkungan. Sampah -
khususnya Indonesia. Khususnya di Indonesia sampah tersebut umumnya berasal dari
sebagai negara berkembang, permasalahan kegiatan pariwisata dimana pengunjung
sampah menjadi masalah yang harus mendapat membuang sampah sembarangan baik berupa
perhatian lebih seiring laju pertumbuhan botol minuman maupun kotak-kotak plastik
penduduk yang terus meningkat. Tingkat makanan. Disamping itu juga sampah kiriman
pertumbuhan penduduk sangat berpengaruh dari Manado yang terbawa arus dan sampah
pada volume sampah yang merupakan hasil dari sarana wisata baik di wilayah pesisir
aktifitas penduduk. Besarnya sampah yang maupun di dalam kawasan Taman Nasional
dihasilkan dalam suatu daerah tertentu yaitu pembuangan limbah rumah rangga dari
sebanding dengan jumlah penduduk, jenis cottage, hotel, home stay bahkan dari rumah-
aktifitas yang beragam, dan tingkat konsumsi rumah penduduk. Semuanya bermuara ke laut
penduduk tersebut terhadap barang material. antara lain berupa deterjen dan limbah lainnya.
Seiring dengan pesatnya laju Bahkan dari pihak pemerintah tidak
pembangunan dan pertambahan penduduk di menyediakan sarana pengumpulan sampah
Pulau Bunaken, ancaman terhadap sumber (TPS) di Pulau Bunaken sehingga pola
daya alam dan ekosistem semakin meningkat perilaku masyarakat dalam menangani sampah
pula. Salah satu ancaman serius terhadap yaitu dengan membakar dan menimbun
keutuhan sumber daya alam dan ekosistem sampah tersebut dihalaman rumah.
adalah keberadaan sampah. Permasalahan Oleh karena itu perlunya penanganan
sampah di Pulau Bunaken menjadi masalah sampah di Pulau Bunaken sebagai satu langkah
15
untuk mengurangi peningkatan volume sumber lain seperti pasar, pusat
sampah yang dihasilkan dari aktivitas manusia, perdagangan, kantor, sekolah, rumah sakit,
agar di masa yang akan datang faktor - faktor rumah makan, hotel, terminal, pelabuhan,
tersebut dapat diakomodasikan dalam industri, taman kota, dan lainnya.
perencanaan fasilitas persampahan di kawasan 3. Sampah spesifik
tersebut. Yaitu sampah rumah tangga atau sampah
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sejenis rumah tangga yang karena
jenis dan sumber sampah yang terdapat di sifat,konsentrasi dan/atau jumlahnya
Pulau Bunakendan menganalisa sistem memerlukan penanganan khusus, meliputi,
pengelolaan sampah di Pulau Bunaken. sampah yang mengandung B3 (bahan
berbahaya dan beracun seperti batere
TINJAUAN PUSTAKA bekas, bekas toner, dan sebagainya),
sampah yang mengandung limbah B3
Definisi Sampah (sampah medis), sampah akibat bencana,
Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008 puing bongkaran, sampah yang secara
tentang pengelolaan sampah, menyebutkan teknologi belum dapat diolah, sampah
bahwa sampah merupakan permasalahan yang timbul secara periode (sampah hasil
nasional sehingga pengelolaannya perlu kerja bakti).
dilakukan secara komprehensif dan terpadu
Mekanisme pengelolaan sampah dalam
dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat
UU N0.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan
Sampah meliputi, kegiatan – kegiatan berikut :
aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah
1. Pengurangan sampah, yaitu kegiatan untuk
perilaku masyarakat.
mengatasi timbulnya sampah sejak dari
Menurut definisi World Health
produsen sampah (rumah tangga, pasar,
Organization (WHO) sampah adalah sesuatu
dan lainnya), mengguna ulang sampah
yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
dari sumbernya dan/atau di tempat
disenangi atau sesuatu yang dibuang yang
pengolahan, dan daur ulang sampah di
berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi
sumbernya dan atau di tempat
dengan sendirinya (Chandra, 2006).
pengolahan. Pengurangan sampah akan
Berdasarkan SK SNI tahun 1990,
diatur dalam Peraturan Menteri tersendiri,
sampah adalah limbah yang bersifat padat
kegiatan yang termasuk dalam
terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang
pengurangan sampah ini adalah:
dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola
a) Menetapkan sasaran pengurangan
agar tidak membahayakan lingkungan dan
sampah
melindungi investasi pembangunan (Subekti,
b) Mengembangkan Teknologi bersih dan
2009).
label produk
c) Menggunakan bahan produksi yang
Jenis, Sumber dan Pengelolaan Sampah
dapat di daur ulang atau diguna ulang
Perkotaan Menurut Undang- Undang No.18
d) Fasilitas kegiatan guna atau daur ulang
tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
e) Mengembangkan kesadaran program
Dalam Undang - Undang No.18 Tahun
guna ulang atau daur ulang
2008 tentang Pengelolaan Sampah, jenis dan
2. Penanganan sampah, yaitu rangkaian
sumber sampah yang diatur adalah :
kegiatan penaganan sampah yang
1. Sampah rumah tangga
mencakup pemilahan (pengelompokan dan
Yaitu sampah yang berbentuk padat yang
pemisahan sampah menurut jenis dan
berasal dari sisa kegiatan sehari-hari di
sifatnya), pengumpulan (memindahkan
rumah tangga, tidak termasuk tinja dan
sampah dari sumber sampah ke TPS atau
sampah spesifik dan dari proses alam yang
tempat pengolahan sampah terpadu),
berasal dari lingkungan rumah tangga.
pengangkutan (kegiatan memindahkan
Sampah ini bersumber dari rumah atau dari
sampah dari sumber, TPS atau tempat
komplek perumahan.
pengolahan sampah terpadu, pengolahan
2. Sampah sejenis sampah rumah tangga
hasil akhir (mengubah bentuk, komposisi,
Yaitu sampah rumah tangga yang bersala
karateristik dan jumlah sampah agar
bukan dari rumah tangga dan lingkungan
diproses lebih lanjut, dimanfaatkan atau
rumah tangga melainkan berasal dari
dikembalikan alam dan pemprosesan aktif
16
kegiatan pengolahan sampah atau residu Lokasi Penelitian
hasil pengolahan sebelumnya agar dapat Penelitian ini dilakukan di Kota Manado
dikembalikan ke media lingkungan. dan difokuskan pada Pulau Bunaken
Kecamatan Bunaken.
Teknik Pengelolaan Sampah Permukiman Penelitian yang dilakukan pada
Pengelolaan persampahan dapat terdiri Kelurahan Alung Banua, Kelurahan Bunaken
dari beberapa aspek. SNI 3242-2008 tentang tersebut adalah untuk mengamati dan
pengelolaan sampah dipermukiman menganalisa jenis dan sumber sampah serta
menjelaskan lima aspek sebagai persyaratan tindak lanjut pengelolaan sampah yang ada di
umum terkait pengelolaan limbah padat kedua kelurahan tersebut.Pengamatan
(sampah) yakni : hukum dan peraturan, dilakukan pada lokasi pemukiman masyarakat
kelembagaan/organisasi, teknis operasional, di Pulau Bunaken.
pembiayaan dan iuran atau retribusi, peran
serta dan pemberdayaan masyarakat.

METODOLOGI
Penelitian ini dilakukan untuk
mengidentifikasi karakteristik sampah yang
ada di Pulau Bunaken dan menganalisa sistem
pengelolaan sampah di pulau bunaken, maka
untuk menjawab tujuan tersebut maka metode
yang digunakan adalah metode penelitian
deskriptif kualitatif dan analisa menggunakan
pendekatan kuantitatif.
Gambar 2.Peta Administrasi Pulau
Data primer diperoleh dari observasi
Bunaken
lapangan, penyebaran kuisioner dan
Sumber : Citra Google Earth 2016
dokumentasi, sedangkan data sekunder
diperoleh dari Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Manado, Badan Lingkungan HASIL DAN PEMBAHASAN
Hidup Kota Manado. Hasil penelitian akan membahas kondisi
Teknik analisis data yang digunakan ekonomi masyarakat, Kondisi Eksisting
adalah dengan mengumpulkan dan, Persampahan, Kondisi Eksisting Pengelolaan
mengelompokkan data untuk tujuan menarik Sampah, Sistem Pengelolaan Sampah di Pulau
kesimpulan sesuai tujuan penelitian ini adalah Bunaken, Konsep Pengelolaan Sampah Secara
mengidentifikasi jenis dan sumber sampah Terpadu di Pulau Bunaken.
serta tindak lanjut pengelolaan sampah berupa
hasil kuesioner dari responden masyarakat Kondisi Ekonomi Masyarakat
kemudian di interpretasikan berupa grafik
grafik hasil analisis. Kondisi Ekonomi Masyarakat di Kelurahan
Bunaken
Berdasarkan hasil pembagian kuesioner
di Kelurahan Bunaken, sampel yang
diperlukan yaitu ± 90 sampel kuesioner
(pertanyaan penelitian) yang dibagikan
langsung terhadap masyarakat. Kondisi
ekonomi masyarakat yang akan dijelaskan
yaitu pendidikan terakhir, jenis pekerjaan,
jumlah tanggungan keluarga, dan pendapatan
rata-rata masyarakat.
Tabel 1 Pendidikan Terakhir Masyarakat di
Kelurahan Bunaken
No Keterangan Jumlah Persentase
1 Tamat SD 44 49 %
Gambar 1.Diagram Alir Penelitian 2 SLTP 8 9%
17
3 SLTA 27 30 % (pertanyaan penelitian) yang dibagikan
Pendidikan langsung terhadap masyarakat.
11 12 % Kondisi ekonomi masyarakat yang akan
4 Tinggi
5 Tidak Ada - - dijelaskan yaitu pendidikan terakhir, jenis
JUMLAH 90 100 % pekerjaan, jumlah tanggungan keluarga, dan
Sumber : Hasil Pembagian Kuesioner 2015 pendapatan rata-rata masyarakat.
Tabel 5 Pendidikan Terakhir Masyarakat di
Tabel 2 Jenis Pekerjaan Masyarakat di Kelurahan Alung Banua
Kelurahan Bunaken No Keterangan Jumlah Persentase
No Keterangan Jumlah Persentase 1 Tamat SD 11 18 %
1 Buruh Lepas 1 1% 2 SLTP 22 34 %
2 Buruh Tetap 1 1% 3 SLTA 32 48 %
3 Pegawai Negeri 6 7% Pendidikan
0 -
Pedagang/Pengusaha 4 Tinggi
- - 5 Tidak Ada 0 -
4 Besar
Pedagang Warung JUMLAH 65 100 %
26 29 %
5 Kios Sumber : Hasil Pembagian Kuesioner 2015
6 Nelayan 41 45 %
7 Menganggur - - Tabel 6 Jenis Pekerjaan Masyarakat di
8 Pegawai Swasta 15 17 % Kelurahan Alung Banua
No Keterangan Jumlah Persentase
9 Petani - -
JUMLAH 90 100 % 1 Buruh Lepas 3 4%
Sumber : Hasil Pembagian Kuesioner 2015 2 Buruh Tetap - -
3 Pegawai Negeri 10 15 %
Tabel 3 Jumlah Anggota Pedagang/Pengusaha
- -
Keluarga/Tanggungan Keluarga di 4 Besar
Kelurahan Bunaken Pedagang Warung
7 10 %
No Keterangan Jumlah Persentase 5 Kios
1 1 – 3 Orang 55 61 % 6 Nelayan 18 27 %
7 Menganggur 9 13 %
2 4 – 6 Orang 35 39 %
8 Pegawai Swasta 2 7%
3 7 – 10 Orang - - 9 Petani 16 24 %
4 >10 Orang - - JUMLAH 65 100 %
JUMLAH 90 100 % Sumber : Hasil Pembagian Kuesioner 2015
Sumber : Hasil Pembagian Kuesioner 2015
Tabel 7 Jumlah Anggota
Tabel 4 Pendapatan Rata-Rata Masyarakat Keluarga/Tanggungan Keluarga di
di Kelurahan Bunaken Kelurahan Alung Banua
No Keterangan Jumlah Persentase No Keterangan Jumlah Persentase
Rp 500.000 – Rp 1 1 – 3 Orang 36 55 %
44 49 %
1 1.000.000 Per Bulan 2 4 – 6 Orang 29 45 %
Rp 1.000.000 – Rp 3 7 – 10 Orang 0 -
39 43 %
2 2.500.000 Per Bulan 4 >10 Orang 0 -
Rp 2.500.000 – Rp JUMLAH 65 100 %
7 8%
3 5.000.000 Per Bulan Sumber : Hasil Pembagian Kuesioner 2015
4 Jumlah Lainnya - -
JUMLAH 90 100 % Tabel 8 Pendapatan Rata-Rata Masyarakat
di Kelurahan Alung Banua
Sumber : Hasil Pembagian Kuesioner 2015
No Keterangan Jumlah Persentase
Rp 500.000 – Rp
Kondisi Ekonomi Masyarakat di Kelurahan 49 75 %
1 1.000.000 Per Bulan
Alung Banua Rp 1.000.000 – Rp
Berdasarkan hasil pembagian kuesioner 16 25 %
2 2.500.000 Per Bulan
di Kelurahan Alung Banua, sampel yang Rp 2.500.000 – Rp
diperlukan yaitu ± 65 sampel kuesioner - -
3 5.000.000 Per Bulan
18
4 Jumlah Lainnya - - Berdasarkan hasil olah data diatas
JUMLAH 65 100 % diketahui jumlah timbulan sampah /rumah
Sumber : Hasil Pembagian Kuesioner 2015 tangga /hari di Kelurahan Bunaken sebesar 8
Liter/KK. Dan jika di lihat dari hasil analisis
jumlah tanggungan/rumah tangga di Kelurahan
Kondisi Eksisting Persampahan Bunaken yang rata-rata jumlah tanggungan
Pada pembahasan ini akan menjelaskan antara 1-3 orang, maka dapat disimpulkan
kondisi eksisting persampahan pada Kelurahan sampah yang di hasil per orang dalam satu hari
Alung Banua dan Kelurahan Bunaken, serta adalah 2,7 m3/hari.
menjelaskan hasil jawaban responden terkait
pertanyaan kuesioner yang dibagikan terhadap Tabel 12 Cara Penanganan Sampah Oleh
masyarakat. Masyarakat di Kelurahan Bunaken
No Keterangan Jumlah Persentase
Kondisi Eksisting Persampahan di 1 Di Bakar 82 91 %
Kelurahan Bunaken Dikumpulkan
Berikut ini akan dijelaskan kondisi dan dibuang - -
eksisting persampahan yang ada di Kelurahan 2 di TPS
Bunaken berupa karakteritik sampah, timbulan Di timbun
sampah, dan Budaya, Sikap dan Perilaku 8 9%
3 dalam tanah
masyarakat terhadap sampah. Dijadikan
- -
4 Kompos
Tabel 9 Karakteristik sampah yang
JUMLAH 90 100
dihasilkan di Kelurahan Bunaken
Sumber : Hasil Survey 2015
No Keterangan Jumlah Persentase
Organik (Bekas
1 41 45 %
Sayur-Sayuran, dll)
An-organik
(Kaleng, Plastik, 45 50 %
2 dll)
3 Sama Banyak 4 5%
JUMLAH 90 100 % Gambar 3. Cara Penanganan SampahOleh
Sumber : Hasil Survey 2015 Masyarakat di Kelurahan Bunaken

Tabel 10 Timbulan sampah di Kelurahan Tabel 13 Cara Masyarakat Membuang


Bunaken Sampah Rumah Tangga di Kelurahan
No Keterangan Jumlah Persentase Bunaken
1 1 - 3 Kantong Plastik 65 72 % No Keterangan Jumlah Persentase
2 4 - 6 Kantong Plastik 20 22 % Di Halaman
1 80 89 %
Sendiri
3 7 – 9 Kantong Plastik 5 6%
2 Di Selokan 0 0%
JUMLAH 90 100 %
3 Laut 10 11 %
Sumber : Hasil Survey 2015
4 Lainnya 0 0%
Tabel 11 Hasil perhitungan nilai rata-rata JUMLAH 90 100 %
jumlah timbulan sampah di Kelurahan Sumber : Hasil Survey 2015
Bunaken
Kelas Fi Xi Fi.Xi Kondisi Eksisting Persampahan di
1-9 Liter 65 5 325 Kelurahan Alung Banua
10 - 18 Liter 20 14 280 Berikut ini akan dijelaskan kondisi
19 - 27 Liter 5 23 115 eksisting persampahan yang ada di Kelurahan
90 720 Alung Banua berupa karakteritik sampah,
X(mean) 8 Liter timbulan sampah, dan Budaya, Sikap dan
Sumber : Hasil Analisis Penulis 2015 Perilaku masyarakat terhadap sampah.

19
Tabel 14Karakteristik sampah yang
dihasilkan di Kelurahan Alung Banua
No Keterangan Jumlah Persentase
Organik (Bekas
1 14 21 %
Sayur-Sayuran, dll)
An-Organik (Kaleng,
2 41 63 % Gambar 4. Cara Penanganan SampahOleh
Plastik, dll)
Sama Banyak 10 16 % Masyarakat di Kelurahan Alung Banua
3
JUMLAH 65 100 % Tabel 18 Cara Masyarakat Membuang
Sumber : Hasil Survey 2015 Sampah Rumah Tangga di Kelurahan
Alung Banua
Tabel 15 Timbulan sampah di Kelurahan No Keterangan Jumlah Persentase
Alung Banua Di Halaman
61 94 %
No Keterangan Jumlah Persentase 1 Sendiri
1 1 - 3 Kantong Plastik 48 74 % 2 Di Selokan 2 3%
2 4 - 6 Kantong Plastik 17 26 % 3 Laut 2 3%
4 Lainnya - -
3 7 - 9 Kantong Plastik - -
JUMLAH 65 100 %
JUMLAH 65 100 % Sumber : Hasil Survey 2015
Sumber : Hasil Survey 2015

Tabel 16 Hasil perhitungan nilai rata-rata Sistem Pengelolaan Sampah di Pulau


jumlah timbulan sampah di Kelurahan Bunaken
Alung Banua Aspek Teknik Operasional
Kelas Fi Xi Fi.Xi Berdasarkan SNI 3242 : 2008 tentang
1-9 Liter 48 5 240 pengelolaan sampah permukiman, faktor
10 - 18 Liter 17 14 238 penentu dalam memilih pola operasional yang
19 - 27 Liter - - - sesuai untuk diterapkan adalah dengan melihat
kondisi topografi dan lingkungan daerah
65 478 pelayanan, kondisi sosial ekonomi, partisipasi
X(mean) 7.3 Liter masyarakat dan jenis timbulan sampah.
Sumber : Hasil Analisis Penulis 2015 Dari hasil observasi bagaimana teknik
operasional penanganan sampah yang berlaku
Berdasarkan hasil olah data diatas di Pulau Bunaken maka digambarkan dengan
diketahui jumlah timbulan sampah /rumah skema berikut :
tangga /hari di Kelurahan Alung Banua sebesar
7.3 Liter/KK. Dan jika di lihat dari hasil
analisis jumlah tanggungan/rumah tangga di
Kelurahan Alung Banua yang rata-rata jumlah
tanggungan antara 1-3 orang, maka dapat
disimpulkan sampah yang di hasil per orang
dalam satu hari adalah 2,4 m3/hari.
Tabel 17 Cara Penanganan Sampah Oleh Gambar 5.Skema Eksisiting Teknik
Masyarakat di Kelurahan Alung Banua Operasional Pengelolaan Sampah di Pulau
No Keterangan Jumlah Persentase Bunaken
1 Di Bakar 57 87 % Sumber : Hasil Observasi Lapangan 2015
Dikumpulkan dan
- - Program mengurangi atau minimisasi
2 dibuang di TPS
Di timbun dalam sampah dapat dimulai sejak sistem
8 13 % pengumpulan, pengangkutan,dan sistem
3 tanah
Dijadikan pembuangansampah.Dengandemikian
- - programpengolahansampah ini dapat dilakukan
4 Kompos
JUMLAH 65 100 % di setiap tahapan sistem pengelolaan
20
sampah.Idealnya program pengurangan mengumpulkan sampah menggunakan wadah
sampah ini sudah dapat dimulai sejakawaldari seperti karung atau karton bekas.Dikarenakan
sumbernya, yaitusejakpewadahan.Pemilahan di Pulau Bunaken tidak tersedianya sarana
sampah minimal dilakukan pengumpulan sampah sementara (TPS) maka
denganmemilahnyamenjadidua jenisyaitu masyarakat hanya membuang sampah ke lahan
sampah kering (anorganik) dan sampah basah kosong/pesisir pantai (Non TPS) sehingga pola
(organik). Kemudian sampah basah (organik) pengumpulan hanya pada titik lokasi yang
di lakukan proses pengomposan skala rumah dijadikan tempat penampungan sampah
tangga dan sampah kering (anorganik) sementara di badan jalan dan pesisir pantai.
dilakukan pengumpulan dan di daur ulang
menggunakan mesin pencacah dan kemudian Pemindahan
sampah yang berada di tamping di karung Pemindahan sampah yang berlaku di
diangkut petugas menggunakan perahu motor Pulau Bunaken yaitu sampah yang dibiarkan di
dengan jumlah karung yang biasa diangkut lahan kosong/pesisir pantai (Non TPS).Karena
sebanyak 40 – 50 karung seminggu. tidak ada petugas yang
Sampah yang berada di Pulau Bunaken membersihan/memindahkan sampah tersebut
berasal dari masyarakat (rumah tangga) dan ke penampungan sementara (karung) agar
home stay (penginapan). Teknik pengelolaan diangkut oleh perahu motor.
sampah di Pulau Bunaken baik sampah dari
masyarakat maupun homestay (penginapan) Pengangkutan Sampah
sama persisnya yaitu membakar langsung Dari hasil survey diketahui bahwa di
dihalaman depan rumah atau penginapan. Dari Pulau Bunaken melakukan proses
segi pewadahan, sampah yang berasal dari pengangkutan sampah berdasarkan 2 cara
daratan berupa organik dan an-organik dipilah yakni, cara pertama hasil pemilahan sampah
berdasarkan jenis kemudian sampah organik seperti botol botol untuk diolah menggunakan
dilakukan pengomposan skala rumah tangga mesin pencacah kemudian diangkut
yang dilakukan masyarakat di Kelurahan menggunakan perahu motor kemudian dijual.
Alung Banua sedangkan sampah an-organik Cara kedua yaitu sampah yang berasal dari
berupa botol plastik akan diolah menggunakan pesisir pantai dilakukan pembersihan pantai
mesin pencacah yang telah disediakan setiap 3 kali seminggu kemudian diangkut
pemerintah Kota Manado. Kemudian sampah
menggunakan kapal motor. Namun sampah
apung yang berasal dari sungai kuala jengki
akan dikumpulkan menggunakan jaring. yang tertumpuk dilahan kosong tidak ada
proses pengangkutan melainkan sampah yang
Pewadahan berada di pesisir pantai lebih diutamakan. Oleh
Pewadahan sampah dapat dilakukan karena itu sangat dibutuhkan kerjasama
secara individual dikarenakan kondisi fisik petugas pengelola sampah untuk meningkatkan
lingkungan permukiman (kondisi jalan) tidak kinerja pengangkutan sampah menjadi satu
memungkinkan untuk dilakukan pewadahan hari sekali dengan memperhatikan sampah
komunal. Oleh karena itu pengadaan wadah yang berada di daratan (lahan kosong) dekat
sampah yang disediakan secara pribadi rumah warga agar tidak menganggu aktifitas
haruslah mengikuti ketentuan sebagai berikut : warga.
 Jumlah wadah sampah yang digunakan 3
buah per rumah agar sampah yang Aspek Organisasi
dihasilkan dapat diolah secara maksimal. Aspek organiasi merupakan aspek yang
 Jenis atau bahan wadah sampah organik penting dalam kegiatan pengelolaan sampah
dan an-organik berupa tong sampah disuatu kawasan.Karena peran serta organisai
berpenutup. adalah mengatur tata laksana kerja seperti
 Menempatkan wadah sampah organik dan administrasi, dan pelaksana teknis
an-organik di bagian halaman depan rumah. lapangan.Berdasarkan undang - undang no 18
tahun 2008 tentang pengelolaan sampah,
menyebutkan setiap orang berhak
Pengumpulan berpartisipasi dalam proses pengambilan
Berdasarkan hasil analisis pola keputusan, penyelengaraan, dan pengawasan
pengumpulan sampah masyarakat dibidang pengelolaan sampah.
21
Organisasi yang mengatur kondisi Keaktifan peran serta masyarakat dalam
pengelolaan sampah di Pulau Bunaken adalah setiap kegiatan pengelolaan sampah sangat
Dinas Kebersihan Kota Manado dan Balai diharapkan. Berdasarkan peraturan daerah
Pengelolan Taman Nasional Bunaken. terkait pengelolaan sampah menyebutkan
Pemerintah dinas kebersihan kota manado setiap orang berhak berpartisipasi dalam proses
pernah menyediakan mesin pencacah sampah pengambilan keputusan, penyelenggaraan, dan
dan kegiatan pembersihan pantai dan Balai pengawasan dibidang pengelolaan sampah.
Pengelolan Taman Nasional Bunaken Namun partisipasi masyarakat berupa
membuat kegiatan sapu pantai dan laut tiap perencanaan, pembangunanan dan pengelolaan
tahun 2 kali. sampah di Pulau Bunaken masih sangat
kurang.
Aspek Pembiayaan
Di Pulau Bunaken tidak terdapat saran Konsep Pengelolaan Sampah Secara
pengumpulan sampah sementara (TPS) dan Terpadu di Pulau Bunaken
sarana pengumpulan sampah akhir (TPA).Oleh Sistem pengelolaan sampah di kawasan
karena itu masyarakat tidak membayar laut dan pantai berwawasan lingkungan tidak
retribusi untuk pembiayaan penyelengaraan begitu berbeda dengan sistem pengelolaan
pengelolaan persampahan dan pemeliharaan sampah pada umumnya.Dengan demikian
kebersihan ditetapkan berdasarkan jenis pembahasan tentang sistem pengelolaan
bangunan.90 % masyarakat tidak membayar sampah di kawasan wisata tidak dapat
retribusi sampah karena tidak tahu tentang dipisahkan dari sistem pengelolaan sampah
biaya retribusi tersebut dan menganggap tidak secara umum.Permasalahan sampah
mendapat pelayanan yang maksimal dari pihak merupakan permasalahan umum yang
pemerintah.Namun masyarakat bersedia manyangkut mulai dari perencanaan sistem,
membayar retribusi untuk pengelolaan sampah pelaksanaan, sampai dengan pengawasan.Salah
dan pemeliharaan kebersihan di Pulau satu alternatif sistem pengelolaan sampah di
Bunaken dengan syarat ada petugas Pulau Bunaken adalah dengan menerapkan
pengangkut sampah dan penyediaan fasilitas sistem pengelolaan sampah terpadu yang
sarana pengumpulan sampah sementara (TPS). diadaptasikan dengan situasi dan kondisi
Oleh karena itu perlu adanya setempat.
sosialisasi oleh pemerintah mengenai Perda Berdasarkan hasil observasi di Pulau
Kota Manado No 07 Tahun 2006 tentang Bunaken, ternyata tidak terdapat sarana
pengelolaan persampahan dan retribusi pengumpulan sampah sementara (TPS) dan
pelayanan kebersihan sehingga masyarakat sarana pengumpulan sampah akhir
lebih paham mengenai peraturan tersebut. (TPA).Meskipun masyarakat membutuhkan
penyediaan sarana pengumpul sampah akhir
(TPA) di Pulau Bunaken, namun aspek
Aspek Hukum dan Peraturan pembiayaan yang diperlukan untuk
Aspek hukum dan peraturan sesuai merencanakan pembangunan TPA skala pulau
dengan Perda No 07 tahun 2006 tentang tentu membutuhkan biaya yang cukup besar.
pengelolaan sampah dan retribusi pelayanan Apalagi kebutuhan akan lahan di Pulau
kebersihan belum terlaksana sebagaimana Bunaken sangatlah terbatas. Maka dari itu
mestinya, hal ini dikarenakan masyarakat program mengurangi atau minimalisasi
kurang mengetahui tentang hukum dan sampah dapat dimulai sejak sistem
peraturan yang berlaku. Oleh karena itu pengumpulan, pengangkutan, dan sistem
penting untuk membekali masyarakat lewat pembuangan sampah.Dengan demikian
sosialisasi peraturan pengelolaan sampah, serta program pengolahan sampah ini dapat
penting dilakukan penegakan hukum lewat dilakukan di setiap tahapan sistem pengelolaan
pemberlakuan sanksi bagi setiap sampah.
pelanggarnya.Hal ini untuk menjamin Fasilitas - fasilitas pengolahan sampah
terlaksananya hukum dan peraturan mengenai yang diperlukan dalam sistem terpadu tersebut
pengelolaan sampah di Pulau Bunaken. antara lain adalah alat pengumpul dan
pengangkut sampah, mesin pengkomposan,
Aspek Peran Serta Masyarakat alat daur ulang plastik, dan bak penampungan
sampah sementara.
22
Gambar 6. Fasilitas Pengolahan Sampah
Sumber : http://krjogja.com/read/227020/darmakeradenan-desa-
bak-sampah.kr

Sampah sampah yang bersumber dari


masyarakat maupun penginapan/ cottage
kemudian akan dibawakan ke pewadahan di
bak penampungan sampah pada masing –
masing kelurahan di Pulau Bunaken. Untuk Gambar 9. Rute Perjalanan Pengangkutan
lebih jelasnya dapat dilihat pada skema Sampah
dibawah ini : Sumber: RTRW Kota Manado 2014-2034
Sampah apung di sekitar laut taman
nasional bunaken sebagian besar berupa
sampah plastik. Sebagian dari sampah plastik
tersebut merupakan sampah plastik yang dapat
didaur ulang. Proses pengumpulan sampah
apung dapat dilakukan dengan jaring yang
ditarik dengan perahu.

Gambar 7. Skema Pengangkutan Sampah


Sumber : Penulis, 2015 Gambar 10. Sampah yang berserakan di
Laut Bunaken dan Contoh Jaring
Pengumpul Sampah
Sumber : http://balebengong.net/kabar-
anyar/2013/10/01/para-penjaring-sampah-
badung.html

Dengan demikian sistem pengelolaan


sampah terpadu diarahkan agar sampah -
sampah dapat dikelola dengan baik dalam arti
mampu menjawab permasalahan sampah
hingga saat ini yang belum dapat diselesaikan
dengan tuntas, juga diarahkan untuk
pemberdayaan masyarakat lokal agar mampu
Gambar 8.Lokasi Penyedian Bak Sampah mandiri.
di Pesisir Pantai Pulau Bunaken
Sumber: Google Earth 2016
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
mengenai sistem pengelolaan sampah di Pulau
Bunaken, maka dapat disimpulkan :
1. Jenis dan Sumber Sampah di Pulau
Bunaken yaitu :

23
a. Karakteristik sampah yang dihasilkan
di Kelurahan Alung Banua yaitu 21 %
jenis sampah organik, 63 % jenis
sampah an-organik dan 10 % sama DAFTAR PUSTAKA
banyak sedangkan karakteristik
sampah yang dihasilkan di Kelurahan Adisasmita, Rahardjo, 2010. Pembangunan
Bunaken yaitu 50 % jenis sampah an- Kawasan dan Tata Ruang.Yogyakarta:
organik, 45 % jenis sampah organik Graha Ilmu.
dan 5 % sama banyak.
Anonimous, 2009. Pemilihan Dan Strategi
b. Timbulan sampah yang dihasilkan
Penerapan Teknologi Pengolahan
sampah rumah tangga di Kelurahan
Sampah Terpadu, Studi Kasus Di Dki
Alung Banua yaitu 7,3 Liter/KK. jika
Jakarta.
di lihat dari hasil analisis jumlah
Cecep Dani Sucipto. “Teknologi Pengolahan
tanggungan/rumah tangga di
Daur Ulang Sampah”,Cetakan Pertama
Kelurahan Alung Banua yang rata-rata
2012, Gosyen Publishing Yogyakarta.
jumlah tanggungan antara 1-3 orang,
Chandra, B. 2006.,Pengantar Kesehatan
maka dapat disimpulkan sampah yang
Lingkungan, Jakarta, Buku Kedokteran
di hasil per orang dalam satu hari
Egc.
adalah 2,4 m3/hari, sedangkan
Himarwanto,D.E.,R.D.Dhewangga, Indarto,
timbulan sampah yang dihasilkan
H.Saptoadi, Dan T.A.Rohmat. 2010.
sampah rumah tangga di Kelurahan
Mirsa.R. 2012.Elemen Tata Ruang Kota.
Bunaken yaitu 8 Liter/KK dan jika di
Graha Ilmu. Yogyakarta.
lihat dari hasil analisis jumlah
Nurmandi, A. 2014.Manajemen
tanggungan/rumah tangga di
Perkotaan.Yogyakarta: JKSG
Kelurahan Bunaken yang rata-rata
Rustiadi, E.S. Saeful H. dan Panaju, D.R.
jumlah tanggungan antara 1-3 orang,
2011.Perencanaan dan Pengembangan
maka dapat disimpulkan sampah yang
Wilayah. Jakarta: Yayasan Pustaka obor
di hasil per orang dalam satu hari
Indonesia.
adalah 2,7 m3/hari.
Sarudji, D. 2006. Kesehatan Lingkungan.
c. Budaya perilaku masyarakat Pulau
Media Ilmu. Surabaya.
Bunaken dalam menangani sampah
Hadi P. Sudharto. 2014. Manajemen
rumah tangga yaitu dengan membakar
Lingkungan. YogyakartaL Thafa Media
dan menimbun didalam tanah.
d. Sarana pengolahan sampah yang telah
Undang – Undang :
disediakan pemerintah kota Manado
untuk Pulau Bunaken yaitu mesin Dokumen RTRW Kota Manado Tahun 2011-
pencacah plastik (Kelurahan Bunaken) 2031
dan pengomposan (Kelurahan Alung Dokumen Balai Taman Nasional Bunaken
Banua). Tahun 2015
2. Sistem pengelolaan sampah di Kelurahan SNI 19-2454-2002Tata Cara Teknik
Alung Banua yaitu sampah basah Operasional Sampah Perkotaan
(organik) dilakukan proses pengomposan UU Nomor 18 Tahun 2008 Pengelolaan
skala rumah tangga kemudian sampah Sampah Perkotaan.
kering (anorganik) akan dibakar, ditimbun Peraturan Daerah Kota Manado Nomor 07
dan dibiarkan di lahan kosong/pesisir Tahun 2006Tentang Pengelolaan
pantai (Non TPS), sedangkan di Persampahan Dan Retribusi Pelayanan
Kelurahan Bunaken yaitu sampah kering Kebersihan.
(anorganik) dilakukan proses daur ulang
menggunakan mesin pencacah kemudian
sampah basah (organik) akan dibakar,
ditimbun dan dibiarkan di lahan
kosong/pesisir pantai (Non TPS).

24

Anda mungkin juga menyukai