PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari obsevasi yang dilakukan di Madrasah Aliyah
Negeri 3 Medan adalah sebagai berikut :
1. Apakah laboratorium Madrasah Aliyah Negeri 3 Medan digunakan secara
optimal?
2. Apakah kendala-kendala yang dihadapi untuk mengadakan praktikum di
laboratorium Madrasah Aliyah Negeri 3 Medan?
3. Bagaimana desain tata ruang dan pengolahan laboratorium Madrasah Aliyah
Negeri 3 Medan?
4. Bagaimana penggunaan alat dan bahan di laboratorium Madrasah Aliyah
Negeri 3 Medan?
5. Bagaimana pemeliharaan dan perbaikan alat praktikum di laboratorium
Madrasah Aliyah Negeri 3 Medan?
6. Apakah kondisi laboratorium Madrasah Aliyah Negeri 3 Medan sudah
sesuai dengan kriteria laboratorium standar?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya observasi di MA Negeri 3 Medan adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui ke optimalan penggunaan laboratorium di laboratorium
MA Negeri 3 Medan.
2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi untuk mengadakan
praktikum di laboratorium MA Negeri 3 Medan.
3. Untuk mengetahui desain, tata ruang dan pengelolahan laboratorium MA
Negeri 3 Medan.
4. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan alat/bahan praktikum di
laboratorium MA Negeri 3 Medan.
5. Untuk mengetahui bagaimana pemeliharaan dan perbaikan alat praktikum di
laboratorium MA Negeri 3 Medan.
6. Untuk mengetahui kondisi laboratorium MA Negeri 3 Medan sudah sesuai
atau belum dengan kriteria laboratorium ideal.
BAB II
PEMBAHASAN
2
Dalam metodelogi penelitian dijelaskan bahwa pelaksanaan observasi
mempunyai kebebasan untuk memiliki metode guna memperoleh suatu data.
Maka dengan demikian memecahkan metodologi sangat diperlukan dalam rangka
mengumpulkan data untuk memecahkan suatu masalah sehingga dapat menyusun
laporan ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itu dalam pengamatan
ini penulis menetapkan langkah–langkah sebagai berikut :
Subyek Observasi
Subyek observasi ini adalah pengelola Laboratorium MA Negeri 3 Medan.
Laboratorium di MA Negeri 3 Medan memiliki 1 Laboratorium.. Hal- hal yang
akan menjadi titik perhatian adalah kelengkapan alat dan bahan laboratorium,
kelengkapan administrasi laboratorium, tata kelola laboratorim, kepengurusan
laboratorium, kegiatan pengelolaan perawatan dan perbaikan, dan pelaksanaan
seluruh kegiatan laboratorium.
Sumber Data
Berkaitan dengan subyek observasinya yaitu Laboratorium MA Negeri 3
Medan, maka sumber datanya ialah kondisi laboratorium, kelengkapan alat dan
bahan laboratorium, serta kegiatan yang dilakukan di Laboratorium MA Negeri 3
Medan yang dapat diamatai langsung oleh observer.
3
sehingga pengamat dapat melihat secara langsung bagaimana keadaan
laboratorium ketika digunakan.
Observasi adalah instrumen yang sering dijumpai dalam penelitian
pendidikan. Dalam observasi ini penelitian lebih banyak menggunakan salah satu
dari panca indranya yaitu indra penglihatan. Observasi akan lebih efektif jika
informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan
hasil kerja responden dalam situasi alami. Sebaiknya observasi mempunyai
keterbatasan dalam menggali informasi yang berupa pendapat atau persepsi dari
subyek yang diteliti.
Alat Pengumpulan Data
Adapun alat/ instrumen yang digunakan dalam observasi ini ialah :
Lembar observasi
Buku dan alat tulis\
Daftar Inventaris Alat dan Bahan Laboratorium
Kamera
4
b) Penataan
c) Pengadministrasian
Pengadministrasian laboratorium dimaksudkan adalah suatu proses
pencatatan atau inventarisasi fasilitas dan aktifitas laboratorium. Dengan
pengadministrasian yang tepat semua fasilitas dan aktifitas laboratorium dapat
terorganisir dengan sistematis. Dalam kaitannya dengan pengadaan alat dan
bahan, pada makalah ini yang akan dibahas lebih lanjut mengenai
pengadministrasian sarana dan prasarana. Pengadministrasian sarana dan
prasarana laboratorium bertujuan: mencegah kehilangan/penyalahgunaan,
memudahkan operasional dan pemeliharaan, mencegah duplikasi/overlapping
permintaan alat serta memudahkan pengecekkan.
d) Pengamanan, Perawatan Dan Pengawasan
Aspek ini merupakan aspek yang membutuhkan personalia untuk
menjalankannya. Untuk memenuhi aspek ini, biasanya laboratorium di sekolah
terdapat berbagai personil yaitu: kepala sekolah, wakasek bidang sarana, wakasek
bidang kurikulum, penanggung jawab teknis laboratorium, koordinator
laboratorium, dan laboran.
5
jika dikelola secara optimal, akan memberikan optimalisasi manajemen lab yang
baik. Dengan demikian manajemen lab itu adalah suatu tindakan pengelolaan
yang komplek dan terarah, sejak dari perencanaan tata ruang (lab-lay-out) sampai
dengan semua perangkat-perangkat penunjang lainnya. Tenaga yang bertanggung
jawab secara langsung dalam pengelolaan laboratorium IPA adalah :
Kepala Sekolah
Kepala lab/koordinator lab
Pengelola lab (semua guru IPA dan laboran)
6
hanya dikelolola oleh pengelola lab atau guru. Laboran tersebut tidak luput dari
pengelolaan laboratorium yang merupakan kegiatan untuk menggerakkan
sekelompok orang, keuangan, peralatan, fasilitas, dan atau segala fisik objek
lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu
yang diharapkan secara optimal. Juga adanya merjasama yang baik antar anggota
yang berperan di dalamnya.
7
Teknik administrasi laboratorium sering kali dilakukan secara manual,
namun akan lebih mudah apabila menggunakan bantuan komputer. Dan
berdasarkan hasil observasi yang di lakukan, Madrasah Aliyah Negeri 3 masih
melakukan administrasi secara manual.
1. Pengadministrasian Ruangan Laboratorium
Setiap laboratorium harus memiliki petunjuk yang menggambarkan tata
letak laboratorium dan juga keadaan ruangan yang ada, seperti jaringan listrik,
jaringan air dan jaringan gas. Ruangan-ruangan tersebut harus tercatat namanya,
ukuran, dan kapasitas dalam Format A.
Sesuai penjelasan diatas, berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan
peneliti, pengadministrasian ruangan laboratorium di Madrasah AliyahNegeri 3
Medan sudah diterapkan cukup baik. Hal itu dapat dilihat dari petunjuk yang
diberikan di laboratorium untuk menunjukkan lokasi tersebut.
8
alat tersebut diatas. Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar dibawah. Akan tetapi
untuk gambar P3K karena keterbatasan dokumentasi.
9
laboratorium yang perlu dicatat dalam pengadministrasian alat/bahan adalah
nama, jumlah, ukuran, merk dan tempat penyimpanan, nomor kode/katalognya.
(1)
Gambar 2.3 (1) Daftar Bon Alat ;
10
Alat dan bahan apa yang akan dibeli (dengan spesifikasi yang jelas).
Apakah dana tersedia.
Prosedur pembelian
Pelaksanaan pembelian.
(3)
11
Bangunan atau tata letak laboratorium tidak sama dengan bangunan kelas.
Apabila memungkinkan, ruangan laboratorium sebaiknya terpisah dari bangunan
ruangan kelas. Hal ini perlu untuk menghindari terganggunya proses belajar
mengajar di kelas yang dekat dengan laboratorium akibat dari kegiatan yang
berlangsung di laboratorium, baik suara atau bau yang ditimbulkan.
Banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum membangun
laboratorium. Faktor-faktor tersebut antara lain lokasi bangunan laboratorium dan
ukuran-ukuran ruang. Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain
tidak terletak pada arah angin yang menuju bangunan lain, dimaksudkan untuk
menghindari penyebaran gas-gas berbahaya. Bangunan laboratorium tidak
berdekatan dengan lokasi sumber air. Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau
untuk pengontrolan dan mempermudah tindakan lainnya. Ruangan laboratorium
untuk pembelajaran sains umumnya terdiri dari ruang utama, dan ruang-ruang
pelengkap.
Ruang utama adalah ruangan tempat para siswa melakukan praktikum.
Ruangan pelengkap umumnya terdiri dari ruang persiapan dan ruang
penyimpanan. Ruang persiapan digunakan untuk menyiapkan alat-alat dan bahan-
bahan yang dipakai dalam praktikum. Ruang penyimpanan digunakan untuk
menyimpan bahan-bahan persediaan (termasuk bahan kimia) dan alat-alat yang
penggunaanya tidak setiap saat. Selain ruangan tersebut, mungkin juga sebuah
laboratorium memiliki ruanagan gelap, ruangan spesimen, ruangan khusus untuk
penyimpanan bahan-bahan kimia dan ruangan administrasi/staf.
Penyimpanan alat-alat di dalam gedung tidak boleh disatukan dengan bahan
kimia. Demikian pula penyimpanan alat-alat gelas tidak boleh disatukan dengan
alat-alat yang terbuat dari logam. Ukuran ruang utama lebih besar dari pada
ukuran ruangan persiapan. Contohnya apabila luas lantai 100 m2, 70-80
m2 digunakan sebagai ruang utama praktikum. Suatu laboratorium yang perlu
diingat adalah bahwa ruang-ruang penunjang laboratorium tersebut tidak mutlak
harus ada atau tempat serta fasilitas-fasilitas lainnya. Supaya cahaya matahari
langsung tidak masuk secara langsung ke dalam ruangan laboratorium dan untuk
mencegah masuknya air hujan, maka disekelilingnya laboratorium hendaknya
diberi selokan yang luas lebih kurang 20% dari luas seluruh laboratorium.
12
(1) (2)
(2)
(4)
Gambar 2.5. (1) Pintu masuk laboratorium; (2) Ruang Penyimpanan alat dan
bahan; (3,4) Ruamg Laboratorium.
13
2. Kurangnya pemahaman terhadap makna dan fungsi laboratorium sekolah
serta implikasinya bagi pengembangan dan perbaikan sistem pembelajaran
IPA. Ironisnya keberadaan laboratorium sekolah dianggap membebani
sehingga jarang dimanfaatkan sebagai mana mestinya.
3. Terbatasnya kemampuan guru dalam penguasaan mata pelajaran.
4. Belum meratanya pengadaan dan penyebaran alat peraga Kit IPA sehingga
menyulitkan bagi pusat kegiatan guru untuk menjalankan fungsi
pembinaannya kepada para guru (Emha, 2002).
14
2. SOP membantu staf menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada
intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan pimpinan
dalam pelaksanaan proses sehari-hari.
3. Meningkatkan akuntabilitas dengan mendokumentasikan tanggung jawab
khusus dalam melaksanakan tugas.
4. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan pegawai. cara
konkret untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha
yang telah dilakukan.
5. Menciptakan bahan-bahan training yang dapat membantu pegawai baru
untuk cepat melakukan tugasnya.
6. Menunjukkan kinerja bahwa organisasi efisien dan dikelola dengan baik.
7. Menyediakan pedoman bagi setiap pegawai di unit pelayanan dalam
melaksanakan pemberian pelayanan sehari-hari.
8. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas pemberian pelayanan.
9. Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural dalam
memberikan pelayanan. Menjamin proses pelayanan tetap berjalan dalam
berbagai situasi.
15
Kelompokkan alat dan bahan yang ada berdasarkan pada keadaan alat dan
bahan.
Penyimpanan dan penataan alat dan bahan disesuaikan dengan fasilitas
laboratorium, keadaan alat dan bahan.
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat penyimpanan alat yaitu:
Bahan dasar pembuatan alat.
Bobot alat.
Kepekaan alat terhadap lingkungan.
Pengaruh alat yang lain.
Kepekaan perangkat alat dalam suatu set.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan :
Berdasarkan hasil observasi diatas dapat ditarik kesimpulan antara lain:
Laboratorium Madrasah Aliyah Negeri 3 Medan belum memenuhi aspek yang
16
telah ditetapkan. Seperti halnya dari aspek manejemen, aspek administrasi, Hal ini
masih diperlukannya perbaikan lebih lagi agar mendapatkan pengadministrasian
yang baik dan sesuai dengan laboratorium standar. Begitupula dengan aspek
layout dan lainnya, agar kinerja dan penggunaan laboratorium lebih maksimal dan
layak untuk digunakan.
3.2 Saran
Agar terpenuhinya laboratorium yang berstandar di sekolah Madrasah
Aliyah Negeri 3 Medan, diperlukannya evaluasi mengenai semua aspek yang
mendukung sebagai penunjang kelayakan suatu laboratorium. Tidak hanya
terfokus pada satu aspek saja dan lebih mendahului aspek tersebut dibandingkan
dengan yang lainnya. Juga diupayakan lebih memikirkan masalah untuk mengolah
atau menangani masalah penanganan limbah, karena limbah juga termasuk
masalah yang serius.
Daftar Pustaka
Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cetakan ke-8
Rineka Cipta, Yogyakarta.
17
bagian-4-administrasi-fasilitas-di-laboratorium, (diakses tanggal 16
Oktober 2011 tanggal 25 Februari 2019)
Harsono. (2013). Desain Laboratorium Fisika. Diakses Melalui http:// blog. tp.ac.
id/macam-macam-laboratorium (Diakses pada tanggal 25 Februari 2019
http:// physicslaboratory. blogspot.com/2012/03/desain-laboratorium-IPA.
Bandarlampung: Universitas Lampung
Sitorus, M., dan Sutiani, A., (2013), Laboratorium Kimia Pengelolaan dan
Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
18