PENDAHULUAN
1
2
jauh mengenai metode pembuatan silase dan manfaat silase dalam sektor
perikanan (Ward et al., 2002).
Fermentasi berasal dari bahasa Latin asal suku kata ferverve yang
mempunyai arti mendidih. Hal ini diambil dari pengalaman pertama pada waktu
proses pembuatan minuman anggur yang dilakukan oleh Gay Lussac. Berdasarkan
jenis substrat yang digunakan, proses fermentasi dibedakan atas dua golongan
yaitu fermentasi medium padat dan fermentasi cair. Fermentasi medium padat
adalah proses fermentasi dengan menggunakan medium yang tidak larut, tetapi
cukup mengandung air untuk keperluan mikroba. Fermentasi medium cair adalah
proses fermentasi yang substratnya larut atau tersuspensi dalam fase cair
(Juana,2002).
Proses fermentasi yang dilakukan oleh mikroorganisme, mampu
menghidrolisis atau biodegradasi enzim sehingga substansi polimer menjadi lebih
sederhana dan mudah dicerna. Proses fermentasi dengan menggunakan
penambahan mikroorganisme dapat berfungsi untuk meningkatkan zat-zat
makanan dan nilai energi, mengurangi atau menghilangkan pengaruh negatif dari
bahan pakan tertentu. Prinsip kerja fermentasi itu sendiri adalah memecah bahan
yang tidak mudah dicerna seperti selulosa menjadi gula sederhana yang mudah
dicerna dengan bantuan mikroorganisme. Enzim yang dihasilkan dalam proses
fermentasi dapat memperbaiki nilai nutrisi, pertumbuhan,serta meningkatkan daya
cerna serat kasar, protein dan nutrisi pakan lainnya. Fermentasi pakan terbukti
dapat menekan nilai FCR hingga 0,997 pada pemeliharaan ikan lele dumbo yang
diberi pakan komersil yang difermentasikan dengan probiofish (Giri, 2003).
1.2.Tujuan
3
4
1. Pembuatan Inokulum
5
6
sendok makan dan larutkan sehingga diperoleh suspense, tunggu selama 15 menit
untuk menumbuhkan bakteri. Suspensi digunakan untuk proses fermentasi
medium bahan pakan yang sudah menjadi tepung.
4.1. Hasil
Hasil pada praktikum penentuan kadar air seperti yang ditunjukkan pada
tabel sebagai berikut.
Tabel 3. Hasil Fermentasi Bahan Pakan
No. Nama Bahan Nama Keterangan
Limbah Kol Warna : Coklat
Afrinda Nur Octa
1. (Brassica oleracea Bau : Tengik
Pradana
var.capitata) Tekstur : Lembek (lembab)
Daun Ketapang Warna : Coklat
Gibran Nazary
2. (Terminalia Bau : Tengik
Yusuf
catappa) Tekstur : Kenyal
Ganggang Warna : Kehitaman
Syuhada Mandala
3. (Hydrilla Bau : Tidak menyengat
Putra
verticillata) Tekstur : Seperti bubur
Daun Bandotan Warna : Hijau kehitaman
4. (Ageratum Salihin Bau : Teh
conyzoides) Tekstur : Gembur
Warna : Hitam
Gulma itik Al-Awwal Afdhal
5. Bau : Busuk
(Lemnoideae) Ar
Tekstur : Gembur
Limbah Bayam Warna : Hijau kehitaman
Ziskia Mahrani
6. (Amaranthus tricolor Bau : Busuk
Aulika
L.) Tekstur : Lembek
4.2. Pembahasan
7
8
tahan panas, plastik tersebut kemudian dikukus dalam panci selama 30 menit.
Tahapan berikutnya yaitu memasukkan sebanyak 7,5 ml probiotik sesuai dengan
dosis 5% dari 50 gram tepung kol. Plastik yang sudah dimasukkan probiotik
selanjutnya ditusuk-tusuk dengan jarum untuk memberi lubang karena fermentasi
akan berlangsung dalam kondisi aerob dan dimasukkan ke dalam wadah inkubasi
dengan suhu ±370C untuk pertumbuhan bakteri. Pengamatan terhadap hasil
fermentasi dilakukan pada hari ketiga setelah perlakuan.
Tabel 3 hasil fermentasi bahan pakan diatas menunjukkan adanya
perubahan warna, tekstur serta bau. Bahan berupa limbah kol mengalami
perubahan warna menjadi kecoklatan, bau menjadi tengik dan memiliki tekstur
lembek dan lembab. Perubahan yang terjadi pada ganggang berupa warna yang
kehitaman, bau yang tidak terlalu menyengat dan tekstur yang seperti bubur.
Perubahan pada limbah bayam berupa warna yang mulanya hijau menjadi
kehitaman, memiliki aroma bau busuk serta tekstur yang lembek. Perubahan pada
daun ketapang berupa perubahan warna menjadi lebih coklat, berbau tengik dan
bertekstur kenyal. Perubahan pada bandotan yaitu berwarna hijau kehitaman dan
meiliki bau seperti teh serta bertekstur gembur. Gulma itik terjadi perubahan
berupa warna menjadi hitam, memiliki bau yang busuk dan bertekstur gembur.
Kandungan ekstrak limbah pasar sayur mengandung bakteri aktif seperti
Lactobacillus sp dan sacaromyces dan juga mengandung 2,L x 1010 CFU bakteri
asam laktat, 0,0244% asam asetat, 0,0017% asam butirat, 0,7997% asam laktat
dengan l,104% total asam, dengan kata lain ekstrak limbah pasar sayur mempu
digunakan sebagai pengawetan maupun pengolahan bahan pakan (Utama, 2009.)
BAB 5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
Mikroba yang digunakan pada praktikum fermentasi bahan pakan berupa raja
grameh yang dapat memecah bahan yang tidak mudah dicerna seperti selulosa
menjadi gula sederhana yang mudah dicerna. Enzim yang dihasilkan dalam proses
fermentasi dapat memperbaiki nilai nutrisi, pertumbuhan, serta meningkatkan
daya cerna serat kasar, protein dan nutrisi pakan lainnya. Proses fermentasi
dengan menggunakan mikroorganisme berfungsi meningkatkan zat-zat makanan
dan nilai energi, mengurangi atau menghilangkan pengaruh negatif dari bahan
pakan tertentu.
5.2. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
10