Anda di halaman 1dari 7

Kreano 9 (2) (2018): 191-197

Ju r n a l M a t e m a t i k a K r e a t i f - I n o v a t i f
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano

Pengembangan Bahan Ajar berbasis HOTS untuk


Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Mahasiswa
 
Anisah dan Sri Lastuti2
1

1,2
STKIP Taman Siswa Bima

Corresponding Author: anisahmathedu@gmail.com1, srilastuti_art13@yahoo.co.id2

DOI: http://dx.doi.org/10.15294/kreano.v9i2.16341
Received : October 2018; Accepted: November 2018; Published: December 2018

Abstrak
Tujuan penelitian pengembangan ini adalah untuk menghasilkan bahan ajar matematika berbasis Higher Order
Thinking bagi mahasiswa semester II prodi PGSD yang mengambil matakuliah Matematika I. Bahan ajar yang di-
maksud berupa materi ajar (modul) berbasis Higher Order Thinking serta soal evaluasi untuk mengukur kemampuan
pemecahan masalah matematis mahasiswa. Bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria valid dan efektif.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan menggunakan prosedur ADDIE (Analysis, Design, De-
velopment, Implementation, Evaluation). Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan
pemecahan masalah matematis mahasiswa setelah diterapkan bahan ajar matematika berbasis Higher Order Think-
ing. Selain itu melalui bahan ajar ini, mahasiswa menjadi terbiasa berpikir tingkat tinggi sehingga mampu menye-
lesaikan setiap permasalahan matematika yang diberikan. Dari penelitian ini diperoleh peningkatan rata-rata ke-
mampuan pemecahan masalah matematis mahasiswa dari 57,50 menjadi 87,90. Dengan demikian pengembangan
modul pembelajaran matematika berbasis HOTS dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis
mahasiswa.

Abstract
The purpose of this development research is to produce Higher Order Thinking based mathematics teaching
materials for PGSD second semester students who take Mathematics courses I. The intended teaching mate-
rials are in the form of Higher Order Thinking based teaching materials and evaluation questions to measure
students’ mathematical problem solving abilities . Teaching materials developed meet valid and effective
criteria. This type of research is development research using ADDIE (Analysis, Design, Development, Imple-
mentation, Evaluation) procedures. The results achieved from this study are the improvement of students’
mathematical problem solving abilities after applying mathematics based on Higher Order Thinking. In ad-
dition, through this teaching material, students become accustomed to high-level thinking so that they are
able to solve any mathematical problems given. From this study, the average student’s mathematical prob-
lem-solving ability was increased from 57.50 to 87.90. Thus the development of HOTS-based mathematics
learning modules can improve students’ mathematical problem solving abilities.

Keywords: development, teaching materials, Higher Order Thinking

PENDAHULUAN lah menengah maupun di tingkat atas bah-


Permasalahan yang berhubungan dengan kan sampai di perguruan tinggi. Masalah yang
matematika masih menjadi permasalahan dimaksud cukup beragam mulai dari minat
pokok yang terjadi di dunia pendidikan baik belajar matematika yang rendah, motivasi
di tingkat pra sekolah, sekolah dasar, seko- belajar matematika yang kurang, rendahnya

© 2018 Semarang State University. All rights reserved UNNES JOURNALS


p-ISSN: 2086-2334; e-ISSN: 2442-4218
192 Anisah & Sri Lastuti, Pengembangan Bahan Ajar berbasis HOTS untuk Meningkatkan ...
 
keyakinan terhadap matematika, prestasi jawab atas solusi pembelajaran yang diker-
belajar matematika yang rendah, rendahnya jakannya. Karena matematika sangat iden-
kemapuan memahami konsep matematika, tik dengan pemecahan masalah matematika
kemampuan pemecahan masalah dan perma- selain itu tujuan utama dari pendidikan ada-
salahan-permasalahan lainnya yang mana pe- lah agar mahasiswa mampu memecahkan
nyebab dari permasalahan tersebut juga ka- masalah matematika yang tentunya arahnya
rena banyak faktor seperti, ketidak tertarikan pada pemecahan masalah dalam kehidupan
matematika, cara guru/dosen menyampaikan sehari-hari. Adapun kemampuan pemecahan
materi kurang tepat, metode yang belum te- masalah matematis merupakan kemampuan
pat dan penyebab-penyebab lainnya. seseorang (mahasiswa) dalam menyelesaia-
Di tingkat perguruan tinggi khusus- kan persoalan matematika sesuai dengan
nya untuk program studi guru sekolah dasar, tujuan yang di tetapkan. Hal tersebut sepen-
matematika merupakan matakuliah wajib di- dapat dengan pendapat Fauziah (2010) yang
tempuh mahasiswa. Tidak terkecuali di pro- menyatakan bahwa kemampuan pemecahan
di PGSD STKIP Taman Siswa Bima. Di Prodi masalah matematik merupakan kemampuan
PGSD STKIP Taman Siswa Bima, matematika siswa dalam menyelesaikan soal matematik
menjadi salah satu matakuliah penting yang berdasarkan langkah-langkah penyelesaian
tidak bisa dilepaskan. Terbukti di kurikulum
masalah matematik menurut Polya, yaitu: (1)
STKIP Taman Siswa Bima, matematika dibe-
memahami persoalan, (2) memdbuat renca-
rikan sebanyak lima semester dengan rincian
na penyelesaian, (3) menjalankan rencana,
matakuliah Matematika Dasar, Matematika I,
(4) melihat kembali apa yang telah dilaku-
Matematika II, pengembangan media pembe-
kan. Dari pendapat tersebut dapat dipaha-
lajaran matematika dan pengembangan ma-
mi bahwa kemampuan pemecahan masalah
tematika SD. Dari matakuliah yang di berikan
merupakan kempampuan penting yang harus
tersebut masalah yang dihadapi oleh dosen
dimiliki oleh seseorang yang mempelajari ma-
pengampu matakuliah tersebutpun masih
tematika.
sama dengan permasalahan yang disebutkan
Mengingat pentingnya kemampuan
di atas khususnya pada rendahnya kemampu-
an pemecahan masalah matematis mahasis- pemecahan masalah matematis mahasiswa
wa. maka perlu dicarikan jalan alternatif guna me-
Menurut Windari (2014) pada pembela- ningkatkan kemampuan pemecalahan mate-
jaran matematika siswa diharapkan mampu matis mahasiswa prodi PGSD khusus untuk
memecahkan masalah yang meliputi kemam- mata kuliah matematika. Menurut Mataka
puan memahami masalah, merancang model et al (2014) untuk meningkatkan kemampu-
matematika, menyelesaikan model, dan me- an pemecahan masalah seorang guru harus
nafsirkan solusi yang diperoleh. Oleh karena memiliki strategi pedagogis untuk mening-
itu di perguruan tinggipun dianggap sama katkan keterampilan/ kemampuan pemeca-
bahwa kemampuan pemecahan masalah han masalah matematika. Sehingga dalam
meliputi aspek-aspek tersebut. Pemecahan penelitian untuk meningkatkan kemampuan
masalah itu sendiri merupakam keterampi- pemecahan masalah matemtika mahasiswa
lan untuk dapat memformulasikan berbagai yang belajar matematika adalah dengan men-
cara untuk memecahkan masalah (Bradshaw gembangkan bahan ajar matematika berbasis
& Hazell, 2017). Dari pendapat tersebut dije- Higher Order Thinking. Solusi tersebut dipilih
laskan akan pentingnya kemampuan peme- karena umumnya kemampuan pemecahan
cahan masalah dalah pembelajaran mate- masalah disebabkan oleh tidak terbiasanya
matika. Pentingnya kemampuan pemecahan mahasiswa dengan penyajian materi yang
masalah ditegaskan oleh Aydoğdu & Ayaz menuntut mahasiswa untuk berpikir tingkat
(2008) yang menyebutkan bahwa kemampu- tinggi. Sehingga bahan ajar matematika ber-
an pemecahan masalah dapat menjadi cara basis Higher Order Thinking yang akan dikem-
atau jalan bagi siswa untuk membangun ide bangkan merupakan kumpulan materi ajar
tentang matematika dan dapat bertanggung matematika yang disusun dan disajikan men-
UNNES JOURNALS
Kreano 9 (2) (2018): 191-197 | 193

gutamakan kemampuan berpikir tingkat ting- yang harus yang dimaksud yaitu: (1) Tahap
gi mahasiswa yang mengutamakan dua aspek Analisis (Analysis). Sebelum melaksanakan
penting yaitu aspek kritis dan aspek kreativi- pengembangan bahan ajar, langkah perta-
tas. Artinya bahan ajar yang akan dikembang- ma yang dilakukan melakukan analisis. Tahap
kan dapat menuntun mahasiswa untuk kritis analisis sudah dilakukan oleh peneliti sebagai
dan kreatif dalam memecahkan masalah ma- bagian dari pengamatan awal sebelum pelak-
tematika. sanaan penelitian. Adapun analisis yang di-
Penelitian pengembangan ini akan maksud adalah analisis kurikulum prodi PGSD
memberikan gambaran bagaimana bahan dan analisis kebutuhan mahasiswa PGSD
ajar berbasis Higher order Thinking diterapkan untuk mengetahui perkembangan kognitif
dalam perkuliahan mulai dari perencanaan, mahasiswa dalam memecahkan masalah ma-
pengembangan dan implementasi dan akan tematis, perangkat pembelajaran yang digu-
dilihat bagaimana pengaruhnya terhadap nakan mahasiswa, dan model pembelajaran
kemampuan mahasiswa dalam memecahkan yang diterapkan pada mahasiswa. (2) Tahap
masalah matematika. Sehingga harapannya Desain (Design). Adapaun hal–hal yang dila-
setelah penerapan bahan ajar matematika kukan pada tahap desain yaitu membuat peta
berbasis Higher order Thinking dapat mening- kebutuhan bahan ajar, menentukan struktur
katkan kemampuan pemecahan masalah ma- bahan ajar, menyusun instrument penelitian,
tematis mahasiswa. dan validasi instrument penelitian oleh valida-
tor. (3) Tahap Pengembangan (Development).
METODE Hal-hal yang dilakukan pada tahap pengem-
Penelitian ini dilaksanakan di STKIP Taman bangan yaitu pembuatan alur belajar hypot-
Siswa Bima pada program studi guru sekolah hetics Learning Trajectory (HLT), penulisan
dasar untuk matakuliah matematika II yang bahan ajar, dan validasi bahan ajar oleh ahli
berjumlah 37 mahaisswa. Setelah bahan ajar materi dan ahli media. (4) Tahap Implemen-
disusun, dikembangkan dan divalidasi, selan- tasi ( Implementation) Tahap ini merupakan
jutnya bahan ajar tersebut diuji coba dan dite- langkah untu menguji-cobakan bahan ajar
rapkan ke mahasiswa PGSD. Hasil dari uji coba yang telah dikembangkan. Bahan ajar berba-
dan penerapan bahan ajar selanjutnya diana- sis HOT ( Higher Order Thinking) diuji-cobakan
lisis dan ditarik kesimpulan kaitannya dengan pada mahasiswa PGSD. (5) Tahap Evaluasi
keefektifan bahan ajar matematika berbasis (Evaluation). Pada tahap evaluasi merupakan
Higher Order Thinking terhadap kemampuan tahap penilaian terhadap bahan ajar dilihat
pemecahan masalah matematis mahasiswa. dari komponen kelayakan isi, penyajian, ba-
Penelitian ini merupakan penelitian hasa, untuk mengetahui kualitas bahan ajar
pengembangan dimana yang menjadi fokus yang dikembangkan. Selain itu pada tahap ini
pengembangan adalah bahan ajar matema- juga dilakukan penilaian terhadap efektifitas
tika berbasis Higher Order Thinking yang di- bahan ajar dalam memfasilitasi kemampuan
desain sedemikian rupa sehingga mahasiswa pemecahan masalah matematis mahasiswa
diarahkan u`ntuk mengembangkan kemam- PGSD.
puan pemecahan masalah matematisnya.
Model penelitian pengembangan yang di- HASIL DAN PEMBAHASAN
gunakan dalam penelitian ini adalah model Hasil Penelitian
pengembangan ADDIE (Analisys, Design, Pengembangan bahan ajar ini meliputi lima
Development, Implementation and Evaluati- tahapan yang dikenal dengan ADDIE yaitu:
on). Model penelitian ini dianggap cocok dan (1) analysis, (2) design, (3) development, (4)
sesuai dengan karakteristik pengembangan implementation, dan (5) evaluation. Sebelum
bahan ajar dan bahan manipulative lainnya memulai pengembangan bahan ajar, langkah
(Muruganantham, 2015). pertama yang dilakukan adalah melakukan
Pengembangan perangkat bahan ajar analisis permasalahan dan analisis solusi yang
berbasis HOT (Higher Order Thinking) dilak- disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa.
sanakan melalui beberapa tahapan. Tahapan Analisis permasalahan mahasiswa dilakukan
UNNES JOURNALS
194 Anisah & Sri Lastuti, Pengembangan Bahan Ajar berbasis HOTS untuk Meningkatkan ...
 
melalui observasi penelitian. Observasi dila- Tabel. 1. Desain Modul Pembelajran Berbasis
kukan pada mahasiswa program studi guru HOTS.
sekolah dasar (PGSD) semester II yang men- Bagian Modul Modul
gambil matakuliah matematika I (Matemati- 1. Halaman sampul depan
ka Kelas Lanjut). Dari hasil observasi terdapat PENDAHULUAN 2. Halaman kata pengantar
masalah-masalah yang dihadapi oleh ma- 3. Daftarisi
hasiswa yaitu: (1) mahasiswa belum mampu 1. JudulMateri
memahami maksud dan tujuan dari soal ma- 2. Halaman awal Materi
tematika yang diberikan oleh dosen pada saat 3. Judulsub-Materi
ISI
4. KolomKonteks
mengajar, (2) karena tidak memahami soal-
5. KolomDiskusi
soal tersebut maka mahasiswa tidak mampu 6. Latihansoal
membuat atau merencanakan solusi pemeca- 1. Glosarium
han soal, dan siswa tidak mampu menyimpul- PENUTUP 2. Daftarpustaka
kan apakah hasil pekerjaan yang sudah diker- 3. Kunci dan pembahasan
jakan sudah sesuai atau belum. Berdasarkan
analisis masalah tersebut maka masalah yang Pada tahap pengembangan, peneliti
dihadapi oleh mahasiswa di kelas tersebut menyusun bahan ajar berbasis higher order
adalah mahasiswa teridentifikasi mengalami thinking skills. Adapun fokus pegembangan
kesulitan menyelesaikan masalah matemati- dalam penelitian ini adalah pengembangan
ka. Oleh karenanya membiasakan mahasiswa modul dan instrument penilaian. Materi yang
berpikir tingkat tinggi adalah solusi dari per- dipilih dalam pengembangan modul ini ada-
masalahan mhasiswa. Dan Salah satu langkah lah materi yang diajarkan pada mahasiswa
yang tepat adalah dengan membuat bahan yang mengambil matakuliah matematika di
ajar berbasis HOTS. semester genap. Sedangkan untuk instrumen
Pada tahap desain, hal-hal yang dilaku- penilaian yang dikembangkan adalah soal-
kan berdasarkan hasil atau temuan yang dipe- soal yang dapat merangsang proses bepikir
roleh pada tahap analisis. Hasil dan temuan tinggi mahasiswa. Adapun aspek-aspek yang
yang diperoleh dijadikan dasar untuk mende- diperhatikan oleh peneliti dalam pengemban-
sain bahan ajar yang dalam hal ini adalah mo- gan bahan ajar ini adalah: 1) bahan ajar yang
dul dan instrument penilaian berbasis HOTS. dikembangkan harus mampu memancing ma-
hasiswa untuk mengembangkan kemampuan
Adapun hal-hal yang dilakukan diantaranya
bernalarnya, 2) bahan ajar yang dikembang-
memetakan kebutuhan bahan ajar, konten
kan harus mampu memancing mahasiswa un-
bahan ajar, menentukan struktur bahan ajar,
tuk melakukan analisis dan evaluasi terhadap
menyusun instrumen penilaian, instrument
permasalahan matematika yang diberikan, 3).
peneitian, dan validasi instrumen penelitian
Bahan ajar yang dikembangkan harus mampu
oleh dosen ahli. Dari hasil tersebut, berikut di-
merangsang proses berpikir mahasiswa untuk
paparkan rencana desain bahan ajar matema-
mengkreasikan dan memikirkan alternatif ja-
tika berbasis HOTS untuk matakuliah mate-
waban dari setiap permasalahan yang dibe-
matika pada mahasiswa PGSD STKIP Taman
rikan. Ketiga aspek tersebut menjadi dasar
Siswa Bima.
pengembangan bahan ajar berbasis HOTS ka-
rena ketiga aspek tersebut merupakan karak-
teristik dari HOTS.
Tabel 2. Hasil Validasi Bahan Ajar berbasis HOTS
Ahli Skor Rata-
Aspek Nilai
Materi Media rata
Kelayakan isi 75 78 76,5 Baik
Kelayakan bahasa 76 80 78 Baik
Kelayakan penyajian 80 79 79,5 Baik
Kesimpulan 78 Baik

UNNES JOURNALS
Kreano 9 (2) (2018): 191-197 | 195

Setelah dikembangkan, bahan ajar basis HOTS diuraika sebagai berikut:


yang dikembangkan harus divalidasi terlebih
dahulu untuk melihat kelayakan dari bahan Tabel 5. Respon Siswa terhadap Bahan Ajar yang
ajar tersebut. Bahan ajar yang diterapkan Digunakan
harus dinyatakan valid dari para ahli baru se- Instrumen
lanjutnya digunakan untuk penelitian. Berikut Aspek Modul Hots Penilaian
rekapan hasil validasi oleh para ahli: HOTS
Dari Tabel 2 di atas dapat dikatakan Kelayakan isi 85 87
bahwa Bahan ajar yang dikembangkan ber- Kelayakan bahasa 87 85
kategori baik. Artinya berdasarkan pendapat Kelayakan penyajian 86 86
dari ahli materi dan ahli media bahan ajar Rata-rata 86 84,33
yang dikembangkan berkategori baik dengan Kesimpulan Sangat Baik Sangat Baik
kata lain bahan ajar yang dikembangkan valid.
Karena hasil validasi dikatakan valid atau ber- Berdasarkan Tabel di atas dapat disim-
kategorikan baik, maka langkah selanjutnya pulakan bahwa penggunaan bahan ajar baik
adalah dilakukan uji coba. Bahan ajar yang untuk modul berbasis HOTS maupun Instru-
tidak memenuhi kategori minimal baik (va- men penilaian keduanya sama-sama berka-
lid) dalam penelitian ini akan dijadikan bahan tegori sangat baik atau sangat layak yang
pertimbangan untuk melakukan revisi produk dinilai dari tiga aspek yaitu kelayakan isi, ba-
sebelum diujicobakan. hasa maupun penyajian atau tampilan. Den-
Setelah bahan ajar berbasis HOTS yang gan hasil tersebut maka bahan ajar berbasis
dikembangkan dinyatakan valid oleh para
HOTS sangat layak untuk dikembangkan atau
ahli selanjutnya bahan ajar tersebut akan di-
digunakan dalam pembelajaran matematika
lakukan uji coba. Namun sebelum uji coba,
di program studi PGSD STKIP Taman Siswa
semua masukan dan komentar dari para ahli
baik ahli materi dan ahli media harus dija- Bima.
dikan dasar untuk revisi terlebih dahulu. Uji Setelah mengembangkan bahan ajar
coba dilakukan pada mahasiswa semester IV berbasis HOTS, selanjutnya mahasiswa men-
kelas C dengan jumlah mahasiswa sebanyak gikuti proses perkuliahan dengan meng-
36 mahasiswa. Perbaikan dan hasil temuan gunakan modul bahan ajar berbasis HOTS.
yang diperoleh pada saat uji coba instrument Selanjutnya, untuk mengukur kemampuan
dilakukan perbaikan. Setelah dilakukan per- pemecahan masalah matematis mahasiswa,
baikan selanjutnya bahan ajar berbasis HOTS juga digunakan instrumen berbasis HOTS.
tersebut benar-benar diterapkan pada maha- Namun untuk melihat adanya peningkatan
siswa semester II program studi PGSD untuk dan pengaruh penggunaan modul matema-
dilakukan penelitian. tika berbasis HOT maka akan dianalisis dari
Tahap terakhir yang dilakukan adalah data atau nilai yang diperoleh mahasiswa
melakukan kegiatan evaluasi. Evaluasi pen-
sebelum menggunakan modul dan setelah
gembangan bahan ajar dilakukan setelah
menggunakan modul berbasis HOTS. Data
proses pengembangan selesai bahkan tahap
kemampuan pemecahan masalah matema-
uji coba produk dan penelitian produk telah
selesai dilaksanakan. Evaluasi dilakukan den- tis mahasiswa sebelum menggunakan modul
gan tujuan untuk penyempurnaan bahan ajar. berbasis HOTS dapat dilihat pada Tabel 6.
Hasil posttest yang mengukur kemampuan
pemecahan masalah matematis juga menja- Tabel 6. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah
di pertimbangan perbaikan dan penyempur- Matematis Siswa
naan produk yang dikembangkan baik modul Variabel Pretest Postest
maupun instrumen penialain HOTS. Dalam Rata-rata 55,70 87,90
penelitian ini, dilakukan juga evaluasi terha- N Tuntas 12 29
dap tanggapan mahasiswa terhadap penggu- N di Kelas 37 37
naan modul berbasis HOTS. Adapun respon Ketuntasan (%) 32,43% 78,37%
siswa terhadap penggunaan bahan ajar ber-
UNNES JOURNALS
196 Anisah & Sri Lastuti, Pengembangan Bahan Ajar berbasis HOTS untuk Meningkatkan ...
 
Berdasarkan Tabel 6 , dapat dijelaskan dimana kemampuan ini jelas memperlihatkan
bahwa sebelum menggunakan modul berba- bagaimana peserta didik bernalar. Dari dua
sis HOTS rata-rata nilai kemampuan peme- pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa
cahan masalah mahasiswa yang diperoleh merancang pembelajaran berbasis HOT maka
adalah 55,70. Setelah menggunakan modul kemampuan pemecahan masalah matematis
berbasis HOTS nilai yang diperoleh adalah dapat terbentuk pada diri mahasiswa yang
87,90 dengan persentase masing-masing menggunakan nahan ajar berbasis HOT ter-
32,43% dan 78,37%. sebut.
Selama pelaksanaan penelitian, peng-
Pembahasan gunaan bahan ajar berbasis HOT memberikan
Secara umum penelitian ini memiliki bebe- pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas
rapa tahapan dimana tahap pertama dimulai belajar mahasiswa. Pembelajaran menjadi
dengan melakukan analisis kebutuhan maha- lebih produktif khususnya dalam interaksi
siswa PGSD STKIP Taman Siswa Bima difokus- socio-cognitive, misalnya dalam hal: (1) men-
kan pada mahasisiwa yang akan mengambil gajukan pertanyaan, kerjasama dan diskusi
matakuliah matematika, dilanjutkan dengan kelompok antar mahasiswa lebih meningkat,
pengembangan bahan ajar matematika ber- rasa ingin tahu yang tinggi, meningkatkan-
basis HOT, dilanjutkan dengan validasi bahan nya kemampuan menjelaskan konsep hasil
ajar, uji coba terbatas, pelaksanaan penelitian diskusi, menyelesaikan tugas maupun latihan
dan terakhir analisis data. Penelitian pengem- dengan baik, dan mahasiswa semakin senang
bangan ini mendiskripsikan tentang peng- menyelesaikan soal-soal atau permasalahan
gunaan bahan ajar berbasis HOT dapat me- yang diberikan. Semua pengaruh positif ter-
ningkatkan kemampuan pemecahan masalah sebut berdampak langsung dengan mening-
matematika mahasiswa. Bahan ajar berbasis katnya kemampuan memecahkan masalah
HOT dimaksudkan untuk membiasakan ma- matematika siswa yang berdampak juga pada
hasiswa untuk selalu berpikir tingkat tinggi hasil belajar siswa.
sehingga dengan kebiasaan tersebut maha- Berhasilnya penelitian ini didukung oleh
siswa memiliki kemampuan pemecahan ma- penelitian-penelitian yang telah dilaksanakan
salah yang baik. sebelumnya diantaranya penelitian yang dila-
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kukan oleh Fanani (2018) dengan hasil man-
pengembangan bahan ajar berbasis HOTS faat atau keuntungan dari penilaian HOTS
dapat meningkatkan kemampuan peme- adalah meningkat motivasi belajar siawa ka-
cahan masalah matematika. Hal ini sejalan rena penilaian HOTS menghubungkan materi
dengan pendapat Zohar (2013) yang menye- pelajaran di kelas dengan konteks dunia nyata
butkan bahwa dengan memiliki HOTS seseo- agar pembelajaran lebih bermakna. Selain itu
rang akan mampu belajar (learning), mampu penilaian HOTS dapat meningkatkan hasil be-
memberikan alasan dengan tepat (reasoning), lajar siswa karena dapat melatih siswa berfikir
berpikir kreatif (Creative Thinking), membuat kreatif dan kritis, yaitu kemampuan berpikir
keputusan (making decisions), dan menyeles- yang tidak sekadar mengingat (recall), meny-
aikan masalah (problem solving). Pendapat atakan kembali (restate), atau merujuk tanpa
tersebut menjelaskan bahwa HOTS mampu melakukan pengolahan (recite), dan penilaian
meningkatkan beberapa kompetensi yang sa- HOTS dapat meningkatkan pencapaian hasil
lah satunya adalah kemampuan pemecahan belajar siswa sehingga siswa mampu berdaya
masalah matematis. Teori tersebut sejalan saing secara nasional maupn internasional.
dengan pedapat Dinni (2018) yang menyebut- Selain itu tentang HOTS dan kaitan-
kan bahwa melalui HOT, peserta didik akan nya dengan kemampuan pemecahan maalah
dapat membedakan ide atau gagasan secara matematika didukung pula oleh hasil peneli-
jelas, berargumen dengan baik, mampu me- tian yang dilakukan oleh Sumaryanta (2018)
mecahkan masalah, mampu mengkonstruksi yang menyatakan bahwa penilaian yang me-
penjelasan, mampu berhipotesis dan mema- libatkan kemampuan HOTs siswa, antara lain:
hami hal-hal kompleks menjadi lebih jelas, kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif,
UNNES JOURNALS
Kreano 9 (2) (2018): 191-197 | 197

metakognitif, kreatif, pemecahan masalah ti- kemampuan pemecahan masalah matematis


dak rutin, non-algoritmatik, analisis, evaluasi, mahasiswa.
mencipta, melibatkan “pembentukan konsep,
pemikiran kritis, kreativitas/brainstorming, DAFTAR PUSTAKA
penyelesaian masalah, representasi mental, Aydoğdu, M., & Ayaz, M. F. (2008). The Importance
Of Problem Solving In Mathematics Curricu-
penggunaan aturan, penalaran, dan pemiki-
lum. Physical Sciences, 3(4), 538-545.
ran logis, dan/atau membutuhkan pemikiran Bradshaw, Z., & Hazell, A. (2017). Developing problem-
ke tingkat yang lebih tinggi daripada hanya solving skills in mathematics: a lesson study. In-
menyatakan kembali fakta. Artinya ketika ba- ternational Journal for Lesson and Learning Stud-
han ajar yang dikembangkan berbasis HOT ies, 6(1), 32-44..
Dinni, H. N. (2018, February). HOTS (High Order Think-
maka kotomatis didalamnya memuat ke- ing Skills) dan Kaitannya dengan Kemampuan
mampuan pemecahan masalah matematika. Literasi Matematika. In PRISMA, Prosiding Semi-
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nar Nasional Matematika (Vol. 1, pp. 170-176).
pengembangan bahan ajar berbasis HOT da- Fanani, M. Z. (2018). Strategi Pengembangan Soal HOTS
Pada Kurikulum 2013. EDUDEENA, 2(1), 59-76.
pat meningkatkan kemampuan pemecahan
Fauziah, A. (2010, June). Peningkatan kemampuan
masalah matematika siswa. pemahaman dan pemecahan masalah matema-
tik siswa SMP melalui strategi REACT. In Forum
SIMPULAN kependidikan (Vol. 30, No. 1, pp. 1-13).
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data Mataka, L. M., Cobern, W. W., Grunert, M. L., Mutam-
buki, J., & Akom, G. (2014). The effect of using
maka kesimpulan dari penelitian ini adalah an explicit general problem solving teaching ap-
pengembangan bahan ajar berbasis HOTS proach on elementary pre-service teachers’ abil-
dengan prosedur menggunakan prosedur ity to solve heat transfer problems. International
ADDIE (Analysis, Design, Development, Imple- Journal of Education in Mathematics, Science and
Technology, 2(3), 164-173.
mentation, Evaluation) dapat meningkatkan
Muruganantham, G. (2015). Developing of E-content
kemampuan pemecahan masalah matema- package by using ADDIE model.  International
tis mahasiswa. Selain itu diperoleh juga hasil Journal of Applied Research, 1(3), 52-54.
bahwa bahan Ajar berbasis HOTS dapat me- Sumaryanta, (2018). Penilaian HOTS dalam Pembelaja-
ningkatkan kemampuan pemecahan masa- ran Matematika. Indonesian Digital Journal of
Mathematics and Education, 8(8), 500-509.
lah matematis mahasiswa dengan rata-rata Windari, F. (2014). Meningkatkan Kemampuan Pemeca-
peningkatandari57,50 menjadi 87,90, (3) dari han Masalah Matematika Siswa Kelas Viii SMPN
hasil uji validitas oleh para ahli baik ahli me- 8 Padang Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan
dia maupun ahli materi dapat disimpulkan Menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri. Ju-
rnal Pendidikan Matematika, 3(2).
bahan Ajar berbasis HOTS dinyatakan valid
Zohar, A. (2013). Challenges in wide scale implemen-
dengan nilai rata-rata 78 atau dengan katego- tation efforts to foster higher order thinking
ri baik atau valid. Artinya bahan Ajar berbasis (HOT) in science education across a whole wide
HOTS layak digunakan untuk meningkatkan system. Journal of Thinking Skills and Creativity,
10(2), 233-249.

UNNES JOURNALS

Anda mungkin juga menyukai