Ju r n a l M a t e m a t i k a K r e a t i f - I n o v a t i f
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano
1,2
STKIP Taman Siswa Bima
DOI: http://dx.doi.org/10.15294/kreano.v9i2.16341
Received : October 2018; Accepted: November 2018; Published: December 2018
Abstrak
Tujuan penelitian pengembangan ini adalah untuk menghasilkan bahan ajar matematika berbasis Higher Order
Thinking bagi mahasiswa semester II prodi PGSD yang mengambil matakuliah Matematika I. Bahan ajar yang di-
maksud berupa materi ajar (modul) berbasis Higher Order Thinking serta soal evaluasi untuk mengukur kemampuan
pemecahan masalah matematis mahasiswa. Bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria valid dan efektif.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan menggunakan prosedur ADDIE (Analysis, Design, De-
velopment, Implementation, Evaluation). Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan
pemecahan masalah matematis mahasiswa setelah diterapkan bahan ajar matematika berbasis Higher Order Think-
ing. Selain itu melalui bahan ajar ini, mahasiswa menjadi terbiasa berpikir tingkat tinggi sehingga mampu menye-
lesaikan setiap permasalahan matematika yang diberikan. Dari penelitian ini diperoleh peningkatan rata-rata ke-
mampuan pemecahan masalah matematis mahasiswa dari 57,50 menjadi 87,90. Dengan demikian pengembangan
modul pembelajaran matematika berbasis HOTS dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis
mahasiswa.
Abstract
The purpose of this development research is to produce Higher Order Thinking based mathematics teaching
materials for PGSD second semester students who take Mathematics courses I. The intended teaching mate-
rials are in the form of Higher Order Thinking based teaching materials and evaluation questions to measure
students’ mathematical problem solving abilities . Teaching materials developed meet valid and effective
criteria. This type of research is development research using ADDIE (Analysis, Design, Development, Imple-
mentation, Evaluation) procedures. The results achieved from this study are the improvement of students’
mathematical problem solving abilities after applying mathematics based on Higher Order Thinking. In ad-
dition, through this teaching material, students become accustomed to high-level thinking so that they are
able to solve any mathematical problems given. From this study, the average student’s mathematical prob-
lem-solving ability was increased from 57.50 to 87.90. Thus the development of HOTS-based mathematics
learning modules can improve students’ mathematical problem solving abilities.
gutamakan kemampuan berpikir tingkat ting- yang harus yang dimaksud yaitu: (1) Tahap
gi mahasiswa yang mengutamakan dua aspek Analisis (Analysis). Sebelum melaksanakan
penting yaitu aspek kritis dan aspek kreativi- pengembangan bahan ajar, langkah perta-
tas. Artinya bahan ajar yang akan dikembang- ma yang dilakukan melakukan analisis. Tahap
kan dapat menuntun mahasiswa untuk kritis analisis sudah dilakukan oleh peneliti sebagai
dan kreatif dalam memecahkan masalah ma- bagian dari pengamatan awal sebelum pelak-
tematika. sanaan penelitian. Adapun analisis yang di-
Penelitian pengembangan ini akan maksud adalah analisis kurikulum prodi PGSD
memberikan gambaran bagaimana bahan dan analisis kebutuhan mahasiswa PGSD
ajar berbasis Higher order Thinking diterapkan untuk mengetahui perkembangan kognitif
dalam perkuliahan mulai dari perencanaan, mahasiswa dalam memecahkan masalah ma-
pengembangan dan implementasi dan akan tematis, perangkat pembelajaran yang digu-
dilihat bagaimana pengaruhnya terhadap nakan mahasiswa, dan model pembelajaran
kemampuan mahasiswa dalam memecahkan yang diterapkan pada mahasiswa. (2) Tahap
masalah matematika. Sehingga harapannya Desain (Design). Adapaun hal–hal yang dila-
setelah penerapan bahan ajar matematika kukan pada tahap desain yaitu membuat peta
berbasis Higher order Thinking dapat mening- kebutuhan bahan ajar, menentukan struktur
katkan kemampuan pemecahan masalah ma- bahan ajar, menyusun instrument penelitian,
tematis mahasiswa. dan validasi instrument penelitian oleh valida-
tor. (3) Tahap Pengembangan (Development).
METODE Hal-hal yang dilakukan pada tahap pengem-
Penelitian ini dilaksanakan di STKIP Taman bangan yaitu pembuatan alur belajar hypot-
Siswa Bima pada program studi guru sekolah hetics Learning Trajectory (HLT), penulisan
dasar untuk matakuliah matematika II yang bahan ajar, dan validasi bahan ajar oleh ahli
berjumlah 37 mahaisswa. Setelah bahan ajar materi dan ahli media. (4) Tahap Implemen-
disusun, dikembangkan dan divalidasi, selan- tasi ( Implementation) Tahap ini merupakan
jutnya bahan ajar tersebut diuji coba dan dite- langkah untu menguji-cobakan bahan ajar
rapkan ke mahasiswa PGSD. Hasil dari uji coba yang telah dikembangkan. Bahan ajar berba-
dan penerapan bahan ajar selanjutnya diana- sis HOT ( Higher Order Thinking) diuji-cobakan
lisis dan ditarik kesimpulan kaitannya dengan pada mahasiswa PGSD. (5) Tahap Evaluasi
keefektifan bahan ajar matematika berbasis (Evaluation). Pada tahap evaluasi merupakan
Higher Order Thinking terhadap kemampuan tahap penilaian terhadap bahan ajar dilihat
pemecahan masalah matematis mahasiswa. dari komponen kelayakan isi, penyajian, ba-
Penelitian ini merupakan penelitian hasa, untuk mengetahui kualitas bahan ajar
pengembangan dimana yang menjadi fokus yang dikembangkan. Selain itu pada tahap ini
pengembangan adalah bahan ajar matema- juga dilakukan penilaian terhadap efektifitas
tika berbasis Higher Order Thinking yang di- bahan ajar dalam memfasilitasi kemampuan
desain sedemikian rupa sehingga mahasiswa pemecahan masalah matematis mahasiswa
diarahkan u`ntuk mengembangkan kemam- PGSD.
puan pemecahan masalah matematisnya.
Model penelitian pengembangan yang di- HASIL DAN PEMBAHASAN
gunakan dalam penelitian ini adalah model Hasil Penelitian
pengembangan ADDIE (Analisys, Design, Pengembangan bahan ajar ini meliputi lima
Development, Implementation and Evaluati- tahapan yang dikenal dengan ADDIE yaitu:
on). Model penelitian ini dianggap cocok dan (1) analysis, (2) design, (3) development, (4)
sesuai dengan karakteristik pengembangan implementation, dan (5) evaluation. Sebelum
bahan ajar dan bahan manipulative lainnya memulai pengembangan bahan ajar, langkah
(Muruganantham, 2015). pertama yang dilakukan adalah melakukan
Pengembangan perangkat bahan ajar analisis permasalahan dan analisis solusi yang
berbasis HOT (Higher Order Thinking) dilak- disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa.
sanakan melalui beberapa tahapan. Tahapan Analisis permasalahan mahasiswa dilakukan
UNNES JOURNALS
194 Anisah & Sri Lastuti, Pengembangan Bahan Ajar berbasis HOTS untuk Meningkatkan ...
melalui observasi penelitian. Observasi dila- Tabel. 1. Desain Modul Pembelajran Berbasis
kukan pada mahasiswa program studi guru HOTS.
sekolah dasar (PGSD) semester II yang men- Bagian Modul Modul
gambil matakuliah matematika I (Matemati- 1. Halaman sampul depan
ka Kelas Lanjut). Dari hasil observasi terdapat PENDAHULUAN 2. Halaman kata pengantar
masalah-masalah yang dihadapi oleh ma- 3. Daftarisi
hasiswa yaitu: (1) mahasiswa belum mampu 1. JudulMateri
memahami maksud dan tujuan dari soal ma- 2. Halaman awal Materi
tematika yang diberikan oleh dosen pada saat 3. Judulsub-Materi
ISI
4. KolomKonteks
mengajar, (2) karena tidak memahami soal-
5. KolomDiskusi
soal tersebut maka mahasiswa tidak mampu 6. Latihansoal
membuat atau merencanakan solusi pemeca- 1. Glosarium
han soal, dan siswa tidak mampu menyimpul- PENUTUP 2. Daftarpustaka
kan apakah hasil pekerjaan yang sudah diker- 3. Kunci dan pembahasan
jakan sudah sesuai atau belum. Berdasarkan
analisis masalah tersebut maka masalah yang Pada tahap pengembangan, peneliti
dihadapi oleh mahasiswa di kelas tersebut menyusun bahan ajar berbasis higher order
adalah mahasiswa teridentifikasi mengalami thinking skills. Adapun fokus pegembangan
kesulitan menyelesaikan masalah matemati- dalam penelitian ini adalah pengembangan
ka. Oleh karenanya membiasakan mahasiswa modul dan instrument penilaian. Materi yang
berpikir tingkat tinggi adalah solusi dari per- dipilih dalam pengembangan modul ini ada-
masalahan mhasiswa. Dan Salah satu langkah lah materi yang diajarkan pada mahasiswa
yang tepat adalah dengan membuat bahan yang mengambil matakuliah matematika di
ajar berbasis HOTS. semester genap. Sedangkan untuk instrumen
Pada tahap desain, hal-hal yang dilaku- penilaian yang dikembangkan adalah soal-
kan berdasarkan hasil atau temuan yang dipe- soal yang dapat merangsang proses bepikir
roleh pada tahap analisis. Hasil dan temuan tinggi mahasiswa. Adapun aspek-aspek yang
yang diperoleh dijadikan dasar untuk mende- diperhatikan oleh peneliti dalam pengemban-
sain bahan ajar yang dalam hal ini adalah mo- gan bahan ajar ini adalah: 1) bahan ajar yang
dul dan instrument penilaian berbasis HOTS. dikembangkan harus mampu memancing ma-
hasiswa untuk mengembangkan kemampuan
Adapun hal-hal yang dilakukan diantaranya
bernalarnya, 2) bahan ajar yang dikembang-
memetakan kebutuhan bahan ajar, konten
kan harus mampu memancing mahasiswa un-
bahan ajar, menentukan struktur bahan ajar,
tuk melakukan analisis dan evaluasi terhadap
menyusun instrumen penilaian, instrument
permasalahan matematika yang diberikan, 3).
peneitian, dan validasi instrumen penelitian
Bahan ajar yang dikembangkan harus mampu
oleh dosen ahli. Dari hasil tersebut, berikut di-
merangsang proses berpikir mahasiswa untuk
paparkan rencana desain bahan ajar matema-
mengkreasikan dan memikirkan alternatif ja-
tika berbasis HOTS untuk matakuliah mate-
waban dari setiap permasalahan yang dibe-
matika pada mahasiswa PGSD STKIP Taman
rikan. Ketiga aspek tersebut menjadi dasar
Siswa Bima.
pengembangan bahan ajar berbasis HOTS ka-
rena ketiga aspek tersebut merupakan karak-
teristik dari HOTS.
Tabel 2. Hasil Validasi Bahan Ajar berbasis HOTS
Ahli Skor Rata-
Aspek Nilai
Materi Media rata
Kelayakan isi 75 78 76,5 Baik
Kelayakan bahasa 76 80 78 Baik
Kelayakan penyajian 80 79 79,5 Baik
Kesimpulan 78 Baik
UNNES JOURNALS
Kreano 9 (2) (2018): 191-197 | 195
UNNES JOURNALS