Anda di halaman 1dari 7

Muh.

Ikbal Arif : Studi Penanganan Limbah Padat Infeksius di Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar

STUDI PENANGANAN LIMBAH PADAT INFEKSIUS DI


LABORATORIUM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI
MAKASSAR

The Study of Infectious Solid Waste Management in Haji Regional Public


Hospital, Makassar
Muh. Ikbal Arif
Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar
(muhammadikbalarif@yahoo.co.id)

ABSTRAK
Limbah padat, cair, dan gas bisa dianggap sebagai limbah yang infeksius sehingga diperlukan pemisahan
limbah secara ketat berdasarkan jenis limbahnya. Unit kerja laboratorium merupakan unit kerja yang menghasil-kan
limbah padat infeksius yang banyak, diakibatkan karena penggunaan alat dan bahan sekali pakai yang sangat tidak bisa
dianggap remeh karena sudah terkontaminasi oleh kuman, bakteri bahkan virus. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui studi penanganan limbah padat infeksius di laboratorium berdasarkan pada penanganan sebe-lum proses,
saat proses dan setelah proses. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan deskriptif. Sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh limbah padat infeksius baik yang berupa alat maupun benda yang di-gunakan pada proses
pekerjaan di dalam laboratorium rumah sakit. Hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa pe-nanganan limbah padat
infeksius di laboratorium sebelum diproses, saat proses, dan setelah proses di Rumah Sakit Haji telah memenuhi syarat
yang ditentukan dengan total presentase pengamatan, yaitu 80% (sebelum proses), 80% (saat proses), dan 73%
(setelah proses). Kesimpulannya adalah penanganan limbah padat infeksius di labora-torium sebelum diproses, selama
proses, dan setelah proses di Rumah Sakit Haji Makassar telah memenuhi syarat.
Kata kunci : Laboratorium, limbah padat

ABSTRACT
Waste products in the form of solids, liquids, and gases can be regarded as infectious waste that requires
strict separation of waste based on the waste type. Laboratory work unit is a unit that produces a large amount
of infectious solid waste, caused by the use of disposable tools and materials that should not be underestimated
because it is contaminated by germs, bacteria and even viruses. This study aims to understand the infectious
solid waste management in the laboratory based on prior treatment process, during the process and after the
process. This research implemented an observational study with a descriptive approach. The samples in this
study were all solid waste either in the form of tools or objects used in the work process in the hospital
laboratory. Results of the study indicated that infectious solid waste management in the Haji Hospital laboratory
prior being processed, during the process and after the process has fulfilled the required standards with the total
percentage of observa-tion 80% (pre-process), 80% (during the process)and73% (after process). In
conclusion,infectious solid waste management in Haji Hospital before being processed, during the process and
after the process has fulfilled the required standards.
Keywords : Laboratory, solid waste

230
JURNAL MKMI, Desember 2013, hal 230-235

PENDAHULUAN karena adanya kesan kurang baik akibat limbah


Limbah adalah sisa atau produk dari suatu yang tidak ditangani dengan baik.
proses usaha atau kegiatan yang terbuang tidak Limbah medis rumah sakit juga dapat me-
terpakai yang dapat menimbulkan dampak buruk nyebabkan kerusakan harta benda yang dapat
terhadap mahluk hidup dan lingkungan. Menu- disebabkan oleh garam-garam terlarut (korosif,
rut PP nomor 12 tahun 1995, limbah atau sam- karat), air yang berlumpur dapat menurunkan
pah adalah bahan sisa suatu kegiatan dan atau kualitas bangunan di sekitar rumah sakit. Selain
proses produksi. Dari segi bentuknya, limbah itu limbah rumah sakit menyebabkan gangguan
dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu atau kerusakan tanaman dan binatang. Hal ini
lim-bah padat, limbah cair dan limbah gas. terutama karena senyawa nitrat (asam, basa dan
Adapun pembagian limbah padat secara umum garam kuat), bahan kimia, desinfektan, logam
dapat di-kategorikan menjadi limbah padat nu-trient tertentu dan fosfor.
infeksius dan limbah padat non infeksius.1 Pemerintah khususnya Dirjen Pemberan-
tasan Penyakit Menular dan Penyehatan Ling-
Ada beberapa kelompok masyarakat yang
kungan Departemen Kesehatan telah menyusun
mempunyai risiko untuk mendapat gangguan
pedoman sanitasi rumah sakit, pedoman penge-
karena buangan rumah sakit. Kelompok pertama
lolaan limbah klinis dan pedoman persyaratan
pasien yang datang ke rumah sakit untuk mem-
rumah sakit, sampai pada tingkat perundang-
peroleh pertolongan pengobatan dan perawatan
undangan antara lain melalui Kepmenkes RI No.
rumah sakit, kelompok ini merupakan kelom-pok
1204/menkes/SK/XV/2004 tentang persyaratan
yang paling rentan. Kelompok kedua adalah
kesehatan lingkungan yang salah satu isinya me-
karyawan rumah sakit dalam melaksanakan tugas
nyebutkan tentang pengelolaan limbah rumah
sehari-hari selalu kontak dengan orang sakit yang
sakit.3
merupakan sumber agen penyakit. Kelompok ke-
Semua limbah yang dihasilkan di laborato-
tiga adalah pengunjung atau pengantar orang yang
rium Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji
sakit, risiko terkena gangguan kesehatan akan
Makassar diproses sesuai dengan prosedur, tetapi
semakin besar. Kelompok keempat adalah ma-
syarakat yang bermukim di sekitar rumah sakit, karena ketersediaan peralatan yang tidak me-madai
terlebih lagi bila rumah sakit membuang hasil maka penanganan limbah tersebut belum
buangan rumah sakit tidak sebagimana mestinya maksimal. Oleh karena itu, peneliti ingin melihat
ke lingkungan sekitarnya. Akibatnya adalah mutu cara penanganan limbah padat infeksius di labo-
lingkungan menjadi menurun kualitasnya dengan ratorium RSUD Haji Makassar.4
akibat lanjutannya adalah menurunnya derajat
kesehatan masyarakat di lingkungan tersebut. Oleh BAHAN DAN METODE
karena itu, rumah sakit wajib melaksanakan Jenis penelitian ini adalah observasional
kegiatan sanitasi rumah sakit.2 Beberapa penyakit dengan rancangan deskriptif untuk mengetahui
yang dapat ditimbulkan oleh adanya limbah padat gambaran penanganan limbah padat infeksius
infeksius adalah tubercolosis, thypus, HIV-AIDS, laboratorium di RSUD Haji Makassar tahun 2013.
hepatitis dan influenza. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8-20 Juli
Beberapa pengaruh yang juga ditimbulkan 2013 di laboratorium RSUD Haji Makassar. Po-
oleh keberadaan limbah rumah sakit, khususnya pulasi dalam penelitian ini adalah seluruh limbah
terhadap penurunan kualitas lingkungan dan ter- padat infeksius di RSUD Haji Makassar. Sam-pel
hadap kesehatan antara lain, terhadap gangguan dalam penelitian ini adalah seluruh limbah padat
kenyamanan dan estetika, terutama disebabkan infeksius baik yang berupa alat maupun benda
karena warna yang berasal dari sedimen, larutan, yang digunakan pada proses pekerjaan di dalam
bau phenol, bau feses, urin dan muntahan yang laboratorium RSUD Haji Makassar. Data yang
tidak ditempatkan dengan baik dan rasa dari ba- dikumpulkan berupa data primer dan data
han kimia organik. Penampilan rumah sakit dapat sekunder. Data yang diperoleh dari hasil peneli-
memberikan efek psikologis bagi pemakai jasa, tian dikumpulkan kemudian diolah secara manu-

231
Muh. Ikbal Arif : Studi Penanganan Limbah Padat Infeksius di Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar

al dengan menggunakan kalkulator dan disajikan bagai macam limbah yang berupa benda cair,
dalam bentuk tabel yang selanjutnya dianalisa padat dan gas. Pengelolaan limbah rumah sakit
secara deskriptif. adalah bagian dari kegiatan penyehatan
lingkungan di rumah sakit yang bertujuan untuk
HASIL melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran
lingkungan yang bersumber dari limbah rumah
Tabel 1 menunjukkan bahwa pada hari
sakit.5
pertama, hari kedua dan hari keenam didapatkan
ketentuan yang tidak tertangani dengan baik yai- Limbah yang dihasilkan rumah sakit dapat
tu penempatan limbah yang tidak sesuai dengan membahayakan kesehatan masyarakat, yaitu
karakteristik limbah, sedangkan pada hari kedua limbah berupa virus dan kuman yang berasal
dan hari ketiga didapatkan ketentuan yang tidak dari Laboratorium Virologi dan Mikrobiologi
tertangani dengan baik yaitu kondisi kemasan yang sampai saat ini belum ada alat penangkal-
limbah yang meluber. Hari keempat, hari kelima nya sehingga sulit untuk dideteksi. Limbah cair
dan hari ketujuh menunjukkan bahwa semua ke- dan Iimbah padat yang berasal dan rumah sakit
tentuan pengolahan limbah padat infeksius sebe- dapat berfungsi sebagai media penyebaran gang-
guan atau penyakit bagi para petugas, penderita
lum diproses sudah tertangani dengan baik. Se-
maupun masyarakat. Gangguan tersebut dapat
lain itu, Tabel 1 menunjukkan nilai rata dan total
berupa pencemaran udara, pencemaran air,
presentase yang memenuhi syarat.
tanah, pencemaran makanan dan minunian.
Tabel 2 menunjukkan bahwa pada hari
Pencemaran tersebut merupakan agen agen
kedua dan hari keempat didapatkan ketentuan yang
kesehatan ling-kungan yang dapat mempunyai
tidak tertangani dengan baik yaitu petugas tenaga
dampak besar terhadap manusia.6
yang tidak menggunakan alat pelindung diri.
Salah satu cara pencegahan dan penanggu-
Sedangkan di hari keenam dan hari kedela-pan
langan pencemaran limbah rumah sakit antara lain
menunjukkan bahwa semua ketentuan pengo-lahan
adalah melalui proses pengelolaan limbah padat
limbah padat infeksius selama proses sudah
rumah sakit.7 Limbah padat yang berasal dari
tertangani dengan baik. Tabel 2 juga menunjuk-
bangsal-bangsal, dapur, kamar operasi dan lain
kan presentase hasil nilai rata terdapat ketentuan
sebagainya baik yang medis maupun non medis
yang tidak memenuhi syarat, yaitu ketentuan
perlu dikelola sebaik-baiknya sehingga kesehatan
petugas tenaga yang tidak menggunakaan alat
petugas, penderita dan masyarakat di sekitar rumah
pelindung diri sedangkan nilai total dari seluruh
sakit dapat terhindar dari kemung-kinan-
ketentuan selama proses telah memenuhi syarat.
kemungkinan dampak pencemaran limbah rumah
Tabel 3 menunjukkan bahwa pada hari
sakit tersebut.8
kedua dan hari kedelapan didapatkan ketentuan
Pengelolaan sampah padat medis dan non
yang tidak tertangani dengan baik yaitu petugas
medis rumah sakit sangat dibutuhkan bagi ke-
tenaga sanitasi yang tidak mengemas hasil olah-
nyamanan dan kebersihan rumah sakit, karena
an limbah dengan baik sedangkan di hari keem-
dapat memutuskan mata rantai penyebaran pe-
pat dan hari keenam didapatkan ketentuan yang
nyakit menular, terutama infeksi nosokomial.9
tidak tertangani dengan baik, yaitu pihak ketiga
Disamping itu, sampah medis dan non medis
tidak mengangkut hasil olahan limbah dengan
rumah sakit dapat menjadi sarang berkembang-
tepat waktu. Tabel 3 juga menunjukkan presen- biaknya kuman dan vektor penular penyakit se-
tase hasil nilai rata terdapat ketentuan yang tidak perti lalat, kecoa, nyamuk maupun tikus. Par-
memenuhi syarat, yaitu ketentuan pengemasan tikel debu dalam sampah dapat menimbulkan
hasil olahan limbah yang dikemas dengan tidak pencemaran udara yang dapat menyebarkan ku-
baik sedangkan nilai total dari seluruh ketentuan man penyakit dan kontaminasi peralatan medis
setelahdiproses telah memenuhi syarat. dan makanan.10
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaku-
PEMBAHASAN
kan dapat digambarkan bahwa penanganan lim-
Kegiatan rumah sakit menghasilkan ber-

232
JURNAL MKMI, Desember 2013, hal 230-235

Tabel 1. Hasil Pengamatan Penanganan Limbah Padat Infeksisus di Laboratorium Sebelum di-
proses di Rumah Sakit Umum Haji Makassar
Bobot per hari Nilai
Ketentuan Rata Kesimpulan
I II III IV V VI VII ( % )
Denga
Pengemasan dilakukan sesuai n 80 80 90 80 80 80 90 83 Memenuhi syarat
karakteristik limbah
Symbo
Pengemasan dilengkapi dengan l 90 80 90 80 80 80 90 84 Memenuhi syarat
label limbah
Penempatan sesuai dengan karakteristik 60 80 80 90 90 60 80 77 Memenuhi syarat
limbah
Kondisi kemasan bebas karat 80 90 80 80 80 80 80 81 Memenuhi syarat
Kondisi kemasan tidak bocor 80 80 80 80 80 80 80 80 Memenuhi syarat
Kondisi kemasan tidak meluber 90 60 60 80 80 60 80 72 Memenuhi syarat
Total 80 Memenuhi syarat
Sumber : Data Primer, 2013

bah padat infeksius di laboratorium sebelum di- cara memberikan simbol label pada tempat pem-
proses didapatkan beberapa ketentuan yang tidak buangan limbah. Pada umumnya di setiap labo-
memenuhi syarat yaitu pada hari pertama, ratorium rumah sakit memiliki dua jenis
hari kedua dan hari keenam terjadi tempat pembuangan limbah dengan simbol
penempatan lim-bah yang tidak sesuai label sangat jelas yaitu limbah infeksius dan
dengan karakteristik lim-bah atau dengan limbah non in-feksius. Petugas seharusnya lebih
kata lain masih adanya beberapa limbah cermat dalam pengerjaan ini karena jika tidak
infeksius yang dibuang pada tempat yang cermat maka penempatan limbah infeksius tidak
dikhususkan untuk limbah non infeksius. sesuai dengan yang diharapkan. Kemasan yang
Kondisi kemasan yang meluber juga digunakan juga tidak boleh bocor, tidak boleh
didapatkan pada saat penelitian yaitu di hari berkarat dan tidak boleh meluber. Syarat tersebut
kedua. Ini diakibatkan karena jumlah pasien harus terpenuhi secara mutlak untuk
dan jumlah penggunaan alat dan bahan memaksimalkan proses pena-nganan limbah.
sekali pakai yang melonjak secara drastis. Selain itu, waktu pengang-kutan limbah dari
Kemasan yang meluber juga biasa terjadi laboratorium ke tempat proses harus tepat waktu.11
karena petugas tidak mengambil limbah di Untuk hasil pengamatan pengolahan lim-
labo-ratorium tepat waktu. bah padat infeksius selama proses didapatkan
Limbah infeksius sebelum diproses se- petugas tenaga yang terbiasa tidak menggunakan
harusnya dikemas sesuai dengan karakteristik
limbah. Pengerjaan ini lebih dipermudah dengan
Tabel 2. Hasil Pengamatan penanganan limbah padat infeksisus di laboratorium selama proses
Rumah Sakit Umum Haji Makassar
Bobot per Hari Nilai Rata
Ketentuan Kesimpulan
II IV VI VIII (%)
Melakukan pengelolaan lanjutan 80 80 80 90 83 Memenuhi syarat
Jumlah limbah sesuai ketentuan 80 80 80 90 83 Memenuhi syarat
Petugas tenaga menggunakan 60 60 80 80 70 Tidak Memenuhi syarat
APD
Penggunaan insenerator sesuai 90 80 80 80 83 Memenuhi syarat
dengan SOP
Memiliki logbook/ catatan 80 80 80 80 80 Memenuhi syarat
keluar masuk limbah
Total 80 Memenuhi syarat
Sumber : Data Primer, 2013
233
Muh. Ikbal Arif : Studi Penanganan Limbah Padat Infeksius di Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar

alat pelindung diri selama mengoperasikan alat Ada beberapa pertimbangan dan pengerjaan
insenerator. Petugas tenaga juga terkadang ti- yang lain yang harus selalu diperhatikan secara
dak menggunakan alat pelindung diri pada saat cermat dan teliti, diantaranya jumlah limbah
pengangkutan limbah padat infeksius dari yang harus sesuai dengan kapasitas dari alat
tempat pengumpulan limbah ke ruangan alat insenerator dan petugas tenaga yang
insenerator. Padahal kebiasaan tidak mengoperasikan insenerator harus
menggunakan alat pe-lindung diri pada saat menggunakan alat pelindung diri. Catatan
pengolahan limbah padat infeksius merupakan tentang jumlah dan waktu keluar masuknya lim-
hal yang sangat fatal dan sangat memungkinkan bah harus jelas sehingga tidak ada limbah yang
terjadinya kontaminasi secara langung ke tercecer dan pengolahannya bisa tepat waktu.
petugas tenaga. Kejadian terse-but terjadi di hari Berdasarkan hasil penelitian terkait de-
kedua dan hari keempat pada saat penelitian. ngan penanganan limbah padat infeksius
Hasil ini sejalan dengan penelitian setelah diolah adalah terdapatnya langkah
Rahayu yang menyatakan bahwa petugas kurang kerja atau prosedur yang tidak sesuai dengan
mema-hami bahaya yang ditimbulkan oleh ketentuan yang seharusnya, yaitu beberapa kali
limbah padat yang ditanganinya, ditunjukkan terjadi pengemasan hasil olahan limbah yang
dengan tidak menggunakan Alat Pelindung Diri tidak dike-mas dengan baik dan hasil olahan
(APD) yang sesuai ketika menangani limbahnya, limbah yang tercecer pada hari kedua dan hari
di la-pangan masih sering ditemui sebelum kedepalan yang diakibatkan karena petugas
limbah padat medis dibakar dalam insenerator tenaga yang yang ter-lalu terburu-buru dalam
petugas membuka ikatan kantong plastik pelapis pengerjaan. Sedangkan waktu pengangkutan
lim-bahnya untuk memilah bahan-bahan yang olahan limbah yang tidak tepat terjadi pada
ma-sih dapat dimanfaatkan (misalkan botol infus hari keempat dan hari keenam yang
dari plastik) padahal bahan-bahan tersebut sudah diakibatkan karena keterlambatan kedatang-an
terkontaminasi dengan limbah medis lainnya, mobil pengangkut. Pengemasan hasil olahan
selain itu kemungkinan petugas untuk terkena limbah seharusnya dilakukan dengan cara yang
benda tajam ataupun runcing juga sangat besar benar yaitu dengan penggunaan wadah yang se-
karena sarung tangan yang digunakan berasal suai dengan sifat dari limbah itu sendiri. Penger-
dari bahan karet yang tipis (handscoon) bukan jaan tersebut diperlukan untuk menghindari hasil
berasal dari kulit.12 olahan limbah tidak tercecer. Limbah yang sudah
Banyak orang mengira bahwa inti dari diolah dan dikemas di tempatkan di tempat yang
proses penanganan limbah padat infeksius ha-nya telah tersedia untuk memudahkan pihak ketiga
bertumpu pada cara penggunaan insenerator sesuai menjangkau dan mengambilnya. Pengambilan
dengan standar operasional prosedur, pa-dahal hasil olahan limbah juga perlu perhatian yang
pandangan tersebut tidak seluruhnya benar. khusus karena jika tidak akan berdampak pada
penumpukan hasil olahan limbah. Pengambilan
hasil olahan limbah oleh pihak ketiga tidak bo-

Tabel 3. Hasil Pengamatan Penanganan Limbah Padat Infeksisus di Laboratorium Setelah Di-
proses di Rumah Sakit Umum Haji Makassar
Bobot per Hari Nilai Rata
Ketentuan Kesimpulan
II IV VI VIII (%)
Pengemasan hasil olahan limbah 60 80 80 60 70 Memenuhi syarat
dikemas dengan baik
Penempatan hasil olahan limbah di 80 80 80 90 83 Memenuhi syarat
tempat yang tersedia
Hasil olahan limbah tidak tercecer 60 80 80 60 70 Tidak Memenuhi syarat
Waktu pengangkutan olahan limbah 80 60 60 80 70 Memenuhi syarat
tepat waktu
Total 73 Memenuhi syarat
Sumber : Data Primer, 2013

234
JURNAL MKMI, Desember 2013, hal 230-235

leh melewati waktu yang sudah ditentukan, yaitu fil Kesehatan Rumah Sakit Haji Makassar.
maksimal 2x24 jam. Makasasar: Depkes Kota Makassar; 2010
5. Giyatmi. Efektivitas Pengolahan Limbah
KESIMPULAN DAN SARAN Cair Rumah Sakit Dokter Sardjito
Berdasarkan hasil penelitian dan pemba- Yogyakar-ta terhadap Pencemaran
hasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan Radioaktif [Tesis]. Yogyakarta: Pasca
beberapa hal antara lain penanganan limbah pa- Sarjana Universitas Gad-jah Mada; 2003.
dat infeksius di laboratorium sebelum diproses, 6. Agustiani E, Slamet A, Winarni D. Penam-
selama proses, dan setelah proses di RSUD Haji bahan PAC pada Proses Lumpur Aktif untuk
Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit [Skrip-
Makassar telah memenuhi syarat yang
si]. Surabaya: Fakultas Teknik Industri Insti-
ditentukan dengan total presentase pengamatan
tut Teknologi Sepuluh Nopember; 1998.
yaitu 80% di RSUD Haji Makassar selama
diproses telah memenuhi syarat yang telah 7. Karmana O, Nurzaman M, Sanusi S. Pen-
ditentukan dengan total presentase pengamatan, garuh Limbah Padat Rumah Sakit Hasil In-
yaitu 80%, 80%, dan 73%. sinerasi dan Pupuk NPK bagi Pertumbuhan
Tanaman Bayam (Amaranthus sp) Var. Giti-
Penelitian ini menyarankan kepada se-
hijau [Skripsi]. Bandung: Fakultas Matema-
luruh masyarakat yang berkunjung ke rumah
tika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
sakit umum agar tidak melakukan kontak lang-
Padjadjaran; 2003.
sung dengan alat dan bahan yang sudah terin-
8. Sabayang P, Muljadi, Budi P. Konstruksi
feksi, perlu diadakannya alat insenerator yang
dan Evaluasi Insinerator untuk Limbah Padat
lebih modern dan bisa menampung limbah
Rumah Sakit. Lembaga Ilmu Pengetahuan
dengan jumlah yang cukup banyak sehingga
Indonesia; 1996.
limbah yang dihasilkan setiap harinya tidak me-
9. Pujiati S. R. Upaya Peningkatan Penge-
numpuk terlalu lama. Disarankan agar petugas lolaan Limbah Padat Berdasarkan Hasil Eva-
laboratorium dapat meminimalisir limbah yang luasi Penerapan Protap : Studi Kasus
dihasilkan dengan penggunaan alat dan bahan Pengelolaan Limbah Padat Rumah Sakit Dr.
sekali pakai sesuai kebutuhan. Petugas pengolah Iskak Kabupaten Tulungagung [Tesis].
limbah harus taat dalam menggunakan alat pe- Surabaya: Program Pascasarjana Universitas
lindung diri. Selain itu kepada petugas kesehatan Airlangga; 2004.
lingkungan untuk selalu melakukan pemantauan 10. Azwar, Asrul. Pengantar Ilmu Keseha-tan
secara terus menerus terhadap pengelolaan lim- Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber
bah padat infeksius di laboratorium RSUD Haji Widya; 1996.
Makassar. 11. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Sanita-
si Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA Depkes RI; 1994.
1. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 12. Rahayu, Sri Pujiati. Upaya Peningkatan Pen-
1995. Perubahan Peraturan Pemerintah gelolaan Limbah Padat Berdasarkan Hasil
Nomor 19 Tahun 1994 Tentang Pengelolaan Evaluasi Penerapan Protap. IKESMA. 2006;
Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun. 2(1):20-29.
Jakarta : Presiden Republik Indonesia.
2. Arifin, M. Pengaruh Limbah Rumah Sakit
terhadap Kesehatan [Skripsi]. Jakarta: FK
Universitas Indonesia; 2008.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204/
Menkes/SK/ X/2004. Tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Jakar-
ta: Departemen Kesehatan RI.
4. Departemen Kesehatan Kota Makassar. Pro-

235

Anda mungkin juga menyukai