Makalah Islam Dan Sains
Makalah Islam Dan Sains
MAKALAH
Oleh :
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya makalah ini.
Shalawat serta salam mudah-mudahan tercurah limpah pada junjunan kita, Nabi
Muhammad SAW.
Makalah ini berjudul “Pendidikan Islam”. Makalah ini berisi ulasan tentang
pengertian pendidikan islam, konsep dasar dari Ta’dib, konsep dasar dari Ta’lim,
konsep dasar dari Tarbiyah dan perbandingan antara konsep Ta’dib, Ta’lim dan
Tarbiyah.
Terima kasih kepada semua yang telah membantu atas penyusunan makalah ini,
baik secara moril maupun materil.
Saran dan kritik yang konstruktif untuk penulisan makalah yang lebih baik
selanjutnya sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat.
Aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………….………………...…..i
KATA PENGANTAR…..……………………….……..…………..…………………ii
DAFTAR ISI.………………...………………………...……………….……………iii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah………………………………...……….….…...…………..3
BAB II PEMBAHASAN
BAB IV KESIMPULAN
A. Simpulan……….….……………………...…….……...…..……..……….....15
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..………………17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Namun, konsep atau teori pendidikan mengalami sebuah perdebatan hangat bagi
para pakar atau ilmuwan. Peran pendidikan yang semakin disadari pentingnya dalam
melahirkan sebuah generasi tidaklah cukup tanpa disertai oleh konsep yang benar.
Apabila kita menerima teori ilmiah empiris sebagai sebuah paradigma dalam teori
pendidikan, maka disadari atau tidak berarti kita telah meninggalkan hal-hal yang
bersifat metafisis dalam Al Qur’an dan Sunnah.
1
2
Metode ilmiah dalam membangun sebuah teori harus dapat diamati oleh panca
indera. Sebuah teori yang belum bisa dibuktikan secara empiris tidak bisa dijadikan
dasar dalam menyusun sebuah teori termasuk didalamnya teori pendidikan. Padahal,
Al Qur’an yang diwahyukan melalui Nabi Muhammad SAW, dari masa ke masa selalu
berkembang pembuktian terhadap mukjizat Ilmiahnya, mulai dari masa lampau sampai
masa yang akan datang.
Untuk itu menjadi hal yang sangat penting dan mendasar bagi para muslim untuk
memahami konsep pendidikan menurut Al Qur’an dan Sunnah. Konsep dasar yang
perlu untuk dikaji berawal dari definisi atau pengertian pendidikan yang disandarkan
pada Al Qur’an dan As Sunnah.
Pendidikan Islam memiliki kejelasan tujuan yang ingin dicapai. Hal itu bisa
dimengerti karena tujuan pendidikan mempunyai kedudukan yang amat penting.
Karena didasarkan pada Al Qur’an dan Sunnah. berangkat dari pengertian inilah akan
menjadikan pondasi yang akan menyangkut konsep bangunan pendidikan itu sendiri.
Istilahpun akan memberikan pemahaman yang utuh, mengingat istilah tidaklah bebas
nilai akan tetapi sarat akan nilai-nilai yang mengikutinya Dalam hal pendidikan,
bersandar pada Al Qur’an dan Hadits dikenal beberapa istilah yang dianggap mewakili
pengertian tersebut. Hal ini disebabkan istilah pendidikan tidak disebutkan secara
langsung dalam Al Qur’an dan Hadits. Sebenarnya, banyak istilah yang dianggap
mendekati makna pendidikan, diantaranya Al Tansyi’ah, al Islah, Al Ta’dib atau al
Adab, Al Tahzib, Al Tahir, Al Tazkiyyah, Al Ta’lim, Al Siyasah, Al Nash wa Al Irsyad
dan al Akhlaq. bahkan sumber lain menambahkan dengan istilah at Tarbiyin dan at
Tadris. Namun, dalam persidangan dunia pertama mengenai pendidikan islam pada
3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian pendidikan islam?
2. Bagaimana konsep dasar dari Ta’dib?
3. Bagaimana konsep dasar dari Ta’lim?
4. Bagaimana konsep dasar dari Tarbiyah?
5. Bagaimanakah perbandingan antara konsep Ta’dib, Ta’lim dan Tarbiyah?
PEMBAHASAN
Menurut konsep Islam, manusia adalah makhluk yang memiliki unsur jasmani
dan rohani, fisik dan jiwa yang memungkinkan ia dapat diberikan pendidikan.
Selanjutnya manusia ditugaskan untuk menjadi khalifah dimuka bumi sebagai
pengamalan ibadah kepada Tuhan, dalam arti yang seluas-luasnya. Menurut Ahmad
D.Marimba, “Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si
pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama.” Dalam definisi ini terlihat jelas bahwa secara umum yang
dituju oleh kegiatan pendidikan adalah terbentuknya kepribadian yang utama.
4
5
B. Konsep Ta’dib
Menurut Al-Attas, istilah yang paling tepat untuk menunjukkan pendidikan Islam
adalah al-ta’dib. Ta’dib berasal dari kata addaba ()أدّب, yuaddibu ( )يأدّبdan ta’dib
()تأديب. Ta’dib sebagai istilah yang paling mewakili dari makna pendidikan berdasarkan
Al Qur’an dan Hadits dikemukakan oleh Syed Naquib Al Attas. Al Attas memaknai
pendidikan dari hadits berikut:
Sebenarnya istilah ta’dib sudah sering digunakan oleh masyarakat arab pada
jaman dahulu dalam hal pelaksanaan proses pendidikan. Perkataan adab dalam tradisi
arab dikaitkan dengan kemuliaan dan ketinggian pribadi seseorang.
ّ
يعـق الغالم اداب احسنوا و اوالدكم أدّبوا السـابع يوم عنه, أدّب سنـين ستّ بلـغ فاذا األذى عنه يـماط و يس ّمى و,
فـراشه عن عـزل سنـين تسع بلغ اذا و, الصوم و الصالة على ضرب سنة عشرة بلـغ فاذا, عشرة ستّ بلغ فاذا
7
ّ ابوه, أنكحتك و علّمتك و أدّبتك قد قال و بيده أخذ ث ّم, فـى عذابـها و الـدنيـا فى فـتـنـتك من باهلل اعوذ
زوجه سنة
االخرة
“Seorang anak diselamati pada hari ketujuh dari kelahirannya, diberi nama dan
dihilangkan penyakitnya (dicukur rambutnya). Jika sudah menginjak usia enam tahun,
maka ia diberi pendidikan. Jika sudah menginjak usia sembilan tahun, maka ia
dipisahkan tempat tidurnya. Jika sudah menginjak usia tigabelas tahun maka ia harus
dipukul bila tidak mau mengerjakan sholat dan puasa. Dan jika telah menginjak
enambelas tahun, maka ayahnya boleh mengawinkan, lalu memegang anaknya itu
dengan tangannya dan berkata padanya:’Aku telah mendidikmu, mengajarmu dan
mengawinkanmu’. Aku berlindung kepada Allah dari fitnah (yang disebabkan ulah)mu
di dunia dan dari adzab yang (disebabkan) fitnah itu di akhirat”
Dari hadist tersebut juga ditekankan akan kewajiban dan hal yang utama bagi
orangtua untuk memberikan pendidikan yang baik dan menjadi hak setiap anak untuk
8
C. Konsep Ta’lim
Menurut para ahli, kata ta’lim lebih bersifat universal dibanding dengan al-
tarbiyah maupun al-ta’dib. Rasyid Ridha misalnya mengartikan al-ta’lim sebagai
proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan
dan ketentuan tertentu.
yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.” Rasulullah bersabda : “Barang siapa yang
mengajarkan suatu ilmu maka dia memperoleh pahala orang yang mengamalkannya.”
Ta’lim secara umum hanya terbatas pada pengajaran dan pendidikan kognitif
semata-mata. Hal ini memberikan pemahaman bahwa ta’lim hanya mengedepankan
proses pengalihan ilmu pengetahuan dari pengajar (mu’alim) dan yang diajar
(muta’alim). Misalnya pada surat Yusuf, ayat 6, berarti ilmu pengetahuan yang
dimaksud, diajarkan atau dialihkan kepada Nabi adalah tabir mimpi. Sedangkan pada
surat Al Maidah ayat 4, ilmu yang dimaksud adalah ilmu berburu.
D. Konsep Tarbiyah
Istilah tarbiyah berasal dari kata rabb, walaupun kata ini memiliki banyak arti,
akan tetapi pengertian dasarnya menunjukkan makna tumbuh, berkembang,
memelihara, merawat, mengatur, dan menjaga kelestariannya atau eksistensinya.
Konsep tarbiyyah merupakan salah satu konsep pendidikan Islam yang penting.
Perkataan “tarbiyyah” berasal dari bahasa Arab yang dipetik dari fi’il (kata kerja)
seperti berikut.
Berdasarkan penafsiran pada surat Al Fatihah ayat 2, “Segala puji bagi Allah,
Rabb semesta alam” . Terdapat penafsiran terhadap ayat tersebut yaitu Allah itu
Pendidik semesta alam tak ada suatu juga dari makhluk Allah itu terjauh dari didikan-
10
Nya. Allah mendidik makhluk-Nya dengan seluas arti kata itu. Sebagai pendidik, Dia
menumbuhkan, menjaga, memberikan daya (tenaga) dan senjata kepada makhluk itu
guna kesempurnaan hidupnya masing-masing.
Selain daripada Allah sebagai Pendidik, manusia juga boleh menjadi pendidik
berdasarkan firman Allah : “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan
penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil”.Walaupun ayat ini
dalam beberapa tafsir banyak menitik beratkan pembahasan pada kewajiban anak
terhadap orang tua, namun kata “Rabba” yang diartikan mendidik memberikan
pembentukan istilah darinya yaitu tarbiyyah yang diartikan sebagai pendidikan.
Definisi tarbiyah Islamiyah memiliki perbedaan juga dengan definisi umum yang
disampaikan. Tarbiyah islamiyah berorientasi kepada kehidupan dunia dan akhirat.
Dari perbedaan tersebut, dapatlah dikatakan bahwa tarbiyah islamiyah adalah sebuah
system social yang dibawa oleh kaum islam untuk membatasi pengaruh efektifitas
keluarga yang dalam pengertian sempit meliputi kedua orang tua dan saudara terdekat.
Sedangkan dalam pemahaman luas, termasuk didalamnya tetangga, para sahabat dan
komunitas sosial seluruhnya.
Menurut Al Attas, secara semantik istilah tarbiyah tidak tepat dan tidak memadai
untuk membawakan konsep pendidikan dalam pengertian Islam, sebagaimana
dipaparkan sebagai berikut.
11
Istilah Ta’dib, Ta’lim dan Tarbiyah, dapatlah diambil suatu analisa. Jika ditinjau
dari segi penekanannya terdapat titik perbedaan antara satu dengan lainnya, namun
apabila dilihat dari unsur kandungannya, terdapat keterkaitan yang saling mengikat
satu sama lain, yakni dalam hal memelihara.
Dalam ta’lim, titik tekannya adalah penyampain ilmu pengetahuan yang benar,
pemahaman, pengertian, tanggung jawab dan penanaman amanah. Oleh karena itu
ta’lim di sini mencakup aspek-aspek pengetahuan dan keterampilan yang di butuhkan
seseorang dalam hidupnya dan pedoman perilaku yang baik. Sedangkan pada tarbiyah,
titik tekannya difokuskan pada bimbingan seseorang supaya berdaya (punya potensi)
dan tumbuh kelengkapan dasarnya serta dapat berkembang secara sempurna. Yaitu
pengembangan ilmu dalam diri manusia dan pemupukan akhlak yakni pengalaman
ilmu yang benar dalam mendidik pribadi. Adapun ta’dib, titik tekannya adalah pada
penguasaan ilmu yang benar dalam diri seseorang agar menghasilkan kemantapan amal
dan tingkah laku yang baik. Dengan pemaparan ketiga konsep di atas dapat ditarik
13
kesimpulan bahwa ketiganya mempunyai satu tujuan dalam dunia pendidikan yaitu
menghantarkan anak didik menjadi yang “seutuhnya”, perfect man, sehingga mampu
mengarungi kehidupan ini dengan baik.
Dewasa ini, karena memang manusia sedang menghadapi perubahan yang begitu
cepat yang timbul sebagai ekses atau dampak dari kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dikursus-diskursus dan kajian-kajian mengenai konsep pendidikan menjadi
tetap menarik dan bahkan, tidak dapat dihindarkan. Apalagi jika hal tersebut didasarkan
pada asumsi bahwa segala problem itu berpangkal dari suatu penerapan konsep
pendidikan yang merangsang serta mendorong progresivitas ilmu pengetahuan dan
teknologi yang tidak terkendali.
Di kalangan dunia Islam juga muncul berbagai isu tentang krisis pendidikan serta
problem lainnya yang dengan sangat mendesak menuntut suatu pemecahan berupa
terwujudnya suatu sistem pendidikan yang didasarkan atas konsep Islam. Dalam hal
ini banyak tokoh-tokoh pendidikan Muslim telah berusaha menyusun suatu konsep
pendidikan yang menurut keyakinan mereka sudah dapat dikatakan relevan dengan
tuntutan umat manusia dan perkembangan masa kini. Syed M. Naquib al-Attas seorang
pemikir pendidikan yang concern terhadap pendidikan. Dalam karya monumentalnya
“The Concept of Education In Islam: A Framework for an Islamic Philosophy of
Education”, dan dalam Konferensi Dunia Pertama dan Kedua tentang Pendidikan Islam
di Mekkah dan Islamabad, al-Attas mencetuskan dan menawarkan bahwa konsep atau
istilah yang tepat, benar, dan relevan untuk pendidikan adalah konsep ta’dib, bukan
ta’lim, tarbiyah, ataupun konsep yang lainnya. Karena, menurut al-Attas, konsep
tarbiyah hanya menekankan atau menyinggung aspek fisikal dan emosional manusia
(karena proses tarbiyah ini berlaku tidak hanya untuk manusia an sich, tetapi berlaku
untuk hewan dan tumbuh-tumbuhan, oleh karena itu konsep tarbiyah kurang tepat
untuk istilah pendidikan bagi manusia). Sedangkan konsep ta’lim secara umum hanya
menekankan pada transfer of knowledge (aspek kognitif) dan pengajaran. Agar proses
14
KESIMPULAN
A. Simpulan
Ta’dib berasal dari kata addaba ()أدّب, yuaddibu ( )يأدّبdan ta’dib ()تأديب. Addaba
( )أدّبditerjemahkan oleh Al Attas sebagai mendidik. Sebenarnya istilah ta’dib sudah
sering digunakan oleh masyarakat arab pada jaman dahulu dalam hal pelaksanaan
proses pendidikan. Perkataan adab dalam tradisi arab dikaitkan dengan kemuliaan dan
ketinggian pribadi seseorang.
Menurut para ahli, kata ta’lim lebih bersifat universal dibanding dengan al-
tarbiyah maupun al-ta’dib. Rasyid Ridha misalnya mengartikan al-ta’lim sebagai
proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan
dan ketentuan tertentu. Ta’lim secara umum hanya terbatas pada pengajaran dan
pendidikan kognitif semata-mata. Hal ini memberikan pemahaman bahwa ta’lim
hanya mengedepankan proses pengalihan ilmu pengetahuan dari pengajar (mu’alim)
dan yang diajar (muta’alim).
Istilah tarbiyah berasal dari kata rabb, walaupun kata ini memiliki banyak arti,
akan tetapi pengertian dasarnya menunjukkan makna tumbuh, berkembang,
memelihara, merawat, mengatur, dan menjaga kelestariannya atau eksistensinya.
Tarbiyah diperuntukkan khusus bagi manusia yang mempunyai potensi rohani,
sedangkan pengertian tarbiyah yang dikaitkan dengan alam raya mempunyai arti
15
16
Jika ditinjau dari segi penekanannya terdapat titik perbedaan antara satu dengan
lainnya, namun apabila dilihat dari unsur kandungannya, terdapat keterkaitan yang
saling mengikat satu sama lain, yakni dalam hal memelihara. Dalam ta’lim, titik
tekannya adalah penyampain ilmu pengetahuan yang benar, pemahaman, pengertian,
tanggung jawab dan penanaman amanah. Sedangkan pada tarbiyah, titik tekannya
difokuskan pada bimbingan seseorang supaya berdaya (punya potensi) dan tumbuh
kelengkapan dasarnya serta dapat berkembang secara sempurna. Adapun ta’dib, titik
tekannya adalah pada penguasaan ilmu yang benar dalam diri seseorang agar
menghasilkan kemantapan amal dan tingkah laku yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Samsul Nizar, Ramayulis. 2011. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
17