Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul ”Pickles”
ini sebagai tugas” mata kuliah DASAR-DASAR BIOPROSES.
Kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Namun
tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Harapan kami,
semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik lagi dari sebelumnya.
Tak lupa ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Dosen dasar-dasar bioproses, atas
dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami. Sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan insyaAllah sesuai yang di harapkan.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pikel adalah sayuran yang diperam dalam larutan garam. Pikel biasanya dibuat dari bahan
dasar mentimun, terong, semangka serta sayuran lainnya.
Faktor yang mengontrol berhasil tidaknya proses pembuatan pikel adalah kadar garam, dan
suhu larutan garam atau brine. Kadar larutan garam yang paling umum dipakai dalam
pemeraman pikel adalah 5-8%. Buah yang dipakai adalah buah yang pada saat dipanen belum
matang karena buah yang sudah matang memiliki ukuran yang terlalu besar, warna dan bentuk
mudah berubah, biji matang sudah penuh serta terlalu lunak sehingga berakibat pada hasil akhir
pikel yang kurang baik. Proses pembuatan pikel diawali dengan mensortasi bahan, kemudian
bahan dicuci hingga bersih agar terhindar dari kontaminasi mikroorganisme merugikan. Bahan
kemudian di blansing selama 3 menit dan dilanjutkan dengan penyiraman bahan yang sudah
diblansing dengan air dingin.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu pickles ?
2. Apa saja bahan pembuatan pada pikel ?
3. Bagaimana fermentasi pada pikel ?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pembuatan pikel ?
5. Apa saja manfaat mengosumsi pada pikel untuk kesehatan ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui apa itu pickles
2. Mengetahui bahan apa saja pada pembuatan pikel
3. Mengetahui fermentasi pada pikel
4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pembuatan pikel
5. Mengetahui manfaat mengosumsi pada pikel
BAB II
PEMBAHASAN
3. FERMENTASI PIKEL
Selama fermentasi mikroba tahan asam tumbuh menghasilkan asam, rasa dan aroma yang
khas pikel. Garam di larutan akan berdifusi ke dalam jaringan bahan sehingga jaringan menjadi
asin, dan cairan di dalam jaringan akan mengalir ke dalam larutan garam membawa berbagai
nutrisi sehingga larutan garam menjadi media tumbuh bagi mikroba tahan garam.
Fermentasi pickle mengandung konsentrasi garam dan asam organik yang tinggi dengan pH
kurang dari 4,5. Kondisi ini dapat menghambat pertumbuhan koliform, psedomonas, bacili,
clostridia dan bakteri non asam laktat, yang dapat menyebabkan masalah pada flavor dan tekstur.
Larutan garam yang digunakan sekitar 5% yang memungkinkan pertumbuhan L. mesenteroides.
Pembentukan CO2 tidak diinginkan karena dapat mengakibatkan floaters atau bloaters yaitu
mengambangnya bahan pangan di permukaan. Kadar garam yang terlalu rendah dapat
menyebabkan pertumbuhan mikroorganisme yang tidak diinginkan seperti Bacillus,
Pseudomonas dan Flavobacterium. Pada konsentrasi garam antara 5-8%, pertumbuhan L.
mesenteroides terhambat dan fermentasi dilakukan oleh Lactobacillus plantarum dan
Pediococcus. Semakin rendah suhu fermentasi maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proses fermentasi.
2. Mikroba
Awal proses fermentasi yaitu pembentukan asam laktat dengan bakteri yang muncul
pertama Leuconostoc mesenteroides yang akan menghambat pertumbuhan bakteri awal dan
meningkatkan produksi asam dan karbondioksida sehiggga menurunkan pH dan terciptanya
kondisi yang anaerobik (Vaughn, 1982). Kemudian, fermentasi akan dilanjutkan oleh bakteri
yang tahan terhadap pH rendah yaitu Lactobacilus brevis, Pediococcus cereviceae, lactobacillus
plantarum. Bakteri-bakteri ini menghasilkan asam laktat, CO2, etanol dan asam asetat ( Vaughn,
1982).Semua spesies bakteri asam laktat tersebut diatas bersifat gram positif, tidak membentuk
spora, tidak mereduksi nitrat dan tidak mencair kan gelatin.
3. Suhu
Temperatur untuk membuat pikel yang paling optimum adalah pada temperatur 21°C – 26,7°C.
Umumnya diperlukan suhu 30°C untuk pertumbuhan mikroorganisme. Temperatur > 30°C akan
menghambat aktivitas mikroba sehingga terbentuk flavor dan aroma yang tidak diinginkan,
sedangkan temperature < 10°C : pertumbuhan lambat sehingga produksi asam lambat , hingga
dapat terjadi pembusukan dan bakteri gram negatif akan tumbuh yang menyebabkan tekstur
produk menjadi tidak sempurna karena larutan garam yang dihasilkan tidak baik.
4. Oksigen
Proses fermentasi asam laktat terjadi pada kondisi anaerob (tanpa adanya O2). Kondisi
ini dapat dicapai dengan menutup wadah yang digunakan untuk proses fermentasi. Ketika kadar
oksigen menurun dan habis, maka bakteri akan mulai melakukan proses fermentasi.
5.Garam
Garam merupakan komponen penting dalam proses fermentasi pembuatan pikel. Garam
berfungsi untuk mengeluarkan substrat tertentu. Menurut Jacob (1951) garam dapat menarik air
keluar dari buah-buahan yang mengandung padatan terlarut seperti protein, karbohidrat, mineral,
dan vitamin yang penting bagi bakteri asam laktat. Garam juga membantu mengontrol
mikroflora selama fermentasi yang dapat bersaing dengan mikroba yang diinginkan, terutama
bakteri proteolitik, bakteri aerob, dan bakteri pembentuk spora (Frazier danWesthoff, 1978).
Garam bersama asam yang dihasilkan akan menghambat pertumbuhan mikroba yang
tidak diinginkan. Pada tahap ini bakteri asam laktat yang sesungguhnya mulai berperan dalam
proses fermentasi dan akan mencapai puncak pertumbuhan pada hari pertama fermentasi. Jika
konsentrasi garam yang digunakan untuk proses fermentasi terlalu rendah, maka yang terjadi
selanjutnya adalah proses pelunakan jaringan buah-buahan dan sayur-sayuran akibat aktivitas
enzim pektinolitik. Enzim ini berfungsi untuk mendegradasi molekul pektin yang banyak
ditemukan pada sel tananaman. Sebaliknya apabila jumlah garam yang terlalu banyak justru akan
menunda fermentasi alamiah, menyebabkan warna menjadi gelap, dan memungkinkan pula
pertumbuhan khamir (Buckle,1987). Proses penggarama dimulai dengan penambahan garam
konsentrasi rendah kemudian ditambah lagi secara bertahap sampai pertumbuhan bakteri
terhenti. Konsentrasi garam yang digunakan untuk pembuatan pikel adalah 5-8% . Konsentrasi
garam sebesar itu sangat cocok untuk pertumbuhan bakteri asam laktat.
Pembuatan pikel ini digunakan penggaraman awal, kemudian diikuti oleh fermentasi
asam laktat yang dimulai oleh Leuconostoc mesenteroides dan diselesaikan oleh bakteri asam
laktat lainnya seperti Lactobacillus brevis dan Lactobacillus plantarum (Sumanti).
6. Enzim
Pikle diyakini, dan telah dibuktikan lewat beberapa penelitian, memiliki manfaat bagi
kesehatan. Penganan yang rendah kalori ini digadang-gadang baik untuk tubuh. Meskipun
begitu, tidak dianjurkan memakan pickle terlalu banyak karena makanan ini mengandung sodium
yang cukup tinggi yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi.
6. CONTOH PEMBUTAN PIKEL BUAH
BAHAN :
ALAT :
- Pisau
- Baskom
- Talenan
- Stoppless
PROSEDUR :
- Buah pepaya yang sudah tua ( mengkal ) dan mutunya baik, dikupas kulitnya , dicuci hingga
bersih.
- Kemudian buah pepaya dipotong kecil-kecil dengan panjang sekitar 3-4 cm dan ketebalan
sekitar 0,5 cm.
- Irisan pepaya masukkan kedalam stopless atau wadah, lalu ditambahkan air secukupnya hingga
irisan pepaya hampir terendam seluruhnya.
- Lalu ditambahkan / masukkan gula dan garam yang telah dilarutkan sebelumnya.
- Aduk hingga merata
- Buat pemberat, yaitu plastik yang diisi dengan air
- Pemberat tadi, diletakkan diatas irisan pepaya, atur posisi sedemikian rupa sehingga tidak dapat
masuk, jika ada gelembung-gemelbung air atau udara berarti pemberat tidak baik letaknya. Ingat
pemberat jangan sampai bocor.
- Stoppless ditutup rapat dan untuk mencegah masuknya udara, tutup stoppless dibalut dengan
isolatip.
- Simpan pikel selama 2 minggu, di tempat yang aman. Suhu penyimpanan 25-30°C ( suhu kamar
). Pikel pepaya siap untuk dihidangkan.
BAB III
PENUTUP
Fermentasi pickle mengandung konsentrasi garam dan asam organik yang tinggi dengan
pH kurang dari 4,5. Kondisi ini dapat menghambat pertumbuhan koliform, psedomonas, bacili,
clostridia dan bakteri non asam laktat, yang dapat menyebabkan masalah pada flavor dan tekstur.
Larutan garam yang digunakan sekitar 5% yang memungkinkan pertumbuhan L. mesenteroides.
Pembentukan CO2 tidak diinginkan karena dapat mengakibatkan floaters atau bloaters yaitu
mengambangnya bahan pangan di permukaan. Kadar garam yang terlalu rendah dapat
menyebabkan pertumbuhan mikroorganisme yang tidak diinginkan seperti Bacillus,
Pseudomonas dan Flavobacterium. Pada konsentrasi garam antara 5-8%, pertumbuhan L.
mesenteroides terhambat dan fermentasi dilakukan oleh Lactobacillus plantarum dan
Pediococcus. Semakin rendah suhu fermentasi maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proses fermentasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://odikoplo167.blogspot.com/2015/03/pickles.html
http://kamiitp08.blogspot.com/2010/10/pikel-pepaya.html
https://sitiandininurfahmi.wordpress.com/2014/11/23/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
pertumbuhan-mo-pada-pembuatan-pikel-pepaya/