Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KOMUNITAS

Dosen pembimbing: Sukesih, S.Kep,.Ners,M.Kep

KELOMPOK 1
Disusun Oleh :

1. Ahmad Alvian
2. Arfiana Lissa A
3. Dina Fitrotul M
4. Efi Khori’ah
5. Efif Lula F
6. Mu’allimah
7. Santi Pratiwi
8. Titik Handayani S
9. Vernanda Riftiana
10. Viola Lastania J
11. Zuliana

Kelas : III.A

PROGRAM STUDI SI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Atas limpah ramat serta karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah “Komunitas”ini dengan lancar dan pada
waktu yang telah ditentukan.

Dalam kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan banyak trima kasih kepada bapak/ibu
Selaku dosen pembimbing dan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan sehingga
saran dan kritik diharapkan untuk menambah wawasan kami.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih dan mohon ma’af apabila ada kekurangan atau
kesalahan dalam mengerjakan tugas ini.

Kudus , 26 September 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... 2 .

DAFTAR ISI................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 4
C. Tujuan........................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN

1.1 Devinisi Kesehatan............................................................................ 5


1.2 Indikator Sehat................................................................................... 6
1.3 Karakteristik Sehat............................................................................ 6
1.4 Perilaku Sehat................................................................................... 7
1.5 Pengertian Komunitas...................................................................... 8
1.6 Tujuan Komunitas............................................................................ 8
1.7 Stategi Pelayanan Komunitas........................................................... 9
1.8 Pelayanan Kesehatan Utama............................................................ 9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................. 11

3.2 Saran........................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, serta


bertambahnya penduduk dan masyarakat maka, maka perlu adanya perawat kesehatan
komunitas yang dapat melayani masyarakat dalam dalam hal pencegahan, pemeliharaan,
promosi kesehatan dan pemulihan penyakit, yang bukan saja ditujukan kepada individu,
keluarga, tetapi juga dengan masyarakat dan inilah yang disebut dengan keperawatan komunitas.

Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang


ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan. (Pradley, 2013; Logan dan Dawkin, 2013).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian kesehatan?
2. Apa saja indikator sehat?
3. Apa saja karakteristik sehat?
4. Bagaimana perilaku sehat?
5. Apa pengertian komunitas?
6. Apa saja tujuan komunitas?
7. Bagaimana strategi pelayanan komunitas?
8. Bagaimana pelayanan kesehatan?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian kesehatan
2. Untuk mengetahui indikator sehat
3. Untuk mengetahui karakteristik sehat
4. Untuk mengetahui perilaku sehat
5. Untuk mengetahui pengertian komunitas
6. Untuk mengetahui tujuan komunitas
7. Untuk mengetahui strategi pelayanan komunitas
8. Untuk mengetahui pelayanan kesehatan

4
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Devinisi Kesehatan


Tidak ada konsessus tentang definisi sehat. Diketahui ada beberapa cara mencapai derajat
kesehatan tertentu, tetapi sehat itu sendiri tidak dapat diukur.
Dahulu sehat didefinisikan sebagai ada atau tidak ada adanya
penyakit.Ningtingale mendefinisikan sehat sebagai kondisi baik dan menggunakan setiap
kekuatan yang dimiliki individu seoptimal mungkin (Ningtigale 1964). World Health
Organization (WHO) memandang sehat secara lebih menyeluruh. Undang-undang WHO
mendefinisikan sehat sebagai “Keadaan sejahtera fisik”, mental, dan sosial yang utuh dan tidak
semata terbebas penyakit atau kelemahan (WHO). Definisi ini :
a. Mencerminkan perhatian pada individu sebagai manusia utuh yang berfungsi secara fisik,
psikologis, dan sosial. Proses kejiwaan menentukan hubungan seseorang dengan lingkungan
fisik dan sosial disekitarnya, sikapnya terhadap kehidupan, dan interaksi mereka dengan
orang lain.
b. Menempatkan sehat dalam konteks lingkungan . Kehidupan manusia, demikian juga dengan
kesehatannya, dipengaruhi oleh segala sesuatu yang berinteraksi denganya, tidak hanya
pengaruh lingkungan, seperti iklim dan ketersediaan makanan bergizi, tempat berlindung
yang nyaman, udara bersih untuk dihirup, dan air bersih untuk minum, tetapi juga orang
lain, termasuk keluarga, pasangan , atasan, rekan kerja, teman, dan berbagai macam hal yang
terkait.
c. Menyejajarkan sehat dengan kehidupan produktif dan kreatif. Berfokus pada kehidupan,
bukan pada penggolongan penyakit yang dapat menyebabkan sakit dan kematian.
d. Sehat juga didefinisikan berdasarkan peran dan performa, Talcolt Parsons (1951), seorang
sosiolog terkemuka dari Amerika dan pencipta konsep “Peran sakit”, menggagas sehat
sebagai kemampuan untuk mempertahankan peran normal.
Pada tahun 1953, president’s Commision on Health Needs of the Nation Amerika Serikat
membuat peryataan tentang sehat” Sehat bukan suatu kondisi melainkan penyesuaian. Sehat
bukan sebuah keadaan melainkan sebuah proses. Proses tersebut membuat individu beradaptasi
tidak hanya dengan kondisi fisik, tetapi juga dengan lingkungan sosial. “ President’s
Commission 1953). Definisi tersebut menekankan sehat sebagai proses adaptasi, bukan sebuah
keadaan.
Pada tahun 1980, American Nurse Association (ANA) dalam peryataan kebijakan sosialnya
mendefinisikan sehat sebagai “ keadaan dinamikmketika potensi perkembangan dan perilaku
individu terpenuhi shingga seoptimal mungkin (ANA,1980). Dalam definisi ini, sehat lebih dari
sekedar kondisi terbebas dari penyakit, tetapi mencangkup upaya mencapai fungsi optimal.

5
Pada beberapa dekade yang lalu, sejumlah profesional kesehatan termasuk para perawat
teoretikus, telah membuat definisi sehat. Sebagian besar orang mendefinisikan dan
menggambarkan sebagai berikut:
1. Terbebas dari gejala dan nyeri sebanyak mungkin.
2. Dapat aktif dan melakukan apa yang diinginkan dan harus dilakukan.
3. Selalu bersemangat.
Karakteristik ini menunjukkan bahwa sehat bukan sesuatu yang didapatkan individu secara
mendadak pada waktu tertentu. Sehat merupakan suatu proses berkelanjutan yang mendorong
setiap aspek tubuh, pikiran, dan perasaan saling terkait selaras mungkin.
Banyak faktor yang mempengaruhi definisi individu tentang sehat. Definisi tersebut
beragam, bergantung pada pengalaman masa lalu individu, ekspektasi diri, usia, dan pengaruh
sosiokultural.
Perawat harus mengetahui definisi pribadi mereka tentang sehat dan harus menghargai
bahwa orang lain juga memiliki definisi sendiri. Definisi seseorang tentang sehat mempengaruhi
perilaku yang berhubungan dengan sehat dan sakit, perawat dapat memberikan bantuan yang
lebih berarti guna membantu mereka meraih atau mencapai keadaan sehat
1.2 Indikator Sehat
1. Kesehatan yang baik dan usia panjang produktif adalah hak setiap individu tanpa
membedakan suku dan jenis kelamin
2. Semua orang mempunyai kebutuhan belajar
3. Beberapa klien mungkin tidak memahami kebutuhan belajarnya atau kebutuhan bantuan
utk mencapai tingkat sehat yang tinggi
4. Orang akan menerima dan menggunakan informasi yang bermanfaat untuk dirinya, shg
pengetahuan memiliki makna tertentu
5. Kesehatan yang baik dan pelayanan kesehatan memberi kesempatan masyarakat luas
untuk hidup lebih baik sesuai potensi dan pengaruh standar hidup.
6. Kesehatan merupakan salah satu nilai saing klien dan memiliki prioritas yang berbeda
pada waktu yg berbeda
7. Nilai dan konsep sehat berbeda tergantung pada budaya, agama dan latar belakang sosial
klien
8. Otonomi individu dan komunitas membri prioritas yang berbeda pada waktu yang
berbeda
1.3 Karakteristik Kesehatan
1. Anggotanya memiliki tingkat kesadaran yang tinggi sebagai komuntas.
2. Menggunakan sumber daya alam sambil melakukan langkah untuk menghematnya demi
generasi mendatang.
3. Secara terbuka mengenali dirinya sendiri
6
4. Siap menghadapi kritis
5. Mempunyai saluran komunikasi yang terbuka.
6. Koping individu yang efektif.
7. Meningkatkan derajat kesejahteraan.
1.4 Perilaku Sehat
Perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan seseorang yg merasa dirinya sehat, dan
bertujuan memelihara, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan. 3 tujuan yang ingin
dicapai dlm perilaku sehat ini adalah : Perilaku preventive Protective Promotive
a. Perilaku preventif: upaya memelihara kesehatannya dengan mencegah datangnya
penyakit. Caranya dapat dlilakukan dengan Medical activities & non-medical activities
Terdapat 2 tingkatan yaitu: Primary preventive: langsung mencegah penyakit: medical
actiities (imunisasi), non medical actities (minum jamu) Secondary preventive: tidak
langsung mencegah penyakit (mandi, rekresi).
Model ini fokusnya adalah perilaku kesehatan preventif. Ada 3 golongan variable yang
diidentifikasi sebagai yang determinan dalam perilaku pencegahan yaitu motivasi
prediposisi, variable kendala dan variable Kondisi.
1. Motivasi predisposisi. Bahwa setiap perilaku ada motivasinya yaitu untuk mencapai
suatu tujuan. Ada 3 tipe tujuan orang melakukan perilaku pencegahan penyakit ggi
yang masing-masing orang berbeda : Untuk meningkatkan derajat kesehatan atau
menghindari kemungkinan sakit. Untuk mendapatkan persetujuan orang2 terdekat
Untuk memperoleh pengertian agar perilaku tertentu disetujui atau diakui sendiri
manfaatnya.
2. Variabel Kendala Yang merintangi orang yang telah termotivasi untuk melakukan
suatu perilaku kesehatan : Internal = kurang pengetahuan tentang perilaku sehat dan
ketakutan dalam pengobatan gigi. Eksternal = kekurangan sumberdaya (uang, waktu
atau dokter yang diperlukan)
3. Variabel Kondisi Tingkat pendidikan sama halnya megurangi kendala Pengalaman
kesehatan sebelumnya Status social ekonomi Melindungi tubuh dari gangguan
penyakit (minum vit, pakai kondom, jas hujan atau payung) Peningkatan kualitas/
derajat kesehatan, konsumsi vit, olah raga, menu makan diatur, berat badan diatur.
b. Perilaku protective, yaitu upaya untuk melindungi badan dari rasa sakit, seperti
melakukan pengobatan segera ketika didapatkan rasa sakit pada tubuhnya untuk
mencegah terjadinya komplikasi sejak dini. Misalnya minum oralit ketika terjadinya
diare, sebelum terjadi dehidrasi.
c. Perilaku promotif. Yaitu upaya untuk memelihara kesehatannya dengan ikut serta
melakukan penyuluhan tentang pencegahan penyakit, dengan cara meningkatkan
pengetahuan. Seperti mengikuti penyuluhan tentanng pemeriksaan payudara sejak dini,

7
meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan stroke dengan rajin mengikuti
penyuluhan yang ada.
1.5 Pengertian Komunitas
Komunitas adalah sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu, memiliki
nilai-nilai keyakinan dan minat yang relatif sama, serta berinterkasi satu sama lain untuk
mencapai tujuan (Mubarak, 2009).
Komunitas adalah suatu kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah nyata
dan berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat, serta terikat oleh rasa identitas suatu
komuitas (koentjaraningrat, 2010).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan
antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan dukungan peran serta
masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh
dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai
kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Rapat
Kerja Keperawatan Kesehatan Masyarakat, 2010).
1.6 Tujuan Komunitas
Adapun tujuan dari keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut :
1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general
community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok.
Secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
mempunyai kemampuan untuk, yaitu:
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami.
2. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut.
3. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan.
4. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi.
5. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi yang akhirya dapat
meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care).
1.7 Strategi Keperawatan Komunitas
Strategi intervensi keperawatan komunitas yang dapat diterapkan di masyarakat
adalah :
1. proses Kelompok (group Process)
8
2. Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari
pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu, media masa,
Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga
dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya
gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat
mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika
masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat individual tidak akan mampu
mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah
melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok.
3. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
4. Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana
perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang
ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut
terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat
sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang
Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu”meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental
dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial”
5. Kerjasama (Partnership)
6. Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika tidak
ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh
karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan
keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan
masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.
1.8 Pelayanan Kesehatan Utama

Pelayanan kesehatan utama adalah pelayanan kesehatan yang esensial yang berdasarkan
pada metode teknologi yang praktis secara umum dapat dijangkau individu dan keluarga dalam
masyarakat melalui peran serta penuh dari mereka dan dengan beban biaya yang dapat dipikul
oleh masyarakat dan negara dalam suasana kepercayaan atas kemampuan sendiri dan
menentukan nasib sendiri (Freeman & Henrich, 2012).

Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas melibatkan peran serta masyarakan
sebagai mitra dalam pemberian pelayanan keperawatan dimana pelayanan tersebut ditujuakan
untuk mengatasi masalah kesehatan yang ditekankan pada tindakan promotif dan
perventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga diharapkan
masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya. Selain

9
menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu sebagai klien yang menjadi sasaran dari
keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari individu dan masyarakat.

Manusia sebagai Sasaran Pelayanan Kesehatan Utama atau asuhan keperawatan dalam
praktek keperawatan. Sasaran tersebut dibagi kedalam kategori individu, keluarga, kelompok
khususnya dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier.
Masyarakat merupakan mitra kerja dari tenaga profesional dan berperan penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan mereka, sedangkan strategi Pelayanan Kesehatan Utama
adalah memotivasi masyarakat agar dapat merawat dan mengatur diri sendiri dalam memelihara
kesehatan. Dengan demikian diharapkan yang tadinya tidak mau, tidak tahu dan tidak
mampu akan mendiri dalam menangani masalah kesehatannya sehingga peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan akhir
Pelayanan Kesehatan Utama yaitu peningkatan derajat kesehatan seoptimal mungkin secara
mandiri diupayakan berbagai cara, salah satunya adalah perawatan kesehatan komunitas yang
merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap kesehatan masyarakat dan
memberikan perhatian terhadap kesehatan masyarakat dan memberikan prioritas pada strategi
promotif adan preventif dengan tidak melupakan upaya- upaya kuratif dan rehabilitatif (Effendy,
2013).

Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental, keterbatasan
pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-
hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya
pelayanan kesehatan utama (Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai
kemampuan hidup sehat dan produktif.

Pelayanan kesehatan utama adalah pelayanan kesehatan yang esensial yang berdasarkan
pada metode teknologi yang praktis secara umum dapat dijangkau individu dan keluarga dalam
masyarakat melalui peran serta penuh dari mereka dan dengan beban biaya yang dapat dipikul
oleh masyarakat dan negara dalam suasana kepercayaan atas kemampuan sendiri dan
menentukan nasib sendiri (Freeman & Henrich, 2012).

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sehat bukan sebuah keadaan melainkan sebuah proses. Proses tersebut membuat individu beradaptasi
tidak hanya dengan kondisi fisik, tetapi juga dengan lingkungan sosial. “ President’s Commission 1953).

Dalam kesehatan komunitas, komunitas dapat dipandang memiliki masalah kesehatan yang sama,
misalnya insiden mortalitas atau tuberkolosis bayi yang tinggi, infeksi HIV, atau penyakit menular lain.
Keperawatan komunitas berfokus pada promosi dan pemeliharaan kelompok populasi.

Pelayanan keperawatan professional yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan pada kelompok
resiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan tanpa mengabaikan pengobatan dan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan masyarakat sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan ( Spradley, 1985 dan Logan and Dawkin, 1987

B. Saran

Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari pengalaman sebelumnya,
selain factor pendidikan atau pengetahuan individu, media massa, televise, penyuluhan yang
dilakukanpetugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar
masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat
mempengaruhi upaya penanganan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar
bahwa penanganan yang bersifat individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit
tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan – pemecahan masalah kesehatan melalui proses
kelompok

11
DAFTAR PUSTAKA

Effendy Nasrul, Drs. 2013. Perawatan Kesehatan Keluarga. Jakarta : EGC

Ali Zaidin, SKM, MBA, MM. 2013.Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

12

Anda mungkin juga menyukai