I. TUJUAN
1. Melihat morfologi sel dan koloni bakteri Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus,
dan Escherichia coli.
2. Melihat morfologi sel serta koloni jamur dan yeast: Aspergillus sp., Rhizopus sp., dan
Candida albicans.
Bakteri adalah mikroorganisme bersel satu prokariotik yang hidup bebas dan dapat
ditemukan di beberapa lingkungan seperti udara, tanah, debu, air, serta hidup di dalam tubuh
hewan, tumbuhan, atau manusia. Nama bakteri berasal dari bahasa Yunani dari
kata bacterion yang berarti batang kecil. Bakteri merupakan organisme terbanyak dan paling
berkelimpahan dari semua organisme (Imam,2015).
Bakteri memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Secara struktural, bakteri tersusun atas kapsul, dinding sel, membran sel, sitoplasma,
materi genetik, ribosom, bulu cambuk, dan plasmid seperti pada gambar di bawah.
a. Kapsul
Kapsul adalah selubung pelindung bakteri yang tersusun atas polisakarida. Kapsul terletak di
luar dinding sel. Hanya bakteri bersifat patogen yang mempunyai kapsul. Fungsi kapsul
adalah untuk melindungi diri dari kekeringan dan mempertahankan diri dari antitoksin yang
dihasilkan oleh sel inang.
b. Dinding sel
Dinding sel bakteri tersusun atas protein yang berikatan dengan polisakarida (Peptidoglikan).
Dinding sel terletak di luar membran sel. Adanya dinding sel menyebabkan bentuk bakteri
menjadi tetap. Dinding sel berfungsi untuk melindungi sel bakteri terhadap lingkungannya.
c. Membran Sel
Membran sel tersusun atas molekul lemak dan protein(Fosfolipid). Membran sel bersifat
semipermeabel. Membran sel mengandung enzim respirasi. Fungsinya adalah untuk
membungkus plasma dan mengatur pertukaran mineral dari sel dan ke luar sel.
d. Sitoplasma
Sitoplasma adalah cairan yang terdapat di dalam sel. Sitoplasma tersusun atas koloid yang
mengandung berbagai molekul organik seperti karbohidrat, lemak, protein, dan mineral.
Sitoplasma merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi metabolisme.
e. Bulu Cambuk (Flagel)
Flagel adalah alat gerak pada bakteri sehingga membantu bakteri untuk mendekati makanan
atau menjauh jika ada racun atau bahan kimia.
f. Materi Genetik
AND (Disebut juga DNA) bakteri tidak tersebar dalam sitoplasma, tetapi terdapat pada daerah
tertentu yang disebut nukleoid. ADN berfungsi mengendalikan sintesis protein bakteri dan
merupakan zat pembawa sifat.
g. Ribosom
Ribosom berfungsi dalam sintesis protein. Ribosom tersusun dari protein, jika dilihat dari
mikroskop, ribosom terlihat seperti struktur kecil yang melingkar
h. Plasmid
Selain ADN, bakteri juga mempunyai plasmid. Plasmid mengandung gen-gen tertentu,
misalnya gen patogen dan gen kebal antibiotik. Plasmid juga mampu memperbanyak diri.
Dalam satu sel bakteri bisa terbentuk kurang lebih 20 Plasmid (Imam,2015).
Bakteri bervariasi dari segi bentuk maupun susunan selnya. Umumnya sel bakteri berbentuk
batang, bulat atau spiral.
Sel bakteri kokus (coccus) berbentuk bulat seperti bola. Bakteri kokus ada yang tersusun
sendiri (monokokus) atau berkelompok. Bentuk bakteri kokus yang berkelompok ada lima
macam, yaitu bergandengan (diplokokus), untaian anggur (stafilokokus), rantai (streptokokus),
tersusun empat-empat (tetrakokus) dan tersusun delapan-delapan (sarkina). Macam-macam
bentuk bakteri kokus:
Monokokus (monococcus) yaitu hanya terdiri atas satu bakteri bentuk bulat seperti bola
yang hidup sendiri. Contoh bakteri bentuk monokokus adalahNeiserria gonorrhoea
(bakteri penyebab penyakit gonorhoe).
Diplokokus (diplococcus) yaitu bakteri kokus yang hidup berpasangan dua-dua. Bentuk
diplokokud terjadi apabila bakteri kokus membelah diri pada satu arah dan tetap melekat
berpasangan dua-dua. Contoh bakteri diplokokus adalah Diplococcus pneumoniae
(penyebab penyakit radang paru-paru) dan Diplococcus bacillus.
Streptokokus (streptococcus) yaitu bakteri kokus yang hidup berkoloni saling berikatan
memanjang seperti rantai. Bentuk streptokokus terjadi jika bakteri kokus membelah diri
pada satu garis ke satu atau dua arah dan tetap melekat berbaris. Contoh bakteri
streptokokus adalah Streptococcus lactis, Streptococcus salivarius, Streptococcus
pneumoniae, Streptococcus thermophillus, dan Streptococcus pyrogenes (penyebab
penyakit kuning).
Tetrakokus (tetracoccus) yaitu bakteri kokus yang hidup berkelompok dan pada setiap
kelompok terdiri dari 4 sel berbentuk bujur sangkar yang saling melekat. Bentuk
tetrakokus terjadi apabila bakteri kokus membelah diri pada dua arah. Contoh bakteri
tetrakokus adalah Pediococcus cerevisiae.
Sarkina (sarcina) yaitu bakteri kokus yang hidup berkoloni terdiri atas 8 sel. Bentuk
sarkina terjadi jika bakteri kokus membelah diri pada tiga arah dalam suatu pola teratur
membentuk penataan seperti kubus. Contoh bakteri bentuk sarkina adalah Sarcina
ventriculi.
Stafilokokus (staphylococcus) yaitu bakteri kokus yang hidup berkelompok dengan pola
penataan tidak teratur atau menyerupai gerombolan buah anggur. Bentuk stapilokokus
terjadi apabila bakteri koku membelah diri ke segala arah. Contoh bakteri ini adalah
Staphylococcus aureus (penyebab penyakit pneumonia dan keracunan dalam makanan
(Anonim,2017).
•Koma (vibrio) merupakan bakteri yang bentuknya melengkung kurang dari setengah lingkaran,
pendek dan tidak lengkap. Contoh bakteri yang berbentuk koma adalah Vibrio cholerae (bakteri
penyebab penyakit kolera).
•Spiral (spirilla) merupakan bakteri yang bentuknya melengkung lebih dari setengah lingkaran.
Bentuk spiral ini sering juga disebut heliks. Contoh bakteri yang berbentuk spiral adalah
Helicobacter pylori dan Spirillum minor (penyebab demam pada manusia melalui perantara
gigitan tikus dan jenis hewan rodentia atau hewan pengerat lainnya).
•Spiroseta (sphirochaeta) merupakan kelompok bakteri berbentuk spiral dengan tekstur halus dan
lentur sehingga ketika bergerak, tubuhnya dapat memanjang atau memendek. Contoh bakteri
bentuk spiroseta adalah Treponema pallidum (bakteri penyebab penyakit sifilis) (Anonim,2017).
Sel bakteri basil berbentuk silindris seperti batang. Ujung sel bervariasi seperti persegi,
bundar, meruncing dan sebagainya. Bakteri berbentuk batang dapat ditemukan dalam keadaan
tunggal (monobasilus), berpasangan (diplobasilus) maupun koloni yang membentuk rantai
(steptobasilus). Gambar dan penjelasan ketiga bentuk bakteri basil tersebut adalah sebagai
berikut.
Monobasil (monobacillus) yaitu hanya terdiri atas satu bakteri bentuk basil yang hidup
soliter (sendiri-sendiri). Contoh bakteri bentuk monobasil adalah Escherichia
coli (membentu pembusukan di dalam colon atau usus besar) dan Salmonella
thyposa (bakteri penyebab penyakit tipus).
Diplobasil (diplobacillus) yaitu bakteri basil yang hidup berpasangan dua-dua. Contoh
bakteri berbentuk diplobasil adalah Renibacterium salmoninarum.
Streptobasil (streptobacillus) yaitu bakteri basil yang hidup berkoloni memanjang
membentuk rantai. Contoh bakteri streptobasil adalah Acetobacter xylinum yang
digunakan dalam pembuatan nata de coco dan Bacillus anthracis (bakteri penyebab
penyakit antraks) dan Streptobacillus moniliformis (Anonim,2017).
Fungi adalah organisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal, eukariotik dan
dinding selnya tersusun atas kitin. Fungi dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Fungi
merupakan kingdom tersendiri karena fungi mendapatkan makanannya melalui absorbsi, berbeda
dengan organisme eukariotik yang lainnya. Tubuh fungi terdiri atas benang – benang yang
disebut dengan hifa yang saling berhubungan berejalin semacam jala, yaitu miselium. Terdapat
dua morfologi dari jamur yaitu septa hifa dimana septa membagi hifa menjadi ruang yang berisi
satu inti dan pada setiap sekat memungkinkan adanya perpindahan inti dan sitoplasma dari satu
ruang ke ruang lainnya. Konositik hifa adalah hifa yang tidak mempunyai septa. Ada dua jenis
miselium yaitu miselium vegetatif yang berfungsi menyerap nutrisi dan miselium fertil yang
digunakan untuk reproduksi (Gandjar, 1999).
Fungi mempunyai berbagai macam sifat, apabila fungi memperoleh nutrisinya melalui
bahan organik yang mati dengan cara mendekomposisi dan menguraikan menjadi zat yang lebih
sederhana maka fungi tersebut bersifat saprofit. Fungi bersifat parasit apabila memperoleh
senyawa organik dari organisme hidup dan merugikan organisme hidup tersebut. Pada fungi,
terdapat dua istilah yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast) (Pratiwi, 2008).
Kapang (Mold) adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan pertumbuhannya
pada substrat mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas.
Pertumbuhannya mula-mula berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk
berbagai warna tergantung dari jenis kapang (Ali, 2005).
Kapang (Mold) adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan pertumbuhannya
pada substrat mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas.
Pertumbuhannya mula-mula berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk
berbagai warna tergantung dari jenis kapang. Kapang dapat menghasilkan spora seksual dan
aseksual. Spora seksual contohnya zigospora, askospora, dan basidiospora, sedangkan spora
aseksual contohnya sporangiospora dan konidiospora (Ali, 2005).
Kapang terdiri dari suatu thallus yang tersusun dari filamen yang bercabang yang disebut
hifa. Kapang dapat dibedakan menjadi 2 kelompok berdasarkan struktur hifa, yaitu hifa tidak
bersekat atau nonseptat dan hifa bersekat atau septat. Septat akan membagi hifa menjadi bagian-
bagian, dimana setiap bagian tersebut memiliki inti (nukleus) satu atau lebih. Kapang yang tidak
memiliki septat maka inti sel tersebar di sepanjang hifa. Dinding penyekat pada kapang disebut
dengan septum yang tidak tertutup rapat sehingga sitoplasma masih dapat bebas bergerak dari
satu ruang ke ruang lainnya. Kapang yang bersekat antara lain
kelas Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes. Sedangkan kapang yang tidak bersekat
yaitu kelas Phycomycetes (Zygomycetes dan Oomycetes) (Fardiaz,1992 ; Waluyo,2004).
Khamir (yeast) merupakan fungi bersel satu (uniseluler), tidak berfilamen, berbentuk oval
atau bulat, tidak berflagela, dan berukuran lebih besar dibandingkan menjadi dua bagian yaitu
miselium dan spora. Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang disebut hifa
(Pratiwi, 2008).
Bahan:
1. Preparat awetan bakteri Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Candida abicans.
2. Minyak Imersi
Diamati kenampakan koloni pada biakan murni bakteri, kapang, dan khamir
Dibuat gambar sel dilengkapi dengan keterangan yang diperlukan (nama, bentuk dan
ukuran sel, hifa, spora dan lain-lain dan diberi keterangan yang diperlukan (nama
preparat, perbesaran yang dipakai, dan lain-lain)
Perbesaran : 1000x
Perbesaran : 1000x
Bentuk : coccus
Perbesaran : 1000x
Bentuk : coccus
Perbesaran : 1000x
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, dilakukan pengamatan terhadap bakteri dan jamur yaitu Escherichia
coli, Candida albicans, Bacillus subtillis, dan Staphylococcus aureus. Praktikum kali ini
bertujuan untuk mengamati morfologi sel dan koloni bakteri Escherichia coli, Candida albicans,
Bacillus subtillis, dan Staphylococcus aureus.
Pada praktikum ini pengamatan dilakukan terhadap preparat awetan bakteri karena lebih
praktis, cepat, dan efisien. Karena spesimen yang diamati sangat kecil, pengamatan dibantu
dengan menggunakan mikroskop cahaya. Perbesaran yang digunakan pada pengamatan adalah
1000x. Perbesaran ini bertujuan agar sel mikroorganisme yang akan diamati dapat terlihat
dengan jelas. Ditambahkan juga minyak imersi sebagai zaat penghubung antara kaca preparat
dengan lensa objektif perbesaran 1000x, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya refraksi
cahaya (pembelokan cahaya).
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Ordo : Bacillale
Family : Bacillaceae
Genus : Bacillus
Bakteri ini dapat tumbuh dengan optimum dalam pH 7-8. Bacillus subtillis mempunyai
kemampuan untuk membentuk endospora yang protektif yang memberi kemampuan bakteri
tersebut mentolerir keadaan yang ekstrim. Bakteri ini dapat ditemukan di tanah, air, udara, dan
materi tumbuhan yang terdekomosisi. Bacillus subtillis dapat bergerak dengan menggunakan
flagela (Graumann, 2007).
Bakteri ini memiliki flagella yang massif sehingga dapat bergerak cepat untuk ukuran
bakteri. Bacillus subtilis juga umum digunakan sebagai organisme model dalam mikrobiologi,
terutama untuk model studi bakteri gram positif, oleh karena itu tampak berwarna ungu kebiruan
setelah diperlakukan dengan pewarnaan Gram (Pelczar, 1986).
Pada pengamatan terhadap Bacillus subtilis, digunakan preparat bakteri awetan Bacillus
subtilis. Pada preparat, terdapat minyak imersi yang digunakan untuk memperkecil pembiasan
sehingga bayangan yang terbentuk menjadi terang dan jelas. Perbesaran yang digunakan 1000x
perbesaran, berasa dari 10x perbesaran lensa okuler dan 100x perbesaran lensa objektif.
Kemudian, dilakukan pengaturan pada mikroskop dan disesuikan dengan pencahayaan agar
mencapai titik fokus yang jelas. Setelah itu, dilakukan pengamatan mengenai bentuk sel dan
kenampakan koloni. Kemudian, gambar didokumentasi dengan foto serta digambar dengan
manual.
Divisi : Protophyta
Kelas : Schilomycetes
Ordo : Eubacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
(Dwidjoseputro, 1978)
Praktikum ini bertujuan untuk melihat morfologi dan koloni bakteri Escherichia coli.
Dalam praktikum ini, preparat sudah disiapkan sehingga praktikan tidak perlu membuatnya.
Terdsedia juga koloni bakteri yang dapat diamati secara makroskopis yang berada pada petri
dish. Escherichia coli mempunyai bentuk batang pendek, gram negative, tidak berspora, ukuran
0.4 – 0.7 mikron, sebagian besar gerak positif dengan flagel peritrich, dan mempunyai kapsul.
Escherichia coli merupakan flora normal saluran pencernaan dan merupakan salah satu kuman
yang menghasilkan indol positif dan tergolong kuman yang cepat meragi laktosa. Umumnya
tidak menyebabkan hemolisa pada lempeng agar darah. Biakan Escherichia coli pada media
membentuk koloni bulat konveks, halus dengan tepi yang rata dan sedikit mikroid. Pada media
ENDO agar koloni tampak metalik. (Jawet, 1996).
Bentuk sel dari bakteri ini adalah batang (bacil) dan berkoloni tunggal, Hasil ini telah
sesuai dengan literatur. Pada hasil pengamatan terlihat bahwa Escherichia coli berwarna ungu,
hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa Escherichia coli adalah bakteri
Gram negatif yang akan menunjukkan warna merah. Hal ini dapat disebabkan oleh konsentrasi
zat pewarna yang kurang tepat atau pencucian bakteri setelah pewarnaan kurang bersih.
Divisi : Thallophyta
Kelas : Deuteromycetes
Ordo : Moniliases
Family : Criptococcaceae
Genus : Candida
Species : Candida albicans
(Frobisher, 1983)
Pada praktikum ini, telah teramati specimen Candida albicans yang merupakan jamur
dengan menggunakan mikroskop cahaya. Praktikum ini dilakukan untuk mengamati morfologi
dan koloni bakteri Candida albicans. Preparat Candida albicans sudah disiapkan sehingga
praktikan tidak perlu membuatnya sendiri. Perbesaran yang digunakan pada lensa okuler adalah
10 kali dan pada lensa objektif sebesar 100 kali. Sehingga diperoleh perbesaran total adalah
1.000 kali.
Sel jamur Candida berbentuk bulat, lonjong atau bulat lonjong. Koloninya pada medium
padat sedikit timbul dari permukaan medium, dengan permukaan halus, licin atau berlipat-lipat,
berwarna putih kekuningan dan berbau ragi. Besar koloni bergantung pada umur. Pada tepi
koloni dapat dilihat hifa semu sebagai benang-benang halus yang masuk ke dalam medium. Pada
medium cair jamur biasanya tumbuh pada dasar tabung (Suprihatin, 1982).
Bentuk sel dari khamir ini adalah bulat (Staphylococcus) dan berkoloni dengan
berkelompok membentuk seperti anggur, serta merupakan bakteri Gram positif karena
memberikan warna ungu. Hasil ini telah sesuai dengan literatur.
Praktikum ini bertujuan untuk mengamati morfologi dan koloni bakteri Staphylococcus
aureus. Staphylococcus aureus adalah bakteri patogen manusia utama yang menyebabkan
berbagai manifestasi klinis. Infeksi umum terjadi baik di komunitas yang diperoleh serta
pengaturan yang didapat di rumah sakit dan pengobatan tetap menantang untuk dikelola karena
munculnya strain resisten multi-obat seperti MRSA (Methicillin-ResistantStaphylococcus
aureus ). S. aureus ditemukan di lingkungan dan juga ditemukan pada flora manusia normal,
terletak di kulit dan selaput lendir (paling sering daerah hidung) dari individu yang paling
sehat. S. aureus biasanya tidak menyebabkan infeksi pada kulit yang sehat; namun, jika
dibiarkan memasuki aliran darah atau jaringan internal, bakteri ini dapat menyebabkan berbagai
infeksi yang berpotensi serius (Taylor,2017).
Pada pengamatan yang terakhir, telah teramati spesimen Staphylococcus aureus yang
merupakan bakteri dengan menggunakan mikroskop cahaya. Perbesaran yang digunakan pada
lensa okuler adalah 10 kali dan pada lensa obyektif sebesar 100 kali. Sehingga diperoleh
perbesaran total adalah 1.000 kali. Staphylococcus aureus termasuk sel prokariotik karena tidak
memiliki membran inti. Bentuk sel yang teramati adalah batang dengan mayoritas sel berkoloni.
Warna yang teramati adalah ungu.
Berdasarkan teori yang ada, spesimen adalah bakteri gram positif. Hal ini terlihat dari
warna bakteri yang muncul setelah pengecatan gram bakteri adalah warna ungu. Warna yang
teramati pada pengamatan kali ini sesuai dengan teori. Selanjutnya, Staphylococcus aureus
seharusnya memiliki bentuk silinder menyerupai buah anggur. Namun, pada pengamatan kali ini
yang teramati berbentuk batang. Hal ini tidak sesuai dengan teori. Ketidak sesuaian tersebut
dapat disebabkan oleh kesalahan laboran saat mengambil spesimen sehingga tertukar dengan
spesimen yang lain atau adanya kontaminasi pada spesimen sehingga spesimen berubah.
VII. KESIMPULAN
a. Bakteri Bacillus subtilis, bakteri Escherichia coli, khamir Candida albicans, dan bakteri
Staphylococcus aureus termasuk sel prokariotik.
b. Spesimen Bacillus subtilis yang teramati berkoloni, berbentuk batang dan berwarna tidak
sesuai teori yaitu warna ungu.
c. Spesimen Escherichia coli yang teramati sesuai dengan teori yaitu tidak berkoloni,
berbentuk batang, dan berwarna ungu.
d. Spesimen Candida albicans yang teramati sesuai dengan teori yaitu berkoloni, berbentuk
silindris, dan berwarna ungu.
e. Spesimen Staphylococcus aureus yang teramati mayoritas berkoloni, bewarna ungu, dan
berbentuk tidak sesuai teori yaitu berbentuk batang.
Ali, A., 2005, Mikrobiologi Dasar Jilid I. State University of Makassar Press, Makassar
Anonim, 2017, Bentuk Bakteri: Macam-macam,Gambar, dan Contoh Lengkap,
https://www.biologijk.com/2017/07/bentuk-bakteri.html, diakses 16 September 2018
pukul 12.48 WIB
Dwidjoseputro, D, 1978, Dasar – Dasar Mikrobiologi, Djambatan, Jakarta
Dwidjoseputro, D, 1994, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Cetakan ke-12, Penerbit Djambatan,
Jakarta.
Fardiaz, S., 1992, Mikrobiologi Pangan 1, PT Gramedia Pustaka Utam, Jakarta.
Frobisher, dan Fuerst’s, 1983, Microbiology in Health and Disease, 15th edition, Igaku Shion,
Sounders International Edition.
Gambar 1.1 didownload dari https://bestprac.dk/wp-content/uploads/2017/04/gram-negative-
bakterier.jpg pada tanggal 25 September 2018 pukul 18.03
Gambar 1.2 didownload dari http://ata-medical.com/wp-content/uploads/2017/03/Bacillus-
Subtilis-gram-300x300.png pada tanggal 25 September 2018 pukul 18.05
Gambar 1.3 didownload dari http://photoimmune.org/wp-
content/uploads/2014/07/candida.jpg pada tanggal 25 September 2018 pada pukul 18.08
Gambar1.4 didownload dari
https://www.researchgate.net/profile/Lok_Raj_Joshi3/publication/262014676/figure/fig1/
AS:296684945985537@1447746611737/Staphylococcus-aureus-seen-under-microscope-
after-Grams-staining.png pada tanggal 25 September 2018 pada pukul 18.10
Gandjar, Indrawati, 1999, Pengenalan Kapang Tropik Umum, UI Press, Jakarta.
Graumann, P., 2007, Bacillus : Cellullar and Molecullar Biology, Caister Academic Press.
Imam,Aang,2015, Pengertian Bakteri, Ciri-ciri, Klasifikasi,dan Contoh ,
http://www.kuliah.info/2015/12/pengertian-bakteri-ciri-ciri-klasifikasi-contoh-
peranan.html, diakses pada tanggal 16 September 2018 pukul11.23 WIB
Jawetz, 1995, Mikrobiologi Kedokteran, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.
Pelczar, M. J dan E. C. S Chan, 1986, Dasar-Dasar Mikrobiologi, UI Press, Jakarta.
Pelczar, M. J dan E. C. S Chan, 2005, Dasar-Dasar Mikrobiologi, UI Press, Jakarta.
Pratiwi, Sylvia. T, 2008, Mikrobiologi Farmasi, Erlangga, Jakarta.
Suprihatin, 1982, Candida dan Kandidiasis Pada Manusia, Balai Penerbitan Fakultas
Kedokteran UI, Jakarta.
Taylor, Tracey A.,2017,Staphylococcus aureus,
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441868/, Diakses pada tanggal 22 September
2018 pukul 22.46 WIB
Waluyo, L., 2004, Mikrobiologi Umum, UMM Press, Malang.