ABSTRAK
Pengembangan beton geopolimer berbasis abu terbang merupakan salah satu alternatif solusi yang
dapat mengurangi pemakaian semen portland sebagai bahan pengikat utama yang digunakan untuk
membuat beton saat ini yang memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap emisi gas karbon
dioksida ke atmosfir. Pemakaian abu terbang yang merupakan lmbah dari proses pembakaran batu
baru sebagai material asal juga memberikan nilai tambah tersendiri terhadap beton geopolimer
berbasis abu terbang.
Paper ini melaporkan hasil studi terhadap beton geopolimer berbasis abu terbang yang dibuat
dengan menggunakan abu terbang sebagai material asal, sodium hidroksida dan sodium silikat
sebagai aktivator dan agregat yang biasa digunakan dalam campuran beton, dengan fokusnya adalah
untuk melihat pengaruh jenis perawatan serta umur beton terhadap salah satu sifat mekanis beton
yaitu kuat tekannya. Tipe perawatan yang diterapkan adalah perawatan beton pada temperatur
ruang, perawatan pada temperatur di atas temperatur ruang (elevated temperature) serta kombinasi
antara perawatan pada elevated temperature dan perendaman dalam air. Umur beton yang diamati
adalah sampai dengan jangka waktu maksimal 3 tahun.
Hasil-hasil yang didapat menunjukkan bahwa tipe perawatan sangat mempengaruhi perkembangan
kekuatan tekan beton, dimana perawatan pada temperatur ruang menghasilkan beton dengan
perkembangan kekuatan yang lebih lambat terutama pada umur-umur muda sampai dengan 3 bulan.
Sedangkan perawatan pada elevated temperature yaitu pada temperatur 60oC selama 24 jam
menunjukkan bahwa kekuatan tekan beton yang diharapkan dapat dicapai setelah proses perawatan
selesai. Tidak terjadi peningkatan kekuatan tekan yang berarti setelah umur 3 bulan untuk beton
geopolimer dengan perawatan pada temperatur ruang. Demikian juga untuk perawatan pada
elevated temperature maupun kombinasi dengan perendaman dalam air tidak terjadi peningkatan
kuat tekan yang berarti setelah proses perawatan pada elevated temperature selesai.
Kata kunci: abu terbang, umur, elevated temperature, geopolimer, perawatan
1
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.1, Maret 2014 (1-7) ISSN: 2087-9334
Perawatan beton yang dilakukan adalah mengikat agregat-agregat serta material lainnya
perawatan pada temperatur ruang (room dalam campuran yang tidak bereaksi untuk
temperature), perawatan di atas temperatur ruang membentuk beton geopolimer. Dalam beton
(elevated temperature) dan kombinasi perawatan geopolimer berbasis abu terbang yang menjadi
diatas temperature ruangan dan perendaman obyek dalam penelitian ini, abu terbang yang
dalam air. Sedangkan pengujian umur beton digunakan akan bereaksi dengan aktivator alkali
bervariasi mulai dari 7 hari untuk jangka pendek untuk membentuk pasta geopolimer yang
sampai dengan 3 tahun untuk pengujian jangka kemudian akan mengikat agregat kasar dan
panjang. agregat halus dan membentuk beton. Silikon dan
aluminium yang terkandung dalam abu terbang
diaktivasi dengan menggunakan kombinasi dari
BETON GEOPOLIMER BERBASIS ABU dua aktivator yaitu larutan sodium hidroksida
TERBANG dan sodium silikat.
Material dasar atau material asal untuk
bahan pengikat geopolimer yang digunakan
MATERIAL, KOMPOSISI CAMPURAN
untuk membuat beton geopolimer bisa didapat
DAN VARIABEL PENELITIAN
dari berbagai sumber, dimana material-material
ini mempunyai kandungan silikon dan Material yang digunakan untuk membuat
aluminium yang tinggi. Material-material beton geopolimer dalam penelitian ini adalah abu
tersebut diantaranya adalah abu terbang, terbang (ASTM – Class F) sebagai material asal.
metakaolin, slag, abu sekam padi dan abu Kemudian sebagai aktivator adalah kombinasi
vulkanik. Dalam penelitian ini material asal yang dari sodium hidroksida (NaOH) analytical grade
digunakan adalah abu terbang. Tidak seperti dengan purity 98% yang dilarutkan dalam air dan
beton dengan bahan pengikat semen portland sodium silikat dengan Na2O= 14.7%,
yang mengalami pengerasan atau mendapatkan SiO2=29.4%, dan air=55.9% dari masa larutan.
kekuatannya karena reaksi hidrasi dan Dan seperti pada beton konvensional, digunakan
pembentukan kalsium-silikat-hidrat (CSHs- agregat kasar dan agregat halus, dimana agregat
calcium-silica-hydrates), bahan pengikat ini menempati proporsi terbesar dalam
geopolimer terbentuk melalui reaksi kimia dari campuran. Untuk tujuan workabilitas, digunakan
oksida-oksida silikon dan aluminium dengan juga bahan campuran super plasticiser. Proporsi
alkali polisilikat dan membentuk polimer dengan dari bahan-bahan tersebut adalah sesuai dengan
ikatan-ikatan Si – O – Al (Davidovits, 1991; van desain campuran yang telah ditetapkan, seperti
Jaarsveld, et. al., 2002) ditunjukkan pada Tabel 1.
Variabel penelitian yaitu tipe perawatan
Dalam beton geopolimer, silikon dan
yang diterapkan serta umur beton adalah seperti
aluminium yang ada pada material asal bereaksi
ditunjukkan pada Tabel 2.
dengan aktivator alkali dan membentuk
geopolimer gel. Geopolimer gel ini kemudian
2
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.1, Maret 2014 (1-7) ISSN: 2087-9334
Perawatan pada temperatur ruang adalah dituangkan ke dalam mesin pencampur untuk
setelah dicetak benda uji dibiarkan pada dicampurkan dengan campuran kering (abu
temperatur ruang sampai dengan pengujian terbang dan agregat) dan proses pencampuran
dilaksanakan. Perawatan pada elevated dilanjutkan selama kurang lebih 4 menit. Setelah
temperature adalah benda uji setelah dicetak tercampur, adukan beton tersebut kemudian
dimasukkan dalam oven pada suhu 60oC selama dituang dalam cetakan-cetakan benda uji yang
24 jam (Hardjito et.al, 2002, 2004; Wallah, et.al., telah dipersiapkan dalam tiga lapisan dan
2003), setelah itu dibiarkan pada temperatur dilakukan pemadatan secara manual dan
ruang sampai pengujian dilakukan. Sedangkan menggunakan meja getar. Setelah dicetak, maka
perawatan pada elevated temperatur dan benda uji-benda uji tersebut melalui proses
perendaman, adalah benda uji setelah dicetak perawatan sesuai dengan proses perawatan yang
dimasukkan dalam oven pada suhu 60oC selama direncanakan sampai pengujian dilakukan.
24 jam dan dibiarkan pada temperatur ruang
sampai umur 7 hari dan setelah itu direndam
dalam air sampai sebelum pengujian selanjutnya. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 1 Hubungan kuat tekan dan umur beton yang dirawat pada temperatur ruang
3
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.1, Maret 2014 (1-7) ISSN: 2087-9334
Gambar 2 Perbandingan kuat tekan beton menurut umur terhadap kuat tekan beton umur 7 hari untuk
beton dengan perawatan pada temperatur ruang
Gambar 3 Hubungan kuat tekan dan umur beton dengan perawatan pada elevated temperature
Gambar 4 Perbandingan kuat tekan beton menurut umur terhadap kuat tekan beton umur 7 hari untuk
beton dengan perawatan pada elevated temperature
4
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.1, Maret 2014 (1-7) ISSN: 2087-9334
Hasil yang agak berbeda diperoleh untuk hasil pengujian untuk jangka panjang sampai 3
beton geopolimer dengan perawatan pada tahun, dimana hasil-hasil tersebut menunjukkan
elevated temperature, dimana untuk hasil-hasil tidak adanya perkembangan kuat tekan yang
pengujian pada berbagai umur beton sampai berarti dibandingkan dengan kuat tekan pada
sekitar 6 bulan (Gambar 3), kuat tekannya umur 7 hari untuk kuat tekan beton geopolimer
berfluktuasi pada kisaran 60 -70 MPa. Pada umur pada umur 1, 2 maupun 3 tahun, dimana
muda beton geopolimer telah mendapatkan peningkatan kuat tekannya hanya pada kisaran
kekuatan yang tinggi dan tidak lagi mengalami 10% (Gambar 5 dan 6).
perkembangan kuat tekan yang berarti. Hasil-hasil yang serupa juga diamati pada
Dibandingkan dengan kuat tekan pada umur 7 beton geopolimer dengan kombinasi perawatan
hari, kuat tekan pada umur 1 sampai 6 bulan pada elevated temperature dan perendaman
bervariasi dalam kisaran sekitar 10% (Gambar dalam air, yaitu kekuatan tekan betonnya sudah
4). Hal ini sejalan dengan apa yang dilaporkan dapat dicapai setelah perawatan pada elevated
oleh Hardjito, et. al. (2004 dan 2005), dimana temperature selesai. Gambar 7 menunjukkan
untuk beton geopolimer berbasis abu terbang perbandingan kuat tekan beton menurut umur
dengan perawatan pada elevated temperature, perendaman terhadap kuat tekan beton pada
tidak mengalami perkembangan kuat tekan lagi umur 7 hari tanpa perendaman, dimana untuk
setelah proses perawatan selesai. umur perendaman sampai 1 tahun, variasi
Kecenderungan perkembangan kuat tekan perbandingan kuat tekannya berfluktuasi tetapi
tersebut tersebut juga dipertegas dengan hasil- hanya pada kisaran sekitar 10%.
Gambar 5 Hubungan kuat tekan dan umur beton dengan perawatan pada elevated temperature untuk
pengujian jangka panjang
Gambar 6 Perbandingan kuat tekan beton menurut umur terhadap kuat tekan beton umur 7 hari untuk
pengujian jangka panjang beton dengan perawatan pada elevated temperature
5
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.1, Maret 2014 (1-7) ISSN: 2087-9334
Gambar 7 Perbandingan kuat tekan beton menurut umur terhadap kuat tekan beton umur 7 hari untuk
beton dengan perawatan pada elevated temperature dan perendaman dalam air
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN
Davidovits, J. (1988a). Soft Mineralurgy and
Dari hasil-hasil penelitian yang dilakukan Geopolymers. Paper presented at the
dapat disimpulkan hal-hal berikut: Geopolymer '88, First European Conference
on Soft Mineralurgy, Compiegne, France.;
- Cara perawatan mempengaruhi kuat tekan
beton geopolimer berbasis abu terbang Davidovits, J. (1988b). Geopolymer Chemistry
- Perawatan pada temperatur ruang meng- and Properties. Paper presented at the
hasilkan perkembangan kuat tekan yang Geopolymer '88, First European Conference
lebih lambat terutama pada umur-umur on Soft Mineralurgy, Compiegne, France.
muda sampai dengan 6 bulan, dan sampai
6
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.1, Maret 2014 (1-7) ISSN: 2087-9334