Anda di halaman 1dari 4

KOROSI (Pengkaratan)

Korosi atau karat adalah proses perusakan logam/paduan yang ditandai dengan
hilangnya sifat-sifat semula yang disebabkan oleh pengaruh reaksi dengan lingkungannya.
Yang oleh NACE didefinisikan sebagai “Corrosion is the deterioration of a substance (usually
a metal) or its properties because of a reaction with its environment”. Pada umumnya korosi
yang terjadi diindustri oil & gas disebabkan adanya media penghubung yaitu elektrolit seperti
air dengan media peng-korosi yang berupa impuritus-impuritus seperti O2,CO2,H2S yang
terbawa dalam fluida minyak,gas dan air. Untuk mengetahui lebih jelas perihal korosi,disini
dijelaskan beberapa bentuk korosi yang umum terjadi diindustri oil dan gas.

Bentuk Korosi
Korosi Merata (General corrosion)
Korosi Setempat (Local corrosion)

A.Makroskopik:
Galvanis
Celah
Sumuran
Erosi
Selektif
Kavitasi

B.Mikroskopik
Intergranular
Stress corrosion cracking
Hidrogen induced cracking
Sulphate reduction bacteria
Fatigue corrosion

Korosi itu terdiri dari dua bentuk yang dapat kita bedakan yaitu korosi merata dan korosi
setempat. Sedangkan korosi setempat dibagi lagi jadi makroskopik dan mikroskopik. Dan
dibawah ini kita lihat arti dari masing –masing korosi tersebut berdasarkan bentuknya.
 Korosi Merata (Uniform Corrosion)
Korosi ini berlangsung pada seluruh permukaan logam/paduan yang terpapar atau terbuka
kelingkungan korosif dengan laju korosi yang kurang lebih sama dimana anodic dan katodik
terdistribusi secara merata pada permukaan logam. Umumnya sering terjadi pada alat-alat
(instrument) proses dalam produksi minyak bumi antara lain pada permukaan pipa atau
instrument yang lain.
 Korosi Setempat (Local Corrosion)
Proses korosi ini unik serta bermacam-macam bentuknya jika dilihat dari serangannya
terhadap logam/paduan,dan berlangsung setempat. Dibawah ini dapat kita lihat masingma
sing korosi tersebut.
 Korosi sumuran (Pitting Corrosion)
Korosi yang menghasilkan sumuran (pitting) pada logam/paduan pasif akibat pecahnya
selaput pasif pada permukaan logam pada media yang mengadung ion agresif seperti Cl,Br
dan SCN. Dan ini adalah korosi yang sangat merusak dan tidak dapat diprediksi. Dimana
makin tinggi potensial korosi sumuran suatu logam/paduan,makin tahan terhadap serangan
korosi sumuran. Pengendalian korosi ini dengan pemilihan material,penurunan agresivitas
lingkungan,penambahan inhibitor dengan penambahan inhibitor harus memadai serta dengan
proteksi katodik.
 Korosi Celah (Crevice Corrosion)
Korosi akibat dari perbedaan konsentrasi oksigen O2terlarut antara lokasi didalam celah dan
diluar celah dimana permukaan logam didalam celah jauh lebih anodic dibandingkan pada
permukaan logam diluar celah. Pengendalian korosi ini dapat kita lakukan perencanaan dan
design yang benar sehingga terbentuknya celah dapat dihindari dengan menutup celah
yang
ada dengan las,solder atau dempul.
 Korosi Erosi (Erosion Corrosion)
Korosi yang ini terjadi apabila zat yang bersifat korosif berada dalam fasa liquid
dan
serangan dapat lebih parah dalam aliran fluida dua fasa dimana uap air dan butiran-
butiran
uap air yang terkondensasi berada bersama-sama. atau akibat abrasi cairan atau gas
dan
logam dimana dapat dipercepat oleh adanya partikel-partikel padat yang tersuspensi
dalam
fluida, misalnya butiran-butiran pasir. Serangan korosi ini akan lebih cepat terjadi pada
elbow
dan lokasi penyempitan pipa dalam turbin,dalam pompa dan dalam saluran dengan
bentukbentuk struktur yang menyebababkan perubahan arah dan adanya tubulensi.
 Korosi Galvanis (Galvanic Corrosion)
Terjadi jika dua logam/paduan yang berbeda saling kontak listrik dalam media korosif
yang
sama. Dimana logam dengan potensial korosi lebih negatif akan terkorosi lebih
intensif
sedangkan logam yang lebih nobel laju korosinya akan menurun. Contohnya adal
ah
penyambungan baja(Fe) dengan tembaga (Cu) dan penyambungan alumunium (Al)
dengan
baja (Fe).
 Korosi Selektif(Selective Corrosion)
Korosi dimana salah satu unsur pemadu yang paling aktif hilang dari
paduannya,akibatnya
paduan menjadi berpori-
pori dan kekuatan logam/paduan tersebut jauh berkurang,. Jenis
korosi pelarutan selektif yang lazim kita kenal adalah dezincfication. contohnya
dezincification kuningan (paduan Cu-Zn) atau dealuminiumification (Paduan Al-
Bronze).
Untuk mengurangi keagresifan lingkungan misalnya dengan mengurangi kandungan
oksigen
O2terlarut (deaerasi),mengunakan paduan yang lebih tahan sebagai pengendalian dari
bentuk
korosi ini.
 Korosi Kavitasi (Cavitation Corrosion)
Logam/paduan mengalami korosi dan tekanan berubah akibat pecahnya kapitasi
serta
menyingkirkan lapisan pelindung yang berupa lapisan film pelindung atau produk korosi
sehingga kemungkinan kontak terhadap lingkungan dan korosi akan tejadi kembali
dalam
fluida yang mengalir sangat cepat. Kavitasi menyebabkan pengerasan
permukaan,fatique,pengetasan dan microfracture secara setempat, korosi kavitasi ini
terjadi
pada impeller pompa dan baling-baling kapal.
 Korosi Intergranular(Intergranular Corrosion)
Korosi ini berkaitan erat dengan struktur dan sifat metalurgi dari logam/paduan.
Pemadu
yang tersegregasi pada batas butir berpengaruh pada ketahanan korosi logam pada
batas butir.
Biasanya disebabkan oleh pengotor pada batas butir,pangkayaan satu dari elemen-
elemen
pamadu pada batas butir atau deplesi satu dari elemen-elemen pemadu pada daerah
yang
berbatasan dengan batas butir yang akan terbentuknyya fasa kedua. Contoh korosi ini
yang
terjadi di industri oil dan gas adalah deplesi kromium pada daerah yang berbatasan
dengan
batas butir karena terbentuk karbida kaya kromium disepanjang batas butir
menyebabkan
terjadinya korosi ini pada baja tahan karat austenitic,terjadi pada saat pengelasan yang
input
panasnya berlebihan karena salah prosedur pada baja yang mengandung 0.06 –0.08 %
C.
Daerah yang akan terserang korosi ini adalah daerah yang paling lama terpanasi dalam
selang
temperatur sensitisasi (425 –815
0
C).
 Korosi Retak Tegangan (Stress Corrosion Cracking)
Kegagalan mekanik getas yang terjadi relatif pada tegangan tarik konstan pada paduan
yang
terpapar dalam lingkunagan korosif. Kegagalan dari korosi ini dapat terjadi secara
transganular maupun intergranular atau berlangsung bersama-
sama,tetapi penjalaran
retakannya biasanya tegak lurus dengan arah tegangan tarik yang bekerja. Sifat
kegagalan
korosi jenis ini sangat spontan tiba-tiba terjadinya. Dan dapat terjadi pada jenis
logam/paduan
apa saja.
Adanya silikat didalam air ketel yang bersifat basa pada suhu diatas 225
0
C
mempercepat proses terjadinya korosi ini,walaupun pada suhu rendah unsure silikat
justru
akan bersifat sebagai pelambat proses korosi retak tegangan.
 Korosi Retak Induksi Hidrogen(Hydrogen Induced Cracking)
Suatu proses hilangnya daktilaitas logam (baja) dengan terserapnya hydrogen ke
dalam
struktur logam/paduan. Kegagalan tersebut menyebabkan peretakan setempat yang
diawali
oleh oksidasi,akibat keberadaaan asam dapat merusak lapisan oksida sehinnga
terbukalah
permukaan logam yang dapat berkarat. Korosi ini biasanya terjadi pada pipa-pipa ketel
uap
atau pada paralatan proses pengolahan yang mengunakan gas hydrogen panas seperti
pada
Catalystic Reformer.
 Korosi Bakteri(Sulphate reduction bacteria)
Korosi ini biasa juga disebut korosi bakteri,karena didaerah dimana terjadi karat
tersebut
hidup sejenis bakteri yaitu bakteri anaerobic yang hanya bertahan dalam kondisi tanpa
zat
asam. Bakteri ini (Sporovibro Desulfuricans) reducing garam sulfat menjadi asam
yang
reaktif dan menyebabkan korosi.
Diposting oleh Unknown di 19.11

Anda mungkin juga menyukai