Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa adalah bagian integral dari kesehatan dan merupakan
suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik dan sosial individu
secara optimal, dan selaras dengan perkembangan orang lain (Ernawati,
2010).
Salah satu gangguan hubungan social pada pasien gangguan jiwa adalah
gangguan sensori persepsi : Halusinasi pendengaran . Halusinasi adalah
salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami gangguan
sensori persepsi : halusinasi merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan
stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita
klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan
asyik dengan pikirannya sendiri.
Halusinasi pada umumnya dialami oleh sebagian besar para penderita
gangguan mental berat misalnya mendengar suara melengking, mendesir,
bising, mungkin juga dalam bentuk kata-kata dan kalimat. Suara itu
dirasakan tertuju pada dirinya sehingga sering penderita terlihat bertengkar
atau berbicara sendiri dengan suara yang didengarnya. Sumber suara dapat
berasal dari bagian tubuhnya sendiri dari sesuatu yang jauh atau dekat
kadang berhubungan dengan sesuatu yang menyenangkan menyuruh-nyuruh
berbuat baik, kadang berhubungan dengan sesuatu yang
mengancam,mencela,memaki dan sebagainya. Sering juga dirasakan sebagai
suruhan yang meyakinkan misalnya menyuruh masuk ke sumur, menyuruh
membunuh dan lain sabagainya
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di Rumah Sakit Dr.
Soeharto Heerdjan khusunya Ruangan perkutut sebagian besar pasien
menderita halusinasi. Oleh karena itu maka kami mengganggap dengan

1
seminar ini klien dengan gangguan sensori persepsi Halusinasi dapat
tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.

B. Tujuan penulisan
Tujuan umum
Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan dengan kasus halusinasi
pendengaran pada Tn.W di ruangan KASUARI RSJ DR. Soeharto Heerjan
Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada kasus halusinasi
b. Mahasiswa mampu merumuskan diagnose keperawatan pada kasus
halusinasi
c. Mahasiswa mampu membuat perencanaan
d. Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi
e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi dengan kasus halusinasi.
f. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan
halusinasi

C. Proses Pembuatan Makalah


Mahasiswa yang praktek di Ruangan Kasuari (Elang 2) selama 2
minggu mulai tanggal 07 Agustus 2018 sampai tanggal 16 Agustus 2018
adalah berjumlah 35 orang. Mahasiswa bertanggung jawab terhadap Asuhan
Keperawatan semua klien yang dirawat di ruang tersebut dengan cara di
bagi dua tim.
Mahasiswa melakukan interaksi dan intervensi keperawatan masing-
masing pasien. Berdasarkan kesepakatan kelompok setelah melakukan
observasi semua pasien, akhirnya kelompok tertarik dan sepakat untuk
memilih kasus kelolaan kelompok pada Tn.W dengan masalah utama
HAKUSINASI di Ruangan Perkutut Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto
Heerdjan Jakarta tahun 2018. Alasan kelompok memilih Tn.W sebagai
pasien kelolaan kelompok adalah pasien mengalami Halusinasi dan bila

2
tidak ditangani dapat mengakibatkan resiko halusinasi. Selain itu, Tn.W
memiliki karakteristik kooperatif, mempunyai riwayat gangguan jiwa sejak
2016, memiliki riwayat putus obat. Ketika kelompok pertama kali
melakukan interaksi untuk yang pertama kali dengan klien, klien tidak
langsung terbuka menceritakan masalahnya karena klien sering menyendiri
dan tidak mau diganggu. Asuhan keperawatan pada Tn.W diawali oleh satu
orang mahasiswa yang melakukan pendektan secara intensif sebagai klien
kelolaan. Selanjutnya kelompok mengadakan interaksi secara bergantian
dengan pasien untuk membina hubungan saling percaya. Strategi yang
dilakukan kelompok pada tahap kerja dilakukan oleh satu anggota kelompok
melakukan implementasi sesuai dengan masalah yang ditemukan pada
pasien . pada tahap evaluasi, melakukan koordinasi antar mahasiswa
terutama dalam rencana tindak lanjut yang akan dating sehingga terjadi
kesinambungan antar anggota kelompok dalam memberikan asuhan
keperawatan komprehensif. Kolaborasi terhadap intervensi yang dilakukan
oleh mahasiswa juga melibatkan perawat di Ruangan Elang 2, khususnya di
pagi hari untuk minggu pertama. Mengingat minggu pertama dan kedua
mahasiswa melakukan implementasi pada pagi hari. Kemudian mahasiswa
melakukan pendukumentasian dan melakukan konsultasi dengan
pembimbing.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Proses Terjadinya Masalah


1) Faktor Predisposisi
Gangguan perkembangan dan fungsi otak, susunan syaraf-syaraf
pusat dapat menimbulkan Gangguan realita, gejala yang mungkin
timbul adalah hambatan dalam belajar, bicara, daya ingat dan muncul
perilaku menarik diri dalam faktor psikologisnya klien. Sikap atau
keadaan yang dapat mempengaruhi Gangguan orientasi realitas adalah
penolokan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien,
sedangkan dalam faktor social budaya dapat mempengaruhi Gangguan
orientasi realitas seperti kemiskinan, konflik social budaya (perang,
kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai
stress.
2) Faktor Presipitasi
Secara umum klien Gangguan halusinasi timbul Gangguan setelah
adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak
berguna, putus asa dan tidak berdaya.
Persepsi adalah proses akhir dari pengamatan oleh proses
penginderaan (sunariyo, 2004). Sensori adalah mekanisme neurologis
yang terlibat dalam penginderaan (sunariyo, 2004).
Gangguan persepsi sensori diantaranya adalah halusinasi.
Halusinasi diantaranya merasakan sensasi berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan atau penghiduan tanpa stimulus nyata (keliat,
2011).
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam
membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal
(dunia luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang
lingkungan tanpa objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh

4
klien mendengarkan suara padahal tidak ada orang yang berbicara
(kusumawati & hartono, 2010).
Halusinasi pendengaran atau akustik adalah kesalahan dalam
mempersepsikan suara yang didengar klien. Suara biasa
menyenangkan, ancaman, membunuh dan merusak (yosep, 2007).
Berdasarkan pengertian halusinasi pendengaran diatas penulis
menyimpulkan bahwa halusinasi pendengaran adalah kesalahan
mempersepsikan rangsangan yang diterima oleh klien melalui indera
pendengarannya yang sebenarnya rangsangan tersebut tidak ada, tidak
nyata dan tidak dapat dibutuhkan.

Rentang respon

Respon adaptif Respon mal adaptif

1. Menyendiri 1. Kesendirian 1. Manipulasi


2. Otonomi 2. Menarik 2. Impulsif
3. Kebersamaan 3. Ketergantungan 3. Narsisme
4. Keadaan saling
tergantung

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien


mengalami perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa
suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghiduan,.Klien
merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada (Damaiyanti & Iskandar,
2012). Dari beberapa pengertian halusinasi diatas dapat disimpulkan
bahwa halusinasi adalah suatu persepsi klien terhadap stimulus dari luar
tanpa adanya obyek yang nyata. Halusinasi dapat berupa penglihatan yaitu
melihat seseorang ataupun sesuatu serta sebuah kejadian yang tidak dapat

5
dilihat oleh orang lain, halusinasi juga dapat berupa 7 pendengaran berupa
suara dari orang yang mungkin dikenal atau tidak dikenal yang meminta
klien melakukan sesuatu baik secara sadar ataupun tidak.

a. Rentang respon neurobiologik

Respon perilaku klien dapat diidentifikasi sepanjang rentang respon yang


berhubungan dengan fungsi neurobiologik. Perilaku yang dapat diamati dan
mungkin menunjukkan adanya halusinasi, respon yang terjadi dapat berada
dalam rentang adaptif sampai maladaptif yang dapat digambarkan sebagai
berikut disajikan dalam tabel berikut:

Rentang respon neurobiologik.

Respon adaptif Respon transisi Respon maladaptif

1. Pikiran logis 1. Distorsi pikiran 1. Waham

2. Persepsi akurat 2. Ilusi 2. Halusinasi

3. Emosi konsisten 3. Menarik diri 3.Sulit berespon

4. Perilaku sesuai 4. Reaksi emosi 4.Perilaku disorganisasi

5. Hubungan sosial 5. Perilaku tidak biasa 5.Isolasi sosial

a) Respon adaptif
1) Pikiran logis berupa pendapat atau pertimbangan yang dapat
diterima akal.
2) Persepsi akurat berupa pandangan dari seseorang tentang suatu
peristiwa secara cermat dan tepat sesuai perhitungan.
3) Emosi konsisten berupa kemantapan perasaan jiwa sesuai
dengan peristiwa yang pernah dialami.
4) Perilaku sesuai dengan kegiatan individu atau sesuatu yang
berkaitan dengan individu tersebut diwujudkan dalam bentuk
gerak atau ucapan yang tidakbertentangan dengan moral.

6
5) Hubungan sosial dapat diketahui melalui hubungan seseorang
dengan orang lain dalam pergaulan ditengah-tengah masyarakat
(Stuart, 2007).
b) Respon transisi
1) Distorsi pikiran berupa kegagalan dalam mengabstrakan dan
mengambil kesimpulan. Ilusi merupakan persepsi atau
respon yang salah terhadap stimulus sensori.
2) Menarik diriyaitu perilaku menghindar dari orang lain baik
dalam berkomunikasiataupun berhubungan sosial dengan orang-
orang disekitarnya.
3) Reaksi Emosi berupa emosi yang diekspresikan dengan sikap
yang tidak sesuai.
4) Perilaku tidak biasa berupa perilaku aneh yang tidak enak
dipandang, membingungkan, kesukaran mengolah dan tidak
kenal orang lain.(Stuart, 2007).
c) Respon maladaptif
1) Gangguan pikiran atau waham berupa keyakinan yang salah
yang secara kokohdipertahankan walaupun tidak diyakini oleh
orang lain dan bertentangan denganrealita sosial.
2) Halusinasi merupakan gangguan yang timbul berupa persepsi
yang salah terhadaprangsangan.
3) Sulit berespon berupa ketidakmampuan atau menurunnya
kemampuan untuk mengalami kesenangan, kebahagiaan,
keakraban dan kedekatan.
4) Perilaku disorganisasi berupa ketidakselarasan antara perilaku
dan gerakan yang ditimbulkan.
5) Isolasi sosial merupakan suatu keadaan kesepian yang dialami
seseorang karena lain menyatakan sikap yang negatif dan
mengancam. (Stuart, 2007).

7
b. Jenis – jenis halusinasi
Jenis – jenis halusinasi adalah sebagai berikut :
1) Halusinasi pendengaran
Yaitu mendengarkan suara atau kebisingan yang kurang jelas
ataupun yang jelas, dimana terkadang suara – suara tersebut
seperti mengajak berbicara klien dan kadang memerintahkan klien
untuk melakukan sesuatu.
2) Halusinasi penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk kilatan atau cahaya, gambar atau
bayangan yang rumit dan kompleks.Bayangan bisa
menyenangkan atau menakutkan.
3) Halusinasi penghidung
Membau – bauan tertentu seperti bau darah, urine, feses, parfum,
atau bau yang lainnya.Ini sering terjadi pada seseorang pasca
serangan stroke, kejang, atau demensia.
4) Halusinasi pengecapan
Merasa mengecap seperti darah, urine, feses, atau yang lainnya.
5) Halusinasi perabaan
Merasa mengalami nyeri, rasa tersetrum atau ketidaknyamanan
tanpa stimulus yang jelas.
6) Halusinansi cenesthetic
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri,
pencernaan makanan atau pembentukan urine.
7) Halusinasi kinestetika
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
(Kusumawati & Hartono, 2010).

8
c. Fase – fase terjadinya halusinasi
Terjadinya Halusinasi dimulai dari beberapa fase.Hal ini
dipengaruhi oleh intensitas keparahan dan respon individu dalam
menanggapi adanya rangsangan dari luar.Menurut (Stuart, 2007)
tahapan halusinasi ada empat tahap. Semakin berat tahapyang diderita
klien, maka akan semakin berat klien mengalami ansietas. Berikut
inimerupakan tingkat intensitas halusinasi yang dibagi dalam empat
fase.
Fase I :
Comforting : Ansietas tingkat sedang, secara umum halusinasi bersifat
menyenangkan.
Karakteristik:
Orang yang berhalusinasi mengalami keadaan emosi seperti ansietas,
kesepian, merasa bersalah, dan takut serta mencoba untuk memusatkan
padapenenangan pikiran untuk mengurani ansietas, individu
mengetahui bahwa pikiran dan sensori yang dialaminya tersebut dapat
dikendalikan jika ansietasnya bisa diatasi (Nonpsikotik).
1) Perilaku klien:
a) Menyeringai atau tertawa yang tidak sesuai.
b) Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara.
c) Gerakan mata yang cepat.
d) Respons verbal yang lamban.
e) Diam dan dipenuhi sesuatu yang mengasyikkan.
Fase II :
Complementing : Ansietas tingkat berat, Secara umum halusinasi
bersifat menjijikan.
Karakteristik :
Pengalaman sensori yang bersifat menjijikan dan menakutkan. Orang
yang berhalusinasi mulai merasa kehilangan kendali dan mungkin
berusaha untukmenjauhkan dirinya dari sumber yang dipersepsikan,

9
individu mungkin merasamalu karena pengalaman sensorinya dan
menarik diri dari orang lain(Nonpsikotik).
1) Perilaku klien
a) Peningkatan syaraf otonom yang menunjukkan ansietas
misalnya, peningkatannadi, pernafasan dan tekanan darah.
b) Penyempitan kemampuan konsentrasi.
c) Dipenuhi dengan pengalaman sensori dan mungkin
kehilangan kemampuanuntuk membedakan antara
halusinasi dengan realitas.

Fase III :
Controling : Ansietas tingkat berat, pengalaman sensori menjadi
penguasa.
Karakteristik :Orang yang berhalusinasi menyerah untuk melawan
pengalamanhalusinasi dan membiarkan halusinasi menguasai dirinya.Isi
halusinasi dapatberupa permohonan, individu mungkin mengalami
kesepian jika pengalamansensori tersebut berakhir (Psikotik).
1) Perilaku klien
a) Lebih cenderung mengikuti petunjuk yang diberikan oleh
halusinasinya daripada menolaknya.
b) Kesulitan berhubungan dengan orang lain.
c) Rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik.
d) Gejala fisik dari ansietas berat, seperti berkeringat, tremor,
ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk.

Fase IV : Conquering panic : Ansietas tingkat panic, Secara umum


halusinasi menjadi lebih rumit dan saling terkait dengan delusi.
Karakteristik:
Pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu tidak mengikuti
perintah. Halusinasi bisa berlangsung dalam beberapa jam atau hari
apabila tidak ada intervensi terapeutik (Psikotik).
1) Perilaku klien

10
a) Perilaku menyerang seperti panik.
b) Sangat potensial melakukan bunuh diri atau membunuh
orang lain.
c) Kegiatan fisik yang merefleksikan isi halusinasi seperti
amuk, agitasi, menarik diri, atau katatonik.
d) Tidak mampu berespons terhadap petunjuk yang
kompleks.
3) Pohon Masalah

Resiko Perilku
kekerasan
Effect

Gangguan Persepsi Sensori:


Halusinasi Pendengaran
Core Problem

Isolasi Sosial

Causa

11
BAB III
TINJAUAN KASUS

FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANGAN RAWAT : ELANG 2 TANGGAL DIRAWAT :02-08-2018

A.IDENTITAS KLIEN

Inisial : Tn.W (L) Tanggal Pengkajian : 07 AGUSTUS 2018


Umur 22 Tahun RM No. : 04-14-31
Informan : Klien

B. ALASAN MASUK

Pada saat berinteraksi dengan perawat klien mengatakan dirinya dibawa ke


rumah sakit karena klien mengamuk dan berteriak-teriak dijalanan sehingga
akhirnya klien dibawa ke rumah sakit.

C. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Ya Tidak

2. Pengobatan sebelumnya. Berhasil kurang berhasil tdk


berhasil

3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi Usia

Aniaya fisik 15

Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga

Tindakan kriminal

12
Jelaskan No. 1, 2, 3 :Klien pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya
pada tahun 2017 , pengobatan sebelumnya kurang
berhasil, klien putus obat jadi kambuh kembali
halusinasinya, pernah dianiaya bapaknya saat usia 15
tahun.

Masalah Keperawatan :
- Koping keluarga

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Ya Tidak

Hubungan keluarga Gejala Riwayat


pengobatan/perawaran

Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

- Klien sering disuruh bapaknya untuk mengamen, hasilnya ngamennya


diamil bapaknya, kalau tidak kasih klien dipukuli oleh bapaknya.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

D.FISIK

1. Tanda vital : TD : 120/80 MmH N :85X/Menit

S : 37 °C P : 18 X/Menit

2. Ukur : TB : 170cm BB : 60 Kg

3. Keluhan fisik : Ya Tidak

13
Jelaskan : klien juga mengatakan tidak memiliki keluhan fisik.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

E. PSIKOSOSIAL

1. Genogram

Ket : : Laki-laki : Tinggal serumah

: Perempuan : Klien

: Menikah X : Meninggal

14
: Keturunan

Jelaskan : Klien adalah anak tunggal, klien tinggal bersama dengan


kedua neneknya karena klien telah diusir oleh bapaknya
dari rumah . Keluarga klien tidak ada yang memiliki
gangguan jiwa dan pengambilan keputusan dalam keluarga
adalah ayahnya. Ibu klien sudah meninggal sejak dia
dilahirkan , bapaknya sudah menikah lagi.

Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

2. Konsep diri

a. Gambaran diri :Klien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya

b. Identitas :Tn.W mengenal dirinya sendiri

c. Peran :Klien mengatakan kesehariannya hanya mengamen dan


tidak melakukan pekerjaan rumah

d. Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan ingin bekerja
dan menghasilkan uang

e. Harga diri :klien mengatakan dirinya sangaat susah bergaul dengan


orang lain,sehingga dirinya tidak mempunyai banyak
teman

Masalah Keperawatan: Isolasi sosial

3. Hubungan Sosial

a. Orang yang berarti : Klien mengatakan orang yang berarti adalah


ibunya

15
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : Klien mengatakan tidak
aktif dalam kegiatan
kelompok\masyarakat.

c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : Klien mengatakan jarang


bergaul dengan tetangga
karena klien sering dibuli

Masalah keperawatan: Isolasi sosial

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan : Tn.W beragama ISLAM

b. Kegiatan ibadah : Klien mengatakan jarang beribadah

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

F. STATUS MENTAL

1. Penampilan

Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak


seperti
tidak sesuai biasanya
Jelaskan : Klien memakai pakaian yang disediakan oleh rumah sakit

Masalah Keperawatan:Tidak ada masalah keperawatan

2. Pembicaraan

Cepat Keras Gagap Inkoheren

16
Apatis Lambat Membisu Tidak mampu
memulai pembicaraan

Jelaskan : saat berkomunikasi klien berbicara cepat dan nada suara keras

Masalah Keperawan:Tidak ada masalah keperawatan

3. Aktivitas Motorik:

Lesu Tegang Gelisah Agitasi

Tik Grimasen Tremor Kompulsif

Jelaskan: klien mengatakan ketika mendengar suara-suara merasa gelisah

Masalah Keperawatan: RPK

4. Alam perasaaan

Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira


berlebihan

Jelaskan: klien mengatakan saat dirinya mendengar suara-suara hantu dirinya


merasa ketakutan

Masalah Keperawatan: GSP:Halusinasi pendengaran

5. Afek

Datar Tumpul Labil Tidak sesuai

Jelaskan : klien kadang terlihat emosi

17
Masalah Keperawatan : RPK

5. lnteraksi selama wawancara

bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung

Kontak mata Defensif Tumpul

Jelaskan : klien bicara jelas, kontak mata ada

Masalah Keperawatan: Tidak ada malasah dalam keperawatan

7. Persepsi

Pendengaran Penglihatan Perabaan

Pengecapan Penghidu

Jelaskan :
Klien mengatakan sering mendengar suara-suara hantu,yang ingin
membunuh dirinya ,suara itu muncul 2X dalam sehari yaitu pada sore
hari dan malam setelah magrib,klien merasa ketakutan saat mendengar
suara-suara hantu

Masalah Keperawatan: Gangguan sensori persepsi Halusinasi (pendengaran)

8. Proses Pikir

sirkumtansial tangensial kehilangan asosiasi

flight of idea blocking pengulangan


pembicaraan/persevaras

Jelaskan : klien berbicara kadang tidak nyambung dan meloncat-loncat


terkadang lupa

Masalah Keperawatan: Tidak ada masala h keperawatan

18
9. Isi Pikir

Obsesi Fobia Hipokondria

depersonalisasi ide yang terkait pikiran magis

Jelaskan : klien mengatakan merasa ketakutan saat mendengar suara-suara hantu

Masalah Keperawatan: GSP:Halusianasi Pendengaran

10. Tingkat kesadaran

bingung sedasi stupor

Disorientasi/

waktu tempat orang

Jelaskan : Klien sadar bahwa ia berada di rumah sakit dan mengetahui waktu
contohnya sore hari dan malam hari

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

11. Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka


pendek

gangguan daya ingat saat ini konfabulasi

Jelaskan : klien mampu mengingat teman-temannya semasa kecil

Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

19
Mudah beralih Tidak mampu konsentrasi Tidak mampu
berhitung sederhana

Jelaskan : klien mengatakan tidak tau berhitung karena tidak pernah sekolah
sehingga tidak mempunyai sebanyak teman dan tidak pandai bergaul

Masalah Keperawatan: isolasi sosial

13. Kemampuan penilaian

Gangguan ringan gangguan bermakna

Jelaskan : klien tidak mampu menilai hal-hal yang baru

Masalah Keperawatan : Gangguan proses pikir

14. Daya titik dari

mengingkari penyakit yang diderita menyalahkan hal-hal didalam dirinya

Jelaskan : klien mengatakan sadar dan mengetahui alasan klien dibawa ke RSJ

G. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan

Bantuan minimal Bantuan total

2. BAB/BAK

Bantuan minimal Bantual total

Jelaskan : Pada saat malam dilakukan dengan mandiri begitu pun eliminasinya

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

3. Mandi

Bantuan minimal Bantuan total

20
4. Berpakaian/berhias

Bantuan minimal Bantual total

5. Istirahat dan tidur

Tidur siang lama : 13.00 wib s/d 15.00 wib

Tidur malam lama : 21.00 wib s/d 06.00 wib

Kegiatan sebelum / sesudah tidur

6. Penggunaan obat

√ Bantuan minimal Bantual total

7. Pemeliharaan Kesehatan

Perawatan lanjutan √ Ya Tidak

Perawatan pendukung √ Ya Tidak

8. Kegiatan di dalam rumah

Mempersiapkan makanan √ Ya Tidak

Menjaga kerapihan rumah √ Ya Tidak

Mencuci pakaian √ Ya Tidak

Pengaturan keuangan √ Ya Tidak

9. Kegiatan di luar rumah

Belanja Ya √ Tidak

21
Transportasi Ya √ Tidak

Lain-lain Ya Tidak

Jelaskan : Saat berinteraksi klien mengatakan dirinya sering mengamen di jalan

Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan

H. Mekanisme Koping

Adaptif Maladaptif
√ Bicara dengan orang lain Minum alkohols
Mampu menyelesaikan masalah reaksi lambat/berlebih
Teknik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olahraga Mencederai diri
Lainya ._________ Lainya ._________
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

I. Masalah Psikososial dan Lingkungan:

Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik :

Klien mendapat dukungan dari keluarga untuk berobat

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik :

Klien dirumah tidak bergaul dengan tetangga karena dirinya dari pagi sampai
sore pergi ngamen

Masalah dengan pendidikan, spesifik :

22
Klien mengatakan tidak pernah sekolah karena orang tuanya tidakmampu
menyekolahkannya, sehingga membuat dirinya malu untuk bergaul dengan
orang lain

Masalah dengan pekerjaan, spesifik :

Klien mengatakan dirinya hanya sering mengamen

Masalah dengan perumahan, spesifik :

Kliien mengatakan hanya tinggal dikontrakan bersama neneknya dan rumahnya


kecil sehingga dirinya tidak nyaman

Masalah ekonomi, spesifik :

Klien mengatakan bergantung pada penghasilan dari mengamen

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik :

Klien selama mendapatkan pengobatan di RSJ berjalan lancar dengan


pelayanan yang baik dengan dibiayai oleh BPJS

Masalah lainnya, spesifik :

………………………………………………………………………………

J. Pengetahuan Kurang Tentang:

Penyakit jiwa system pendukung

Faktor presipitasi penyakit fisik

Koping obat-obatan

Lainnya : _____________________________________________

XI.Aspek Medik

Diagnosa Medik : Schizofrenia Paranoid

Terapi Medik :

23
1) Resperidone 2 x 2 mg / ORAL
2) Trihexyphenidil/ ORAL
3) Clozapined 1 X 50 mg/ ORAL

24
K. ANALISA DATA

Hari / Tanggal Data Masalah keperawatan


Selasa 10 Ds : Resiko Perilaku
agustus 2018 - Klien mengatakan sering Kekerasan
disiksa oleh bapaknya kalau
tidak mau menuruti
kemauan bapaknya
- Klien mengatakan sering
marah-marah dirumah
Do :
- Klien nampak bicara dengan
nada tinggi

Selasa 10 Ds : GSP: Halusinasi


Agustus 2018 - Klien mengatakan sering
mendengar suara-suara
hantu
Klien mengatakan hantunya
ingin membunuhnya
- Klien mamengatakan suara
itu muncul kurang lebih 30
menit
Do :
- Klien masih terlihat
berbicara sendiri
- Klien nampak mondar
mandir

25
Selasa 10 Ds : ISOLASI SOSIAL
Agustus 2018 - Klien mengatakan tidak
suka bergaul dengan
tetangganya
- Klien mengatakan tidak
banyak teman
Do :
- Klien nampak tidak
berbicara dengan teman
sebayanya

26
L. IMPLEMENTASI
NO Hari / Jam Implementasi Evaluasi
Tanggal
1. Senin Ds: S:
06-08- - klien memperkenalkan - Klien
18 dirinya mengatakan
Do: senaang saat
- klien mampu berbincang-
memperkenalkan dirinya bincang
- klien nampak - Klien
mengeluarkan tangannya mengatakan
saat berkenalan mendengar
- kontak mata ada suara-suara
hantu,
Hantunya
Tindakan keperawatan ingin
11:00 1. membina hubungan membunuhn
saling percaya d/h ya
klien memperkenalkan - Klien
nama dan menjelaskan mengatakan
keluhannya suara itu
11:15 2. mengidentifikasi jenis muncul
isi waktu,frekwensi kurang lebih
situasi,perasaan d/h 30 menit
klien mampu O:
menjelaskan isi - Klien
halusinasinya nampak
kooperatif
Rencana tindak lanjut` - BHSP baik
1. Mengajarkan sp 1 - Nada suara
(Menghardik) klien keras

27
2. Ajarkan klien - Klien masih
memasukkan dalam terlihat
jadwal kegiatan harian berbicara
sendiri
A: Halusinasi +
P:
- Mengajarka
n sp 1(cara
menghardik)
- Ajarkan
klien
memasukka
n kegiatan
kejadwal
harian

28
No Hari/tanggal Jam Implementasi evaluasi
2 Selasa DS : S:
07-08-2018 - Klien mengatakan - Telah diajarkan
mendengar suara – menghardik
suara hantu yang klien
ingin mengatakan
membunuhnya suara – suara
- Klien mengatakan hantu itu mulai
suara itu muncul berkurang
kurang lebih 30 - Klien
menit mengatakan
DO : senang setelah
- Klien masih terlihat belajar cara
berbicara sendiri menghardik
- Klien nampak O:
mondar mandir - Klien nampak
Diagnosa keperawatan kooperatif
- Gangguan sensorik - BHSP baik
pesepsi : halusinasi - Klien nampak
pendengaran mengontrol
Tindakan keperawatan halusinasi
10:00 1. Mengajarkan dengan cara
tehknik mengontrol menghardik
halusinasi d/h klien A : GSP : Halusinasi
mampu melakukan pendengaran
cara menghardik P:
10:20 2. Mengajarkan klien - Evaluasi sp 1
memasukan dalam - Evaluasi jadwal
jadwal kegiatan kegiatan harian
harian d/h klien - Lanjut sp 2
mengerti cara - Ajarkan klien

29
mengisi kegiatan memasukan
dalam jadwal harian kegiatan
kejadwal harian

30
No Hari/tanggal Jam Implementasi Evaluasi
3 Rabu Ds : S:
08-08-2018 - Klien mengatakan - Setelah
masih mendengar diajarkan cara
suara-suara hantu bercakap-cakap
yang ingin dengan orang
membunuhnya lain klien
- Klien mengatakan mengatakan
suara itu muncul suara-suara
kurang lebih 30 hantu itu mulai
menit berkurang
Do : - Klien
- Klien masih terlihat mengatakan
berbicara sendiri merasa tenang
- Kliennampak setelah belajar
mondar mandir cara bercakap-
Diagnosa keperawatan cakap dengan
- Gangguan sensorik orang lain
persepsi: halusinasi O:
pendengaran - Klien mampu
Tindakan keperawatan mengontrol
10:05 1. Evaluasi kegiatan Halusinasinya
yang lalu (SP 1) dengan cara
10:25 2. Latih berbicara atau bercakap-cakap
bercakap-cakap dengan orang
dengan orang lain lain
saat halusinasinya O:
muncul - Klien mampu
10:30 3. Masukkan dalam mengontrol
jadwal kegiatan halusinasi
harian dengan cara

31
bercakap-cakap
- Kontak mata ada
A : GSP :halusinasi
pendengaran
P:
- Evaluasi SP 1
dan SP 2
- Evaluasi jadwal
kegiatan harian
- Lanjut SP 3
- Anjurkan klien
memasukkan
kegiatan ke
jadwal harian

32
No Hari/tanggal jam Implementasi Evaluasi
4 Senin Ds : S:
12-08-2018 - Klien - Setelah dianjurkan
mengatakan cara melakukkan
sudah tidak kegiatan agar
mendengar halusinasinya
suara-suara itu tidak muncul,klien
lagi mengatakan sudah
- Klien tidak mendengar
mengatakan suara-suara hantu
perasaan hari ini lagi
senang dan ceria - Klien mengatakan
- Klien merasa senang
mengatakan dan tenang setelah
sudah paham belajar
cara menghardik, melakukkan
dan bercakap- kegiatan
cakap O:
Do : - Klien cukup
- Klien nampak tenang
tenang - Halusinasinya
- Klien sudah bisa terkontrol
bergabung dan A : GSP : halusinasi
berbicara dengan pendengaran
teman-temannya
Diagnosa keperawatan P:
Gangguan sensorik - Evaluasi teknik
persepsi : Halusinasi mengontrol
pendengaran halusinasi SP 1
- Evaluasi teknik
Tindakan keperawatan mengontol SP II

33
11:30 1. Evaluasi - Latih cara
kegiatan yang mengontrol
lalu (SP 1 dan halusinasi SP III
SP II ) (melakukkan
12:00 2. Melatih kegiatan kegiatan)
agar
halusinasinya
tidak muncul
(kegiatan
merapikan
tempat tidur )
12:30 3. Menganjurkan
klien
memasukkan ke
dalam jadwal
kegiatan harian

M. Daftar Masalah Keperawatan


1. Resiko Perilaku Kekerasan
2. Halusinasi Pendengaran
3. Isolasi sosial

34
N. Pohon Masalah dan Diagnosa Keperawatan

Resika Perilaku Kekerasan

Gangguan Sensori Prespsi Halusinasi : Pendengaran

Isolasi Sosial

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran


2. Isolasi Sosial
3. Resiko tinggi perilaku Kekerasan

35
O. Intervensi Keperawatan Klien Gangguan Persepsi Sensori
Nama Klien : Tn. W Diagnosa Medis : Halusinasi pendengaran
Ruang : Elang 2 No. RM : 04-14-31

Diagnosa Perencanaan
Tanggal DX keperawatan Intervensi Rasional
pasien Tujuan Kriteria evaluasi

1. Gangguan 1.klien dapat 1.1 ekspresi wajah 1.1.1 bina hubungan Hubungan
persepsi membina hubungan bersahabat,menunjukan rasa saling percaya dengan saling percaya
sensori saling percaya senang, ada kontak mata, mengungkapkan prinsip merupakan
halusinasi mau berjabat tangan, mau komunikasi terapeutik: dasar untuk
menyebutkan nama, mau a. sapa klien dengan kelancaran
menjawab salam, klien mau ramah baik verbal hubungan
duduk berdampingan maupun nonverbal interaksi
dengan perawat, mau b. perkenalkan diri selanjutnya
mengutarakan masalah yang dengan sopan
dihadapi c. tanyakan nama
lengkap klien dan nama
panggilan yang disukai
klien

36
d.jelaskantujuan
pertemuan
e. jujur dan menepati
janji
f. tunjukan sikap empati
dan menerima klien apa
adanya
g. beri perhatian pada
klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien.

2. Klien dapat 2.1.1 adakah kontak


mengenali 2.1 klien dapat menyebutkan sering dan singkat
halusinasinya waktu, isi, frekuens secara bertahap
timbulnya halusinasi
2.1.2 observasi tingkah Kontak sering
2.2 klien dapat laku klien terkait tapi singkat

mengungkapkan perasaan dengan halusinasinya selain membina


terhadap halusinasi :bicara dan tertawa hubungan
tanpa stimulus, saling percaya,
memandang ke kiriatau juga dapat

kekanan atau ke depan memutuskan

37
seolah-olah ada teman halusinasi.
bicara
Mengenal
perilaku pada
2.1.3 bantu klien
saat halusinasi
mengenali
timbul
halusinasinya
memudahkan
a. jika menemukan
perawat dalam
yang sedang halusinasi,
melakukan
tanyakan apakah ada
inetrvensi
suara yang di dengar
b. jika klien menjawab
ada, lanjutkan apa yang Mengenal
di katakan halusinasimemu
c. katakan bahwa ngkinkan klien
perawat percaya klie untuk
mendengar suara itu, menghindarkan
namun perawat sendiri faktor pencetus
tidak mendengarnya timbulnya
(dengan nada halusinasi.
bersahabat tanpa
menuduh atau
menghakimi).

38
d. katakan bahwa klien
ada juga seperti klien

2.1.4 diskusikan dengan


klien
a. situasi yang
menimbulkan atau tidak
menimbulkan
halusinasi.
b. waktu dan frekuensi
terjadinya
halusinasi(pagi,
siang,sore dan malam
atau jika sendiri,
jengkel atau sedih)

2.1.5 diskusikan dengan


klien apa yang di
rasakan jikaterjadi Dengan
halusinasi (marah atau mengetahui
takut, sedih, senag) beri waktu, isi dan
kesempatan frekuensi

39
mengungkapkan munculnya
perasaannya. halusinasi
mempermudah
3.1.1 mengidentifikasi tindakan
bersama klien cara keperawatan
tindakan yang di kliennya akan
lakukan jika terjadi di lakukan
3.1 klien dapat menyebutkan halusinasi (tidur, perawat
tindakan yang biasa marah,
dilakukan untuk menyembunyikan diri
Untuk
3. klien dapat mengendalikan dll)
mengindentifika
mengontrol halusinasinya.
si pengaruh
halusinasinya 3.1.2 diskusikan
halusinasi klien
3.2 diskusikan manfaat cara manfaat cara yang di
yang dilakukan klien, jika lakukan klien, jika
bermanfaat beri pujian. bermanfaat beri pujian.

3.1.3diskusikan
3.3 klien dapat memilih cara manfaat cara baru
mengatasi halusinasi seperti untuk memutus atau
yang telah didiskusikan menontrol halusinasi
dengan klien. a. katakn saya “ saya

40
tidak mau dengar Upaya untuk
kamu” (pada saat memutuskan
halusinasi terjadi) siklus
b. menemui orang lain halusinasi
(perawat/teman/anggota sehingga
keluarga)untuk halusinasi tidak
4.1 klien dapat membina bercakap-cakap atau berlanjut
hubungan saling percaya mengatakan halusinasi
dengan perawat. yang terdengar.
c. membuat jadwal
kegiatan sehari-hari Reinforcement
agar halusinasi tidak positif akan
muncul. meningkatkan
4.2 keluarga dapat d.minta harga diri klien.
menyebutkan pengertian, keluarga/teman/perawat
tanda dan kegiatan untuk jika Nampak bicara
Memberikan alt
mengendalikan halusinasi. sendiri.
ernatif pilihan
3.1.4 bantu klien
bagi klien untuk
memilih dan melatih
mengontrol
cara memutus
halusinasi
halusinasi secara
bertahap.

41
4.1.1 anjurkan klien
untuk member tahu
keluarga jika
mengalami halusinasi.

4.1.2 diskusikan dengan


keluarga (pada saat
berkunjung/pada saat
kunjungan rumah):
a. gejala halusinasi
yang dialami klien

b. cara yang dapat


dilakukan klien dan
keluarga untuk
5.1 klien dan keluarga dapat memutus halusinasi.
menyebutkan manfaat, dosis c. cara merawat

42
dan efek samping obat. anggota keluarga untuk
4. klien dapat memutus halusinasi di
Memotivasi
dukungan dari rumah, beri kegiatan,
dapat
keluarga dalam jangan biarkan sendiri,
meningkatkan
mengontrol makan bersama,
klien untuk
halusinasi 5.2 klien dapat bepergian bersama.
mencoba
mendemonstrasikan d. beri informasi waktu
memilih salah
penggunaan obat secara follow up atau kapan
satu cara
benar. perlu mendapat
mengendalikan
bantuan:halusinasi
halusinasi dan
terkontrol dan
dapat
mencederai orang lain.
meningkatkan
harga diri klien
untuk
mendapatkan
bantuan
keluarga
5.1.1 diskusikan klien
mengontrol
dan keluarga tentang
halusinasi.
dosis, frekuensi
5.3 klien dapat informasi manfaat obat.
tentang efek samping obat

43
Untuk
5.1.2 anjurkan klien
mengetahui
minta sendiri obat pada
pengetahuan
perawat dan merasakan
keluarga dan
manfaatnya.
meningkatkan
kemampuan
pengetahuan
tentang
halusinasi

5.4 klien dapat memahami Dengan


akibat berhenti minum obat. menyebutkan
dosis, frekuensi
dan manfaat
obat

5.1.3 anjurkan klien


Diharapkan
bicara dengan dokter
klien
tentang manfaat dan
melaksanakan
efek samping obat yang
program
dirasakan.
pengobatan.

44
5.5 klien dapat menyebutkan Menilai
5. klien dapat prinsip 5 benar penggunaan kemampuan
memanfaatkan obat obat. klien dalam
dengan baik. pengobatannya
sendiri.

5.1.4 diskusikan akibat


berhenti minum obat
tanpa konsultasi

45
5.1.5 bantu klien
menggunakan obat
dengan prinsip benar.

Dengan
menyebutkan
dosis, frekuensi
dan manfaat
obat

Diharapkan
klien

46
melaksanakan
program
pengobatan.
Menilai
kemampuan
klien dalam
pengobatannya
sendiri.

Dengan
mengetahui
efek samping
obat klien akan
tahu apa yang
harus dilakukan
setelah minum
obat.

Program
pengobatan
dapat berjalan
sesuai rencana

47
Dengan
mengetahui
prinsip
penggunaan
obat, maka
kemandirian
klien untuk
pengobatan
dapat
ditingkatkan .

48
P. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Tanggal DX Tujuan Kriteria hasil Intervensi


Keperawatan
1 Gangguan Klien mampu Setelah 1X Sp 1 :
persepsi : pertemuan pasien - Bantu pasien
sensori -klien mampu dapat / mampu mengenal
Halusinasi mengenali memperagakan halusinasinya
halusinasinya cara dalam - Latih
- Mengontrol mengontrol mengontrol
halusinasi halusinasinya. halusinasinya
dengan cara
mnghardik
- Masukan
dalam jadwal
kegiatan
harian
2 Gangguan Klien mampu Setelah 2X Sp 2 :
persepsi : pertemuan pasien - Evaluasi
sensori -klien mampu mampu kegiatan yang
Halusinasi mengenali memperagakan lalu (sp 1)
halusinasinya cara-cara - Latih
- Mengontrol bercakap-cakap berbicara /
halusinasi dengan orag lain. bercakap
dengan orang
lain saat
halusinasi
muncul
- Anjurkan
masukan
dalam jadwal

49
kegiatan
harian

3 Gangguan Klien mampu Setelah 3X Sp3 :


persepsi : pertemuan pasien - Evaluasi
sensori -klien mampu mampu : kegiatan yang
Halusinasi mengenali menyebutkan lalu ( sp 1 dan
halusinasinya kegiatn yang 2)
- Mengontrol sudah dilakukan - Latih kegiatan
halusinasi agarhalusinasi
tidak muncul
- Masukan
dalam jadwal
kegiatan
harian klien

50
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah kelompok melakukan tindakan keperawatan terhadap klien dengan masalah utama GSP :
Halusinasi pendengaran diruang KASUARI RSJ Soeharto Heerdjan mulai dari tanggal 07
AGUSTUS – 13 AGUSTUS 2017 kelompok menemukan kesenjangan kesenjangan antara
konsep teoritis dengan studi dilapangan yang dilakukan oleh kelompok, maka dari itu kelompok
akan membahas kesenjangan tersebut. Adapun kesenjangan itu antara lain :

A. Pengkajian
Pada pengkajian pengumpulan data dilakukan menggunakan format pengkajian
perawatan jiwa yang telah ditetapkan. Data yang dikumpulkan dengan wawancaara
langsung dengan klien dari data catatan keperawatan dan medis ditemukan kesenjangan
antara data data teoritis dengan apa yang didapat dengan kasus dilapangan. Pengumpulan
data yang dilakukan hanya dengan wawancara dengan klien, observasi dan dari
pendokumentasian keperawatan diruangan. Sedangkan data dari keluarga tidak
didapatkan hal tersebut. Dikarenakan selama proses pengkajian keluarga klien tidak
datang menjenguk.
Menurut data teoritis secara umum dari faktor predisposisi diterangkan bahwa Isolasi
Sosial dapat terjadi dari berbagai faktor berupa faktor psiologis, biologis, faktor genetik,
faktor sosial budaya, yang pasti mungkin terlihat dalam perkembangan suatu kelainan
psikologis tampak bahwa individu yang berada pada resiko tinggi terhadap kelainan ini
adalah mereka yang memiliki anggota keluarga dengan kelainan yang sama ( orang tua
saudara kandung yang lain ) dan dikeluarga hanya klien yang mengalami gangguan jiwa.

B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang ada pada teori yaitu GSP : Halusinasi pendengaran :
pada kasus Tn. W kelompok menemukan ada 3 diagnosa keperawatan yaitu :
1.) Resiko Perilaku Kekerasan
2.) GSP : Halusinasi
3.) Isolasi Sosial

51
C. Intervensi
Intervensi adalah sustu rencana tindakan yang disusun untuk mengatasi permasalahan
yang dialami klien . Berikut adalah intervensi yang dibuat :
1. Bhsp
2. Mengidentifikasi isi halusinasi
3. Mengidentifikasi waktu terjadinya halusinasi
4. Mengidentifikasi waktu terjadinya halusinasi
5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
6. Mengidentifikasi respon klien erhadap halusinasi
7. Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
8. Mengajarkan pasien bercakap cakap dengan orang lain
9. Mengajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas
10. Mengajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara patuh obat
Dalam proses pelaksanaan kasus ini kelompok tidak melibatkan keluarga karena
selama klien dirawat keluarga jarang berkunjung ke RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta.

D. Implementasi
Implementasi merupakan tahap dimana segala intervensi keperawatan dilaksanakan
untuk memenuhi semua kebutuhan klien secara optimal. Kelompok telah melakuakan
asuhan keperawatan sesuai intervensi keperawatan yang telah dibuat sebelumnya yaitu
membina hubungan saling percaya dengan klien , Mengidentifikasi isi halusinasi,
Mengidentifikasi waktu terjadinya halusinasi, Mengidentifikasi waktu terjadinya
halusinasi, Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi, Mengidentifikasi
respon klien erhadap halusinasi , Mengajarkan pasien menghardik halusinasi,
Mengajarkan pasien bercakap cakap dengan orang lain, Mengajarkan klien mengontrol
halusinasi dengan cara melakukan aktivitas, Mengajarkan klien mengontrol halusinasi
dengan cara patuh obat.

52
E. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dari awal hingga akhir kegiatan yaang setiap kali berinteraksi
menggunakan analisis SOAP (Subjektif, Objektif, Analisis, Problem ). Semua tindakan
keperawatan dengan GSP : Halusinasi Pendengaran yang dibahas kelompok melalui
srategi pelaksanaan dapat dilaksaakan. membina hubungan saling percaya dengan klien,
Mengidentifikasi isi Halusinasi, Mengidentifikasi waktu terjadinya halusinasi,
Mengidentifikas waktu terjadinya halusinasi, Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan
halusinasi, Mengidentifikasi respon klien erhadap halusinasi, Mengajarkan pasien
menghardik halusinasi, Mengajarkan pasien bercakap cakap dengan orang lain,
Mengajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas, Mengajarkan
klien mengontrol halusinasi dengan cara patuh obat.

53
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keberhasilan asuhan keperawatan pada klien Tn.W ada beberapa faktor yang
berpengaruh antara lain: kerja sama yang baik antara mahasiswa dengan perawat ruangan
dalam memberikan asuhan keperawatan, pemberian obat yang teratur, serta peran serta
keluarga dalam merawat klien dan kooperatif dengan perawat. Sedangkan hambatan yang
ditemui adalah asuhan keperawatan diberikan tidak secara kontinyu,mengingat tidak
setiap hari selama 2 minggu mahasiswa praktek. Hambatan lain ,keluarga dan klien ingin
segera pulang walaupun klien belum mampu melaksanakan adalah secara mandiri
dengan alasan dana yang terbatas. Perawat dapat memberikan motivasi untuk kontrol dan
meminum obat secara teratur serta melanjutkan perawatan di rumah sesuai dengan
kemampuan keluarga.

B. Saran
Penulis menyadari dalam penulisan makalah asuhan keperawatan ini masih terdapat
banyak kekurangan, sehingga penulis membutuhkan kritik dan masukan demi
meningkatkan perbaikan dalam penulisan makalah yang akan datang.

54
DAFTAR PUSTAKA

Maramis, W.E.2004. Ilmu Keperawan Jiwa. Surabaya : Airlangga

Stuart dan Sundeen, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Keliat, Budi Anna, 1999. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Towsend, M.C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada

Keperawatan Psikiatri Edisi 3, Jakarta :EGC

Hawari, Dadang, 2001. Pendekatan Holistik Pada Gangguan


Skizoprenia, Jakarta : FKUI

Stuart dan Landia, 2001. Principle and Practicew Of Psychiartric


Nursingn Edisi 6, St. Louis Mosby Year Book

Hamid, Achir Yani, 2000. Buku Pedoman Asuahan Keperawatan Jiwa 1.


Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan Keperawatan. Jakarta :

Depkes RI

55

Anda mungkin juga menyukai