Anda di halaman 1dari 2

HERPES SIMPLEKS (B00.

9)
No. Dokumen : /PUSK.RL/ /2019
No. Revisi : 00
SOP TanggalTerbit :
Halaman : 1/2
Puskesmas Nining Julie Astuty
Rukun Lima NIP : 19690702 200502 2 002

1. Pengertian Herpes simpleks merupakan infeksi kulit berupa vesikel berkelompok dengan dasar
eritema yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 dan 2.
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam dalam penatalaksanaan Herpes Simpleks
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Rukun Lima No. Dokumen : /PUSK.RL/
/2019 tentang Pelayanan Klinis.
4. Referensi Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah, S. 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi
keenam. Jakarta. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

James, W.D., Berger, T.G., Elston, D.M. 2000. Andrew’s Diseases of the Skin:
Clinical Dermatology. 10th Ed. Canada. Saunders Elsevier.

Looker, K. J., Garnett, G. P. & Schmid, G. P. 2008. An Estimate Of The Global


Prevalence And Incidence Of Herpes Simplex Virus Type 2 Infection. World Health
Organization. Bulletin Of The World Health Organization, 86, 805-12, A. June 8,
2014. http://search.proquest.com/docview/229661081/fulltextPDF?acc
ountid=17242

Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin.2011.Pedoman Pelayanan Medik.


Jakarta.

5. Prosedur/ 1. Petugas melakukan pengukuran tekanan darah pasien dan menanyakan umur
langkah- pasien serta mencatatnya dalam status
langkah 2. Petugas menganamnesa pasien: gejala-gejala herpes simpleks seperti munculnya
bintil bintil berkelompok pada kulit dengan dasar kulit kemerahan, dimana
tempat munculnya bintil tersebut, apakah terasa sakit atau gatal
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik antara lain:
a. Mengukur tanda vital pasien ( tekanan darah, nadi, respirasi, suhu tubuh)
b. Papul eritema yang diikuti oleh munculnya vesikel berkelompok dengan
dasar eritem. Vesikel ini dapat cepat menjadi keruh, yang kemudian pecah,
membasah, dan berkrusta. Kadang-kadang timbul erosi/ulkus.
c. Tempat predileksi adalah di daerah pinggang ke atas terutama daerah mulut
dan hidung untuk HSV-1, dan daerah pinggang ke bawah terutama daerah
genital untuk HSV-2. Untuk infeksi sekunder, lesi dapat timbul pada tempat
yang sama dengan lokasi sebelumnya

Herpes simpleks tipe 1

Herpes Simples tipe 2

4. Petugas memberikan terapi dan penyuluhan perorangan pada pasien


a. Asiklovir, dosis 5 x 200 mg/hari selama 5 hari, atau
b. Valasiklovir, dosis 2 x 500 mg/hari selama 7-10 hari.
c. Pada herpes genitalis: edukasi tentang pentingnya abstinensia pasien harus
tidak melakukan hubungan seksual ketika masih ada lesi atau ada gejala
prodromal.
d. Kondom yang menutupi daerah yang terinfeksi, dapat menurunkan risiko
transmisi dan sebaiknya digunakan dengan konsisten.
5. Bagan Alur
6. Unit Terkait Poli Umum, Pustu, Poskesdes.

Anda mungkin juga menyukai