Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam
kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan masa transisi dari masa anak-anak
ke masa dewasa yang ditandai dengan kecepatan pertumbuhan dan perkembangan
fisik,mental,emosional sertas status sosial. Permulaan yang sering disebut sebagai
pematanagan fungsi reproduksi,pada perempuan ditandai dengan haid. Remaja
putri yang memasuki masa pubertas akan mengalami menarche. Menarke adalah
menstruasi pertama perempuan yang umum terjadi pada usia sekitar 10-11 tahun
(.....) .
Studi epidemiologi mengungkapkan fenomena yang menunjukkan fakta
bahwa usia menarche pada wanita di berbagai belahan dunia akhir-akhir ini
berlangsung sangat cepat. Sekitar 1386 siswa (69,3%) memiliki riwayat menarche
(setidaknya satu kali). Usia rata-rata menarche adalah 12,26 ± 1,11 tahun di Shiraz.
Usia menarche anak perempuan berkisar antara 9 tahun (paling tidak) sampai 15
(semaksimal mungkin).Pada PenelitianBurhanuddin (2007) menemukan bahwa
dari 400 orang pelajar putri Bugis Kota dan Desa diSulawesi Selatan yang sudah
menarche berusia antara 10.62 tahun sampai 15.71 tahun. Halini meliputi kelompok
Kota 200 orang dengan usia rata-rata 12,93 tahun dan kelompok Desa 200 orang
dengan usia rata-rata 13,18 tahun pada pelajar putri Bugis. Disimpulkan bahwa
ditemukan perbedaan berat badan, status gizi, status sosial ekonomi dan aktivitas
fisik responden terhadap pencapaian usia menarche pada pelajar putri Bugis Kota
dan Desa diSulawesi Selatan.
Menarke istilah digunakan untuk menggambarkan onset siklus menstruasi.
Ini merupakan puncak dari rangkaian peristiwa yang kompleks yang meliputi
pematangan aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium (H-H-O) untuk memproduksi
ovum ataupun endometrium matang sehingga dapat menunjang zigot jika terjadi
pembuahan. Tiga tahap petangan aksis H-H-O meliputi: (i) peningkatan pelepasan
FSH dan LH dari kelenjar hipofisis; (ii) pengenalan dan respon ovarium terhadap
gonadotropin sehingga memungkinkan terjadinya produksi steroid ovarium
(estrogen dan progesteron); (iii)terbentuknya pengaruh umpan balik positif pada
kelenjar hipotalamus dan hipofisis oleh estrogen. Kombinasi dari peristiwa-
peristiwa pematangan ini akan menyebabkan terjadinya ovulasi.
Selama masa kanak-kanak ,konsentrasi FSH dan LH dalam kelenjar
hipofisis dan plasma pada anak laki-laki dan perempuan adalah rendah.
Permulaan terjadinya pubertas tetap belum dipahami dengan sempurna. Namun,
hampir semua setuju bahwa hal ini berkaitan dengan lepasnya generator denyut
GnRH di hipotalamus dan inhibisi SS.
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa usia menarke penurunan sebanyak 2-
3 bulan perdekase selama 150 tahun sebelum perang dunia 2 dan kemudian stabil
selama 50 tahun kemudian. Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan status gizi terhadap tingkat kejadian menarke
di
2. Faktor –faktor lain yang mempengaruhi tingkat kejadian menarke di
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui apakah ada hubungan status gizi terhadap kejadian
menarke di
Untuk mengetahui faktor-faktor pencetus lain yang dapat
mempengaruhi kejadian menarke di
2. Tujuzan Khusus
Untuk mengetahui pengaruh gizi terhadap usia menarke di
C. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi mengenai gambaran hubungan antara status
gizi terhadap kejadian menarche pada remaja putri di SDN dan
memberikan informasi mengenai faktor – faktor yang
mempengaruhi . Sehingga masyarakat bisa memperbaiki status gizi.
2. Bagi Sekolah
Memberikan informasi mengenai adanya hubungan antara status
gizi terhadap kejadian menarche di SDN sehingga pihak sekolah
bisa memberi pelajaran serta arahan tambahan tetang pentingnya
status gizi dan kesehatan reproduksi khusunya bagi siswi di SDN
3. Bagi Peneliti
Sebagai penerapan
4. Bagi Pemerintah
Sebagaimana dengan hasil penelitian ini. Diharapkan agar
pemerintah bisa membuat program-program berupa penyuluhan
mengenai prntingnya kesehatan reproduksi sehingga diharapkan
bisa mengurangi angka kejadian kejahatan seksual pada anak-anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Status Gizi
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi
untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak.
Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh
keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien. Penelitian status gizi
merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta
biokimia dan riwayat diit (Beck, 2000: 1).
Status gizi tiap individu sangat dipengaruhi oleh asupan dan
penggunaan zat-zat gizi oleh tubuhnya. Adanya ketidakseimbangan antara
asupan dan penggunaan zat gizi tersebut dapat menyebabkan suatu kondisi
yang disebut sebagai malnutrisi.
Istilah gizi (sering disebut pula nutrisi) diartikan sebagai sebuah
proses dalam tubuh makhluk hidup untuk memanfaatkan makanan guna
pembentukan energi,tumbuh kembang dan pemeliharaan tubuh. Nutrien
terdiri atas kelompok makronutrien dan mikronutrien. Karbohidrat,lemak
dan protein digolongkan ke dalam kelompok makronutrien karena
dikonsumsi dalam jumlah relatif besar (ukuran gram),sedangkan vitamin
dan mineral digolongkan kedalam kelompok mikronutrien karena
diperlukan tubuh dalam jumlah relatif kecil. Dan sebagian besar bisa didaur
ulang dalam tubuh sendiri.
Gizi Seimbang untuk Remaja (10-19 tahun) Kelompok ini adalah
kelompok usia peralihan dari anak-anak menjadi remaja muda sampai
dewasa. Kondisi penting yang berpengaruh terhadap kebutuhan zat gizi
kelompok ini adalah pertumbuhan cepat memasuki usia pubertas, kebiasaan
jajan, menstruasi dan perhatian terhadap penampilan fisik “Body image”
pada remaja puteri. Dengan demikian perhitungan terhadap kebutuhan
zat gizi pada kelompok ini harus memperhatikan kondisi-kondisi
tersebut.Khusus pada remaja puteri, perhatian harus lebih ditekankan
terhadap persiapan mereka sebelum pubertas.
B. Parameter status gizi
Parameter status gizi adalah ukuran yang menjadi patokan
dalam menentukan status gizi seseorang. Ada beberapa parameter yang
dapat digunakan dalam menilai status gizi seseorang, salah satunya adalah
dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan antopometri.
Pengukuran antropometri meliputi pengukuran berbagai macam dimensi
dan komposisi tubuh untuk melihat apakah terdapat ketidakseimbangan
asupan protein dan energi. Antropometri sebagai imdikator status gizi dapat
dilakukan dengan mengukur beberapa parameter salah satunya berat badan
dan tinggi badan.
a. Berat Badan
Pengukuran berat badan dilakukan menggunakan timbangan beam
balance yang diletakkan pada permukaan datar dan keras serta kalibrasi
secara teratur. Apabila akan dilakukan pemantauan terhadap perubahan
berat badan,maka sebaiknya penimbangan dilakukan pada waktu yang
sama setiap harinya karena makanan,minuman,kondisi kandungan
kemih,bahkan gerakan usus dapat mempengaruhi hasil pembacaan.
Setelah dilakukan pengukuran berat badan,perlu dinilai apakah individu
tersebut termasuk dalam batas normal atau apakah terlalu kurus/gemuk.
Untuk mengetahui hal tersebut,perlu dilakukan pembandingan antara
berat badan dan tinggi badan
b. Tinggi Badan
Pengukuran tinggi badan lebih sulit dibandingkan pengukuran berat
badan. Untuk anak-anak dan dewasa harus berdiri pada lantai yang datar
serta dibutuhkan dinding yang rata. Subjek harus berdiri tegak dengan
bagian belakang kepala,bahu,dan bokong menyentuh dinding: tumit
datar dan dirapatkan;bahu rileks,lengan disamping tubuh. Kepala dalam
posisi tegak dan pandangan lurus kedepan serta batas mata sebelah
bawah dalam posisi sejajar dengan meatus akustikus eksternal
Pembacaan hasil sebaiknya dilakukan oleh dua orang untuk
memperoleh hasil yang akurat. Terdapat variasi sirkadian pada tinggi
badan seseorang dimana pada hari biasanya kebih tinggi 1-2 cm
sedangkan pada siang hari diskus intervertebra mengalami kompresi.

Parameter angka kecukupan gizi bagi orang indonesia (peraturan nomor


75 tahun 2013)
KELOMPOK UMUR BB (KG) TB(CM)

Bayi/Anak
0-6 bulan 6 61
7-11 bulan 9 71
1-3 tahun 13 91
4-6 tahun 19 112
7-9 tahun 27 130
Laki-laki
10-12 tahun 34 142
13-15 tahun 46 158
16-18 tahun 56 165
19-29 tahun 60 168
30-49 tahun 62 168
50-64 tahun 62 168
65-80 tahun 60 168
80+ tahun 58 168
Perempuan
10-12 tahun 36 145
13-15 tahun 46 155
16-18 tahun 50 158
19-29 tahun 54 159
30-49 tahun 55 159
50-64 tahun 55 159
65-80 tahun 54 159
80+ tahun 52 159

Pengukuran status gizi yang digunakan menurut WHO – NCSH


Istilah status gizi
1. BB/U :
Gizi lebih >2.0 SD baku WHO –NCHS
Gizi baik -2.0 s.d +2.0 SD
Gizi kurang < - 2.0 SD
Gizi buruk < -3.0 SD
2. TB/U
Normal >= -2.0 SD baku WHO-NCHS
Pendek (stunted) < -2.0 SD

C. Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarke


Berdasarkan hasil penelitian didapat hasil bahwa status gizi
berpengaruh terhadap usia menarche,ini terbukti dari penelitian yaitu status
gizi normal lebih banyak terjadi pada siswi yang mengenal menarche pada
usia normal. Hasil analisis uji statistik chi-square didapatkan status gizi baik
berpeluang 4 kali menarche pada usia normal dibandingkan siswi dengan
status gizi buruk.
Hasil penelitian ini memiliki hasil yang sama yang menyatakan
bahwa ada hubungan status gizi dengan usia menarche pada Siswi Sekolah
Dasar kelas 4,5,6 di Sekolah Dasar Negeri Grabahan Kecamatan Karang
rejo Kabupaten Mangetan dengan tingkat keeratan hubungan kuat
ditunjukkan dengan contigency coefficient 0,618.(Sumini,2014)
Nutrisi sangat mempengaruhi kematangan seksual remaja,remaja
putri yang mendapatkan menarche lebih dini cenderung lebih berat dan
lebih tinggi dibandingkan dengan remaja putri lain yang belum menarche
walaupun usianya sama. Menurut Depkes RI dalam Waryono (2010) pada
remaja banyak hal yang dapat mempengaruhi menarche antara lain
perubahan hormon yang dapat mempengaruhi kematangan sel dan asupan
gizi yang dikonsumsi saat datangnya menarche. Suatu hal yang dapat
mempengaruhi pembentukan hormon adalah asupan gizi,dengan asupan
gizi yang baik dapat mempercepat pembentukan hormon-hormon yang
mempengaruhi datangnya menarche.

Remaja yang mengalami menarche merupakan suatu tanda bahwa


perempuan tersebut telah mengalami pubertas. Peristiwa yang paling penting
pada usia remaja adalah pubertas muncul dan berkembang pada rentang usia
yang berbeda menurut jenis kelaminnya. Sangat sulit untuk membuat kategori
pubertas secara kronologis karena itu untuk mendapatkan pola individu yang
konsisten digunakan istilah tingkat perkembangan pubertas tanpa melihat usia.
Tingkat perkembangan pubertas dibagi dalam tingkat awal, menengah dan lanjut.
Gambaran perkembangan remaja memperlihatkan hubungan yang lebih erat
dengan tingkat perkembangan pubertas atau tingkat maturitas kelamin (TMK).
Tabel TMK yang sering digunakan adalah tabel Tanner yaitu :
TMK Rambut Pubis Buah Dada
1. Pra remaja Praremaja
2. Jarang,berpigmen sedikit,lurus Menonjol seperti buki
atas medial labia kecil,areola melebar
3. Lebih hitam,mulai ikal,jumlah Mammae dan areola
bertambah membesar,tidak ada kontur
pemisah
4. Kasar,kering,banyak tapi Areola dan papila membentuk
belum sebanyak dewasa bulat kedua
5. Bentuk segitiga seperti pada Matang,papila menonjol,areola
perempuan dewasa tersebar sebagai bagian kontur buah
sampai medial paha dada.

Anda mungkin juga menyukai